SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tradisi Bakar Batu
Disebut "bakar batu" karena masyarakat Papua memasak menggunakan batu yang
terlebih dahulu dibakar. Bakar batu merupakan sebuah tradisi budaya nenek moyang
maasyarakat Papua dan diwariskan hingga kini. Bakar batu dari bahasa lani biasa disebut
dengan “lago lakwi“ yang artinya membakar atau memasak segala jenis makanan
menggunakan batu, bukan menggunakan kompor atau alat teknologi modern lainnya. Sesuai
dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta tersebut, suku-suku di
Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di kawasan Lembah Baliem
memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu. Masyarakat Paniai menyebutnya
dengan “gapii” atau “mogo gapii”, masyarakat Wamena menyebutnya “kit oba isago”,
sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan “barapen”. Namun
tampaknya “barapen” menjadi istilah yang paling umum digunakan.
2.2 Latar Belakang Tradisi Bakar Batu
Pada zaman dahulu, nenek moyang masyarakat Papua ingin mengolah hasil kebun
dan hasil pertanian mereka, tetapi ketika akan memasak tidak ada pancinya. Maka salah
seorang bapak dengan istrinya berpikir dan mengambil batu di sungai kemudian
memasukkannya ke dalam tungku api. Ia menunggu selama beberapa menit sampai batu itu
panas dan menjadi arang. Kemudian ia membuat kolam bundaran kecil di dalam rumah, lalu
mengambil dedaunan kemudian diletakkan dedaunan tersebut di kolam bundaran kecil itu
sebagai alas. Selanjutnya, ia menyusun batu di kolam sesuai dengan ukuran kolam. Tak
ketinggalan sayuran dan umbi – umbian dimasukkan pula ke dalam kolam bundaran kecil
tersebut. Kemudian ia menutupinya dengan dedaunan sampai beberapa jam lalu di buka, dan
hasilnya lezat untuk dimakan.
Dari situ mereka mulai berkembang untuk membuat tradisi bakar batu. Semakin lama
semakin berkembang di seluruh pelosok daerah pengunungan tengah sampai kini. Walaupun
masakannya dengan dedaunan maupun umbi - umbian tetapi mereka tak bisa meninggalkan
tradisi ini, karena ini merupakan makanan khas mereka dan makanan ini pun tidak
mengandung zat kimia dan proteinnya lebih tinggi.
2.3 Makna Tradisi Bakar Batu
1. Ucapan syukur atas berkat yang melimpah.
2. Menyambut kelahiran.
3. Penghormatan terakhir atas kematian.
Upacara kematian dilakukan karena ada pihak keluarga yang ingin agar duduk dan makan
bersama dengan saudara-saudaranya (neak nami).
4. Mengumpulkan prajurit untuk berperang.
5. Sarana memulihkan keharmonisan hidup manusia yang terganggu dendam dan
peperangan atau kematian (simbol perdamaian).
Perdamaian dilakukan pada puncak upacara yakni bakar batu. Karena mungkin ada masalah-
masalah yang belum terselesaikan, sehingga upacara bakar batu dilaksanakan dengan maksud
damai dan tidak ada dendam di kemudian hari.
6. Untuk menyambut tamu penting (gubernur, presiden) yang berkunjung ke daerah Papua.
7. Ungkapan rasa saling memaafkan di antara mereka.
8. Merayakan kemenangan dalam peperangan antar suku.
9. Merayakan pernikahan.
Sementara upacara pernikahan, bakar batu dilakukan karena ingin memberikan makan
kepada neak nami tersebut, serta ucapan syukur.
10. Meresmikan bangunan / gedung.
2.4 Tata Cara / Pelaksanaan Tradisi Bakar Batu
1. Tahap Persiapan
Prosesi acara adat ini sendiri sudah dimulai sejak pagi hari dengan kepala suku yang
hanya mengenakan pakaian tradisional Papua berupa topi kepala suku dan koteka berkeliling
ke rumah-rumah mengundang para warga.
Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan
dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan sebagai berikut :
pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya ditutupi dengan kayu
bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil, dan seterusnya hingga bagian
teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis
terbakar dan batuan menjadi panas. Proses ini memakan waktu sekitar 4-5 jam. Semua ini
umumnya dikerjakan oleh kaum pria.
Menjelang siang dilakukan pemburuan hewan yang akan dijadikan persembahan dan
nantinya dinikmati bersama-sama dengan seluruh warga. Peserta pesta yang lain berkumpul
mengelilingi tempat acara, sambil menari-nari.
Hewan yang akan dijadikan hidangan haruslah dibunuh dengan cara dipanah tepat di
jantungnya. Menurut kepercayaan adat, hewan yang langsung mati pada sekali panah
menandakan ketulusan hati si pemilik acara. Jika hewan tersebut tidak langsung mati, artinya
masih ada ganjalan yang perlu diungkapkan oleh si pemilik acara. Bila dalam sekali panah
babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses. Namun bila babi tidak
langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Hewan buruan yang
sudah dibunuh ini lantas dimasukkan ke dalam sebuah liang yang tersedia.
Apabila itu adalah upacara kematian, biasanya beberapa kerabat keluarga yang
berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika tidak mereka akan membawa
bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng, garam, gula, kopi, dan ikan asin.
Tak lupa, ketika mengucapkan belasungkawa masing-masing harus berpelukan erat dan
berciuman pipi.
2. Tahap Memasak
Untuk mempersiapkan hidangan ini, warga menggali tanah dengan diameter minimal
dua meter dan kedalaman kurang lebih 50cm hingga satu meter hingga menyerupai wajan,
lalu di atasnya diletakkan batu-batu yang tadi sudah dipanaskan. Di atas batu-batu panas itu
diletakkan berhelai-helai daun pisang dengan menggunakan jepit kayu khusus, yang disebut
apando, yang nantinya berfungsi sebagai alas memasak. Baru setelah itu dimasukkanlah
sayur-mayur berupa iprika atau daun hipere, tirubug (daun singkong), kopae (daun
pepaya), nahampun (labu parang), dan towabug atau hopak (jagung); ubi-ubian (hipere) serta
daging-daging hewan utuh seperti ayam dan/atau babi (wam) ; bumbu masak yang digunakan
hanyalah garam. Babi biasanya dibelah mulai dari bagian bawah leher hingga selangkang
kaki belakang. Seluruh isi perut babi dikeluarkan menyisakan daging dan lemak tebal yang
menempel di kulit. kadang masakan itu akan ditambah dengan potongan barugum (buah).
Setelah bahan masakan dimasukkan, lalu ditutupi lagi dengan daun-daun pisang dan
batu-batu panas kemudian ditaburi tanah sebagai penahan agar uap panas dari batu tidak
menguap. Proses memasak semua bahan makanan ini memakan waktu setidaknya 2 jam.
Sewaktu menunggu makanan masak acara selanjutnya adalah seromonial berupa kata
sambutan dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat,tokoh gereja dan juga nyanyi-nyanyian
pujian yang dibawakan oleh masyarakat.
Setelah matang, makanan akan dihamparkan di atas rerumputan kemudian diberi sari
dari buah merah, buah khas Papua. Buah itu diremas-remas hingga keluar pastanya. Pasta
dari buah merah dituangkan di atas daging babi dan sayuran yang ditambah dengan penyedap
rasa dan garam.
3. Tahap Makan Bersama
Sembari menunggu hidangan matang, para undangan yang berdatangan akan duduk
secara berkelompok. Sebagian dari mereka yang datang menggunakan baju adat seperti sali
(rok rumbai-rumbai jerami untuk wanita khas Papua) dan menghias tubuh dan muka mereka
dengan make-up yang terbuat dari campuran pinang, sirih dan kapur. Gundukan batu mulai
dibongkar. Daging babi, ubi dan sayuran yang sudah matang itu siap dihidangkan. Tujuh
suku, Kamoro - Amungme - Dani - Ekari, Mee - Damal - Nduga dan Moni, duduk secara
berkelompok, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Inilah acara makan bersama sebagai
puncak acara pesta bakar batu. Ketika hidangan matang, para ibu akan membagikan sayur-
mayur dan ubi-ubian kepada tiap-tiap kelompok, sementara kepala suku dan asistennya akan
mengangkat dan memotong-motong daging babi yang dimasak. Daging babi yang dimasak
harus cukup untuk setiap orang yang datang. Setelah daging-daging dipotong sejumlah
undangan yang hadir atau lebih, seorang ibu akan datang membawa noken (tas tradisional
Papua) dan memasukkan daging-daging itu ke dalam noken untuk selanjutnya membagikan
kepada kelompok-kelompok warga yang hadir. Proses memakan makanan yang telah
dimasak dimulai dengan kepala suku, kemudian anggota sukunya. Aturan lazim dalam
upacara bakar batu adalah setiap orang wajib menikmati hidangan di tempat acara dan tidak
sebaiknya membawa pulang daging tersebut.
Selesai makan biasanya mereka mengadakan acara goyang. Acara goyang diiringi
dengan musik dan lagu daerah mereka yang namanya weya rabo/ wisisi dan besek. Melalui
acara goyang ini juga dijadikan ajang mencari jodoh atau saling jatuh cinta antara pria dan
wanita.
Pesta Bakar Batu merupakan acara yang paling dinantikan warga Papua. Mereka
bahkan rela meninggalkan dan menelantarkan ladang dangan tidak bekerja selama berhari-
hari untuk mempersiapkan pesta ini. Selain itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang
dalam jumlah yang besar untuk membiayai pesta ini. Pesta ini sering dilaksanakan di
kawasan Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia.
Namun, kepastian titik lokasi dilaksanakannya ini tidak menentu. Jika sebagai upacara
kematian maupun pernikahan, pesta ini akan dilaksanakan di rumah warga yang memiliki
hajatan. Namun, bila upacara ini sebagai ucapan syukur atau simbol perdamaian biasanya
akan dilaksanakan di tengah lapangan besar. Pengunjung yang ingin menyaksikan pesta ini
tidak dipungut biaya. Namun, jika yang didatangi adalah pesta untuk upacara kematian, maka
biasanya tamu membawa buah tangan. Biasanya, Pesta Bakar Batu ini dilaksanakan di
tempat-tempat terpencil, oleh karena itu sulit untuk mendapatkan fasilitas yang memadai

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...
Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...
Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...satriyohadi
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docx
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docxRPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docx
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docxoktiaditia
 
Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatZainal Abidin
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalyahyakelariquers
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Format artikel karya ilmiah UT
Format artikel karya ilmiah UT Format artikel karya ilmiah UT
Format artikel karya ilmiah UT Sukardi Juniardi
 
Analisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaanAnalisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaanFranky L. Tobing
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Idik Saeful Bahri
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraIr. Zakaria, M.M
 
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanAsas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanswirawan
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikShelly Selviana
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah Hindu-Buddha di IndonesiaSejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah Hindu-Buddha di IndonesiaNur Anisah
 

La actualidad más candente (20)

Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...
Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...
Peraturan Gubernur 60 Th 2013 Tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa / Per...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docx
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docxRPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docx
RPS HUKUM DAN TEKNOLOGI.docx
 
Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi Advokat
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokal
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
Format artikel karya ilmiah UT
Format artikel karya ilmiah UT Format artikel karya ilmiah UT
Format artikel karya ilmiah UT
 
Analisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaanAnalisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaan
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Economic of crime
Economic of crimeEconomic of crime
Economic of crime
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
 
Makalah institusi sosial
Makalah institusi sosialMakalah institusi sosial
Makalah institusi sosial
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahanAsas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
Asas asas htn dalam uud 1945 setelah perubahan
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah Hindu-Buddha di IndonesiaSejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
 

Destacado

Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiTumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiH4llud4l
 
Kearifan lokal kabupaten nganjuk
Kearifan lokal kabupaten nganjukKearifan lokal kabupaten nganjuk
Kearifan lokal kabupaten nganjukChoi Fatma
 
Hukum & kearifan lokal
Hukum & kearifan lokalHukum & kearifan lokal
Hukum & kearifan lokalJonaedi Efendi
 
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)khoiril anwar
 
Kearifan lokal nyabuk gunung
Kearifan lokal nyabuk gunungKearifan lokal nyabuk gunung
Kearifan lokal nyabuk gunungSekar Arum
 
kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6Muhammad Irfan
 
seni ornamen dari sulawesi
seni ornamen dari sulawesiseni ornamen dari sulawesi
seni ornamen dari sulawesiSekar Arum
 
Kearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakKearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakSekar Arum
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanAnisa Salma
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamDoris Agusnita
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASSekar Lukinanti
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam Indah Pratiwie Pratiwi
 
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam PertambanganKearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam PertambanganSindy Prisila
 
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamGeografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamFarah Della
 
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaSumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaMischaelle
 

Destacado (20)

Upacara adat sekaten Dari Indonesia
Upacara adat sekaten Dari IndonesiaUpacara adat sekaten Dari Indonesia
Upacara adat sekaten Dari Indonesia
 
Pesta bakar batu
Pesta bakar batuPesta bakar batu
Pesta bakar batu
 
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiTumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
 
Kearifan lokal kabupaten nganjuk
Kearifan lokal kabupaten nganjukKearifan lokal kabupaten nganjuk
Kearifan lokal kabupaten nganjuk
 
Hukum & kearifan lokal
Hukum & kearifan lokalHukum & kearifan lokal
Hukum & kearifan lokal
 
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (Kat)
 
Bab 5 geo xi rev
Bab 5 geo xi revBab 5 geo xi rev
Bab 5 geo xi rev
 
Kearifan lokal nyabuk gunung
Kearifan lokal nyabuk gunungKearifan lokal nyabuk gunung
Kearifan lokal nyabuk gunung
 
kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6
 
seni ornamen dari sulawesi
seni ornamen dari sulawesiseni ornamen dari sulawesi
seni ornamen dari sulawesi
 
Buku kearifan lokal
Buku kearifan lokalBuku kearifan lokal
Buku kearifan lokal
 
Kearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subakKearifan lokal di indonesia subak
Kearifan lokal di indonesia subak
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam PertambanganKearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
Kearifan Pemanfaatan SDA Dalam Pertambangan
 
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamGeografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di IndonesiaSumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
Sumber Daya Alam Tiap Provinsi di Indonesia
 

Similar a TRADISI BAKAR BATU

Budaya bangka
Budaya bangkaBudaya bangka
Budaya bangkaAgustina
 
Edu...pantang larang kadazan dusun...
Edu...pantang larang kadazan dusun...Edu...pantang larang kadazan dusun...
Edu...pantang larang kadazan dusun...Devi D Hazel Eye
 
Jurnal reflektif suku kaum bajau
Jurnal reflektif suku kaum bajauJurnal reflektif suku kaum bajau
Jurnal reflektif suku kaum bajauARISAL Laupe
 
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...yunilla
 
adat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukinadat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukinrikamarsela
 
Budaya orang papua_bakar_batu
Budaya orang papua_bakar_batuBudaya orang papua_bakar_batu
Budaya orang papua_bakar_batuAlbert Giban
 
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxAdat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxRetnoParamitasari
 
Nganggung is bangka belitung island culture
Nganggung is bangka belitung island cultureNganggung is bangka belitung island culture
Nganggung is bangka belitung island cultureJanuarAlFajri
 
Present.calendar event sulsel
Present.calendar event sulselPresent.calendar event sulsel
Present.calendar event sulselyoedha pamungkas
 
Culinary of tourism copy.pptx [read-only]
Culinary of tourism   copy.pptx [read-only]Culinary of tourism   copy.pptx [read-only]
Culinary of tourism copy.pptx [read-only]Dedy Wijayanto
 
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptxChatrinaSimamora
 
Sejarah Kebudayaan Indonesia
Sejarah Kebudayaan IndonesiaSejarah Kebudayaan Indonesia
Sejarah Kebudayaan IndonesiaGemparBungur
 
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Dessy Gary
 
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belumulfazahra
 
7 tradisi di indonesia
7 tradisi di indonesia7 tradisi di indonesia
7 tradisi di indonesiaulfazahra
 
Contoh foklore
Contoh foklore Contoh foklore
Contoh foklore VJ Asenk
 
Resep kuliner aceh (Alas)
Resep kuliner aceh (Alas)Resep kuliner aceh (Alas)
Resep kuliner aceh (Alas)Makarina
 

Similar a TRADISI BAKAR BATU (20)

Budaya bangka
Budaya bangkaBudaya bangka
Budaya bangka
 
Edu...pantang larang kadazan dusun...
Edu...pantang larang kadazan dusun...Edu...pantang larang kadazan dusun...
Edu...pantang larang kadazan dusun...
 
Isbd klp 2
Isbd klp 2Isbd klp 2
Isbd klp 2
 
Jurnal reflektif suku kaum bajau
Jurnal reflektif suku kaum bajauJurnal reflektif suku kaum bajau
Jurnal reflektif suku kaum bajau
 
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...
Dengke na niarsik merupakan masakan tradisional khas batak toba yang mengandu...
 
adat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukinadat perkawinan desa warukin
adat perkawinan desa warukin
 
Budaya orang papua_bakar_batu
Budaya orang papua_bakar_batuBudaya orang papua_bakar_batu
Budaya orang papua_bakar_batu
 
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxAdat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
 
Nganggung is bangka belitung island culture
Nganggung is bangka belitung island cultureNganggung is bangka belitung island culture
Nganggung is bangka belitung island culture
 
Present.calendar event sulsel
Present.calendar event sulselPresent.calendar event sulsel
Present.calendar event sulsel
 
upacara sedekah bumi
upacara sedekah bumiupacara sedekah bumi
upacara sedekah bumi
 
Culinary of tourism copy.pptx [read-only]
Culinary of tourism   copy.pptx [read-only]Culinary of tourism   copy.pptx [read-only]
Culinary of tourism copy.pptx [read-only]
 
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
5ejarah 1ndo 5 - Copy.pptx
 
Sejarah Kebudayaan Indonesia
Sejarah Kebudayaan IndonesiaSejarah Kebudayaan Indonesia
Sejarah Kebudayaan Indonesia
 
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum
7 tradisi aneh di indonesia yang anda belum
 
7 tradisi di indonesia
7 tradisi di indonesia7 tradisi di indonesia
7 tradisi di indonesia
 
Contoh foklore
Contoh foklore Contoh foklore
Contoh foklore
 
Resep kuliner aceh (Alas)
Resep kuliner aceh (Alas)Resep kuliner aceh (Alas)
Resep kuliner aceh (Alas)
 

Último

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Último (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

TRADISI BAKAR BATU

  • 1. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tradisi Bakar Batu Disebut "bakar batu" karena masyarakat Papua memasak menggunakan batu yang terlebih dahulu dibakar. Bakar batu merupakan sebuah tradisi budaya nenek moyang maasyarakat Papua dan diwariskan hingga kini. Bakar batu dari bahasa lani biasa disebut dengan “lago lakwi“ yang artinya membakar atau memasak segala jenis makanan menggunakan batu, bukan menggunakan kompor atau alat teknologi modern lainnya. Sesuai dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta tersebut, suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di kawasan Lembah Baliem memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan “gapii” atau “mogo gapii”, masyarakat Wamena menyebutnya “kit oba isago”, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan “barapen”. Namun tampaknya “barapen” menjadi istilah yang paling umum digunakan. 2.2 Latar Belakang Tradisi Bakar Batu Pada zaman dahulu, nenek moyang masyarakat Papua ingin mengolah hasil kebun dan hasil pertanian mereka, tetapi ketika akan memasak tidak ada pancinya. Maka salah seorang bapak dengan istrinya berpikir dan mengambil batu di sungai kemudian memasukkannya ke dalam tungku api. Ia menunggu selama beberapa menit sampai batu itu panas dan menjadi arang. Kemudian ia membuat kolam bundaran kecil di dalam rumah, lalu mengambil dedaunan kemudian diletakkan dedaunan tersebut di kolam bundaran kecil itu sebagai alas. Selanjutnya, ia menyusun batu di kolam sesuai dengan ukuran kolam. Tak ketinggalan sayuran dan umbi – umbian dimasukkan pula ke dalam kolam bundaran kecil tersebut. Kemudian ia menutupinya dengan dedaunan sampai beberapa jam lalu di buka, dan hasilnya lezat untuk dimakan. Dari situ mereka mulai berkembang untuk membuat tradisi bakar batu. Semakin lama semakin berkembang di seluruh pelosok daerah pengunungan tengah sampai kini. Walaupun masakannya dengan dedaunan maupun umbi - umbian tetapi mereka tak bisa meninggalkan tradisi ini, karena ini merupakan makanan khas mereka dan makanan ini pun tidak mengandung zat kimia dan proteinnya lebih tinggi. 2.3 Makna Tradisi Bakar Batu 1. Ucapan syukur atas berkat yang melimpah.
  • 2. 2. Menyambut kelahiran. 3. Penghormatan terakhir atas kematian. Upacara kematian dilakukan karena ada pihak keluarga yang ingin agar duduk dan makan bersama dengan saudara-saudaranya (neak nami). 4. Mengumpulkan prajurit untuk berperang. 5. Sarana memulihkan keharmonisan hidup manusia yang terganggu dendam dan peperangan atau kematian (simbol perdamaian). Perdamaian dilakukan pada puncak upacara yakni bakar batu. Karena mungkin ada masalah- masalah yang belum terselesaikan, sehingga upacara bakar batu dilaksanakan dengan maksud damai dan tidak ada dendam di kemudian hari. 6. Untuk menyambut tamu penting (gubernur, presiden) yang berkunjung ke daerah Papua. 7. Ungkapan rasa saling memaafkan di antara mereka. 8. Merayakan kemenangan dalam peperangan antar suku. 9. Merayakan pernikahan. Sementara upacara pernikahan, bakar batu dilakukan karena ingin memberikan makan kepada neak nami tersebut, serta ucapan syukur. 10. Meresmikan bangunan / gedung. 2.4 Tata Cara / Pelaksanaan Tradisi Bakar Batu 1. Tahap Persiapan Prosesi acara adat ini sendiri sudah dimulai sejak pagi hari dengan kepala suku yang hanya mengenakan pakaian tradisional Papua berupa topi kepala suku dan koteka berkeliling ke rumah-rumah mengundang para warga. Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan sebagai berikut : pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil, dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas. Proses ini memakan waktu sekitar 4-5 jam. Semua ini umumnya dikerjakan oleh kaum pria. Menjelang siang dilakukan pemburuan hewan yang akan dijadikan persembahan dan nantinya dinikmati bersama-sama dengan seluruh warga. Peserta pesta yang lain berkumpul mengelilingi tempat acara, sambil menari-nari. Hewan yang akan dijadikan hidangan haruslah dibunuh dengan cara dipanah tepat di jantungnya. Menurut kepercayaan adat, hewan yang langsung mati pada sekali panah menandakan ketulusan hati si pemilik acara. Jika hewan tersebut tidak langsung mati, artinya masih ada ganjalan yang perlu diungkapkan oleh si pemilik acara. Bila dalam sekali panah babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses. Namun bila babi tidak
  • 3. langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Hewan buruan yang sudah dibunuh ini lantas dimasukkan ke dalam sebuah liang yang tersedia. Apabila itu adalah upacara kematian, biasanya beberapa kerabat keluarga yang berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika tidak mereka akan membawa bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng, garam, gula, kopi, dan ikan asin. Tak lupa, ketika mengucapkan belasungkawa masing-masing harus berpelukan erat dan berciuman pipi. 2. Tahap Memasak Untuk mempersiapkan hidangan ini, warga menggali tanah dengan diameter minimal dua meter dan kedalaman kurang lebih 50cm hingga satu meter hingga menyerupai wajan, lalu di atasnya diletakkan batu-batu yang tadi sudah dipanaskan. Di atas batu-batu panas itu diletakkan berhelai-helai daun pisang dengan menggunakan jepit kayu khusus, yang disebut apando, yang nantinya berfungsi sebagai alas memasak. Baru setelah itu dimasukkanlah sayur-mayur berupa iprika atau daun hipere, tirubug (daun singkong), kopae (daun pepaya), nahampun (labu parang), dan towabug atau hopak (jagung); ubi-ubian (hipere) serta daging-daging hewan utuh seperti ayam dan/atau babi (wam) ; bumbu masak yang digunakan hanyalah garam. Babi biasanya dibelah mulai dari bagian bawah leher hingga selangkang kaki belakang. Seluruh isi perut babi dikeluarkan menyisakan daging dan lemak tebal yang menempel di kulit. kadang masakan itu akan ditambah dengan potongan barugum (buah). Setelah bahan masakan dimasukkan, lalu ditutupi lagi dengan daun-daun pisang dan batu-batu panas kemudian ditaburi tanah sebagai penahan agar uap panas dari batu tidak menguap. Proses memasak semua bahan makanan ini memakan waktu setidaknya 2 jam. Sewaktu menunggu makanan masak acara selanjutnya adalah seromonial berupa kata sambutan dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat,tokoh gereja dan juga nyanyi-nyanyian pujian yang dibawakan oleh masyarakat. Setelah matang, makanan akan dihamparkan di atas rerumputan kemudian diberi sari dari buah merah, buah khas Papua. Buah itu diremas-remas hingga keluar pastanya. Pasta dari buah merah dituangkan di atas daging babi dan sayuran yang ditambah dengan penyedap rasa dan garam. 3. Tahap Makan Bersama Sembari menunggu hidangan matang, para undangan yang berdatangan akan duduk secara berkelompok. Sebagian dari mereka yang datang menggunakan baju adat seperti sali (rok rumbai-rumbai jerami untuk wanita khas Papua) dan menghias tubuh dan muka mereka
  • 4. dengan make-up yang terbuat dari campuran pinang, sirih dan kapur. Gundukan batu mulai dibongkar. Daging babi, ubi dan sayuran yang sudah matang itu siap dihidangkan. Tujuh suku, Kamoro - Amungme - Dani - Ekari, Mee - Damal - Nduga dan Moni, duduk secara berkelompok, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Inilah acara makan bersama sebagai puncak acara pesta bakar batu. Ketika hidangan matang, para ibu akan membagikan sayur- mayur dan ubi-ubian kepada tiap-tiap kelompok, sementara kepala suku dan asistennya akan mengangkat dan memotong-motong daging babi yang dimasak. Daging babi yang dimasak harus cukup untuk setiap orang yang datang. Setelah daging-daging dipotong sejumlah undangan yang hadir atau lebih, seorang ibu akan datang membawa noken (tas tradisional Papua) dan memasukkan daging-daging itu ke dalam noken untuk selanjutnya membagikan kepada kelompok-kelompok warga yang hadir. Proses memakan makanan yang telah dimasak dimulai dengan kepala suku, kemudian anggota sukunya. Aturan lazim dalam upacara bakar batu adalah setiap orang wajib menikmati hidangan di tempat acara dan tidak sebaiknya membawa pulang daging tersebut. Selesai makan biasanya mereka mengadakan acara goyang. Acara goyang diiringi dengan musik dan lagu daerah mereka yang namanya weya rabo/ wisisi dan besek. Melalui acara goyang ini juga dijadikan ajang mencari jodoh atau saling jatuh cinta antara pria dan wanita. Pesta Bakar Batu merupakan acara yang paling dinantikan warga Papua. Mereka bahkan rela meninggalkan dan menelantarkan ladang dangan tidak bekerja selama berhari- hari untuk mempersiapkan pesta ini. Selain itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk membiayai pesta ini. Pesta ini sering dilaksanakan di kawasan Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia. Namun, kepastian titik lokasi dilaksanakannya ini tidak menentu. Jika sebagai upacara kematian maupun pernikahan, pesta ini akan dilaksanakan di rumah warga yang memiliki hajatan. Namun, bila upacara ini sebagai ucapan syukur atau simbol perdamaian biasanya akan dilaksanakan di tengah lapangan besar. Pengunjung yang ingin menyaksikan pesta ini tidak dipungut biaya. Namun, jika yang didatangi adalah pesta untuk upacara kematian, maka biasanya tamu membawa buah tangan. Biasanya, Pesta Bakar Batu ini dilaksanakan di tempat-tempat terpencil, oleh karena itu sulit untuk mendapatkan fasilitas yang memadai