SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Ulumul Hadits 2
Doddy Al Jambary 0818 884 844
2829FEE7 aljambary@gmail.com
       paradigmabaru.com
PEMBAGIAN HADITS
MENURUT JUMLAH PERAWINYA


  Hadits Mutawatir & Hadits Ahad
  Hadits mutawatir ialah suatu (hadits) yang
  diriwayatkan sejumlah rawi yang menurut adat
  mustahil mereka bersepakat berbuat dusta, hal
  tersebut seimbang dari permulaan sanad hingga
  akhirnya, tidak terdapat kejanggalan jumlah pada
  setiap tingkatan.
Syarat 1 Hadits Mutawatir


Harus berdasarkan tanggapan panca indera
sendiri oleh pemberitanya. (Bukan hasil
pemikiran (ro’yu) /rangkuman peristiwa /
semacamnya, meskipun jumlah perawinya
banyak)
2. Jumlah perawi mustahil dusta
2. Jumlah perawi mustahil dusta

  Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
2. Jumlah perawi mustahil dusta

  Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
  Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi)
2. Jumlah perawi mustahil dusta

  Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
  Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi)
  20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65
2. Jumlah perawi mustahil dusta

  Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
  Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi)
  20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65
  40 (Qyas QS 8:64
2. Jumlah perawi mustahil dusta

  Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
  Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi)
  20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65
  40 (Qyas QS 8:64
  Tarjih Mahmud M Thohan: 10 perawi
Syarat Ketiga
Syarat Ketiga

Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/
berikutnya (tidak banyak)
Syarat Ketiga

Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/
berikutnya (tidak banyak)
Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin
karena terlalu ketat.
Syarat Ketiga

Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/
berikutnya (tidak banyak)
Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin
karena terlalu ketat.
Ibnu Shalah: Ada tapi sedikit.
Syarat Ketiga

Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/
berikutnya (tidak banyak)
Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin
karena terlalu ketat.
Ibnu Shalah: Ada tapi sedikit.
Ibnu Hajar al Asqolani: Pendapat diatas tidak
benar (mereka kurang menelaah jalan hadits)
Hukum Hadits Mutawatir



Harus diterima secara bulat, karena kejelasan
yang qath’i tanpa ragu, tanpa perlu melihat
kondisi perawi yang demikian banyak
Pembagian Hadits Mutawattir
Pembagian Hadits Mutawattir

Mutawatir Lafadzy
 Barangsiapa yang berdusta atasku maka bersiap-siaplah bertempat
 dineraka.” Menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadits tersebut diriwayatkan oleh
 40 orang sahabat, kemudian Imam Nawawi dalam kita Minhaju al-
 Muhadditsin menyatakan bahwa hadits itu diterima 200 sahabat
Pembagian Hadits Mutawattir

Mutawatir Lafadzy
 Barangsiapa yang berdusta atasku maka bersiap-siaplah bertempat
 dineraka.” Menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadits tersebut diriwayatkan oleh
 40 orang sahabat, kemudian Imam Nawawi dalam kita Minhaju al-
 Muhadditsin menyatakan bahwa hadits itu diterima 200 sahabat

Mutawatir Makna
 Hadits yang disepakati maknanya walaupun lafadznya beda-beda.
 Semuanya bermuara pada satu poin yang sama. Misalnya hadits tentang
 syafaat dan hadits tentang mengusap kedua khuf, hadits tentang
 membasuh atas khuf, mengangkat kedua tangan dalam doa, tentang al-
 Quran diturunkan dalam tujuh huruf, dll.
Hadits Ahad



Khobar Wahid: Perawinya satu orang
Khobarul Ahad: Hadits yang tidak ada syarat
mutawatir
Pembagian Hadits Ahad
Pembagian Hadits Ahad


Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal,
bisa shohih, bahkan maudhu)
Pembagian Hadits Ahad


Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal,
bisa shohih, bahkan maudhu)
Hadits Aziz
Pembagian Hadits Ahad


Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal,
bisa shohih, bahkan maudhu)
Hadits Aziz
Hadits Gharib
Hadits Masyhur

Amr Ibn Ash, Rasulullah SAW bersabda :" Sesungguhnya Allah
tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hambanya, akan
tetapi dengan mengangkat para ulama (meninggal), hingga ketika
tidak tersisa seorang alim, orang-orang menjadikan pemimpin
mereka orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya maka mereka
berfatwa tanpa menggunakan ilmu, maka mereka itu sesat dan
menyesatkan" (HR Bukhori dan Muslim)

" Hal yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah thalaq” (HR
Al-Hakim)

Hadits Masyhur tidak bisa langsung dihukumi sebagai hadits
shohih atau tidak, karena di dalamnya ada yang termasuk kategori
shohih, hasan, dhoif atau bahkan maudhu
Hadits ‘Aziz


Dari Anas bin Malik: Rasulullah SAW: “Tidak
sempurna keimanan seorang dari kalian, hingga
aku lebih dicintai daripada orang tuanya,
anaknya dan orang lain semuanya” HR Asy
Syaikhan
Hadits Gharib
Hadits Gharib

Gharib Mutlaq - Perawinya hanya satu (asli
sanad - sahabat) Innama ‘amalu bin niyat....
Umar bin Khattab
Hadits Gharib

Gharib Mutlaq - Perawinya hanya satu (asli
sanad - sahabat) Innama ‘amalu bin niyat....
Umar bin Khattab
Gharib Nisby - Ditengah / di akhir tingkatan
sanad. Malik dari Zuhri dari Anas: Rasulullah
SAW memasuki mekkah memakai mighfar HR
Bukhori Muslim (Malik sendiri menerima dari
Az Zuhri)
Doddy Al Jambary 0818 884 844
2829FEE7 aljambary@gmail.com
   slideshare.net/aljambary
       www.cordova.co.id
      paradigmabaru.com

More Related Content

What's hot (20)

Mustalah hadith
Mustalah hadith Mustalah hadith
Mustalah hadith
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)
 
Ulum hadith
Ulum hadithUlum hadith
Ulum hadith
 
Fiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab HududFiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab Hudud
 
Latihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadisLatihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadis
 
Manhaj menganalisa sunnah nabi
Manhaj menganalisa sunnah nabiManhaj menganalisa sunnah nabi
Manhaj menganalisa sunnah nabi
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3
 
Ppt bahan ajar qur'an hadist kel. 1 baruu
Ppt bahan ajar qur'an hadist kel. 1 baruuPpt bahan ajar qur'an hadist kel. 1 baruu
Ppt bahan ajar qur'an hadist kel. 1 baruu
 
Terima Tolak Hadith
Terima Tolak HadithTerima Tolak Hadith
Terima Tolak Hadith
 
Contoh hadis ahad
Contoh hadis ahadContoh hadis ahad
Contoh hadis ahad
 
Al-Sunnah
Al-SunnahAl-Sunnah
Al-Sunnah
 
syarat-syarat hadits shohih -- ulumul hadits
syarat-syarat hadits shohih  -- ulumul haditssyarat-syarat hadits shohih  -- ulumul hadits
syarat-syarat hadits shohih -- ulumul hadits
 
kekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadistkekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadist
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Hadis Dhaif
Hadis DhaifHadis Dhaif
Hadis Dhaif
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 

Viewers also liked (16)

Dalil Ibadah
Dalil IbadahDalil Ibadah
Dalil Ibadah
 
Intern training
Intern trainingIntern training
Intern training
 
Knowing allah
Knowing allahKnowing allah
Knowing allah
 
Tarhib Ramadhan
Tarhib RamadhanTarhib Ramadhan
Tarhib Ramadhan
 
Putus asa?, kafir!
Putus asa?, kafir!Putus asa?, kafir!
Putus asa?, kafir!
 
Ringan tapi berat
Ringan tapi beratRingan tapi berat
Ringan tapi berat
 
Dua Cinta
Dua CintaDua Cinta
Dua Cinta
 
Sifat manusia
Sifat manusiaSifat manusia
Sifat manusia
 
Kitab shalat
Kitab shalatKitab shalat
Kitab shalat
 
Keluarga surga
Keluarga surgaKeluarga surga
Keluarga surga
 
Tarbiyatul Quraniyah EDU Qur'an
Tarbiyatul Quraniyah EDU Qur'anTarbiyatul Quraniyah EDU Qur'an
Tarbiyatul Quraniyah EDU Qur'an
 
Etika bertetangga
Etika bertetanggaEtika bertetangga
Etika bertetangga
 
10 pintu rejeki
10 pintu rejeki10 pintu rejeki
10 pintu rejeki
 
Manasik smartUMROH CORDOVA
Manasik smartUMROH CORDOVAManasik smartUMROH CORDOVA
Manasik smartUMROH CORDOVA
 
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azabMasuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
 
Sholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhabSholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhab
 

Similar to PEMBAGIAN HADITS MENURUT JUMLAH PERAWINYA

Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)UD. Berkah Jaya Komputer
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htDawat Fadhila
 
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidah
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidahBisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidah
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidahSyarikh Komputer
 
Hukum islam materi kelas x
Hukum islam materi kelas xHukum islam materi kelas x
Hukum islam materi kelas xYushila Salma
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htAditya Hayuningtyas
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fixKinza_com
 
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfBuletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfAhmadGilangIndraSala
 
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptxWalimah Nikah Pengundang Berkah.pptx
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptxErwin Wahyu
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahadLtfltf
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMuhsin Hariyanto
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxRaefanggaAngga
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..Mohd Mokri
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islamJuaria Muin
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 

Similar to PEMBAGIAN HADITS MENURUT JUMLAH PERAWINYA (20)

Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
Point point hizbiyah ubaid al jaabiry (seri lengkap 1 dan 2)
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang ht
 
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidah
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidahBisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidah
Bisakah hadits ahad dijadikan hujjah dalam perkara akidah
 
Hukum islam materi kelas x
Hukum islam materi kelas xHukum islam materi kelas x
Hukum islam materi kelas x
 
Hadith
HadithHadith
Hadith
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang ht
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdfBuletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
Buletin-Hadits-11-Tinggalkan-yang-Meragukanmu.pdf
 
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptxWalimah Nikah Pengundang Berkah.pptx
Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahad
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
 

More from Doddy Elzha Al Jambary (20)

Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
 
Life begin at 40
Life begin at 40Life begin at 40
Life begin at 40
 
Melebur - Aqidah Series
Melebur - Aqidah SeriesMelebur - Aqidah Series
Melebur - Aqidah Series
 
Qona'ah
Qona'ahQona'ah
Qona'ah
 
Bahaya kikir
Bahaya kikirBahaya kikir
Bahaya kikir
 
An 19 Muslim Idaman
An 19 Muslim IdamanAn 19 Muslim Idaman
An 19 Muslim Idaman
 
Istiqomah
IstiqomahIstiqomah
Istiqomah
 
Prahara zina
Prahara zinaPrahara zina
Prahara zina
 
Back to life
Back to lifeBack to life
Back to life
 
Ke Surga dengan Cinta
Ke Surga dengan CintaKe Surga dengan Cinta
Ke Surga dengan Cinta
 
Allah's Family
Allah's FamilyAllah's Family
Allah's Family
 
Istijmar & Istinja
Istijmar & IstinjaIstijmar & Istinja
Istijmar & Istinja
 
Buaian Dosa
Buaian DosaBuaian Dosa
Buaian Dosa
 
The power of pray
The power of prayThe power of pray
The power of pray
 
Optimalisasi Ramadhan
Optimalisasi RamadhanOptimalisasi Ramadhan
Optimalisasi Ramadhan
 
Mulia dengan musholla
Mulia dengan mushollaMulia dengan musholla
Mulia dengan musholla
 
Mengurai takdir
Mengurai takdirMengurai takdir
Mengurai takdir
 
International idol
International idolInternational idol
International idol
 
Ain, jangan main main
Ain, jangan main mainAin, jangan main main
Ain, jangan main main
 
Manasik Haji
Manasik HajiManasik Haji
Manasik Haji
 

PEMBAGIAN HADITS MENURUT JUMLAH PERAWINYA

  • 1.
  • 2. Ulumul Hadits 2 Doddy Al Jambary 0818 884 844 2829FEE7 aljambary@gmail.com paradigmabaru.com
  • 3. PEMBAGIAN HADITS MENURUT JUMLAH PERAWINYA Hadits Mutawatir & Hadits Ahad Hadits mutawatir ialah suatu (hadits) yang diriwayatkan sejumlah rawi yang menurut adat mustahil mereka bersepakat berbuat dusta, hal tersebut seimbang dari permulaan sanad hingga akhirnya, tidak terdapat kejanggalan jumlah pada setiap tingkatan.
  • 4. Syarat 1 Hadits Mutawatir Harus berdasarkan tanggapan panca indera sendiri oleh pemberitanya. (Bukan hasil pemikiran (ro’yu) /rangkuman peristiwa / semacamnya, meskipun jumlah perawinya banyak)
  • 5. 2. Jumlah perawi mustahil dusta
  • 6. 2. Jumlah perawi mustahil dusta Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi)
  • 7. 2. Jumlah perawi mustahil dusta Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi) Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi)
  • 8. 2. Jumlah perawi mustahil dusta Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi) Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi) 20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65
  • 9. 2. Jumlah perawi mustahil dusta Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi) Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi) 20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65 40 (Qyas QS 8:64
  • 10. 2. Jumlah perawi mustahil dusta Abu Thayib : Sekurangnya 4 Orang (Saksi) Ashabus Syafi’: Minimal 5 Rawi (Ulul Azmi) 20 Orang (18 mukmin >< 200 kafir) QS 8:65 40 (Qyas QS 8:64 Tarjih Mahmud M Thohan: 10 perawi
  • 12. Syarat Ketiga Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/ berikutnya (tidak banyak)
  • 13. Syarat Ketiga Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/ berikutnya (tidak banyak) Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin karena terlalu ketat.
  • 14. Syarat Ketiga Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/ berikutnya (tidak banyak) Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin karena terlalu ketat. Ibnu Shalah: Ada tapi sedikit.
  • 15. Syarat Ketiga Jumlah Tawattur ada di thabaqat pertama/ berikutnya (tidak banyak) Ibnu Hibban & Al Hazimi: tidak mungkin karena terlalu ketat. Ibnu Shalah: Ada tapi sedikit. Ibnu Hajar al Asqolani: Pendapat diatas tidak benar (mereka kurang menelaah jalan hadits)
  • 16. Hukum Hadits Mutawatir Harus diterima secara bulat, karena kejelasan yang qath’i tanpa ragu, tanpa perlu melihat kondisi perawi yang demikian banyak
  • 18. Pembagian Hadits Mutawattir Mutawatir Lafadzy Barangsiapa yang berdusta atasku maka bersiap-siaplah bertempat dineraka.” Menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadits tersebut diriwayatkan oleh 40 orang sahabat, kemudian Imam Nawawi dalam kita Minhaju al- Muhadditsin menyatakan bahwa hadits itu diterima 200 sahabat
  • 19. Pembagian Hadits Mutawattir Mutawatir Lafadzy Barangsiapa yang berdusta atasku maka bersiap-siaplah bertempat dineraka.” Menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadits tersebut diriwayatkan oleh 40 orang sahabat, kemudian Imam Nawawi dalam kita Minhaju al- Muhadditsin menyatakan bahwa hadits itu diterima 200 sahabat Mutawatir Makna Hadits yang disepakati maknanya walaupun lafadznya beda-beda. Semuanya bermuara pada satu poin yang sama. Misalnya hadits tentang syafaat dan hadits tentang mengusap kedua khuf, hadits tentang membasuh atas khuf, mengangkat kedua tangan dalam doa, tentang al- Quran diturunkan dalam tujuh huruf, dll.
  • 20. Hadits Ahad Khobar Wahid: Perawinya satu orang Khobarul Ahad: Hadits yang tidak ada syarat mutawatir
  • 22. Pembagian Hadits Ahad Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal, bisa shohih, bahkan maudhu)
  • 23. Pembagian Hadits Ahad Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal, bisa shohih, bahkan maudhu) Hadits Aziz
  • 24. Pembagian Hadits Ahad Hadits Masyhur (Minimal 3 Perawi, Dikenal, bisa shohih, bahkan maudhu) Hadits Aziz Hadits Gharib
  • 25. Hadits Masyhur Amr Ibn Ash, Rasulullah SAW bersabda :" Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hambanya, akan tetapi dengan mengangkat para ulama (meninggal), hingga ketika tidak tersisa seorang alim, orang-orang menjadikan pemimpin mereka orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya maka mereka berfatwa tanpa menggunakan ilmu, maka mereka itu sesat dan menyesatkan" (HR Bukhori dan Muslim) " Hal yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah thalaq” (HR Al-Hakim) Hadits Masyhur tidak bisa langsung dihukumi sebagai hadits shohih atau tidak, karena di dalamnya ada yang termasuk kategori shohih, hasan, dhoif atau bahkan maudhu
  • 26. Hadits ‘Aziz Dari Anas bin Malik: Rasulullah SAW: “Tidak sempurna keimanan seorang dari kalian, hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anaknya dan orang lain semuanya” HR Asy Syaikhan
  • 28. Hadits Gharib Gharib Mutlaq - Perawinya hanya satu (asli sanad - sahabat) Innama ‘amalu bin niyat.... Umar bin Khattab
  • 29. Hadits Gharib Gharib Mutlaq - Perawinya hanya satu (asli sanad - sahabat) Innama ‘amalu bin niyat.... Umar bin Khattab Gharib Nisby - Ditengah / di akhir tingkatan sanad. Malik dari Zuhri dari Anas: Rasulullah SAW memasuki mekkah memakai mighfar HR Bukhori Muslim (Malik sendiri menerima dari Az Zuhri)
  • 30.
  • 31. Doddy Al Jambary 0818 884 844 2829FEE7 aljambary@gmail.com slideshare.net/aljambary www.cordova.co.id paradigmabaru.com

Editor's Notes

  1. \n
  2. \n
  3. \n
  4. \n
  5. \n
  6. Hadits (khabar) yang diberitakan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan (daya tangkap) pancaindera. Artinya bahwa berita yang disampaikan itu benar-benar merupakan hasil pemikiran semata atau rangkuman dari peristiwa-peristiwa yang lain dan yang semacamnya, dalam arti tidak merupakan hasil tanggapan pancaindera (tidak didengar atau dilihat) sendiri oleh pemberitanya, maka tidak dapat disebut hadits mutawatir walaupun rawi yang memberikan itu mencapai jumlah yang banyak.\n
  7. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.\n&amp;#x2022; Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.\n&amp;#x2022; Ashabus Syafi&apos;i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi.\n&amp;#x2022; Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang\n18mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah\n200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). &amp;#x2022;Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang.\nHal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: &quot;Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu).&quot; (QS. Al-Anfal: 64). Tarjih dari Mahmud Muhammad Thohan ( Taysir Mustholah hadits) adalah jumlah sepuluh perawi.\n
  8. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.\n&amp;#x2022; Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.\n&amp;#x2022; Ashabus Syafi&apos;i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi.\n&amp;#x2022; Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang\n18mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah\n200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). &amp;#x2022;Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang.\nHal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: &quot;Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu).&quot; (QS. Al-Anfal: 64). Tarjih dari Mahmud Muhammad Thohan ( Taysir Mustholah hadits) adalah jumlah sepuluh perawi.\n
  9. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.\n&amp;#x2022; Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.\n&amp;#x2022; Ashabus Syafi&apos;i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi.\n&amp;#x2022; Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang\n18mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah\n200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). &amp;#x2022;Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang.\nHal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: &quot;Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu).&quot; (QS. Al-Anfal: 64). Tarjih dari Mahmud Muhammad Thohan ( Taysir Mustholah hadits) adalah jumlah sepuluh perawi.\n
  10. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.\n&amp;#x2022; Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.\n&amp;#x2022; Ashabus Syafi&apos;i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi.\n&amp;#x2022; Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang\n18mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah\n200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). &amp;#x2022;Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang.\nHal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: &quot;Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu).&quot; (QS. Al-Anfal: 64). Tarjih dari Mahmud Muhammad Thohan ( Taysir Mustholah hadits) adalah jumlah sepuluh perawi.\n
  11. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.\n&amp;#x2022; Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.\n&amp;#x2022; Ashabus Syafi&apos;i menentukan minimal 5 orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi.\n&amp;#x2022; Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang\n18mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir sejumlah\n200 orang (lihat surat Al-Anfal ayat 65). &amp;#x2022;Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40 orang.\nHal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah: &quot;Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi penolongmu).&quot; (QS. Al-Anfal: 64). Tarjih dari Mahmud Muhammad Thohan ( Taysir Mustholah hadits) adalah jumlah sepuluh perawi.\n
  12. Jumlah tawattur ada baik dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya. Hadits mutawatir yang memenuhi syarat- syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, bahkan Ibnu Hibban dan Al-Hazimi menyatakan bahwa hadits mutawatir tidak mungkin terdapat karena persyaratan yang demikian ketatnya. Sedangkan Ibnu Salah berpendapat bahwa mutawatir itu memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Ibnu Hajar Al-Asqalani berpendapat bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar. Ibnu Hajar mengemukakan bahwa mereka kurang menelaah jalan-jalan hadits.\n
  13. Jumlah tawattur ada baik dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya. Hadits mutawatir yang memenuhi syarat- syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, bahkan Ibnu Hibban dan Al-Hazimi menyatakan bahwa hadits mutawatir tidak mungkin terdapat karena persyaratan yang demikian ketatnya. Sedangkan Ibnu Salah berpendapat bahwa mutawatir itu memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Ibnu Hajar Al-Asqalani berpendapat bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar. Ibnu Hajar mengemukakan bahwa mereka kurang menelaah jalan-jalan hadits.\n
  14. Jumlah tawattur ada baik dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya. Hadits mutawatir yang memenuhi syarat- syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, bahkan Ibnu Hibban dan Al-Hazimi menyatakan bahwa hadits mutawatir tidak mungkin terdapat karena persyaratan yang demikian ketatnya. Sedangkan Ibnu Salah berpendapat bahwa mutawatir itu memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Ibnu Hajar Al-Asqalani berpendapat bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar. Ibnu Hajar mengemukakan bahwa mereka kurang menelaah jalan-jalan hadits.\n
  15. Jumlah tawattur ada baik dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya. Hadits mutawatir yang memenuhi syarat- syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, bahkan Ibnu Hibban dan Al-Hazimi menyatakan bahwa hadits mutawatir tidak mungkin terdapat karena persyaratan yang demikian ketatnya. Sedangkan Ibnu Salah berpendapat bahwa mutawatir itu memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Ibnu Hajar Al-Asqalani berpendapat bahwa pendapat tersebut di atas tidak benar. Ibnu Hajar mengemukakan bahwa mereka kurang menelaah jalan-jalan hadits.\n
  16. Hadits mutawatir memberikan faedah ilmu daruri dan yakin, yakni keharusan untuk menerimanya secara bulat sesuatu yang diberitahukan mutawatir karena ia membawa keyakinan yang qath&apos;i (pasti) tanpa perlu diragukan, bahkan tanpa perlu melihat kembali pada kondisi perawinya yang demikian banyak.\n
  17. \n
  18. \n
  19. \n
  20. \n
  21. Kata Aahad secara bahasa adalah bentuk jamak dari &amp;#x2018;ahad&amp;#x2019; yang bermakna &amp;#x2018;satu&amp;#x2019;. Maka khobar wahid adalah yang diriwayatkan oleh satu orang saja. Adapun pengertian Khobarul Ahad secara istilah adalah : hadits yang tidak terkumpul padanya syarat mutawattir. Hadits Ahad terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :Hadits Masyhur, Aziz dan Gharib.\n
  22. \n
  23. \n
  24. \n
  25. \n
  26. Tidak (sempurna) keimanan seorang dari kalian, hingga aku lebih ia cintai dari orangtuanya, anaknya, dan orang lain semuanya &quot; ( HR Bukhori dan Muslim)\n
  27. hadits yang diriwayatkan oleh satu perawi saja, baik di asli sanadnya ( shohabat) yang disebut dengan Gharib Mutlaq, ataupun di tengah dan akhir tingkatan sanadnya yang disebut Ghorib Nisby.\n&amp;#x2022; Contoh Gharib Mutlaq adalah hadits tentang Niat : Innamal a&apos;maalu binniyat..dst, yang diriwayatkan sendirian oleh Umar bin Khatab ra pada asli sanadnya.\n&amp;#x2022; Contoh Gharib nisby adalah hadits Malik dari Zuhri dari Anas ra : bahwa Rasulullah SAW memasuki Mekkah dan di atas kepalanya ada mighfar (semacam topi besi) (HR Bukhori Muslim). Dalam hadits ini Malik sendirian menerima dari Az-Zuhri.\n
  28. hadits yang diriwayatkan oleh satu perawi saja, baik di asli sanadnya ( shohabat) yang disebut dengan Gharib Mutlaq, ataupun di tengah dan akhir tingkatan sanadnya yang disebut Ghorib Nisby.\n&amp;#x2022; Contoh Gharib Mutlaq adalah hadits tentang Niat : Innamal a&apos;maalu binniyat..dst, yang diriwayatkan sendirian oleh Umar bin Khatab ra pada asli sanadnya.\n&amp;#x2022; Contoh Gharib nisby adalah hadits Malik dari Zuhri dari Anas ra : bahwa Rasulullah SAW memasuki Mekkah dan di atas kepalanya ada mighfar (semacam topi besi) (HR Bukhori Muslim). Dalam hadits ini Malik sendirian menerima dari Az-Zuhri.\n
  29. \n