SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 43
Descargar para leer sin conexión
DUNIA ORANG-ORANG MATI




                                           a
                                         ar
                                       nt
                             Sandiwara Tiga Babak




                                    sa
                                Oleh: Saini K.M

                                  Nu
                               ul
                            nd
                          Ba




                                  Bandung, 1986
                  k




        (Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009)
                po
   lom
Ke




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                           1
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
a
                                         ar
                                       nt
                                    sa
                                  Nu                         Kepada
                               ul

                                                    RENDY HERRINDRA
                            nd


                                                    SUMANTRI SOELIN
                          Ba




                                                               dan
                  k




                                                    PURWOTO HANDOKO
                po
   lom
Ke




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                              2
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Dramatis Personae


DARMA                45 tahun             Veteran; Ahli keuangan

JUARSA               50 tahun             Veteran; Direktur utama sebuah bank

SUPANDI              45 tahun             Veteran, Kepala bagian di bank tersebut




                                           a
                                         ar
RUSLAN               45 tahun             Veteran, Kepala bagian di bank tersebut




                                       nt
MAYA                 35 / 40 tahun        Istri Darma




                                    sa
ENJANG               30 tahun             Pelayan

UYUNG                30 tahun
                                  Nu      Pelayan

SURYANA              50 tahun             Direktur utama usaha kontraktor
                               ul

HARRIS               45 tahun             Kepala bagian di perusahaan tersebut
                            nd


AJO                  30 tahun             Pelayan
                          Ba




YOPI                 30 tahun             Wartawan ekonomi & bisnis

MAS PARTO            45 tahun             Pekerja di pekuburan Kristen
                  k
                po




TAUDIN               45 tahun             Sahabat Darma; Veteran
   lom




SUWAYA               45 tahun             Sahabat Darma; Veteran

VAN REES             55/60 tahun          Wakil sebuah perusahaan Multinasional AS
Ke




BEBERAPA PEKERJA KUBURAN




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                  3
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Babak I
     Ruang Kepala Bagian Analis Kredit pada sebuah bank di suatu kota besar di
Indonesia. Ada meja kerja, sebuah kursi bagi kepala bagian dan sebuah atau lebih kursi
untuk penghadap. Terdapat juga seperangkat kursi dan meja bagi para tamu. Pot-pot
penyegar ruangan dan lemari buku-buku akan menunjang suasana ruangan. Waktu pagi
hari. Pertengahan dasawarsa tujuhpuluhan.



Adegan 1




                                            a
                                          ar
Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak Enjang sedang membersihkan
ruangan dengan seksama dan teliti sekali. Muncul Supandi.




                                        nt
                                     sa
ENJANG          : Selamat pagi, Pak.
SUPANDI         : Selamat pagi. (MELIRIK KE SEGALA ARAH DAN
                                   Nu
                  MEMPERHATIKAN ENJANG BEKERJA). Bersih! Rapi! Segar!
ENJANG          : (SENANG) Asyik! Sedap ya Pak!
SUPANDI         : Kamu tidak pernah mengurus ruangan saya sebaik ini, ya?
                                ul

ENJANG          : (SADAR DAN BERFIRASAT BURUK) Siapa bilang, Pak?
                             nd


SUPANDI         : Saya yang bilang.
ENJANG          : (MENCOBA MELOLOSKAN DIRI) Kalau begitu, sudahlah pak. Saya
                           Ba




                  mengaku.
SUPANDI         : Mengaku apa?
ENJANG          : (MENGHINDAR)Ruangan ini bersih dan rapi, Pak.
                  k




SUPANDI         : (MENDESAK) Ya. Jadi mengapa?
                po




ENJANG          : Mengapa apa, Pak?
SUPANDI         : Otakmu di mana, Jang?
   lom




ENJANG          : Otak saya tidak penting, Pak. Yang penting tangan saya selalu di gagang
                  sapu, Pak.
Ke




SUPANDI         : Kamu mengalihkan persoalan, ya?
ENJANG          : Saya tidak mengerti maksud Bapak, Pak.
SUPANDI         : (LEBIH MENDESAK) Sudah. Kamu jangan pura-pura. Mengapa kamu
                  pilih-kasih?
ENJANG          : Pilih-kasih?
SUPANDI         : Mengapa kamu merawat ruangan Pak Darma lebih baik daripada merawat
                  ruangan saya?
ENJANG          : Astaga! Apa memang begitu, Pak?



DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    4
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SUPANDI         : (MENDESAK) Berpura-pura lagi, ya? Mengapa kamu rawat ruangan ini
                  berbeda dengan ruangan lain.
ENJANG          : (SEKENANYA) Kan Bapak bukan Pak Darma, Pak.
SUPANDI         : Itu jelas. Tapi itu bukan alasan kamu melebihkan dia daripada saya.
ENJANG          : Memang itu jelas, Pak.
SUPANDI         : Jelas apa?
ENJANG          : Bapak maunya apa?
SUPANDI         : Astaga, Enjang!
ENJANG          : Jelas Bapak bukan Pak Darma, kan?




                                             a
SUPANDI         : Jelas kamu pilih-kasih!




                                           ar
ENJANG          : Kalau Bapak tidak setuju saya terus bekerja di sini, saya anggap kerja saya




                                         nt
                  di sini selesai. (BERGEGAS PERGI).
SUPANDI         : Nanti dulu. Nanti dulu.




                                      sa
ENJANG          : Kan Bapak tidak setuju saya merapikan ruangan ini.
SUPANDI         : Bukan itu! Kamu belum mengaku.
                                    Nu
ENJANG          : Kan tadi sudah, Pak.
SUPANDI         : Mengaku apa?
                                 ul
ENJANG          : Tidak tahu, Pak. Terserah Bapak. (PERGI)
SUPANDI         : Sialan!
                              nd



Adegan 2
                            Ba




Muncul Uyung. Ia langsung merawat ruangan dengan seksama dan penuh pengabdian.
                  k




SUPANDI         : Astaga!
                po




UYUNG           : Selamat pagi, Pak.
SUPANDI         : (HERAN DAN KESAL) Uyung!
   lom




UYUNG           : Ya,Pak.
SUPANDI         : Ruangan ini sudah dibersihkan si Enjang!
UYUNG           : (KECEWA) O, begitu Pak? Rupanya saya kedahuluan, padahal saya
Ke




                  ngebut dari rumah.
SUPANDI         : Ruangan ini sudah bersih dan rapi. Kamu tak perlu mengurusnya lagi.
UYUNG           : Kalau begitu lebih baik saya segera pergi ke tempat parkir:
SUPANDI         : Ke tempat parkir?
UYUNG           : Ya, Pak. Saya pergi sekarang, supaya tidak kedahuluan lagi (BERSIAP
                  PERGI).
SUPANDI         : (MENCEGAT) Nanti dulu. Buat apa kamu pergi ke tempat parkir?
UYUNG           : Cuci mobil Pak Darma, Pak.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                      5
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SUPANDI         : Ooo, jadi kamu juga mencuci mobil Pak Darma, ya?
UYUNG           : (MULAI        SADAR    ARAH      PEMBICARAAN)       Yang      lain   juga
                  melakukannya, Pak. Makanya saya mohon diri, saya bisa kedahuluan lagi
                  ‘ni, Pak. (BERUSAHA PERGI. SUPANDI MENGHALANGINYA)
SUPANDI         : Nanti dulu.
UYUNG           : Ada apa, Pak?
SUPANDI         : Jawab dulu pertanyaan saya.
UYUNG           : Tanya yang lain saja,Pak. Saya tergesa-gesa ‘ni.
SUPANDI         : Cuma kamu yang ada di sini. Kamu harus menjawab pertanyaan saya.




                                            a
                  Jadi, kamu dan yang lain biasa mencuci mobil Pak Darma, ya?




                                          ar
UYUNG           : Tidak saya saja, Pak, harap Bapak tahu. Enjang, Adun, Maman juga




                                        nt
                  mencucinya.
SUPANDI         : Kenapa kamu dan juga yang lain tidak pernah mencuci mobil saya?




                                     sa
UYUNG           : (GUGUP, BINGUNG) Saya tidak tahu , Pak.
SUPANDI         : Tidak tahu? Jawaban macam apa itu?
                                   Nu
UYUNG           : Tidak tahu, Pak.
SUPANDI         : Jadi kamu tidak tahu mengapa kamu mencuci mobil Pak Darma dan tidak
                                ul
                  mencuci mobil saya?
UYUNG           : Bukan, Pak.
                             nd


SUPANDI         : Jadi tidak tahu apa, heh?
UYUNG           : (GUGUP) Tidak tahu jawaban macam apa itu tadi.
                           Ba




SUPANDI         : Astaga! Uyung, Uyung! Baiklah, itu tidak penting. (MENDESAK)
                  Sekarang jawab: Kenapa kamu merawat ruangan Pak Darma lebih
                  k




                  bersungguh-sungguh dan mengapa kamu mencuci mobilnya?
                po




UYUNG           : Bukan saya saja, Pak, yang lain juga.
SUPANDI         : (TAMBAH KESAL DAN BERTERIAK) Peduli amat dengan yang lain.
   lom




                  Saya tanya kamu. Kenapa kamu pilih-kasih?
UYUNG           : (MERASA TERPOJOK) Apakah saya harus menjawab, Pak?
SUPANDI         : Kamu digaji di antaranya untuk menjawab pertanyaan, Uyung!
Ke




UYUNG           : Apakah Bapak tidak akan tersinggung, Pak?
SUPANDI         : Astaga! Saya sudah tersinggung, Yung. Saya akan tersinggung kalau kamu
                  tidak menjawab.
UYUNG           : Betul, Pak?
SUPANDI         : Astaga! Darah tinggi saya bisa naik, Yung. Jawablah mengapa kamu,
                  kalian pilih kasih! Mengapa kalian merawat ruangan ini lebih baik dan
                  mengapa kalian mencuci mobil Pak Darma!
UYUNG           : (NEKAD) Karena Pak Darma itu lain, Pak.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    6
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SUPANDI          : Lain?
UYUNG            : Ya. Pak Darma tidak pernah sayang dengan uang kecil. Kalau beli rokok
                  atau yang lain, kembaliannya biasanya diberikan kepada kami.
SUPANDI          : (SADAR AKAN GELAGAT BURUK) O, begitu.
UYUNG            : (BERSEMANGAT) Lebih daripada itu, Pak. Beliau selalu bertanya
                  tentang keadaan keluarga kami, Pak.
SUPANDI          : (RISI) Saya paham.
UYUNG            : (KEJAM) Bapak belum paham. Kalau ada anggota keluarga kami yang
                  sakit beliau biasa menengok.




                                             a
SUPANDI          : (TERDESAK) Saya paham. Sudahlah. Kamu boleh pergi.




                                           ar
UYUNG            : (MENDESAK) Tidak, Pak. Yang lain sudah mencuci mobil Pak Darma.




                                         nt
                  Lebih baik saya memberikan penjelasan kepada Bapak.
SUPANDI          : Sudah cukup jelas, Yung.




                                      sa
UYUNG            : Belum, Pak. Kalau beliau tidak dapat datang secara pribadi, biasanya
                  beliau mengirim pesan dan sumbangan.
                                    Nu
SUPANDI          : Sudahlah. Kamu boleh pergi.
UYUNG            : Belum cukup jelas, Pak. Kalau dapat rezeki, misalnya kalau ada klien
                                 ul
                  yang tanpa diminta mengirim sesuatu, kami selalu mendapat bagian.
SUPANDI          : Sudah jelas, Yung, kamu boleh pergi.
                              nd


UYUNG            : (TEGAS) Itulah sebabnya kami merawat ruangannya dengan seksama.
SUPANDI          : Saya mengerti. Sekarang kamu boleh pergi.
                            Ba




UYUNG            : Itulah sebabnya kami berlomba-lomba membawakan tasnya.
SUPANDI          : Sudahlah, Yung, sudahlah.
                  k




UYUNG            : Itulah sebabnya kami mencuci mobilnya dengan penuh kasih sayang,
                po




                  seperti beliau menyayangi kami.
SUPANDI          : Sudahlah, Yung, saya paham benar.
   lom




UYUNG            : Saya digaji untuk menjelaskan ini, Pak. (PERGI)
SUPANDI          : (MEMEGANG DADA KIRINYA) Aduh, tekanan darahku!
Ke




Adegan 3
Muncul Ruslan, salah satu di antara kepala-kepala bagian di bank itu.
RUSLAN           : Belum datang?
SUPANDI          : Belum. Sialan, biasanya dia datang lebih dulu dari siapapun. Pagi ini
                  malah dia terlambat.
RUSLAN           : Ada apa dengan dadamu itu?
SUPANDI          : Pelayan-pelayan itu sialan. Bisa pecah jantung saya karena ulah mereka.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     7
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
RUSLAN          : Tinggalkanlah dulu pelayan-pelayan itu, Di. Kita harus mencari jalan
                  supaya si Darma setuju.
SUPANDI         : Saya harus beristirahat dulu. (DUDUK)
RUSLAN          : Nantilah kalau mau beristirahat. Saya sendiri hampir tidak tidur tadi
                  malam. Saya bangun terlambat dan terpaksa ngebut ke sini tadi. Hampir
                  menabrak orang di jalan. Eh, malah sekarang si Darma belum datang.
SUPANDI         : Kenapa mesti gelisah betul? Sebentar lagi dia datang.
RUSLAN          : Bagaimana tidak gelisah, Di? Kita sudah menerima hadiah, termasuk
                  Boss.




                                               a
SUPANDI         : Saya juga menerima hadiah, tapi tidak gelisah seperti kamu.




                                             ar
RUSLAN          : Kamu tidak tahu, Di, apa yang terjadi dengan mobil hadiah itu.




                                           nt
SUPANDI         : Apa yang terjadi?
RUSLAN          : Begitu kami terima mobil itu, si Teddy, anak saya yang sulung, langsung




                                        sa
                  mengendarainya. Dan a… apa yang terjadi?
SUPANDI         : Apa yang terjadi?   Nu
RUSLAN          : Setengah jam saja dia pergi, kemudian kami terima telpon bahwa mobil itu
                  tabrakan.
                                   ul
SUPANDI         : Astaga!
RUSLAN          : Di samaping mobil hadiah itu rusak berat, kami pun harus mengganti
                                nd


                  kerusakan mobil yang ditabraknya. Kamu tahu berapa, Di?
SUPANDI         : Berapa?
                              Ba




RUSLAN          : Dua ratus lima puluh ribu, Di.
SUPANDI         : Rupanya kerusakannya berat juga mobil yang ditabrak itu.
                  k




RUSLAN          : Cuma penyok sedikit, Di. Cuma sedikit.
                po




SUPANDI         : Lha kenapa harus kamu bayar dua ratus lima puluh ribu?
RUSLAN          : Itulah, Di. Soalnya pemiliknya tentara, dan kumisnya, Di, kumisnya!
   lom




SUPANDI         : Ada apa dengan kumisnya?
RUSLAN          : Sebesar tanduk kerbau, Di. Persis bentuknya seperti tanduk kerbau. Siapa
                  yang tidak ngeri?
Ke




SUPANDI         : Saya paham, memang kamu sial, Lan.
RUSLAN          : Makanya saya gelisah, Di. Saying kan kalau si Darma tudaj setuju.
                  Bukankah kit harus mengembalikan hadiah itu kepada klien?
SUPANDI         : Apa boleh buat.
RUSLAN          : Kamu bisa mengatakan begitu, Di. Tapi bagaimana dengan saya? Saya
                  tidak bisa mengembalikan mobil yang sudah penyok-penyok. Saya juga
                  sudah rugi dua ratus lima puluh ribu rupiah. Di samping itu dibentak-
                  bentak si Kumis tanduk kerbau itu.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     8
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SUPANDI         : Saya paham.
RUSLAN          : Kamu tidak akan paham perasaan orang yang hamper terkencing-kencin di
                  celananya dibentak si tanduk kerbau itu, Di.
SUPANDI         : Saya juga tidak lebih beruntung, Lan.
RUSLAN          : Ada apa dengan kamu?
SUPANDI         : Pelayan-pelayan itu telah menghina saya, Lan. Saya harus memeriksakan
                  tekanan darah saya nanti sore. Jantung saya berdebum-debum rasanya dan
                  saya berkeringat dan lelah sekali.




                                               a
Adegan 4




                                             ar
                                           nt
Muncul darma diiringi oleh Enjang yang menjinjing tasnya dan Uyung yang
membawakan barang-barangnya yang lain.




                                        sa
RUSLAN & SUPANDI : Selamat pagi, Dar.
DARMA           : Hai! Selamat pagi! Tumben pagi begini kalian sudah datang.
                                      Nu
RUSLAN          : Kamulah yang kesiangan. Biasanya kamu dating pagi sekali, Dar.
DARMA           : Habis kalian minta saya membuat analisa kredit terakhir itu dengan
                                   ul
                  segera. Punya Tek Wan itu. Saya terlambat tidur tadi malam karena ingin
                  merampungkan dan melaporkan pada kalian.
                                nd


RUSLAN          : Kami benar-benar ingin tahu hasilnya, Dar.
DARMA           : Tergesa-gesa amat, sih.
                              Ba




SUPANDI         : Soalnya si Teddy menabrak mobil tentara.
RUSLAN          : Ssssshh !
                  k




DARMA           : Si Teddy ? Anak Sulungmu itu?
                po




RUSLAN          : Ya. Tapi itu di luar persoalan, marilah kita bicara tentang hasiul kerjamu
                  itu. Kamu sudah menyelesaikannya, Dar?
   lom




DARMA           : Sudah.
SUPANDI         : Hasilnya bagaimana, Dar?
RUSLAN          : Kamu setuju kan?
Ke




DARMA           : Setuju?
SUPANDI         : Maksudnya, klien kita itu diberi pinjam dua setengah milyar?
DARMA           : Itu kan sangat tergantung pada kelayakan proyeknya. Kalian ini
                  bagaimana, sih. Saya tidak berada dalam kedudukan menyatakan setuju
                  atau tidak.   Saya ahanya menyatakan layak atau tidak layaknya suatu
                  proyek dan memberikan rekomendasi.
RUSLAN          : Tapi proyek itu layak diberi pinjaman dua setangah milyar, bukan?
DARMA           : Mintanya memang dua setengah milyar.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     9
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
RUSLAN          : Ya, Dar.
SUPANDI         : Betul, Dar. Dua setengah milyar.
DARMA           : (TERTAWA GELI) Yang benar saja. Kalian ini bagaimana? Paling-paling
                    layak untuk seperlimanya.
RUSLAN          : (HAMPIR BERTERIAK) Seperlimanya?
DARMA           : (TENANG) Ya, lima ratus juta.
SUPANDI         :    Astaga! (MENJATUHKAN DIRI KE KURSI). Sore ini saya harus
                    memeriksakan darahku. Jantungku.
RUSLAN          : Dar, apakah pendapatmu itu mutlak?




                                              a
SUPANDI         : Dar, kamu tahu, hasil analisamu sangat penting bagi……..




                                            ar
                    Bagi…………… bagi klien kita itu.




                                          nt
DARMA           : Jelas. Makanya dia mendesak kalian agar mendesak saya menyelesaikan
                    analisanya secepatnya, bukan?




                                       sa
SUPANDI         : Maksud saya kamu, kamu bisa menolongnya, bukan?
DARMA           : (HERAN) Lha, bukankah dengan membuat analisa itu saya sudah
                                     Nu
                    menolongnya dari kemungkinan rugi?
RUSLAN          : Jai pokoknya kamu tidak setuju memberi dia dua setengah milyar?
                                  ul
DARMA           : Ini bukan soal setuju atau idak setuju. Ini soal masuk akal atau tidak
                    masuk akal.
                               nd


SUPANDI         : Jadi kamu anggap proyek klien kita itu tidak masuk akal?
DARMA           : Masuk akal juga, Di, tapi hanya untuk lima ratus juta.
                             Ba




SUPANDI         : Kamu yakin, Dar?
DARMA           : (TERTAWA PAHIT) Saya dan anak-anak buah saya sudah bolak-balik
                  k




                    menghitungnya, Di. Kamu tahu, tugas saya tidak hanya melindungi klien
                po




                    kita dari banyak kerugian, akan tetapi juga melindungi kekayaan Negara.
                    Jadi percayalah kepada saya dan anak-anak, bahwa proyek klien itu hanya
   lom




                    layak untuk lima ratus juta.
RUSLAN          : Tidakkah        kamu   dan       anak-anak   buahmu   bisa   mengusahakan
                    menambahnya, Dar?
Ke




DARMA           : (MULAI KESAL) Astaga, Lan! Bayangkan olehmu Tek Wan ini mau
                    mebangun sebuah gedung di tengah-tengah bangunan lain yang
                    diperguanakan sebagai kompleks pertokoan dan perkantoran. Kalian tahyu
                    bahwa gedung-gedung yang sudah adapun belum terisi semuanya. Ada
                    yang hanya terisi satu dari lima tingkat; ada bioskop yang hanya ditonton
                    tukang sapunya; ada kios-kios yang ditinggalkan lagi penyewanya karena
                    tidak ada pembeli. Jelas bukan bahwa saya harus melindungi klienmu dari
                    kerugian dan melindungi Negara dari pengerahan dana yang tak terarah?


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                      10
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SUPANDI         : Barangkali memang kamu ahli di bidangmu, Dar. Akan tetapi kamu harus
                  sadar bahwa klien kita itu.wiraswastawan yang berpengalaman dan
                  berhasil. Dia orang lapangan, Dar. Ada hal-hal yang luput dari
                  perhitungan belakang meja. Oelh karena itu, kamu tidak dapat yakin
                  secara mutlak tentang perhitungan-perhitunganmu.
RUSLAN          : Dan boss sudah setuju memberinya pinjam dua setengah milyar, Dar.
DARMA           : Kalian tahu saya hanya melaksanakan tugas. Tgas saya menganalisa
                  usulan kredit sesuai dengan cara-cara yang baku. Unutk itu sudah
                  dikerahkan tenaga beberapa insinyur teknik industri. Perhitungan mereka




                                             a
                  saya periksa dan meyakinkan saya. Saya hanya bersedia memberikan




                                           ar
                  rekomendasi kalau Tek Wan memimjam dalam jumlah yang masuk akal.




                                         nt
RUSLAN          : Kamu harus tahu, boss sudah siap menandatangani formatnya, Dar.
DARMA           : (HERAN) Barangkali itu bukan urusan saya, Lan. Tugas saya melapor dan




                                      sa
                  memberikan rekomendasi. Rekomendasi saya negative terhadap proyek
                  klienmu itu.      Nu
SUPANDI         : Lan, kalau Darma tidak setuju kita tidak perlu mebicarakannya lebih
                  lanjut.
                                 ul
DARMA           : Saya sudah mengatakan, ini bukan soal setuju atau tidak setuju. Ini adalah
                  soal layak atau tidak layak. Layak atau tidak layak proyek itu tidak saya
                              nd


                  yang menentukan akan tetapi perhitungan-perhitungan yang saya buat
                  dengan bantuan Ir. Prasadi dan Ir. Sambas
                            Ba




RUSLAN          : Kalau begitu kita masalahkan boss. Ini persoalan boss juga, Di?
DARMA           : Silakan kalian membicarakannya, tugas dan persoalan saya sudah saya
                  k




                  selesaikan. Saya sudah merasa cukup berusaha melindungi klien dari
                po




                  kerugiannya dan melindungi Negara dari pengerahan dana yang tidak
                  benar.
   lom




SUPANDI         : Kami akan membicarakannya dengan boss.
DARMA           : Silakan
SUPANDI         : Mari, Lan (MEREKA PERGI)
Ke




Adegan 5
Muncul Enjang membawa baki berisi poci, cangkir dan toples.
DARMA           : Mengapa baru sekarang, Jang ?
ENJANG          : Tadi ada Pak Supandi dan Pak Ruslan, Pak.
DARMA           : Lha, apa salahnya kamu membawa teh saya selagi mereka ada di sini ?
ENJANG          : (KIKUK) Ita, Pak, Mereka suka cemburu.

DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     11
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
DARMA           : Cemburu ?
ENJANG          : Perlengkapan minum lain daripada yang mereka pergunakan, Pak.Lebih
                  baik bahkan daripada yang dipergunakan Bapak Kepala.
DARMA           : Apa bagitu ?
ENJANG          : Ya, Pak.
DARMA           : Mengapa begitu ?
ENJANG          : Ini bukan perlengkapan kantor, Pak.
DARMA           : (HERAN) Nanti dulu. Ini bagaimana ?




                                              a
ENJANG          : Bu Nunung menggantinya dengan yang ada di rumahnya, Pak.




                                            ar
DARMA           : Mengapa?
ENJANG          : Bu Nunung ingin Bapak mempergunakan poci dan cangkir yang lebih




                                          nt
                  baik, Pak.




                                       sa
ENJANG          : Ketika Bu Nunung mengajukan usul, kami semua setuju, Pak.
DARMA           : Saya tidak tahu, apa yang harus saya katakana Jang (MINUM).
ENJANG
                                     Nu
                : Tehnya juga lain, Pak.
DARMA           : Lain ?
ENJANG          : Si Uyung pesan dari uwaknya, Pak. Katanya itu teh yang paling baik di
                                  ul

                  seluruh dunia dan tidak dijual di toko.
                               nd


DARMA           : Memang enak. Katakan terimakasih kepada kawan-kawanmu.
ENJANG          : Dan kue itu dari Soleh, Pak.
                             Ba




DARMA           : O. Terima kasih.
ENJANG          : Pak ?
DARMA           : Ya ?
                  k




ENJANG          : Betulkah Bapak akan dipindahkan ?
                po




DARMA           : (HERAN) Saya tidak tahu. Dari mana kamu dengar kabar itu?
   lom




ENJANG          : Katanya Bapak akan jadi kepala sebuah cabang diinokota suatu propinsi.
DARMA           : Siapa bilang begitu ?
ENJANG          : Saya dengat dari kawan-kawan dan kawan-kawan dengar dari yang lain.
Ke




                  Katanya, Pak Markum akan menggantikan Bapak.
DARMA           : Begitukah ?
ENJANG          : Ya, Pak. Katanya Bapak memang sangat ahli, akan tetapi Bapak agak
                  kaku dan kurang pandai bekerja sama di sini.
DARMA           : O, begitu.
ENJANG          : Kami akan merasa sedih dan kehilangan kalau Bapak pindah.
DARMA           : Janganlah kamu terlalu percaya desas-desus, Jang. Disamping itu saya
                  tidak bisa dipindah-pindah dengan seenaknya saja.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   12
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
ENJANG          : Mudah-mudahan itu tidak benar, Pak.
DARMA           : Ah, enak juga kuenya ini. Bilang terima kasih pada Soleh.
ENJANG          : Dia akan senang sekaliBapak suka kue itu, Pak.



Adegan 6
Muncul Maya
DARMA           : (TERKEJUT) Mam ? Ada apa? Apa si tito berkelahi lagi ?




                                            a
MAYA            : (HERAN TAPI KEMUDIAN TERSENYUM) Jangan pura-pura, Pap.




                                          ar
DARMA           : (HERAN) Pura-pura ?
MAYA            : Ternyata Papi pandai main sandiwara, ya ?




                                        nt
DARMA           : (BINGUNG) Main sandiwara ?




                                     sa
MAYA            : Sudahlah, jangan berlagak pilon. Rahasiamu sudah bocor. Sudah
                  terbongkar (TERTAWA).
DARMA
                                   Nu
                : Astaga ! Apa saya mimpi ? Apa barangkali karena kurang tidur ?
MAYA            : (GELI DAN SENANG) Sudahlah, Pap. Bayangkan, Pak Juarsa sendiri
                  yang menilon.
                                ul

DARMA           : Menilpon ? Menilpon apa ?
                             nd


MAYA            : Aduh pura-puranya. Apa harus saya jelaskan ? Masih mau main sandiwara
                  rupanya ?
                           Ba




DARMA           : Saya benar-benar tidak mengerti, Mam!
MAYA            : Pak Juarsa sendiri menilpon. Katanya saya harus datang ke sini karena
                  kamu punya surprise bagi saya, Pap. Nah sekarang jelas, bukan. Sekarang
                  k




                  jelas rahasiamu terbongkar, bukan ?
                po




DARMA           : Rahasia apa ?
   lom




MAYA            : (TERTAWA) Sudahlah, tidak perlu main sandiwara lagi.



Adegan 7
Ke




Muncul Juarsa, Supandi dan Raslan, Enjang segera pergi.
JUARSA          : Memang kamu tidak usah berpura-pura, Dar.
MAYA            : O, Bapak. Selamat pagi, Pak.
JUARSA          : Selamat pagi.
MAYA            : Selamat pagi, Pak Pandi, Pak Raslan.
SUPANDI DAN RASLAN : Selamat pagi, Bu Darma.
JUARSA          : Nah, sekarang upacaranya bisa dimulai, bukan ?


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                  13
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
DARMA           : Upacara apa ?
MAYA            : (MULAI BIMBANG). Tampaknya dia benar-benar bingung. Kamu
                  memang pandai main sandiwara atau kena surprisemu sendiri, Pap ?
DARMA           : (BERFIRASAT BURUK) Kamu boleh menganggap ini sandiwara, akan
                  tetapi saya kira ini sungguh-sungguh.
JUARSA          : Darma benar. Marilah kita tinggalkan sandiwara ini dan kita mulai
                  bersungguh-sungguh. (KEPADA MAYA) Bu Darma, Anda tahu benar
                  betapa besar jasa suami Anda bagi kemajuan usaha kita. Kami juga tahu,




                                            a
                  betapa besar cinta suami Anda kepada Anda. Sejak lama ia ingin




                                          ar
                  mengungkapkan cintanya yang besar itu kepada Anda dengan sebaik-
                  baiknya, akan tetapi kesempatan itu belum datang uga. Itulah sebabnyu




                                        nt
                  kami semua membantunya. Hari ini, saat ini, kami harap akan menjadi




                                     sa
                  saat-saat yang paling indah bagi Anda dan suami Anda. Akhirnya suami
                  Anda dapat mencapai cita-citanya. Ia dapat menepati janji kepada dirinya
                                   Nu
                  sendiri. Oleh karena itu, tadi Anda saya panggil untuk melaksanakan
                  upacara yang hikmat ini. (KEPADA RUSLAN) Pak Raslan, bawalah
                  hadiah itu dan juga cermin itu. (RASLAN MENYERAHKAN KOTAK
                                ul

                  KECIL DAN MENGAMBIL SERTA MENYIAPKAN CERMIN.
                             nd


                  JUARSA MEMBUKA KOTAK DAN MENGAMBIL ISINYA, LALU
                  MENYERAHKAN KOTAK KEPADA SUPANDI). Atas nama cinta
                           Ba




                  kasih yang tak terhingga dan atas nama persahabatan kami yang terjalin
                  sejak kami sama-sama bergerilya di hutan-hutan di Jawa Barat, dengan ini
                  saya persembahkan kalung, gelang dan giwang ini kepada Anda.
                  k




                  (MENYERAHKAN PERHIASAN MEWAH GEMERLAPAN KEPADA
                po




                  MAYA, RASLAN MENYIAPKAN CERMIN DI DEPAN MAYA).
   lom




MAYA            : O, Papi ! O ! Terima kasih, Papi! (MERANGKUL DARMA,
                  MEMAKAIKAN KALUNG DAN GELANG, MENGHADAP CERMIN).
                  O ! Indah sekali ! Terima kasih Papi, Pak Juarsa, Pak Pandi, Pak Raslan.
Ke




                  (KEPADA DARMA) Papi, ternyata kamu tahu bahwa saya sering bolak-
                  balik di depan toko Mas Galaxy hanya untuk memandang perhiasan ini.
                  Kamu benar-benar memahami keinginan istrimu walaupun kamu terus-
                  menerus berpura-pura.
JUARSA          : Kamu benar-benar suami yang baik, Dar. Kami benar-benar iri dengan
                  gagasanmu yang hebat ini.
MAYA            : Saya tahu, kamumemang hebat, Pap. Kamu kadang-kadang memang agak
                  aneh tapi kamu begitu banyak gagasan. Dan saya juga tahu sekarang,


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   14
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
bahwa kamu pandai menyimpan rahasia dan berpura-pura, bahkan kepada
                  istrimu sendiri. Terima kasih, sekali lagi terima kasih, Pap. Kenapa kamu
                  diam saja ?
JUARSA          : Sebanarnya kita segera meninggalkan ruangan ini, Di, Lan. Berilah suami-
                  istri yang berbahagia ini untuk berduaan. (KEPADA MAYA) Bu Darma,
                  suami Anda harus menandatangani tanda terima perhiasan ini dulu.
                  (KEPADA SUPANDI) Di, serahkan mapnya kepada Darma. (SUPANDI
                  MENYERAHKAN MAP REKOMENDASI PEMBAGIAN KREDIT,




                                               a
                  DARMA MEMBUKANYA DAN                    UNTUK      BEBERAPA LAMA




                                             ar
                  MEMANDANGNYA.             IA    MENGAMBIL        VULPENNYA,        AKAN
                  TETAPI        KEMUDIAN         MEMASUKKANNYA           KEMBALI.      INI




                                           nt
                  DILAKUKANNYA BEBERAPA KALI SEMENTARA YANG LAIN




                                        sa
                  MEMPERHATIKANNYA,               SELAIN      MAYA        YANG       LEBIH
                  MEMPERHATIKAN BAYANGAN DIRINYA DI DALAM CERMIN).
                                      Nu
                  Tanda tanganilah demi istrimu yang kamu cintai, Dar.
MAYA            : (MULAI MENYADARI AKAN ADANYA SESUATU YANG ANEH)
                  Mengapa kamu belum juga menandatanganinya, Pap ?
                                   ul

JUARSA          : Tandatanganilah, Dar. Bukankah kamu mencintai istrimu ?
                                nd


DARMA           : (BIMBANG) Kamu tidak mengerti, Mam.
MAYA            : Tidak mengerti ? Apa ini ? Memang saya tidak mengerti mengapa kamu
                              Ba




                  tidak menantanganinya ?
JUARSA          : Tandatanganilah. Jangan terus main sandiwara, Dar.
DARMA           : (KEPADA JUARSA). Saya tidak menduga kamu akan memperlakukan
                  k




                  saya seperti ini, Ju. Saya bicara bukan sebagai bawahan kepada atasan,
                po




                  akan tetapi sebagai kawan seperjuangan. Sungguh saya tidak menyangka
   lom




                  kamu sampai hati.
JUARSA          : Zaman sudah berubah, Dar. Kamu tidak dapat bersikap dan bertingkah
                  kaku.
Ke




DARMA           : Tapi ini soal prinsip, Ju. Kita bertempur melawan Belanda bukan untuk
                  ini. Berubah bukan berarti melepaskan prinsip.
MAYA            : Apa ini ?
JUARSA          : Tenanglah, Bu. Biasa. Salah satukeanehan Darma. Ia masih senang main
                  sandiwara rupanya.
MAYA            : Sudahlah, Pap. Tandatanganilah.
DARMA           : Mami, kamu tidak tahu berapa harga perhiasan itu. Harganya dua milyar.
                  Dengar itu. Dua milyar dan itu bukan uang kita. Itu uang rakyat.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    15
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
MAYA            : Apa ini ?
JUARSA          : Baiklah, Dar. Tapi kamu tidak punya pilihan lain. Lihatlah istrimu.
MAYA            : Papi, apa ini. Katakanlah, apa ini ?
DARMA           : Kamu tidak akan mengerti. Tapi baiklah akan saya jelaskan. Semua
                  upacara ini mereka adakan agar saya mau menandatangani format analisa
                  kredit sebesar dua setengah milyar untuk sebuah proyek yang menurut
                  pendapat saya hanya berharga setengah milyar. Kamu sekarang
                  seharusnya mengerti bahwa perhiasan itu merupakan sebagian dari




                                               a
                  sogokan klien agar bank mau mengeluarkan dana duasetengah milyar itu.




                                             ar
MAYA            : Saya tidak mengerti.
JUARSA          : Tidak hanya Anda, Bu Darma, yang tidak mengerti jalan pikirannya, akan




                                           nt
                  tetapi kami semua juga sering tidak mengerti. (KEPADA DARMA)




                                        sa
                  walupun begitu, Dar, kamu tidak punya pilihan.
DARMA           : Saya tahu. Saya tidak bisa melawan kamu semua dan klien itu. Akan tetapi
                                      Nu
                  kalian keliru kalau kalian beranggapan saya mau menyerah. (KEPADA
                  MAYA) Mami, lepaskanlah perhiasan itu.
MAYA            : Apa ini ? Apa arti semua ini ?
                                   ul

JUARSA          : Artinya jelas, Bu Darma, bahwa suami Anda mengundurkan diri sebagai
                                nd


                  Kepala Bagian Analisa Kredit.
DARMA           : Ya. Bukan hanya dari Bagian Analisa Kredit, saya mengundurkan diri dari
                              Ba




                  bank ini. Saya memutuskan hubungan kerja dengan bank ini saat ini juga.
                  (MENGAMBIL TAS DAN PERGI).
MAYA            : Kamu keterlaluan, Pap. Masa ? Masa tidak mau tanda tangan ?
                  k




DARMA           : (MUNCUL LAGI) Ayo, cepat lepaskan perhiasan itu. Mari kita pergi !
                po




MAYA            : Tidak !
   lom




DARMA           : Lepaskan, itu bukan punya kamu!
MAYA            : Kamu memang terlalu. Pantas kamu dianggap aneh, dianggap linglung,
                  dianggap sinting oleh kawan-kawanmu. Disangkanya saya tidak pernah
Ke




                  mendengar gunjingan tentang kamu. Kamu ini suami macam apa?
DARMA           : Saya tak perduli saya ini suami macam apa. Tapi lepaskan perhiasan itu.
MAYA            : Tidak!
DARMA           : Kamu kira kamu akan bisa membayar harganya?
MAYA            : (MELEPASKAN PERHIASAN) Kamu terlalu! Kawan-kawanmu benar.
                  Kamu sinting! Saya putuskan hubungan perkawinan kita! (DARMA
                  PERGI. MAYA MENGEJARNYA SAMPAI MENJERIT-JERIT). Kamu
                  sinting, kamu linglung! Suami macam apa kamu ini? Kamu sok suci!
                  Terkutuk kamu! (HENING)

DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     16
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
JUARSA          : Siapkan surat keputusan pengangkatan Markum.
SUPANDI         : Segera, Pak.
RUSLAN          : Pak, bagaimana kalau di mengoceh kepada wartawan?
JUARSA          : Kita cukup punya banyak kertas untuk menyumpal mulut usil wartawan-
                  wartawan itu.

                                  BLACKOUT




                                           a
                                         ar
                                       nt
                                    sa
                                  Nu
                               ul
                            nd
                          Ba
                  k
                po
   lom
Ke




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                              17
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Babak 2
      Ruang Direktur pada suatu perusahaan swasta. Perlengkapan yang ada sama
dengan. Perlengkapan yang ada pada babak 1, kecuali warna, gaya dan letaknya yang
sedikit berbeda. Pagi hari, kira-kira jam 10 (sepuluh)



Adegan 1
Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan tampak Suryana, direktur perusahaan, sedang




                                              a
                   mengawasi Ajo, pelayan, mematut-matut ruangan.




                                            ar
SURYANA          : Hari ini harus lebih rapi daripada hari-hari biasa, Jo.
AJO              : Baik, Pak.




                                          nt
SURYANA          : Pak Darma sudah datang?




                                       sa
AJO              : Setengah delapan sudah datang, Pak, tapi pergi lagi. Saya diminta
                   menyampaikan kepada Bapak bahwa beliau akan mengontrol proyek di
                   Cimangga.
                                     Nu
SURYANA          : Seharusnya Pak Darma sudah kembali, Jo.
AJO              : Kata beliau, beliau tidak akan lama, Pak.
                                  ul

SURYANA          : Cukup, Jo. Nah, jangan digeser lagi potnya.
                               nd


AJO              : Begini, Pak?
SURYANA          : Ya. Baiklah, kamu bisa pergi. Kalau Pak Darma sudah datang, katakan
                             Ba




                   Bapak menunggu di sini.
AJO              : Baik, Pak. (PERGI).
                  k
                po




ADEGAN 2
   lom




Darma masuk hampir bertabrakan dengan Ajo.
Ke




DARMA            : Up!
AJO              : Aduh! Maaf, Pak. Ah rupanya sudah diperlukan rambu-rambu lalu lintas
                   di kantor ini. (PERGI)
DARMA            : Rem kamu barangkali sudah blong, Jo.
AJO              : Untung rem Bapak masih kuat makannya. Permisi, Pak.
DARMA            : Yuk! (KEPADA SURYANA YANG DUDUK DI KURSI). Dia belum
                   datang?
SURYANA          : Bilangnya mau datang kira-kira jam sepuluh. Sekarang sudah lebih
                   sepuluh menit.

DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                18
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
DARMA           : Saya kira dia sudah datang, jadi sopir saya suruh ngebut tadi.
SURYANA         : Saya khawatir kamu tidak datang. Saya perlu bahan-bahan darimu dan
                  bantuanmu.
DARMA           : Apa yang dia butuhkan, Sur?
SURYANA         : Dalam teleponnya dia bilang, dia ingin keterangan dan penjelasan tentang
                  faktor-faktor yang mendorong kemajuan usaha kita.
DARMA           : Saya kira kamu sendiri bisa menjawabnya, Sur.
SURYANA         : Memang, akan tetapi secara garis besar saja. Perinciannya kamulah yang
                  menjawab.




                                             a
DARMA           : Saya sedang ada pekerjaan yang tidak boleh terlambat, Sur.




                                           ar
SURYANA         : Mungkin hanya setengah jam waktu yang diperlukan, Dar.




                                         nt
DARMA           : Begini saja. Kalau dia datang nanti, kamu dulu yang menghadapi.
                  Seandainya pertanyaannya memerlukan jawaban terperinci, panggil saja




                                      sa
                  saya.
SURYANA         : Okey.             Nu
DARMA           : Jadi saya bisa mengerjakan garapan itu sekarang, bukan?
SURYANA         : Okey. (DARMA BANGKIT). Eh, Dar, saya dengar anakmu sedang
                                 ul
                  berlibur di sini?
DARMA           : Oh, si Tito. Ya, selama dua minggu libur kenaikan kelas dia berlibur di
                              nd


                  sini.
SURYANA         : Rupanya hati ibunya sudah menjadi lunak sekarang. Kalau tak salah dulu
                            Ba




                  anakmu tidak pernah diberi izin mengunjungimu.
DARMA           : Sebetulnya tidak begitu. Dulu masih terlalu kecil, masih kolokan.
                  k




                  Sekarang sudah dapat berdiri sendiri. Walupun begitu, selama dia berlibur
                po




                  saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Saya harus
                  membawanya ke berbagai tempat.
   lom




SURYANA         : Anggap saja kamu sendiri yang berlubur. (KETUKAN). Silahkan masuk.
DARMA           : Sebaiknya saya pergi sekarang. (PERGI)
Ke




ADEGAN 3
Muncul Yopi, wartawan suatu berkala ekonomi dari ibukota. Mereka bersalaman.


YOPI            : Saya Yopi, Pak, yang kemarin menelepon Bapak.
SURYANA         : O, ya. Silahkan duduk. Kapan dari Jakarta?




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    19
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
YOPI            : Dua hari yang lalu, Pak. Saya melihat-lihat daerah-daerah di sini,
                  diantaranya mengunjungi proyek-proyek yang ditangani perusahaan
                  Bapak.
SURYANA         : Bagus.
YOPI            : Agar tidak terlalu memboroskan waktu Bapak, sebaiknya wawancaranya
                  kita mulai saja, Pak.
SURYANA         : Silahkan, silahkan.
YOPI            : Seperti yang saya kemukakan di telpon, saya ingin tahu hal-hal yang
                  mendorong kemajuan perusahaan Bapak, yang menurut beberapa




                                            a
                  pengamat, sangat cepat.Ini penting sekali bagi pembaca kami, khususnya




                                          ar
                  mereka yang berberak dalam business.




                                        nt
SURYANA         : Okey. Pendorong pertama dan utama adalah idealisme.
YOPI            : (SAMBIL MENCATAT ATAU MENYODORKANH RECORDER




                                     sa
                  KECIL) Maksud Bapak?
SURYANA         : Perlu anda ketahui, bahwa semua pimpinan perusahaan ini adalah
                                   Nu
                  eksponen Angkatan Empat Lima. Saya sebagai Direktur Utama, Pak
                  Harris sebagai Direktur Pemasaran, Pak Darma sebagai Direktur
                                ul
                  Anggaran dan perencanaan adalah kawan-kawan lama. Kami adalah
                  anggota-anggota Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan. Begitu
                             nd


                  penyerahan Kedaulatan dari fihak Belanda kepada Republik Indonesia
                  Serikat dilaksanakan, kami langsung kembali ke sekolah. Dengan
                           Ba




                  dilandasi semangat empat lima dan didorong itikad untuk mengisi
                  kemerdekaan, kami semua belajar dengan bajk dan setelah menyelesaikan
                  k




                  sekolah, kami terjun ke dalam dunia business.
                po




YOPI            : Kalau begitu, sudah cukup lama Bapak bergerak di bidang business, Pak.
SURYANA         : Sudah hampir duapuluh lima tahun.
   lom




YOPI            : Baiklah, Pak. Tadi Bapak mengatakan bahwa idealisme dan semangat
                  empat lima menjadi pendorong kemajuan usaha Bapak. Bagaimana Bapak
                  menerapkan semangat Empat Lima itu dalam praktek berusaha?
Ke




SURYANA         : Perusahaan ini dijalankan secara kekeluargaan.
YOPI            : Maksud Bapak?
SURYANA         : (GUGUP) Em……….em….Perinciannya lebih baik bukan saya yang
                  menjawab. (BERSERU). Pak Darma!



Adegan 4
Muncul Darma dan langsung duduk.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   20
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SURYANA         : Silahkan tanyakan langsung kepada Pak Darma yang bertindak sebagai
                  orang lapangan.
YOPI            : Bapak Direktur Anggaran bukan?
DARMA           : Ya.
SURYANA         : Tugas Pak Darma tidak hanya meliputi perencanaan dan penegelolaan
                  modal dan anggaran, akan tetapi juga kesejahteraan pegawai.
YOPI            : Begini, Pak. Tadi Pak Suryana menjelaskan kepada saya bahwa
                  perusahaan ini dikelola secara kekeluargaan. Saya kira, pengelolaan secara




                                            a
                  itulah diantaranya yang memungkinkan perusahaan ini di dalam tiga tahun




                                          ar
                  terakhir maju dengan cepat sekali. Dapatkah Bapak menjelaskan kepada




                                        nt
                  saya bagaimana azas kekeluargaan itu diterapkan dalam kegiatan sehari-
                  hari?




                                     sa
DARMA           : Sederhana saja. Semua pegawai perusahaan ini kami anggap sebagai
                  anggota keluarga. Kami berusaha agar mereka berada di dalam perusahaan
                                   Nu
                  seperti di dalam keluarga.
YOPI            : Maksud bapak?
                                ul
DARMA           : Mereka harus merasa aman dan terjamin.
YOPI            : Caranya bagaimana?
                             nd


DARMA           : Yang sudah memperlihatkan kesetiaan dalam jangka waktu tertentu kami
                  beri semacam saham.
                           Ba




YOPI            : Jangka waktu berapa lama, Pak?
DARMA           : Lima tahun. Jadi, saya belum berhak mendapatkan saham, karena baru
                  k




                  tiga tahun bekerja di sini.
                po




YOPI            : Ah, jadi Bapak baru di sini?
DARMA           : Tiga tahun. Sebelumnya saya bekerja di sebuah bank, di ibu kota.
   lom




YOPI            : Kalau begitu, kehadiran bapak di sini bersamaan dengan pesatnya
                  kemanjuan perusahaan.
SURYANA         : Darmalah yang memanjukan perusahaan.
Ke




DARMA           : Tidak benar. Tanpa pengertian Pak Suryana sebagai direktur utama, tidak
                  mungkin ada kemajuan.
YOPI            : Baiklah, saya tertarik pada pemberian saham itu, Pak. Apakah menurut
                  pendapat bapak      pemberian saham merupakan salah satu pendorong
                  kemajuan perusahaan ini?
DARMA           : Mungkin.
SURYANA         : Pak Darma terlalu rendah hati. Saya yakin, pemberian saham itu benar-
                  benar merupakan salah satu pendorong.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     21
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
YOPI             : Saya paham, Pak.
SURYANA          : Tapi tidak hanya pemberian saham yang kami laksanakan di sini.
YOPI             : Apalagi kebijaksanaan yang kira-kira mendorong peningkatan daya kerja
                  itu, Pak?
SURYANA          : Perasaan terjamin. Penjelasannya mintalah pada Pak Darma.
YOPI             : Saya benar-benar penasaran, Pak.
DARMA            : Keuntungan perusahaan tidak seluruhnya dipergunakan secara konsumtif.
YOPI             : Contohnya?
DARMA            : Kemajuan usaha tidak berarti kenaikan gaji atau pemberian bonus.




                                               a
                  Pertama, kami salurkan sebagian sebagai dana pensiun. Maka, sejak tiga




                                             ar
                  tahun yang lalu, setiap pegawai kami sudah punya buku tabungan bank.




                                           nt
                  Kedua, keuntungan itu sebagian disalurkan untuk pembukaan usaha-usaha
                  baru, yaitu perluasan kesempatan kerja. Kesempatan kerja ini pertama-




                                        sa
                  tama diberikan kepada sanak keluarga pegawai kami. Terakhir, misalnya,
                  kami akan membuka Taman Kanak- Kanak. Gagasan ini timbul karena
                                      Nu
                  tiba-tiba disadari bahwa ada empat orang gadis anak pegawai bersekolah
                  untuk jadi guru Taman Kanak-kanak; di samping itu kami sadar pula,
                                   ul
                  banyak pegawai yang         harus bayar uang     pangkal tinggi kalau
                  meemasukkan anak mereka ke Taman Kanak-kanak. Maka dibuatlah
                                nd


                  perencanaan pendirian Taman Kanak-kanak Perusahaan, yang akan
                  menampung anak-anak pegawai, baik sebagai guru maupun sebagai
                              Ba




                  murid, dan juga anak-anak mereka yang tinggal dekat-dekat ke sini.

YOPI             : Saya paham, Pak. Apakah intisari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
                   k




                  dikeluarkan perusahaan ini?
                 po




DARMA            : Tidak mudah mengatakannya, Saudara Yopi. Mungkin kami boleh
                  mengatakan bahwa perusahaan kami ingin memperlakukan semua
   lom




                  pegawai sebagai manusia dan tidak cuma sekedar alat yang dapat dibuang
                  atau diganti.
Ke




YOPI             : Saya paham, Pak. Saya paham. Ini menarik, benar-benar menarik.


Adegan 5
Muncul Harris.

HARRIS           : Maaf mengganggu. Rupanya ada tamu. Na, Dar,            dapatkah kalian
                  menyelang sebentar?
SURYANA          : Kita atur saja. Saudara Yopi, bagaimana kalau saudara beristirahat dulu
                  dan nanti kalau perlu kita bicara lagi nanti?


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    22
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
YOPI            : Saya juga tidak mau mengganggu, Pak.
SURYANA         : Tidak, tidak mengganggu. Sementara Saudara minum dulu. (KEPADA
                  AJO) Jo, Ajo!
AJO             : (MUNCUL DI PINTU) Antar Pak Yopi ke Kantin.
YOPI            : Nanti saya kembali untuk membuat foto-foto, Pak.
SURYANA         : Silakan. (YOPI PERGI). Bagaimana, berhasil?
HARRIS          : (GEMBIRA) Kita berhasil, Na, Dar. Ini proyek paling besar yang pernah
                  kita dapat. Kita terpilih sebagai partner dalam suatu joint-venture di
                  bidang eksplorasi migas. Pihak Amerika menganggap kualifikasi kita




                                             a
                  paling tinggi. Kita sudah sembilan puluh sembilan persen terpilih.




                                           ar
                  Perincian-perincian sedang diolah oleh anak-anak. Kalian bias segera




                                         nt
                  memeriksanya nanti.
SURYANA         : Syukurlah kalau begitu.




                                      sa
HARRIS          : Segala biaya yang kita keluarkan untuk mendapatkan proyek ini Insya
                  Allah akan kembali.
                                    Nu
SURYANA         : Tapi, mengapa tadi kamu bilang proyek ini baru Sembilan puluh Sembilan
                  persen pasti?
                                 ul
HARRIS          : Itulah yang ingin saya bicarakan.
SURYANA         : Memangnya, ada masalah apa? Ada pejabat yangingin membonceng?
                              nd


HARRIS          : Bukan. Soal begitu sudah ada pola pemecahannya. Akan tetapi yang ini
                  lain.
                            Ba




SURYANA         : Lain?
HARRIS          : Begini, Na, Dar. Manajer Lokal fihak sana, yang bernama van Rees,
                  k




                  mengajukan permintaan khusus. Ia minta disediakan rumah lengkap
                po




                  dengan isinya.
SURYANA         : Itu bukan persoalan sama sekali.
   lom




HARRIS          : Rumah lengkap dengan istrinya itu berarti meliputi seorang sekretarise
                  yang all-in.
DARMA           : All-in?
Ke




HARRIS          : Maksudnya, siang jadi sekretarise malam jadi kawan tidurnya.
DARMA           : Astaga!
HARRIS          : Ada tambahnya. Karena van Rees ini umurnya hamper enam puluh tahun
                  ia minta agar sekretarise itu berumur antara tiga puluh lima empat puluh.
SURYANA         : Apakah itu merupakan persoalan?
HARRIS          : Sama sekali tidak, walaupun lebih mudah tentunya mencari gadis-gadis
                  dua puluhan. Akan tetapi, kata van Rees, ia ingin hidup dengan wanita
                  dewasa yang bias diajak mengobrol. Tentu saja harus cantik, katanya.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                      23
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
DARMA           : (MENYELA) Saya kira kita menghadapi suatu persoalan yang sungguh-
                  sungguh.
HARRIS          : Yang jadi persoalan ialah bahwa van Rees tidak mau membayar wanita itu
                  dari tangannya sendiri. Ia mengatakan, pergaulannya dengan wanita itu
                  ingin memberikan kesan sebagai suami-istri yang normal. Oleh karena itu,
                  ia minta bantuan kepada kita untuk membayarkan hak wanita itu setiap
                  bulan melalui Bagian Keuangan kita di sini.
SURYANA         : Sama sekali tidak ada persoalan.
DARMA           : Saya tidak setuju!




                                              a
HARRIS          : Lha, mengapa?




                                            ar
DARMA           : (HERAN) Tapi bukankah ini bertentangan dengan idealisme kita?




                                          nt
                  Bukankah ini bertentangan dengan segala yang kita cita-citakan? Dengan
                  moral?




                                       sa
SURYANA         : Dar, kalau kita mencampur-aduk moral dengan ekonomi kita akan
                  kebingungan sendiri.
                                     Nu
DARMA           : Tapi saya tidak bisa membayangkan bahwa kita akan terlibat dalam
                  suatu.......pelacuran, ya, penjualan manusia.
                                  ul
HARRIS          : Hal-hal seperti itu sudah biasa, Dar.
DARMA           : Walaupun sudah biasa, itu tidak benar.
                               nd


SURYANA         : Kalau sudah bicara tentang kebenaran, kita tidak berada dalam dunia
                  nyata, akan tetapi di dunia filsafat, Dar. Kamu tahu, sampai sekarang
                             Ba




                  pertanyaan Pilatus belum ada yang dapat menjawab : Apakah kebenaran
                  itu?
                  k




DARMA           : Saya tidak tahu tentang filsafat, Na, Ris. Tapi masalah yang kita hadapi
                po




                  sangat sederhana, bahwa ada wanita, wanita Indonesia, yang akan kita jual
                  demi proyek joint-venture itu.
   lom




HARRIS          : Kamu bingung, Dar. Kita tidak menjual siapa-siapa. Wanita itu yang
                  menjual dirinya, atau tanggung jawabnya sendiri.
DARMA           : Tapi kita membantunya, Ris.
Ke




HARRIS          : Tanpa kita bantu pun dia akan berhasil menjual dirinya.
DARMA           : Kamu benar, akan ettapi………………….
SURYANA         : Saya paham akan perasaanmu, Dar. Akan tetapi dunia nyata menuntut kita
                  untuk pada saat-saat tertentu kita meninggalkan perasaan.
DARMA           : Ini bukan soal perasaan, Na. Ini soal prinsip.
HARRIS          : Jadi kamu usul supaya kita menolak permintaan van Rees?
DARMA           : Kalau itu dapat dilakukan, mengapa tidak?




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    24
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
HARRIS          : Dar, kamu harus mengerti, bahwa kalau kita menolak proyek itu mungkin
                  jatuh ke tangan orang lain. Kamu harus dapat membayangkan, betapa
                  keras pejuangan yang telah kami lakukan, saya dan anak-anak, untuk
                  memenangkan proyek itu. Betapa keras dan bengis persaingan yang harus
                  kami hadapi.
DARMA           : Kalau van Rees tidak mau membayarkan uang seakan akan ia membayar
                  pelacur, mengapa beban itu harus diletakkan di pundak kita?
SURYANA         : Saya ada jalan tengah. Harris, sebaiknya Darma tidak dilibatkan dalam
                  persoalan itu. Kamu sendirilah yang mengurusnya. Artinya, dana untuk itu




                                            a
                  tidak perlu lewat Direktur Anggaran.




                                          ar
HARRIS          : Memang dana itu tidak tertulis dalam kontrak, Na.




                                        nt
SURYANA         : Itu lebih baik. Bagaimana kamu, setuju, Dar? (DARMA DIAM SAJA.
                  SURYANA        BERJALAN           KE   ARAH   DARMA    DAN     SAMBIL




                                     sa
                  MEMEGANG PUNDAKNYA MELANJUTKAN BICARA). Saya paham
                  akan perasaan kamu dan prinsipmu adalah prinsip kita juga. Akan tetapi,
                                   Nu
                  di dalam kenyataannya, kita tidak dapat mendesakkan prinsip kita secara
                  kaku. Kita harus berkompromi. Kita boleh kalah dalam pertempuran, akan
                                ul
                  tetapi tidak dalam perang. Bukanah itu yang sering kamu ucapkan dulu,
                  ketika kita mengembara di hutan-hutan di sekitar Ujungjaya atau Gunung
                             nd


                  Kareumbi? Kita kalah dalam pertempuran untuk memenangkan perang,
                  Dar.
                           Ba




DARMA           : (SETELAH HENING). Saya minta saya tidak dilibatkan dan tidak diajak
                  bicara lagi tentang urusan itu.
                  k




SURYANA         : Okey. Okey.
                po




HARRIS          : Jadi persoalannya selesai. Terima kasih, Dar. Saya benar-benar lega. Saya
   lom




                  sudah mengurus semuanya, Na. semuanya sudah beres.
SURYANA         : Sudah beres bagaimana?
HARRIS          : (MENDEKAT KEPADA SURYANA) Bahkan van Rees sudah memilih
Ke




                  salah seorang calon dari belasan yang melamar.
SURYANA         : (KIKUK). Sudahlah, sudahlah. Saya percaya padamu. Uruslah semuanya.
                  (KEPADA DARMA) Dan kamu, Dar, lupakanlah semua pembicaraan kita
                  tadi. Anggap semuanya tidak pernah terjadi.
HARRIS          : (BERBISIK) Dan calon terpilih itu akan dating ke sini hari ini, untuk
                  ambil panjar dan konsultasi.




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    25
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
SURYANA         : (MAKIN KIKUK) Sudahlah, sudahlah. Uruslah segera. Pergilah.
                  (HARRIS PERGI). Dar, kamu kira wawancara itu bisa dilanjutkan
                  sekarang?
DARMA           : Terserah kamu, Na. Saya kira, saya bisa pergi sekarang?
SURYANA         : Jangan, Dar. Kamu temani saya di sini. Mungkin kamu pula yang harus
                  menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan itu.
DARMA           : Baik.
SURYANA         : (KEPADA AJO) Jo!
AJO             : (MUNCUL DI PINTU) Ya, Pak?




                                             a
SURYANA         : Kalau sudah minum, silahkan wartawan itu datang lagi ke sini.




                                           ar
AJO             : Ya, Pak. (PERGI)




                                         nt
Adegan 6

                                      sa
Yopi muncul membawa beberapa folder.Nu
SURYANA         : Silahkan, silahkan.
                                 ul
YOPI            : Baik, Pak. Ternyata makin lama makin menarik.
SURYANA         : Begitukah?
                              nd


YOPI            : Ya, Pak. Sebenarnya saya harus minta maaf karena tanpa seijin Bapak
                  saya mewawancarai beberapa pegawai.
                            Ba




SURYANA         : (TERTAWA) Tidak apa-apa. Disini semuanya terbuka. Apa yang
                  diketahui pimpinan, diketahui karyawan.
                  k




YOPI            : Kalau begitu syukurlah. Di antaranya saya menanyai Ajo tadi. Ada yang
                po




                  sangat menarik saya, Pak. Ternyata perusahaan ini juga memberi
                  beasiswa.
   lom




SURYANA         : Benar. Itu sejak dua tahun yang lalu.
YOPI            : Berapa orang yang mendapat beasiswa itu?
SURYANA         : Dar, berapa orang?
Ke




DARMA           : Tujuh orang.
SURYANA         : Nah, soal beasiswa, tanyalah Pak Darma.
YOPI            : Siapakah mereka itu, Pak? Apaka mereka anak-anak orang tak mampu
                  sekitar ini?
DARMA           : (LESU) Bukan.
YOPI            : Bapak sakit?
DARMA           : Tidak. Tidak. Silahkan teruskan.
YOPI            : Jadi, mereka itu siapa, Pak?


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                26
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
DARMA           : Siapa?
YOPI            : Anak-anak yang mendapat beasiswa itu.
DARMA           : Oh, mereka anak-anak pegawai atau karyawan di sini.
YOPI            : Jadi, emua anak karyawan di sini akan mendapa beasiswa?
DARMA           : Tidak.
YOPI            : Jadi?
DARMA           : Jadi apa?
YOPI            : Siapa yang mendapat beasiswa itu?
SURYANA         : (MENYELA) Tidak sembarang anak pegawai di beri beasiswa, Saudara




                                               a
                  Yopi.




                                             ar
DARMA           : (SEPERTI SADAR DARI RENUNGANNYA) O, ya. Mereka anak yang




                                           nt
                  berbakat dari pegawai rendahan di sini.
YOPI            : Oh, saya paham, Pak. Misalnya anak Pak Ajo.




                                        sa
SURYANA         : Betul.
YOPI            : Baik, Pak. Tampaknya saya harus mempelajari berkas-berkas ini dulu,
                                      Nu
                  baru saya dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain. Ternyata begitu
                  banyak yang menarik dari perusahaan Bapak ini.
                                   ul
SURYANA         : Silahkan. Silahkan.
YOPI            : Dapatkah Bapak memberi waktu lagi kepada saya untuk berwawancara
                                nd


                  lagi? Maksud saya begini, Pak. Setelah mempelajari berkas-berkas tentang
                  perusahaan ini, saya yakin, akan banyak hal-hal yang perlu saya tanyakan
                              Ba




                  untuk melengkapi bahan laporan saya. Oleh karena itu, saya harus pulang
                  dulu ke Hotel sampai Bapak punya waktu luang lagi untuk menerima saya.
                  k




SURYANA         : Saya lihat Buku Harian dulu. (MELIHAT BUKU) Kamis pagi jam yang
                po




                  sama, bisa?
YOPI            : Tentu saya bisa, Pak. Kan saya yang membutukan.
   lom




SURYANA         : Jadi, silahkan datang hari Kamis.
YOPI            : Ya, Pak. Sekarang saya ingin membuat foto Bapak dan Pak Darma. (YOPI
                  MULAI MEMOTRET-MOTRET. MUNCUL AJO DI PINTU).
Ke




AJO             : Pak, ada tamu bagi Pak Harris, tapi pak Harris sedang di luar.
SURYANA         : Silakan saja masuk sini, Jo.
YOPI            : Ah, saya harus segera pergi, Pak.
SURYANA         : Tidak perlu. Santai saja. Silakan saja.



Adegan 7
Muncul Maya dengan busana sexy dan rias yang agak berlebihan.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   27
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
MAYA            : Selamat siang, Pak.
SURYANA         : Ah, silakan duduk.
MAYA            : Sebenarnya saya mau bertemu……(MELIHAT DARMA).
DARMA           : Mengapa kamu harus menyusul-nyusul dia? Bukankah si Tito itu anak
                  saya juga ? Wajar saja kalau dia tinggal tiga minggu atau sebulan pada
                  ayahnya. Mengapa kamu menyusul – nyusulnya ? Kamu kira saya tidak
                  sayang padanya ?
MAYA            : Kamu salah paham. Sebaiknya saya pergi dari sini. Maaf, Pak. Permisi.




                                            a
                                          ar
Adegan 8




                                        nt
Maya akan meniggalkan ruangan ketika Harris muncul.




                                     sa
HARRIS          : Maaf, Nyonya, saya sedang ada perlu ke luar sebentar. Kebetulan, ini Pak
                                   Nu
                  Suryana, Direktur Utama kami, dan ini Pak Darma, Direktur Perencanaan
                  dan Anggaran. Pak Suryana, Nyonya Maya adalah fihak yang akan
                                ul
                  membantu kita dalam joint – venture itu. (KEPADA MAYA) Segalanya
                  sudah beres, hanya ada sedikit perubahan. Nyonya akan langsung
                             nd


                  berhubungan dengan saya dan tidak perlu berhubungan dengan Bagian
                  Keuangan bawahannya Pak Darma. Segalanya sudah beres, Nyonya.
                           Ba




DARMA           : Anjing betina! Kuntilanak! Jadi kami, kamu ibu anakku yang
                  mencampakkan kehormatan wanita Indonesia ke tempat sampah itu !
                  k




                  (DARMA          AKAN          MENYERANG          MAYA;         HARRIS
                po




                  MELINDUNGI;YOPI MEMBUAT POTRET ADEGAN ITU).
MAYA            : Tolong ! Tolong !
   lom




DARMA           : (DITAHAN SURYANA) Apa kamu tidak cukup dengan biaya yang
                  kukirim padamu ? Dasar pelacur ! Lonte ! Kuntilanak ! (LOLOS DAN
                  AKAN MENYERANG MAYA, TAPI DITAHAN SURYANA. TERJADI
Ke




                  PERGULATAN KACAU – BALAU;YOPI MEMOTRET KEJADIAN
                  ITU) Perempuan bejat ! ANjing betina ! Tidak kubiarkan kamu
                  mengambil si Tito ! Kamu tidak berhak !
MAYA            : Tolong ! Tolong !
SURYANA         : Sabar, Dar ! Sabar Dar ! (PERGULATAN).
DARMA           : Ini tidak bias kubiarkan ! Anjing betina !
HARRIS          : (MELIHAT YOPI MEMBUAT FOTO) Jangan bikin foto ! (Merebut
                  kamera. Terjadi tarik – menarik).


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   28
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
MAYA            : Tolong ! Tolong !
YOPI            : (KEPADA HARRIS) Bapak menghalangi kebebasan pers !
SURYANA         : Sabar, Dar ! Baca istigfar, Dar !
DARMA           : Kuntilanak ! Kali ini kamu bisa lolos !
HARRIS          : Kami beli foto – foto Anda !
YOPI            : Nanti dulu ! (MENGHINDAR. HARRIS MENGEJAR).
DARMA           : Jangan menghalangi, Sur ! Anjing betina itu pantas kucekik !
MAYA            : Tolong ! Tolong ! (MUNCUL AJO, TERKEJUT, PINGSAN).
SURYANA         : Baca istigfar ! Sabar !




                                            a
HARRIS          : (MENGEJAR YOPI BERKELILING) Saya beli dengan kameranya. Saya




                                          ar
                  borong. Berapa anda mau jual ? (YOPI MALAH MEMOTRET HARRIS




                                        nt
                  YANG MENGEJARNYA).
YOPI            : Berapa tawaran Bapak ?




                                     sa
MAYA            : Tolong ! Tolong !
SURYANA         : Ya Tuhan ! Ya Allah ! Sabar Dar !
                                   Nu
DARMA           : kubunuh kamu ! Kubunuh kamu !
MAYA            : Tolong ! Tolong !
                                ul

                                 BLACKOUT
                             nd
                           Ba
                  k
                po
   lom
Ke




DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                              29
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Babak 3
     Sebuah kompleks pekuburan Kristen di suatu kota di Jawa Tengah. Salib – salib
nisan berjajar menjadi latar belakang. Siang hari.



Adegan 1
Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak Darma sedang berdiri
memperhatikan dan atau tiga orang pekerja yang sedang membersihkan rumput –




                                              a
rumput di antara nisan - nisan.




                                            ar
DARMA            : Mas Parto, kapan mau istirahat ?
PARTO            : Sedikit lagi, Pak. Kepalang.




                                          nt
DARMA            : (MELIHAT ARLOJINYA) Masih ada besok, Mas. Sudahlah.




                                       sa
PARTO            : Sedikit lagi, Pak.
DARMA            : Saya jadi malu. Soalnya saya tidak dapat menyediakan uang lembur, Mas.
PARTO
                                     Nu
                 : Lho, kenapa bawa - bawa uang lembur segala ? Kami bekerja ikhlas lho
                   pak.
DARMA            : Kalau begitu, saya hanya bisa ………. Mengucapkan terima kasih atas
                                  ul

                   kebaikan Mas Parto dan kawan – kawan.
                               nd


PARTO            : Bukan apa – apa, Pak. Sekarang juga selesai. (KEPADA YANG LAIN)
                   Anak – anak, sudah waktu pulang. (MEREKA BERJALAN KE ARAH
                             Ba




                   DARMA.         DARMA      MENGELUARKAN             ROKOKNYA        DAN
                   MENYODORKANNYA. MEREKA MENGAMBIL ROKOK DENGAN
                   SENANG HATI. SETELAH MENGUCAPKAN TERIMA KASIH,
                  k




                   PEMBANTU – PEMBANTU PARTO MENGUCAPAKAN PERMISI
                po




                   DAN PERGI. TINGGAL PARTO).
DARMA            : Bagaimana anak Mas PArto itu, sudah masuk sekolah ?
   lom




PARTO            : Sudah, Pak.
DARMA            : Syukur.
Ke




PARTO            : Kami sekeluarga mengucapakan terimakasih kepada Bapak. Tanpa
                   bantuan Bapak anak itu akan manganggur, Pak. Dari mana kami bisa
                   membayar uang – pangkal sebesar itu. Sebelum saya bicara dengan Bapak,
                   sudah kami putuskan anak saya tidak sekolah dan cari kerja saja.
DARMA            : Cuma kebetulan, Mas Parto. Kebetulan saya ada uang yang menganggur.
                   Kalau sedang tidak ada, pasti saya tidak bisa menolong.
PARTO            : Kami tidak akan dapat melupakan budi Bapak, Pak.
DARMA            : Kalau anak itu maju sekolahnya, saya sudah merasa senang.



DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                   30
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
PARTO           : Sudah saya katakan padanya, dia harus malu kepada Bapak kalau
                  sekolahnya tidak betul, Pak.
DARMA           : Mas Parto sudah lama bekerja di sini ?
PARTO           : Lama sekali, Pak. Sejak kecil.
PARTO           : Sejak kecil ?
DARMA           : Kakek saya bekerja sebagai tukang membersihkan kuburan ini; ayah saya
                  juga begitu, walupun berhenti sebentar di zaman perang. Saya mewarisi
                  kerja ini dari ayah, Pak. Bapak sendiri, bagaimana sampai Bapak bekerja
                  di sini ?




                                               a
DARMA           : Waktu itu saya menganggur beberapa bulan. Pada suatu hari saya




                                             ar
                  membaca iklan di Koran, bahwa ada lowongan kerja sebagai Pengurus




                                           nt
                  Kuburan. Saya pikir pekerjaan ini cocok bagi saya. Lalu saya pergi ke
                  Kedutaan Besar Belanda. Mula – mula mereka tidak mau menerima saya.




                                        sa
PARTO           : Kenapa, Pak ?
DARMA           : Mereka heran, mengapa saya melamar.
                                      Nu
PARTO           : Mengapa mereka heran ?
DARMA           : Karena sebelumnya saya bekerja di suatu bank yang cukup besar dan
                                   ul
                  kemudian di suatu perusahaan swasta yang cukup besar. Mereka
                  meragukan itikad saya.
                                nd


PARTO           : Tapi akhirnya diterima juga, ya ?
DARMA           : Rupanya fihak Kedutaan Belanda menghubungi bekas – bekas majikan
                              Ba




                  saya yang juga kawan – kawan lama saya karena kami sama – sama
                  bergerilya di zaman Perang Kemerdekaan.
                  k




PARTO           : Dan mereka membujuk kedutaan untuk menerima Bapak ?
                po




DARMA           : Mereka mengatakan kepada fihak kedutaan bahwa menjadi pengurus
                  kuburan merupakan satu – satunya kerja yang cocok bagi saya.
   lom




PARTO           : Syukurlah.
DARMA           : Lha, kenapa Mas Parto bersyukur ?
PARTO           : Kedatangan Bapak ternyata merupakan keberuntungan bagi kami semua
Ke




                  para perkerja di sini.
DARMA           : (RIKUH) O, begitu.
PARTO           : (BERSEMANGAT) Pengurus yang lama benar – benar bajingan, Pak.
                  Waktu gajian tidak tentu, kami biasa disuruh menandatangani kwitansi
                  kosong. Alasannya banyak, katanya uangnya uang Belanda harus ditukar
                  dulu; kalau tidak harus ditukar dulu, belum datang dari Jakarta; kalau tidak
                  belum datang belum beres administrasinya dan banyak lagi. Agar kami
                  tidak rewel, ia hanya mengharuskan kami bekerja terutama pada bulan –


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                       31
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
bulan sekitar natalan dan Tahun Baru. Pada bulan – bulan itu memang
                  banyak turis datang. Kadang – kadang diantara turis itu ada yang
                  leluhurnya dikubur di sini. Bulan – bulan lain kami dibiarkan menganggur
                  dan gaji kami dipermainkan. Tapi, pernah pula kami dibangunkan jam satu
                  malam dan disuruh membersihkan kuburan karena ia mendapat berita
                  orang – orang dari kedutaan akan datang. Bayangkan, Pak, kami harus
                  membersihkan semak – semak, bukan semak, hutan, mulai jam satu
                  malam sampai pagi. Memang dia itu sinting !
DARMA           : Kalau dibiarkan berbulan – bulan, pasti kuburan ini jadi semak – semak.




                                              a
PARTO           : Bukan semak, Pak, hutan ! kami pernah tidak membersihkannya selama




                                            ar
                  hampir sepuluh bulan. Akibatnya pekuburan ini begitu lebatnya ditumbuhi




                                          nt
                  semak hingga jadi sarang ular. Orang – orang kampung sekitar mulai
                  mengomel, takhyul – takhyul mulai muncul. Pada suatu hari, seorang turis




                                       sa
                  ‘nyelonong datang ke sini dan tidak menemukan kuburan leluhurnya
                  melainkan suatu hutan lebat tempat ular. Dia marah kepada kedutaan dan
                                     Nu
                  akibatnya pengurus lama itu dipecat ! Kena batunya dia. Setelah dia
                  dipecat baru kami tahu berapa banyak uang kami yang dia curi, Pak. Ada
                                  ul
                  yang usul supaya kami membayanya ke pengadilan. Repot, Pak. Biar saja,
                  semoga rezeki kami yang dimakannya jadi penyakit !
                               nd


DARMA           : Apakah uang Mas Parto dan kawan – kawan yang dicuri mendapat
                  penggantian dari kedutaan ?
                             Ba




PARTO           : Tidak, Pak. Tapi memang kami mendapat sumbangan sekedarnya.
                  Walaupun begitu kami berterimakasih kepada kedutaan yang telah
                  k




                  mengirim BApak ke sini sebagai ganti si bajingan itu.
                po




DARMA           : (GELI) Sedikitnya saya tidak akan menyuruh Mas Parto dan kawan –
                  kawan bekerja jam satu malam.
   lom




PARTO           : Kalaupun Bapak akan menyuruh kami bekerja jam satu malam, kami rela
                  kok Pak. (MEREKA TERTAWA).
DARMA           : Dan kedutaan akan memecat saya, bukan ? (MEREKA TERTAWA).
Ke




PARTO           : sekarang daerah pekuburan ini mungkin yang paling bersih dan rapi di
                  kampung ini, Pak. Bapak lihat, makin lama makin banyak anak – anak
                  yang bermain – main di sini. Saya katakan pada mereka agar mereka tidak
                  mengotori atau merusak. Lebih dari itu, Pak. Pernah saya memergoki
                  muda – mudi yang pacaran di sini. Bayangkan, kuburan macam apa yang
                  digunakan pacaran ? (MEREKA TERTAWA). Baiklah, Pak, saya harus
                  permisi.
DARMA           : Silakan.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    32
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
PARTO           : Bapak tidak pulang ?
DARMA           : Tidak Mas Parto. Akan ada tamu dari Jakarta. Saya menerima telegram
                  kemarin sore.
PARTO           : (TERTAWA) Ah, kenapa Bapak tidak menyuruh kami bekerja jam satu
                  malam tadi ?
DARMA           : (TERTAWA) Lain kali saja, Mas Parto.
PARTO           : Permisi, Pak. (PERGI)
DARMA           : Mari, Mas Parto (MELAMBAIKAN TANGAN. DARMA BERJALAN
                  DI ANTARA NISAN – NISAN. IA MEMBACA NAMA – NAMA




                                            a
                  PADA NISAN). Hougronye……Tack………van der Plaas……..van




                                          ar
                  Mook……..van Rees. Banyak nama – nama terkenal……..mungkin ada




                                        nt
                  hubungan darah dengan orang – orang terkenal itu.




                                     sa
Adegan 2                           Nu
Muncul Suwaya dan Taudin. Mereka nampak makmur.
DARMA           : (GEMBIRA) Suwaya ! Taudin ! Setan apa yang mengirimkan kalian ke
                                ul
                  sini?(MEREKA         BERPELUKAN         DAN    SALING      MENEPUK
                  PUNGGUNG MASING – MASING).
                             nd


TAUDIN          : Bukan setan yang mengirim kami ke sini, Malaikat !
SUWAYA          : Dan kawan – kawan di Kantor Pusat !
                           Ba




DARMA           : Bagaimana kalian tahu saya berada di sini ?
TAUDIN          : Kamilah yang harus bertanya bagaimana kamu sampai ada di sini, Dar
                  k




DARMA           : (TERTEGUN) Masalahnya sangat bersifat pribadi, Din. Sukar bagi saya
                po




                  untuk menerangkannya.
SUWAYA          : Din, memang kita tidak datang ke sini untuk memasalahkan sebab-sebab
   lom




                  Darma ada di sini, bukan ?
TAUDIN          : Kamu benar, Ya. Dar, kami datang ke sini justru untuk menjemput kamu.
DARMA           : (HERAN) Menjemput ? Nanti dulu. Apa ini ?
Ke




TAUDIN          : Jangan berlagak bodoh, Dar.
DARMA           : Saya benar-benar tidak mengerti, Din.
SUWAYA          : Sifatmu benar-benar tidak berubah, Dar. Kamu tetap begini di sekolah
                  dulu dan juga ketika kita menggambar di gunung-gunung.
DARMA           : Tapi saya benar-benar tidak mengerti mengapa kalian datang ke sini
                  untuk ………………….. menjemput saya.
SUWAYA          : Ceritakanlah, Din.
TAUDIN          : Mula-mulanya kita mengadakan reuni di Jakarta. Semua kawan-kawan ex


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    33
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Batalyon Tutul diundang. Kami, maksud saya, saya dan Suwaya ingin
                  sekali bertemu dengan kamu. Tetapi ternyata kamu tidak datang. Kami
                  bertanya-tanya ; bukan saya dan Suwaya saja, tapi banyak juga yang lain.
                  Kami heran, kenapa orang seperti kamu tidak datang.
SUWAYA          : Maksud Taudi, mengapa kebanggaan Batalyon kita tidak datang.
DARMA           : Pujian seperti itu tidak saya perlukan, Ya. Din samping itu, mungkin
                  sekarang tidak relevan lagi.
SUWAYA          : Tidak benar. Tapi baiklah, Din, lanjutkanlah.
TAUDIN          : Nah, pada saat reuni itu, tentu saja kami bertanya-tanya. Akhirnya Si




                                              a
                  Juarsa dan Si Suryana memberi tahu bahwa kamu bekerja untuk Kedutaan




                                            ar
                  Belanda.




                                          nt
SUWAYA          : Banyak diantara kawan-kawan kita yang terkejut setengah mati
                  mendengar berita itu, Dar.




                                       sa
TAUDIN          : Dan itu dapat dimengerti. Bayangkan, orang yang paling ditakuti dan
                  dicari-cari Belanda di zaman Perang Kemerdekaan malah sekarang
                                     Nu
                  bekerja untuk mereka sebagai penunggu kuburan pula !
DARMA           : Tak ada yang salah dengan semua itu. Sekarang zamannya sudah lain.
                                  ul
SUWAYA          : Justru di situ letak masalahnya, Dar.
TAUDIN          : Saya sudah menduga kamu akan berkata begitu. Saya tahu, bagi kamu
                               nd


                  secara pribadi mungkin ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi bagi
                  keluarga besar ex Batalyon Tutul, ini adalah masalah, Dar, masalah besar.
                             Ba




DARMA           : Maksudmu ?
TAUDIN          : Dar, kamu tahu, bahwa salah satu tujuan dari organisasi kita adalah
                  k




                  kesejahteraan anggota-anggotanya, termasuk kamu, tentunya. Kami
                po




                  sangat sedih ketika mendengar kamu bekerja sebagai penunggu kuburan.
                  Bukan saja karena menurut pendapat kami ini tidak pantas bagi orang
   lom




                  seperti kamu, akan tetapi ini ada hubungannya dengan kebanggaan kita
                  sebagai bangsa. Apa yang akan dikatakan bangsa lain kalau seorang
                  diantara para pahlawan bangsa kita bekerja sebagai penunggu kuburan
Ke




                  bangsa bekas penjajahnya ? Maaf, Dar, saya terpaksa harus blak-blakan.
DARMA           : Saya tahu, kamu diatas kawan-kawan kita ke sini karena kamu dekat
                  dengan saya dan kamu suka blak-blakan.
TAUDIN          : Syukur kalau kamu mengerti, Dar. Jadi kamu juga akan setuju kepada
                  usul kami yaitu agar kamu segera kembali ke Jakarta dan bekerja kembali
                  di sana secara wajar. Kami sudah menyediakan pekerjaan yang sesuai
                  dengan keahlian kamu dengan jaminan yang sebaik-baiknya. Kami sudah
                  menyediakan rumah dan kendaraan bagi kamu. Jadi kamu setuju, bukan ?


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                     34
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Mari tinggalkan tempat ini dengan segera.
DARMA           : Saya mengerti dan menghargai maksud baik kalian, Din, Ya. Akan tetapi
                  saya kira kalian salah dalam hubungan dengan pekerjaan saya ini.
SUWAYA          : Salah duga ?
DARMA           : Saya mendapat kesan bahwa kalian menyangka saya kurang sejahtera. Itu
                  keliru. Saya mendapat gaji yang cukup menurut ukuran saya. Kebutuhan
                  saya dan kebutuhan membiayai sekolah si Tito terpenuhi. Sayapun punya
                  simpanan. Di samping itu, saya tidak membutuhkan banyak. Jadi,
                  dapatlah dikatakan bahwa ……………………. Bahwa saya cukup




                                                a
                  sejahtera. Sedikitnya menurut ukuran saya.




                                              ar
TAUDIN          : Kamu baru melihat persoalan ini dari sudut pandang kamu dan sudut




                                            nt
                  pandang kepentinganmu sendiri, Dar.
DARMA           : Maksudmu ?




                                         sa
TAUDIN          : Sebagai seorang tokoh, ya, seorang di antara pahlawan-pahlawan perang
                  kemerdekaan, kamu tidak dapat hanya memikirkan kepentingan diramu
                                       Nu
                  saja. Dar. Tindakanmu menyangkut juga kepentingan orang lain, ya,
                  menyangkut kepentingan bangsa.
                                    ul
DARMA           : Saya tidak mengerti, Din.
TAUDIN          : Dar, bayangkan, apa yang akan dikatakan bangsa-bangsa lain, kalau
                                 nd


                  mereka tahu bahwa kamu, seorang di antara pahlawan-pahlawan kita,
                  seorang yang berhak mendapatkan tanda-tanda jasa dalam Perang
                               Ba




                  Kemerdekaan, sekarang menjadi penunggu kuburan.
SUWAYA          : Kalau       kuburan   pahlawan   kita   sendiri   barangkali   tidak   terlalu
                  k




                  ……………. menyakitkan, Dar. Tapi ini kuburan bekas musuh kita,--
                po




TAUDIN          : Ini soal kebanggaan nasional, Dar. Keputusan akan tindakanmu kami
                  anggap tidak menunjang usaha kita menegakkan kebanggaan nasional.
   lom




DARMA           : ( KEPADA DIRINYA ) Kesejahteraan dan kebanggaan nasional.
TAUDIN          : Betul, kamu mengerti sekarang maksud kami, Dar.
DARMA           : (TERTEGUN) Seharusnya kalian lebih banyak bicara tentang kedua hal
Ke




                  itu dengan Juarsa dan Suryana.
TAUDIN-
SUWAYA          : Kenapa ?
DARMA           : Tidak. Sebaiknya saya tidak membawa-bawa mereka dalam pembicaraan
                  kita ini.
TAUDIN          : Jadi kamu setuju dengan usul kami, bukan ? Kami sudah menyediakan
                  segala-galanya bagi kamu. Bukan hanya demi kesejahteraan dan
                  kebanggaan nasional saja, Dar, akan tetapi kami membutuhkan tenaga


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                          35
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
dan keahlianmu untuk usaha kita yang baru. Usaha besar, Dar, pasti kamu
                  bergairah bekerja di sana. Saya tahu, pekerjaan itu cukup menantang bagi
                  kamu.
DARMA           : Berat bagi saya untuk mengatakan tidak, Din.
                  Akan tetapi, pertama, seperti sudah saya katakan saya sudah merasa
                  cukup sejahtera di sini; kedua, mengenai kebanggaan nasional itu, saya
                  kira pendapat kita berbeda.
SUWAYA          : Berbeda ?
DARMA           : Keadaan sudah berubah, Ya. Belanda bukan lagi musuh kita. Sekarang




                                             a
                  Belanda, Jepang, sama saja dengan bangsa-bangsa lain. Tak ada halangan




                                           ar
                  bagi kita untuk bekerjasama dengan mereka. Justru kerjasama benar-




                                         nt
                  benar diperlukan. Tentu saja harus tanpa unsur penindasan yang
                  merugikan salah satu pihak.




                                      sa
SUWAJA          : (TERTAWA PAHIT) tapi mengadakan joint-venture tidak sama dengan
                  menjadi penunggu kuburan, Dar. Itu jelas sekali :
                                    Nu
DARMA           : Hakikatnya sama saja, hanya gejalanya yang berbeda, Ya.
                                 ul
TAUDIN          : Juarsa dan Suryana benar ketika mereka mengatakan bahwa kami tidak
                  akan mudah meyakinkan kamu, Dar. Walaupun begitu saya tetap yakin
                              nd


                  bahwa hati nuranimu bertentangan dengan apa yang kamu lakukan.
DARMA           : (TERTAWA PAHIT) kata-katamu justru harus kamu sampaikan kepada
                            Ba




                  Juarsa dan Suryana, Din. Tapi baiklah, sebaiknya saya katakan padamu,
                  bahwa hati nurani saya tidak mengizinkan saya kembali ke Jakarta.
                  k




TAUDIN          : Kami ingin tahu alasannya, Dar. Kalau kami tahu alasannya barangkali
                po




                  kami dapat meyakinkanmu.
DARMA           : Ini persoalan hati nurani, Din, soal perasaan.
   lom




TAUDIN          : Maaf kalau saya menyinggung-nyinggung masalah pribadi, Dar. Apakah
                  tindakanmu berhubungan dengan perceraianmu ?
DARMA           : (TERTAWA PAHIT) Tidak. sama sekali tidak, Din.
Ke




TAUDIN          : Kalau soalnya soal perasaan, perasaan apa?
DARMA           : Sukar bagi saya untuk menjelaskannya, Din. Ya, karena ini memang soal
                  perasaan. Akan tetapi baiklah. Bayangkan oleh kalian bagaimana
                  perasaan kalian kalau harus mengemudikan sebuah mobil di jalan yang
                  ramai sementara kalian tahu bahwa sopir-sopir lain tidak punya SIM.
                  Perasaan seperti itulah yang saya rasakan. Saya harap kalian dapat
                  merasakannya dan memahami saya.
SUWAYA          : (SETELAH TERTEGUN) saya tidak mau berpura-pura dapat merasakan


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                    36
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
apa yang kamu rasakan. Akan tetapi kalau memang kamu berperasaan,
                  mengapa kamu bekerja disini?
DARMA           : (HERAN) Maksudmu?
SUWAYA          : Kamu sekarang bekerja mengurus kuburan serdadu-serdadu dan pegawai-
                  pegawai Kerajaan Belanda. Tidakkah kamu memikirkan kemungkinan
                  bahwa ada diantara mereka yang pernah terlibat dalam perbuatan yang
                  akan menyinggung perasaanmu? Bukankah tidak mustahil ada diantara
                  mereka yang tersangkut secara langsung atau tidak langsung dalam
                  pembuangan …………… dan penembakan                      mati Karya, kakak-




                                             a
                  kandungmu? Saya tidak akan bicara tentang nasib kawan-kawan kita,




                                           ar
                  anak buahmu. Saya hanya bicara tentang ayah dan kakakmu yang




                                         nt
                  menjadi korban keganasan orang-orang yang sekarang kuburannya kamu
                  urus dan kamu pelihara.




                                      sa
DARMA           : Kalau ayah dan kakak saya masih hidup, mereka tidak akan berkeberatan
                  saya bekerja disini.
                                    Nu
SUWAJA          : Kamu terlalu yakin, Dar.
DARMA           : Kamu lupa saya puluhan tahun hidup dengan mereka dan saya mengenal
                                 ul
                  mereka dengan baik.
SUWAJA          : Baiklah, Dar. Tapi sadarlah, bahwa kamu membuat persoalan bagi kami,
                              nd


                  bagi keluarga Besar Ex Batalyon Tutul.
DARMA           : Saya menyesal hal itu terjadi. Kalian tahu, saya tidak bermaksud buruk
                            Ba




                  terhadap kawan-kawan.
SUWAJA          : Tapi kamu tidak bisa cuci-tangan begitu saja, Dar.
                  k




DARMA           : (TERMENUNG) Ya, Din, saya tidak berkeberatan kalau keanggotaan
                po




                  saya dicoret dari daftar Keluarga Ex Batalyon Tutul.
TAUDIN          : Nanti dulu, nanti dulu. Jangan keburu nafsu, Dar. Kamu tahu, itikad kami
   lom




                  baik.
DARMA           : Saya tahu, saya tahu. Tapi sayapun tidak mau menyusahkan kalian.
                  Tawaran saya benar-benar tulus, Din, Ya. Jangan mengira saya
Ke




                  bermaksud     menyakiti    hati   kalian.   Saya     hanya   tidak   ingin
                  menyusahkan…..ya, menjadi persoalan bagi organisasi kita.
TAUDIN          : Baiklah, baiklah. Sebenarnya tidak sejauh itu. Kamu tidak perlu minta
                  keluar dari organisasi kita. Itu tidak mungkin kamu lakukan. Adalah fakta
                  sejarah bahwa kamu adalah anggota Batalyon Tutul dan bahwa kamu
                  adalah salah seorang di antara kebanggaannya. Kalau sekarang ada
                  persoalan, itu bukan kesalahan kamu dan juga bukan kesalahan kami. Ini
                  hanya salah pengertian saja.


DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.)                                                      37
Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009
http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati
Naskah:  Dunia Orang-orang Mati

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspa
Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspaLaporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspa
Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspainnaya18
 
Urutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiUrutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiAwal As-Siyasiyah
 
1. TOR SCREENING.doc
1. TOR SCREENING.doc1. TOR SCREENING.doc
1. TOR SCREENING.docAbsyaComputer
 
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...Linda Apecawati
 
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1Endin Salahudin
 
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraPembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraMuhammad Tohir
 
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 JakartaSusunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta4sh3v99
 
Surat rekomendasi
Surat rekomendasiSurat rekomendasi
Surat rekomendasiokayfirdaus
 
Undangan rapat isra mi'raj rw 02
Undangan rapat isra mi'raj  rw 02Undangan rapat isra mi'raj  rw 02
Undangan rapat isra mi'raj rw 02Nie Andini
 
Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015Mohamad Juliantoro
 
Panduan asas fardu ain
Panduan asas fardu ainPanduan asas fardu ain
Panduan asas fardu ainmnir
 
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdf
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdfFormat RTL Prihandoko MI Madusari.pdf
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdfMIMiftahulUlumOffici
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
contoh surat sumbangan wajib perpisahan
contoh surat sumbangan wajib perpisahancontoh surat sumbangan wajib perpisahan
contoh surat sumbangan wajib perpisahanfarid miftah
 
Sambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalSambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalMochamad Iqbal
 

La actualidad más candente (20)

Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspa
Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspaLaporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspa
Laporan kegiatan bulan ramadhan innaya tiara puspa
 
Urutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiUrutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik haji
 
1. TOR SCREENING.doc
1. TOR SCREENING.doc1. TOR SCREENING.doc
1. TOR SCREENING.doc
 
Undangan maulid
Undangan maulidUndangan maulid
Undangan maulid
 
Modul tentang Wudhu(fatma)
Modul tentang Wudhu(fatma)Modul tentang Wudhu(fatma)
Modul tentang Wudhu(fatma)
 
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...
surat undangan ketentuan serta formulir pendaftaran lomba Micro Teaching PRP ...
 
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1
Lembar analisis pembuatan rpp siklus 1
 
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraPembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
 
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 JakartaSusunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta
Susunan LDKO 2015 OSIS MTsN 33 Jakarta
 
Surat rekomendasi
Surat rekomendasiSurat rekomendasi
Surat rekomendasi
 
Undangan rapat isra mi'raj rw 02
Undangan rapat isra mi'raj  rw 02Undangan rapat isra mi'raj  rw 02
Undangan rapat isra mi'raj rw 02
 
Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015Program kerja ekstrakurikuler 2015
Program kerja ekstrakurikuler 2015
 
Panduan asas fardu ain
Panduan asas fardu ainPanduan asas fardu ain
Panduan asas fardu ain
 
Solat
SolatSolat
Solat
 
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdf
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdfFormat RTL Prihandoko MI Madusari.pdf
Format RTL Prihandoko MI Madusari.pdf
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
 
contoh surat sumbangan wajib perpisahan
contoh surat sumbangan wajib perpisahancontoh surat sumbangan wajib perpisahan
contoh surat sumbangan wajib perpisahan
 
Sambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalSambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalal
 
Proposal pelantikan lira
Proposal pelantikan liraProposal pelantikan lira
Proposal pelantikan lira
 
Nikah persiapan pernikahan-2
Nikah   persiapan pernikahan-2Nikah   persiapan pernikahan-2
Nikah persiapan pernikahan-2
 

Destacado

Mengungkap keimanan abi thalib
Mengungkap keimanan abi thalibMengungkap keimanan abi thalib
Mengungkap keimanan abi thalibAliem Masykur
 
Islam dan akulturasi budaya lokal
Islam dan akulturasi budaya lokalIslam dan akulturasi budaya lokal
Islam dan akulturasi budaya lokalAliem Masykur
 
Wawasan Aswaja
Wawasan AswajaWawasan Aswaja
Wawasan Aswajaaswajanu
 
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiKapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiAliem Masykur
 
Naskah: Pesta Terakhir
Naskah: Pesta TerakhirNaskah: Pesta Terakhir
Naskah: Pesta TerakhirAliem Masykur
 
Naskah: SyekhSiti Jenar
Naskah: SyekhSiti JenarNaskah: SyekhSiti Jenar
Naskah: SyekhSiti JenarAliem Masykur
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Aliem Masykur
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniAliem Masykur
 
Naskah: Nawang Wulan
Naskah: Nawang WulanNaskah: Nawang Wulan
Naskah: Nawang WulanAliem Masykur
 

Destacado (11)

Mantiq
MantiqMantiq
Mantiq
 
Mengungkap keimanan abi thalib
Mengungkap keimanan abi thalibMengungkap keimanan abi thalib
Mengungkap keimanan abi thalib
 
Islam dan akulturasi budaya lokal
Islam dan akulturasi budaya lokalIslam dan akulturasi budaya lokal
Islam dan akulturasi budaya lokal
 
Wawasan Aswaja
Wawasan AswajaWawasan Aswaja
Wawasan Aswaja
 
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiKapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
 
Naskah: Pesta Terakhir
Naskah: Pesta TerakhirNaskah: Pesta Terakhir
Naskah: Pesta Terakhir
 
Naskah: SyekhSiti Jenar
Naskah: SyekhSiti JenarNaskah: SyekhSiti Jenar
Naskah: SyekhSiti Jenar
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
 
Naskah: Nawang Wulan
Naskah: Nawang WulanNaskah: Nawang Wulan
Naskah: Nawang Wulan
 

Último

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 

Último (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 

Naskah: Dunia Orang-orang Mati

  • 1. DUNIA ORANG-ORANG MATI a ar nt Sandiwara Tiga Babak sa Oleh: Saini K.M Nu ul nd Ba Bandung, 1986 k (Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009) po lom Ke DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 1 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 2. a ar nt sa Nu Kepada ul RENDY HERRINDRA nd SUMANTRI SOELIN Ba dan k PURWOTO HANDOKO po lom Ke DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 2 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 3. Dramatis Personae DARMA 45 tahun Veteran; Ahli keuangan JUARSA 50 tahun Veteran; Direktur utama sebuah bank SUPANDI 45 tahun Veteran, Kepala bagian di bank tersebut a ar RUSLAN 45 tahun Veteran, Kepala bagian di bank tersebut nt MAYA 35 / 40 tahun Istri Darma sa ENJANG 30 tahun Pelayan UYUNG 30 tahun Nu Pelayan SURYANA 50 tahun Direktur utama usaha kontraktor ul HARRIS 45 tahun Kepala bagian di perusahaan tersebut nd AJO 30 tahun Pelayan Ba YOPI 30 tahun Wartawan ekonomi & bisnis MAS PARTO 45 tahun Pekerja di pekuburan Kristen k po TAUDIN 45 tahun Sahabat Darma; Veteran lom SUWAYA 45 tahun Sahabat Darma; Veteran VAN REES 55/60 tahun Wakil sebuah perusahaan Multinasional AS Ke BEBERAPA PEKERJA KUBURAN DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 3 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 4. Babak I Ruang Kepala Bagian Analis Kredit pada sebuah bank di suatu kota besar di Indonesia. Ada meja kerja, sebuah kursi bagi kepala bagian dan sebuah atau lebih kursi untuk penghadap. Terdapat juga seperangkat kursi dan meja bagi para tamu. Pot-pot penyegar ruangan dan lemari buku-buku akan menunjang suasana ruangan. Waktu pagi hari. Pertengahan dasawarsa tujuhpuluhan. Adegan 1 a ar Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak Enjang sedang membersihkan ruangan dengan seksama dan teliti sekali. Muncul Supandi. nt sa ENJANG : Selamat pagi, Pak. SUPANDI : Selamat pagi. (MELIRIK KE SEGALA ARAH DAN Nu MEMPERHATIKAN ENJANG BEKERJA). Bersih! Rapi! Segar! ENJANG : (SENANG) Asyik! Sedap ya Pak! SUPANDI : Kamu tidak pernah mengurus ruangan saya sebaik ini, ya? ul ENJANG : (SADAR DAN BERFIRASAT BURUK) Siapa bilang, Pak? nd SUPANDI : Saya yang bilang. ENJANG : (MENCOBA MELOLOSKAN DIRI) Kalau begitu, sudahlah pak. Saya Ba mengaku. SUPANDI : Mengaku apa? ENJANG : (MENGHINDAR)Ruangan ini bersih dan rapi, Pak. k SUPANDI : (MENDESAK) Ya. Jadi mengapa? po ENJANG : Mengapa apa, Pak? SUPANDI : Otakmu di mana, Jang? lom ENJANG : Otak saya tidak penting, Pak. Yang penting tangan saya selalu di gagang sapu, Pak. Ke SUPANDI : Kamu mengalihkan persoalan, ya? ENJANG : Saya tidak mengerti maksud Bapak, Pak. SUPANDI : (LEBIH MENDESAK) Sudah. Kamu jangan pura-pura. Mengapa kamu pilih-kasih? ENJANG : Pilih-kasih? SUPANDI : Mengapa kamu merawat ruangan Pak Darma lebih baik daripada merawat ruangan saya? ENJANG : Astaga! Apa memang begitu, Pak? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 4 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 5. SUPANDI : (MENDESAK) Berpura-pura lagi, ya? Mengapa kamu rawat ruangan ini berbeda dengan ruangan lain. ENJANG : (SEKENANYA) Kan Bapak bukan Pak Darma, Pak. SUPANDI : Itu jelas. Tapi itu bukan alasan kamu melebihkan dia daripada saya. ENJANG : Memang itu jelas, Pak. SUPANDI : Jelas apa? ENJANG : Bapak maunya apa? SUPANDI : Astaga, Enjang! ENJANG : Jelas Bapak bukan Pak Darma, kan? a SUPANDI : Jelas kamu pilih-kasih! ar ENJANG : Kalau Bapak tidak setuju saya terus bekerja di sini, saya anggap kerja saya nt di sini selesai. (BERGEGAS PERGI). SUPANDI : Nanti dulu. Nanti dulu. sa ENJANG : Kan Bapak tidak setuju saya merapikan ruangan ini. SUPANDI : Bukan itu! Kamu belum mengaku. Nu ENJANG : Kan tadi sudah, Pak. SUPANDI : Mengaku apa? ul ENJANG : Tidak tahu, Pak. Terserah Bapak. (PERGI) SUPANDI : Sialan! nd Adegan 2 Ba Muncul Uyung. Ia langsung merawat ruangan dengan seksama dan penuh pengabdian. k SUPANDI : Astaga! po UYUNG : Selamat pagi, Pak. SUPANDI : (HERAN DAN KESAL) Uyung! lom UYUNG : Ya,Pak. SUPANDI : Ruangan ini sudah dibersihkan si Enjang! UYUNG : (KECEWA) O, begitu Pak? Rupanya saya kedahuluan, padahal saya Ke ngebut dari rumah. SUPANDI : Ruangan ini sudah bersih dan rapi. Kamu tak perlu mengurusnya lagi. UYUNG : Kalau begitu lebih baik saya segera pergi ke tempat parkir: SUPANDI : Ke tempat parkir? UYUNG : Ya, Pak. Saya pergi sekarang, supaya tidak kedahuluan lagi (BERSIAP PERGI). SUPANDI : (MENCEGAT) Nanti dulu. Buat apa kamu pergi ke tempat parkir? UYUNG : Cuci mobil Pak Darma, Pak. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 5 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 6. SUPANDI : Ooo, jadi kamu juga mencuci mobil Pak Darma, ya? UYUNG : (MULAI SADAR ARAH PEMBICARAAN) Yang lain juga melakukannya, Pak. Makanya saya mohon diri, saya bisa kedahuluan lagi ‘ni, Pak. (BERUSAHA PERGI. SUPANDI MENGHALANGINYA) SUPANDI : Nanti dulu. UYUNG : Ada apa, Pak? SUPANDI : Jawab dulu pertanyaan saya. UYUNG : Tanya yang lain saja,Pak. Saya tergesa-gesa ‘ni. SUPANDI : Cuma kamu yang ada di sini. Kamu harus menjawab pertanyaan saya. a Jadi, kamu dan yang lain biasa mencuci mobil Pak Darma, ya? ar UYUNG : Tidak saya saja, Pak, harap Bapak tahu. Enjang, Adun, Maman juga nt mencucinya. SUPANDI : Kenapa kamu dan juga yang lain tidak pernah mencuci mobil saya? sa UYUNG : (GUGUP, BINGUNG) Saya tidak tahu , Pak. SUPANDI : Tidak tahu? Jawaban macam apa itu? Nu UYUNG : Tidak tahu, Pak. SUPANDI : Jadi kamu tidak tahu mengapa kamu mencuci mobil Pak Darma dan tidak ul mencuci mobil saya? UYUNG : Bukan, Pak. nd SUPANDI : Jadi tidak tahu apa, heh? UYUNG : (GUGUP) Tidak tahu jawaban macam apa itu tadi. Ba SUPANDI : Astaga! Uyung, Uyung! Baiklah, itu tidak penting. (MENDESAK) Sekarang jawab: Kenapa kamu merawat ruangan Pak Darma lebih k bersungguh-sungguh dan mengapa kamu mencuci mobilnya? po UYUNG : Bukan saya saja, Pak, yang lain juga. SUPANDI : (TAMBAH KESAL DAN BERTERIAK) Peduli amat dengan yang lain. lom Saya tanya kamu. Kenapa kamu pilih-kasih? UYUNG : (MERASA TERPOJOK) Apakah saya harus menjawab, Pak? SUPANDI : Kamu digaji di antaranya untuk menjawab pertanyaan, Uyung! Ke UYUNG : Apakah Bapak tidak akan tersinggung, Pak? SUPANDI : Astaga! Saya sudah tersinggung, Yung. Saya akan tersinggung kalau kamu tidak menjawab. UYUNG : Betul, Pak? SUPANDI : Astaga! Darah tinggi saya bisa naik, Yung. Jawablah mengapa kamu, kalian pilih kasih! Mengapa kalian merawat ruangan ini lebih baik dan mengapa kalian mencuci mobil Pak Darma! UYUNG : (NEKAD) Karena Pak Darma itu lain, Pak. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 6 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 7. SUPANDI : Lain? UYUNG : Ya. Pak Darma tidak pernah sayang dengan uang kecil. Kalau beli rokok atau yang lain, kembaliannya biasanya diberikan kepada kami. SUPANDI : (SADAR AKAN GELAGAT BURUK) O, begitu. UYUNG : (BERSEMANGAT) Lebih daripada itu, Pak. Beliau selalu bertanya tentang keadaan keluarga kami, Pak. SUPANDI : (RISI) Saya paham. UYUNG : (KEJAM) Bapak belum paham. Kalau ada anggota keluarga kami yang sakit beliau biasa menengok. a SUPANDI : (TERDESAK) Saya paham. Sudahlah. Kamu boleh pergi. ar UYUNG : (MENDESAK) Tidak, Pak. Yang lain sudah mencuci mobil Pak Darma. nt Lebih baik saya memberikan penjelasan kepada Bapak. SUPANDI : Sudah cukup jelas, Yung. sa UYUNG : Belum, Pak. Kalau beliau tidak dapat datang secara pribadi, biasanya beliau mengirim pesan dan sumbangan. Nu SUPANDI : Sudahlah. Kamu boleh pergi. UYUNG : Belum cukup jelas, Pak. Kalau dapat rezeki, misalnya kalau ada klien ul yang tanpa diminta mengirim sesuatu, kami selalu mendapat bagian. SUPANDI : Sudah jelas, Yung, kamu boleh pergi. nd UYUNG : (TEGAS) Itulah sebabnya kami merawat ruangannya dengan seksama. SUPANDI : Saya mengerti. Sekarang kamu boleh pergi. Ba UYUNG : Itulah sebabnya kami berlomba-lomba membawakan tasnya. SUPANDI : Sudahlah, Yung, sudahlah. k UYUNG : Itulah sebabnya kami mencuci mobilnya dengan penuh kasih sayang, po seperti beliau menyayangi kami. SUPANDI : Sudahlah, Yung, saya paham benar. lom UYUNG : Saya digaji untuk menjelaskan ini, Pak. (PERGI) SUPANDI : (MEMEGANG DADA KIRINYA) Aduh, tekanan darahku! Ke Adegan 3 Muncul Ruslan, salah satu di antara kepala-kepala bagian di bank itu. RUSLAN : Belum datang? SUPANDI : Belum. Sialan, biasanya dia datang lebih dulu dari siapapun. Pagi ini malah dia terlambat. RUSLAN : Ada apa dengan dadamu itu? SUPANDI : Pelayan-pelayan itu sialan. Bisa pecah jantung saya karena ulah mereka. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 7 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 8. RUSLAN : Tinggalkanlah dulu pelayan-pelayan itu, Di. Kita harus mencari jalan supaya si Darma setuju. SUPANDI : Saya harus beristirahat dulu. (DUDUK) RUSLAN : Nantilah kalau mau beristirahat. Saya sendiri hampir tidak tidur tadi malam. Saya bangun terlambat dan terpaksa ngebut ke sini tadi. Hampir menabrak orang di jalan. Eh, malah sekarang si Darma belum datang. SUPANDI : Kenapa mesti gelisah betul? Sebentar lagi dia datang. RUSLAN : Bagaimana tidak gelisah, Di? Kita sudah menerima hadiah, termasuk Boss. a SUPANDI : Saya juga menerima hadiah, tapi tidak gelisah seperti kamu. ar RUSLAN : Kamu tidak tahu, Di, apa yang terjadi dengan mobil hadiah itu. nt SUPANDI : Apa yang terjadi? RUSLAN : Begitu kami terima mobil itu, si Teddy, anak saya yang sulung, langsung sa mengendarainya. Dan a… apa yang terjadi? SUPANDI : Apa yang terjadi? Nu RUSLAN : Setengah jam saja dia pergi, kemudian kami terima telpon bahwa mobil itu tabrakan. ul SUPANDI : Astaga! RUSLAN : Di samaping mobil hadiah itu rusak berat, kami pun harus mengganti nd kerusakan mobil yang ditabraknya. Kamu tahu berapa, Di? SUPANDI : Berapa? Ba RUSLAN : Dua ratus lima puluh ribu, Di. SUPANDI : Rupanya kerusakannya berat juga mobil yang ditabrak itu. k RUSLAN : Cuma penyok sedikit, Di. Cuma sedikit. po SUPANDI : Lha kenapa harus kamu bayar dua ratus lima puluh ribu? RUSLAN : Itulah, Di. Soalnya pemiliknya tentara, dan kumisnya, Di, kumisnya! lom SUPANDI : Ada apa dengan kumisnya? RUSLAN : Sebesar tanduk kerbau, Di. Persis bentuknya seperti tanduk kerbau. Siapa yang tidak ngeri? Ke SUPANDI : Saya paham, memang kamu sial, Lan. RUSLAN : Makanya saya gelisah, Di. Saying kan kalau si Darma tudaj setuju. Bukankah kit harus mengembalikan hadiah itu kepada klien? SUPANDI : Apa boleh buat. RUSLAN : Kamu bisa mengatakan begitu, Di. Tapi bagaimana dengan saya? Saya tidak bisa mengembalikan mobil yang sudah penyok-penyok. Saya juga sudah rugi dua ratus lima puluh ribu rupiah. Di samping itu dibentak- bentak si Kumis tanduk kerbau itu. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 8 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 9. SUPANDI : Saya paham. RUSLAN : Kamu tidak akan paham perasaan orang yang hamper terkencing-kencin di celananya dibentak si tanduk kerbau itu, Di. SUPANDI : Saya juga tidak lebih beruntung, Lan. RUSLAN : Ada apa dengan kamu? SUPANDI : Pelayan-pelayan itu telah menghina saya, Lan. Saya harus memeriksakan tekanan darah saya nanti sore. Jantung saya berdebum-debum rasanya dan saya berkeringat dan lelah sekali. a Adegan 4 ar nt Muncul darma diiringi oleh Enjang yang menjinjing tasnya dan Uyung yang membawakan barang-barangnya yang lain. sa RUSLAN & SUPANDI : Selamat pagi, Dar. DARMA : Hai! Selamat pagi! Tumben pagi begini kalian sudah datang. Nu RUSLAN : Kamulah yang kesiangan. Biasanya kamu dating pagi sekali, Dar. DARMA : Habis kalian minta saya membuat analisa kredit terakhir itu dengan ul segera. Punya Tek Wan itu. Saya terlambat tidur tadi malam karena ingin merampungkan dan melaporkan pada kalian. nd RUSLAN : Kami benar-benar ingin tahu hasilnya, Dar. DARMA : Tergesa-gesa amat, sih. Ba SUPANDI : Soalnya si Teddy menabrak mobil tentara. RUSLAN : Ssssshh ! k DARMA : Si Teddy ? Anak Sulungmu itu? po RUSLAN : Ya. Tapi itu di luar persoalan, marilah kita bicara tentang hasiul kerjamu itu. Kamu sudah menyelesaikannya, Dar? lom DARMA : Sudah. SUPANDI : Hasilnya bagaimana, Dar? RUSLAN : Kamu setuju kan? Ke DARMA : Setuju? SUPANDI : Maksudnya, klien kita itu diberi pinjam dua setengah milyar? DARMA : Itu kan sangat tergantung pada kelayakan proyeknya. Kalian ini bagaimana, sih. Saya tidak berada dalam kedudukan menyatakan setuju atau tidak. Saya ahanya menyatakan layak atau tidak layaknya suatu proyek dan memberikan rekomendasi. RUSLAN : Tapi proyek itu layak diberi pinjaman dua setangah milyar, bukan? DARMA : Mintanya memang dua setengah milyar. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 9 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 10. RUSLAN : Ya, Dar. SUPANDI : Betul, Dar. Dua setengah milyar. DARMA : (TERTAWA GELI) Yang benar saja. Kalian ini bagaimana? Paling-paling layak untuk seperlimanya. RUSLAN : (HAMPIR BERTERIAK) Seperlimanya? DARMA : (TENANG) Ya, lima ratus juta. SUPANDI : Astaga! (MENJATUHKAN DIRI KE KURSI). Sore ini saya harus memeriksakan darahku. Jantungku. RUSLAN : Dar, apakah pendapatmu itu mutlak? a SUPANDI : Dar, kamu tahu, hasil analisamu sangat penting bagi…….. ar Bagi…………… bagi klien kita itu. nt DARMA : Jelas. Makanya dia mendesak kalian agar mendesak saya menyelesaikan analisanya secepatnya, bukan? sa SUPANDI : Maksud saya kamu, kamu bisa menolongnya, bukan? DARMA : (HERAN) Lha, bukankah dengan membuat analisa itu saya sudah Nu menolongnya dari kemungkinan rugi? RUSLAN : Jai pokoknya kamu tidak setuju memberi dia dua setengah milyar? ul DARMA : Ini bukan soal setuju atau idak setuju. Ini soal masuk akal atau tidak masuk akal. nd SUPANDI : Jadi kamu anggap proyek klien kita itu tidak masuk akal? DARMA : Masuk akal juga, Di, tapi hanya untuk lima ratus juta. Ba SUPANDI : Kamu yakin, Dar? DARMA : (TERTAWA PAHIT) Saya dan anak-anak buah saya sudah bolak-balik k menghitungnya, Di. Kamu tahu, tugas saya tidak hanya melindungi klien po kita dari banyak kerugian, akan tetapi juga melindungi kekayaan Negara. Jadi percayalah kepada saya dan anak-anak, bahwa proyek klien itu hanya lom layak untuk lima ratus juta. RUSLAN : Tidakkah kamu dan anak-anak buahmu bisa mengusahakan menambahnya, Dar? Ke DARMA : (MULAI KESAL) Astaga, Lan! Bayangkan olehmu Tek Wan ini mau mebangun sebuah gedung di tengah-tengah bangunan lain yang diperguanakan sebagai kompleks pertokoan dan perkantoran. Kalian tahyu bahwa gedung-gedung yang sudah adapun belum terisi semuanya. Ada yang hanya terisi satu dari lima tingkat; ada bioskop yang hanya ditonton tukang sapunya; ada kios-kios yang ditinggalkan lagi penyewanya karena tidak ada pembeli. Jelas bukan bahwa saya harus melindungi klienmu dari kerugian dan melindungi Negara dari pengerahan dana yang tak terarah? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 10 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 11. SUPANDI : Barangkali memang kamu ahli di bidangmu, Dar. Akan tetapi kamu harus sadar bahwa klien kita itu.wiraswastawan yang berpengalaman dan berhasil. Dia orang lapangan, Dar. Ada hal-hal yang luput dari perhitungan belakang meja. Oelh karena itu, kamu tidak dapat yakin secara mutlak tentang perhitungan-perhitunganmu. RUSLAN : Dan boss sudah setuju memberinya pinjam dua setengah milyar, Dar. DARMA : Kalian tahu saya hanya melaksanakan tugas. Tgas saya menganalisa usulan kredit sesuai dengan cara-cara yang baku. Unutk itu sudah dikerahkan tenaga beberapa insinyur teknik industri. Perhitungan mereka a saya periksa dan meyakinkan saya. Saya hanya bersedia memberikan ar rekomendasi kalau Tek Wan memimjam dalam jumlah yang masuk akal. nt RUSLAN : Kamu harus tahu, boss sudah siap menandatangani formatnya, Dar. DARMA : (HERAN) Barangkali itu bukan urusan saya, Lan. Tugas saya melapor dan sa memberikan rekomendasi. Rekomendasi saya negative terhadap proyek klienmu itu. Nu SUPANDI : Lan, kalau Darma tidak setuju kita tidak perlu mebicarakannya lebih lanjut. ul DARMA : Saya sudah mengatakan, ini bukan soal setuju atau tidak setuju. Ini adalah soal layak atau tidak layak. Layak atau tidak layak proyek itu tidak saya nd yang menentukan akan tetapi perhitungan-perhitungan yang saya buat dengan bantuan Ir. Prasadi dan Ir. Sambas Ba RUSLAN : Kalau begitu kita masalahkan boss. Ini persoalan boss juga, Di? DARMA : Silakan kalian membicarakannya, tugas dan persoalan saya sudah saya k selesaikan. Saya sudah merasa cukup berusaha melindungi klien dari po kerugiannya dan melindungi Negara dari pengerahan dana yang tidak benar. lom SUPANDI : Kami akan membicarakannya dengan boss. DARMA : Silakan SUPANDI : Mari, Lan (MEREKA PERGI) Ke Adegan 5 Muncul Enjang membawa baki berisi poci, cangkir dan toples. DARMA : Mengapa baru sekarang, Jang ? ENJANG : Tadi ada Pak Supandi dan Pak Ruslan, Pak. DARMA : Lha, apa salahnya kamu membawa teh saya selagi mereka ada di sini ? ENJANG : (KIKUK) Ita, Pak, Mereka suka cemburu. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 11 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 12. DARMA : Cemburu ? ENJANG : Perlengkapan minum lain daripada yang mereka pergunakan, Pak.Lebih baik bahkan daripada yang dipergunakan Bapak Kepala. DARMA : Apa bagitu ? ENJANG : Ya, Pak. DARMA : Mengapa begitu ? ENJANG : Ini bukan perlengkapan kantor, Pak. DARMA : (HERAN) Nanti dulu. Ini bagaimana ? a ENJANG : Bu Nunung menggantinya dengan yang ada di rumahnya, Pak. ar DARMA : Mengapa? ENJANG : Bu Nunung ingin Bapak mempergunakan poci dan cangkir yang lebih nt baik, Pak. sa ENJANG : Ketika Bu Nunung mengajukan usul, kami semua setuju, Pak. DARMA : Saya tidak tahu, apa yang harus saya katakana Jang (MINUM). ENJANG Nu : Tehnya juga lain, Pak. DARMA : Lain ? ENJANG : Si Uyung pesan dari uwaknya, Pak. Katanya itu teh yang paling baik di ul seluruh dunia dan tidak dijual di toko. nd DARMA : Memang enak. Katakan terimakasih kepada kawan-kawanmu. ENJANG : Dan kue itu dari Soleh, Pak. Ba DARMA : O. Terima kasih. ENJANG : Pak ? DARMA : Ya ? k ENJANG : Betulkah Bapak akan dipindahkan ? po DARMA : (HERAN) Saya tidak tahu. Dari mana kamu dengar kabar itu? lom ENJANG : Katanya Bapak akan jadi kepala sebuah cabang diinokota suatu propinsi. DARMA : Siapa bilang begitu ? ENJANG : Saya dengat dari kawan-kawan dan kawan-kawan dengar dari yang lain. Ke Katanya, Pak Markum akan menggantikan Bapak. DARMA : Begitukah ? ENJANG : Ya, Pak. Katanya Bapak memang sangat ahli, akan tetapi Bapak agak kaku dan kurang pandai bekerja sama di sini. DARMA : O, begitu. ENJANG : Kami akan merasa sedih dan kehilangan kalau Bapak pindah. DARMA : Janganlah kamu terlalu percaya desas-desus, Jang. Disamping itu saya tidak bisa dipindah-pindah dengan seenaknya saja. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 12 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 13. ENJANG : Mudah-mudahan itu tidak benar, Pak. DARMA : Ah, enak juga kuenya ini. Bilang terima kasih pada Soleh. ENJANG : Dia akan senang sekaliBapak suka kue itu, Pak. Adegan 6 Muncul Maya DARMA : (TERKEJUT) Mam ? Ada apa? Apa si tito berkelahi lagi ? a MAYA : (HERAN TAPI KEMUDIAN TERSENYUM) Jangan pura-pura, Pap. ar DARMA : (HERAN) Pura-pura ? MAYA : Ternyata Papi pandai main sandiwara, ya ? nt DARMA : (BINGUNG) Main sandiwara ? sa MAYA : Sudahlah, jangan berlagak pilon. Rahasiamu sudah bocor. Sudah terbongkar (TERTAWA). DARMA Nu : Astaga ! Apa saya mimpi ? Apa barangkali karena kurang tidur ? MAYA : (GELI DAN SENANG) Sudahlah, Pap. Bayangkan, Pak Juarsa sendiri yang menilon. ul DARMA : Menilpon ? Menilpon apa ? nd MAYA : Aduh pura-puranya. Apa harus saya jelaskan ? Masih mau main sandiwara rupanya ? Ba DARMA : Saya benar-benar tidak mengerti, Mam! MAYA : Pak Juarsa sendiri menilpon. Katanya saya harus datang ke sini karena kamu punya surprise bagi saya, Pap. Nah sekarang jelas, bukan. Sekarang k jelas rahasiamu terbongkar, bukan ? po DARMA : Rahasia apa ? lom MAYA : (TERTAWA) Sudahlah, tidak perlu main sandiwara lagi. Adegan 7 Ke Muncul Juarsa, Supandi dan Raslan, Enjang segera pergi. JUARSA : Memang kamu tidak usah berpura-pura, Dar. MAYA : O, Bapak. Selamat pagi, Pak. JUARSA : Selamat pagi. MAYA : Selamat pagi, Pak Pandi, Pak Raslan. SUPANDI DAN RASLAN : Selamat pagi, Bu Darma. JUARSA : Nah, sekarang upacaranya bisa dimulai, bukan ? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 13 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 14. DARMA : Upacara apa ? MAYA : (MULAI BIMBANG). Tampaknya dia benar-benar bingung. Kamu memang pandai main sandiwara atau kena surprisemu sendiri, Pap ? DARMA : (BERFIRASAT BURUK) Kamu boleh menganggap ini sandiwara, akan tetapi saya kira ini sungguh-sungguh. JUARSA : Darma benar. Marilah kita tinggalkan sandiwara ini dan kita mulai bersungguh-sungguh. (KEPADA MAYA) Bu Darma, Anda tahu benar betapa besar jasa suami Anda bagi kemajuan usaha kita. Kami juga tahu, a betapa besar cinta suami Anda kepada Anda. Sejak lama ia ingin ar mengungkapkan cintanya yang besar itu kepada Anda dengan sebaik- baiknya, akan tetapi kesempatan itu belum datang uga. Itulah sebabnyu nt kami semua membantunya. Hari ini, saat ini, kami harap akan menjadi sa saat-saat yang paling indah bagi Anda dan suami Anda. Akhirnya suami Anda dapat mencapai cita-citanya. Ia dapat menepati janji kepada dirinya Nu sendiri. Oleh karena itu, tadi Anda saya panggil untuk melaksanakan upacara yang hikmat ini. (KEPADA RUSLAN) Pak Raslan, bawalah hadiah itu dan juga cermin itu. (RASLAN MENYERAHKAN KOTAK ul KECIL DAN MENGAMBIL SERTA MENYIAPKAN CERMIN. nd JUARSA MEMBUKA KOTAK DAN MENGAMBIL ISINYA, LALU MENYERAHKAN KOTAK KEPADA SUPANDI). Atas nama cinta Ba kasih yang tak terhingga dan atas nama persahabatan kami yang terjalin sejak kami sama-sama bergerilya di hutan-hutan di Jawa Barat, dengan ini saya persembahkan kalung, gelang dan giwang ini kepada Anda. k (MENYERAHKAN PERHIASAN MEWAH GEMERLAPAN KEPADA po MAYA, RASLAN MENYIAPKAN CERMIN DI DEPAN MAYA). lom MAYA : O, Papi ! O ! Terima kasih, Papi! (MERANGKUL DARMA, MEMAKAIKAN KALUNG DAN GELANG, MENGHADAP CERMIN). O ! Indah sekali ! Terima kasih Papi, Pak Juarsa, Pak Pandi, Pak Raslan. Ke (KEPADA DARMA) Papi, ternyata kamu tahu bahwa saya sering bolak- balik di depan toko Mas Galaxy hanya untuk memandang perhiasan ini. Kamu benar-benar memahami keinginan istrimu walaupun kamu terus- menerus berpura-pura. JUARSA : Kamu benar-benar suami yang baik, Dar. Kami benar-benar iri dengan gagasanmu yang hebat ini. MAYA : Saya tahu, kamumemang hebat, Pap. Kamu kadang-kadang memang agak aneh tapi kamu begitu banyak gagasan. Dan saya juga tahu sekarang, DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 14 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 15. bahwa kamu pandai menyimpan rahasia dan berpura-pura, bahkan kepada istrimu sendiri. Terima kasih, sekali lagi terima kasih, Pap. Kenapa kamu diam saja ? JUARSA : Sebanarnya kita segera meninggalkan ruangan ini, Di, Lan. Berilah suami- istri yang berbahagia ini untuk berduaan. (KEPADA MAYA) Bu Darma, suami Anda harus menandatangani tanda terima perhiasan ini dulu. (KEPADA SUPANDI) Di, serahkan mapnya kepada Darma. (SUPANDI MENYERAHKAN MAP REKOMENDASI PEMBAGIAN KREDIT, a DARMA MEMBUKANYA DAN UNTUK BEBERAPA LAMA ar MEMANDANGNYA. IA MENGAMBIL VULPENNYA, AKAN TETAPI KEMUDIAN MEMASUKKANNYA KEMBALI. INI nt DILAKUKANNYA BEBERAPA KALI SEMENTARA YANG LAIN sa MEMPERHATIKANNYA, SELAIN MAYA YANG LEBIH MEMPERHATIKAN BAYANGAN DIRINYA DI DALAM CERMIN). Nu Tanda tanganilah demi istrimu yang kamu cintai, Dar. MAYA : (MULAI MENYADARI AKAN ADANYA SESUATU YANG ANEH) Mengapa kamu belum juga menandatanganinya, Pap ? ul JUARSA : Tandatanganilah, Dar. Bukankah kamu mencintai istrimu ? nd DARMA : (BIMBANG) Kamu tidak mengerti, Mam. MAYA : Tidak mengerti ? Apa ini ? Memang saya tidak mengerti mengapa kamu Ba tidak menantanganinya ? JUARSA : Tandatanganilah. Jangan terus main sandiwara, Dar. DARMA : (KEPADA JUARSA). Saya tidak menduga kamu akan memperlakukan k saya seperti ini, Ju. Saya bicara bukan sebagai bawahan kepada atasan, po akan tetapi sebagai kawan seperjuangan. Sungguh saya tidak menyangka lom kamu sampai hati. JUARSA : Zaman sudah berubah, Dar. Kamu tidak dapat bersikap dan bertingkah kaku. Ke DARMA : Tapi ini soal prinsip, Ju. Kita bertempur melawan Belanda bukan untuk ini. Berubah bukan berarti melepaskan prinsip. MAYA : Apa ini ? JUARSA : Tenanglah, Bu. Biasa. Salah satukeanehan Darma. Ia masih senang main sandiwara rupanya. MAYA : Sudahlah, Pap. Tandatanganilah. DARMA : Mami, kamu tidak tahu berapa harga perhiasan itu. Harganya dua milyar. Dengar itu. Dua milyar dan itu bukan uang kita. Itu uang rakyat. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 15 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 16. MAYA : Apa ini ? JUARSA : Baiklah, Dar. Tapi kamu tidak punya pilihan lain. Lihatlah istrimu. MAYA : Papi, apa ini. Katakanlah, apa ini ? DARMA : Kamu tidak akan mengerti. Tapi baiklah akan saya jelaskan. Semua upacara ini mereka adakan agar saya mau menandatangani format analisa kredit sebesar dua setengah milyar untuk sebuah proyek yang menurut pendapat saya hanya berharga setengah milyar. Kamu sekarang seharusnya mengerti bahwa perhiasan itu merupakan sebagian dari a sogokan klien agar bank mau mengeluarkan dana duasetengah milyar itu. ar MAYA : Saya tidak mengerti. JUARSA : Tidak hanya Anda, Bu Darma, yang tidak mengerti jalan pikirannya, akan nt tetapi kami semua juga sering tidak mengerti. (KEPADA DARMA) sa walupun begitu, Dar, kamu tidak punya pilihan. DARMA : Saya tahu. Saya tidak bisa melawan kamu semua dan klien itu. Akan tetapi Nu kalian keliru kalau kalian beranggapan saya mau menyerah. (KEPADA MAYA) Mami, lepaskanlah perhiasan itu. MAYA : Apa ini ? Apa arti semua ini ? ul JUARSA : Artinya jelas, Bu Darma, bahwa suami Anda mengundurkan diri sebagai nd Kepala Bagian Analisa Kredit. DARMA : Ya. Bukan hanya dari Bagian Analisa Kredit, saya mengundurkan diri dari Ba bank ini. Saya memutuskan hubungan kerja dengan bank ini saat ini juga. (MENGAMBIL TAS DAN PERGI). MAYA : Kamu keterlaluan, Pap. Masa ? Masa tidak mau tanda tangan ? k DARMA : (MUNCUL LAGI) Ayo, cepat lepaskan perhiasan itu. Mari kita pergi ! po MAYA : Tidak ! lom DARMA : Lepaskan, itu bukan punya kamu! MAYA : Kamu memang terlalu. Pantas kamu dianggap aneh, dianggap linglung, dianggap sinting oleh kawan-kawanmu. Disangkanya saya tidak pernah Ke mendengar gunjingan tentang kamu. Kamu ini suami macam apa? DARMA : Saya tak perduli saya ini suami macam apa. Tapi lepaskan perhiasan itu. MAYA : Tidak! DARMA : Kamu kira kamu akan bisa membayar harganya? MAYA : (MELEPASKAN PERHIASAN) Kamu terlalu! Kawan-kawanmu benar. Kamu sinting! Saya putuskan hubungan perkawinan kita! (DARMA PERGI. MAYA MENGEJARNYA SAMPAI MENJERIT-JERIT). Kamu sinting, kamu linglung! Suami macam apa kamu ini? Kamu sok suci! Terkutuk kamu! (HENING) DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 16 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 17. JUARSA : Siapkan surat keputusan pengangkatan Markum. SUPANDI : Segera, Pak. RUSLAN : Pak, bagaimana kalau di mengoceh kepada wartawan? JUARSA : Kita cukup punya banyak kertas untuk menyumpal mulut usil wartawan- wartawan itu. BLACKOUT a ar nt sa Nu ul nd Ba k po lom Ke DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 17 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 18. Babak 2 Ruang Direktur pada suatu perusahaan swasta. Perlengkapan yang ada sama dengan. Perlengkapan yang ada pada babak 1, kecuali warna, gaya dan letaknya yang sedikit berbeda. Pagi hari, kira-kira jam 10 (sepuluh) Adegan 1 Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan tampak Suryana, direktur perusahaan, sedang a mengawasi Ajo, pelayan, mematut-matut ruangan. ar SURYANA : Hari ini harus lebih rapi daripada hari-hari biasa, Jo. AJO : Baik, Pak. nt SURYANA : Pak Darma sudah datang? sa AJO : Setengah delapan sudah datang, Pak, tapi pergi lagi. Saya diminta menyampaikan kepada Bapak bahwa beliau akan mengontrol proyek di Cimangga. Nu SURYANA : Seharusnya Pak Darma sudah kembali, Jo. AJO : Kata beliau, beliau tidak akan lama, Pak. ul SURYANA : Cukup, Jo. Nah, jangan digeser lagi potnya. nd AJO : Begini, Pak? SURYANA : Ya. Baiklah, kamu bisa pergi. Kalau Pak Darma sudah datang, katakan Ba Bapak menunggu di sini. AJO : Baik, Pak. (PERGI). k po ADEGAN 2 lom Darma masuk hampir bertabrakan dengan Ajo. Ke DARMA : Up! AJO : Aduh! Maaf, Pak. Ah rupanya sudah diperlukan rambu-rambu lalu lintas di kantor ini. (PERGI) DARMA : Rem kamu barangkali sudah blong, Jo. AJO : Untung rem Bapak masih kuat makannya. Permisi, Pak. DARMA : Yuk! (KEPADA SURYANA YANG DUDUK DI KURSI). Dia belum datang? SURYANA : Bilangnya mau datang kira-kira jam sepuluh. Sekarang sudah lebih sepuluh menit. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 18 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 19. DARMA : Saya kira dia sudah datang, jadi sopir saya suruh ngebut tadi. SURYANA : Saya khawatir kamu tidak datang. Saya perlu bahan-bahan darimu dan bantuanmu. DARMA : Apa yang dia butuhkan, Sur? SURYANA : Dalam teleponnya dia bilang, dia ingin keterangan dan penjelasan tentang faktor-faktor yang mendorong kemajuan usaha kita. DARMA : Saya kira kamu sendiri bisa menjawabnya, Sur. SURYANA : Memang, akan tetapi secara garis besar saja. Perinciannya kamulah yang menjawab. a DARMA : Saya sedang ada pekerjaan yang tidak boleh terlambat, Sur. ar SURYANA : Mungkin hanya setengah jam waktu yang diperlukan, Dar. nt DARMA : Begini saja. Kalau dia datang nanti, kamu dulu yang menghadapi. Seandainya pertanyaannya memerlukan jawaban terperinci, panggil saja sa saya. SURYANA : Okey. Nu DARMA : Jadi saya bisa mengerjakan garapan itu sekarang, bukan? SURYANA : Okey. (DARMA BANGKIT). Eh, Dar, saya dengar anakmu sedang ul berlibur di sini? DARMA : Oh, si Tito. Ya, selama dua minggu libur kenaikan kelas dia berlibur di nd sini. SURYANA : Rupanya hati ibunya sudah menjadi lunak sekarang. Kalau tak salah dulu Ba anakmu tidak pernah diberi izin mengunjungimu. DARMA : Sebetulnya tidak begitu. Dulu masih terlalu kecil, masih kolokan. k Sekarang sudah dapat berdiri sendiri. Walupun begitu, selama dia berlibur po saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Saya harus membawanya ke berbagai tempat. lom SURYANA : Anggap saja kamu sendiri yang berlubur. (KETUKAN). Silahkan masuk. DARMA : Sebaiknya saya pergi sekarang. (PERGI) Ke ADEGAN 3 Muncul Yopi, wartawan suatu berkala ekonomi dari ibukota. Mereka bersalaman. YOPI : Saya Yopi, Pak, yang kemarin menelepon Bapak. SURYANA : O, ya. Silahkan duduk. Kapan dari Jakarta? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 19 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 20. YOPI : Dua hari yang lalu, Pak. Saya melihat-lihat daerah-daerah di sini, diantaranya mengunjungi proyek-proyek yang ditangani perusahaan Bapak. SURYANA : Bagus. YOPI : Agar tidak terlalu memboroskan waktu Bapak, sebaiknya wawancaranya kita mulai saja, Pak. SURYANA : Silahkan, silahkan. YOPI : Seperti yang saya kemukakan di telpon, saya ingin tahu hal-hal yang mendorong kemajuan perusahaan Bapak, yang menurut beberapa a pengamat, sangat cepat.Ini penting sekali bagi pembaca kami, khususnya ar mereka yang berberak dalam business. nt SURYANA : Okey. Pendorong pertama dan utama adalah idealisme. YOPI : (SAMBIL MENCATAT ATAU MENYODORKANH RECORDER sa KECIL) Maksud Bapak? SURYANA : Perlu anda ketahui, bahwa semua pimpinan perusahaan ini adalah Nu eksponen Angkatan Empat Lima. Saya sebagai Direktur Utama, Pak Harris sebagai Direktur Pemasaran, Pak Darma sebagai Direktur ul Anggaran dan perencanaan adalah kawan-kawan lama. Kami adalah anggota-anggota Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan. Begitu nd penyerahan Kedaulatan dari fihak Belanda kepada Republik Indonesia Serikat dilaksanakan, kami langsung kembali ke sekolah. Dengan Ba dilandasi semangat empat lima dan didorong itikad untuk mengisi kemerdekaan, kami semua belajar dengan bajk dan setelah menyelesaikan k sekolah, kami terjun ke dalam dunia business. po YOPI : Kalau begitu, sudah cukup lama Bapak bergerak di bidang business, Pak. SURYANA : Sudah hampir duapuluh lima tahun. lom YOPI : Baiklah, Pak. Tadi Bapak mengatakan bahwa idealisme dan semangat empat lima menjadi pendorong kemajuan usaha Bapak. Bagaimana Bapak menerapkan semangat Empat Lima itu dalam praktek berusaha? Ke SURYANA : Perusahaan ini dijalankan secara kekeluargaan. YOPI : Maksud Bapak? SURYANA : (GUGUP) Em……….em….Perinciannya lebih baik bukan saya yang menjawab. (BERSERU). Pak Darma! Adegan 4 Muncul Darma dan langsung duduk. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 20 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 21. SURYANA : Silahkan tanyakan langsung kepada Pak Darma yang bertindak sebagai orang lapangan. YOPI : Bapak Direktur Anggaran bukan? DARMA : Ya. SURYANA : Tugas Pak Darma tidak hanya meliputi perencanaan dan penegelolaan modal dan anggaran, akan tetapi juga kesejahteraan pegawai. YOPI : Begini, Pak. Tadi Pak Suryana menjelaskan kepada saya bahwa perusahaan ini dikelola secara kekeluargaan. Saya kira, pengelolaan secara a itulah diantaranya yang memungkinkan perusahaan ini di dalam tiga tahun ar terakhir maju dengan cepat sekali. Dapatkah Bapak menjelaskan kepada nt saya bagaimana azas kekeluargaan itu diterapkan dalam kegiatan sehari- hari? sa DARMA : Sederhana saja. Semua pegawai perusahaan ini kami anggap sebagai anggota keluarga. Kami berusaha agar mereka berada di dalam perusahaan Nu seperti di dalam keluarga. YOPI : Maksud bapak? ul DARMA : Mereka harus merasa aman dan terjamin. YOPI : Caranya bagaimana? nd DARMA : Yang sudah memperlihatkan kesetiaan dalam jangka waktu tertentu kami beri semacam saham. Ba YOPI : Jangka waktu berapa lama, Pak? DARMA : Lima tahun. Jadi, saya belum berhak mendapatkan saham, karena baru k tiga tahun bekerja di sini. po YOPI : Ah, jadi Bapak baru di sini? DARMA : Tiga tahun. Sebelumnya saya bekerja di sebuah bank, di ibu kota. lom YOPI : Kalau begitu, kehadiran bapak di sini bersamaan dengan pesatnya kemanjuan perusahaan. SURYANA : Darmalah yang memanjukan perusahaan. Ke DARMA : Tidak benar. Tanpa pengertian Pak Suryana sebagai direktur utama, tidak mungkin ada kemajuan. YOPI : Baiklah, saya tertarik pada pemberian saham itu, Pak. Apakah menurut pendapat bapak pemberian saham merupakan salah satu pendorong kemajuan perusahaan ini? DARMA : Mungkin. SURYANA : Pak Darma terlalu rendah hati. Saya yakin, pemberian saham itu benar- benar merupakan salah satu pendorong. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 21 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 22. YOPI : Saya paham, Pak. SURYANA : Tapi tidak hanya pemberian saham yang kami laksanakan di sini. YOPI : Apalagi kebijaksanaan yang kira-kira mendorong peningkatan daya kerja itu, Pak? SURYANA : Perasaan terjamin. Penjelasannya mintalah pada Pak Darma. YOPI : Saya benar-benar penasaran, Pak. DARMA : Keuntungan perusahaan tidak seluruhnya dipergunakan secara konsumtif. YOPI : Contohnya? DARMA : Kemajuan usaha tidak berarti kenaikan gaji atau pemberian bonus. a Pertama, kami salurkan sebagian sebagai dana pensiun. Maka, sejak tiga ar tahun yang lalu, setiap pegawai kami sudah punya buku tabungan bank. nt Kedua, keuntungan itu sebagian disalurkan untuk pembukaan usaha-usaha baru, yaitu perluasan kesempatan kerja. Kesempatan kerja ini pertama- sa tama diberikan kepada sanak keluarga pegawai kami. Terakhir, misalnya, kami akan membuka Taman Kanak- Kanak. Gagasan ini timbul karena Nu tiba-tiba disadari bahwa ada empat orang gadis anak pegawai bersekolah untuk jadi guru Taman Kanak-kanak; di samping itu kami sadar pula, ul banyak pegawai yang harus bayar uang pangkal tinggi kalau meemasukkan anak mereka ke Taman Kanak-kanak. Maka dibuatlah nd perencanaan pendirian Taman Kanak-kanak Perusahaan, yang akan menampung anak-anak pegawai, baik sebagai guru maupun sebagai Ba murid, dan juga anak-anak mereka yang tinggal dekat-dekat ke sini. YOPI : Saya paham, Pak. Apakah intisari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang k dikeluarkan perusahaan ini? po DARMA : Tidak mudah mengatakannya, Saudara Yopi. Mungkin kami boleh mengatakan bahwa perusahaan kami ingin memperlakukan semua lom pegawai sebagai manusia dan tidak cuma sekedar alat yang dapat dibuang atau diganti. Ke YOPI : Saya paham, Pak. Saya paham. Ini menarik, benar-benar menarik. Adegan 5 Muncul Harris. HARRIS : Maaf mengganggu. Rupanya ada tamu. Na, Dar, dapatkah kalian menyelang sebentar? SURYANA : Kita atur saja. Saudara Yopi, bagaimana kalau saudara beristirahat dulu dan nanti kalau perlu kita bicara lagi nanti? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 22 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 23. YOPI : Saya juga tidak mau mengganggu, Pak. SURYANA : Tidak, tidak mengganggu. Sementara Saudara minum dulu. (KEPADA AJO) Jo, Ajo! AJO : (MUNCUL DI PINTU) Antar Pak Yopi ke Kantin. YOPI : Nanti saya kembali untuk membuat foto-foto, Pak. SURYANA : Silakan. (YOPI PERGI). Bagaimana, berhasil? HARRIS : (GEMBIRA) Kita berhasil, Na, Dar. Ini proyek paling besar yang pernah kita dapat. Kita terpilih sebagai partner dalam suatu joint-venture di bidang eksplorasi migas. Pihak Amerika menganggap kualifikasi kita a paling tinggi. Kita sudah sembilan puluh sembilan persen terpilih. ar Perincian-perincian sedang diolah oleh anak-anak. Kalian bias segera nt memeriksanya nanti. SURYANA : Syukurlah kalau begitu. sa HARRIS : Segala biaya yang kita keluarkan untuk mendapatkan proyek ini Insya Allah akan kembali. Nu SURYANA : Tapi, mengapa tadi kamu bilang proyek ini baru Sembilan puluh Sembilan persen pasti? ul HARRIS : Itulah yang ingin saya bicarakan. SURYANA : Memangnya, ada masalah apa? Ada pejabat yangingin membonceng? nd HARRIS : Bukan. Soal begitu sudah ada pola pemecahannya. Akan tetapi yang ini lain. Ba SURYANA : Lain? HARRIS : Begini, Na, Dar. Manajer Lokal fihak sana, yang bernama van Rees, k mengajukan permintaan khusus. Ia minta disediakan rumah lengkap po dengan isinya. SURYANA : Itu bukan persoalan sama sekali. lom HARRIS : Rumah lengkap dengan istrinya itu berarti meliputi seorang sekretarise yang all-in. DARMA : All-in? Ke HARRIS : Maksudnya, siang jadi sekretarise malam jadi kawan tidurnya. DARMA : Astaga! HARRIS : Ada tambahnya. Karena van Rees ini umurnya hamper enam puluh tahun ia minta agar sekretarise itu berumur antara tiga puluh lima empat puluh. SURYANA : Apakah itu merupakan persoalan? HARRIS : Sama sekali tidak, walaupun lebih mudah tentunya mencari gadis-gadis dua puluhan. Akan tetapi, kata van Rees, ia ingin hidup dengan wanita dewasa yang bias diajak mengobrol. Tentu saja harus cantik, katanya. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 23 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 24. DARMA : (MENYELA) Saya kira kita menghadapi suatu persoalan yang sungguh- sungguh. HARRIS : Yang jadi persoalan ialah bahwa van Rees tidak mau membayar wanita itu dari tangannya sendiri. Ia mengatakan, pergaulannya dengan wanita itu ingin memberikan kesan sebagai suami-istri yang normal. Oleh karena itu, ia minta bantuan kepada kita untuk membayarkan hak wanita itu setiap bulan melalui Bagian Keuangan kita di sini. SURYANA : Sama sekali tidak ada persoalan. DARMA : Saya tidak setuju! a HARRIS : Lha, mengapa? ar DARMA : (HERAN) Tapi bukankah ini bertentangan dengan idealisme kita? nt Bukankah ini bertentangan dengan segala yang kita cita-citakan? Dengan moral? sa SURYANA : Dar, kalau kita mencampur-aduk moral dengan ekonomi kita akan kebingungan sendiri. Nu DARMA : Tapi saya tidak bisa membayangkan bahwa kita akan terlibat dalam suatu.......pelacuran, ya, penjualan manusia. ul HARRIS : Hal-hal seperti itu sudah biasa, Dar. DARMA : Walaupun sudah biasa, itu tidak benar. nd SURYANA : Kalau sudah bicara tentang kebenaran, kita tidak berada dalam dunia nyata, akan tetapi di dunia filsafat, Dar. Kamu tahu, sampai sekarang Ba pertanyaan Pilatus belum ada yang dapat menjawab : Apakah kebenaran itu? k DARMA : Saya tidak tahu tentang filsafat, Na, Ris. Tapi masalah yang kita hadapi po sangat sederhana, bahwa ada wanita, wanita Indonesia, yang akan kita jual demi proyek joint-venture itu. lom HARRIS : Kamu bingung, Dar. Kita tidak menjual siapa-siapa. Wanita itu yang menjual dirinya, atau tanggung jawabnya sendiri. DARMA : Tapi kita membantunya, Ris. Ke HARRIS : Tanpa kita bantu pun dia akan berhasil menjual dirinya. DARMA : Kamu benar, akan ettapi…………………. SURYANA : Saya paham akan perasaanmu, Dar. Akan tetapi dunia nyata menuntut kita untuk pada saat-saat tertentu kita meninggalkan perasaan. DARMA : Ini bukan soal perasaan, Na. Ini soal prinsip. HARRIS : Jadi kamu usul supaya kita menolak permintaan van Rees? DARMA : Kalau itu dapat dilakukan, mengapa tidak? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 24 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 25. HARRIS : Dar, kamu harus mengerti, bahwa kalau kita menolak proyek itu mungkin jatuh ke tangan orang lain. Kamu harus dapat membayangkan, betapa keras pejuangan yang telah kami lakukan, saya dan anak-anak, untuk memenangkan proyek itu. Betapa keras dan bengis persaingan yang harus kami hadapi. DARMA : Kalau van Rees tidak mau membayarkan uang seakan akan ia membayar pelacur, mengapa beban itu harus diletakkan di pundak kita? SURYANA : Saya ada jalan tengah. Harris, sebaiknya Darma tidak dilibatkan dalam persoalan itu. Kamu sendirilah yang mengurusnya. Artinya, dana untuk itu a tidak perlu lewat Direktur Anggaran. ar HARRIS : Memang dana itu tidak tertulis dalam kontrak, Na. nt SURYANA : Itu lebih baik. Bagaimana kamu, setuju, Dar? (DARMA DIAM SAJA. SURYANA BERJALAN KE ARAH DARMA DAN SAMBIL sa MEMEGANG PUNDAKNYA MELANJUTKAN BICARA). Saya paham akan perasaan kamu dan prinsipmu adalah prinsip kita juga. Akan tetapi, Nu di dalam kenyataannya, kita tidak dapat mendesakkan prinsip kita secara kaku. Kita harus berkompromi. Kita boleh kalah dalam pertempuran, akan ul tetapi tidak dalam perang. Bukanah itu yang sering kamu ucapkan dulu, ketika kita mengembara di hutan-hutan di sekitar Ujungjaya atau Gunung nd Kareumbi? Kita kalah dalam pertempuran untuk memenangkan perang, Dar. Ba DARMA : (SETELAH HENING). Saya minta saya tidak dilibatkan dan tidak diajak bicara lagi tentang urusan itu. k SURYANA : Okey. Okey. po HARRIS : Jadi persoalannya selesai. Terima kasih, Dar. Saya benar-benar lega. Saya lom sudah mengurus semuanya, Na. semuanya sudah beres. SURYANA : Sudah beres bagaimana? HARRIS : (MENDEKAT KEPADA SURYANA) Bahkan van Rees sudah memilih Ke salah seorang calon dari belasan yang melamar. SURYANA : (KIKUK). Sudahlah, sudahlah. Saya percaya padamu. Uruslah semuanya. (KEPADA DARMA) Dan kamu, Dar, lupakanlah semua pembicaraan kita tadi. Anggap semuanya tidak pernah terjadi. HARRIS : (BERBISIK) Dan calon terpilih itu akan dating ke sini hari ini, untuk ambil panjar dan konsultasi. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 25 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 26. SURYANA : (MAKIN KIKUK) Sudahlah, sudahlah. Uruslah segera. Pergilah. (HARRIS PERGI). Dar, kamu kira wawancara itu bisa dilanjutkan sekarang? DARMA : Terserah kamu, Na. Saya kira, saya bisa pergi sekarang? SURYANA : Jangan, Dar. Kamu temani saya di sini. Mungkin kamu pula yang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan itu. DARMA : Baik. SURYANA : (KEPADA AJO) Jo! AJO : (MUNCUL DI PINTU) Ya, Pak? a SURYANA : Kalau sudah minum, silahkan wartawan itu datang lagi ke sini. ar AJO : Ya, Pak. (PERGI) nt Adegan 6 sa Yopi muncul membawa beberapa folder.Nu SURYANA : Silahkan, silahkan. ul YOPI : Baik, Pak. Ternyata makin lama makin menarik. SURYANA : Begitukah? nd YOPI : Ya, Pak. Sebenarnya saya harus minta maaf karena tanpa seijin Bapak saya mewawancarai beberapa pegawai. Ba SURYANA : (TERTAWA) Tidak apa-apa. Disini semuanya terbuka. Apa yang diketahui pimpinan, diketahui karyawan. k YOPI : Kalau begitu syukurlah. Di antaranya saya menanyai Ajo tadi. Ada yang po sangat menarik saya, Pak. Ternyata perusahaan ini juga memberi beasiswa. lom SURYANA : Benar. Itu sejak dua tahun yang lalu. YOPI : Berapa orang yang mendapat beasiswa itu? SURYANA : Dar, berapa orang? Ke DARMA : Tujuh orang. SURYANA : Nah, soal beasiswa, tanyalah Pak Darma. YOPI : Siapakah mereka itu, Pak? Apaka mereka anak-anak orang tak mampu sekitar ini? DARMA : (LESU) Bukan. YOPI : Bapak sakit? DARMA : Tidak. Tidak. Silahkan teruskan. YOPI : Jadi, mereka itu siapa, Pak? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 26 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 27. DARMA : Siapa? YOPI : Anak-anak yang mendapat beasiswa itu. DARMA : Oh, mereka anak-anak pegawai atau karyawan di sini. YOPI : Jadi, emua anak karyawan di sini akan mendapa beasiswa? DARMA : Tidak. YOPI : Jadi? DARMA : Jadi apa? YOPI : Siapa yang mendapat beasiswa itu? SURYANA : (MENYELA) Tidak sembarang anak pegawai di beri beasiswa, Saudara a Yopi. ar DARMA : (SEPERTI SADAR DARI RENUNGANNYA) O, ya. Mereka anak yang nt berbakat dari pegawai rendahan di sini. YOPI : Oh, saya paham, Pak. Misalnya anak Pak Ajo. sa SURYANA : Betul. YOPI : Baik, Pak. Tampaknya saya harus mempelajari berkas-berkas ini dulu, Nu baru saya dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain. Ternyata begitu banyak yang menarik dari perusahaan Bapak ini. ul SURYANA : Silahkan. Silahkan. YOPI : Dapatkah Bapak memberi waktu lagi kepada saya untuk berwawancara nd lagi? Maksud saya begini, Pak. Setelah mempelajari berkas-berkas tentang perusahaan ini, saya yakin, akan banyak hal-hal yang perlu saya tanyakan Ba untuk melengkapi bahan laporan saya. Oleh karena itu, saya harus pulang dulu ke Hotel sampai Bapak punya waktu luang lagi untuk menerima saya. k SURYANA : Saya lihat Buku Harian dulu. (MELIHAT BUKU) Kamis pagi jam yang po sama, bisa? YOPI : Tentu saya bisa, Pak. Kan saya yang membutukan. lom SURYANA : Jadi, silahkan datang hari Kamis. YOPI : Ya, Pak. Sekarang saya ingin membuat foto Bapak dan Pak Darma. (YOPI MULAI MEMOTRET-MOTRET. MUNCUL AJO DI PINTU). Ke AJO : Pak, ada tamu bagi Pak Harris, tapi pak Harris sedang di luar. SURYANA : Silakan saja masuk sini, Jo. YOPI : Ah, saya harus segera pergi, Pak. SURYANA : Tidak perlu. Santai saja. Silakan saja. Adegan 7 Muncul Maya dengan busana sexy dan rias yang agak berlebihan. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 27 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 28. MAYA : Selamat siang, Pak. SURYANA : Ah, silakan duduk. MAYA : Sebenarnya saya mau bertemu……(MELIHAT DARMA). DARMA : Mengapa kamu harus menyusul-nyusul dia? Bukankah si Tito itu anak saya juga ? Wajar saja kalau dia tinggal tiga minggu atau sebulan pada ayahnya. Mengapa kamu menyusul – nyusulnya ? Kamu kira saya tidak sayang padanya ? MAYA : Kamu salah paham. Sebaiknya saya pergi dari sini. Maaf, Pak. Permisi. a ar Adegan 8 nt Maya akan meniggalkan ruangan ketika Harris muncul. sa HARRIS : Maaf, Nyonya, saya sedang ada perlu ke luar sebentar. Kebetulan, ini Pak Nu Suryana, Direktur Utama kami, dan ini Pak Darma, Direktur Perencanaan dan Anggaran. Pak Suryana, Nyonya Maya adalah fihak yang akan ul membantu kita dalam joint – venture itu. (KEPADA MAYA) Segalanya sudah beres, hanya ada sedikit perubahan. Nyonya akan langsung nd berhubungan dengan saya dan tidak perlu berhubungan dengan Bagian Keuangan bawahannya Pak Darma. Segalanya sudah beres, Nyonya. Ba DARMA : Anjing betina! Kuntilanak! Jadi kami, kamu ibu anakku yang mencampakkan kehormatan wanita Indonesia ke tempat sampah itu ! k (DARMA AKAN MENYERANG MAYA; HARRIS po MELINDUNGI;YOPI MEMBUAT POTRET ADEGAN ITU). MAYA : Tolong ! Tolong ! lom DARMA : (DITAHAN SURYANA) Apa kamu tidak cukup dengan biaya yang kukirim padamu ? Dasar pelacur ! Lonte ! Kuntilanak ! (LOLOS DAN AKAN MENYERANG MAYA, TAPI DITAHAN SURYANA. TERJADI Ke PERGULATAN KACAU – BALAU;YOPI MEMOTRET KEJADIAN ITU) Perempuan bejat ! ANjing betina ! Tidak kubiarkan kamu mengambil si Tito ! Kamu tidak berhak ! MAYA : Tolong ! Tolong ! SURYANA : Sabar, Dar ! Sabar Dar ! (PERGULATAN). DARMA : Ini tidak bias kubiarkan ! Anjing betina ! HARRIS : (MELIHAT YOPI MEMBUAT FOTO) Jangan bikin foto ! (Merebut kamera. Terjadi tarik – menarik). DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 28 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 29. MAYA : Tolong ! Tolong ! YOPI : (KEPADA HARRIS) Bapak menghalangi kebebasan pers ! SURYANA : Sabar, Dar ! Baca istigfar, Dar ! DARMA : Kuntilanak ! Kali ini kamu bisa lolos ! HARRIS : Kami beli foto – foto Anda ! YOPI : Nanti dulu ! (MENGHINDAR. HARRIS MENGEJAR). DARMA : Jangan menghalangi, Sur ! Anjing betina itu pantas kucekik ! MAYA : Tolong ! Tolong ! (MUNCUL AJO, TERKEJUT, PINGSAN). SURYANA : Baca istigfar ! Sabar ! a HARRIS : (MENGEJAR YOPI BERKELILING) Saya beli dengan kameranya. Saya ar borong. Berapa anda mau jual ? (YOPI MALAH MEMOTRET HARRIS nt YANG MENGEJARNYA). YOPI : Berapa tawaran Bapak ? sa MAYA : Tolong ! Tolong ! SURYANA : Ya Tuhan ! Ya Allah ! Sabar Dar ! Nu DARMA : kubunuh kamu ! Kubunuh kamu ! MAYA : Tolong ! Tolong ! ul BLACKOUT nd Ba k po lom Ke DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 29 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 30. Babak 3 Sebuah kompleks pekuburan Kristen di suatu kota di Jawa Tengah. Salib – salib nisan berjajar menjadi latar belakang. Siang hari. Adegan 1 Ketika layar dibuka atau lampu dinyalakan, tampak Darma sedang berdiri memperhatikan dan atau tiga orang pekerja yang sedang membersihkan rumput – a rumput di antara nisan - nisan. ar DARMA : Mas Parto, kapan mau istirahat ? PARTO : Sedikit lagi, Pak. Kepalang. nt DARMA : (MELIHAT ARLOJINYA) Masih ada besok, Mas. Sudahlah. sa PARTO : Sedikit lagi, Pak. DARMA : Saya jadi malu. Soalnya saya tidak dapat menyediakan uang lembur, Mas. PARTO Nu : Lho, kenapa bawa - bawa uang lembur segala ? Kami bekerja ikhlas lho pak. DARMA : Kalau begitu, saya hanya bisa ………. Mengucapkan terima kasih atas ul kebaikan Mas Parto dan kawan – kawan. nd PARTO : Bukan apa – apa, Pak. Sekarang juga selesai. (KEPADA YANG LAIN) Anak – anak, sudah waktu pulang. (MEREKA BERJALAN KE ARAH Ba DARMA. DARMA MENGELUARKAN ROKOKNYA DAN MENYODORKANNYA. MEREKA MENGAMBIL ROKOK DENGAN SENANG HATI. SETELAH MENGUCAPKAN TERIMA KASIH, k PEMBANTU – PEMBANTU PARTO MENGUCAPAKAN PERMISI po DAN PERGI. TINGGAL PARTO). DARMA : Bagaimana anak Mas PArto itu, sudah masuk sekolah ? lom PARTO : Sudah, Pak. DARMA : Syukur. Ke PARTO : Kami sekeluarga mengucapakan terimakasih kepada Bapak. Tanpa bantuan Bapak anak itu akan manganggur, Pak. Dari mana kami bisa membayar uang – pangkal sebesar itu. Sebelum saya bicara dengan Bapak, sudah kami putuskan anak saya tidak sekolah dan cari kerja saja. DARMA : Cuma kebetulan, Mas Parto. Kebetulan saya ada uang yang menganggur. Kalau sedang tidak ada, pasti saya tidak bisa menolong. PARTO : Kami tidak akan dapat melupakan budi Bapak, Pak. DARMA : Kalau anak itu maju sekolahnya, saya sudah merasa senang. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 30 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 31. PARTO : Sudah saya katakan padanya, dia harus malu kepada Bapak kalau sekolahnya tidak betul, Pak. DARMA : Mas Parto sudah lama bekerja di sini ? PARTO : Lama sekali, Pak. Sejak kecil. PARTO : Sejak kecil ? DARMA : Kakek saya bekerja sebagai tukang membersihkan kuburan ini; ayah saya juga begitu, walupun berhenti sebentar di zaman perang. Saya mewarisi kerja ini dari ayah, Pak. Bapak sendiri, bagaimana sampai Bapak bekerja di sini ? a DARMA : Waktu itu saya menganggur beberapa bulan. Pada suatu hari saya ar membaca iklan di Koran, bahwa ada lowongan kerja sebagai Pengurus nt Kuburan. Saya pikir pekerjaan ini cocok bagi saya. Lalu saya pergi ke Kedutaan Besar Belanda. Mula – mula mereka tidak mau menerima saya. sa PARTO : Kenapa, Pak ? DARMA : Mereka heran, mengapa saya melamar. Nu PARTO : Mengapa mereka heran ? DARMA : Karena sebelumnya saya bekerja di suatu bank yang cukup besar dan ul kemudian di suatu perusahaan swasta yang cukup besar. Mereka meragukan itikad saya. nd PARTO : Tapi akhirnya diterima juga, ya ? DARMA : Rupanya fihak Kedutaan Belanda menghubungi bekas – bekas majikan Ba saya yang juga kawan – kawan lama saya karena kami sama – sama bergerilya di zaman Perang Kemerdekaan. k PARTO : Dan mereka membujuk kedutaan untuk menerima Bapak ? po DARMA : Mereka mengatakan kepada fihak kedutaan bahwa menjadi pengurus kuburan merupakan satu – satunya kerja yang cocok bagi saya. lom PARTO : Syukurlah. DARMA : Lha, kenapa Mas Parto bersyukur ? PARTO : Kedatangan Bapak ternyata merupakan keberuntungan bagi kami semua Ke para perkerja di sini. DARMA : (RIKUH) O, begitu. PARTO : (BERSEMANGAT) Pengurus yang lama benar – benar bajingan, Pak. Waktu gajian tidak tentu, kami biasa disuruh menandatangani kwitansi kosong. Alasannya banyak, katanya uangnya uang Belanda harus ditukar dulu; kalau tidak harus ditukar dulu, belum datang dari Jakarta; kalau tidak belum datang belum beres administrasinya dan banyak lagi. Agar kami tidak rewel, ia hanya mengharuskan kami bekerja terutama pada bulan – DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 31 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 32. bulan sekitar natalan dan Tahun Baru. Pada bulan – bulan itu memang banyak turis datang. Kadang – kadang diantara turis itu ada yang leluhurnya dikubur di sini. Bulan – bulan lain kami dibiarkan menganggur dan gaji kami dipermainkan. Tapi, pernah pula kami dibangunkan jam satu malam dan disuruh membersihkan kuburan karena ia mendapat berita orang – orang dari kedutaan akan datang. Bayangkan, Pak, kami harus membersihkan semak – semak, bukan semak, hutan, mulai jam satu malam sampai pagi. Memang dia itu sinting ! DARMA : Kalau dibiarkan berbulan – bulan, pasti kuburan ini jadi semak – semak. a PARTO : Bukan semak, Pak, hutan ! kami pernah tidak membersihkannya selama ar hampir sepuluh bulan. Akibatnya pekuburan ini begitu lebatnya ditumbuhi nt semak hingga jadi sarang ular. Orang – orang kampung sekitar mulai mengomel, takhyul – takhyul mulai muncul. Pada suatu hari, seorang turis sa ‘nyelonong datang ke sini dan tidak menemukan kuburan leluhurnya melainkan suatu hutan lebat tempat ular. Dia marah kepada kedutaan dan Nu akibatnya pengurus lama itu dipecat ! Kena batunya dia. Setelah dia dipecat baru kami tahu berapa banyak uang kami yang dia curi, Pak. Ada ul yang usul supaya kami membayanya ke pengadilan. Repot, Pak. Biar saja, semoga rezeki kami yang dimakannya jadi penyakit ! nd DARMA : Apakah uang Mas Parto dan kawan – kawan yang dicuri mendapat penggantian dari kedutaan ? Ba PARTO : Tidak, Pak. Tapi memang kami mendapat sumbangan sekedarnya. Walaupun begitu kami berterimakasih kepada kedutaan yang telah k mengirim BApak ke sini sebagai ganti si bajingan itu. po DARMA : (GELI) Sedikitnya saya tidak akan menyuruh Mas Parto dan kawan – kawan bekerja jam satu malam. lom PARTO : Kalaupun Bapak akan menyuruh kami bekerja jam satu malam, kami rela kok Pak. (MEREKA TERTAWA). DARMA : Dan kedutaan akan memecat saya, bukan ? (MEREKA TERTAWA). Ke PARTO : sekarang daerah pekuburan ini mungkin yang paling bersih dan rapi di kampung ini, Pak. Bapak lihat, makin lama makin banyak anak – anak yang bermain – main di sini. Saya katakan pada mereka agar mereka tidak mengotori atau merusak. Lebih dari itu, Pak. Pernah saya memergoki muda – mudi yang pacaran di sini. Bayangkan, kuburan macam apa yang digunakan pacaran ? (MEREKA TERTAWA). Baiklah, Pak, saya harus permisi. DARMA : Silakan. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 32 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 33. PARTO : Bapak tidak pulang ? DARMA : Tidak Mas Parto. Akan ada tamu dari Jakarta. Saya menerima telegram kemarin sore. PARTO : (TERTAWA) Ah, kenapa Bapak tidak menyuruh kami bekerja jam satu malam tadi ? DARMA : (TERTAWA) Lain kali saja, Mas Parto. PARTO : Permisi, Pak. (PERGI) DARMA : Mari, Mas Parto (MELAMBAIKAN TANGAN. DARMA BERJALAN DI ANTARA NISAN – NISAN. IA MEMBACA NAMA – NAMA a PADA NISAN). Hougronye……Tack………van der Plaas……..van ar Mook……..van Rees. Banyak nama – nama terkenal……..mungkin ada nt hubungan darah dengan orang – orang terkenal itu. sa Adegan 2 Nu Muncul Suwaya dan Taudin. Mereka nampak makmur. DARMA : (GEMBIRA) Suwaya ! Taudin ! Setan apa yang mengirimkan kalian ke ul sini?(MEREKA BERPELUKAN DAN SALING MENEPUK PUNGGUNG MASING – MASING). nd TAUDIN : Bukan setan yang mengirim kami ke sini, Malaikat ! SUWAYA : Dan kawan – kawan di Kantor Pusat ! Ba DARMA : Bagaimana kalian tahu saya berada di sini ? TAUDIN : Kamilah yang harus bertanya bagaimana kamu sampai ada di sini, Dar k DARMA : (TERTEGUN) Masalahnya sangat bersifat pribadi, Din. Sukar bagi saya po untuk menerangkannya. SUWAYA : Din, memang kita tidak datang ke sini untuk memasalahkan sebab-sebab lom Darma ada di sini, bukan ? TAUDIN : Kamu benar, Ya. Dar, kami datang ke sini justru untuk menjemput kamu. DARMA : (HERAN) Menjemput ? Nanti dulu. Apa ini ? Ke TAUDIN : Jangan berlagak bodoh, Dar. DARMA : Saya benar-benar tidak mengerti, Din. SUWAYA : Sifatmu benar-benar tidak berubah, Dar. Kamu tetap begini di sekolah dulu dan juga ketika kita menggambar di gunung-gunung. DARMA : Tapi saya benar-benar tidak mengerti mengapa kalian datang ke sini untuk ………………….. menjemput saya. SUWAYA : Ceritakanlah, Din. TAUDIN : Mula-mulanya kita mengadakan reuni di Jakarta. Semua kawan-kawan ex DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 33 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 34. Batalyon Tutul diundang. Kami, maksud saya, saya dan Suwaya ingin sekali bertemu dengan kamu. Tetapi ternyata kamu tidak datang. Kami bertanya-tanya ; bukan saya dan Suwaya saja, tapi banyak juga yang lain. Kami heran, kenapa orang seperti kamu tidak datang. SUWAYA : Maksud Taudi, mengapa kebanggaan Batalyon kita tidak datang. DARMA : Pujian seperti itu tidak saya perlukan, Ya. Din samping itu, mungkin sekarang tidak relevan lagi. SUWAYA : Tidak benar. Tapi baiklah, Din, lanjutkanlah. TAUDIN : Nah, pada saat reuni itu, tentu saja kami bertanya-tanya. Akhirnya Si a Juarsa dan Si Suryana memberi tahu bahwa kamu bekerja untuk Kedutaan ar Belanda. nt SUWAYA : Banyak diantara kawan-kawan kita yang terkejut setengah mati mendengar berita itu, Dar. sa TAUDIN : Dan itu dapat dimengerti. Bayangkan, orang yang paling ditakuti dan dicari-cari Belanda di zaman Perang Kemerdekaan malah sekarang Nu bekerja untuk mereka sebagai penunggu kuburan pula ! DARMA : Tak ada yang salah dengan semua itu. Sekarang zamannya sudah lain. ul SUWAYA : Justru di situ letak masalahnya, Dar. TAUDIN : Saya sudah menduga kamu akan berkata begitu. Saya tahu, bagi kamu nd secara pribadi mungkin ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi bagi keluarga besar ex Batalyon Tutul, ini adalah masalah, Dar, masalah besar. Ba DARMA : Maksudmu ? TAUDIN : Dar, kamu tahu, bahwa salah satu tujuan dari organisasi kita adalah k kesejahteraan anggota-anggotanya, termasuk kamu, tentunya. Kami po sangat sedih ketika mendengar kamu bekerja sebagai penunggu kuburan. Bukan saja karena menurut pendapat kami ini tidak pantas bagi orang lom seperti kamu, akan tetapi ini ada hubungannya dengan kebanggaan kita sebagai bangsa. Apa yang akan dikatakan bangsa lain kalau seorang diantara para pahlawan bangsa kita bekerja sebagai penunggu kuburan Ke bangsa bekas penjajahnya ? Maaf, Dar, saya terpaksa harus blak-blakan. DARMA : Saya tahu, kamu diatas kawan-kawan kita ke sini karena kamu dekat dengan saya dan kamu suka blak-blakan. TAUDIN : Syukur kalau kamu mengerti, Dar. Jadi kamu juga akan setuju kepada usul kami yaitu agar kamu segera kembali ke Jakarta dan bekerja kembali di sana secara wajar. Kami sudah menyediakan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian kamu dengan jaminan yang sebaik-baiknya. Kami sudah menyediakan rumah dan kendaraan bagi kamu. Jadi kamu setuju, bukan ? DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 34 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 35. Mari tinggalkan tempat ini dengan segera. DARMA : Saya mengerti dan menghargai maksud baik kalian, Din, Ya. Akan tetapi saya kira kalian salah dalam hubungan dengan pekerjaan saya ini. SUWAYA : Salah duga ? DARMA : Saya mendapat kesan bahwa kalian menyangka saya kurang sejahtera. Itu keliru. Saya mendapat gaji yang cukup menurut ukuran saya. Kebutuhan saya dan kebutuhan membiayai sekolah si Tito terpenuhi. Sayapun punya simpanan. Di samping itu, saya tidak membutuhkan banyak. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa ……………………. Bahwa saya cukup a sejahtera. Sedikitnya menurut ukuran saya. ar TAUDIN : Kamu baru melihat persoalan ini dari sudut pandang kamu dan sudut nt pandang kepentinganmu sendiri, Dar. DARMA : Maksudmu ? sa TAUDIN : Sebagai seorang tokoh, ya, seorang di antara pahlawan-pahlawan perang kemerdekaan, kamu tidak dapat hanya memikirkan kepentingan diramu Nu saja. Dar. Tindakanmu menyangkut juga kepentingan orang lain, ya, menyangkut kepentingan bangsa. ul DARMA : Saya tidak mengerti, Din. TAUDIN : Dar, bayangkan, apa yang akan dikatakan bangsa-bangsa lain, kalau nd mereka tahu bahwa kamu, seorang di antara pahlawan-pahlawan kita, seorang yang berhak mendapatkan tanda-tanda jasa dalam Perang Ba Kemerdekaan, sekarang menjadi penunggu kuburan. SUWAYA : Kalau kuburan pahlawan kita sendiri barangkali tidak terlalu k ……………. menyakitkan, Dar. Tapi ini kuburan bekas musuh kita,-- po TAUDIN : Ini soal kebanggaan nasional, Dar. Keputusan akan tindakanmu kami anggap tidak menunjang usaha kita menegakkan kebanggaan nasional. lom DARMA : ( KEPADA DIRINYA ) Kesejahteraan dan kebanggaan nasional. TAUDIN : Betul, kamu mengerti sekarang maksud kami, Dar. DARMA : (TERTEGUN) Seharusnya kalian lebih banyak bicara tentang kedua hal Ke itu dengan Juarsa dan Suryana. TAUDIN- SUWAYA : Kenapa ? DARMA : Tidak. Sebaiknya saya tidak membawa-bawa mereka dalam pembicaraan kita ini. TAUDIN : Jadi kamu setuju dengan usul kami, bukan ? Kami sudah menyediakan segala-galanya bagi kamu. Bukan hanya demi kesejahteraan dan kebanggaan nasional saja, Dar, akan tetapi kami membutuhkan tenaga DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 35 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 36. dan keahlianmu untuk usaha kita yang baru. Usaha besar, Dar, pasti kamu bergairah bekerja di sana. Saya tahu, pekerjaan itu cukup menantang bagi kamu. DARMA : Berat bagi saya untuk mengatakan tidak, Din. Akan tetapi, pertama, seperti sudah saya katakan saya sudah merasa cukup sejahtera di sini; kedua, mengenai kebanggaan nasional itu, saya kira pendapat kita berbeda. SUWAYA : Berbeda ? DARMA : Keadaan sudah berubah, Ya. Belanda bukan lagi musuh kita. Sekarang a Belanda, Jepang, sama saja dengan bangsa-bangsa lain. Tak ada halangan ar bagi kita untuk bekerjasama dengan mereka. Justru kerjasama benar- nt benar diperlukan. Tentu saja harus tanpa unsur penindasan yang merugikan salah satu pihak. sa SUWAJA : (TERTAWA PAHIT) tapi mengadakan joint-venture tidak sama dengan menjadi penunggu kuburan, Dar. Itu jelas sekali : Nu DARMA : Hakikatnya sama saja, hanya gejalanya yang berbeda, Ya. ul TAUDIN : Juarsa dan Suryana benar ketika mereka mengatakan bahwa kami tidak akan mudah meyakinkan kamu, Dar. Walaupun begitu saya tetap yakin nd bahwa hati nuranimu bertentangan dengan apa yang kamu lakukan. DARMA : (TERTAWA PAHIT) kata-katamu justru harus kamu sampaikan kepada Ba Juarsa dan Suryana, Din. Tapi baiklah, sebaiknya saya katakan padamu, bahwa hati nurani saya tidak mengizinkan saya kembali ke Jakarta. k TAUDIN : Kami ingin tahu alasannya, Dar. Kalau kami tahu alasannya barangkali po kami dapat meyakinkanmu. DARMA : Ini persoalan hati nurani, Din, soal perasaan. lom TAUDIN : Maaf kalau saya menyinggung-nyinggung masalah pribadi, Dar. Apakah tindakanmu berhubungan dengan perceraianmu ? DARMA : (TERTAWA PAHIT) Tidak. sama sekali tidak, Din. Ke TAUDIN : Kalau soalnya soal perasaan, perasaan apa? DARMA : Sukar bagi saya untuk menjelaskannya, Din. Ya, karena ini memang soal perasaan. Akan tetapi baiklah. Bayangkan oleh kalian bagaimana perasaan kalian kalau harus mengemudikan sebuah mobil di jalan yang ramai sementara kalian tahu bahwa sopir-sopir lain tidak punya SIM. Perasaan seperti itulah yang saya rasakan. Saya harap kalian dapat merasakannya dan memahami saya. SUWAYA : (SETELAH TERTEGUN) saya tidak mau berpura-pura dapat merasakan DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 36 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
  • 37. apa yang kamu rasakan. Akan tetapi kalau memang kamu berperasaan, mengapa kamu bekerja disini? DARMA : (HERAN) Maksudmu? SUWAYA : Kamu sekarang bekerja mengurus kuburan serdadu-serdadu dan pegawai- pegawai Kerajaan Belanda. Tidakkah kamu memikirkan kemungkinan bahwa ada diantara mereka yang pernah terlibat dalam perbuatan yang akan menyinggung perasaanmu? Bukankah tidak mustahil ada diantara mereka yang tersangkut secara langsung atau tidak langsung dalam pembuangan …………… dan penembakan mati Karya, kakak- a kandungmu? Saya tidak akan bicara tentang nasib kawan-kawan kita, ar anak buahmu. Saya hanya bicara tentang ayah dan kakakmu yang nt menjadi korban keganasan orang-orang yang sekarang kuburannya kamu urus dan kamu pelihara. sa DARMA : Kalau ayah dan kakak saya masih hidup, mereka tidak akan berkeberatan saya bekerja disini. Nu SUWAJA : Kamu terlalu yakin, Dar. DARMA : Kamu lupa saya puluhan tahun hidup dengan mereka dan saya mengenal ul mereka dengan baik. SUWAJA : Baiklah, Dar. Tapi sadarlah, bahwa kamu membuat persoalan bagi kami, nd bagi keluarga Besar Ex Batalyon Tutul. DARMA : Saya menyesal hal itu terjadi. Kalian tahu, saya tidak bermaksud buruk Ba terhadap kawan-kawan. SUWAJA : Tapi kamu tidak bisa cuci-tangan begitu saja, Dar. k DARMA : (TERMENUNG) Ya, Din, saya tidak berkeberatan kalau keanggotaan po saya dicoret dari daftar Keluarga Ex Batalyon Tutul. TAUDIN : Nanti dulu, nanti dulu. Jangan keburu nafsu, Dar. Kamu tahu, itikad kami lom baik. DARMA : Saya tahu, saya tahu. Tapi sayapun tidak mau menyusahkan kalian. Tawaran saya benar-benar tulus, Din, Ya. Jangan mengira saya Ke bermaksud menyakiti hati kalian. Saya hanya tidak ingin menyusahkan…..ya, menjadi persoalan bagi organisasi kita. TAUDIN : Baiklah, baiklah. Sebenarnya tidak sejauh itu. Kamu tidak perlu minta keluar dari organisasi kita. Itu tidak mungkin kamu lakukan. Adalah fakta sejarah bahwa kamu adalah anggota Batalyon Tutul dan bahwa kamu adalah salah seorang di antara kebanggaannya. Kalau sekarang ada persoalan, itu bukan kesalahan kamu dan juga bukan kesalahan kami. Ini hanya salah pengertian saja. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) 37 Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)