SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
BAB I
                                      PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

            Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna
    kardinal atau cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal
    utility approach. Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau
    kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur.
    Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi
    tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik. Inilah yang biasanya
    ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen yang menggunakan pendekatan
    guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan pendekatan
    guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.


B. RUMUSAN MASALAH

     1. Jelaskan tentang pendekatan Kardinal

     2. Jelaskan tentang nilai guna



C. TUJUAN

     1. Untuk menjelaskan tentang pendekatan cardinal

     2. Untuk menjelaskan tentang nilai guna.




                                                                                           1
BAB II

                                     PEMBAHASAN

A.   Teori Perilaku Konsumen

            Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari,
     menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk
     memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau
     mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas, seperti : uang, waktu, tenaga untuk
     mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan mereka.
            Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
     beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat
     kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada
     Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan
     yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan
     tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.


B.   Pendekatan Guna Kardinal
            Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan
     kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
     menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin
     besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
     Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat
     pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada
     individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium
     Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan
     kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang
     diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan
     kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah
     barang atau jasa yang dikonsumsi. Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:

                                                                                             2
Konsumen rasional, Berlaku hukum Diminishing marginal utility, Pendapatan konsumen
   tetap, Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap, dan Total utility adalah additive dan
   independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari
   kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa
   daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn
   dan sebaliknya.




C. Guna Batas yang Menurun
          Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa juga
   disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal menggunakan asumsi
   bahwa kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur sebagai satuan guna atau
   kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang biasa disebut util yang kiranya dapat kita
   terjemahkan dengan istilah satuan kepuasan, dan kita singkat menjadi sakep (satuan
   kepuasan).
          Di samping diasumsikan dapat diukurnya kepuasan, dapat dikemukakan
   juga bahwa teori perilaku konsumen yang menggunakan konsepsi guna batas
   menggunakan pula asumsi additive.


D. Nilai Guna
          Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian:
   nilai guna total dan nilai guna marginal. Nilai guna total mengandung arti jumlah
   seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
   Sedangkan nilai guna marginal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai
   akibat dari pertambahan (atau pengurangan) satu unit barang tertentu. Hipotesa utama
   dari teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal yang semakin
   menurun, berbunyi: tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari
   mengkonsumsikan sesuatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut
   terus-menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya
   tambahan nilai guna akan menjadi negatif — yaitu apabila konsumsi ke atas barang
   tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi bertambah sedikit.

                                                                                             3
E. Hubungan Antara guna Marginal, Guna Total dan Guna Rata-rata
          hubungan antara guna marginal yang disebut pula marginal utility, guna total
   atau (total utility), dan guna rata-rata (average utility). Adapun hubungan antara ketiga
   pengertian guna tersebut hanyalah merupakan hubungan fungsional sehingga apabila
   salah satu dari pada ketiga skedul guna tersebut diketahui maka kedua skedul guna
   lainnya dapat kita temukan. Adapun caranya ialah dengan menggunakan perumusan-
   perumusan di bawah ini :
   Menemukan Guna Total (TU):
   (a) Dengan diketahuinya nilai-nilai guna batas :
   TUn = MU1 + MU2 + ....... + MUn........
   di mana        TU      = total utility atau guna total
                  MU      = marginal utility atau guna batas.


   Contoh
   Kalau si konsumen mengkonsumsi 3 piring sehari, maka ini berarti bahwa nilai n adalah
   3. Nilai guna batas, MU dari piring-piring yang dikonsumsi berturut-turut adalah 10, 8
   dan 6 sakep. Dengan demikian maka guna total yang diperoleh dengan mengkonsumsi 3
   piring nasi, TU3, cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
   = 10 + 8 + 6 = 24 sakep.
   (b) Dengan diketahuinya guna rata-rata kita dapat menemukan :
   TUn   = AUn x n
   AU = average utility atau kepuasan rata-rata.
   Contoh
   TU3   = AU3 x 3 = 8 x 3 = 24 sakep.


   2. Menemukan Guna Rata-rata (AU)
   (a) dengan diketahui nilai guna total :
   AUn    = TUn : n

                                                                                               4
Nilai guna rata-rata pada pengkonsumsian nasi sebanyak 3 piring :
AU3    = TU3 : 3 = 24 : 3 = 8 sakep.


3. Menemukan Guna Batas (MU)
(a) dengan diketahui nilai guna total :
   MUn = TUn - TUn_1
MU3    = TU3 — TU2 = 24 — 18 = 6 sakep


(b) dengan diketahui nilai guna rata-rata :
MUn = AUn x n — AUn_1 x (n — 1)
MU3    = AU3 x 3 — AU2 x 2
= 8x3 — 9x2 = 24— 18 = 6 sakep.




                                                                    5
BAB III




                                     PENUTUP




A. Kesimpulan
       Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
         beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang
         disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini
         didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana
         seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang
         dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
         diharapkannya.
       Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan
         kepuasan (misalnya:uang).
       Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa juga
         disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal menggunakan
         asumsi bahwa kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur sebagai satuan
         guna atau kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang biasa disebut util yang
         kiranya dapat kita terjemahkan dengan istilah satuan kepuasan, dan kita singkat
         menjadi sakep (satuan kepuasan).




                                                                                           6

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Kuny Raint
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approach
Astana Ilmu
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Retna Rindayani
 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi
Ary Efendi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
Haidar Bashofi
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumen
Dessy Arifina
 

La actualidad más candente (20)

Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approach
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas Permintaan dan PenawaranElastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 
Historis
HistorisHistoris
Historis
 
Ontologi pengertian pengertian pokok
Ontologi pengertian pengertian pokokOntologi pengertian pengertian pokok
Ontologi pengertian pengertian pokok
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
 
PPT Ekonomi
PPT EkonomiPPT Ekonomi
PPT Ekonomi
 
3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi3 teori-konsumsi
3 teori-konsumsi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Bab 5. perhatian dan pemahaman
Bab 5. perhatian dan pemahamanBab 5. perhatian dan pemahaman
Bab 5. perhatian dan pemahaman
 
Makalah Perhitungan Pendapatan Nasional
Makalah Perhitungan Pendapatan NasionalMakalah Perhitungan Pendapatan Nasional
Makalah Perhitungan Pendapatan Nasional
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Mazhab Merkantilisme
Mazhab MerkantilismeMazhab Merkantilisme
Mazhab Merkantilisme
 
Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumen
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen
 

Destacado

Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)
Selfia Dewi
 
pengantar ilmu ekonomi
pengantar ilmu ekonomipengantar ilmu ekonomi
pengantar ilmu ekonomi
Indra Abah
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
RPKSD
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Gondo Madden
 

Destacado (17)

Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Pengantar ekonomi iii
Pengantar ekonomi iiiPengantar ekonomi iii
Pengantar ekonomi iii
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi I
 
pengantar ilmu ekonomi
pengantar ilmu ekonomipengantar ilmu ekonomi
pengantar ilmu ekonomi
 
Konsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB IIIKonsep Elastisitas - BAB III
Konsep Elastisitas - BAB III
 
Modul kuliah pengantar ekonomi
Modul  kuliah pengantar ekonomiModul  kuliah pengantar ekonomi
Modul kuliah pengantar ekonomi
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
 
materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitas
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
Bab 4   teori dan perilaku konsumenBab 4   teori dan perilaku konsumen
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
 
ekonomi mikro sesi 2 sadono
ekonomi mikro sesi 2 sadonoekonomi mikro sesi 2 sadono
ekonomi mikro sesi 2 sadono
 
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar a Makalah kardinal

Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Defina Sulastiningtiyas
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
AnugeraDewangga
 
Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen
Fairuz Raniah
 
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
WahdaNhia
 

Similar a Makalah kardinal (20)

4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Perilaku Konsumen
Perilaku KonsumenPerilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
 
Pengantar Teori Perilaku Konsumen
Pengantar Teori Perilaku KonsumenPengantar Teori Perilaku Konsumen
Pengantar Teori Perilaku Konsumen
 
Perilku konsumen
Perilku konsumenPerilku konsumen
Perilku konsumen
 
A
AA
A
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen1 (kuliah ke 6)
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
 
Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen
 
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
 
Ppt kelompok 4 kardinal pend ekonomi a
Ppt kelompok 4 kardinal pend ekonomi aPpt kelompok 4 kardinal pend ekonomi a
Ppt kelompok 4 kardinal pend ekonomi a
 
Compilation micro
Compilation microCompilation micro
Compilation micro
 
PERILAKU KONSUMEN (ppt ekonomi)
PERILAKU KONSUMEN (ppt ekonomi)PERILAKU KONSUMEN (ppt ekonomi)
PERILAKU KONSUMEN (ppt ekonomi)
 
Perilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsenPerilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsen
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinal
 
Kegiatan ekonomi konsumsi
Kegiatan ekonomi konsumsiKegiatan ekonomi konsumsi
Kegiatan ekonomi konsumsi
 
Presentasi perilaku konsumen
Presentasi perilaku konsumenPresentasi perilaku konsumen
Presentasi perilaku konsumen
 

Más de IAIN Sunan Ampel Surabaya

Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 

Más de IAIN Sunan Ampel Surabaya (20)

Pengertian Perbankan
Pengertian PerbankanPengertian Perbankan
Pengertian Perbankan
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesiamenggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
 
Measure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasiMeasure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasi
 
Central tendency mean median modus
Central tendency mean median modusCentral tendency mean median modus
Central tendency mean median modus
 
Central tendency
Central tendencyCentral tendency
Central tendency
 
Sejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al malSejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al mal
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
Studi Islam
 
pandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islampandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islam
 
perbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasiperbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasi
 
Teori harga pasar
Teori harga pasarTeori harga pasar
Teori harga pasar
 
pengaruh pajak
pengaruh pajakpengaruh pajak
pengaruh pajak
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
elastisitas
elastisitaselastisitas
elastisitas
 
nilaiguna
nilaigunanilaiguna
nilaiguna
 
surplus produsen dan konsumen
surplus produsen dan konsumensurplus produsen dan konsumen
surplus produsen dan konsumen
 
pendekatan kardinal
pendekatan kardinalpendekatan kardinal
pendekatan kardinal
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 

Makalah kardinal

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal atau cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach. Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility approach. B. RUMUSAN MASALAH 1. Jelaskan tentang pendekatan Kardinal 2. Jelaskan tentang nilai guna C. TUJUAN 1. Untuk menjelaskan tentang pendekatan cardinal 2. Untuk menjelaskan tentang nilai guna. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas, seperti : uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan mereka. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. B. Pendekatan Guna Kardinal Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut: 2
  • 3. Konsumen rasional, Berlaku hukum Diminishing marginal utility, Pendapatan konsumen tetap, Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap, dan Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya. C. Guna Batas yang Menurun Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa juga disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal menggunakan asumsi bahwa kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur sebagai satuan guna atau kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang biasa disebut util yang kiranya dapat kita terjemahkan dengan istilah satuan kepuasan, dan kita singkat menjadi sakep (satuan kepuasan). Di samping diasumsikan dapat diukurnya kepuasan, dapat dikemukakan juga bahwa teori perilaku konsumen yang menggunakan konsepsi guna batas menggunakan pula asumsi additive. D. Nilai Guna Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marginal. Nilai guna total mengandung arti jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marginal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau pengurangan) satu unit barang tertentu. Hipotesa utama dari teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal yang semakin menurun, berbunyi: tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan sesuatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif — yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi bertambah sedikit. 3
  • 4. E. Hubungan Antara guna Marginal, Guna Total dan Guna Rata-rata hubungan antara guna marginal yang disebut pula marginal utility, guna total atau (total utility), dan guna rata-rata (average utility). Adapun hubungan antara ketiga pengertian guna tersebut hanyalah merupakan hubungan fungsional sehingga apabila salah satu dari pada ketiga skedul guna tersebut diketahui maka kedua skedul guna lainnya dapat kita temukan. Adapun caranya ialah dengan menggunakan perumusan- perumusan di bawah ini : Menemukan Guna Total (TU): (a) Dengan diketahuinya nilai-nilai guna batas : TUn = MU1 + MU2 + ....... + MUn........ di mana TU = total utility atau guna total MU = marginal utility atau guna batas. Contoh Kalau si konsumen mengkonsumsi 3 piring sehari, maka ini berarti bahwa nilai n adalah 3. Nilai guna batas, MU dari piring-piring yang dikonsumsi berturut-turut adalah 10, 8 dan 6 sakep. Dengan demikian maka guna total yang diperoleh dengan mengkonsumsi 3 piring nasi, TU3, cara menghitungnya adalah sebagai berikut : = 10 + 8 + 6 = 24 sakep. (b) Dengan diketahuinya guna rata-rata kita dapat menemukan : TUn = AUn x n AU = average utility atau kepuasan rata-rata. Contoh TU3 = AU3 x 3 = 8 x 3 = 24 sakep. 2. Menemukan Guna Rata-rata (AU) (a) dengan diketahui nilai guna total : AUn = TUn : n 4
  • 5. Nilai guna rata-rata pada pengkonsumsian nasi sebanyak 3 piring : AU3 = TU3 : 3 = 24 : 3 = 8 sakep. 3. Menemukan Guna Batas (MU) (a) dengan diketahui nilai guna total : MUn = TUn - TUn_1 MU3 = TU3 — TU2 = 24 — 18 = 6 sakep (b) dengan diketahui nilai guna rata-rata : MUn = AUn x n — AUn_1 x (n — 1) MU3 = AU3 x 3 — AU2 x 2 = 8x3 — 9x2 = 24— 18 = 6 sakep. 5
  • 6. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan  Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.  Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang).  Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa juga disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal menggunakan asumsi bahwa kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur sebagai satuan guna atau kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang biasa disebut util yang kiranya dapat kita terjemahkan dengan istilah satuan kepuasan, dan kita singkat menjadi sakep (satuan kepuasan). 6