SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan
oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit
Ular.

PATOKAN ULAR
 Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi?
  Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan,
  nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan
  gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya
  memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular
  juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah
  untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
 Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air
  liur. Sifat bisa tersebut
 Neurotoksin yang berakibat pada syaraf perifer atau sentral.
  Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik.
  Contoh : ular dari keluarga Elapidae
 Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara :
  fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi
  dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri
  serbagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin.
  Contoh : ular dari keluarga Viperidae
 Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis yang sering
  berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang
  menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
  kerusakan sel-sel otot.
  Contoh : ular dari keluarga Hydropidae
 Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang
  menimbulkan kerusakan jantung.
 Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif
  lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.
 Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan
  nekrose di jaringan pada tempat patukan.
 Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif
  pada penyebaran bisa.
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk
melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang
termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar
yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar
ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di
belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi
tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama
protein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ular
pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,
ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan
(apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), serta
banyaknya serangan yang terjadi.
Organ pendeteksi panas (pit organ) pada Crotalinae terletak di antara
lubang hidung dan mata.
Tidak ada cara sederhana untuk
mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies
ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai
ular berbisa. Namun, beberapa ular berbisa
dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna,
kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat
merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa
adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi
taring, dan pada luka bekas gigitan terdapat
bekas taring.
Bekas gigitan ular :
(A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring,
(B) Ular berbisa dengan bekas taring
   Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan
    menjadi bisa hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan
    sistem pembuluh darah; bisa neurotoksik, yaitu bisa yang
    mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik, yaitu bisa
    yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.
   Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa
    pada korbannya. Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang
    diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat,
    tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening. Gejala dan
    tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang
    menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban.
   Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring
    (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan
    kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis
    jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).
Jenis Tedung :
   Kesakitan pada tempat gigitan dalam masa setengah jam
   Bahagian bekas gigitan membengkak (setelah 1 jam gigitan)
   Lemah-lemah badan
   Pengeluaran air liur yang berlebihan
   Mengantuk
   Lumpuh pada otot-otot muka, bibir, lidah dan saluran pernafasan
   Tekanan darah menurun
   Mata kuyu (ptosis)
   Pandangan menjadi kabur
   Sawan (konvulsi)
   Badan berkeringat
   Pada kasus-kasus parah tanda-tanda yang lebih nyata adalah terjadinya
    komplikasi kardiovaskular, hipotensi dan sakit yang amat sangat pada
    bahagian perut.
Jenis Katam Tebu :
   Biasanya gigitan ular ini tidak meninggalkan kesan yang
    buruk
   Jangka masa kesakitan tidak terus menerus
   Tidak ada kesan bengkak atau perubahan warna kulit pada
    tempat gigitan
   Tanda-tanda lain serupa dengan jenis tedung.

  Jenis Ular Matahari :
 Kesakitan pada bekas gigitan
 Bekas gigitan membengkak
 Kudis terjadi pada tempat gigitan
 Gangguan pernafasan
Ular Keluarga Viperidae
   Sangat sakit pada tempat gigitan (dalam waktu 5 menit)
   Bekas gigitan akan bengkak dan terjadi perubahan warna kulit dalam
    waktu setengah jam
   Perdarahan yang tidak berhenti pada bekas gigitan
   Perdarahan pada gusi, usus dan saluran kencing
   Darah tidak membeku
   Keracunan berat menyebabkan lutut dan lengan atas membengkak
    dalam waktu 2 jam disertai dengan perdarahan

    Ular Keluarga Hydropidae
   Kesakitan pada otot-otot
   Kesukaran untuk menggerakkan kaki dan tangan
   Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang tergigit akan merasakan kesakitan
    yang luar biasa apabila menggerakkan anggota badan
   Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine akan berubah menjadi warna gelap
Tanda dan gejala yang umum ditemukan
    pada pasien bekas gigitan ular adalah :
   Tanda-tanda bekas taring, laserasi
   Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang
    bulae atau vasikular
   Sakit kepala, mual, muntah
   Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut
   Demam
   Keringat dingin
Bisa Neuro Toksik :
   Kelumpuhan otot pernafasan
   Kardiovaskuler terganggu
   Kesadaran menurun sampai koma
    Bisa Haemolytik :
   Luka bekas patukan yang terus berdarah
   Haematoma pada tiap suntikan IM
   Haematuria
   Haemoptisis/haematemesis
   Kegagalan ginjal
Prinsip Penatalaksanaan :
   Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
   Menetralkan bisa
   Mengobati komplikasi

    Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai
    pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket
    (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran
    darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan
    tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit,
    pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus
    dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
1.   Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang
     ada di tempat kejadian. Tujuan pertolongan pertama adalah
     untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup
     korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan
     perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini
     yang membahayakan. Metode pertolongan yg dilakukan adalah
     menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian tubuh
     yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan
     kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau
     kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam
     aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure-
     immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap
     luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan
     menimbulkan pendarahan lokal.
Cara penanganan awal di tempat kejadian adalah :
 Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal
  atau air steril.
 Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi
  menggunakan perban katun elastis dengan lebar +
  10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di
  sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari
  ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan
  gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti
  membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan
  terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
Imobilisasi bagian tubuh
menggunakan perban.




             Imobilisasi Bagian Tubuh Dengan Menggunakan Perban
2. Korban harus segera dibawa ke rumah
   sakit secepatnya, dengan cara yang
   aman dan senyaman mungkin. Hindari
   pergerakan atau kontraksi otot untuk
   mencegah peningkatan penyerapan
   bisa. (Bila ular telah dimatikan,
   sebaiknya dibawa serta).
Primary survey
   Nilai tingkat kesadaran
   Lakukan penilaian ABC :
   A – airway: kaji apakah ada muntah,
    perdarahan
   B – breathing: kaji kemampuan
    bernafas akibat kelumpuhan otot-
    otot pernafasan
   C – circulation : nilai denyut nadi
    dan perdarahan pada bekas patukan,
    Hematuria, Hematemesis /hemoptisis
Intervensi primer
 Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction
  kalau perlu
 Beri O2, bila perlu Intubasi
   Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk
    mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa
    telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi
    secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa.
    Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk
    arteriel dan insisi luka
   Pasang infus
Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :
 Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa
 Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan
  bisa nyata, perlu pemberian anti bisa
 Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa
  ular sebagian besar terdiri atas protein, maka
  sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat
  dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat
  polivalen, yang mengandung antibodi terhadap
  beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya
  diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan
  lokal yang luas.
Bila alergi serum kuda :
    - Adrenalin 0,5 mg/SC
    - ABU IV pelan-pelan
   Bila tanda-tanda laringospasme, bronchospasme,
    urtikaria hypotensi : adrenalin 0,5 mg/IM,
    hydrokortison 100 mg/IV
   Anti bisa diulang pemberiannya bila gejala-gejala tak
    menghilang atau berkurang. Jangan terlambat dalam
    pemberian ABU, karena manfaat akan berkurang.
   Kaji Tingkat kesadaran
    Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
   Ukur tanda-tanda vital
Supportif :
 Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurulogis
  dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan
  lagi atau sesuai dengan symptom.
 Laboratorium :
 Darah : HB, HT, Faktor pembekuan, Elektrolit
 Urine : volume dari haemoglobin, myoglobine
 Cairan untuk koreksi dehidrasi atau hypovolemik, Plasma
  expander, digitalis kalau perlu
 Diuretika untuk mempertahankan diuresis, kalau perlu
  dialisa
 Antibiotik dan ATS
 Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa
  takut cepat mati/panik.
1   2




3   4
5       6




    7
Atau
GEJALA GIGITAN ULAR

More Related Content

What's hot

First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingAfifah Izzah
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptxMayritaWahana
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriYeni Anggraini
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakArnas Pamungkas
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Sabam Simanjuntak
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratmateri-x2
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 

What's hot (20)

First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx
480963324-BLS-AHA-2020-PPT-pptx.pptx
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
 
Henti jantung
Henti jantungHenti jantung
Henti jantung
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
 
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP RESUSITASI JANTUNG PARURJP RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Powerpoint dmdf
Powerpoint dmdfPowerpoint dmdf
Powerpoint dmdf
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 

Similar to GEJALA GIGITAN ULAR

Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxhelmyfirdaus2
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarHanifa Rahmadilla
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020IwanHamzah1
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarNovi Fachrunnisa
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasisasakmuda
 
Gigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaGigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaNers Syamsi
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptAbdulBasith160206
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptSunardiSe
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxIgdUlindokter
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfSulistyaNingsih45
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatangfikri asyura
 
P3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptxP3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptxXKaizen
 

Similar to GEJALA GIGITAN ULAR (20)

Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
 
Askep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ularAskep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ular
 
Gigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaGigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisa
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Keracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa UlarKeracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa Ular
 
xxxxxx
xxxxxxxxxxxx
xxxxxx
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatang
 
P3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptxP3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptx
 
Pertolongan cemas dan
Pertolongan cemas danPertolongan cemas dan
Pertolongan cemas dan
 
Gigitan ular
Gigitan ular Gigitan ular
Gigitan ular
 

GEJALA GIGITAN ULAR

  • 1.
  • 2. Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll. Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit Ular. PATOKAN ULAR  Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi? Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
  • 3.  Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut  Neurotoksin yang berakibat pada syaraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Contoh : ular dari keluarga Elapidae  Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara : fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri serbagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Contoh : ular dari keluarga Viperidae
  • 4.  Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis yang sering berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. Contoh : ular dari keluarga Hydropidae  Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung.  Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.  Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan.  Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
  • 5. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi.
  • 6. Organ pendeteksi panas (pit organ) pada Crotalinae terletak di antara lubang hidung dan mata.
  • 7. Tidak ada cara sederhana untuk mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun, beberapa ular berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.
  • 8. Bekas gigitan ular : (A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring, (B) Ular berbisa dengan bekas taring
  • 9.
  • 10. Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah; bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.  Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada korbannya. Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening. Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban.  Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).
  • 11. Jenis Tedung :  Kesakitan pada tempat gigitan dalam masa setengah jam  Bahagian bekas gigitan membengkak (setelah 1 jam gigitan)  Lemah-lemah badan  Pengeluaran air liur yang berlebihan  Mengantuk  Lumpuh pada otot-otot muka, bibir, lidah dan saluran pernafasan  Tekanan darah menurun  Mata kuyu (ptosis)  Pandangan menjadi kabur  Sawan (konvulsi)  Badan berkeringat  Pada kasus-kasus parah tanda-tanda yang lebih nyata adalah terjadinya komplikasi kardiovaskular, hipotensi dan sakit yang amat sangat pada bahagian perut.
  • 12. Jenis Katam Tebu :  Biasanya gigitan ular ini tidak meninggalkan kesan yang buruk  Jangka masa kesakitan tidak terus menerus  Tidak ada kesan bengkak atau perubahan warna kulit pada tempat gigitan  Tanda-tanda lain serupa dengan jenis tedung. Jenis Ular Matahari :  Kesakitan pada bekas gigitan  Bekas gigitan membengkak  Kudis terjadi pada tempat gigitan  Gangguan pernafasan
  • 13. Ular Keluarga Viperidae  Sangat sakit pada tempat gigitan (dalam waktu 5 menit)  Bekas gigitan akan bengkak dan terjadi perubahan warna kulit dalam waktu setengah jam  Perdarahan yang tidak berhenti pada bekas gigitan  Perdarahan pada gusi, usus dan saluran kencing  Darah tidak membeku  Keracunan berat menyebabkan lutut dan lengan atas membengkak dalam waktu 2 jam disertai dengan perdarahan Ular Keluarga Hydropidae  Kesakitan pada otot-otot  Kesukaran untuk menggerakkan kaki dan tangan  Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang tergigit akan merasakan kesakitan yang luar biasa apabila menggerakkan anggota badan  Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine akan berubah menjadi warna gelap
  • 14. Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah :  Tanda-tanda bekas taring, laserasi  Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang bulae atau vasikular  Sakit kepala, mual, muntah  Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut  Demam  Keringat dingin
  • 15. Bisa Neuro Toksik :  Kelumpuhan otot pernafasan  Kardiovaskuler terganggu  Kesadaran menurun sampai koma Bisa Haemolytik :  Luka bekas patukan yang terus berdarah  Haematoma pada tiap suntikan IM  Haematuria  Haemoptisis/haematemesis  Kegagalan ginjal
  • 16. Prinsip Penatalaksanaan :  Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa  Menetralkan bisa  Mengobati komplikasi Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
  • 17. 1. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. Tujuan pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan. Metode pertolongan yg dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure- immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
  • 18. Cara penanganan awal di tempat kejadian adalah :  Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.  Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
  • 19. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban. Imobilisasi Bagian Tubuh Dengan Menggunakan Perban
  • 20. 2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa. (Bila ular telah dimatikan, sebaiknya dibawa serta).
  • 21. Primary survey  Nilai tingkat kesadaran  Lakukan penilaian ABC :  A – airway: kaji apakah ada muntah, perdarahan  B – breathing: kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otot- otot pernafasan  C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria, Hematemesis /hemoptisis
  • 22. Intervensi primer  Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu  Beri O2, bila perlu Intubasi  Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa. Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka  Pasang infus
  • 23. Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :  Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa  Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisa  Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.
  • 24. Bila alergi serum kuda : - Adrenalin 0,5 mg/SC - ABU IV pelan-pelan  Bila tanda-tanda laringospasme, bronchospasme, urtikaria hypotensi : adrenalin 0,5 mg/IM, hydrokortison 100 mg/IV  Anti bisa diulang pemberiannya bila gejala-gejala tak menghilang atau berkurang. Jangan terlambat dalam pemberian ABU, karena manfaat akan berkurang.  Kaji Tingkat kesadaran Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)  Ukur tanda-tanda vital
  • 25. Supportif :  Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurulogis dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai dengan symptom.  Laboratorium :  Darah : HB, HT, Faktor pembekuan, Elektrolit  Urine : volume dari haemoglobin, myoglobine  Cairan untuk koreksi dehidrasi atau hypovolemik, Plasma expander, digitalis kalau perlu  Diuretika untuk mempertahankan diuresis, kalau perlu dialisa  Antibiotik dan ATS  Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
  • 26.
  • 27. 1 2 3 4
  • 28. 5 6 7
  • 29. Atau