Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembangunan berbasis maritim bagi Indonesia dengan mempertimbangkan sejarah, potensi, dan tantangan yang dihadapi sektor kelautan Indonesia. Dokumen tersebut juga memberikan berbagai perspektif untuk memajukan pembangunan maritim di Indonesia.
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
2 sekapur sirih & daftar isi
1. Sehapur Sirih
ALAM perjalanan sejarah Indonesia, sering kali kita ber-
henti dan bertanya seienak, membuka kembali lembaran
srljarah perjuangan pemikiran para pendiri bangsa agar
konsepsi pembangunan Indonesia senantiasa dapat memenuhi jan-
ji kemerdekaan yang diproklarnasikan 1945. Dalam proses peng-
galian itu, maka salah satu warisan terbaik para pendiri bangsa
adalah poHt[< optimisme, bukan politik pesimistis.
Republik ini berdiri atas tiang harapan keoptimisan: merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Di tiang harapan itulah, pe-
ngalaman menjadi Indonesia menunjukkan semangat perjuangan
memiliki kekuatan yang tidak terbatas untuk menghadapi berba-
gai rintangarL semangat tersebut menyalakan harapan yang ke-
mudian berubah menjadi kenyataan, yakni kemerdekaan lrrdo-
gAr.e.hf lk+t,-DT.o failfn ffi | iX
2. nesia. Lebih dari se-abad lalu benih-benih pergolakan untuk
mencapai kemerdekaan berupa nasionalisme Indonesia mulai
tumbuh di kalangan para pendiri republik.
Benih-benih itu pula kemudian tumbrrh menjadi kemerdekaan
hingga pada satu titik kita harus insaf bagaimana mengisi ke-
merdekaan tersebut agar tiang harapan bangunan republik ini
tetap kokoh berdiri, yakni masyarakat adil dan makmur. Per-
soalannya saat ini, untuk mencapai kej4yaan republik dari titik
mana arah pembangunan diarahkan agar tetes demi tetes air
kesejahteraan mengisi kantong-kantong ekonomi masyarakat
Indonesia.
Dalam salah satu karyanya berjudul "Arus Balik", Pramoedya
Ananta Toer menuliskan secara menarik dan kritis sejarah Nu-
santara dalam segala kemegahannya sebagai kesatuan maritim.
Ia menggambarkan, kekuatan bahari yang jaya dan etos pasca ke-
jayaan Majapahit sampai pada saat segalanya berubah, kekuasaan
di laut menjadi kekuatan darat yang mengerut di pedalaman, ke-
muliaari menukik,ke dalam,kemerosotan, kejayaan berubah ke
kekalahan, .kecerme]angan cendikia menjadi kedunguan dalam
penalaran, kesatuan, dan, perqatuart berubah menjadi perpecahan
yang memandulkan segala kegiatan.
,:
Ini semua terjadi, tutrisnya karena kita mengingkari jati diri kita se-
bagai bangsabahari, ataupun rnenjadibangsa pelauty'ang menguasai
samudra sebagaimana diucapkan Bung Karno dalam Pembukaan
Munas Maridm tahun 1963, 1'Kita satu persatu, seorang demi se-
orang har,us mengetahui bahwa Indonesia, Ia tidak bisd menjadi
kuatrsg{rtausa sejahtera,, jikalau kita tidak menguasai samudra, ji-
kalau kita tidak kembali rnenjadi bangsa samudra, jikalau kita tidak
kembali menjadi bangsa bahari, birngsa pelaut sebagaimana kita
kenal pada Zamanbahari". -:
X | 9 t e.sp€hrifMquiu M.$ OelEn Mddm lndmesia
3. Sebab itu, dapat dipaharni pada era pemerintahan di bawah pim-
pinan Presiden Soekarno, tepatnya pada1963, Ali Sadikin ditunjuk
sebagai Menteri Koordinator (Menko) Maritim. Ali Sadikin
diberikan amanah untuk membangun, memberdayakan dan
mengembangkan laut nusantara yang begitu luas yang mencapai 75
persen dari seluruh wilayah Indonesia sebagai pilar dan penggerak
utama pembangunan perekonomian nasional.
Hanya saja perubahan kekuasaan di era pemerintahaan Soeharto
niat dan semangat, visi dan misi, serta kebijakan dan strategi rne-
manfaatkan laut sebagai sumber perekonomian bangsa seakan kan-
das di tengah jalan. Dalam implementasinya, orientasi pembangun-
an terlalu fokus pada daratan sehingga potensi kekayaan alam laut
semakin termajinalkan.
Angin segar perubahan paradigma pembangunan berbasiskan
kelautan muncul kembali semasa Presiden Abdurrahman
{'ahid. Saat itu dimulai langkah nyata kembali pembangunan
berbasiskan kelautan, yang ditandai dengan pembentukkan
Departemen Eksplorasi Laut, dan kini menjadi Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP).
Meski demikian, harus diakui bahwa secara umum hingga sekdrang
ini kita masih saja mempraktikkan pemikiran-pemikiran yang masih
bertumpu pada daratan. Paradigma pembangunan berbasiskan da-
ratan inilah yang tampak masih terus melekat erat dalam diri kita,
sarnpai saat ini. Padahal, untuk membangkitkan perekonomian
nasional diperlukan suatu perubahan paradigma pembangunan
nasional yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Jati diri se-
bagai Bangsa Bahari, jati diri sebagai Negara Kepulauan'
Perubahan paradignra itu harus segera diwujudkan mengingat
perubahan lingkungan straregis antar bangsa begitu cepat. Kita
9 PGH.hdf M.nuiu M.o D.9.n M..ldm lndonBh I xi
4. harus memiliki daya saing yang dinamis dalam pecaturan regional
maupun global di masa sekarang, dan masa mendatang. Kekuatan
Lrdonesia sesungguhnya terletak pada jati diri dan anugerah yang
diberikan Tuhan, yakni sebagai Negeri Bahari.
Bersyukur di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, perwujudan paradigma itu sendiri telah dilakukan
dengan terbitnya Undang-Undang No 1712007, tentang Rencana
Pembangunan ]angka Panjang Nasional untuk mewuiudkan
Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat
serta memprioritaskan pembangunan kelautan nasional.
$ekali lagi, pembangunan berbasiskan kelautan sudah saat-
nya dijadikan sebagai pilar dan penggerak utama pemba-
ngunan nasional. Dalam hal ini diperlukan komitmen, inte-
geritas, pengawasan dari masyarakat, serta ketegasaan dari
para pengambil kebijakan agar konsepsi tentang Rencana Pem-
bangunan Jangka Panjang Nasional No 77 12007 dapat terlaksana
dengan baik.
Sebab itu, saya baik buku yang diterbitkan Indonesia
Maritime Institute (IMI), "9 Perspektif Menuiu Masa Depan
Maritim Indonesia" sebagai pembuka simpul-simpul kesadaran
kita semua tentang pentingnya pembangunan berbasiskan maritim,
serta dapat menjadi sumber masukan dalam menyusun kebijakan
nasional berbasiskan Maritim. Di sisi lain, buku ini diharapkan
akan menjadi referensi bagi generasi penerus untuk mengenal iati
diri bangsa.
Alfifu kata, dengan napas Revolusi 17 Agustus 1945, *tta kondisi
dan posisi kita di masa lalu marilah kita semua berjuang bersama-
sama mengawal hari-hari demokrasi yang kita lewati meniadi hari-
hari tindakan melaksanakan pikiran dan ucapan agar upaya kita
xii | 9 rbr9.ffi ird*| xaD.rsM.,5.r! hd.i.d.
5. mewuiudkan Indoresia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, serta disegani dunia.
Staf I(husus Presiden
Bidang Banhran Sosial danBencana
/
/
of Andi Arier
1
e.E-ri$rrbgFrn-hr*n* l rdll
6. telah meletakkan dasar-dasar politik kerajaannya pada penguasaan
jalur pelayaran, perdagmgEu:r, dan penguasaan wilayah-wilayah
strategis sebagai pangkalan kekuatan.
Puncak kejayaan maritim bangsa ini terjadi pada masa Kerajaan
Majapahit (129?1478). Di bawah Raden Wiiaya, Hayam Wuruk, dan
Patih Gajah MadA Majapahit menguasai dan mempersatukan Nu-
santara. Pengaruhnya bahkan sampai ke negara-negara asing seperti
Siam, Ayuthi4 Lagor, Campa (Kamboja), Anam, Indi4 Filipina, China.
Kilasan sejarah tersebut memberi gambaran kerajaan-kerajaan di
Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah Nusantara, dan dise-
gani bangsa lain. Paradigma masyarakat kala itu menciptakan visi
maritim sebagai bagian utama dari kemajuan sosial-budaya eko-
nomi, politik, dan pertahanan-keamanan.
Fakta sejarah lain yang menandakan bangsa Indonesia terlahir se-
bagai "bangsa maritim" adalah dengan adanya temuan-temuan situs
prasejarah di beberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah
di gua-gua Pulau Muna Seram, dan Arguni, yang dipenuhi lukisan
perahu-perahu layar, menggambarkan nenek moyang bangsa ini me-
rupakanbangsa pelaut. Ironisnya dalam perjalanankehidupanbangs4
visi maritimlrdonesia tenggelam. Masuknya penjajahkolonial Belanda
pada abad ke-19 mengikis jiwa bahari bangsa Indonesia. Masyarakat
dibatasi berhubungan dengan laut, dan didorong melakukan aktivitas
agraris demi kepentingan kolonialis.
Akibatrya, budaya maritim bangsa [rdonesia memasuki masa su-
ram. Kondisi ini berlanjut dengan keberpihakan rezim
Orde Baru membangun kembali &rdonesia sebagai bangsa maritim.
Thk heran, di era kebangkitan Asia-Pasifik, pelayaran Nusantara ka-
lah bgrsaing dengan negara lain. Kondisi ini berlanjut hingga mele-
mahkan sendi-sendi perekonomian dan pertahanan-kearnanan.
XVi I 9 PeEpehtifM€nuiu Ma$ Depan Mariiim tndon6ia
7. Apalagi lrdonesia merupakan jalur laut intemasional (inrucmt passage,
transit passage, dan archipelagic sea lane passage). Lrdonesia juga memiliki
teritorial dengan kekayaan laut berlimpah. semua ini menjadi sumber
devisa yang sangatbesar bagi kemakmuran rakyat, bila dikelola dengan
baik. Dalam upaya tersebut dibutuhkan gerakan moral dalam mengu-
mandangkan kembali kejayaan Lrdonesia sebagai negara bahari.
Melalui buku ini, penuli s me-reaiew dan menuliskan kembali intisari
majaTahlndonesia Maritim Megazine (rNfrvr), dengan tujuan membuka
secara gamblang catatan sejaratr, realita, dan berbagai permasalahan
yang menghambat, serta bagairnana strategi pembangunan maritim
Indonesia di masa depan menuju sebuah Negara Maritim yang
tangguh dan berdaulat. Buku berjuduf ,,9 perspektif Menuiu Masa
Depan Maritim Indo^esia" ini diharapkan memberikan wawasan
dan semangat baru bagi pembangunan maritim di Tanah Air.
Ketua Tim Penulis
Direktur Eksekutif ia Maritime Institute
9PeEFhrif Menuiu Masa D€pin M.drim thdonesia I XVii
8. Daftar lsi
SEKAPURSIRIH
Prof. Dr. Hasjim Djalaf, MA
AndiArief
KATAPENGANTAR
Dr. Y. Paonganan, S.Si., M.Si.
Perspektif 1
SOSIALBI,]DAYA
Peradaban Maritim
Sumber Daya Manusia
Kemiskinan Masyarakat Pesisir
Nelayan Tradisional Terpinggirkan
Perspektif 2
EKONOMIMARITIM
Ekonomi Maritim Indonesia Dikuasai Asing
Industri dan Jasa Maritim
Perikanan
Zon:i Ekonomi Eksklusif
Sumber Daya Migas & Mineral
Pariwisata-Bahari
Perspektif 3
TRANSPORTASI LAUT
Tata Kelola Pelabuhan Amburadul
Pelayaran Nasional TerPuruk
Sistem Navigasi Laut
Mengkhawatirkan
Sistem Logostik Nasional Masih Lemah
Perspektif 4
PERTAHANAN &KEAMANAN
Batas Maritim Rawan Sengketa
ALKI Sebuah Peluang danAncaman
Kegiatan Ilegal di Laut
Sea and Coast Guard: Perlukah?
Perspektif 5
POLITIK&KEBUAKAN
Menuju Negara Maritim
ix
xv
1
1
15
21.
25
31
34
38
56
66
78
81
91,
94
109
' L3'2
139
151
152
77't
186
2t0
219
219
9. Maritime Policy:
Langkah Menuju Negara Maritim
Indonesia Belum Merdeka di Laut
Undang Undang Kelautan: Perlukah?
Berapa jumlah Pulau lrdonesia Sestrnggu]mya?
Perspektif 5
LINGKUNGAN MARITIM
Ekosistem di Laut
Pencemaran Laut
Destructive Fishing
Lumpur Lapindo Merusak Ekosistem Pesisit
Sedot Pasir Laut Ancam Ekosistem Laut
Pipa & Kabel Bawah Laut Perlu di Tata
Perspektif 7
ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI
Riset Maritim Kurang Perhatian, Miskin Data
Riset Laut Ilegal Marak
Ocean Energy Solusi Krisis Energi
Air Mineral Laut Dalam
Artificial Fish Reef
Teknologi Akustik Kuak Rahasia Dasar Laut
Transplantasi Karang
Rumpon Elektronik Ciptaan IPB
Perspektif 8
POTENSI & MITIGASI BENCANA DI LAUT
Potensi Bencana di Laut
Negeri Tsunami, Minim Mitigasi
Hilangnya Peradaban Maritim
di'Negeri Tsunami'
Perspektif 9
STRATEGIMARJTIM
Aspek Sosial dan Budaya
Aspek Ekonomi
Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
SDMMaritim
Kebijakan Pembangunan Berbasis Maritim
DAFTARNARASUMBER
223
261
261.
u8
295
300
305
3L2
321
321
332
336
v5
v9
355
3ffi
373
fi3
408
410
4't4
4t6
a5
428
381
381
'391
396
436