Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) penelitian dilakukan untuk mengetahui mutu induk rajungan matang telur alam, ablasi alam, dan tambak; (2) hasilnya menunjukkan induk alam memberikan kualitas telur dan larva yang lebih baik dibandingkan induk ablasi atau tambak; (3) rasio asam lemak DHA/EPA pada telur dan larva induk alam lebih rendah namun menyebabkan sintasan larva lebih ting
APLIKASI PENYUNTIKAN HORMON SEROTONIN (5-HT) TERHADAP PEMATANGAN GONAD INDU...
MUTU INDUK RAJUNGAN
1. PERBANDINGAN MUTU INDUK RAJUNGAN MATANG TELUR ALAM
DENGAN INDUK ABLASI ASAL ALAM DAN TAMBAK :
LANGKAH AWAL MEMPERBAIKI MUTU INDUK ABLASI
Oleh:
Lisa Ruliaty, Anindiastuti, Maskur Mardjono dan Nur Hamid
ABSTRAK
Perekayasaan ini dilakukan untuk mengetahui mutu induk matang telur asal alam, induk
ablasi alam dan induk ablasi asal tambak dengan mendapatkan informasi tentang :(1).
Penampilan reproduksi (2). Kualitas larva dan (3) Kandungan asam lemak dan Proximat telur dari
berbagai tingkatan dan larva yang baru menetas.
Selama 60 hari pemeliharaan, didapatkan bahwa induk bertelur asal alam memberikan
performen lebih baik bila dibandingkan dengan induk rajungan bertelur ablasi maupun induk asal
tambak. Ditandai dengan lebih baiknya nilai induk berhasil matang gonad, fekunditas, daya tetas
telur maupun persentase larva fototaksis. Dari 13 kali pemeliharaan didapatkan bahwa kualitas
larva induk alam memberikan nilai yang lebih baik pada sintasan benih Crab 5 bila dibandingkan
larva dari induk ablasi maupun induk tambak. Sedangkan dari 9 kali pemeliharaan larva induk
ablasi masih didapatkan benih Crab 5 walaupun dengan sintasan yang rendah dan dari larva
tambak tidak dilakukan pemeliharaan karena persentase larva sehat (fototaksis) <40% sebagai
syarat dari seleksi larva untuk pembenihan rajungan (Tabel 1).
Tabel 1. Penampilan reproduksi, Kualitas larva dan Rasio DHA/EPA telur dan larva dari induk
matang telur asal alam, induk ablasi alam dan induk ablasi asal tambak.
No. Parameter Asal Induk Rajungan
Alam Ablasi Tambak
1. Berhasil matang gonad (%) 53,3 50 82,6
2. Kelulushidupan induk hingga akhir (%) 86,7 75 50
3. Fekunditas (butir) 683.042 403.577 445.462
4. Daya tetas telur (%) 88 74 77,9
5. Fototaksis larva (%) 96 67 15,5
6. Sintasan benih Crab 5 (%) 3,20 0,11 -
7. Rasio DHA/EPA pada telur 0,82 1,58 1,59
8. Rasio DHA/EPA pada Larva 0,69 0,98 0,82
Untuk nilai Rasio DHA/EPA pada telur maupun larva dari induk rajungan asal alam lebih
rendah dibandingkan induk rajungan ablasi maupun asal tambak. Artinya bahwa EPA lebih besar
nilainya dibandingkan DHA pada telur maupun larva dari induk alam. Hal ini yang menyebabkan
sintasan benih hingga Crab 5 dari larva induk alam lebih baik bila dibandingkan dengan sintasan
benih dari induk ablasi asal alam maupun tambak. Diketahui bahwa EPA lebih superior
pengaruhnya dibandingkan dengan DHA dimana DHA berfungsi untuk memperbaiki
pertumbuhan sedangkan EPA efektif untuk kelangsungan hidup (Kanazawa et al dalam Furita et
al, 1996).
Kata Kunci : Mutu induk, Matang telur.