SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
                        NOMOR 106 TAHUN 2007
                               TENTANG
                         LEMBAGA KEBIJAKAN
                  PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

                  DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                       PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :     a. bahwa agar pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dibiayai
                   dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran
                   Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan
                   dengan lebih efektif dan efisien serta lebih mengutamakan
                   penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat,
                   transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua pihak,
                   diperlukan perencanaan, pengembangan dan penyusunan strategi,
                   penentuan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan
                   barang/jasa Pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan
                   perkembangan lingkungan internal maupun eksternal secara
                   berkelanjutan, berkala, terpadu, terarah dan terkoordinasi;
                b. bahwa mengingat lingkup dan cakupan pengadaan barang/jasa
                   Pemerintah merupakan permasalahan lintas institusi dan lintas
                   sektor yang memiliki dampak langsung bagi pengembangan usaha
                   kecil, produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim dan dunia
                   usaha pada umumnya, maka dipandang perlu untuk dibentuk
                   Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);

Mengingat   :   1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
                   Tahun 1945;
                2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
                   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
                   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
                3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
                   Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
                   5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
                4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
                   Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Publik sebagaimana telah
                   beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
                   95 Tahun 2007;

                                MEMUTUSKAN :

Menetapkan :    PERATURAN PRESIDEN TENTANG LEMBAGA                   KEBIJAKAN
                PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH.

                                  BAB I
                       KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

                                     Pasal 1
                (1) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang
                    selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut LKPP, adalah
                    lembaga Pemerintah non departemen yang berada dibawah dan
                    bertanggung jawab kepada Presiden.
                (2) LKPP dipimpin oleh seorang Kepala.

                                     Pasal 2
                (1) LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
                    perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah.
                (2) LKPP merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang
                    mempunyai tugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan
                    pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
LKPP menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan
   dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa
   Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka
   kerjasama Pemerintah dengan badan usaha;
b. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan
   pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan
   barang/jasa Pemerintah;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;
d. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta
   pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah
   secara elektronik (electronic procurement);
e. Pemberian bimbingan teknis, advokasi dan bantuan hukum;
f. Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum di bidang
   perencanaan, penatausahaan, kepegawaian, keuangan dan
   perlengkapan serta rumah tangga.

                     Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan oleh
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.


                    BAB II
                  ORGANISASI

                Bagian Pertama
               Susunan Organisasi

                      Pasal 5
Susunan organisasi LKPP terdiri dari :
a. Kepala;
b. Sekretariat Utama;
c. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan;
d. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
   Informasi;
e. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya
   Manusia;
f. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah.

                  Bagian Kedua
                     Kepala

                     Pasal 6
Kepala adalah pimpinan LKPP.

                    Pasal 7
Kepala mempunyai tugas memimpin LKPP dalam menjalankan tugas
dan fungsi LKPP.

                 Bagian Ketiga
                Sekretariat Utama

                       Pasal 8
(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada
    di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
Pasal 9
  Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
  pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan,
  administrasi dan sumber daya di lingkungan LKPP.

                        Pasal 10
  Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
  Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi :
  a. koordinasi kegiatan di lingkungan LKPP;
  b. penyelenggaraan      pengelolaan    administrasi   umum untuk
     mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di
     lingkungan LKPP;
  c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
     lembaga terkait;
  d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP.

                    Bagian Keempat
   Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

                       Pasal 11
(1) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah unsur
    pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
    kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dipimpin oleh
    Deputi.

                      Pasal 12
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan
kebijakan pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk
pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan
badan usaha.

                          Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan
   barang/jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka
   kerjasama Pemerintah dengan badan usaha, termasuk kerjasama
   internasional yang terkait dengan pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses
   pengadaan barang/jasa Pemerintah;

                     Bagian Kelima
           Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi
          dan Pengembangan Sistem Informasi

                          Pasal 14
(1) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
    Informasi adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah
    dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem
    Informasi dipimpin oleh Deputi.

                       Pasal 15
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi mempunyai
tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan
memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa
Pemerintah tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses
perencanaan dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem
informasi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic
procurement).

                         Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian
   dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
   proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui permintaan data
   hasil pengadaan barang/jasa yang telah dan sedang berjalan kepada
   instansi Pemerintah di Pusat dan di Daerah;
c. penyiapan masukan kepada Departemen Keuangan dan Kementerian
   Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
   Pembangunan Nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan
   referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan
   dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL)
   yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
   Indonesia;
d. melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengembangan
   sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik.

                     Bagian Keenam
      Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan
                 Sumber Daya Manusia

                          Pasal 17
(1) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
    adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan
    bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
    dipimpin oleh Deputi.

                        Pasal 18
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
penyusunan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di
bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.

                         Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya
   manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
b. penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraannya
   pembinaan nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;
c. penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi
   profesi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.

                    Bagian Ketujuh
    Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

                        Pasal 20
(1) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah adalah unsur
    pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab
    kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah dipimpin oleh
    Deputi.
Pasal 21
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas
memberikan saran, pendapat, rekomendasi dalam penyelesaian sanggah
dan permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa
Pemerintah.

                         Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan
fungsi :
a. pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh
   stakeholders terkait dengan aturan/regulasi pengadaan barang/jasa
   Pemerintah;
b. pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para
   pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses
   pengadaan barang/jasa;
c. pemberian bantuan, nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola
   pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses
   pengadaan yang telah lalu;
d. pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan
   barang/jasa Pemerintah.

                     Bagian Kedelapan
                         Lain-Lain

                             Pasal 23
(1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Biro.
(2) Deputi terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
(3) Biro terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bagian, dan masing-masing
    Bagian terdiri dari paling banyak 2 (dua) Subbagian;
(4) Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat dan masing-
    masing Subdirektorat terdiri dari paling banyak 2 (dua) Seksi.

                        Pasal 24
Di lingkungan LKPP dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

                         Pasal 25
(1) Apabila dipandang perlu di lingkungan LKPP dapat dibentuk Pusat
    sebagai unsur penunjang tugas pokok lembaga.
(2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat.

                         Pasal 26
(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 terdiri dari 2 (dua)
    Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha.
(2) Pusat dapat membawahkan kelompok jabatan fungsional sesuai
    dengan bidang tugasnya.

                         BAB III
                       TATA KERJA

                       Pasal 27
Dalam merumuskan kebijakan dan strategi di bidang pengadaan
barang/jasa Pemerintah, LKPP memperhatikan arahan dari Menteri
Negara     Perencanaan   Pembangunan      Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Sekretaris Kabinet dan
memperhatikan masukan dari kementerian negara/lembaga.

                       Pasal 28
LKPP dalam menyusun kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah
untuk implementasi RKAKL berkoordinasi dengan Departemen Keuangan
dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.

                       Pasal 29
Dalam LKPP dalam melaksanakan hubungan dan kerjasama internasional
serta perundingan dengan pemberi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN) yang terkait di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
berkoordinasi dengan Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri,
Departemen Perdagangan dan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

                      Pasal 30
Semua unsur dilingkungan LKPP dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan LKPP maupun dalam hubungan dengan instansi Pemerintah
di Pusat dan Daerah.

                       Pasal 31
Sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing           yang
memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang.

                        Pasal 32
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan    bawahan      masing-masing    dan    memberikan
pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

                       Pasal 33
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta
menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.

                     Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi
dibawahnya.

                       BAB IV
             ESELON, PENGANGKATAN DAN
                  PEMBERHENTIAN

                       Pasal 35
Kepala LKPP adalah jabatan negeri.

                           Pasal 36
(1)   Kepala, Sekretaris Utama dan Deputi adalah jabatan struktural
      eselon Ia.
(2)   Kepala Pusat dan Direktur adalah jabatan struktural eselon IIa.
(3)   Kepala Bidang, Kepala Subdirektorat dan Kepala Bagian adalah
      jabatan struktural eselon IIIa.
(4)   Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah
      jabatan struktural eselon IVa.

                          Pasal 37
(1)   Kepala LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
(2)   Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala
      LKPP.
(3)   Pejabat eselon II ke bawah di lingkungan LKPP diangkat dan
      diberhentikan oleh Kepala LKPP.

                         Pasal 38
Pelantikan Kepala dilakukan oleh Presiden atau Menteri yang ditugaskan
oleh Presiden.
BAB V
                      PEMBIAYAAN

                         Pasal 39
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas LKPP dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

                       BAB VI
                 KETENTUAN LAIN-LAIN

                         Pasal 40
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata
kerja LKPP ditetapkan oleh Kepala LKPP setelah mendapat persetujuan
dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
                         BAB VII
                 KETENTUAN PERALIHAN

                         Pasal 41
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini :
a. bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah tetap dilaksanakan
   oleh Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik,
   Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
   Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan selesainya
   penataan organisasi LKPP berdasarkan Peraturan Presiden ini;
b. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
   Perencanaan Pembangunan Nasional dalam jangka waktu paling lama
   6 (enam) bulan menyerahkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan
   pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah kepada
   LKPP;
c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pusat Pengembangan Kebijakan
   Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi Pegawai Negeri Sipil
   pada LKPP dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6
   (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil
   LKPP atau Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Negara
   Perencanaan       Pembangunan       Nasional/Badan    Perencanaan
   Pembangunan Nasional;
d. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian/Lembaga Pemerintah
   lainnya dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP;
e. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
   Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala LKPP dan Kepala
   Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi
   pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian Negara
   Perencanaan       Pembangunan       Nasional/Badan    Perencanaan
   Pembangunan Nasional kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada
   huruf c;
f. Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur
   penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari
   Kementerian/Lembaga        Pemerintah    lainnya   kepada    LKPP
   sebagaimana dimaksud pada huruf d;
g. seluruh aset Negara yang dikelola dan digunakan oleh Kementerian
   Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
   Pembangunan Nasional untuk pelaksanaan bidang tugas pengadaan
   barang/jasa Pemerintah, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
   bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada LKPP setelah
   mendapat persetujuan Menteri Keuangan;
h. seluruh hak dan kewajiban Kementerian Negara Perencanaan
   Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
   dalam bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, kecuali
   ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan tentang
   pengadaan barang/jasa, beralih kepada LKPP.
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan
tugas dan fungsi LKPP dibebankan kepada anggaran belanja
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan LKPP memiliki
anggaran sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

                      BAB VIII
                KETENTUAN PENUTUP

                       Pasal 43
Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, ketentuan sepanjang yang
mengatur mengenai unit kerja di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional yang melakukan fungsi pengembangan kebijakan
pengadaan barang/jasa pemerintah, dinyatakan tidak berlaku.

                        Pasal 44
    Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


                       Ditetapkan di Jakarta
                       pada tanggal 6 Desember 2007
                       PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                        ttd.
                       DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

More Related Content

What's hot

Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...infosanitasi
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019shirizkiku
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Bayu Wahyudi
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008bappedameme
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004bappedameme
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbdPA_Klaten
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttObie Donk Ach
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbdppbkab
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
 
12 sotk dinas pm & ptsp net
12 sotk dinas pm & ptsp net12 sotk dinas pm & ptsp net
12 sotk dinas pm & ptsp netasramode
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Web Master
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
 
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012inideedee
 

What's hot (20)

Uu 39 Tahun 2008
Uu 39 Tahun 2008Uu 39 Tahun 2008
Uu 39 Tahun 2008
 
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 20081.1 pp nomor 8 tahun 2008
1.1 pp nomor 8 tahun 2008
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004
 
PP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmdPP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmd
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbd
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
 
12 sotk dinas pm & ptsp net
12 sotk dinas pm & ptsp net12 sotk dinas pm & ptsp net
12 sotk dinas pm & ptsp net
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
 
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
 

Similar to LKPP Perpres

Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]DONALD VERNANDO RARUNG
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasMohammad Singgih
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaUlfah Hanum
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamFaizal Putra
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfBilherSihombing2
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratAkB
 
Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Angling Darma
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpseRahmat Gani
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 TimtimTauhidin
 
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...infosanitasi
 
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfIPeKBPenyuluhKB
 
Pp 60 08
Pp 60 08Pp 60 08
Pp 60 08f36ry
 
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...IntanApriscaSari
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 newbiancamulus
 
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Randy Wrihatnolo
 
bn235-2012.pdf
bn235-2012.pdfbn235-2012.pdf
bn235-2012.pdfYUKIANTONI
 

Similar to LKPP Perpres (20)

Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
 
Permenpan2013 033
Permenpan2013 033Permenpan2013 033
Permenpan2013 033
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
 
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektoratTupoksi sekertariat dan inspektorat
Tupoksi sekertariat dan inspektorat
 
Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015
 
Perpres nomor-11-tahun-2015
Perpres nomor-11-tahun-2015Perpres nomor-11-tahun-2015
Perpres nomor-11-tahun-2015
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021
 
Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..
 
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
 
PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004
 
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdfPeraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
Peraturan Menteri PAN RB No 53 Tahun 2022.pdf
 
Pp 60 08
Pp 60 08Pp 60 08
Pp 60 08
 
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
 
Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 new
 
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
 
bn235-2012.pdf
bn235-2012.pdfbn235-2012.pdf
bn235-2012.pdf
 

Recently uploaded

Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 

Recently uploaded (16)

Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 

LKPP Perpres

  • 1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien serta lebih mengutamakan penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, diperlukan perencanaan, pengembangan dan penyusunan strategi, penentuan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan barang/jasa Pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan internal maupun eksternal secara berkelanjutan, berkala, terpadu, terarah dan terkoordinasi; b. bahwa mengingat lingkup dan cakupan pengadaan barang/jasa Pemerintah merupakan permasalahan lintas institusi dan lintas sektor yang memiliki dampak langsung bagi pengembangan usaha kecil, produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim dan dunia usaha pada umumnya, maka dipandang perlu untuk dibentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP); Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Publik sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut LKPP, adalah lembaga Pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) LKPP dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 (1) LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. (2) LKPP merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang mempunyai tugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah.
  • 2. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LKPP menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha; b. Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya; d. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement); e. Pemberian bimbingan teknis, advokasi dan bantuan hukum; f. Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan, penatausahaan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta rumah tangga. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. BAB II ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5 Susunan organisasi LKPP terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan; d. Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi; e. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia; f. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah. Bagian Kedua Kepala Pasal 6 Kepala adalah pimpinan LKPP. Pasal 7 Kepala mempunyai tugas memimpin LKPP dalam menjalankan tugas dan fungsi LKPP. Bagian Ketiga Sekretariat Utama Pasal 8 (1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
  • 3. Pasal 9 Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi dan sumber daya di lingkungan LKPP. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi kegiatan di lingkungan LKPP; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan LKPP; c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan lembaga terkait; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LKPP. Bagian Keempat Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pasal 11 (1) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan dipimpin oleh Deputi. Pasal 12 Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pengembangan pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah dan pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha, termasuk kerjasama internasional yang terkait dengan pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan standar, pedoman, prosedur dan manual untuk proses pengadaan barang/jasa Pemerintah; Bagian Kelima Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi Pasal 14 (1) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi dipimpin oleh Deputi. Pasal 15 Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, penilaian, melakukan evaluasi dan memberikan masukan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah tahun sebelumnya untuk menjadi bahan penyusunan proses perencanaan dan anggaran serta pembinaan dan pengembangan sistem
  • 4. informasi pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic procurement). Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan dan perumusan kebijakan sistem pemantauan, penilaian dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. koordinasi dan sinkronisasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa Pemerintah melalui permintaan data hasil pengadaan barang/jasa yang telah dan sedang berjalan kepada instansi Pemerintah di Pusat dan di Daerah; c. penyiapan masukan kepada Departemen Keuangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang rencana pengadaan sebagai bahan referensi penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; d. melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengembangan sistem pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik. Bagian Keenam Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Pasal 17 (1) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh Deputi. Pasal 18 Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan penyusunan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rumusan strategi dan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraannya pembinaan nasional di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah; c. penyusunan sistem dan penyelenggaraan pengujian kompetensi profesi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Bagian Ketujuh Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Pasal 20 (1) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah adalah unsur pelaksana tugas LKPP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah dipimpin oleh Deputi.
  • 5. Pasal 21 Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah mempunyai tugas memberikan saran, pendapat, rekomendasi dalam penyelesaian sanggah dan permasalahan hukum lainnya di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menyelenggarakan fungsi : a. pemberian bimbingan teknis dan advokasi kepada seluruh stakeholders terkait dengan aturan/regulasi pengadaan barang/jasa Pemerintah; b. pemberian pendapat, rekomendasi dan tindakan koreksi kepada para pengelola pengadaan yang sedang atau akan melakukan proses pengadaan barang/jasa; c. pemberian bantuan, nasihat dan pendapat hukum kepada pengelola pengadaan yang sedang menghadapi permasalahan dari proses pengadaan yang telah lalu; d. pemberian pendapat hukum dan kesaksian ahli di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. Bagian Kedelapan Lain-Lain Pasal 23 (1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Biro. (2) Deputi terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Direktorat. (3) Biro terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 2 (dua) Subbagian; (4) Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat dan masing- masing Subdirektorat terdiri dari paling banyak 2 (dua) Seksi. Pasal 24 Di lingkungan LKPP dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 25 (1) Apabila dipandang perlu di lingkungan LKPP dapat dibentuk Pusat sebagai unsur penunjang tugas pokok lembaga. (2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat. Pasal 26 (1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 terdiri dari 2 (dua) Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. (2) Pusat dapat membawahkan kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugasnya. BAB III TATA KERJA Pasal 27 Dalam merumuskan kebijakan dan strategi di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah, LKPP memperhatikan arahan dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Sekretaris Kabinet dan memperhatikan masukan dari kementerian negara/lembaga. Pasal 28 LKPP dalam menyusun kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah untuk implementasi RKAKL berkoordinasi dengan Departemen Keuangan
  • 6. dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 29 Dalam LKPP dalam melaksanakan hubungan dan kerjasama internasional serta perundingan dengan pemberi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang terkait di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah berkoordinasi dengan Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, Departemen Perdagangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 30 Semua unsur dilingkungan LKPP dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan LKPP maupun dalam hubungan dengan instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah. Pasal 31 Sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 32 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 33 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi dibawahnya. BAB IV ESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 35 Kepala LKPP adalah jabatan negeri. Pasal 36 (1) Kepala, Sekretaris Utama dan Deputi adalah jabatan struktural eselon Ia. (2) Kepala Pusat dan Direktur adalah jabatan struktural eselon IIa. (3) Kepala Bidang, Kepala Subdirektorat dan Kepala Bagian adalah jabatan struktural eselon IIIa. (4) Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IVa. Pasal 37 (1) Kepala LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (2) Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala LKPP. (3) Pejabat eselon II ke bawah di lingkungan LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Kepala LKPP. Pasal 38 Pelantikan Kepala dilakukan oleh Presiden atau Menteri yang ditugaskan oleh Presiden.
  • 7. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 39 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas LKPP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 40 Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja LKPP ditetapkan oleh Kepala LKPP setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini : a. bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah tetap dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan selesainya penataan organisasi LKPP berdasarkan Peraturan Presiden ini; b. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan menyerahkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah kepada LKPP; c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil LKPP atau Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada LKPP; e. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada huruf c; f. Kepala LKPP dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya kepada LKPP sebagaimana dimaksud pada huruf d; g. seluruh aset Negara yang dikelola dan digunakan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk pelaksanaan bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada LKPP setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan; h. seluruh hak dan kewajiban Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam bidang tugas pengadaan barang/jasa Pemerintah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang/jasa, beralih kepada LKPP.
  • 8. Pasal 42 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas dan fungsi LKPP dibebankan kepada anggaran belanja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sampai dengan LKPP memiliki anggaran sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 43 Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, ketentuan sepanjang yang mengatur mengenai unit kerja di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang melakukan fungsi pengembangan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 44 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO