2. Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok:
Dua individu atau lebih,
yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang
bergabung untuk
mencapai tujuan tertentu.
4. Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok Formal:
Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan
oleh struktur organisasi.
Kelompok Informal:
Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun
secara organisasional; timbul sebagai respon
terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
5. Subklasifikasi Kelompok
Kelompok Formal
Kelompok Komando
Kelompok yang terdiri atas
individu-individu yang
melaporkan secara
langsung kepada seorang
manajer.
Kelompok Tugas
Mereka yang bekerja
bersama untuk
menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Kelompok Informal
Kelompok Kepentingan
Mereka yang bekerja
bersama untuk mencapai
tujuan dengan kepentingan
masing-masing
Kelompok Persahabatan
Mereka yang berkumpul
bersama karena memiliki
satu atau lebih persamaan
karakteristik.
7. Tahap Perkembangan Kelompok
Model Lima Tahap
(Five Stage Group Development Model)
Model Alternatif --> Model Ekuilibrium Tersebar
(Punctuated Equilibrium Model)
9. Lima Tahap Perkembangan
Kelompok
1. Tahap Pembentukan (Forming)
Ditandai dengan banyaknya ketidakpastian
2. Tahap Timbulnya Konflik (Storming)
Terjadi konflik di antara anggota kelompok
3. Tahap Normalisasi (Norming)
Ditandai dengan hubungan yang dekat dan kohesifan
4. Tahap Berkinerja (Performing)
Struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima
5. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan
penampilan tugas.
10. Kritik Terhadap Model Lima Tahap
Asumsi: Kelompok menjadi lebih efektif seiring kelompok
tersebut bergerak melalui empat tahap pertama.
Asumsi secara umum benar, namun apa yang membuat sebuah
kelompok efektif adalah lebih kompleks
Pada kondisi tertentu, konflik tingkat tinggi mungkin baik untuk
kinerja kelompok yang tinggi
Tahapan proses tidak selalu berurutan
Beberapa tahapan dapat berjalan secara bersamaan
Suatu kelompok terkadang mundur ke tahap sebelumnya
Mengabaikan konteks organisasional
11. Model Alternatif Perkembangan
Kelompok
Kelompok-kelompok sementara dengan tenggat
waktu tidak mengikuti Model Lima Tahap
Model Ekuilibrium Tersebar:
Transisi kelompok-kelompok sementara yang
melalui inersia dengan aktivitas—pada titik
tengah, mereka megalami peningkatan
produktivitas.
13. Model Ekuilibrium Tersebar
Urutan tindakan pada Model Ekuilibrium Tersebar
1. Penentuan arah kelompok
2. Fase pertama inersia
3. Transisi
4. Perubahan besar
5. Fase kedua inersia
6. Akselerasi aktivitas
15. Peran
Peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati
posisi tertentu dalam sebuah unit sosial.
Identitas Peran
Sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang
konsisten dengan sebuah peran.
Persepsi Peran
Pandangan seorang individu atas bagaimana ia
harus bertindak dalam situasi tertentu.
16. Peran
Ekspektasi Peran
Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana
Anda harus bertindak dalam sebuah situasi
tertentu.
Kontrak psikologis: sebuah perjanjian tidak tertulis
yang menentukan apa yang diharapkan oleh
manajemen dari karyawan dan sebaliknya.
Konflik Peran
Sebuah situasi di mana seorang individu
diharapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran
yang berlainan.
17. Eksperimen Penjara Zimbardo
Penjara bohongan dengan menggunakan
mahasiswa sebagai sukarelawan
Penugasan peran ‘penjaga’ dan ‘tahanan’
seara acak
http://www.prisonexp.org/
19. Eksperimen Penjara Zimbardo
Eksperimen harus dihentikan ketika baru
berjalan enam hari karena.
‘Penjaga’ berhasil meruntuhkan moral
‘tahanan’
‘Tahanan’ patuh
Sangat memahami peran masing-masing
Tidak ada perlawanan
20. Norma
Norma
Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam
sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota
kelompok.
Kelas Norma
Norma Kinerja
Norma Penampilan
Norma Pengaturan Sosial
Norma Alokasi Sumber Daya
22. Penelitian Hawthorne
Temuan
Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat.
Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada
perilaku individu.
Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-
masing karyawan.
Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila
dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen
kelompok, dan rasa aman.
23. Norma dan Perilaku
Konformitas
Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras
dengan norma-norma kelompok.
Kelompok Referensi
Kelompok-kelompok penting di mana individu-individu
menjadi anggota atau berharap untuk menjadi
anggotanya dan dengan norma-norma yang
kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebut.
24. Norma dan Perilaku
Penelitian Asch
Menunjukkan kekuatan
konformitas
Tingkat konformitas telah
menurun sejak penelitian Asch
Konformitas pada norma-
norma sosial lebih tinggi di
dalam kultur kolektivitas
dibandingkan di dalam kultur
individualistis.
25. Perilaku Menyimpang di Tempat
Kerja
Disebut juga perilaku antisosial atau ketidaksopanan di
tempat kerja.
Merupakan perilaku yang disengaja yang melanggar
norma-norma organisasional signifikan, dan dengan cara
melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atau
anggota-anggotanya.
26. Perilaku Menyimpang di Tempat
Kerja
Tipologi:
Produksi: pulang lebih awal, bekerja dengan lambat
secara sengaja, memboroskan sumber daya
Properti: sabotase, mencuri BMN
Politikus: favoritisme, bergosip, menyalahkan rekan kerja
Agresi Pribadi: pelecahan seksual, berkata kasar,
mencuri dari rekan kerja
27. Pengaruh Kelompok terhadap
Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang di tempat kerja kemungkinan
akan berkembang di tempat yang didukung oleh
norma-norma kelompok.
Menjadi bagian dari suatu kelompok dapat
meningkatkan perilaku menyimpang seorang individu.
Menjadi bagian dari kelompok memungkinkan individu
untuk bersembunyi – menciptakan rasa percaya diri
semu yang dapat menimbulkan perilaku yang lebih
agresif.
28. Status
Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan
secara sosial yang diberikan kepada kelompok
atau anggota kelompok orang lain
merupakan faktor penting dalam memahami
perilaku manusia.
Motivator signifikan
29. Status
Teori Karakteristik Status
Perbedaan dalam karakteristik status menciptakan
hierarki-hierarki dalam kelompok.
Status didapatkan dari salah satu dari tiga sumber:
a. Pengaruh kekuasaan seseorang terhadap orang lain
b. Kemampuan seseorang untuk berkontribusi terhadap
tujuan sebuah kelompok.
c. Karakteristik personal.
30. Efek Status
Status dan Norma
Anggota kelompok dengan status tinggi sering kali diberi
kebebasan lebih untuk menyimpang dari norma.
Anggota kelompok dengan status tinggi juga lebih mampu
untuk menolak tekanan konformitas.
Status dan Interaksi Kelompok
Orang-orang berstatus tinggi cenderung lebih tegas.
Perbedaan status menghalangi keragaman ide dan
kreativitas
31. Efek Status
Ketidaksetaraan Status
Ketika terjadi ketidaksetaraan, akan tercipta
ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis
perilaku korektif.
Status dan Kultur
Memahami siapa dan apa yang menentukan status
ketika berinteraksi dengan orang dari kultur yang
berbeda dari kultur kita.
32. Ukuran
Ukuran kelompok akan memengaruhi
perilaku.
Pengelompokan ukuran:
Dua belas atau lebih anggota merupakan
kelompok ‘besar”
Tujuh atau kurang anggota merupakan
kelompok “kecil”
33. Ukuran
Besar vs Kecil:
Atribut Kecil Besar
Kecepatan X
Kinerja Individu X
Pemecahan Masalah X
Variasi Masukan X
Penemuan Fakta X
Kinerja Keseluruhan X
34. Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok
Kemalasan Sosial (Social Loafing)
Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan
usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara
kolektif daripada ketika bekerja secara individual.
Ringelmann’s Rope Pull:
kinerja kelompok meningkat seiring dengan ukuran
kelompok, tetapi penambahan anggota baru ke
dalam kelompok tersebut mempunyai hasil yang
justru mengurangi produktivitas.
35. Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok
Kemalasan Sosial (Social Loafing)
Disebabkan oleh keyakinan bahwa orang lain di dalam
kelompok tidak memikul bagian secara adil.
Penjelasan lain adalah adanya penyebaran tanggung
jawab (free riders)
Implikasi Manajerial
Pembuatan target kinerja individu
Mencegah kemalasan sosial dengan:
Membuat tujuan kelompok
Meningkatkan kompetisi antar kelompok
Menggunakan penilaian peer atau bahkan 360 derajat
Pembagian penghargaan kelompok berdasarkan usaha
individual.
36. Kekohesifan
Tingkat di mana para anggota kelompok saling
tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk
tinggal di dalam kelompok tersebut.
Implikasi Managerial
Cara meningkatkan kekohesifan:
Membuat kelompok lebih kecil.
Mendorong kepaduan terhadap tujuan kelompok.
37. Kekohesifan
Implikasi Managerial
Cara meningkatkan kekohesifan:
Menghabiskan waktu bersama lebih banyak di antara
anggota kelompok.
Meningkatkan status kelompok dan kesulitan untuk
masuk ke dalam kelompok.
Mendorong kompetisi dengan kelompok lainnya.
Memberikan penghargaan kepada kelompok, bukan
individu.
Mengisolasi kelompok secara fisik.
39. Pengambilan Keputusan
Kelompok vs Individual
Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok:
Menghasilkan informasi dan pengetahuan
yang lebih lengkap
Menawarkan peningkatan keberagaman
pandangan
Meningkatkan penerimaan atas solusi
Umumnya lebih akurat
40. Pengambilan Keputusan
Kelompok vs Individual
Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok:
Memakan waktu lebih banyak
Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam
kelompok
Diskusi dapat didominasi oleh satu atau
beberapa anggota saja.
Adanya tanggung jawab ambigu.
41. Fenomena Pengambilan Keputusan
Kelompok
Pemikiran Kelompok
Fenomena yang menunjukkan norma konsensus
melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan
yang lebih realistis.
Pergeseran Kelompok
Perubahan risiko keputusan antara keputusan
kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh
anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang
konservatif atau lebih besar.
42. Teknik Pengambilan Keputusan
Dibuat di dalam kelomok yang berinteraksi, di
mana anggota kelompok bertatap muka dan
mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal.
Tukar Pikiran (Brainstorming)
Pembangkitan ide yang secara khusus mendorong
semua alternatif apa pun, sementara itu menahan kritik
atas alternatif-alternatif tersebut.
43. Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Nominal Kelompok
Para anggota bertemu tatap muka untuk menyatukan
penilaian mereka dengan cara sistematis tapi
independen.
Pertemuan dengan Media Elektronik
Para anggota berinteraksi dengan menggunakan
komputer.
44. Evaluasi Efektivitas Kelompok
Kriteria Efektivitas
Tipe Kelompok
Interaksi
Brain-
storming
Nominal Elektronik
Jumlah dan Kualitas Ide Rendah Sedang Tinggi Tinggi
Tekanan Sosial Tinggi Rendah Sedang Rendah
Biaya Rendah Rendah Rendah Tinggi
Kecepatan Sedang Sedang Sedang Sedang
Orientasi Tugas Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
Potensi Konflik Antar Personal
Tinggi Rendah Sedang Sedang
Komitmen untuk Solusi Tinggi N/A Sedang Sedang
Pengembangan Kekohesifan
Kelompok
Tinggi Tinggi Sedang Rendah
45. Ringkasan dan Implikasi untuk
Manajer
Kinerja
Pemahaman peran yang jelas, norma yang tepat,
perbedaan status yang kecil, jumlah kelompok yang
lebih kecil, dan kelompok yang lebih kohesif dapat
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
46. Ringkasan dan Implikasi untuk
Manajer
Kepuasan
Dapat ditingkatkan dengan:
Tingginya kesamaan persepsi terhadap pekerjaan
bawahan antara pimpinan dan bawahan.
Meminimalkan interaksi dengan individu-individu yang
mempunyai status lebih rendah daripada mereka
sendiri.
Ukuran kelompok yang lebih kecil.