SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Psikologi kognitif dikatakan sebagai
perpaduan antara psikologi gestalt dan
behaviorisme.
 Arti dari kata kognisi (cognition) itu sendiri
sebetulnya tidak pengertian secara umum,
namun kesadaran tetap yang dipelajari dalam
psikologi kognitif adalah berbagai hal seperti
sikap, ide, harapan dan sebagainya. Dengan
perkataan lain psikologi kognitif mempelajari
bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh
indra dan diproses dalam jiwa seseorang
sebelum diendapkan dalam kesadaran atau
diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.







Perkembangan psikologi kognitif berawal dari
hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena
kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II.
Di Amerika Serikat, dari universitas-universitas
tempatnya ia bekerja di Iowa dan
Massachussets, Lewin menyebarkan teori-teori
Psikologi Gestalt yang telah dikembangkannya
menjadi Teori Lapangan. Mula-mula ia tertarik
pada paham Gestalt tetapi kemudian ia
mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya
tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan cara
pendekatan Aristotelian yang mementingkan
struktur dan isi gejala-gejala kejiwaan.
Lewin lebih cenderung kepada cara pendekatan
yang Galilean yaitu yang mementingkan fungsi
kejiwaan.






Teori lapangan yang dikemukankan oleh Lewin itu sendiri
adalah teori yang membahas proses psikologi yang
terjadi dalam diri seseorang.
Dengan perkataan lain teori lapangan mempelajari unsur
O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan
bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan
mencari hubungan Antara B (behavior atau tingkah laku)
dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwaperistiwa yang mendahului).
Hubungan S-R dalam teori Thorndike, menurut Tolman
perlu dijadikan hubungan S-O-R dalam hubungan S-O-R
inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat
tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat
yang pada waktu itu didominasi oleh Behaviorisme,
untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.
Psikologi kognitif
═ Mempelajari cara manusia
menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, menging
at dan berpikir tentang suatu informasi.
═ Membahas mengenai pemrosesan informasi. Bagaimana
cara kita memperoleh informasi mengenai dunia dan
bagaimana pemerosesannya, bagaimana cara informasi
itu disimpan dan di proses oleh otak, bagaimana
informasi itu disampaikan dengan struktur penyusunan
bahasa, dan proses-proses tersebut ditampilkan dengan
sebuah prilaku yang dapat diamati dan juga yang tidak
dapat diamati.
═ Mencakup keseluruhan proses psikologis dari sensasi ke
persepsi, pengenalan
pola, atensi, kesadaran, belajar, memori, formasi
konsep, berpikir, imajinasi, bahasa, kecerdasan, emosi,
dan bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah
sepanjang hidup (terkait perkembangan manusia) dan
bersilangan dengan berbagai bidang prilaku.





metafora = definisi dalam psikologi kognitif
(menjelaskan proses-proses kognitif)
Cara aktif yang dilakukan dapat berupa mencari
pengalaman baru, memecahkan suatu masalah,
mencari informasi, mencermati lingkungan,
mempratekkan, mengabaikan respon-respon guna
mencapai tujuan.
teori yang sangat berkaitan erat dengan teori
kognitif adalah teori pemrosesan informasi karena
menurut teori ini setelah proses pembelajaran ada
proses pengolahan informasi di dalam otak manusia
yang dimulai dari pengamatan seseorang terhadap
informasi yang berada di lingkungannya, kemudian
informasi tersebut diterima oleh reseptor-reseptor
yang berupa simbol-simbol yang kemudian diteruskan
pada registor pengindraan yang terdapat pada
syaraf pusat.
Teori kognitif tidak mempelajari proses
yang terjadi dalam alam bawah sadar
dan ketidaksadaran.
 Psikologi kognitif agak sulit dibedakan,
terutama dalam aspek metodologinya.
Behaviorisme tidak menyetujui metode
introspeksi, tetapi untuk mendapatkan
data, psikologi behaviorisme dalam
eksperimennya tetap bertanya kepada
Orang Percobaan ‘OP’ dan jawaban
‘OP’ dicatat sebagai data.









Misalnya „OP‟ diminta membaca sesuatu dan
pemimpin percobaan „PP‟ bertanya: “Apa yang
Anda baca?” , „OP‟menjawab misalnya “Tulisan itu
berbunyi ZRT”.
Jawaban „OP‟ oleh kaum behaviorisme dinamakan
respons verbal, akan tetapi oleh penganut
psikologi kognitif dinamakan introspeksi.
introspeksi dalam psikologi kognitif terbatas
pada apa yang diindrakan atau dirasakan oleh „OP‟
secara langsung dan spontan
introspeksi dalam aliran struktualisme
mengandung pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab secara lebih mendalam dan untuk
menjawab „OP‟ perlu memiliki pengalaman dan
kemampuan tertentu. Disinilah letak
subjektivitias introspeksi model struktualisme.
Perbedaan antara psikologi kognitif dan
psikologi behaviorisme antara lain:
Psikologi Behaviorisme
· Berkaitan dengan kondisioning
dan proses belajar.

· Mempelajari perilaku yang nyata
(overt)

Psikologi Kognitif
· Lebih banyak mempelajari
pembentukan konsep, proses,
berpikir dan membangun
pengetahuan.
· Membicarakan konsep-konsep
mentalistik yaitu proses kejiwaan
yang tidak selalu nampak dari luar.

· Lebih mementingkan tingkah laku
molekular (tingkah laku refleks)

· Lebih mementingkan tingkah laku
molar (tingkah laku keseluruhan)

· Mementingkan faktor kebutuhan
pemuasan kebutuhan.

· Berpendapat bahwa tanpa ada
kebutuhnan-kebutuhan tertentu,
proses belajar dapat tetap terjadi.
Psikologi kognitif menaruh perhatian atas
pertanyaan-pertanyaan yang menunjuk pada
cakupan psikologi kognitif antara lain:
1. Bagaimana kita memperoleh,
mentransformasikan, merepresentasikan,
menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu
pengetahuan/informasi.
2. Bagaimana pengetahuan/informasi tersebut
merebut perhatian kita.
3. Bagaimana kita merespon
pengetahuan/informasi yang kita
terima.Kognisi merupakan proses internal
yang tidak nampak.
Pengetahuan (teori-teori/model-model) yang
dikembangkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dibangun atas dasar
asumsi-asumsi tertentu.
Asumsi-asumsi dan Topik-topik dalam Psikologi Kognitif
ASUMSI

TOPIK DALAM PSIKOGNITIF

Kemampuan untuk mendeteksi dan

Deteksisinyal-sinyal penginderaan dan neuro-

menginterpretasi stimulus penginderaan

science.

(sensory)
Kecenderungan untuk memusatkan pada

Perhatian (attention).

stimulus penginderaan tertentu dan
mengabaikan stimulus lainnya.
Pengetahuan yang mendetail tentang

Pengetahuan (knowledge).

karakteristik fisik dari lingkungan.
Kemampuan untuk mengabstraksi bagian-

Pengenalan pola( pattern recognition).

bagian dari suatu peristiwa dan
mengintegrasikan bagian-bagian tersebut
kedalam skema yang terstruktur dengan baik,
yang memberikan arti/makna bagi
keseluruhan episode.

Kemampuan untuk memerasarti (memetik inti

Membaca dan pemrosesan informasi.

sari) dari tulisan dan kata-kata.
Kapasitas untuk menyimpan peristiwaperistiwa yang baru saja terjadi dan
mengintegrasikannya kedalam rangkaian

Short –term memory.
( library online ).
Tokoh yang tergolong paling awal dalam mengemukakan
teori-teori yang dapat digolongkan dalam aliran
Psikologi Kognitif ini adalah F. Heider. Tulisannya yang
pertama, Attitudes and Cognitive Organisation,
dipublikasikan pada tahun 1946. Setelah itu muncul
tokoh-tokoh seperti L. Festinger, C.E. Osgood, P.H.
Tannenbaum dan T.M. Newcomb.
F. Heider (Teori P-O-X): Dalam tulisannya yang telah
disebutkan, Heider mengemukakan teori yang
berpangkal pada perasaan-perasaan yang ada pada
seorang terhadap seseorang lain dan sesuatu hal yang
lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan
orang kedua. Orang pertama yang mengalami perasaan
itu diberinya lambang P (Person atau Pribadi). Orang
kedua yang berhubungan dengan P akan diberi lambang
O (Others atau orang lain), sedangkan pihak ketiga yang
bisa berupa orang, benda, situasi dan sebagainya
dilambangkan dengan X.
Dengan demikian hubungan tiga pihak itu
disebut hubungan P-O-X yang dapat
diskemakan sebagai berikut:
 Sejalan dengan prinsip-prinsip Psikologi
Gestalt, hubungan P-O-X dapat bersifat
saling memiliki (yang satu merupakan bagian
dari yang lain, sangat erat) dan saling tidak
memiliki. Hubungan yang saling memiliki
dinamakan hubungan tipe-U, sedangkan
hubungan yang tidak saling memiliki disebut
hubungan tipe bukan-U. Tipe-tipe hubungan
ini dipengaruhi oleh prinsip-prinsip persepsi
dari Psikologi Gestalt seperti kesamaan,
kedekatan, kelangsungan, set dan pengalaman
masa lalu.

Skema hubungan P-O-X:
P
O

X
Disamping itu, dengan meminjam prinsip-prinsip
psikologi lapangan Kurt Lewin, g=hubungan
P-O-X menurut Heider bisa juga bersifat positif
(menyukai, memuja, menyetujui, dan
sebagainya) atau negatif (mencela, tidak
menyetujui, tidaik menyukai dan sebagainya).
Sifat hubungan yang positif dinamakan
hubungan L(like), sedangkan hubungan yang
negatif dinamakan hubungan DL (dislike).
Berdasarkan sifat-sifat hubungan P-O-X
tersebut dapat terjadi berbagai kombinasi
hubungan P-O-X yang akibatnya terhadap kognisi
(kesadaran) P bisa tiga macam, yaitu:
1. Keadaan seimbang (balance) yang menimbulkan
rasa puas, senang dan mendorong P untuk berbuat
sesuatu untuk mempertahankan hubungan.
2. Keadaan tidak seimbang (imbalance) yang
menyebabkan timbulnya perasaan tidak senang,
tidak puas, penasaran dan sebagainya dan
menyebabkan P terdorong untuk berbuat sesuatu
untuk mengubah sifat-sifat hubungan P-O-X
sehingga mendekati keadaan yang seimbang.
3. Keadaan tidak relevan (irrelevant) yang tidak
berpengaruh apa-apa terhadap P, sehingga P
tidak terdorong untuk berbuat apa-apa.

Contoh-contoh dari ketiga keadaan
kognitif tersebut diatas adalah sebagai
berikut:
1. a.Seorang guru (P) menyukai seorang
murid (O) dan ia pun menyukai nilain
ulangan yang bagus (X). Hubungan P-O
adalah hubungan L. Demikian pula
hubungan P-X. Sedangkan nilai yang bagus
itu adalah hasil ulangan dari O. Hubungan
O-X adalah tipe U. Maka pada guru (P)
terdapat keadaan kognitif yang seimbang.
Skema hubungan P-O-X
P
O Ket: P X= +, P O= +, X O= +


X
b. Seorang guru (P) tidak menyukai seorang
murid (O) dan ia tidak menyukai nilai
ulangan yang jelek (X). Hubungan P-O
maupun P-X adalah hubungan DL.
Sedangkan nilai jelek itu adalah hasil
ulangan ulangan dari P, sehingga hubungan
nilai O-X adalah hubungan tipe U. Maka
guru P mengalami keadaan kognitif yang
seimbang.
1. Seorang guru (P) menyukai seorang
murid (O) dan ia tidak menyukai nilai
yang jelek (X). Hubungan P-O adalah
hubungan L, sedangkan hubungan P-X
adalah hubungan DL. Padahal nlai yang
jelek itu adalah hasil ulangan O,
sehingga hubungan O-X adalah tipe U.
Akibatnya timbul perasaan tidak
seimbang dalam diri P
P
O P -> X= - , P O= + , X O= +
X
2. Seorang guru (P) menyukai seorang
murid (O). Hubungsn P-O adalah
hubungan PL. Guru itu tidak menyukai
nilai ulangan yang jelek (X), sehingga
hubungan P-X adalah hubungan DL.
Tetapi nilai yang jelek itu bukan hasil
ulangan O, sehingga hubungan O-X
adalah hubungan tipe bukan U. Dalam
hal ini dalam diri P tidak akan timbul
apa-apa (relevant)
P
O
P -> X= - , P O= + , X O= X
Leon Festinger(Disonansi Kognitif)
Dalam teori Festinger, sektor-sektor dalam
lapangan kesadaran dinamakan Elemenelemen kognisi. Elemen-elemen kognisi itu
saling berhubungan satu sama lain dan
jenis hubungan itu ada tiga macam, yaitu
(1) hubuyngan yang tidak relevan, (2)
hubungan disonan, dan (3) hubungan
konsonan.
Contoh -> jika seseorang tahu bahwa setiap
musim hujan kota Jakarta kebanjiran dan ia
pun tahu bahwa di Kalimantan Timur ada
sebuah pabrik pupuk. Hubungan antara
kedua elemen kognisi itu tidak relevan
sehingga tidak timbul reaksi apa-apa pada
diri orang yang bersangkutan. (disonan)
Contoh lainnya -> kita tahu bahwa jika
seseorang berdiri di bawah hujan (elemen
pertama), maka ia akan basah (elemen
kedua). Kalau kita melihat orang karena
berdiri di bawah hujan, maka kita
merasakan sesuatu keadaan yang bisa
dimengerti sebagai akibat adanya
hubungan yang konsonan antara elemenelemen kognisi. (konsonan / tidak disonan)
Untuk mengurangi disonansi ada tiga cara yang bisa
ditempuh, yaitu:
1. Mengubah elemen tingkah laku,
misalnya: seorang gadis membeli baju yang mahal, tetapi
kawan-kawannya mencela baju itu karena mereka
anggap jelek. Gadis itu merasa disonan karena baju
mahal ternyata tidak bagus (elemen I ditolak oleh
elemen II). Reaksi gadis itu mungkin menjuak
kembali baju itu atau memberikannya pada orang
lain.
2. Mengubah elemen kognisi dari lingkungan,
misalnya: gadis tersebut di atas mencoba meyakinkan
teman-temannya bahwa baju tersebut sedang mode,
disukai oleh bontang-bintang film dan terlihat sangat
cantik.
3. Mengubah elemen kognisi baru,
misalnya mencari pendapat teman-teman lainnya yang
mendukung pendapat bahwa baju itu cantik sehingga
penyangkalan oleh elemen kedua bisa dinetralkan.

Ppt psikologi kognifif

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)
atone_lotus
 
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
toiba hutasuhut
 
Sifat umum manusia
Sifat umum manusiaSifat umum manusia
Sifat umum manusia
umitasanee
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
elmakrufi
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
elmakrufi
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
IIKCASIKIN
 

La actualidad más candente (18)

Psi. kognitif
Psi. kognitifPsi. kognitif
Psi. kognitif
 
Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)
 
Psikologi Gestalt
Psikologi GestaltPsikologi Gestalt
Psikologi Gestalt
 
Perkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi KognitifPerkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan Psikologi Kognitif
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestalt
 
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
5 teori-pembelajaran-menurut-aliran-psikologi-gestalt
 
alliran kognitif
alliran kognitifalliran kognitif
alliran kognitif
 
kurikulum dan teori belajar
kurikulum dan teori belajarkurikulum dan teori belajar
kurikulum dan teori belajar
 
Sifat umum manusia
Sifat umum manusiaSifat umum manusia
Sifat umum manusia
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umum
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Teori Gestalt
Teori GestaltTeori Gestalt
Teori Gestalt
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah pu 1
Makalah pu 1Makalah pu 1
Makalah pu 1
 

Similar a Ppt psikologi kognifif

Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
warjoyo susilo
 
02 Psikologi
02   Psikologi02   Psikologi
02 Psikologi
WanBK Leo
 
02 Psikologi
02   Psikologi02   Psikologi
02 Psikologi
WanBK Leo
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
Ancha Madrista
 

Similar a Ppt psikologi kognifif (20)

Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari FungsionalismeCabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
Cabang Psikologi Sebagai Perkembangan dari Fungsionalisme
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Orientasi Teori Kognitif
Orientasi Teori Kognitif Orientasi Teori Kognitif
Orientasi Teori Kognitif
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
 
Materi 1 psikologis komunikasi
Materi 1 psikologis komunikasiMateri 1 psikologis komunikasi
Materi 1 psikologis komunikasi
 
PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI.pptPENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI KOMUNIKASI.ppt
 
Pengantar psi
Pengantar psiPengantar psi
Pengantar psi
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Apa itu Psikologi
Apa itu PsikologiApa itu Psikologi
Apa itu Psikologi
 
Apa itu Psikologi
Apa itu PsikologiApa itu Psikologi
Apa itu Psikologi
 
Presentasi persepsi
Presentasi persepsiPresentasi persepsi
Presentasi persepsi
 
02 Psikologi
02   Psikologi02   Psikologi
02 Psikologi
 
02 Psikologi
02   Psikologi02   Psikologi
02 Psikologi
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
pengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosialpengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosial
 

Ppt psikologi kognifif

  • 1.
  • 2. Psikologi kognitif dikatakan sebagai perpaduan antara psikologi gestalt dan behaviorisme.  Arti dari kata kognisi (cognition) itu sendiri sebetulnya tidak pengertian secara umum, namun kesadaran tetap yang dipelajari dalam psikologi kognitif adalah berbagai hal seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Dengan perkataan lain psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indra dan diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. 
  • 3.    Perkembangan psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, dari universitas-universitas tempatnya ia bekerja di Iowa dan Massachussets, Lewin menyebarkan teori-teori Psikologi Gestalt yang telah dikembangkannya menjadi Teori Lapangan. Mula-mula ia tertarik pada paham Gestalt tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan cara pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala-gejala kejiwaan. Lewin lebih cenderung kepada cara pendekatan yang Galilean yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan.
  • 4.    Teori lapangan yang dikemukankan oleh Lewin itu sendiri adalah teori yang membahas proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang. Dengan perkataan lain teori lapangan mempelajari unsur O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan mencari hubungan Antara B (behavior atau tingkah laku) dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwaperistiwa yang mendahului). Hubungan S-R dalam teori Thorndike, menurut Tolman perlu dijadikan hubungan S-O-R dalam hubungan S-O-R inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat yang pada waktu itu didominasi oleh Behaviorisme, untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.
  • 5. Psikologi kognitif ═ Mempelajari cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, menging at dan berpikir tentang suatu informasi. ═ Membahas mengenai pemrosesan informasi. Bagaimana cara kita memperoleh informasi mengenai dunia dan bagaimana pemerosesannya, bagaimana cara informasi itu disimpan dan di proses oleh otak, bagaimana informasi itu disampaikan dengan struktur penyusunan bahasa, dan proses-proses tersebut ditampilkan dengan sebuah prilaku yang dapat diamati dan juga yang tidak dapat diamati. ═ Mencakup keseluruhan proses psikologis dari sensasi ke persepsi, pengenalan pola, atensi, kesadaran, belajar, memori, formasi konsep, berpikir, imajinasi, bahasa, kecerdasan, emosi, dan bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah sepanjang hidup (terkait perkembangan manusia) dan bersilangan dengan berbagai bidang prilaku.
  • 6.    metafora = definisi dalam psikologi kognitif (menjelaskan proses-proses kognitif) Cara aktif yang dilakukan dapat berupa mencari pengalaman baru, memecahkan suatu masalah, mencari informasi, mencermati lingkungan, mempratekkan, mengabaikan respon-respon guna mencapai tujuan. teori yang sangat berkaitan erat dengan teori kognitif adalah teori pemrosesan informasi karena menurut teori ini setelah proses pembelajaran ada proses pengolahan informasi di dalam otak manusia yang dimulai dari pengamatan seseorang terhadap informasi yang berada di lingkungannya, kemudian informasi tersebut diterima oleh reseptor-reseptor yang berupa simbol-simbol yang kemudian diteruskan pada registor pengindraan yang terdapat pada syaraf pusat.
  • 7. Teori kognitif tidak mempelajari proses yang terjadi dalam alam bawah sadar dan ketidaksadaran.  Psikologi kognitif agak sulit dibedakan, terutama dalam aspek metodologinya. Behaviorisme tidak menyetujui metode introspeksi, tetapi untuk mendapatkan data, psikologi behaviorisme dalam eksperimennya tetap bertanya kepada Orang Percobaan ‘OP’ dan jawaban ‘OP’ dicatat sebagai data. 
  • 8.     Misalnya „OP‟ diminta membaca sesuatu dan pemimpin percobaan „PP‟ bertanya: “Apa yang Anda baca?” , „OP‟menjawab misalnya “Tulisan itu berbunyi ZRT”. Jawaban „OP‟ oleh kaum behaviorisme dinamakan respons verbal, akan tetapi oleh penganut psikologi kognitif dinamakan introspeksi. introspeksi dalam psikologi kognitif terbatas pada apa yang diindrakan atau dirasakan oleh „OP‟ secara langsung dan spontan introspeksi dalam aliran struktualisme mengandung pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab secara lebih mendalam dan untuk menjawab „OP‟ perlu memiliki pengalaman dan kemampuan tertentu. Disinilah letak subjektivitias introspeksi model struktualisme.
  • 9. Perbedaan antara psikologi kognitif dan psikologi behaviorisme antara lain: Psikologi Behaviorisme · Berkaitan dengan kondisioning dan proses belajar. · Mempelajari perilaku yang nyata (overt) Psikologi Kognitif · Lebih banyak mempelajari pembentukan konsep, proses, berpikir dan membangun pengetahuan. · Membicarakan konsep-konsep mentalistik yaitu proses kejiwaan yang tidak selalu nampak dari luar. · Lebih mementingkan tingkah laku molekular (tingkah laku refleks) · Lebih mementingkan tingkah laku molar (tingkah laku keseluruhan) · Mementingkan faktor kebutuhan pemuasan kebutuhan. · Berpendapat bahwa tanpa ada kebutuhnan-kebutuhan tertentu, proses belajar dapat tetap terjadi.
  • 10. Psikologi kognitif menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan yang menunjuk pada cakupan psikologi kognitif antara lain: 1. Bagaimana kita memperoleh, mentransformasikan, merepresentasikan, menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu pengetahuan/informasi. 2. Bagaimana pengetahuan/informasi tersebut merebut perhatian kita. 3. Bagaimana kita merespon pengetahuan/informasi yang kita terima.Kognisi merupakan proses internal yang tidak nampak. Pengetahuan (teori-teori/model-model) yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dibangun atas dasar asumsi-asumsi tertentu.
  • 11. Asumsi-asumsi dan Topik-topik dalam Psikologi Kognitif ASUMSI TOPIK DALAM PSIKOGNITIF Kemampuan untuk mendeteksi dan Deteksisinyal-sinyal penginderaan dan neuro- menginterpretasi stimulus penginderaan science. (sensory) Kecenderungan untuk memusatkan pada Perhatian (attention). stimulus penginderaan tertentu dan mengabaikan stimulus lainnya. Pengetahuan yang mendetail tentang Pengetahuan (knowledge). karakteristik fisik dari lingkungan. Kemampuan untuk mengabstraksi bagian- Pengenalan pola( pattern recognition). bagian dari suatu peristiwa dan mengintegrasikan bagian-bagian tersebut kedalam skema yang terstruktur dengan baik, yang memberikan arti/makna bagi keseluruhan episode. Kemampuan untuk memerasarti (memetik inti Membaca dan pemrosesan informasi. sari) dari tulisan dan kata-kata. Kapasitas untuk menyimpan peristiwaperistiwa yang baru saja terjadi dan mengintegrasikannya kedalam rangkaian Short –term memory. ( library online ).
  • 12. Tokoh yang tergolong paling awal dalam mengemukakan teori-teori yang dapat digolongkan dalam aliran Psikologi Kognitif ini adalah F. Heider. Tulisannya yang pertama, Attitudes and Cognitive Organisation, dipublikasikan pada tahun 1946. Setelah itu muncul tokoh-tokoh seperti L. Festinger, C.E. Osgood, P.H. Tannenbaum dan T.M. Newcomb. F. Heider (Teori P-O-X): Dalam tulisannya yang telah disebutkan, Heider mengemukakan teori yang berpangkal pada perasaan-perasaan yang ada pada seorang terhadap seseorang lain dan sesuatu hal yang lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan orang kedua. Orang pertama yang mengalami perasaan itu diberinya lambang P (Person atau Pribadi). Orang kedua yang berhubungan dengan P akan diberi lambang O (Others atau orang lain), sedangkan pihak ketiga yang bisa berupa orang, benda, situasi dan sebagainya dilambangkan dengan X.
  • 13. Dengan demikian hubungan tiga pihak itu disebut hubungan P-O-X yang dapat diskemakan sebagai berikut:  Sejalan dengan prinsip-prinsip Psikologi Gestalt, hubungan P-O-X dapat bersifat saling memiliki (yang satu merupakan bagian dari yang lain, sangat erat) dan saling tidak memiliki. Hubungan yang saling memiliki dinamakan hubungan tipe-U, sedangkan hubungan yang tidak saling memiliki disebut hubungan tipe bukan-U. Tipe-tipe hubungan ini dipengaruhi oleh prinsip-prinsip persepsi dari Psikologi Gestalt seperti kesamaan, kedekatan, kelangsungan, set dan pengalaman masa lalu. 
  • 14. Skema hubungan P-O-X: P O X Disamping itu, dengan meminjam prinsip-prinsip psikologi lapangan Kurt Lewin, g=hubungan P-O-X menurut Heider bisa juga bersifat positif (menyukai, memuja, menyetujui, dan sebagainya) atau negatif (mencela, tidak menyetujui, tidaik menyukai dan sebagainya). Sifat hubungan yang positif dinamakan hubungan L(like), sedangkan hubungan yang negatif dinamakan hubungan DL (dislike).
  • 15. Berdasarkan sifat-sifat hubungan P-O-X tersebut dapat terjadi berbagai kombinasi hubungan P-O-X yang akibatnya terhadap kognisi (kesadaran) P bisa tiga macam, yaitu: 1. Keadaan seimbang (balance) yang menimbulkan rasa puas, senang dan mendorong P untuk berbuat sesuatu untuk mempertahankan hubungan. 2. Keadaan tidak seimbang (imbalance) yang menyebabkan timbulnya perasaan tidak senang, tidak puas, penasaran dan sebagainya dan menyebabkan P terdorong untuk berbuat sesuatu untuk mengubah sifat-sifat hubungan P-O-X sehingga mendekati keadaan yang seimbang. 3. Keadaan tidak relevan (irrelevant) yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap P, sehingga P tidak terdorong untuk berbuat apa-apa. 
  • 16. Contoh-contoh dari ketiga keadaan kognitif tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. a.Seorang guru (P) menyukai seorang murid (O) dan ia pun menyukai nilain ulangan yang bagus (X). Hubungan P-O adalah hubungan L. Demikian pula hubungan P-X. Sedangkan nilai yang bagus itu adalah hasil ulangan dari O. Hubungan O-X adalah tipe U. Maka pada guru (P) terdapat keadaan kognitif yang seimbang. Skema hubungan P-O-X P O Ket: P X= +, P O= +, X O= +  X
  • 17. b. Seorang guru (P) tidak menyukai seorang murid (O) dan ia tidak menyukai nilai ulangan yang jelek (X). Hubungan P-O maupun P-X adalah hubungan DL. Sedangkan nilai jelek itu adalah hasil ulangan ulangan dari P, sehingga hubungan nilai O-X adalah hubungan tipe U. Maka guru P mengalami keadaan kognitif yang seimbang.
  • 18. 1. Seorang guru (P) menyukai seorang murid (O) dan ia tidak menyukai nilai yang jelek (X). Hubungan P-O adalah hubungan L, sedangkan hubungan P-X adalah hubungan DL. Padahal nlai yang jelek itu adalah hasil ulangan O, sehingga hubungan O-X adalah tipe U. Akibatnya timbul perasaan tidak seimbang dalam diri P P O P -> X= - , P O= + , X O= + X
  • 19. 2. Seorang guru (P) menyukai seorang murid (O). Hubungsn P-O adalah hubungan PL. Guru itu tidak menyukai nilai ulangan yang jelek (X), sehingga hubungan P-X adalah hubungan DL. Tetapi nilai yang jelek itu bukan hasil ulangan O, sehingga hubungan O-X adalah hubungan tipe bukan U. Dalam hal ini dalam diri P tidak akan timbul apa-apa (relevant) P O P -> X= - , P O= + , X O= X
  • 20. Leon Festinger(Disonansi Kognitif) Dalam teori Festinger, sektor-sektor dalam lapangan kesadaran dinamakan Elemenelemen kognisi. Elemen-elemen kognisi itu saling berhubungan satu sama lain dan jenis hubungan itu ada tiga macam, yaitu (1) hubuyngan yang tidak relevan, (2) hubungan disonan, dan (3) hubungan konsonan. Contoh -> jika seseorang tahu bahwa setiap musim hujan kota Jakarta kebanjiran dan ia pun tahu bahwa di Kalimantan Timur ada sebuah pabrik pupuk. Hubungan antara kedua elemen kognisi itu tidak relevan sehingga tidak timbul reaksi apa-apa pada diri orang yang bersangkutan. (disonan)
  • 21. Contoh lainnya -> kita tahu bahwa jika seseorang berdiri di bawah hujan (elemen pertama), maka ia akan basah (elemen kedua). Kalau kita melihat orang karena berdiri di bawah hujan, maka kita merasakan sesuatu keadaan yang bisa dimengerti sebagai akibat adanya hubungan yang konsonan antara elemenelemen kognisi. (konsonan / tidak disonan)
  • 22. Untuk mengurangi disonansi ada tiga cara yang bisa ditempuh, yaitu: 1. Mengubah elemen tingkah laku, misalnya: seorang gadis membeli baju yang mahal, tetapi kawan-kawannya mencela baju itu karena mereka anggap jelek. Gadis itu merasa disonan karena baju mahal ternyata tidak bagus (elemen I ditolak oleh elemen II). Reaksi gadis itu mungkin menjuak kembali baju itu atau memberikannya pada orang lain. 2. Mengubah elemen kognisi dari lingkungan, misalnya: gadis tersebut di atas mencoba meyakinkan teman-temannya bahwa baju tersebut sedang mode, disukai oleh bontang-bintang film dan terlihat sangat cantik. 3. Mengubah elemen kognisi baru, misalnya mencari pendapat teman-teman lainnya yang mendukung pendapat bahwa baju itu cantik sehingga penyangkalan oleh elemen kedua bisa dinetralkan. 