Berisi tentang apa saja perayan yang ada saat musim panas di Jepang, pakaian yang digunakan saat musim panas, dan makanan yang populer di santap pada saat musim panas.
3. Musim Panas diawali dengan musim hujan sekitar seminggu,
yang disebut Tsuyu (梅雨). Musim Panas di Jepang bisa mencapai suhu
maximum 35◦C, dengan kelembapan lebih dari 90◦. Musim Panas dimulai
sekitar bulan Juni ditandai dengan pohon-pohon hijau dan banyak terdengar
suara khas dari serangga musim panas.
10. Perayaan khas di musim panas,
bermula dari zaman Edo (1600-1868).
Merupakan pesta kembang api yang
diadakan di seluruh wilayah Jepang
pada pertengahan bulan Agustus. Selain
itu, ada juga permainan-permainan seru
seperti menangkap ikan mas koki
menggunakan kawat berlapis kertas
tipis, dan banyak kedai-kedai yang
menjual berbagai macam makanan
seperti permen apel, manisan, dan lain-
lain. Di sekitar tempat dimana
berlangsung pesta kembang api terdapat
berbagai kios-kios hiburan yang
menyediakan makanan, minuman,
permainan anak tersebut. Mereka
datang bersama keluarga, sebagian ada
yang mengenakan yukata (kimono dari
katun, sederhana) sambil membawa
kipas kertas pengusir udara panas di
musim panas.
14. Merupakan peristiwa keagamaan Budhis dimana setiap keluarga di Jepang
menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut datangnya arwah para leluhur yang
tinggal untuk beberapa hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah penerangan api yang
dipasang di sekitar rumah merupakan sambutan selamat datang. Selama masa O-bon,
keluarga meletakkan sesajen buah-buahan dll, di meja sajen. Di beberapa daerah juga,
dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan sejumlah instrumen musik tradisional
seperti tambur taiko, sruling, dll dengan irama yang dinamis. Sebagai penutup
perayaan, dilakukan pelarungan lentera-lentera kecil berwarna-warni di sungai
terdekat secara beramai-ramai. Sesajennya berupa, beras, hyakumi (banyak macam
minuman dan makanan), 5 macam buah-buahan, air, lampion dan perlengkapan tidur
(baju tidur, selimut,dll.). Dari situlah asal mulanya upacara peringatan arwah secara
Buddhis.
18. Merupakan pesta
menikmati indahnya bulan
purnama di musim panas
sekitar pertengahan bulan
Agustus. Di Jendela
dimana terlihat bulan
purnama, diletakkan
sesajen khusus. Hal ini
sebenarnya merupakan
wujud pemujaan alam
oleh masyarakat pertanian
untuk memperoleh panen
yang berlimpah
22. Perayaan ini
dimulai sejak zaman
Kamakura (1185-1333),
dalam rangka mengusir
bencana penyakit. Kuil-
kuil kecil (Shinto)
gotongan (O-mikoshi)
diarak beramai-ramai,
beriringan dengan
kendaraan-kendaraan
hias yang disebut Kazari
Yamagasa dengan
boneka-boneka besar
yang menggambarkan
tokoh-tokoh legenda atau
sejarah
26. Merupakan salah satu festival besar dan terkenal di Jepang,
dimulai sekitar tahun 1000. Ribuan orang berarakan menggotong kuil-
kuil kecil o-mikoshi dari kuil Temmangu ke Jembatan Tenjin,
kemudian naik perahu-perahu hias dan selanjutnya dilakukan pesta
kembang api
30. Merupakan bagian
dari perayaan O-bon dalam
rangka menyambut dan
mengantarkan kembali
arwah para leluhur. Tarian
massal ini konon dimulai
lebih dari 400tahun yang
lalu, dan dewasa ini diikuti
oleh ratusan ribu peserta
yang menari berirama
dengan iringan alat music
tradisional shamisen,
tambur, seruling, dan
lonceng. Biasanya ada
pembimbing tari yang
memimpin agar para peserta
dapat menari secara sinkron
34. Merupakan salah
satu dari tiga festival terbesar
Jepang utara. Yang menjadi
ciri khasnya adalah 46
lentera yang dipasang pada
kerangka besar yang dibuat
dari batang-batang bambu
(kanto) setinggi 12 meter.
Para pembawa kanto ini
menunjukkan kepiawaian
mereka menjaga
keseimbangan, meletakkan
kanto di telapak tangan, dahi,
bahu, atau pinggang. Setiap
kanto bermotif khusus,
biasanya melambangkan
panjang umur dan panen
berlimpah
35.
36.
37.
38.
39. Diadakan di
Aomori dan Hirosaki. Iring-
iringan kendaraan hias
bergambar makhluk raksasa
penyebab kantuk di musim
panas. Festival ini
dimaksudkan untuk
mengusir makhluk ini. Kata
“nebuta” berasal dari
“nemuri” (kantuk). Banyak
sekali orang yang ikut
menyaksikan festival ini
setiap tahunnya.
40.
41.
42.
43.
44. Pakaian tradisional
Jepang yang merupakan
pakaian kasual
dari Kimono untuk
musim panas dan
biasanya terbuat dari
katun tipis tanpa pelapis.
Karena banyak dipakai
ketika musim panas,
yukata ini dirancang
agar kainnya mudah
dilewati angin supaya
badan menjadi sejuk di
sore hari atau malam
hari sesudah mandi.
45. Menurut urutan tingkat
formalitas, yukata
adalah Kimono nonformal yang
dipakai pria dan wanita pada
kesempatan santai di musim
panas, misalnya sewaktu
melihat Pesta kembang api,
matsuri (festival), atau menari
pada perayaan Obon. Yukata
dapat dipakai siapa saja tanpa
mengenal status, wanita sudah
menikah atau belum menikah.
yukata pria umumnya berwarna
dasar gelap (hitam, biru tua, ungu
tua) dengan corak garis-garis
warna gelap. Wanita biasanya
mengenakan yukata dari bahan
berwarna dasar cerah atau warna
pastel dengan corak aneka warna
yang terang.