SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 64
BAB 2
JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa
diharapkan dapat:
• Membedakan jaringan
(epitel, otot, tulang, saraf, dan ikat)
pada pembentukan organ hewan.
• Menjelaskan fungsi masingmasing
jaringan pada hewan.
• Membedakan berbagai jaringan
(epidermis, kolenkim, sklerenkim, p
arenkim, xilem, floem, dan
kambium) pada tumbuhan.
• Menunjukkan letak
epidermis, korteks, dan stele
(silinder pusat).
• Mendeskripsikan fungsi masingmasing jaringan tumbuhan.
Bibit Pisang Kultur Jaringan
 Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui
biakan jaringan pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).
 Dalam ruang steril, meristem membentuk kalus dan bertunas

banyak. Tunas yang bergerombol dipisahkan menjadi satu-satu
atau dua-dua.
 Tunas ditumbuhkan dalam botol medium secara terpisah agar
tumbuh tunas baru. Tunas tersebut ditumbuhkan dalam medium
baru ditambah dengan arang kayu dan gula untuk mempercepat
pertumbuhan.
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

1.

Meristem

Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap berada
dalam fase pembelahan.
Berdasarkan posisinya,
a. Meristem apikal; terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk
lateral serta ujung akar.
b. Meristem interkalar; terdapat di antara jaringan dewasa.
c. Meristem lateral; terletak sejajar dengan permukaan organ
tempat ditemukannya.

Berdasarkan asal-usulnya,
a. Meristem primer;
b. Meristem sekunder;
2.

Jaringan Dewasa

Sifat-sifat jaringan dewasa:
a. tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri
b. mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem
c. mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan
merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
d. kadang-kadang selnya telah mati
f. selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan

fungsinya
g. di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara
lain.
a. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Pada permukaan organ primer tumbuhan, seperti
akar, batang, daun, bunga, dan buah.

Berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan disebut jaringan
pelindung.
Sel-sel epidermis berkembang menjadi alat tambahan atau
derivat epidermis.

1. Stoma
Stoma adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis
organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel
penutup.
2. Trikoma
Trikoma berasal dari sel-sel epidermis.
3. Sel kipas
Tersusun dari beberapa sel berdinding tipis ukuran yang lebih
besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya.
4. Epidermis ganda
Moraceae, Piperaceae, Begoniaceae, dan Malvaceae terdapat
lebih dari satu lapis sel di bawah epidermis.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)

 Parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut
pada akar dan batang sebagai korteks.
 Parenkim dapat dijumpai sebagai empulur batang.

 Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun.
c. Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan
jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim



Mempunyai protoplas tidak mempunyai dinding
sekunder, tetapi mempunyai sel primer yang lebih tebal
daripada sel-se parenkim.



Membantu mengokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.



Tidak memiliki dinding sekunder dan bahan penguat
(lignin), biasanya berkelompok dalam bentuk untaian atau

silinder.
2. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel sel mati seluruh bagian
dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat.

Jaringan sklerenkim terdiri atas:
a. Serabut (Serat)
Pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam

bentuk lingkaran.
b. Sklereid
Sklereid lebih pendek daripada serat, terutama di dalam kulit

kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji.
d. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
1. Xilem


Untuk sirkulasi air dan mineral dari akar.



Penyusun xilem merupakan sel mati dengan dinding yang sangat tebal
tersusun dari zat lignin, sehingga xilem berfungsi sebagai jaringan
penguat.



Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem, dan
parenkim xilem.
a. Unsur trakeal
Unsur trakeal terdiri dari trakea dan trakeid. Trakea tersusun oleh selsel berbentuk tabung yang berhubungan pada ujungujungnya. Trakeid
berupa sel lancip dan panjang dengan dinding sel yang berlubanglubang noktah.

b. Serabut xilem
Berdinding tebal dan memiliki noktah yang lebih sempit daripada
noktah trakeid.

c. Parenkim xilem
Tersusun dari sel-sel yang masih hidup berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan.
2. Floem
a. Unsur-unsur tapis
Sel-sel tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubanglubang (pori-pori).
b. Sel pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis, berbentuk
silinder, dan lebih besar daripada sel-sel tapis.
c. Serabut floem
Serabut floem berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang saling
berimpit.
d. Parenkim floem
Sel hidup yang memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang
disebut noktah.
Tipe-tipe berkas pengangkut

1. Tipe kolateral
Berkas pengangkut di mana xilem dan floem terletak
berdampingan.
a. Tipe kolateral terbuka, jika antara xilem dan floem terdapat
kambium.

b. Tipe kolateral tertutup, jika antara xilem dan floem tidak
dijumpai kambium.
2. Tipe konsentris
Xilem dikelilingi floem atau sebaliknya.

a. Tipe konsentris amfikibral, xilem berada di tengah.
b. Tipe konsentris amfivasal, floem di tengah.
3. Tipe radial
Berkas pengangkut xilem dan floem letaknya
bergantian menurut jari-jari lingkaran.
e. Jaringan Sekretoris
1. Sel kelenjar


Berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan
mengandung senyawa hasil metabolisme.



Sel kelenjar disebut idioblas kalau bentuknya berbeda
dengan sel-sel di sekitarnya.



Contohnya, biji kacang (Arachis), kulit kayu manis
(Cinnamon), atau dalam rizoma jahe (Zingiber oficinale).
2. Saluran kelenjar
Terdiri dari sekelompok sel yang berdinding tipis, dengan
protoplas yang kental mengelilingi suatu ruang yang berisi
senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Misalnya
adalah saluran kelenjar pada daun jeruk (Citrus sp.)

3. Saluran getah
Terdiri dari sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu
sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain
dalam tubuh
ORGAN PADA TUMBUHAN
1. Akar
Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dua kategori, yaitu akar primer

dan akar liar.
Akar mampu menerobos lapisan
tanah.
Pada bagian ujung akar terdapat
tudung akar (kaliptra) berfungsi
sebagai sarung pelindung akar.
a. Epidermis


Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang tersusun
rapat.



Memiliki rambut akar hasil aktivitas sel-sel di belakang titik
tumbuh.



Rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang
penyerapan.



Tidak memiliki kutikula.



Epidermis akar yang menggantung pada tanaman anggrek

dapat berkembang menjadi velamen.
b. Korteks


Tersusun dari beragam sel yang membentuk beberapa
lapis sel.



Dinding selnya tipis mempunyai banyak ruang antarsel.



Pada korteks terdapat parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.
c. Endodermis


Terletak di sebelah dalam korteks.



Dinding sel endodermis mengalami penebalan gabus.



Satu sel endodermis dengan penebalan sel gabus.



Air masuk melalui sel endodermis yang dindingnya tidak
menebal



Lapisan endodermis merupakan pemisah yang jelas antara
korteks dan stele.
d. Stele (Silinder Pusat)


Di stele terdapat berkas pengangkut serta jaringan-jaringan
lainnya.



Di lapisan terluar dari silinder pusat terdapat perisikel atau
perikambium.



Aktivitas perisikel membentuk cabang-cabang akar.



Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem
berselang-seling membentuk lingkaran.



Pada akar dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada di pusat

akar.
2.

Batang
Perbedaan morfologi batang dan akar
Organ

Batang

Akar

Ruas

ada

tidak ada

Daun

ada

tidak ada

Bulu

tidak ada

ada

Tudung

tidak ada

ada

Cabang

ada

ada
Struktur Anatomi Batang

Berkaitan dengan aktivitas titik tumbuh batang.
Ada dua teori titik tumbuh:
a. teori histogen dari Hanstein
b. teori tunika korpus dari Schmidt.
a. Teori Histogen
1. Lapisan luar pembentuk epidermis, disebut
dermatogen.

2. Lapisan tengah pembentuk korteks, disebut periblem.
3. Bagian tengah pembentuk stele disebut plerom.
b. Teori Tunika Korpus
1. Lapisan tepi; terdiri dari sel-sel yang aktif membelah
sehingga memperluas titik tumbuh, disebut tunika.

2. Bagian dalam; terdiri dari sel-sel yang membelah ke segala
arah dan berdiferensiasi, disebut korpus. Terletak di sebelah
dalam tunika.
Lapisan Penyusun Batang
a. Epidermis


Tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang
antarsel.



Dinding sel sebelah luar dilengkapi kutikula yang berfungsi

untuk melindungi batang dari kekeringan.


Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium
gabus dapat membentuk derivat.
b. Korteks


Korteks batang tersusun oleh sel-sel yang berdinding tipis.
Letak tidak teratur sehingga terbentuk ruang antarsel.



Tersusun atas kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi
menyokong dan memperkuat tubuh.



Mengandung amilum.
c. Stele (Silinder Pusat)


Terletak di sebelah dalam batang.



Lapisan terluar disebut perisikel.



Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.



Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium.
3. Daun
Daun tersusun oleh:
a. jaringan pelindung (epidermis atas, epidermis bawah, dan derivatnya)

b. jaringan dasar (mesofil)
c. jaringan pengangkut
d. jaringan penguat
e. jaringan sekretori.

Struktur anatomi daun
a. Epidermis daun
 Terdapat di permukaan atas maupun bawah, terdiri dari satu

lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin
(kutikula) atau lignin.
 Terdapat celah yang diapit oleh dua sel penutup, celah ini

disebut stomata.
 Pada tumbuhan misalnya teratai, stomata terdapat di
permukaan atas.
b. Mesofil


Terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah.



Pada tumbuhan Dicotyledoneae, mesofil berdiferensiasi
menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga
karang (spons).



Pada rumput-rumputan dan Monocotyledoneae

lainnya, mesofil tidak berdiferensiasi.
c. Jaringan pengangkut
 Pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang

daun.
 Tumbuhan Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun
dan cabang-cabang yang membentuk jala.

 Tumbuhan Monocotyledoneae memiliki tulang daun berderet
sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkasberkas
pengangkut kecil.

 Berfungsi untuk mengangkut air serta zat hara dari tanah dan
hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain.
4. Bunga
Struktur bunga sempurna terdiri atas:
a. Dasar bunga (reseptakel)
b. Per hiasan bunga
(periantium) meliputi
kelopak (calyx) dan mahkota
(corolla)

c. Benang sari (stamen)
d. Putik (pistilum).
Berbagai Tipe Bunga
Tipe bunga

Kelopak

Mahkota

Benang sari

Putik

ada

ada

ada

ada

Bunga sempurna ada/tidak ada ada/tidak ada

ada

ada

Bunga jantan

ada

ada

ada

tidak ada

Bunga betina

ada

ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

Bunga lengkap

Bunga telanjang
SIFAT TOTIPOTENSI
Sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk
memperoleh anakan seragam dalam jumlah banyak dan cepat.

Floem akar tanaman wortel  Dipotong kecil-kecil masing-masing 2
mg  Ditumbuhkan pada media bernutrien  Sel-sel
membelah, terbentuk kalus (jaringan yang belum terdeferensiasi) 

Kalus dipisahkan dalam media nutrisi  Kalus membelah diri
membentuk embrio  Terbentuk tanaman baru.
Keuntungan penggunaan teknik kultur:
1. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan
dikultur.
2. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
3. Tidak membutuhkan ruang yang luas
4. Cepat menghasilkan sejumlah tanaman baru dari satu
jenis tanaman.
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

1.

Jaringan Epitelium

 Adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar
maupun di dalam tubuh.

 Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut
epidermis.
 Jaringan epitelium yang membatasi organ dalam disebut

endotelium.
 Jaringan epitelium yang membatasi rongga disebut mesotelium.
Ciri-ciri jaringan epitelium
1. Tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
2. Tidak mengandung pembuluh darah. Sel epitelium
mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada
jaringan ikat.
3. Memiliki kemampuan regenerasi cukup tinggi.
Klasifikasi epitelium
a. Epitelium selapis

1. Epitelium pipih selapis
 Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Tipe ini tipis dan
bersifat permeabel.
 Peranannya adalah dalam proses difusi O2 maupun CO2 serta
filtrasi darah pada proses pembentukan urin.
 Terdapat pada dinding kapiler tempat terjadinya proses
pertukaran nutrien dan zat sisa antara darah dan jaringan
tubuh.

 Terdapat pada alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas.
2. Epitelium kubus selapis


Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus.



Terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan saluran pada ginjal.



Berperan dalam sekresi dan absorpsi.
3. Epitelium batang selapis


Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Berfungsi
dalam gerakan aktif molekul.



melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai
anus, serta pada kelenjar dan diselingi sel goblet.



Ada yang memiliki silia, misalnya yang terdapat pada
lapisan sebelah dalam saluran rahim.
4. Epitelium batang berlapis semu


Melekat pada membran dasar,



Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda,



Terdapat misalnya pada bagian dalam saluran
pernapasan, berfungsi mengeluarkan debu yang

terperangkap pada lendir dari paru-paru.
b. Epitelium berlapis

1. Epitelium pipih berlapis
Terdiri dari banyak lapisan sel dan sel di permukaannya
berbentuk pipih.

Epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling
sesuai untuk fungsi perlindungan.
Membentuk epidermis kulit, bagian dalam
mulut, esofagus, dan vagina.
2. Epitelium kubus dan batang berlapis
Jarang terdapat pada tubuh hanya ada di saluran besar
misalnya.
Kelenjar susu, kelenjar ludah, pangkal esofagus, dan
berperan dalam sekresi
3. Epitelium transisional
Terdapat pada organ urinari, misalnya ureter dan bagian
dalam ginjal.
Membentuk penghalang impermeabel (tidak dapat
ditembus) sehingga urin tidak menembus dinding kantong

kemih.
4. Epitelium kelenjar
 Pada kelenjar endokrin, sel epitelium yang
menghubungkan antara kelenjar dan permukaan
epitelium menghilang. Contohnya adalah kelenjar tiroid.

 Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju
permukaan epitelium.
 Kelenjar eksokrin multiselular memiliki saluran untuk

menyalurkan hasil sekresi ke permukaan epitelium.
Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar eksokrin dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
2. Jaringan Ikat
Sel-sel Jaringan Ikat
a. Fibroblas berfungsi mensekresikan protein.
b. Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat
pembuluh darah.
c. Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan
histamin.
d. Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk

menyimpan lemak.
e. Sel darah putih, berfungsi melawan patogen.
a. Jaringan Ikat Longgar
Fungsi jaringan ikat longgar adalah
1. Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa,
2. Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari
seluruh jaringan lain, misalnya:
a. menyelubungi serat otot
b. melekatkan jaringan di bawah kulit
c. membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga
perut
d. membentuk membran yang disebut mesenteris
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis:
1. Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak

teratur. Terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus
tulang.
2. Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur.
Terdapat pada tendon yang menghubungkan otot dengan
tulang
c. Tulang rawan (kartilago)
Merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks
elastis.
Ada tiga jenis tulang rawan:
1. Tulang rawan hialin
Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk
anyaman halus dan rapat.
2. Tulang rawan elastik
Serat kolagen tulang rawan elastik tidak tersebar dan nyata seperti
pada tulang rawan hialin.

3. Tulang rawan fibrosa
Lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).
d. Tulang (osteon)

Irisan melintang tulang
3. Jaringan Otot
Serat otot mengandung filamen aktin dan miosin sebagai alat gerak
aktif.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril.
a. Otot Polos


Terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong panjangnya
antara 30-200 milimikron.



Memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah sel.



Kontraksi sel otot polos tidak di bawah pengaruh kesadaran
disebut otot involunter.



Aktivitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan



Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran
pencernaan makanan.
b. Otot Lurik
 Berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang.
 Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm.
 Memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian tepi sel.
 Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran.
 Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan
kelelahan.
 Otot lurik melekat di bagian rangka.
c. Otot Jantung
•

Struktur otot jantung menyerupai otot lurik.

•

Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang

dua atau lebih membentuk sinsitium.
•

Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah
sel.

•

Sel otot jantung dipersarafi oleh sistem saraf

•

autonom.

•

Kontraksi tidak di bawah pengaruh kesadaran (involunter) dan

tidak menimbulkan kelelahan.
4. Jaringan Saraf
a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
b. Jenis Sel Saraf

1. Neuron sensori (neuron aferen)
Menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang
(reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang

belakang).
2. Neuron intermediet (interneuron)
Membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf
pusat. Dirangsang oleh impuls dari neuron sensori atau dari
neuron intermediet lain.
3. Neuron motor (neuron eferen)
Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons
tubuh.
ORGAN PADA HEWAN
•

Merupakan bagian tubuh yang tersusun oleh beberapa
jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu
dengan yang lainnya.

•

Dinding lambung tersusun dari jaringan otot, jaringan
saraf, jaringan ikat, pembuluh darah, dan beberapa jenis
epitel, membentuk sistem yang kompleks dan berkaitan.

•

Struktur kompleks lambung berfungsi untuk menyimpan
dan memproses makanan
KANKER
Merupakan jaringan yang tumbuh tak terkendali akibat adanya faktor
pencetus yang mengganggu kegiatan metabolisme.
1. Penyebab kanker
a. Faktor genetik
Sel kanker diwariskan ke generasi berikutnya pada setiap mitosis
b. Karsinogen
Zat kimia bersifat karsinogenik karena berinteraksi langsung

dengan molekul DNA dan menyebabkan mutasi.
2. Resistensi bawaan
Manusia mempunyai resistensi bawaan terhadap berbagai
faktor yang menyebabkan kanker.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktiffarid miftah
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaririsarum
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuAna Sugiyarti
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013almansyahnis .
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXSulistiyo Wibowo
 
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingFISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingEko Efendi
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastianFarrrsa
 
Sistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogenSistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogenIpit Sabrina
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnetumammuhammad27
 

La actualidad más candente (20)

Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 
PPT Matriks
PPT MatriksPPT Matriks
PPT Matriks
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Gaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum NewtonGaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum Newton
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentu
 
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan CampuranPerubahan Zat dan Pemisahan Campuran
Perubahan Zat dan Pemisahan Campuran
 
Fungsi dan grafik
Fungsi dan grafikFungsi dan grafik
Fungsi dan grafik
 
Tekanan Zat Padat,Cair dan Gas
Tekanan Zat Padat,Cair dan GasTekanan Zat Padat,Cair dan Gas
Tekanan Zat Padat,Cair dan Gas
 
Bentuk Akar
Bentuk AkarBentuk Akar
Bentuk Akar
 
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Hukum Archimedes
 
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingFISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
Sistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogenSistem persamaan linear homogen
Sistem persamaan linear homogen
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 

Similar a Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan

Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxavita12
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxDekaMuliya1
 
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan  ada tumbuhan.pptxfungsi jaringan  ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptxxixixixi9
 
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhanvanessaclarista
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxRatihRahmaliaaz
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx339cYogaadityarakhma
 
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.pptErikaPuspita10
 
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.ajibaroto1
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1Uji Wardoyo
 
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNoviaAnugrah2
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanYanto Musadi
 
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhanBab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhangreycats_media
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Ade Maria Ulfa
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanDwinita Murbarani
 

Similar a Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan (20)

Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
 
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.pptPPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
 
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan  ada tumbuhan.pptxfungsi jaringan  ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
 
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
 
Bagian 1.pptx
Bagian 1.pptxBagian 1.pptx
Bagian 1.pptx
 
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.
5.struktur dan fungsi_jaringan_tumbuhan.
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
 
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhan
 
Pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan tanamanPertumbuhan tanaman
Pertumbuhan tanaman
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhanBab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
 

Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan

  • 1. BAB 2 JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat: • Membedakan jaringan (epitel, otot, tulang, saraf, dan ikat) pada pembentukan organ hewan. • Menjelaskan fungsi masingmasing jaringan pada hewan. • Membedakan berbagai jaringan (epidermis, kolenkim, sklerenkim, p arenkim, xilem, floem, dan kambium) pada tumbuhan. • Menunjukkan letak epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat). • Mendeskripsikan fungsi masingmasing jaringan tumbuhan.
  • 2. Bibit Pisang Kultur Jaringan  Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui biakan jaringan pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).  Dalam ruang steril, meristem membentuk kalus dan bertunas banyak. Tunas yang bergerombol dipisahkan menjadi satu-satu atau dua-dua.  Tunas ditumbuhkan dalam botol medium secara terpisah agar tumbuh tunas baru. Tunas tersebut ditumbuhkan dalam medium baru ditambah dengan arang kayu dan gula untuk mempercepat pertumbuhan.
  • 3. STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN 1. Meristem Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap berada dalam fase pembelahan. Berdasarkan posisinya, a. Meristem apikal; terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar. b. Meristem interkalar; terdapat di antara jaringan dewasa. c. Meristem lateral; terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Berdasarkan asal-usulnya, a. Meristem primer; b. Meristem sekunder;
  • 4. 2. Jaringan Dewasa Sifat-sifat jaringan dewasa: a. tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri b. mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem c. mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel d. kadang-kadang selnya telah mati f. selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya g. di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel
  • 5. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain. a. Jaringan Pelindung (Epidermis) Pada permukaan organ primer tumbuhan, seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan disebut jaringan pelindung.
  • 6. Sel-sel epidermis berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis. 1. Stoma Stoma adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. 2. Trikoma Trikoma berasal dari sel-sel epidermis. 3. Sel kipas Tersusun dari beberapa sel berdinding tipis ukuran yang lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. 4. Epidermis ganda Moraceae, Piperaceae, Begoniaceae, dan Malvaceae terdapat lebih dari satu lapis sel di bawah epidermis.
  • 7. b. Jaringan Dasar (Parenkim)  Parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut pada akar dan batang sebagai korteks.  Parenkim dapat dijumpai sebagai empulur batang.  Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun. c. Jaringan Penyokong (Penguat) Jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
  • 8. 1. Jaringan Kolenkim  Mempunyai protoplas tidak mempunyai dinding sekunder, tetapi mempunyai sel primer yang lebih tebal daripada sel-se parenkim.  Membantu mengokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.  Tidak memiliki dinding sekunder dan bahan penguat (lignin), biasanya berkelompok dalam bentuk untaian atau silinder.
  • 9. 2. Jaringan Sklerenkim Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel sel mati seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan sklerenkim terdiri atas: a. Serabut (Serat) Pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. b. Sklereid Sklereid lebih pendek daripada serat, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji.
  • 11. 1. Xilem  Untuk sirkulasi air dan mineral dari akar.  Penyusun xilem merupakan sel mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin, sehingga xilem berfungsi sebagai jaringan penguat.  Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem, dan parenkim xilem.
  • 12. a. Unsur trakeal Unsur trakeal terdiri dari trakea dan trakeid. Trakea tersusun oleh selsel berbentuk tabung yang berhubungan pada ujungujungnya. Trakeid berupa sel lancip dan panjang dengan dinding sel yang berlubanglubang noktah. b. Serabut xilem Berdinding tebal dan memiliki noktah yang lebih sempit daripada noktah trakeid. c. Parenkim xilem Tersusun dari sel-sel yang masih hidup berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
  • 13. 2. Floem a. Unsur-unsur tapis Sel-sel tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubanglubang (pori-pori). b. Sel pengiring Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis, berbentuk silinder, dan lebih besar daripada sel-sel tapis. c. Serabut floem Serabut floem berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang saling berimpit. d. Parenkim floem Sel hidup yang memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah.
  • 14. Tipe-tipe berkas pengangkut 1. Tipe kolateral Berkas pengangkut di mana xilem dan floem terletak berdampingan. a. Tipe kolateral terbuka, jika antara xilem dan floem terdapat kambium. b. Tipe kolateral tertutup, jika antara xilem dan floem tidak dijumpai kambium.
  • 15. 2. Tipe konsentris Xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. a. Tipe konsentris amfikibral, xilem berada di tengah. b. Tipe konsentris amfivasal, floem di tengah. 3. Tipe radial Berkas pengangkut xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran.
  • 16. e. Jaringan Sekretoris 1. Sel kelenjar  Berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan mengandung senyawa hasil metabolisme.  Sel kelenjar disebut idioblas kalau bentuknya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya.  Contohnya, biji kacang (Arachis), kulit kayu manis (Cinnamon), atau dalam rizoma jahe (Zingiber oficinale).
  • 17. 2. Saluran kelenjar Terdiri dari sekelompok sel yang berdinding tipis, dengan protoplas yang kental mengelilingi suatu ruang yang berisi senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Misalnya adalah saluran kelenjar pada daun jeruk (Citrus sp.) 3. Saluran getah Terdiri dari sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh
  • 18. ORGAN PADA TUMBUHAN 1. Akar Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dua kategori, yaitu akar primer dan akar liar. Akar mampu menerobos lapisan tanah. Pada bagian ujung akar terdapat tudung akar (kaliptra) berfungsi sebagai sarung pelindung akar.
  • 19. a. Epidermis  Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat.  Memiliki rambut akar hasil aktivitas sel-sel di belakang titik tumbuh.  Rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan.  Tidak memiliki kutikula.  Epidermis akar yang menggantung pada tanaman anggrek dapat berkembang menjadi velamen.
  • 20. b. Korteks  Tersusun dari beragam sel yang membentuk beberapa lapis sel.  Dinding selnya tipis mempunyai banyak ruang antarsel.  Pada korteks terdapat parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
  • 21. c. Endodermis  Terletak di sebelah dalam korteks.  Dinding sel endodermis mengalami penebalan gabus.  Satu sel endodermis dengan penebalan sel gabus.  Air masuk melalui sel endodermis yang dindingnya tidak menebal  Lapisan endodermis merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele.
  • 22. d. Stele (Silinder Pusat)  Di stele terdapat berkas pengangkut serta jaringan-jaringan lainnya.  Di lapisan terluar dari silinder pusat terdapat perisikel atau perikambium.  Aktivitas perisikel membentuk cabang-cabang akar.  Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem berselang-seling membentuk lingkaran.  Pada akar dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada di pusat akar.
  • 23. 2. Batang Perbedaan morfologi batang dan akar Organ Batang Akar Ruas ada tidak ada Daun ada tidak ada Bulu tidak ada ada Tudung tidak ada ada Cabang ada ada
  • 24. Struktur Anatomi Batang Berkaitan dengan aktivitas titik tumbuh batang. Ada dua teori titik tumbuh: a. teori histogen dari Hanstein b. teori tunika korpus dari Schmidt.
  • 25. a. Teori Histogen 1. Lapisan luar pembentuk epidermis, disebut dermatogen. 2. Lapisan tengah pembentuk korteks, disebut periblem. 3. Bagian tengah pembentuk stele disebut plerom.
  • 26. b. Teori Tunika Korpus 1. Lapisan tepi; terdiri dari sel-sel yang aktif membelah sehingga memperluas titik tumbuh, disebut tunika. 2. Bagian dalam; terdiri dari sel-sel yang membelah ke segala arah dan berdiferensiasi, disebut korpus. Terletak di sebelah dalam tunika.
  • 27. Lapisan Penyusun Batang a. Epidermis  Tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.  Dinding sel sebelah luar dilengkapi kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari kekeringan.  Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus dapat membentuk derivat.
  • 28. b. Korteks  Korteks batang tersusun oleh sel-sel yang berdinding tipis. Letak tidak teratur sehingga terbentuk ruang antarsel.  Tersusun atas kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi menyokong dan memperkuat tubuh.  Mengandung amilum.
  • 29. c. Stele (Silinder Pusat)  Terletak di sebelah dalam batang.  Lapisan terluar disebut perisikel.  Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.  Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium.
  • 30. 3. Daun Daun tersusun oleh: a. jaringan pelindung (epidermis atas, epidermis bawah, dan derivatnya) b. jaringan dasar (mesofil) c. jaringan pengangkut d. jaringan penguat e. jaringan sekretori. Struktur anatomi daun
  • 31. a. Epidermis daun  Terdapat di permukaan atas maupun bawah, terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin (kutikula) atau lignin.  Terdapat celah yang diapit oleh dua sel penutup, celah ini disebut stomata.  Pada tumbuhan misalnya teratai, stomata terdapat di permukaan atas.
  • 32. b. Mesofil  Terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah.  Pada tumbuhan Dicotyledoneae, mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).  Pada rumput-rumputan dan Monocotyledoneae lainnya, mesofil tidak berdiferensiasi.
  • 33. c. Jaringan pengangkut  Pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang daun.  Tumbuhan Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan cabang-cabang yang membentuk jala.  Tumbuhan Monocotyledoneae memiliki tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkasberkas pengangkut kecil.  Berfungsi untuk mengangkut air serta zat hara dari tanah dan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain.
  • 34. 4. Bunga Struktur bunga sempurna terdiri atas: a. Dasar bunga (reseptakel) b. Per hiasan bunga (periantium) meliputi kelopak (calyx) dan mahkota (corolla) c. Benang sari (stamen) d. Putik (pistilum).
  • 35. Berbagai Tipe Bunga Tipe bunga Kelopak Mahkota Benang sari Putik ada ada ada ada Bunga sempurna ada/tidak ada ada/tidak ada ada ada Bunga jantan ada ada ada tidak ada Bunga betina ada ada tidak ada ada tidak ada tidak ada ada ada Bunga lengkap Bunga telanjang
  • 36. SIFAT TOTIPOTENSI Sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam dalam jumlah banyak dan cepat. Floem akar tanaman wortel  Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg  Ditumbuhkan pada media bernutrien  Sel-sel membelah, terbentuk kalus (jaringan yang belum terdeferensiasi)  Kalus dipisahkan dalam media nutrisi  Kalus membelah diri membentuk embrio  Terbentuk tanaman baru.
  • 37. Keuntungan penggunaan teknik kultur: 1. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur. 2. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat 3. Tidak membutuhkan ruang yang luas 4. Cepat menghasilkan sejumlah tanaman baru dari satu jenis tanaman.
  • 38. STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN 1. Jaringan Epitelium  Adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.  Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epidermis.  Jaringan epitelium yang membatasi organ dalam disebut endotelium.  Jaringan epitelium yang membatasi rongga disebut mesotelium.
  • 39. Ciri-ciri jaringan epitelium 1. Tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel. 2. Tidak mengandung pembuluh darah. Sel epitelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat. 3. Memiliki kemampuan regenerasi cukup tinggi.
  • 41. a. Epitelium selapis 1. Epitelium pipih selapis  Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Tipe ini tipis dan bersifat permeabel.  Peranannya adalah dalam proses difusi O2 maupun CO2 serta filtrasi darah pada proses pembentukan urin.  Terdapat pada dinding kapiler tempat terjadinya proses pertukaran nutrien dan zat sisa antara darah dan jaringan tubuh.  Terdapat pada alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas.
  • 42. 2. Epitelium kubus selapis  Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus.  Terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.  Berperan dalam sekresi dan absorpsi.
  • 43. 3. Epitelium batang selapis  Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Berfungsi dalam gerakan aktif molekul.  melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta pada kelenjar dan diselingi sel goblet.  Ada yang memiliki silia, misalnya yang terdapat pada lapisan sebelah dalam saluran rahim.
  • 44. 4. Epitelium batang berlapis semu  Melekat pada membran dasar,  Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda,  Terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernapasan, berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.
  • 45. b. Epitelium berlapis 1. Epitelium pipih berlapis Terdiri dari banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih. Epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan. Membentuk epidermis kulit, bagian dalam mulut, esofagus, dan vagina.
  • 46. 2. Epitelium kubus dan batang berlapis Jarang terdapat pada tubuh hanya ada di saluran besar misalnya. Kelenjar susu, kelenjar ludah, pangkal esofagus, dan berperan dalam sekresi
  • 47. 3. Epitelium transisional Terdapat pada organ urinari, misalnya ureter dan bagian dalam ginjal. Membentuk penghalang impermeabel (tidak dapat ditembus) sehingga urin tidak menembus dinding kantong kemih.
  • 48. 4. Epitelium kelenjar  Pada kelenjar endokrin, sel epitelium yang menghubungkan antara kelenjar dan permukaan epitelium menghilang. Contohnya adalah kelenjar tiroid.  Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitelium.  Kelenjar eksokrin multiselular memiliki saluran untuk menyalurkan hasil sekresi ke permukaan epitelium.
  • 49. Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar eksokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  • 50. 2. Jaringan Ikat Sel-sel Jaringan Ikat a. Fibroblas berfungsi mensekresikan protein. b. Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah. c. Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. d. Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. e. Sel darah putih, berfungsi melawan patogen.
  • 51. a. Jaringan Ikat Longgar Fungsi jaringan ikat longgar adalah 1. Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, 2. Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya: a. menyelubungi serat otot b. melekatkan jaringan di bawah kulit c. membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut d. membentuk membran yang disebut mesenteris
  • 52. b. Jaringan Ikat Padat Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis: 1. Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang. 2. Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Terdapat pada tendon yang menghubungkan otot dengan tulang
  • 53. c. Tulang rawan (kartilago) Merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Ada tiga jenis tulang rawan: 1. Tulang rawan hialin Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat. 2. Tulang rawan elastik Serat kolagen tulang rawan elastik tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin. 3. Tulang rawan fibrosa Lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).
  • 54. d. Tulang (osteon) Irisan melintang tulang
  • 55. 3. Jaringan Otot Serat otot mengandung filamen aktin dan miosin sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril.
  • 56. a. Otot Polos  Terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong panjangnya antara 30-200 milimikron.  Memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah sel.  Kontraksi sel otot polos tidak di bawah pengaruh kesadaran disebut otot involunter.  Aktivitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan  Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan.
  • 57. b. Otot Lurik  Berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang.  Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm.  Memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian tepi sel.  Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran.  Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan kelelahan.  Otot lurik melekat di bagian rangka.
  • 58. c. Otot Jantung • Struktur otot jantung menyerupai otot lurik. • Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. • Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel. • Sel otot jantung dipersarafi oleh sistem saraf • autonom. • Kontraksi tidak di bawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan.
  • 59. 4. Jaringan Saraf a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
  • 60. b. Jenis Sel Saraf 1. Neuron sensori (neuron aferen) Menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). 2. Neuron intermediet (interneuron) Membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dirangsang oleh impuls dari neuron sensori atau dari neuron intermediet lain.
  • 61. 3. Neuron motor (neuron eferen) Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh.
  • 62. ORGAN PADA HEWAN • Merupakan bagian tubuh yang tersusun oleh beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. • Dinding lambung tersusun dari jaringan otot, jaringan saraf, jaringan ikat, pembuluh darah, dan beberapa jenis epitel, membentuk sistem yang kompleks dan berkaitan. • Struktur kompleks lambung berfungsi untuk menyimpan dan memproses makanan
  • 63. KANKER Merupakan jaringan yang tumbuh tak terkendali akibat adanya faktor pencetus yang mengganggu kegiatan metabolisme. 1. Penyebab kanker a. Faktor genetik Sel kanker diwariskan ke generasi berikutnya pada setiap mitosis b. Karsinogen Zat kimia bersifat karsinogenik karena berinteraksi langsung dengan molekul DNA dan menyebabkan mutasi.
  • 64. 2. Resistensi bawaan Manusia mempunyai resistensi bawaan terhadap berbagai faktor yang menyebabkan kanker.