SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
P R O B A B I L I T A S
Dr. Teguh Hadi Priyono
Pengertian Probabiltas
Probabilitas (peluang/kemungkinan) adalah suatu nilai yang dipergunakan untuk mengukur tingkat
terjadinya suatu kejadian yang acak.
Kunci pokok dalam probabilitas, yaitu; eksperimen, hasil (outcome), dan peristiwa atau kejadian
(event). Contoh, eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) dari pelemparan koin
tersebut adalah “angka” dan “gambar”. Sedangkan kumpulan dari beberapa hasil disebut kejadian
(event).
Probabilitas dinyatakan dalam bentuk bilangan desimal atau bilangan pecahan, misal; 0,25, 0,50
atau 5/30, 25/100.
Pendekatan Perhitungan Probabiltas
Pendekatan menghitung probabilitas:
1. Pendekatan Obyektif
 Pendekatan Klasik
 Pendekatan Frekuensi Relatif
2. Pendekatan Subyektif
Pendekatan Klasik
Perhitungan pendekatan klasik didasarkan pada asumsi bahwa seluruh hasil suatu eksperimen
mempunyai kemungkinan (peluang) yang sama, dan harus mengetahui seluruh kejadian yang akan
muncul.
Suatu kejadian A dapat terjadi sebanyak x cara dari seluruh n cara, dimana n jumlah barang dan x
barang rusak. Probabilitas barang terambil rusak, dimana pengambilan barang secara acak (random),
adalah:
P(A) = x/n, P(A) ≥ 0, sebab x ≥ 0 dan n > 0
P(Ā) = (n – x) / n
= 1 – (x/n)
atau
P(Ā) = 1 – P(A)
Pendekatan Frekuensi Relatif
Perhitungan yang didasarkan atas limit dari frekuensi relatif. Misal x nilai ujian matematika, P(X) = 8
adalah probabilitas bahwa seorang mahasiswa mendapat nilai 8.
X ƒ ƒr
X1 ƒ1
X2 ƒ2
.
.
Xk ƒk
Jumlah ∑fi = n ∑ = 1
P(Xi) = limit fi/n
Artinya probabilitas suatu kejadian merupakan limit dari frekuensi relatif kejadian tersebut yang secara
teoritis berlaku untuk nilai n yang besar sekali (tak terhingga), misal untuk eksperimen dengan sampel
besar.
n → ∞
Penelitian terhadap 65 karyawan perusahaan dengan gaji/upah sebagai berikut;
X 55 65 75 85 95 105 115
f 8 10 16 14 10 5 2
X adalah gaji/upah dalam ribu Rupiah.
Apabila kita bertemu salah seorang karyawan tersebut, berapa besar probabilitas karyawan dengan
upah 65 ribu? 105 ribu?
P(X = 65)= f2/n
= 10/65 (15 persen)
P(X = 105)= f2/n
= 5/65 (5 persen)
Apa yang dimaksud dengan p(Xi) = lim fi/n ?
Contoh eksperimen pelemparan koin, akan menghasilkan 2 kemungkinan yaitu gambar dan angka.
Kejadian tersebut merupakan kejadian yang saling meniadakan (mutually exclusice event), pelemparan
dilakukan sebanyak n kali. Jika probabilitas X1 merupakan kejadian keluar gambar, maka akan didapat
kemungkinan sbb:
f fr f fr f fr f fr f fr
X1 8 0,8 60 0,6 450 0,45 5.490 0,549 52.490 0,5249
X2 2 0,2 40 0,4 550 0,55 4.510 0,451 47.510 0,4751
n 10 1,0 100 1,0 1000 1,00 10.000 1,0 100.000 1,00
Untuk n = 10 P(X1) = 0,8 log 10 = 1
Untuk n = 100 P(X1) = 0,6 log 100 = 2
Untuk n = 1000 P(X1) = 0,45 log 1000 = 3
Untuk n = 10.000 P(X1) = 0,549 log 10.000 = 4
Untuk n = 100.000 P(X1) = 0,5249 log 100.000 = 5
n → ∞
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa semakin besar n, maka probabilitas keluar gambar makin
mendekati angka setengah (0,5). Maka P(X1) = 0,5 untuk n mendekati tak terhingga (n → ∞), artinya
0,5 merupakan nilai limit.
Kejadian/Peristiwa
Suatu eksperimen dilakukan pelemparan uang logam sebanyak 2 kali; kemungkinan hasilnya (ruang
sampel);
BB BḆ ḆB ḆḆ
Ruang sampel adalah himpunan hasil eksperimen. Suatu himpunan (set) merupakan kumpulan yang
lengkap atas elemen-elemen sejenis, tetapi dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan
karakteristiknya. Dalam statistik, himpunan (set) disebut populasi, dan himpunan bagian (subset)
disebut sampel.
Pelemparan uang logam sebanyak 3 kali, maka ruang sampel (S = BBB, BBḆ, BḆB, ḆBB, ḆḆB,
ḆBḆ, BḆḆ, ḆḆḆ. Bila X = jumlah gambar yg muncul (B), dimana X = (0, 1, 2, 3) maka distribusi
probabilitas;
1 2 3 4
X ƒ ƒr = P(X)
0 1 1/8 (= 0,125)
1 3 3/8 (= 0,375)
2 3 3/8 (= 0,375)
3 1 1/8 (= 0,125)
0 1 2 3 X
P(X)
1/8
3/8
Grafik Distribusi ProbabilitasTabel Frekuensi dan Distribusi Probabilitas
Himpunan
Apabila S adalah himpunan, maka obyek yang terkandung didalamnya dinamakan anggota atau
elemen.
Diskrit: S =(x : x = 0, 1, 2, 3) (nilai berupa kumpulan beberapa titik)
Kontinu: S = (x: 0 ≤ x ≤ 1) (nilai berupa garis, seluruh titik)
Komplemen suatu kejadian, misal S adalah ruang sampel (himpunan dari hasil eksperimen), A
adalah himpunan bagian dari S, dan Ā adalah komplemen dari A atau semua anggota S yang bukan
anggota A.
Interseksi dua kejadian, misal A dan B (A ∩ B) adalah terdiri dari elemen anggota S yang selain
mempunyai sifat atau ciri A juga B atau selain anggota A juga anggota B.
Union dua kejadian, misal A atau B (A U B) atau A + B merupakan himpunan bagian S yang terdiri
dari elemen-elemen anggota S yang menjadi anggota A saja, B saja, atau menjadi anggota A dan B
sekaligus.
Aturan Dasar Probabilitas
Aturan Penjumlahan
 Kejadian saling meniadakan/saling lepas (aturan penjumlahan khusus), kejadian dimana jika
sebuah kejadian terjadi, maka kejadian yang kedua tidak akan terjadi (mutually exclusive event).
Jika A telah terjadi maka kejadian B tidak akan terjadi. Misal, pelemparan sebuah dadu.
P(A atau B) = P(AUB) = P(A) + P(B) atau (A ∩ B) = ϕ
 Kejadian tidak saling meniadakan, seringkali suatu eksperimen bersifat tidak saling meniadakan
artinya kejadian bisa terjadi pada kedua kondisi.
P(A atau B) = P(AUB) = P(A) + P(B) - (A ∩ B)
Kejadian saling meniadakan/saling lepas
Sebuah mesin otomatis pengisi campuran sayuran pada sebuah paket kantong plastik. Meskipun demikian,
terdapat variasi berat yg disebabkan oleh variasi ukuran sayuran. Ada paket yang lebih ringan, sedang, dan
lebih berat. Dilakukan pengecekan thd 4000 paket, dengan hasil sbg berikut:
Berat Kejadian Jml Paket Probabilitas
Lebih ringan A 100 0,025
Standar B 3600 0,900
Lebih berat C 300 0,075
Jumlah 4000 1,000
Hitunglah probabilitas bahwa sebuah paket tertentu beratnya akan lebih ringan atau lebih berat?
P(A atau C) = P(A U C) = P(A) + P(C) = 0,025 + 0,075 = 0,10
Kejadian tidak saling meniadakan
Dinas Pariwisata Kabupaten Jember melakukan survey pengunjung wisata di wilayah Kecamatan Ambulu.
Maka dipilih 200 pengunjung, dengan rincian 120 berkunjung ke Watu Ulo saja, 100 berkunjung ke Pantai
Papuma saja, dan 60 berkunjung di kedua tempat tersebut. Hitung probabilitas seorang wisatawan terpilih
telah mengunjungi Watu Ulo atau Pantai Papuma.
P(W Ulo atau P Papuma) = P(W Ulo) + P(P Papuma) – P(W Ulo dan P Papuma)
= 120/200 + 100/200 – 60/200
= 0,80
Aturan Perkalian
 Kejadian tak bebas (dependent event), merupakan probabilitas bersyarat yaitu probabilitas terjadinya
kejadian A dgn syarat bahwa B sudah terjadi atau akan terjadi (conditional probability) atau P(A/B).
P(A/B) = P(A ∩ B)/P(B) P(B/A) = P(A ∩ B)/P(A)
P(A ∩ B) = P(A).P(B/A) = P(B).P(A/B)
 Kejadian bebas (independent event), merupakan kejadian terjadi dimana kejadian tidak saling
mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan bebas, apabila kejadian A tidak mempengaruhi B,
dan sebaliknya.
P(A ∩ B) = P(A).P(B) = P(B).P(A)
 Probabilitas Marginal, suatu kejadian terjadi bersamaan dengan kejadian lainnya, dimana kejadian
lainnya tersebut mempengaruhi terjadinya kejadian yang pertama.
P(R) = P(S1).P(R/S1) + P(S2).P(R/S2)
Kejadian tak bebas (dependent event)
Pengambilan scr acak 2 kartu berturut-turut dari suatu set kartu bridge. Berapa probabilitas pengambilan
kartu pertama berupa kartu As dan kedua juga kartu As. Hasil pengambilan pertama tidak dikembalikan lagi
(without replacement), dan hasil pengambilan kedua dipengaruhi hasil pengambilan pertama.
P(A ∩ B) = P(A) . P(B/A)
= 4/52 . 3/51
= 0,0045
Kejadian bebas (independent event)
Pengambilan 2 lembar kartu berturut-turut scr acak dr set kartu bridge. Sebelum pengambilan kedua, hasil
pengambilan pertama dikembalikan (with replacement), shg hasil pengambilan pertama tidak mempengaruhi
hasil pengambilan kedua. Probabilitas pengambilan kartu pertama kartu As dan kedua juga kartu As.
P(A ∩ B) = P(A) . P(B)
= 4/52 . 4/52
= 0,0059
Terdapat 3 pabrik baterai, dengan produksi mingguan pabrik pertama (S1) 500, pabrik kedua (S2) 2000, dan
pabrik ketiga (S3) 1500. Diketahui probabilitas baterai rusak pada pabrik pertama P(R/S1) = 0,020, pabrik
kedua P(R/S2) = 0,015, dan pabrik ketiga P(R/S3) = 0,030. Probabilitas baterai yg dipilih scr acak rusak.
P(R) = P(S1) P(R/S1) + P(S2) P(R/S2) + P(S3) P(R/S3)
= (500/4000). 0,020 + (2000/4000). 0,015 + (1500/4000) . 0,030
= 0,0213
Rumus Bayes
Thomas Bayes mengembangkan teori untuk menghitung probabilitas tentang sebab-sebab terjadinya
suatu kejadian berdasarkan pengaruh yang dapat diperoleh sebagai hasil observasi (Bayesian
decision theory), yaitu teori keputusan berdasarkan perumusan Bayes yang bertujuan untuk
memecahkan masalah pembuatan keputusan yang mengandung ketidakpastian (decision making
under uncertainty).
P(Ai/A) = [P(Ai).P(A/Ai)] / Σ (PAi).P(A/Ai)
= P(Ai) P(A/Ai) / P(A)
Terdapat 3 pabrik baterai, dengan produksi mingguan pabrik pertama (S1) 500, pabrik kedua (S2) 2000, dan
pabrik ketiga (S3) 1500. Diketahui probabilitas baterai rusak pada pabrik pertama P(R/S1) = 0,020, pabrik
kedua P(R/S2) = 0,015, dan pabrik ketiga P(R/S3) = 0,030. Probabilitas baterai yg dipilih scr acak rusak dr
pabrik pertama, dr parik kedua, dan dr pabrik ketiga.
P(S1/R) = [P(S1) . P(R/S1)] / P(R) P(S2/R) = [P(S2) . P(R/S2)] / P(R)
= [(500/4000) . 0,020] / 0,0213 = [(2000/4000) . 0,015] / 0,0213
= 0,117 (baterai rusak dr pabrik pertama) = 0,352 (baterai rusak dr pabrik kedua)
P(S3/R) = [P(S3) . P(R/S3)] / P(R)
= [(1500/4000) . 0,030] / 0,0213
= 0,528 (baterai rusak dr pabrik ketiga)
k
i=1

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasChristiana Tian
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisNardiman SE.,MM
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanMaulina Sahara
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifyy rahmat
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 

La actualidad más candente (20)

Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Presentasi bab-09
Presentasi bab-09Presentasi bab-09
Presentasi bab-09
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnis
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalan
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatif
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 

Similar a ProbabilitasDasar

Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitaspadlah1984
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASHusna Sholihah
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1ariefbudiman902449
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangprofkhafifa
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian Dindi2
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
Peluang kelompok 1 xmia1
Peluang kelompok 1 xmia1Peluang kelompok 1 xmia1
Peluang kelompok 1 xmia1Ferdi Pratama
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1zenardjov
 
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.pptYandiChaniago
 

Similar a ProbabilitasDasar (20)

P5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptxP5 Statistika.pptx
P5 Statistika.pptx
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Teori Peluang Baru.pptx
Teori Peluang Baru.pptxTeori Peluang Baru.pptx
Teori Peluang Baru.pptx
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
 
Probabilitas.
Probabilitas.Probabilitas.
Probabilitas.
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluang
 
Probabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutanProbabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutan
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
kel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptxkel8 stabis.pptx
kel8 stabis.pptx
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Peluang kelompok 1 xmia1
Peluang kelompok 1 xmia1Peluang kelompok 1 xmia1
Peluang kelompok 1 xmia1
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
6_dan_7._teori_peluang_nerisa.ppt
 
Probabilitas Manprod 2
Probabilitas Manprod 2Probabilitas Manprod 2
Probabilitas Manprod 2
 
3 probabilitas
3 probabilitas3 probabilitas
3 probabilitas
 

Más de Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama

Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurBagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Más de Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama (20)

Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam PembangunanPengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
 
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
 
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa TimurImplementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui PPRG Di Jawa Timur
 
Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"
 
Jenis Cuti
Jenis CutiJenis Cuti
Jenis Cuti
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 

Último

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Último (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

ProbabilitasDasar

  • 1. P R O B A B I L I T A S Dr. Teguh Hadi Priyono
  • 2. Pengertian Probabiltas Probabilitas (peluang/kemungkinan) adalah suatu nilai yang dipergunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak. Kunci pokok dalam probabilitas, yaitu; eksperimen, hasil (outcome), dan peristiwa atau kejadian (event). Contoh, eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) dari pelemparan koin tersebut adalah “angka” dan “gambar”. Sedangkan kumpulan dari beberapa hasil disebut kejadian (event). Probabilitas dinyatakan dalam bentuk bilangan desimal atau bilangan pecahan, misal; 0,25, 0,50 atau 5/30, 25/100.
  • 3. Pendekatan Perhitungan Probabiltas Pendekatan menghitung probabilitas: 1. Pendekatan Obyektif  Pendekatan Klasik  Pendekatan Frekuensi Relatif 2. Pendekatan Subyektif Pendekatan Klasik Perhitungan pendekatan klasik didasarkan pada asumsi bahwa seluruh hasil suatu eksperimen mempunyai kemungkinan (peluang) yang sama, dan harus mengetahui seluruh kejadian yang akan muncul. Suatu kejadian A dapat terjadi sebanyak x cara dari seluruh n cara, dimana n jumlah barang dan x barang rusak. Probabilitas barang terambil rusak, dimana pengambilan barang secara acak (random), adalah: P(A) = x/n, P(A) ≥ 0, sebab x ≥ 0 dan n > 0 P(Ā) = (n – x) / n = 1 – (x/n) atau P(Ā) = 1 – P(A)
  • 4. Pendekatan Frekuensi Relatif Perhitungan yang didasarkan atas limit dari frekuensi relatif. Misal x nilai ujian matematika, P(X) = 8 adalah probabilitas bahwa seorang mahasiswa mendapat nilai 8. X ƒ ƒr X1 ƒ1 X2 ƒ2 . . Xk ƒk Jumlah ∑fi = n ∑ = 1 P(Xi) = limit fi/n Artinya probabilitas suatu kejadian merupakan limit dari frekuensi relatif kejadian tersebut yang secara teoritis berlaku untuk nilai n yang besar sekali (tak terhingga), misal untuk eksperimen dengan sampel besar. n → ∞
  • 5. Penelitian terhadap 65 karyawan perusahaan dengan gaji/upah sebagai berikut; X 55 65 75 85 95 105 115 f 8 10 16 14 10 5 2 X adalah gaji/upah dalam ribu Rupiah. Apabila kita bertemu salah seorang karyawan tersebut, berapa besar probabilitas karyawan dengan upah 65 ribu? 105 ribu? P(X = 65)= f2/n = 10/65 (15 persen) P(X = 105)= f2/n = 5/65 (5 persen)
  • 6. Apa yang dimaksud dengan p(Xi) = lim fi/n ? Contoh eksperimen pelemparan koin, akan menghasilkan 2 kemungkinan yaitu gambar dan angka. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang saling meniadakan (mutually exclusice event), pelemparan dilakukan sebanyak n kali. Jika probabilitas X1 merupakan kejadian keluar gambar, maka akan didapat kemungkinan sbb: f fr f fr f fr f fr f fr X1 8 0,8 60 0,6 450 0,45 5.490 0,549 52.490 0,5249 X2 2 0,2 40 0,4 550 0,55 4.510 0,451 47.510 0,4751 n 10 1,0 100 1,0 1000 1,00 10.000 1,0 100.000 1,00 Untuk n = 10 P(X1) = 0,8 log 10 = 1 Untuk n = 100 P(X1) = 0,6 log 100 = 2 Untuk n = 1000 P(X1) = 0,45 log 1000 = 3 Untuk n = 10.000 P(X1) = 0,549 log 10.000 = 4 Untuk n = 100.000 P(X1) = 0,5249 log 100.000 = 5 n → ∞ Dari tabel tersebut menyatakan bahwa semakin besar n, maka probabilitas keluar gambar makin mendekati angka setengah (0,5). Maka P(X1) = 0,5 untuk n mendekati tak terhingga (n → ∞), artinya 0,5 merupakan nilai limit.
  • 7. Kejadian/Peristiwa Suatu eksperimen dilakukan pelemparan uang logam sebanyak 2 kali; kemungkinan hasilnya (ruang sampel); BB BḆ ḆB ḆḆ Ruang sampel adalah himpunan hasil eksperimen. Suatu himpunan (set) merupakan kumpulan yang lengkap atas elemen-elemen sejenis, tetapi dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan karakteristiknya. Dalam statistik, himpunan (set) disebut populasi, dan himpunan bagian (subset) disebut sampel. Pelemparan uang logam sebanyak 3 kali, maka ruang sampel (S = BBB, BBḆ, BḆB, ḆBB, ḆḆB, ḆBḆ, BḆḆ, ḆḆḆ. Bila X = jumlah gambar yg muncul (B), dimana X = (0, 1, 2, 3) maka distribusi probabilitas; 1 2 3 4 X ƒ ƒr = P(X) 0 1 1/8 (= 0,125) 1 3 3/8 (= 0,375) 2 3 3/8 (= 0,375) 3 1 1/8 (= 0,125) 0 1 2 3 X P(X) 1/8 3/8 Grafik Distribusi ProbabilitasTabel Frekuensi dan Distribusi Probabilitas
  • 8. Himpunan Apabila S adalah himpunan, maka obyek yang terkandung didalamnya dinamakan anggota atau elemen. Diskrit: S =(x : x = 0, 1, 2, 3) (nilai berupa kumpulan beberapa titik) Kontinu: S = (x: 0 ≤ x ≤ 1) (nilai berupa garis, seluruh titik) Komplemen suatu kejadian, misal S adalah ruang sampel (himpunan dari hasil eksperimen), A adalah himpunan bagian dari S, dan Ā adalah komplemen dari A atau semua anggota S yang bukan anggota A. Interseksi dua kejadian, misal A dan B (A ∩ B) adalah terdiri dari elemen anggota S yang selain mempunyai sifat atau ciri A juga B atau selain anggota A juga anggota B. Union dua kejadian, misal A atau B (A U B) atau A + B merupakan himpunan bagian S yang terdiri dari elemen-elemen anggota S yang menjadi anggota A saja, B saja, atau menjadi anggota A dan B sekaligus.
  • 9. Aturan Dasar Probabilitas Aturan Penjumlahan  Kejadian saling meniadakan/saling lepas (aturan penjumlahan khusus), kejadian dimana jika sebuah kejadian terjadi, maka kejadian yang kedua tidak akan terjadi (mutually exclusive event). Jika A telah terjadi maka kejadian B tidak akan terjadi. Misal, pelemparan sebuah dadu. P(A atau B) = P(AUB) = P(A) + P(B) atau (A ∩ B) = ϕ  Kejadian tidak saling meniadakan, seringkali suatu eksperimen bersifat tidak saling meniadakan artinya kejadian bisa terjadi pada kedua kondisi. P(A atau B) = P(AUB) = P(A) + P(B) - (A ∩ B)
  • 10. Kejadian saling meniadakan/saling lepas Sebuah mesin otomatis pengisi campuran sayuran pada sebuah paket kantong plastik. Meskipun demikian, terdapat variasi berat yg disebabkan oleh variasi ukuran sayuran. Ada paket yang lebih ringan, sedang, dan lebih berat. Dilakukan pengecekan thd 4000 paket, dengan hasil sbg berikut: Berat Kejadian Jml Paket Probabilitas Lebih ringan A 100 0,025 Standar B 3600 0,900 Lebih berat C 300 0,075 Jumlah 4000 1,000 Hitunglah probabilitas bahwa sebuah paket tertentu beratnya akan lebih ringan atau lebih berat? P(A atau C) = P(A U C) = P(A) + P(C) = 0,025 + 0,075 = 0,10 Kejadian tidak saling meniadakan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember melakukan survey pengunjung wisata di wilayah Kecamatan Ambulu. Maka dipilih 200 pengunjung, dengan rincian 120 berkunjung ke Watu Ulo saja, 100 berkunjung ke Pantai Papuma saja, dan 60 berkunjung di kedua tempat tersebut. Hitung probabilitas seorang wisatawan terpilih telah mengunjungi Watu Ulo atau Pantai Papuma. P(W Ulo atau P Papuma) = P(W Ulo) + P(P Papuma) – P(W Ulo dan P Papuma) = 120/200 + 100/200 – 60/200 = 0,80
  • 11. Aturan Perkalian  Kejadian tak bebas (dependent event), merupakan probabilitas bersyarat yaitu probabilitas terjadinya kejadian A dgn syarat bahwa B sudah terjadi atau akan terjadi (conditional probability) atau P(A/B). P(A/B) = P(A ∩ B)/P(B) P(B/A) = P(A ∩ B)/P(A) P(A ∩ B) = P(A).P(B/A) = P(B).P(A/B)  Kejadian bebas (independent event), merupakan kejadian terjadi dimana kejadian tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan bebas, apabila kejadian A tidak mempengaruhi B, dan sebaliknya. P(A ∩ B) = P(A).P(B) = P(B).P(A)  Probabilitas Marginal, suatu kejadian terjadi bersamaan dengan kejadian lainnya, dimana kejadian lainnya tersebut mempengaruhi terjadinya kejadian yang pertama. P(R) = P(S1).P(R/S1) + P(S2).P(R/S2)
  • 12. Kejadian tak bebas (dependent event) Pengambilan scr acak 2 kartu berturut-turut dari suatu set kartu bridge. Berapa probabilitas pengambilan kartu pertama berupa kartu As dan kedua juga kartu As. Hasil pengambilan pertama tidak dikembalikan lagi (without replacement), dan hasil pengambilan kedua dipengaruhi hasil pengambilan pertama. P(A ∩ B) = P(A) . P(B/A) = 4/52 . 3/51 = 0,0045 Kejadian bebas (independent event) Pengambilan 2 lembar kartu berturut-turut scr acak dr set kartu bridge. Sebelum pengambilan kedua, hasil pengambilan pertama dikembalikan (with replacement), shg hasil pengambilan pertama tidak mempengaruhi hasil pengambilan kedua. Probabilitas pengambilan kartu pertama kartu As dan kedua juga kartu As. P(A ∩ B) = P(A) . P(B) = 4/52 . 4/52 = 0,0059 Terdapat 3 pabrik baterai, dengan produksi mingguan pabrik pertama (S1) 500, pabrik kedua (S2) 2000, dan pabrik ketiga (S3) 1500. Diketahui probabilitas baterai rusak pada pabrik pertama P(R/S1) = 0,020, pabrik kedua P(R/S2) = 0,015, dan pabrik ketiga P(R/S3) = 0,030. Probabilitas baterai yg dipilih scr acak rusak. P(R) = P(S1) P(R/S1) + P(S2) P(R/S2) + P(S3) P(R/S3) = (500/4000). 0,020 + (2000/4000). 0,015 + (1500/4000) . 0,030 = 0,0213
  • 13. Rumus Bayes Thomas Bayes mengembangkan teori untuk menghitung probabilitas tentang sebab-sebab terjadinya suatu kejadian berdasarkan pengaruh yang dapat diperoleh sebagai hasil observasi (Bayesian decision theory), yaitu teori keputusan berdasarkan perumusan Bayes yang bertujuan untuk memecahkan masalah pembuatan keputusan yang mengandung ketidakpastian (decision making under uncertainty). P(Ai/A) = [P(Ai).P(A/Ai)] / Σ (PAi).P(A/Ai) = P(Ai) P(A/Ai) / P(A) Terdapat 3 pabrik baterai, dengan produksi mingguan pabrik pertama (S1) 500, pabrik kedua (S2) 2000, dan pabrik ketiga (S3) 1500. Diketahui probabilitas baterai rusak pada pabrik pertama P(R/S1) = 0,020, pabrik kedua P(R/S2) = 0,015, dan pabrik ketiga P(R/S3) = 0,030. Probabilitas baterai yg dipilih scr acak rusak dr pabrik pertama, dr parik kedua, dan dr pabrik ketiga. P(S1/R) = [P(S1) . P(R/S1)] / P(R) P(S2/R) = [P(S2) . P(R/S2)] / P(R) = [(500/4000) . 0,020] / 0,0213 = [(2000/4000) . 0,015] / 0,0213 = 0,117 (baterai rusak dr pabrik pertama) = 0,352 (baterai rusak dr pabrik kedua) P(S3/R) = [P(S3) . P(R/S3)] / P(R) = [(1500/4000) . 0,030] / 0,0213 = 0,528 (baterai rusak dr pabrik ketiga) k i=1