SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 41
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khusunya fisika berkaitan dengan cara 
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya 
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, 
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan 
(Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisika di SMP diharapkan dapat menjadi 
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, 
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam 
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian 
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi 
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA fisika diarahkan 
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk 
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 
Pembelajaran Fisika di SMP Negeri 1 Baureno seharusnya 
mengaktifkan dan mendorong siswa untuk bekerja secara ilmiah, selama ini 
pembelajaran IPA di SMPN 1 Baureno lebih banyak menggunakan metode 
ceramah dan tanya jawab. Realitas menunjukkan sebanyak 55 % nilai IPA di 
kelas VII H dari hasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang 
ditentukan sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – rata nilai kelas adalah 
74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar siswa di kelas VII H 
dalam mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya 
1
2 
motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar fisika. Sehingga Perlu di 
terapkan suatu strategi pembelajaran inovatif yang dapat menambah motivasi 
dan antusiasme siswa dalam belajar IPA. 
Salah satu jenis strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan 
siswa secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan menciptakan suasana 
yang menyenangkan dalam belajar adalah Pembelajaran dengan menerapkan 
strategi Quantum Teaching. Dalam Quantum teaching, pembelajaran 
berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap 
siswa sehingga diharapkan siswa dapat melibatkan seluruh emosinya dalam 
belajar. 
Menurut Bobby De Porter dalam buku Quantum Teaching (dalam Ani 
, 2003:3) menjelaskan Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan 
cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar , lewat pemaduan 
unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran 
yang diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam pembelajaran 
IPA diharapkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sehingga 
siswa lebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan 
prestasi belajar. 
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul : 
“Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus gerak melalui 
strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur pada 
siswa kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”
3 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan 
sebagai berikut : 
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H SMP 
Negeri 1 Bojonegoro dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum 
Teaching dengan media papan luncur? 
2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus 
melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan 
luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno ? 
C. Rumusan Tujuan Penelitian 
Sesuai dengan Rumusan Masalah , penelitian ini bertujuan untuk : 
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H 
SMP Negeri 1 Baureno dengan menerapkan strategi pembelajaran 
Quantum Teaching dengan media papan luncur. 
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak 
lurus melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media 
papan luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno. 
D. Rumusan Hipotesa Penelitian 
Hipotesa dalam penelitian tindakan ini adalah : 
“Penerapan pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur 
dapat meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP 
Negeri 1 Baureno Bojonegoro”
4 
E. Manfaat Penelitian 
Manfaat yang di ambil dari hasil penelitian ini antara lain : 
1. Bagi Siswa 
a. Dapat meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran 
fisika 
b. Dapat meningkatkan rasa senang untuk mengikuti pembelajaran 
c. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran 
fisika 
2. Bagi guru 
a. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata 
pelajaran fisika kelas VII 
b. Dapat meningkatkan ketepatan dalam menerapkan model, pendekatan, 
strategi dan metode mengajar 
c. Dapat meningkatkan semangat, rasa senang, dalam proses pembelajaran 
3. Bagi Sekolah 
a. Dapat meningkatkan kinerja yang mempunyai kompetensi profesional 
b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam rangka perbaikan 
pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya. 
F. Rumusan Ruang lingkup Penelitian 
Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari kesalahan 
persepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis membatasi ruang 
lingkup pembahasan hanya pada materi pemahaman konsep gerak.
5 
G. Rumusan Definisi Operasional 
Beberapa istilah penting dalam penelitian ini dapat didefinikan 
sebagai berikut : 
1. Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam 
memudahkan proses belajar mengajar, yang memiliki langkah-langkah : 
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. 
2. Media Papan luncur adalah alat bantu pembelajaran yang berupa papan 
untuk membantu eksperimen tentang gerak. 
3. Prestasi belajar fisika adalah kemampuan siswa dalam memahami materi 
tentang gerak yang didapat dari tes hasil belajar materi gerak.
6 
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
A. Prestasi Belajar Fisika 
1. Pengertian Prestasi belajar Fisika 
Prestasi adalah pencapaian atau tingkat daya serap. Dalam Ensiklopedi 
Umum dijelaskan pengertian secara etimologis dari kata prestasi itu adalah : 
’’Hasil yang dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan”. (Pringgodibyo, 
1993 :263) 
Maka prestasi belajar adalah pencapaian atau perolehan yang didapat 
setelah suatu kegiatan pembelajaran pada suatu periode tertentu. Prestasi itu 
lebih lanjut tercermin pada adanya perubahan. 
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, siswa dikondisikan untuk 
mengalami suatu proses interaksi dengan lingkungan. Pada aktivitas Interaksi 
tersebut siswa dihadapkan dengan nilai-nilai positif dalam suatu pembelajaran 
yang diharapkan akan berdampak pada perubahan perilaku yang mengarah 
pada nilai positif tersebut. Perubahan perilaku yang mengarah pada nilai 
positif itulah yang merupakan subtansi dari prestasi belajar itu. 
Jadi jelaskah kiranya bahwa prestasi belajar fisika adalah pencapaian 
yang berwujud perubahan yang terjadi pada diri siswa (seseorang) yang 
mengarah pada tingkat nilai positif tertentu. Dalam pembelajaran fisika 
prestasi tersebut sering kali disimbolkan dengan angka yang berjenjang dalam 
skala tertentu yang menunjukkan tingkatan yang dicapai oleh siswa setelah 
mengikuti suatu periodesasi pembelajaran. 
6
7 
Dapat dikatakan juga bahwa prestasi belajar merupakan tingkat 
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai 
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi 
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam 
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport 
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar 
fisika siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi 
dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 
2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Siswa 
Aspek-aspek prestasi belajar bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. 
Dalam hal ini S. Bloom dalam Abdullah (2008:42) mengemukakan bahwa 
aspek-aspek itu meliputi aspek kognitif (pemahaman, kecerdasan), 
pshychomotor (aspek ketrampilan) dan Afektif Domain yakni sikap. 
Demikian menyangkut aspek-aspek prestasi belajar. suatu contoh 
prestasi yang berkenaan dengan prestasi belajar bidang study fisika tentu 
tinggallah mengaitkan dengan aspek-aspek tersebut misalnya dalam aspek 
kognitif ditandai dengan tingkat hafalan, pemahaman, analisis, sintesis, 
terhadap konsep-konsep fisika . Sedang Afektif misalnya sikapnya yang 
sesuai dengan kaidah ilmiah seperti jujur, disiplin, rendah hati, menghargai 
orang lain dan lain sebagainya. Dalam kaitan prestasi bidang studi fisika ini 
justru antara aspek kognitif dan yang lainnya harus mempunyai suatu 
keseimbangan.
8 
B. Pembelajaran Quantum Teaching 
1. Pengertian, Asas dan Tujuan Quantum Teaching 
Adapun pengertian Quantum Teaching Menurut Bobby De Porter 
(2003:3) adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam 
memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan 
pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan . 
Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses 
belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai 
sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran. 
Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose (2001:247) juga berpendapat 
bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang 
berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap 
siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang 
menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang 
kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai 
instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari 
keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan 
murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas. 
Adapun asas Quantum Teaching adalah bawalah dunia mereka ke 
dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini mengingatkan 
kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. 
Memasuki terlebih dahulu dunia mereka berarti akan memberi izin untuk 
memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju 
kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa
9 
yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan 
yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi 
atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia 
siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan 
pemahaman tentang isi dunia itu. 
Adapun tujuan Quantum Teaching menurut Bobby (2003:4) 
adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan 
prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan Terdapat perbedaan 
antara tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih. 
Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam 
mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan 
memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan, 
merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas 
sebagai tujuan. 
2. Prinsip Quantum Teaching 
Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut: 
a) Segalanya berbicara 
Menurut Bobby (2003:7) segalanya dari lingkungan kelas hingga 
bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, 
semuanya mengirim pesan tentang belajar. 
b). Segalanya bertujuan 
Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh 
karena itu, Kathy Wagone (2004:7) membuat istilah yang
10 
memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap 
harinya”. 
c). Pengalaman Sebelum Pemberian Nama 
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang 
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses yang paling 
baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan informasi sebelum 
memperoleh kesimpulan dari apa yang mereka pelajari. 
d). Akui Setiap Usaha 
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. 
Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat 
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata 
Noelle C. Nelson ( dalam Yulianto Rahmat, 2005:7) bahwa pujian atau 
penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu 
energi yang membangkitkan emosi positif. 
e). Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan 
Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan 
umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam 
belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden (2004:327) berpesan bahwa 
ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan. 
3. Langkah – langkah penerapan Quntum Teaching 
Quantum Teaching merupakan salah satu jenis strategi 
pembelajaran yang berorientasi untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas 
dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan
11 
(Fun and Motivated Learning). Dalam penerapannya Quantum Teaching 
memiliki langkah – langkah antara lain : 
a. Tumbuhkan 
Langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah menumbuhkan 
motivasi siswa dalam belajar, memikat siswa dan menyertakan siswa 
secara langsung dalam pembelajaran. 
b. Alami 
Langkah kedua adalah member siswa pengalaman belajar dan 
menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. 
c. Namai 
Langkah ketika guru memberikan data saat siswa minat siswa telah 
mencapai maksimal. 
d. Demonstrasikan 
Langkah keempat guru mengkaitkan pengalaman dengan data baru agar 
siswa menghayai pengetahuan yang telah di dapat. 
e. Ulangi 
Langkah kelima guru mengajak siswa untuk mengulangi konsep yang 
telah di bahas dan juga dalam fase ini guru melaksanakan evaluasi 
f. Rayakan 
Langkah terakhir guru dan siswa merayakan atau melakukan selebrasi 
terhadap kesuksesan pembelajaran yang telah dilakukan. 
C. Media Pembelajaran 
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi 
perantara dalam terjadinya pembelajaran (Sukayati , 2003 :1). Media
12 
pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling 
sederhana dan murah hingga media yang canggih serta mahal harganya. 
Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi 
pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang berlangsung 
dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja 
dirancang untuk keperluan pembelajaran. 
Pada dasarnya media media yang banyak digunakan untuk kegiatan 
pembelajaran adalah media komunikasi (Azhar, 1997 : 21). Meskipun 
media banyak sekali ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis 
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Berbagai jenis media 
yang telah dimanfaatkan guru di sekolah antara lain gambar, Overhead 
Projektor (OHP), kaset audio, Video, VCD, slide (Film bingkai), program 
pembelajaran komputer dan presentasi meggunakan program microsof 
powerpoint dan program-program lain. 
Rudi & Cepi (2007: 13) mengelompokkan media melalui bentuk 
penyajiannya dan cara penyajiannya, yaitu meliputi tujuh kelompok media 
penyaji yaitu (a) Kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, peralatan dan 
gambar diam, (b) kelompok kedua,; media proyeksi diam (c) kelompok 
ketiga; media audio, (d) kelompok keempat, media gambar hidup/film, (e) 
kelompok kelima, media televisi, (f) kelompok ketujuh multi media. 
Selain itu perlu kita ingat bahwa ada media lain yang tidak termasuk 
media penyaji, yaitu media obyek dan media interaktif. 
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah 
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan
13 
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Kemp dan Dyaton (1985) 
dalam Aristo (2004:13), Mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam 
pembelajaran, yaitu : 
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 
Setiap guru mungkin mempunyai beberapa penafsiran yang berbeda-beda 
terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan 
media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga 
dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang 
melihat atau mendengar uraian suatu materi melalui media yang sama, 
akan menerima informasi yang sama persis sama seperti yang diterima 
oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi 
terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada. 
b. Proses pembelajaran dapat lebih menarik 
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan 
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami 
maupun manipulasi. Pendek kata, media dapat membantu guru untuk 
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan 
membosankan. 
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif 
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru 
dan siswa dalam melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama 
proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan 
cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media,
14 
guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang 
aktif tetapi juga siswanya. 
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga 
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu 
kekurangan waktu dalam mencapai target kurikulum. Sering terjadi 
guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi 
pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat 
memanfaatkan media secara maksimal. Dengan media, guru tidak 
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya 
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah 
memahami pelajaran. 
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran 
menjadi efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar 
lebih mendalam dan untuh. Bila hanya dengan mendengarkan 
informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami 
pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan 
melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, 
maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. 
f. Media memungkinkan proses belajar dapat berlangsung kapanpun dan 
dimanapun diperlukan 
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa 
dapat melakukan kegiatan belajar secara leluasa, kapanpun dan 
dimanapun, tanpa bergantung pada keberadaan seseorang guru.
15 
Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program 
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat 
melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu 
dan tempat. 
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan 
proses belajar 
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga 
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar 
mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 
h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktf 
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi 
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu 
menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran 
dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki 
perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya. Seperti membantu 
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar 
dan lain-lain. 
D. Peningkatan Prestasi Fisika materi gerak lurus melalui strategi 
pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur 
Materi gerak lurus merupakan salah satu materi pokok pada mata 
pelajaran IPA Fisika di SMP semester II. Kompetensi dasar yang harus 
dikuasai siswa adalah Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan 
gerak lurus berubah beraturan serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.
16 
Dengan menggunakan atau menerapkan strategi Quantum Teaching 
pada Pembelajaran IPA Fisika di SMP khususnya pada materi gerak 
diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena 
pembelajaran dikemas dengan suasana yang menyenangkan. Adapun secara 
garis besar langkah – langkahnya adalah sebagai berikut : 
1. Tumbuhkan : Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan pertanyaan 
misalkan : pernahkan kalian naik kereta api ? 
2. Alami : Guru meminta siswa secara berkelompok melakukan percobaan 
tentang gerak lurus dengan media papan luncur. 
3. Namai : Guru meminta siswa untuk menamai jenis gerak apa yang telah ia 
praktekkan. 
4. Demonstrasikan : Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan 
pengetahuan yang dimiliki siswa 
5. Ulangi : Guru meminta siswa untuk mengulangi materi yang diperoleh dan 
juga melakukan umpan balik kepada siswa. 
6. Rayakan : Guru bersama-sama siswa merayakan keberhasilan dalam 
pembelajaran ini dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama.
17 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
A. Tempat dan Waktu Penelitian 
Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro dan 
berlangsung dan berlangsung selama 3 ( tiga ) bulan yaitu dari bulan Pebruari 
2013 sampai dengan Mei 2013 
B. Prosedur Penelitian 
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 
dilaksanakan terdiri dari 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 1 kegiatan 
tatap muka , dengan masing – masing tatap muka selama 2 jam pelajaran ( 2 x 
40 menit ). 
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, 
pengamatan, dan refleksi. Hal ini dapat dilihat dalam Gb. 3.1 sebagai berikut 
: 
Perencanaan 
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan 
Pengamatan 
Perencanaan 
SIKLUS II 
Refleksi Pelaksanaan 
Pengamatan 
? 
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 
(Suharsimi Arikunto dkk, 2007:9) 
17
18 
Dari gambar diatas dapat dijelaskan prosedur dalam penelitian ini 
adalah : 
1. Siklus I 
a. Perencanaan 
1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan mencari 
penyebab masalah melalui observasi langsung terhadap proses 
pembelajaran. 
2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang materi gerak 
lurus 
3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan 
pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar 
serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa. 
4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan, 
stopwatch ) yang diperlukan dalam proses pembelajaran. 
b. Pelaksanaan 
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu 
penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus . 
2. Guru melakukan pembentukan kelompok. 
3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa : 
Apakah kalian pernah bepergian dengan kereta api ? ( Fase 
Tumbuhkan) 
4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus beraturan ( Fase 
Namai)
19 
5. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurua beraturan ( Fase 
Demonstrasikan) 
6. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan ( Fase 
Ulangi) 
7. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi) 
8. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara 
bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan) 
c. Pengamatan 
1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak 
sebagai pengamat adalah peneliti. 
2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola 
pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk 
penilaian hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. 
3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan 
aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan ( 
Format terlampir). 
d. Refleksi 
Guru dan observer merangkum hasil pelaksanaan pembelajaran 
sebagai acuan apakah pembelajaran dilanjutkan ke siklus II atau tidak. 
Dalam melakukan refleksi ini guru dibantu oleh teman sejawat yang juga 
bertindak sebagai observer.
20 
Siklus II 
a. Perencanaan 
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pada 
siklus I. 
2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang Gerak lurus 
3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan 
pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar 
serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa. 
4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan, 
ticker timer) yang diperlukan dalam proses pembelajaran. 
b. Pelaksanaan 
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu 
penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus . 
2. Guru melakukan pembentukan kelompok. 
3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa : Apa 
yang terjadi dengan kereta api yang di rem ? ( Fase Tumbuhkan) 
4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus berubah beraturan ( 
Fase Alami) 
5. Siswa mengisi lembar kerja secara berkelompok ( Fase Namai ) 
6. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurus berubah beraturan secara 
bergiliran ( Fase Demonstrasikan) 
7. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan 
8. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi)
21 
9. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara 
bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan) 
c. Pengamatan 
1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak 
sebagai pengamat adalah peneliti. 
2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola 
pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk penilaian 
hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. 
3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan 
aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan ( 
Format terlampir) 
d. Refleksi 
Mengevaluasi proses dan hasil belajar apakah sudah sesuai dengan 
kriteria yang diharapkan. 
C. Subyek Penelitian 
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMP Negeri 1 Baureno 
Kabupaten Bojonegoro sejumlah 31 siswa. Karakteristik responden adalah 
kelompok siswa yang beragam dari segi jenis kelamin dan tingkat prestasi 
belajarnya. 
D. Sumber Data 
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah : 
1. Nilai hasil belajar yang di dapatkan dari tes hasil belajar setiap akhir siklus 
pembelajaran.
22 
2. Aktivitas siswa diambil dari lembar pengamatan aktivitas siswa selama 
pembelajaran berlangsung. 
2. Respon siswa didapatkan dari angket respon siswa. 
E. Teknik Pengumpulan Data 
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes dan angket. 
1. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif siswa. Bentuk 
tes adalah tes tertulis dengan format Isian ( Format terlampir) 
2. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama 
pembelajaran, untuk melaksanakan observasi digunakan lembar observasi 
aktivitas siswa ( Format terlampir) 
3. Teknik angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa. 
Angket yang diberikan berupa angket terbuka. 
F. Analisis Data 
Analisis digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu apakah 
Pembelajaran dengan menerapkan strategi Quantum Teaching dapat 
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Gerak lurus . 
Setelah semua data terkumpul, kemudian dianalisis sebagai berikut : 
1. Data Hasil Belajar Siswa 
Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan 
teknik persentase berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum. Sesuai 
perhitungan KKM yang mempertimbangkan intake, daya dukung dan 
kompleksitas, dalam penelitian ini siswa dikatakan tuntas secara individual 
apabila skornya mencapai 75. Ketuntasan klasikal dicapai apabila dalam
23 
satu kelas siswa yang tuntas secara individu minimal 85 % dari keseluruhan 
siswa. 
2. Data hasil pengamatan Aktivitas siswa 
Data hasil pengamatan hasil aktivitas siswa dianalisis secara 
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase. Dalam 
penelitian ini siswa dikatakan aktif apabila skor aktivitasnya minimal 
mencapai 70 % dari skor maksimal. Secara klasikal siswa dikatakan aktif 
apabila dalam satu kelas siswa yang aktif secara individu minimal 85 % 
dari keseluruhan siswa 
3. Respon siswa 
Setelah data terkumpul dianalisis dengan rumus sebagai berikut : 
Nilai respon siswa = 
푆푘표푟 푆푖푠푤푎 
푆푘표푟 푀푎푘푠푖푚푎푙 
x 100 
Setiap pernyataan Ya mendapat Skor = 1 
Setiap pernyataan Tidak mendapat Skor = 0 
Siswa secara individual dikatakan member respon positif apabila nilainya ≥ 
70. 
Kelas dikatakan memiliki respon yang positif apabila dalam satu kelas 
ada 85 % siswa yang memberi respon positif. Dengan rumus : 
P = 
푆푖푠푤푎 푦푎푛푔 푚푒푚푖푙푖푘푖 푟푒푠푝표푛 푝표푠푖푡푖푓 
푆푒푙푢푟푢ℎ 푠푖푠푤푎 
x 100 %
24 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
A. Deskripsi setiap siklus 
a. Data rencana, pelaksanaan, pengamatan refleksi setiap siklus 
1. Siklus I 
a. Perencanaan (Planning) 
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala 
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya : 
1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari : 
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 1) 
b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil 
mainan, stopwatch 
c) Membuat lembar kerja siswa ( lampiran 2 ) 
2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari : 
a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7) 
b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran 
8) 
b. Pelaksanaan ( Acting) 
Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan 
Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut : 
1) Kegiatan Awal 
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan 
dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang 
gerak lurus.
25 
b) Guru memulai dengan pernyataan : ” pernahkan kalian bepergian 
dengan kereta api ? bagaimana gerak kereta api ?” 
c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok 
beranggotakan 4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok 
melakukan percobaan seperti yang ada pada LKS yaitu percobaan 
I. Dalam melakukan percobaan siswa masih terlihat belum 
mengerti dan meminta bantuan dari guru. 
2) Kegiatan Inti 
a) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk 
menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan 
yang telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok 
mengerjakan dengan lancar tetapi ada yang kesulitan dalam 
mengerjakan soal yang telah diberikan dalam LKS. 
b) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan 
hasil dengan cara mengundi. 
c) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya 
dengan diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab 
berlangsung siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan 
pertanyaan beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab. 
3) Kegiatan Akhir 
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang 
telah dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi 
gerak lurus.
26 
b) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran 
kali ini dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama. 
c. Pengamatan ( Observing) 
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data 
sebagai berikut : 
1. Data Hasil Aktivitas Siswa 
Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut : 
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I 
Nilai Kriteria Frekuensi % 
< 70 Tidak Aktif 8 25,80 
≥70 Aktif 23 74,19 
Pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai 
≥70 adalah 23 siswa, dan yang memperoleh nilai <70 = 8 siswa. Dari 
kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan 
klasikal = 85 % ke atas. Maka ketuntasan klasikal aktivitas siswa pada 
siklus I baru mencapai 74,19 % sehingga belum mencapai indikator yang 
ditentukan. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama 
agar aktivitas siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang 
ditentukan maka pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. 
2. Data Hasil Belajar Siswa 
Hasil tes prestasi yang dilakukan setelah berlangsungnya 
pembelajaran adalah sebagai berikut :
27 
Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil belajar siswa mata pelajaran siklus I 
KKM Keterangan Frekuensi % 
≥ 75 Tuntas 22 70,96 
< 75 Belum Tuntas 9 29,03 
Dari tabel 4.2 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa 
yang tuntas baru mencapai 70,96% dan yang belum tuntas 29,03%, 
sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan 
yaitu minimal 85% siswa sudah tuntas belajar. Untuk memperbaiki 
pelaksanakan pembelajaran terutama agar hasil belajar siswa dapat 
meningkat dan mencapai indikator ketuntasan yang ditentukan maka 
pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II. 
3. Data Hasil Respon Siswa 
Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil 
sebagai berikut : 
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus I 
Nilai Kriteria Frekuensi % 
≥70 Positif 24 77,41 
<70 Negatif 7 22,58 
Dari tabel 4.3 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa 
yang memberikan respon positif 77,41% dan yang memberikan respon 
negatif 22,58%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah 
ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap 
pembelajaran. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama 
agar respon siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan 
maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.
28 
d. Refleksi ( Reflection) 
Melalui tindakan refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan 
yang dilakukan dalam pelaksanaan. Dari data hasil pengamatan dicari 
penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang. Dari data yang diperoleh 
setelah penelitian siklus I dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang 
perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu : 
1) Aktivitas Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus 
I yang baru mencapai 74,19% hal tersebut disebabkan : 
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan 
keaktifan siswa dan masih canggung dalam bekerja secara 
kelompok. 
- Beberapa siswa masih terlihat pasif dalam bekerja kelompok, dan 
hanya mengandalkan satu atau dua orang untuk menyelesaikan 
tugas. 
- Siswa belum terampil dalam melakukan percobaan. 
Hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan belajar mengajar 
masih ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas yang tidak 
relevan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga kurang 
memperhatikan pelajaran dan pengarahan dari guru. 
2) Hasil Belajar Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada 
siklus I yang baru mencapai 70,96%. Hal tersebut dikarenakan dalam 
mengikuti kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang kurang
29 
konsentrasi, kurang memperhatikan petunjuk yang ada di Lembar 
Kegiatan Siswa. Pada siklus II diharapkan pembelajaran dapat berjalan 
lebih optimal dengan meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa 
pada pelajaran yang berlangsung. 
3) Respon Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus I 
yang baru mencapai 77,41%. Secara klasikal siswa belum menunjukkan 
respon positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam 
mengikuti kegiatan belajar mengajar terpaku pada pembelajaran yang 
sebelumnya. 
Dari temuan-temuan dan kelemahan-kelemahan yang peneliti 
peroleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I tersebut akan dibuat 
acuan untuk perbaikan pada siklus II agar aktivitas siswa, hasil belajar 
dan respon siswa mengalami peningkatan. 
2. Siklus II 
Pada siklus II ini peneliti tetap menggunakan pembelajaran dengan 
pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran fisika materi gerak 
lurus. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut : 
a. Perencanaan (Planning) 
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala 
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan 
mempertimbangkan refleksi pada siklus I, diantaranya :
30 
1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari : 
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 4) 
b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil 
mainan, ticker timer 
c) Membuat lembar kerja siswa ( Lampiran 5) 
2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari : 
a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7) 
b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran8 ) 
b. Pelaksanaan ( Acting) 
Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan 
Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut : 
1) Kegiatan Awal 
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan 
menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang gerak lurus 
berubah beraturan. 
b) Guru memulai dengan pernyataan : ”Apa yang terjadi dengan kereta 
api yang direm ? bagaimana kecepatannya?”. 
c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 
4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan 
percobaan seperti yang ada pada LKS. 
2) Kegiatan Inti 
d) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk 
menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan yang 
telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok
31 
mengerjakan dengan lancar. Dalam melakukan percobaan siswa sudah 
terlihat terampil dalam menggunakan peralatan. Selama percobaan 
guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok yang 
merasa kesulitan. 
d) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan 
hasil dengan cara mengundi. 
e) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya dengan 
diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab berlangsung 
siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan pertanyaan 
beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab. 
3) Kegiatan Akhir 
f) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah 
dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi gerak 
lurus. 
g) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran kali ini 
dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama. 
c. Pengamatan (Observing) 
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data 
sebagai berikut : 
1. Data Hasil Aktivitas Siswa 
Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut : 
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II 
Nilai Kriteria Frekuensi % 
< 70 Tidak Aktif 4 12,90 
≥ 70 Aktif 27 87,10
32 
Pada tabel 4.4 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai ≥70 
= 27 siswa, dan yang memperoleh nilai < 70 = 4 siswa. Dari kriteria yang 
ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal = 85 % ke 
atas. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa, ketuntasan klasikal aktivitas 
siswa pada siklus II mencapai 87,10 % sehingga sudah mencapai indikator 
keberhasilan yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus 
berikutnya. 
2. Data Hasil Belajar Siswa 
Sedangkan hasil tes prestasi yang dilakukan setelah 
berlangsungnya pembelajaran adalah sebagai berikut : 
Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II 
KKM Kriteria Frekuensi % 
≥ 75 Tuntas 28 90,32 
< 75 Belum Tuntas 3 9,68 
Dari tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa 
yang tuntas mencapai 90,32% dan yang belum tuntas 9,68%, sehingga pada 
siklus II sedah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85% 
siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus 
berikutnya. 
3. Data Hasil Respon Siswa 
Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil 
sebagai berikut : 
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus II 
Nilai Kriteria Frekuensi % 
≥70 Positif 28 90,32 
<70 Negatif 3 9,68
33 
Dari tabel 4.6 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa 
yang memberikan respon positif 90,32 % dan yang memberikan respon 
negatif 9,68%, sehingga pada siklus II sudah melebihi indikator yang telah 
ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap 
pembelajaran. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 
d. Refleksi ( Reflection) 
Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus II, maka ada 
beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu : 
1) Aktivitas Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus 
II yang mencapai 87,10% yang sudah melebihi indikator yang telah 
ditentukan. Hal tersebut disebabkan siswa sudah bisa beradaptasi dengan 
pembelajaran Quantum Teaching dengan baik, selain itu siswa juga 
sudah trampil melakukan percobaan. Perhatian dan bimbingan guru pada 
tiap kelompok membuat siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan 
pembelajaran. 
2) Hasil Belajar Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus 
II terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal mencapai 90,32%. Dari 
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi 
dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Dengan demikian 
hasil belajar siswa lebih meningkat
34 
3) Respon Siswa 
Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus II 
mencapai 90,32%. Secara klasikal siswa sudah menunjukkan respon 
positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam 
mengikuti kegiatan belajar mengajar sudah merasa senang dan lebih 
mudah memahami materi. 
b. Paparan keberhasilan dan kegagalan 
Sesuai dengan tujuan awal dari penelitian tindakan kelas ini yaitu ingin 
mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan 
menggunakan media papan luncur pada materi gerak lurus di kelas VII H SMP 
Negeri 1 Baureno maka telah dilakukan perancangan pembelajaran dengan 
mempertimbangkan karakteristik siswa dan prinsip-prinsip pada strategi 
pembelajaran Quantum Teaching. 
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I secara umum belum mencapai 
criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 % dari 
seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil 
belajar dan respon siswa belum mencapai criteria yang diharapkan. Kegagalan 
ini menjadi bahan refleksi untuk melakukan perancangan pada siklus II. 
Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II secara umum telah 
mencapai criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 % 
dari seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil 
belajar dan respon siswa sudah mencapai criteria yang diharapkan.
35 
B. Pembahasan 
Dari data-data hasil penelitian dilakukan pembahasan sebagai berikut : 
1. Aktivitas Siswa 
Tabel 4. 7 Persentase peningkatan aktivitas siswa siklus I dan II 
Data yang diperoleh 
Hasil 
Siklus I Siklus II Peningkatan 
Frekuensi % Frekuensi % 
Σ siswa yang tuntas 23 74,19 27 87.10 12,91% 
Indikator ≥ 85 % 
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa 
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai 
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal 
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih 
memberi kesempatan siswa untuk aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam 
kelompok. 
Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II secara 
keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut : 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
77.41 
Siklus I Siklus II 
87,10 
Grafik 4.1 Histogram Aktivitas siswa Siklus I sampai dengan siklus II
36 
2. Hasil Belajar Siswa 
Tabel 4. 8 Persentase peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan II 
Data yang diperoleh 
Hasil 
Siklus I Siklus II Peningkatan 
Frekuensi % Frekuensi % 
Σ siswa yang tuntas 22 70,96 28 90,32 19,36% 
Indikator ≥ 85% 
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa hasil belajar 
siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I 
sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 
19,36%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa 
lebih termotivasi dalam belajar karena pembelajaran dikemas dengan 
menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa meningkat. 
Hasil belajar siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat 
digambarkan dengan histogram berikut : 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
70.96 
90.32 
Siklus I Siklus II 
Grafik 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
37 
3. Respon Siswa 
Tabel 4. 9 Persentase Peningkatan respon siswa siklus I dan II 
Data yang 
diperoleh 
Hasil 
Siklus I Siklus II Peningkatan 
Frekuensi % Frekuensi % 
Σ siswa yang 
memberi respon 
positif 
24 77,41 28 90,32 12,91 
Indikator ≥ 85% 
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa respon siswa 
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai 
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal 
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih senang 
dalam belajar dan siswa juga merasa pembelajaran Quantum Teaching 
merupakan hal yang baru bagi mereka. 
Respon siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat 
digambarkan dengan histogram berikut : 
77.41 
90.32 
Siklus I Siklus II 
Grafik 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II 
Dari pembahasan hasil penelitian selama siklus I dan siklus II 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
nampak bahwa hasil belajar, aktivitas siswa maupun respon siswa pada
38 
pembelajaran fisika materi gerak lurus dengan strategi pembelajaran 
Quantum Teaching mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan 
demikian hipotesis penelitian ini yang mengatakan bahwa “Penerapan 
pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur dapat 
meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP 
Negeri 1 Baureno Bojonegoro” dapat diterima.
39 
BAB IV 
PENUTUP 
A. Simpulan 
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat 
disimpulkan bahwa : 
a. Penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching materi gerak lurus 
dilakukan dengan cara mengorganisasi siswa dalam kelompok untuk 
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan langkah-langkah : 
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Pada 
siklus I interaksi dan diskusi antar anggota kelompok belum maksimal. 
Tetapi dengan bimbingan guru secara bergantian pada masing-masing 
kelompok, pada Siklus II interaksi dan diskusi dapat berjalan lebih 
maksimal. 
b. Penggunaan Strategi pembelajaran Quantum Teaching dapat 
meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus pada siswa kelas 
VII H SMP Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 
Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas 
siswa 77,41% pada siklus I dan 87,10% pada siklus II. Hasil belajar siswa 
70,96% pada siklus I dan 90,32% pada siklus II. Respon siswa 77,41% 
pada siklus I dan 90,32% pada siklus II.
40 
B. Saran 
1. Bagi Guru 
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan guru untuk 
materi lain ataupun mata pelajaran lain agar prestasi belajar siswa 
meningkat. 
2. Bagi Sekolah 
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat menjadi salah satu 
alternative bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam 
pembelajaran.
41 
DAFTAR PUSTAKA 
Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah. 
Bandung: Maestro. 
AG. Pringgodigdo dkk. 1993. Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Yayasan 
Kanisuius 
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa 
Bobby De Porter. 2003. Quantum Teaching, Terjemahan oleh Ary Nilandari Cet. 
XI. Bandung : Kaifa 
Dave Maier. 2001. Accelerated Learning (Cet.I), terjemahan oleh Astuti. 
Bandung : Kaifa 
Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi mata pelajaran IPA SMP. Jakarta 
Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT 
Gramedia Pustaka Utama. 
Gordon Dryden. 2004. Revolusi Cara Belajar. Terjemahan Ari Nilandari Cet. 
VIII : Bandung: Kaifa 
Joni , T. R. 1992. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta : Universitas 
Terbuka 
Kathy Wagone. 2004. Seni Meraih Sukses Sederhana, terjemahan oleh Arman 
Prayitno. Batam : Interaksara 
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. 
Bandung: Remaja Rosdakarya 
Noelle C. Nelson, Jeannine L. Calaba, 2005. The Power of Appreciation. 
Terjemahan oleh Yulianto Rahmat. Jakarta: Buana Ilmu Populer 
Rahadi, Aristo. 2004. Media dalam Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta 
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara 
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran : Hakikat, 
Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung : Wacana Prima

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5Modul Guruku
 
LKPD Nutrisi dalam Bahan makanan
LKPD Nutrisi dalam Bahan makananLKPD Nutrisi dalam Bahan makanan
LKPD Nutrisi dalam Bahan makananRully Novida
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxalfathesafiloza
 
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docxEnzhoKimmy
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxMasitaMasita16
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxerica233597
 
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMuhammadKoharudin1
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxLisnaNuraida
 
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdf
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdfREFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdf
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdfheniwulandari16
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfYusriRahayu1
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)Nastiti Rahajeng
 
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaLKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaRully Novida
 
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdf
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdfFormat Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdf
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdfmuchsin88
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRestuPranantyo1
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokwawan_wawan
 

La actualidad más candente (20)

memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5
Modul Ajar Kelas 8 SMP IPA Fase D Bab 5
 
LKPD Nutrisi dalam Bahan makanan
LKPD Nutrisi dalam Bahan makananLKPD Nutrisi dalam Bahan makanan
LKPD Nutrisi dalam Bahan makanan
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
 
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx
822 Modul Ajar KurMer Unsur, Senyawa, dan Campuran.docx
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docx
 
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdf
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdfREFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdf
REFLEKSI PPL PELAKSANAAN AKSI 1.pdf
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
Seminar Proposal Skripsi R & D (109151415406)
 
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaLKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara Sederhana
 
Kasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarnaKasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarna
 
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdf
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdfFormat Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdf
Format Hasil asesmen pembelajaran- Muchsin.pdf
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 

Destacado

”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...Irma Mustika Sari
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )makciak
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...Ghian Velina
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8Asep Trie
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP Arif Sulistiawan
 
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiPtk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiEko Supriyadi
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Contoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPAContoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPANurulFitriSap
 
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Tjoetnyak Izzatie
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematikaata bik
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Frexian Vistano
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelasBerita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelasNarendra
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDDchuex AJie
 
Ulangan harian fisika listrik statis
Ulangan harian fisika listrik statisUlangan harian fisika listrik statis
Ulangan harian fisika listrik statisArif Sulistiawan
 

Destacado (20)

PTK IPA SMP
PTK IPA SMP PTK IPA SMP
PTK IPA SMP
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUN...
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
karya ilmiah ipa
karya ilmiah ipakarya ilmiah ipa
karya ilmiah ipa
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
 
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiPtk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Contoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPAContoh makalah ilmiah IPA
Contoh makalah ilmiah IPA
 
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematika
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelasBerita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
Berita acara pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian tindakan kelas
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
Ulangan harian fisika listrik statis
Ulangan harian fisika listrik statisUlangan harian fisika listrik statis
Ulangan harian fisika listrik statis
 

Similar a PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP

Similar a PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP (20)

Xi bhs
Xi bhsXi bhs
Xi bhs
 
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologiSkripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Pengertian dan konsep
Pengertian dan konsepPengertian dan konsep
Pengertian dan konsep
 
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa  materi hubungan a...
Peningkatan keaktifan belajar anak pada mata pelajaran ipa materi hubungan a...
 
Judul
JudulJudul
Judul
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Ipa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbingIpa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbing
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Ptkku
PtkkuPtkku
Ptkku
 
ppt rpp k12 f [Autosaved].pptx
ppt rpp k12 f [Autosaved].pptxppt rpp k12 f [Autosaved].pptx
ppt rpp k12 f [Autosaved].pptx
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungoLatihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
 

Último

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 

Último (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 

PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khusunya fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisika di SMP diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA fisika diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran Fisika di SMP Negeri 1 Baureno seharusnya mengaktifkan dan mendorong siswa untuk bekerja secara ilmiah, selama ini pembelajaran IPA di SMPN 1 Baureno lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Realitas menunjukkan sebanyak 55 % nilai IPA di kelas VII H dari hasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang ditentukan sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – rata nilai kelas adalah 74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar siswa di kelas VII H dalam mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya 1
  • 2. 2 motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar fisika. Sehingga Perlu di terapkan suatu strategi pembelajaran inovatif yang dapat menambah motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar IPA. Salah satu jenis strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar adalah Pembelajaran dengan menerapkan strategi Quantum Teaching. Dalam Quantum teaching, pembelajaran berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa sehingga diharapkan siswa dapat melibatkan seluruh emosinya dalam belajar. Menurut Bobby De Porter dalam buku Quantum Teaching (dalam Ani , 2003:3) menjelaskan Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar , lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan prestasi belajar. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul : “Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus gerak melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur pada siswa kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”
  • 3. 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H SMP Negeri 1 Bojonegoro dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur? 2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno ? C. Rumusan Tujuan Penelitian Sesuai dengan Rumusan Masalah , penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H SMP Negeri 1 Baureno dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur. 2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno. D. Rumusan Hipotesa Penelitian Hipotesa dalam penelitian tindakan ini adalah : “Penerapan pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur dapat meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro”
  • 4. 4 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang di ambil dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran fisika b. Dapat meningkatkan rasa senang untuk mengikuti pembelajaran c. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran fisika 2. Bagi guru a. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran fisika kelas VII b. Dapat meningkatkan ketepatan dalam menerapkan model, pendekatan, strategi dan metode mengajar c. Dapat meningkatkan semangat, rasa senang, dalam proses pembelajaran 3. Bagi Sekolah a. Dapat meningkatkan kinerja yang mempunyai kompetensi profesional b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya. F. Rumusan Ruang lingkup Penelitian Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari kesalahan persepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada materi pemahaman konsep gerak.
  • 5. 5 G. Rumusan Definisi Operasional Beberapa istilah penting dalam penelitian ini dapat didefinikan sebagai berikut : 1. Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, yang memiliki langkah-langkah : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. 2. Media Papan luncur adalah alat bantu pembelajaran yang berupa papan untuk membantu eksperimen tentang gerak. 3. Prestasi belajar fisika adalah kemampuan siswa dalam memahami materi tentang gerak yang didapat dari tes hasil belajar materi gerak.
  • 6. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Fisika 1. Pengertian Prestasi belajar Fisika Prestasi adalah pencapaian atau tingkat daya serap. Dalam Ensiklopedi Umum dijelaskan pengertian secara etimologis dari kata prestasi itu adalah : ’’Hasil yang dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan”. (Pringgodibyo, 1993 :263) Maka prestasi belajar adalah pencapaian atau perolehan yang didapat setelah suatu kegiatan pembelajaran pada suatu periode tertentu. Prestasi itu lebih lanjut tercermin pada adanya perubahan. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, siswa dikondisikan untuk mengalami suatu proses interaksi dengan lingkungan. Pada aktivitas Interaksi tersebut siswa dihadapkan dengan nilai-nilai positif dalam suatu pembelajaran yang diharapkan akan berdampak pada perubahan perilaku yang mengarah pada nilai positif tersebut. Perubahan perilaku yang mengarah pada nilai positif itulah yang merupakan subtansi dari prestasi belajar itu. Jadi jelaskah kiranya bahwa prestasi belajar fisika adalah pencapaian yang berwujud perubahan yang terjadi pada diri siswa (seseorang) yang mengarah pada tingkat nilai positif tertentu. Dalam pembelajaran fisika prestasi tersebut sering kali disimbolkan dengan angka yang berjenjang dalam skala tertentu yang menunjukkan tingkatan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu periodesasi pembelajaran. 6
  • 7. 7 Dapat dikatakan juga bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar fisika siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Siswa Aspek-aspek prestasi belajar bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Dalam hal ini S. Bloom dalam Abdullah (2008:42) mengemukakan bahwa aspek-aspek itu meliputi aspek kognitif (pemahaman, kecerdasan), pshychomotor (aspek ketrampilan) dan Afektif Domain yakni sikap. Demikian menyangkut aspek-aspek prestasi belajar. suatu contoh prestasi yang berkenaan dengan prestasi belajar bidang study fisika tentu tinggallah mengaitkan dengan aspek-aspek tersebut misalnya dalam aspek kognitif ditandai dengan tingkat hafalan, pemahaman, analisis, sintesis, terhadap konsep-konsep fisika . Sedang Afektif misalnya sikapnya yang sesuai dengan kaidah ilmiah seperti jujur, disiplin, rendah hati, menghargai orang lain dan lain sebagainya. Dalam kaitan prestasi bidang studi fisika ini justru antara aspek kognitif dan yang lainnya harus mempunyai suatu keseimbangan.
  • 8. 8 B. Pembelajaran Quantum Teaching 1. Pengertian, Asas dan Tujuan Quantum Teaching Adapun pengertian Quantum Teaching Menurut Bobby De Porter (2003:3) adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan . Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran. Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose (2001:247) juga berpendapat bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas. Adapun asas Quantum Teaching adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Memasuki terlebih dahulu dunia mereka berarti akan memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa
  • 9. 9 yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan pemahaman tentang isi dunia itu. Adapun tujuan Quantum Teaching menurut Bobby (2003:4) adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan Terdapat perbedaan antara tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih. Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan, merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas sebagai tujuan. 2. Prinsip Quantum Teaching Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut: a) Segalanya berbicara Menurut Bobby (2003:7) segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. b). Segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone (2004:7) membuat istilah yang
  • 10. 10 memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya”. c). Pengalaman Sebelum Pemberian Nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses yang paling baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan informasi sebelum memperoleh kesimpulan dari apa yang mereka pelajari. d). Akui Setiap Usaha Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata Noelle C. Nelson ( dalam Yulianto Rahmat, 2005:7) bahwa pujian atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu energi yang membangkitkan emosi positif. e). Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden (2004:327) berpesan bahwa ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan. 3. Langkah – langkah penerapan Quntum Teaching Quantum Teaching merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran yang berorientasi untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan
  • 11. 11 (Fun and Motivated Learning). Dalam penerapannya Quantum Teaching memiliki langkah – langkah antara lain : a. Tumbuhkan Langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, memikat siswa dan menyertakan siswa secara langsung dalam pembelajaran. b. Alami Langkah kedua adalah member siswa pengalaman belajar dan menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. c. Namai Langkah ketika guru memberikan data saat siswa minat siswa telah mencapai maksimal. d. Demonstrasikan Langkah keempat guru mengkaitkan pengalaman dengan data baru agar siswa menghayai pengetahuan yang telah di dapat. e. Ulangi Langkah kelima guru mengajak siswa untuk mengulangi konsep yang telah di bahas dan juga dalam fase ini guru melaksanakan evaluasi f. Rayakan Langkah terakhir guru dan siswa merayakan atau melakukan selebrasi terhadap kesuksesan pembelajaran yang telah dilakukan. C. Media Pembelajaran Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran (Sukayati , 2003 :1). Media
  • 12. 12 pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling sederhana dan murah hingga media yang canggih serta mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang berlangsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Pada dasarnya media media yang banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah media komunikasi (Azhar, 1997 : 21). Meskipun media banyak sekali ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Berbagai jenis media yang telah dimanfaatkan guru di sekolah antara lain gambar, Overhead Projektor (OHP), kaset audio, Video, VCD, slide (Film bingkai), program pembelajaran komputer dan presentasi meggunakan program microsof powerpoint dan program-program lain. Rudi & Cepi (2007: 13) mengelompokkan media melalui bentuk penyajiannya dan cara penyajiannya, yaitu meliputi tujuh kelompok media penyaji yaitu (a) Kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, peralatan dan gambar diam, (b) kelompok kedua,; media proyeksi diam (c) kelompok ketiga; media audio, (d) kelompok keempat, media gambar hidup/film, (e) kelompok kelima, media televisi, (f) kelompok ketujuh multi media. Selain itu perlu kita ingat bahwa ada media lain yang tidak termasuk media penyaji, yaitu media obyek dan media interaktif. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan
  • 13. 13 pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Kemp dan Dyaton (1985) dalam Aristo (2004:13), Mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu : a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan Setiap guru mungkin mempunyai beberapa penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi melalui media yang sama, akan menerima informasi yang sama persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada. b. Proses pembelajaran dapat lebih menarik Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Pendek kata, media dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan membosankan. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa dalam melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media,
  • 14. 14 guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya. d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu dalam mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran menjadi efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan untuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. f. Media memungkinkan proses belajar dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa bergantung pada keberadaan seseorang guru.
  • 15. 15 Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktf Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya. Seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar dan lain-lain. D. Peningkatan Prestasi Fisika materi gerak lurus melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur Materi gerak lurus merupakan salah satu materi pokok pada mata pelajaran IPA Fisika di SMP semester II. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.
  • 16. 16 Dengan menggunakan atau menerapkan strategi Quantum Teaching pada Pembelajaran IPA Fisika di SMP khususnya pada materi gerak diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dikemas dengan suasana yang menyenangkan. Adapun secara garis besar langkah – langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Tumbuhkan : Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan pertanyaan misalkan : pernahkan kalian naik kereta api ? 2. Alami : Guru meminta siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang gerak lurus dengan media papan luncur. 3. Namai : Guru meminta siswa untuk menamai jenis gerak apa yang telah ia praktekkan. 4. Demonstrasikan : Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki siswa 5. Ulangi : Guru meminta siswa untuk mengulangi materi yang diperoleh dan juga melakukan umpan balik kepada siswa. 6. Rayakan : Guru bersama-sama siswa merayakan keberhasilan dalam pembelajaran ini dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama.
  • 17. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro dan berlangsung dan berlangsung selama 3 ( tiga ) bulan yaitu dari bulan Pebruari 2013 sampai dengan Mei 2013 B. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan terdiri dari 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 1 kegiatan tatap muka , dengan masing – masing tatap muka selama 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit ). Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini dapat dilihat dalam Gb. 3.1 sebagai berikut : Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan Pengamatan ? Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto dkk, 2007:9) 17
  • 18. 18 Dari gambar diatas dapat dijelaskan prosedur dalam penelitian ini adalah : 1. Siklus I a. Perencanaan 1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan mencari penyebab masalah melalui observasi langsung terhadap proses pembelajaran. 2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang materi gerak lurus 3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa. 4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan, stopwatch ) yang diperlukan dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan 1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus . 2. Guru melakukan pembentukan kelompok. 3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa : Apakah kalian pernah bepergian dengan kereta api ? ( Fase Tumbuhkan) 4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus beraturan ( Fase Namai)
  • 19. 19 5. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurua beraturan ( Fase Demonstrasikan) 6. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan ( Fase Ulangi) 7. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi) 8. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan) c. Pengamatan 1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak sebagai pengamat adalah peneliti. 2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk penilaian hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. 3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan ( Format terlampir). d. Refleksi Guru dan observer merangkum hasil pelaksanaan pembelajaran sebagai acuan apakah pembelajaran dilanjutkan ke siklus II atau tidak. Dalam melakukan refleksi ini guru dibantu oleh teman sejawat yang juga bertindak sebagai observer.
  • 20. 20 Siklus II a. Perencanaan 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang Gerak lurus 3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa. 4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan, ticker timer) yang diperlukan dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan 1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus . 2. Guru melakukan pembentukan kelompok. 3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa : Apa yang terjadi dengan kereta api yang di rem ? ( Fase Tumbuhkan) 4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus berubah beraturan ( Fase Alami) 5. Siswa mengisi lembar kerja secara berkelompok ( Fase Namai ) 6. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurus berubah beraturan secara bergiliran ( Fase Demonstrasikan) 7. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan 8. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi)
  • 21. 21 9. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan) c. Pengamatan 1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak sebagai pengamat adalah peneliti. 2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk penilaian hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. 3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan ( Format terlampir) d. Refleksi Mengevaluasi proses dan hasil belajar apakah sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan. C. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMP Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro sejumlah 31 siswa. Karakteristik responden adalah kelompok siswa yang beragam dari segi jenis kelamin dan tingkat prestasi belajarnya. D. Sumber Data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Nilai hasil belajar yang di dapatkan dari tes hasil belajar setiap akhir siklus pembelajaran.
  • 22. 22 2. Aktivitas siswa diambil dari lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 2. Respon siswa didapatkan dari angket respon siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes dan angket. 1. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif siswa. Bentuk tes adalah tes tertulis dengan format Isian ( Format terlampir) 2. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran, untuk melaksanakan observasi digunakan lembar observasi aktivitas siswa ( Format terlampir) 3. Teknik angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa. Angket yang diberikan berupa angket terbuka. F. Analisis Data Analisis digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu apakah Pembelajaran dengan menerapkan strategi Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Gerak lurus . Setelah semua data terkumpul, kemudian dianalisis sebagai berikut : 1. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum. Sesuai perhitungan KKM yang mempertimbangkan intake, daya dukung dan kompleksitas, dalam penelitian ini siswa dikatakan tuntas secara individual apabila skornya mencapai 75. Ketuntasan klasikal dicapai apabila dalam
  • 23. 23 satu kelas siswa yang tuntas secara individu minimal 85 % dari keseluruhan siswa. 2. Data hasil pengamatan Aktivitas siswa Data hasil pengamatan hasil aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase. Dalam penelitian ini siswa dikatakan aktif apabila skor aktivitasnya minimal mencapai 70 % dari skor maksimal. Secara klasikal siswa dikatakan aktif apabila dalam satu kelas siswa yang aktif secara individu minimal 85 % dari keseluruhan siswa 3. Respon siswa Setelah data terkumpul dianalisis dengan rumus sebagai berikut : Nilai respon siswa = 푆푘표푟 푆푖푠푤푎 푆푘표푟 푀푎푘푠푖푚푎푙 x 100 Setiap pernyataan Ya mendapat Skor = 1 Setiap pernyataan Tidak mendapat Skor = 0 Siswa secara individual dikatakan member respon positif apabila nilainya ≥ 70. Kelas dikatakan memiliki respon yang positif apabila dalam satu kelas ada 85 % siswa yang memberi respon positif. Dengan rumus : P = 푆푖푠푤푎 푦푎푛푔 푚푒푚푖푙푖푘푖 푟푒푠푝표푛 푝표푠푖푡푖푓 푆푒푙푢푟푢ℎ 푠푖푠푤푎 x 100 %
  • 24. 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi setiap siklus a. Data rencana, pelaksanaan, pengamatan refleksi setiap siklus 1. Siklus I a. Perencanaan (Planning) Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya : 1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari : a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 1) b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil mainan, stopwatch c) Membuat lembar kerja siswa ( lampiran 2 ) 2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari : a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7) b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran 8) b. Pelaksanaan ( Acting) Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang gerak lurus.
  • 25. 25 b) Guru memulai dengan pernyataan : ” pernahkan kalian bepergian dengan kereta api ? bagaimana gerak kereta api ?” c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan percobaan seperti yang ada pada LKS yaitu percobaan I. Dalam melakukan percobaan siswa masih terlihat belum mengerti dan meminta bantuan dari guru. 2) Kegiatan Inti a) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok mengerjakan dengan lancar tetapi ada yang kesulitan dalam mengerjakan soal yang telah diberikan dalam LKS. b) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan hasil dengan cara mengundi. c) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya dengan diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab berlangsung siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan pertanyaan beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab. 3) Kegiatan Akhir a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi gerak lurus.
  • 26. 26 b) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran kali ini dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama. c. Pengamatan ( Observing) Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data sebagai berikut : 1. Data Hasil Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut : Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I Nilai Kriteria Frekuensi % < 70 Tidak Aktif 8 25,80 ≥70 Aktif 23 74,19 Pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai ≥70 adalah 23 siswa, dan yang memperoleh nilai <70 = 8 siswa. Dari kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal = 85 % ke atas. Maka ketuntasan klasikal aktivitas siswa pada siklus I baru mencapai 74,19 % sehingga belum mencapai indikator yang ditentukan. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama agar aktivitas siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan maka pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. 2. Data Hasil Belajar Siswa Hasil tes prestasi yang dilakukan setelah berlangsungnya pembelajaran adalah sebagai berikut :
  • 27. 27 Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil belajar siswa mata pelajaran siklus I KKM Keterangan Frekuensi % ≥ 75 Tuntas 22 70,96 < 75 Belum Tuntas 9 29,03 Dari tabel 4.2 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa yang tuntas baru mencapai 70,96% dan yang belum tuntas 29,03%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85% siswa sudah tuntas belajar. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama agar hasil belajar siswa dapat meningkat dan mencapai indikator ketuntasan yang ditentukan maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II. 3. Data Hasil Respon Siswa Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus I Nilai Kriteria Frekuensi % ≥70 Positif 24 77,41 <70 Negatif 7 22,58 Dari tabel 4.3 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa yang memberikan respon positif 77,41% dan yang memberikan respon negatif 22,58%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama agar respon siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.
  • 28. 28 d. Refleksi ( Reflection) Melalui tindakan refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan. Dari data hasil pengamatan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang. Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus I dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu : 1) Aktivitas Siswa Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus I yang baru mencapai 74,19% hal tersebut disebabkan : - Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dan masih canggung dalam bekerja secara kelompok. - Beberapa siswa masih terlihat pasif dalam bekerja kelompok, dan hanya mengandalkan satu atau dua orang untuk menyelesaikan tugas. - Siswa belum terampil dalam melakukan percobaan. Hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan belajar mengajar masih ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga kurang memperhatikan pelajaran dan pengarahan dari guru. 2) Hasil Belajar Siswa Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus I yang baru mencapai 70,96%. Hal tersebut dikarenakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang kurang
  • 29. 29 konsentrasi, kurang memperhatikan petunjuk yang ada di Lembar Kegiatan Siswa. Pada siklus II diharapkan pembelajaran dapat berjalan lebih optimal dengan meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa pada pelajaran yang berlangsung. 3) Respon Siswa Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus I yang baru mencapai 77,41%. Secara klasikal siswa belum menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terpaku pada pembelajaran yang sebelumnya. Dari temuan-temuan dan kelemahan-kelemahan yang peneliti peroleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I tersebut akan dibuat acuan untuk perbaikan pada siklus II agar aktivitas siswa, hasil belajar dan respon siswa mengalami peningkatan. 2. Siklus II Pada siklus II ini peneliti tetap menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran fisika materi gerak lurus. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut : a. Perencanaan (Planning) Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan mempertimbangkan refleksi pada siklus I, diantaranya :
  • 30. 30 1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari : a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 4) b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil mainan, ticker timer c) Membuat lembar kerja siswa ( Lampiran 5) 2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari : a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7) b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran8 ) b. Pelaksanaan ( Acting) Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang gerak lurus berubah beraturan. b) Guru memulai dengan pernyataan : ”Apa yang terjadi dengan kereta api yang direm ? bagaimana kecepatannya?”. c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan percobaan seperti yang ada pada LKS. 2) Kegiatan Inti d) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok
  • 31. 31 mengerjakan dengan lancar. Dalam melakukan percobaan siswa sudah terlihat terampil dalam menggunakan peralatan. Selama percobaan guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok yang merasa kesulitan. d) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan hasil dengan cara mengundi. e) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya dengan diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab berlangsung siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan pertanyaan beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab. 3) Kegiatan Akhir f) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi gerak lurus. g) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran kali ini dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama. c. Pengamatan (Observing) Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data sebagai berikut : 1. Data Hasil Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut : Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II Nilai Kriteria Frekuensi % < 70 Tidak Aktif 4 12,90 ≥ 70 Aktif 27 87,10
  • 32. 32 Pada tabel 4.4 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai ≥70 = 27 siswa, dan yang memperoleh nilai < 70 = 4 siswa. Dari kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal = 85 % ke atas. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa, ketuntasan klasikal aktivitas siswa pada siklus II mencapai 87,10 % sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 2. Data Hasil Belajar Siswa Sedangkan hasil tes prestasi yang dilakukan setelah berlangsungnya pembelajaran adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II KKM Kriteria Frekuensi % ≥ 75 Tuntas 28 90,32 < 75 Belum Tuntas 3 9,68 Dari tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 90,32% dan yang belum tuntas 9,68%, sehingga pada siklus II sedah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85% siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 3. Data Hasil Respon Siswa Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus II Nilai Kriteria Frekuensi % ≥70 Positif 28 90,32 <70 Negatif 3 9,68
  • 33. 33 Dari tabel 4.6 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa yang memberikan respon positif 90,32 % dan yang memberikan respon negatif 9,68%, sehingga pada siklus II sudah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. d. Refleksi ( Reflection) Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus II, maka ada beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu : 1) Aktivitas Siswa Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus II yang mencapai 87,10% yang sudah melebihi indikator yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan siswa sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran Quantum Teaching dengan baik, selain itu siswa juga sudah trampil melakukan percobaan. Perhatian dan bimbingan guru pada tiap kelompok membuat siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Hasil Belajar Siswa Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus II terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal mencapai 90,32%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Dengan demikian hasil belajar siswa lebih meningkat
  • 34. 34 3) Respon Siswa Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus II mencapai 90,32%. Secara klasikal siswa sudah menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sudah merasa senang dan lebih mudah memahami materi. b. Paparan keberhasilan dan kegagalan Sesuai dengan tujuan awal dari penelitian tindakan kelas ini yaitu ingin mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan menggunakan media papan luncur pada materi gerak lurus di kelas VII H SMP Negeri 1 Baureno maka telah dilakukan perancangan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan prinsip-prinsip pada strategi pembelajaran Quantum Teaching. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I secara umum belum mencapai criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 % dari seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil belajar dan respon siswa belum mencapai criteria yang diharapkan. Kegagalan ini menjadi bahan refleksi untuk melakukan perancangan pada siklus II. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II secara umum telah mencapai criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 % dari seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil belajar dan respon siswa sudah mencapai criteria yang diharapkan.
  • 35. 35 B. Pembahasan Dari data-data hasil penelitian dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Aktivitas Siswa Tabel 4. 7 Persentase peningkatan aktivitas siswa siklus I dan II Data yang diperoleh Hasil Siklus I Siklus II Peningkatan Frekuensi % Frekuensi % Σ siswa yang tuntas 23 74,19 27 87.10 12,91% Indikator ≥ 85 % Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih memberi kesempatan siswa untuk aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut : 100 80 60 40 20 0 77.41 Siklus I Siklus II 87,10 Grafik 4.1 Histogram Aktivitas siswa Siklus I sampai dengan siklus II
  • 36. 36 2. Hasil Belajar Siswa Tabel 4. 8 Persentase peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan II Data yang diperoleh Hasil Siklus I Siklus II Peningkatan Frekuensi % Frekuensi % Σ siswa yang tuntas 22 70,96 28 90,32 19,36% Indikator ≥ 85% Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 19,36%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih termotivasi dalam belajar karena pembelajaran dikemas dengan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut : 100 80 60 40 20 0 70.96 90.32 Siklus I Siklus II Grafik 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
  • 37. 37 3. Respon Siswa Tabel 4. 9 Persentase Peningkatan respon siswa siklus I dan II Data yang diperoleh Hasil Siklus I Siklus II Peningkatan Frekuensi % Frekuensi % Σ siswa yang memberi respon positif 24 77,41 28 90,32 12,91 Indikator ≥ 85% Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa respon siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih senang dalam belajar dan siswa juga merasa pembelajaran Quantum Teaching merupakan hal yang baru bagi mereka. Respon siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut : 77.41 90.32 Siklus I Siklus II Grafik 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II Dari pembahasan hasil penelitian selama siklus I dan siklus II 100 80 60 40 20 0 nampak bahwa hasil belajar, aktivitas siswa maupun respon siswa pada
  • 38. 38 pembelajaran fisika materi gerak lurus dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian ini yang mengatakan bahwa “Penerapan pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur dapat meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro” dapat diterima.
  • 39. 39 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : a. Penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching materi gerak lurus dilakukan dengan cara mengorganisasi siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan langkah-langkah : tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Pada siklus I interaksi dan diskusi antar anggota kelompok belum maksimal. Tetapi dengan bimbingan guru secara bergantian pada masing-masing kelompok, pada Siklus II interaksi dan diskusi dapat berjalan lebih maksimal. b. Penggunaan Strategi pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro pada Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa 77,41% pada siklus I dan 87,10% pada siklus II. Hasil belajar siswa 70,96% pada siklus I dan 90,32% pada siklus II. Respon siswa 77,41% pada siklus I dan 90,32% pada siklus II.
  • 40. 40 B. Saran 1. Bagi Guru Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan guru untuk materi lain ataupun mata pelajaran lain agar prestasi belajar siswa meningkat. 2. Bagi Sekolah Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat menjadi salah satu alternative bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam pembelajaran.
  • 41. 41 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Bandung: Maestro. AG. Pringgodigdo dkk. 1993. Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Yayasan Kanisuius Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa Bobby De Porter. 2003. Quantum Teaching, Terjemahan oleh Ary Nilandari Cet. XI. Bandung : Kaifa Dave Maier. 2001. Accelerated Learning (Cet.I), terjemahan oleh Astuti. Bandung : Kaifa Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi mata pelajaran IPA SMP. Jakarta Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama. Gordon Dryden. 2004. Revolusi Cara Belajar. Terjemahan Ari Nilandari Cet. VIII : Bandung: Kaifa Joni , T. R. 1992. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta : Universitas Terbuka Kathy Wagone. 2004. Seni Meraih Sukses Sederhana, terjemahan oleh Arman Prayitno. Batam : Interaksara Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Noelle C. Nelson, Jeannine L. Calaba, 2005. The Power of Appreciation. Terjemahan oleh Yulianto Rahmat. Jakarta: Buana Ilmu Populer Rahadi, Aristo. 2004. Media dalam Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung : Wacana Prima