SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ARTIKEL PARASITOLOGI
TREMATODA DARAH ( SCHISTOSOMA JAPONICUM )
Tujuan :
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu
drh. Dyah Mahendrasari Sukendra
Oleh:
Vitria Handayani ( 6411414143 )
Nadhila Azmi A ( 6411414148 )
Nur Siti Desy R ( 6411414153 )
Moh. Aditiyo Nugroho ( 6411414159 )
Alivia Salma L ( 6411414164 )
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
SCHISTOSOMA JAPONICUM
Schistosoma japonicum merupakan spesies dari trematoda darah. Penyakit yang disebabkan
oleh cacing Schistosoma japonicum biasa disebut schistosomiasis. Hospes definitifnya dapat
berupa manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi,
babi rusa, dan lain-lain. Sedangkan hospes perantaranya ialah Oncomelania huspensis atau
keong air.
Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosomiasis, schistosomiasis japonica,
penyakit katayama atau penyakit demam keong. Di Indonesia hanya ditemukan endemik di
Sulawesi Tengah, yaitu di daerah Danau Lindu dan Lembah Napu. Di daerah Danau Lindu
penyakit ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Lembah Napu pada tahun 1972. Penyakit ini
berhubungan erat dengan pertanian yang mendapat air dari irigasi.
Morfologi
Ukuran telur cacing berkisar anatar 70 – 80 µm. Bentuk telur dari Schistosoma japonicum ini
berbentuk oval yang hamper bulat. Berwarna transparan atau kuning pucat, dan berisi embrio
di dalamnya. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati,
paru, dan otak. Sedangkan untuk cacing dewasa, pada cacing jantan berukuran kira-kira 12 –
20 mm dan yang betina panjangnya kira-kira 26 mm.
Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam venula yang mengalir ke usus halus dalam perut hospes definitif.
Cacing betina menempel pada bagian gynecophore dari cacing jantan dimana mereka
berkopulasi. Cacing betina meninggalkan tempat tersebut untuk mengeluarkan telur di venula
yang lebih kecil. Telur keluar dari venula menuju lumen usus atau kantong kencing. Telur
keluar dari tubuh hospes melalui feses atau urine dan membentuk embrio. Telur menetas dan
keluar mirasidium yang bersilia dan berenang dalam air serta bersifat fototrofik yang
kemudian menemukan hospes perantaranya berupa keong air. Setelah masuk kedalam siput,
mirasidium melepaskan kulitnya dan membentuk sporokista, biasanya di dekat pintu masuk
dalam siput tersebut. Setelah dua minggu sporokista mempunyai 4 Protonepridia yang akan
mengeluarkan anak sporokista dan anak tersbut bergerak ke organ lain dari siput. Sporokista
memproduksi anak lagi dan begitu seterusnya sampai 6 - 7 minggu.
Serkaria keluar dari anak sporokista kemudian keluar dari tubuh siput dalam waktu 4 minggu
sejak masuknya mirasidium dalam tubuh siput. Serkaria berenang ke permukaan air dan
dengan perlahan tenggelam ke dasar air. Bila serkaria kontak dengan kulit hospes definitif,
kemudian mencari lokasi penetrasi dari tubuh orang tersebut, kemudian menembus ke dalam
epidermis dan menanggalkan ekornya sehingga bentuknya menjadi lebih kecil disebut
“Schistosomula” yang masuk kedalam peredaran darah dan terbawa ke jantung kanan.
Sebagian lain schistosomula bermigrasi mengikuti sistem peredaran cairan limfe ke duktus
thoracalis dan terbawa ke jantung. Schistosomula ini biasanya berada dalam jantung sebelah
kanan.
Cacing muda tersebut kemudian meninggalkan jantung kanan melalui kapiler pulmonaris dan
kemudian menuju jantung sebelah kiri, kemudian mengikuti sistem sirkulasi darah sistemik.
Hanya schistosomula yang masuk arteri mesenterika dan sistem hepatoportal yang dapat
berkembang. Setelah sekitar tiga minggu dalam sinusoid hati, cacing muda bermigrasi ke
dinding usus atau ke kantong kencing, kemudian berkopulasi dan memulai memproduksi
telur.
Patologi dan Gejala Klinis
Kelainan tergantung dari beratnya infeksi. Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah
gatal-gatal (urtikaria). Gejala intoksikasi disertasi demam, hepatomegali, dan eosinofilia
tinggi.
Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun
ditemukan sirosis hati dan splenomegali, biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi).
Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru, dan lain-lain.
Pengobatan secara spesifik dapat dengan memberikan obat jenis praziquantel ( biltricide® )
kepada penderita.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi
seperti biopsi rectum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis.
Rekasi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval precipitin test, Indirect
haemagglutination test, Complement fixatin test, Fluorescent antibody test, dan Enzyme
linked immune sorbent assay.
Untuk pemeriksaan sampel tinja dapat dilakukan dengan menggunakan metode sentrifugasi
formalin-eter sesuai dengan standar dari WHO yaitu :
1. Membuat suspensi tinja dengan melarutkan tinja seberat 0,5 gram ke dalam 10 ml formalin
10% dan biarkan selama 30 menit.
2. Suspensi tinja disaring melalui kawat kasa dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi.
3. Menambahkan 3 ml eter lalu larutan disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 1500
rpm. Harus dihasilkan 4 lapisan ; lapisan 1 adalah endapan didasar tabung; lapisan 2 adalah
lapisan formalin; lapisan 3 adalah kotoran tinja dan lapisan teratas adalah eter.
4. Dengan pengaduk, lapisan kotoran diaduk dan seluruh cairan dibuang dengan hati-hati.
Satu atau dua tetes cairan yang tertinggal di tepi tabung akan turun ke endapan dibagian
bawah. Campur cairan tersebut dengan endapan.
5. Pemeriksaan telur Schistosoma japonicum dengan meneteskan endapan sampel tinja yang
telah disentrifugasi dengan menggunakan pipet tetes ke permukaan kaca objek, selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup.
6. Ditetesi lugol kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.
Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sampel tinja.
Sedangkan infeksi schistosomiasis pada hewan dilakukan dengan melihat telur cacing
trematoda dengan cara filtrasi. Tinja hewan seberat 3 gram dicampur dengan air,
dihomogenkan dan disaring dengan saringan yang berukuran 1 mm. Hasil saringan tersebut
disaring lagi secara bertingkat dengan saringan berukuran 4 µ, 100 µ, dan 45 µ. Filtrat
terakhir dituangkan ke dalam cawan petri dan adanya telur cacing trematoda diamati dan
dihitung jumlahnya .
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Parasitologi. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sumarni, Sri, dkk. Penularan Schistosomiasis di Desa Dodolo dan Mekarsari Dataran Tinggi
Napu Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan Vol XX No 3 Tahun 2010
Tiuria, risa, dkk. Kecacingan Trematoda pada Badak Jawa dan Banteng Jawa di Taman
Nasional Ujung Kulon. Jurnal Venteriner Juni 2008 Vol 9 No 2: 94 - 98
Nurwidayati, Anis, dkk. Analisis Gen Penyandi Schistosoma japonicum Gluthation s
Transferase (SJ26GST) di Dataran Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah Indonesia. Buletin
Penelitian Kesehatan Vol 42 No 4 Desember 2014: 231 - 236
Anastasia, Hayani, dkk. Kontribusi Hewan Mamalia Sapi, Kerbau, Kuda, Babi dan Anjing
dalam Penularan Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2013. Media Litbangkes Vol 24 No 4 Desember 2014: 209 – 214
Vrisca, Visia, dkk. Gambaran Penyakit Schistosomiasis japonicum Ditinjau dari Jarak Antara
Rumah Anak yang Terinfeksi dengan Danau Lindu. Kandidat Skripsi FK & Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado
SCHISTOSOMA JAPONICUM

More Related Content

What's hot

Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiBahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiRisa Wahyuningsih
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)khusumaari
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 

What's hot (20)

Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiBahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 

Viewers also liked

Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicumAlivia Salma
 
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atasakbardaus88
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...Dea Rodiana
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Alivia Salma
 
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSchistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSOMESHWARAN R
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasisamsunkenya
 

Viewers also liked (8)

Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
 
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
 
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSchistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasis
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasis
 

Similar to SCHISTOSOMA JAPONICUM

Similar to SCHISTOSOMA JAPONICUM (20)

Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps spp
 
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docxANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Usus converted
Usus convertedUsus converted
Usus converted
 
3. helminthes
3. helminthes3. helminthes
3. helminthes
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
Makalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacinganMakalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacingan
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
@amiazmie
@amiazmie@amiazmie
@amiazmie
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Parasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas AParasit kelompok 4 kelas A
Parasit kelompok 4 kelas A
 
Protista
ProtistaProtista
Protista
 

More from Alivia Salma

Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiAlivia Salma
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganAlivia Salma
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar KonservasiAlivia Salma
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanAlivia Salma
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMAlivia Salma
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHOAlivia Salma
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesAlivia Salma
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoAlivia Salma
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoAlivia Salma
 

More from Alivia Salma (11)

Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
 
Indoor Pollution
Indoor PollutionIndoor Pollution
Indoor Pollution
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika Lingkungan
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan Kesehatan
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
 
Lalat Sambar Mata
Lalat Sambar MataLalat Sambar Mata
Lalat Sambar Mata
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic Wastes
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam Amino
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
 

Recently uploaded

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 

Recently uploaded (15)

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 

SCHISTOSOMA JAPONICUM

  • 1. ARTIKEL PARASITOLOGI TREMATODA DARAH ( SCHISTOSOMA JAPONICUM ) Tujuan : Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Parasitologi Dosen Pengampu drh. Dyah Mahendrasari Sukendra Oleh: Vitria Handayani ( 6411414143 ) Nadhila Azmi A ( 6411414148 ) Nur Siti Desy R ( 6411414153 ) Moh. Aditiyo Nugroho ( 6411414159 ) Alivia Salma L ( 6411414164 ) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. SCHISTOSOMA JAPONICUM Schistosoma japonicum merupakan spesies dari trematoda darah. Penyakit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum biasa disebut schistosomiasis. Hospes definitifnya dapat berupa manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi, babi rusa, dan lain-lain. Sedangkan hospes perantaranya ialah Oncomelania huspensis atau keong air. Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosomiasis, schistosomiasis japonica, penyakit katayama atau penyakit demam keong. Di Indonesia hanya ditemukan endemik di Sulawesi Tengah, yaitu di daerah Danau Lindu dan Lembah Napu. Di daerah Danau Lindu penyakit ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Lembah Napu pada tahun 1972. Penyakit ini berhubungan erat dengan pertanian yang mendapat air dari irigasi. Morfologi Ukuran telur cacing berkisar anatar 70 – 80 µm. Bentuk telur dari Schistosoma japonicum ini berbentuk oval yang hamper bulat. Berwarna transparan atau kuning pucat, dan berisi embrio di dalamnya. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati, paru, dan otak. Sedangkan untuk cacing dewasa, pada cacing jantan berukuran kira-kira 12 – 20 mm dan yang betina panjangnya kira-kira 26 mm.
  • 3. Daur Hidup Cacing dewasa hidup dalam venula yang mengalir ke usus halus dalam perut hospes definitif. Cacing betina menempel pada bagian gynecophore dari cacing jantan dimana mereka berkopulasi. Cacing betina meninggalkan tempat tersebut untuk mengeluarkan telur di venula yang lebih kecil. Telur keluar dari venula menuju lumen usus atau kantong kencing. Telur keluar dari tubuh hospes melalui feses atau urine dan membentuk embrio. Telur menetas dan keluar mirasidium yang bersilia dan berenang dalam air serta bersifat fototrofik yang kemudian menemukan hospes perantaranya berupa keong air. Setelah masuk kedalam siput, mirasidium melepaskan kulitnya dan membentuk sporokista, biasanya di dekat pintu masuk dalam siput tersebut. Setelah dua minggu sporokista mempunyai 4 Protonepridia yang akan mengeluarkan anak sporokista dan anak tersbut bergerak ke organ lain dari siput. Sporokista memproduksi anak lagi dan begitu seterusnya sampai 6 - 7 minggu. Serkaria keluar dari anak sporokista kemudian keluar dari tubuh siput dalam waktu 4 minggu sejak masuknya mirasidium dalam tubuh siput. Serkaria berenang ke permukaan air dan dengan perlahan tenggelam ke dasar air. Bila serkaria kontak dengan kulit hospes definitif, kemudian mencari lokasi penetrasi dari tubuh orang tersebut, kemudian menembus ke dalam epidermis dan menanggalkan ekornya sehingga bentuknya menjadi lebih kecil disebut
  • 4. “Schistosomula” yang masuk kedalam peredaran darah dan terbawa ke jantung kanan. Sebagian lain schistosomula bermigrasi mengikuti sistem peredaran cairan limfe ke duktus thoracalis dan terbawa ke jantung. Schistosomula ini biasanya berada dalam jantung sebelah kanan. Cacing muda tersebut kemudian meninggalkan jantung kanan melalui kapiler pulmonaris dan kemudian menuju jantung sebelah kiri, kemudian mengikuti sistem sirkulasi darah sistemik. Hanya schistosomula yang masuk arteri mesenterika dan sistem hepatoportal yang dapat berkembang. Setelah sekitar tiga minggu dalam sinusoid hati, cacing muda bermigrasi ke dinding usus atau ke kantong kencing, kemudian berkopulasi dan memulai memproduksi telur. Patologi dan Gejala Klinis Kelainan tergantung dari beratnya infeksi. Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah gatal-gatal (urtikaria). Gejala intoksikasi disertasi demam, hepatomegali, dan eosinofilia tinggi. Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun ditemukan sirosis hati dan splenomegali, biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru, dan lain-lain. Pengobatan secara spesifik dapat dengan memberikan obat jenis praziquantel ( biltricide® ) kepada penderita. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi seperti biopsi rectum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis. Rekasi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval precipitin test, Indirect haemagglutination test, Complement fixatin test, Fluorescent antibody test, dan Enzyme linked immune sorbent assay. Untuk pemeriksaan sampel tinja dapat dilakukan dengan menggunakan metode sentrifugasi formalin-eter sesuai dengan standar dari WHO yaitu : 1. Membuat suspensi tinja dengan melarutkan tinja seberat 0,5 gram ke dalam 10 ml formalin 10% dan biarkan selama 30 menit.
  • 5. 2. Suspensi tinja disaring melalui kawat kasa dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi. 3. Menambahkan 3 ml eter lalu larutan disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Harus dihasilkan 4 lapisan ; lapisan 1 adalah endapan didasar tabung; lapisan 2 adalah lapisan formalin; lapisan 3 adalah kotoran tinja dan lapisan teratas adalah eter. 4. Dengan pengaduk, lapisan kotoran diaduk dan seluruh cairan dibuang dengan hati-hati. Satu atau dua tetes cairan yang tertinggal di tepi tabung akan turun ke endapan dibagian bawah. Campur cairan tersebut dengan endapan. 5. Pemeriksaan telur Schistosoma japonicum dengan meneteskan endapan sampel tinja yang telah disentrifugasi dengan menggunakan pipet tetes ke permukaan kaca objek, selanjutnya ditutup dengan kaca penutup. 6. Ditetesi lugol kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sampel tinja. Sedangkan infeksi schistosomiasis pada hewan dilakukan dengan melihat telur cacing trematoda dengan cara filtrasi. Tinja hewan seberat 3 gram dicampur dengan air, dihomogenkan dan disaring dengan saringan yang berukuran 1 mm. Hasil saringan tersebut disaring lagi secara bertingkat dengan saringan berukuran 4 µ, 100 µ, dan 45 µ. Filtrat terakhir dituangkan ke dalam cawan petri dan adanya telur cacing trematoda diamati dan dihitung jumlahnya .
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Departemen Parasitologi. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Sumarni, Sri, dkk. Penularan Schistosomiasis di Desa Dodolo dan Mekarsari Dataran Tinggi Napu Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan Vol XX No 3 Tahun 2010 Tiuria, risa, dkk. Kecacingan Trematoda pada Badak Jawa dan Banteng Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Venteriner Juni 2008 Vol 9 No 2: 94 - 98 Nurwidayati, Anis, dkk. Analisis Gen Penyandi Schistosoma japonicum Gluthation s Transferase (SJ26GST) di Dataran Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan Vol 42 No 4 Desember 2014: 231 - 236 Anastasia, Hayani, dkk. Kontribusi Hewan Mamalia Sapi, Kerbau, Kuda, Babi dan Anjing dalam Penularan Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013. Media Litbangkes Vol 24 No 4 Desember 2014: 209 – 214 Vrisca, Visia, dkk. Gambaran Penyakit Schistosomiasis japonicum Ditinjau dari Jarak Antara Rumah Anak yang Terinfeksi dengan Danau Lindu. Kandidat Skripsi FK & Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado