1. Akmad Akhsin Nasrudin (113224026)
Dina Mila Tika Syahra (113224028)
Lia Rahmawati (113224019)
Iffatul Afifah (113224205)
Novi Suryani (113224029)
Siti Sakinah Sukmawati (11322214))
3. Perubahan fase adalah perubahan
dari wujud yang satu ke wujud yang
lain disertai penyerapan panas atau
pelepasan panas(kalor), dan biasanya
juga di ikuti perubahan volume
4. Perubahan Fase
Perubahan dari fase cair ke gas disebut menguap
Perubahan dari fase gas ke cair disebut mengembun
Perubahan dari fase gas ke padat disebut menyublium
Perubahan dari fase padat ke gas disebut melenyap
Perubahan dari fase padat ke cair di sebut melebur
Perubahan dari fase cair ke padat disebut membeku
6. Keadaan suatu benda secara umum sangat bergantung pada
temperatur benda tersebut.benda dapat berada dalam fase padat, cair
atau gas
jika temperatur tinggi dan tekanan rendah, maka zat berada pada fase
gas
jika temperatur rendah dan tekanan tinggi, gas berubah menjadi fase
cair atau padat.
Pada tingkat padat, akan selalu di anggap partikel-partikel didalamnya
teratur dengan amat tertib. Partikel- partikel itu bergetar disekitar titik
kesetimbangan masing-masing, tetapi tidak ada yang berpindah.
Dalam zat cair akan selalu di anggap partikel-partikel zat cair mudah
berpindah-pindah.tempat partikel tidak teratur,tetapi rata-rata jarak
antara partikel dalam zat cair sama dengan jarak antar partikel zat
padat.
Pada tingkat gas, partikel-partikel nya senantiasa bergerak ke semua
arah.jarak antar partikel sangat besar.Gaya antar partikel gas amat
lemah, kecuali ketika partikel bertubrukan.
8. Awalnya suhu benda dapat dinaikkan sampai suhu leburnya TL=-42
dengan menambahkan panas Q1, setelah mencapai suhu TL=0 terus
ditambahkan Q2 sehingga benda melebur pada suhu TL=100. Setelah
benda berubah wujud menjadi air kemudian dinaikkan suhunya hingga
mencapai suhu dimana benda mulai menguap(Tu) dengan menambahkan
panas Q3. Pada kondisi ini te tap ditambahkan panas Q4 sehingga benda
akan berubah wujud menjadi uap pada suhu Tu
setelah kondisi uap di capai, kemudian suhu dinaikkan sampai mencpai
kondisi yang di minta(T2=120) dengan menambahkan panas Q5.
Perhatikan skema
perubahan fase disamping
9. 1.Digunakan untuk menghitung energi pada fase kenaikan suhu
Q = M. C. Δ T
ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
Δ T = Perubahan Suhu ( C )
Kalor Jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk
menentukan besar kalor jenis adalah Kalorimeter.
2.Digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan
wujud
Q = M. L
ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )
10. Kalor Lebur dan Kalor Uap
Kuantitas panas atau jumlah panas persatuan
massa yang harus diberikan kepada suatu bahan
pada titik leburnya supaya menjadi zat cair
seluruhnya pada suhu titik lebur ini, disebut panas
peleburan atau kalor lebur
Kuantitas panas atau jumlah panas persatuan
massa yang harus diberikan kepada suatu bahan
pada titik didihnya agar dengan sempurna dapat
menjadi gas seluruhnya pada suhu titik didih tsb,
disebut panas penguapan atau kalor uap bahan
yang bersangkutan