SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/17/indonesia-butuh-pendidikan-moral/<br />Indonesia Butuh Pendidikan Moral <br />OPINI Suigetsu Oc | 17 June 2010 | 12:30 <br />143 <br />4 <br />Nihil. <br />Pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa kita sebagai bangsa liberalis? Membentuk manusia individu yang duduk di atas muka manusia social, menduduki wajah para pendahulu?<br />Jika ada seorang bertanya kepada saya, “Mana yang kau pentingkan, moral atau intelek?” Saya jelas akan memilih moral. Tapi tak ada yang salah untuk memilih keduanya. Belum lama ini merebak video porno artis ariel-luna. Kenapa sampai ada video seperti ini? Kalau bukan karena hilangnya moral bangsa. Sebenarnya walaupun jutaan maupun triliyunan video porno merebak di tanah air, tak akan berpengaruh jika punya moral. Walupun mereka, si pembuat video porno mengetahui peraturan yang berlaku di tanah air, mengetahui kalau perbuatannya itu melanggar UU, norma maupun agama, tapi tak ada artinya jika seseorang tau peraturan tapi tak tau aturan. Perbedaan tau aturan dengan tau peraturan itu bagai langit dengan comberan. Jika pendidikan moral di negeri ini diterapkan seperti penerapan pendidikan intelek, mungkin Indonesia bisa merdeka, “merdeka yang sebenar-benarnya!” Agar pelajar, khususnya generasi muda bisa mendapatkan pendidikan moral, diperlukan tenaga pengajar yang mempunyai moral dan intelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri.<br />Jika para guru bangsa sudah bermoral dan inteleknya tek diragukan lagi, tinggal mentransfer ilmu intelek dan moralnya kepada para anak didiknya. Tapi guru seperti petani, hanya bisa memaksimalkan pertumbuhan tanamannya. Tak bisa mengubah sifat dasar tanaman/ tumbuhan. Contohnya, seorang petani tak bisa memanen buah rambutan dari benih durian. Seorang guru tak akan bisa mengubah sifat dasar seseorang. Guru itu hanya bisa memaksimalkan kemampuan dan mengarahkan tujuan para anak didiknya. Dan cara yang paling efektif adalah dengan system pengajaran kinder spellen. Sistem ini sanagt menddidik moral dan intelek anak didik. Sistem ini juga akan menimbulkan kesinambungan dalam KBM. Selain itu system ini bisa menghilangkan perasaan jenuh anak didik.Berbeda dengan system pendidikan regering tucht en orde, yang hanya berpangku pada intelek dan kedisiplinan dan membelakangi moral. Memang anak didik dari system pengajaran regering tucht en orde akan memiliki kedisiplinan yang tinggi dan intelek yang menakjubkan, tapi bagaimana dengan moral?<br />Generasi muda juga seharusnya bekerja keras, karena kelak mereka akan menjadi tiang penyangga sang saka, merah putih Indonesia, menggantikan tiang yang sudah rapuh. Dalam hal menyangga sang saka, pengetahuan di perlukan agar sang saka bisa ditempatkan di tempat yang layak. Sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga tidak mudah rapuh. Belum lagi sekarang jutaan, bahkan miliyaran telur rayap telah menetas. Jadi sulit mempertahankan kekokohan tiang penyangga. Tapi tetaplah kembangkan moralmu! Perbanyak ilmumu! Kobarkan semangat! Semangat patriotis! Semangat nasionalis! Semangat generasi muda! Semangat yang bermoral! Semangat generasi pembawa perubahan!<br />Bagi kalian yang mengantungi moral, pergunakanlah moralmu sebelum membusuk. Bagi kalian yang menaruh moral di bak sampah, maka temukanlah, lalu bersihkan dan gunakan moralmu! Dan bagi kalian yang kehilangan moral, maka kami akan bantu untuk menemukannya!<br />SALAM PERUBAHAN!<br />
Pendidikan moral

More Related Content

Viewers also liked

Educación Superior en América Latina
Educación Superior en América LatinaEducación Superior en América Latina
Educación Superior en América LatinaPaola Dellepiane
 
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]makalaco4
 
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistencia
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistenciaanálisis y desarrollo de un sistema de control de asistencia
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistenciadr31k
 
Placemaking: Fun, Fast, & Community-Driven
Placemaking: Fun, Fast, & Community-DrivenPlacemaking: Fun, Fast, & Community-Driven
Placemaking: Fun, Fast, & Community-DrivenAngela Vincent, AICP
 
C24 the chemistry of cooking
C24 the chemistry of cookingC24 the chemistry of cooking
C24 the chemistry of cookingChemrcwss
 

Viewers also liked (6)

Educación Superior en América Latina
Educación Superior en América LatinaEducación Superior en América Latina
Educación Superior en América Latina
 
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]
Limites barreras-y-obstã¡culos-de-la-creatividad (1)[1]
 
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistencia
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistenciaanálisis y desarrollo de un sistema de control de asistencia
análisis y desarrollo de un sistema de control de asistencia
 
Placemaking: Fun, Fast, & Community-Driven
Placemaking: Fun, Fast, & Community-DrivenPlacemaking: Fun, Fast, & Community-Driven
Placemaking: Fun, Fast, & Community-Driven
 
Company Directors
Company DirectorsCompany Directors
Company Directors
 
C24 the chemistry of cooking
C24 the chemistry of cookingC24 the chemistry of cooking
C24 the chemistry of cooking
 

More from Ahmad Wahyudin Rock'n Roll

More from Ahmad Wahyudin Rock'n Roll (20)

Uugd
UugdUugd
Uugd
 
Sejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesiaSejarah pendidika indonesia
Sejarah pendidika indonesia
 
Pennas
PennasPennas
Pennas
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Pakemfinal
PakemfinalPakemfinal
Pakemfinal
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033Umm student research_abstract_7033
Umm student research_abstract_7033
 
Panduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaranPanduan evaluasi pembelajaran
Panduan evaluasi pembelajaran
 
Pakem
PakemPakem
Pakem
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Katalog
KatalogKatalog
Katalog
 
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-nJiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
Jiptummpp gdl-s1-2005-nurpatarsi-2712-pendahul-n
 
Gapura basa smp ix
Gapura basa smp ixGapura basa smp ix
Gapura basa smp ix
 
Dkv02040102
Dkv02040102Dkv02040102
Dkv02040102
 
Dgggfg
DgggfgDgggfg
Dgggfg
 
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
Desain dan pengembangan mmi offline teknologi dasar serta aplikasinya pada pe...
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
11 pembelajaran-matematika-kontekstual-sd-ktsp-supinah
 
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
4 perencanaan kegiatan_belajar_mengajarsdasd
 

Pendidikan moral

  • 1. http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/17/indonesia-butuh-pendidikan-moral/<br />Indonesia Butuh Pendidikan Moral <br />OPINI Suigetsu Oc | 17 June 2010 | 12:30 <br />143 <br />4 <br />Nihil. <br />Pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa kita sebagai bangsa liberalis? Membentuk manusia individu yang duduk di atas muka manusia social, menduduki wajah para pendahulu?<br />Jika ada seorang bertanya kepada saya, “Mana yang kau pentingkan, moral atau intelek?” Saya jelas akan memilih moral. Tapi tak ada yang salah untuk memilih keduanya. Belum lama ini merebak video porno artis ariel-luna. Kenapa sampai ada video seperti ini? Kalau bukan karena hilangnya moral bangsa. Sebenarnya walaupun jutaan maupun triliyunan video porno merebak di tanah air, tak akan berpengaruh jika punya moral. Walupun mereka, si pembuat video porno mengetahui peraturan yang berlaku di tanah air, mengetahui kalau perbuatannya itu melanggar UU, norma maupun agama, tapi tak ada artinya jika seseorang tau peraturan tapi tak tau aturan. Perbedaan tau aturan dengan tau peraturan itu bagai langit dengan comberan. Jika pendidikan moral di negeri ini diterapkan seperti penerapan pendidikan intelek, mungkin Indonesia bisa merdeka, “merdeka yang sebenar-benarnya!” Agar pelajar, khususnya generasi muda bisa mendapatkan pendidikan moral, diperlukan tenaga pengajar yang mempunyai moral dan intelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri.<br />Jika para guru bangsa sudah bermoral dan inteleknya tek diragukan lagi, tinggal mentransfer ilmu intelek dan moralnya kepada para anak didiknya. Tapi guru seperti petani, hanya bisa memaksimalkan pertumbuhan tanamannya. Tak bisa mengubah sifat dasar tanaman/ tumbuhan. Contohnya, seorang petani tak bisa memanen buah rambutan dari benih durian. Seorang guru tak akan bisa mengubah sifat dasar seseorang. Guru itu hanya bisa memaksimalkan kemampuan dan mengarahkan tujuan para anak didiknya. Dan cara yang paling efektif adalah dengan system pengajaran kinder spellen. Sistem ini sanagt menddidik moral dan intelek anak didik. Sistem ini juga akan menimbulkan kesinambungan dalam KBM. Selain itu system ini bisa menghilangkan perasaan jenuh anak didik.Berbeda dengan system pendidikan regering tucht en orde, yang hanya berpangku pada intelek dan kedisiplinan dan membelakangi moral. Memang anak didik dari system pengajaran regering tucht en orde akan memiliki kedisiplinan yang tinggi dan intelek yang menakjubkan, tapi bagaimana dengan moral?<br />Generasi muda juga seharusnya bekerja keras, karena kelak mereka akan menjadi tiang penyangga sang saka, merah putih Indonesia, menggantikan tiang yang sudah rapuh. Dalam hal menyangga sang saka, pengetahuan di perlukan agar sang saka bisa ditempatkan di tempat yang layak. Sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga tidak mudah rapuh. Belum lagi sekarang jutaan, bahkan miliyaran telur rayap telah menetas. Jadi sulit mempertahankan kekokohan tiang penyangga. Tapi tetaplah kembangkan moralmu! Perbanyak ilmumu! Kobarkan semangat! Semangat patriotis! Semangat nasionalis! Semangat generasi muda! Semangat yang bermoral! Semangat generasi pembawa perubahan!<br />Bagi kalian yang mengantungi moral, pergunakanlah moralmu sebelum membusuk. Bagi kalian yang menaruh moral di bak sampah, maka temukanlah, lalu bersihkan dan gunakan moralmu! Dan bagi kalian yang kehilangan moral, maka kami akan bantu untuk menemukannya!<br />SALAM PERUBAHAN!<br />