SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 25
Kelompok 1
Spora
           Core: sitoplasma dari spora yang
            didalamnya terkandung semua unsure
            untuk kehidupan bakteri seperti
            kromosom yang komplit, komponen-
            komponen untuk sintesis protein dan
            sebagainya.
           Cortex: lapisan yang paling tebal dari
            spora envelope, terdiri dari lapisan
            peptidoglikan tapi dalam bentuk yang
            istimewa.
           Dinding spora: lapisan paling dalam dari
            spora, terdiri dari peptidoglikan dan akan
            menjadi dinding sel bila spora kembali
            dalam bentuk vegetative.
           Eksosporium: lipoprotein membrane
            yang terdapat dari luar.
           Coat: terdiri dari zat semacam keratin,
            dan keratin inilah yang menyebabkan
            spora relatif tahan terhadap pengaruh
            luar.
PENGERTIAN


Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang
sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap     pengaruh     buruk      dari
luar.Patogen yang digunakan untuk
mengendalikan serangga adalah bakteri
pembentuk spora.
Letak Spora


      Sub Terminal

           Terminal

           sentral
Jenis spora menurut fungsinya

 Spora sebagai alat persebaran untuk tumbuhan
  berpembuluh non-biji, lumut, fungi, dan Myxozoa.
  Spora dengan pengertian ini dikenal juga sebagai
  diaspora.
 Endospora dan Eksospora, merupakan spora yang
  dibentuk oleh bakteri tertentu (dari divisio Firmicuta)
  sebagai alat pertahanan hidup dalam kondisi
  ekstrem.
 Klamidospora (chlamydospore), fungsinya mirip
  dengan endospora, tetapi dihasilkan oleh fungi.
 Zigospora sebagai alat persebaran haploid dari fungi
  Zygomycota. Spora ini berdinding tebal dan dapat
  tumbuh menjadi konidium atau zigosporagnium.
Jenis spora berdasarkan
pembentukannnya
 Spora yang dihasilkan dari meiosis dinamakan
 meiospora dan yang dihasilkan dari mitosis
 dinamakan mitospora.
  Contoh penghasil meiospora: paku air, rane, tumbuhan
   lumut, tumbuhan berbiji. Meiospora menumbuhkan
   organisme haploid (disebut protonema pada tumbuhan
   lumut dan disebut protalus pada rane dan paku air) yang
   menghasilkan spermatozoid dan sel telur. Pada tumbuhan
   berbiji, meiospora tumbuh menjadi serbuk sari (pollen) dan
   kantung embrio.
  Contoh penghasil mitospora: sebagian besar paku-pakuan,
   sebagian besar fungi. Pada paku-pakuan, mitospora
   tumbuh menjadi protalus yang setelah dewasa menjadi
   protalium.
Proses Pembentukan Spora

1. Terjadi kondensasi DNA pada bakteri yang akan
   membentuk spora
2. Terjadi pembalikan membran sitoplasma,
   sehingga, lapisan luar membran kini menjadi
   lapisan dalam membran (calon) spora.
3. Pembentukan korteks primordial (calon korteks)
4. Pembentukan korteks
5. Spora terlepas dan menjadi spora yang bebas,
   pada tahap 5 ini,jika spora mendapatkan
   lingkungan yang kondusif, maka ia bisa tumbuh
   menjadi satu sel bakteri yang baru.
Dalam spora, sifat-sifat bakteri tetap. Spora
dibentuk,    jika   keadaan     lingkungan   tidak
menguntungkan       baginya      misalnya,  untuk
pertahanan diri. Spora sangat tahan terhadap suhu
tinggi dan desinfektan. Hal ini disebabkan karena
dinding spora sangat kuat dan tersusun atas 3
lapisan, antara lain: intin (lapisan dalam), ektin
(lapisan luar), dan lapisan lendir yang terlihat
diantara intin dan ektin. Di dalam bentuk spora
bakteri akan tahan lama tanpa makanan dan tidak
melakukan pembiekan, jika lingkungan di luar telah
membaik, maka dinding spora akan pecah dan
bentuk vegetatif akan keluar dan bakteri akan
aktif kembali.
Faktor yang Mempengaruhi
Pewarnaan Spora

 Fiksasi
 Waktu pengecatan tidak tepat
 Konsentrasi reagent
 Umur bakteri
 Nutrisi
Schaeffer
 Fulton     Klein vedder



Flemming      Muller
Prinsip

      Alat dan Bahan

     Bagan Kerja

Hasil Pengamatan
Spora adalah mekanisme pertahanan dari
bakteri dimana keadaan lingkungan ekstrim
(tidak memungkinkan bakteri hidup). Spora
dilapisi oleh lilin, sehingga ketika dipanaskan lilin
akan meleleh dan zat warna akan masuk, tetapi
ketika didinginkan lilin kembali mengeras dan
membeku, zat warna akan terperangkap dalam
lapisan tersebut sedangkan sel vegetatif
diwarnai oleh zat warna kedua.
                                     Schaeffer Fulton
Alat :                      Bahan :
 Kaca arloji  Pipet tetes  Lautan fisiologis
 Tabung       Ose           Suspensi bakteri 28 jam
  reaksi                      Spirtus
               Pensil glass
                              Air suling
 Rak tabung  Bak
                              Zat warna malasit hijau
 Pembakar      pewarna
                              Zat warna safranin
  spirtus      Kertas        Alkohol
 Labu          saring        Kapas
  semprot                     Minyak imersi
                                       Schaeffer Fulton
Akalk
ohol
70%
Schaeffer Fulton
Bacillus subtilis        Escherichia coli




                        Warna sel : merah
  Warna sel : merah
  Warna spora : hijau
                                     Schaeffer Fulton
Prinsip

    Bahan

Cara Kerja
Spora kuman mempunyai dinding yang
tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-
pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk,
dengan pencucian pori-pori kembali mengecil
menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat
dilepas walaupun dilunturkan dengan asam
alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna
fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru
dari methylen blue.

                                 Klein vedder
Bahan :
 Carbolfuchsin
 Methylen biru 1%.
 Asam sulfat 1%.




                      Klein vedder
1. Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol
     fuchsin sama banyak.
2.   Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada
     penangas air 80c selama 10 menit.
3.   Dibuat sediaan dan dikeringkan.
4.   Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
5.   Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi
     warna merah mengalir.
6.   Sediaan dicuci dengan air.
7.   Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit
     kemudian dicuci dan dikeringkan.
8.   Diperiksa dibawah mikroskop.          Klein vedder
Prinsip

    Bahan

Cara Kerja
Bahan :
 Asamchromat 5%
 Carbolfuchsin
 Asamasetat 5%
 Methylenbiru 1%
 Chloroform



                    Muller
1. Buat sediaan dari biakan kuman yang umurnya 2 hari
   dalam bouillon (dari agar miring), sesudah di
   keringkan 3x, tetesi dengan chloroform selama 2
   detik.
2. Cuci dengan air, tetesi dengan asam chromat selama
   2 detik.
3. Cuci dengan air kran, bubuhi dengan carbol-fuchsin,
   uapkan (jangan mendidih) biarkan menguap selama
   5 menit.
4. Cuci dengan asam asetat 5%, kemudian dengan air.
5. Bubuhi dengan methylen biru 1% kira-kira 2 detik.
6. Methylen biru dibuang dan keringkan dengan kertas
   saring, periksa dengan mikroskop.
                                            Muller
-Thank you-

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseganish anggraeni
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Rahmat Darmawansyah THP
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasprogsus6
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 

La actualidad más candente (20)

Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambiense
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
Metabolisme asam nukleat (nucleic acid metabolism)
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 

Similar a SPORA BAKTERI

KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)dewisetiyana52
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...dewisetiyana52
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Shella Sagita
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Archaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaArchaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaPesa Desgamalia
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaMURDJOKO
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaMURDJOKO
 
Protista
ProtistaProtista
ProtistaUNSRI
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppthendro prasetyo
 
Struktur bakteria
Struktur bakteriaStruktur bakteria
Struktur bakteriaAl_Huma
 
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaMengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaWelly Rosadi, Mochamad
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 

Similar a SPORA BAKTERI (20)

KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
 
Bacteria
BacteriaBacteria
Bacteria
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
monera.ppt
monera.pptmonera.ppt
monera.ppt
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Archaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & EubacteriaArchaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & Eubacteria
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Protista
ProtistaProtista
Protista
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
 
BAKTERI(2)new.pptx
BAKTERI(2)new.pptxBAKTERI(2)new.pptx
BAKTERI(2)new.pptx
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Struktur bakteria
Struktur bakteriaStruktur bakteria
Struktur bakteria
 
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaMengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 

SPORA BAKTERI

  • 1.
  • 3. Spora  Core: sitoplasma dari spora yang didalamnya terkandung semua unsure untuk kehidupan bakteri seperti kromosom yang komplit, komponen- komponen untuk sintesis protein dan sebagainya.  Cortex: lapisan yang paling tebal dari spora envelope, terdiri dari lapisan peptidoglikan tapi dalam bentuk yang istimewa.  Dinding spora: lapisan paling dalam dari spora, terdiri dari peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel bila spora kembali dalam bentuk vegetative.  Eksosporium: lipoprotein membrane yang terdapat dari luar.  Coat: terdiri dari zat semacam keratin, dan keratin inilah yang menyebabkan spora relatif tahan terhadap pengaruh luar.
  • 4. PENGERTIAN Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar.Patogen yang digunakan untuk mengendalikan serangga adalah bakteri pembentuk spora.
  • 5. Letak Spora Sub Terminal Terminal sentral
  • 6. Jenis spora menurut fungsinya  Spora sebagai alat persebaran untuk tumbuhan berpembuluh non-biji, lumut, fungi, dan Myxozoa. Spora dengan pengertian ini dikenal juga sebagai diaspora.  Endospora dan Eksospora, merupakan spora yang dibentuk oleh bakteri tertentu (dari divisio Firmicuta) sebagai alat pertahanan hidup dalam kondisi ekstrem.  Klamidospora (chlamydospore), fungsinya mirip dengan endospora, tetapi dihasilkan oleh fungi.  Zigospora sebagai alat persebaran haploid dari fungi Zygomycota. Spora ini berdinding tebal dan dapat tumbuh menjadi konidium atau zigosporagnium.
  • 7. Jenis spora berdasarkan pembentukannnya Spora yang dihasilkan dari meiosis dinamakan meiospora dan yang dihasilkan dari mitosis dinamakan mitospora.  Contoh penghasil meiospora: paku air, rane, tumbuhan lumut, tumbuhan berbiji. Meiospora menumbuhkan organisme haploid (disebut protonema pada tumbuhan lumut dan disebut protalus pada rane dan paku air) yang menghasilkan spermatozoid dan sel telur. Pada tumbuhan berbiji, meiospora tumbuh menjadi serbuk sari (pollen) dan kantung embrio.  Contoh penghasil mitospora: sebagian besar paku-pakuan, sebagian besar fungi. Pada paku-pakuan, mitospora tumbuh menjadi protalus yang setelah dewasa menjadi protalium.
  • 8. Proses Pembentukan Spora 1. Terjadi kondensasi DNA pada bakteri yang akan membentuk spora 2. Terjadi pembalikan membran sitoplasma, sehingga, lapisan luar membran kini menjadi lapisan dalam membran (calon) spora. 3. Pembentukan korteks primordial (calon korteks) 4. Pembentukan korteks 5. Spora terlepas dan menjadi spora yang bebas, pada tahap 5 ini,jika spora mendapatkan lingkungan yang kondusif, maka ia bisa tumbuh menjadi satu sel bakteri yang baru.
  • 9. Dalam spora, sifat-sifat bakteri tetap. Spora dibentuk, jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan baginya misalnya, untuk pertahanan diri. Spora sangat tahan terhadap suhu tinggi dan desinfektan. Hal ini disebabkan karena dinding spora sangat kuat dan tersusun atas 3 lapisan, antara lain: intin (lapisan dalam), ektin (lapisan luar), dan lapisan lendir yang terlihat diantara intin dan ektin. Di dalam bentuk spora bakteri akan tahan lama tanpa makanan dan tidak melakukan pembiekan, jika lingkungan di luar telah membaik, maka dinding spora akan pecah dan bentuk vegetatif akan keluar dan bakteri akan aktif kembali.
  • 10. Faktor yang Mempengaruhi Pewarnaan Spora  Fiksasi  Waktu pengecatan tidak tepat  Konsentrasi reagent  Umur bakteri  Nutrisi
  • 11. Schaeffer Fulton Klein vedder Flemming Muller
  • 12. Prinsip Alat dan Bahan Bagan Kerja Hasil Pengamatan
  • 13. Spora adalah mekanisme pertahanan dari bakteri dimana keadaan lingkungan ekstrim (tidak memungkinkan bakteri hidup). Spora dilapisi oleh lilin, sehingga ketika dipanaskan lilin akan meleleh dan zat warna akan masuk, tetapi ketika didinginkan lilin kembali mengeras dan membeku, zat warna akan terperangkap dalam lapisan tersebut sedangkan sel vegetatif diwarnai oleh zat warna kedua. Schaeffer Fulton
  • 14. Alat : Bahan :  Kaca arloji  Pipet tetes  Lautan fisiologis  Tabung  Ose  Suspensi bakteri 28 jam reaksi  Spirtus  Pensil glass  Air suling  Rak tabung  Bak  Zat warna malasit hijau  Pembakar pewarna  Zat warna safranin spirtus  Kertas  Alkohol  Labu saring  Kapas semprot  Minyak imersi Schaeffer Fulton
  • 17. Bacillus subtilis Escherichia coli Warna sel : merah Warna sel : merah Warna spora : hijau Schaeffer Fulton
  • 18. Prinsip Bahan Cara Kerja
  • 19. Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori- pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari methylen blue. Klein vedder
  • 20. Bahan :  Carbolfuchsin  Methylen biru 1%.  Asam sulfat 1%. Klein vedder
  • 21. 1. Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama banyak. 2. Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air 80c selama 10 menit. 3. Dibuat sediaan dan dikeringkan. 4. Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik 5. Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir. 6. Sediaan dicuci dengan air. 7. Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan. 8. Diperiksa dibawah mikroskop. Klein vedder
  • 22. Prinsip Bahan Cara Kerja
  • 23. Bahan :  Asamchromat 5%  Carbolfuchsin  Asamasetat 5%  Methylenbiru 1%  Chloroform Muller
  • 24. 1. Buat sediaan dari biakan kuman yang umurnya 2 hari dalam bouillon (dari agar miring), sesudah di keringkan 3x, tetesi dengan chloroform selama 2 detik. 2. Cuci dengan air, tetesi dengan asam chromat selama 2 detik. 3. Cuci dengan air kran, bubuhi dengan carbol-fuchsin, uapkan (jangan mendidih) biarkan menguap selama 5 menit. 4. Cuci dengan asam asetat 5%, kemudian dengan air. 5. Bubuhi dengan methylen biru 1% kira-kira 2 detik. 6. Methylen biru dibuang dan keringkan dengan kertas saring, periksa dengan mikroskop. Muller