Pedoman Kemitraan di lingkungan mitra Bapelkes Batam ini membahas upaya meningkatkan mutu program kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan berkualitas di wilayah mitra dengan melakukan kerja sama antara Bapelkes Batam dan instansi terkait di 4 provinsi mitra melalui kegiatan pelatihan, pemanfaatan sumber daya bersama, dan berbagi informasi.
1. Draft : Pedoman Kemitraan di lingkungan mitra Bapelkes Batam
I. Pendahuluan
• Berdasarkan hasil Evaluasi tahun 2009 terhadap Pencapaian target dan
sasaran yang ditetapkan dalam MDGs (Millenium Development Goals)
untuk beberapa indikator kesehatan di lndonesia masih belum
menggembirakan. Demikian juga halnya di 4 wilayah mitra (Propinsi
Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Aceh) Bapelkes Batam. Target
dimaksud yaitu penanganan AKI, AKB, HIV/AIDS, Malaria dan TB masih
belum sesuai harapan.
• Gambaran epidemiologis kesehatan dan gizi di 4 wilayah mitra Bapelkes
Batam masih menunjukkan perbaikan yang belum menggembirakan
seperti tergambar dalam hasil Riskesdas 2007.
• Hal ini menunjukkan bahwa tidak saja faktor resiko epidemilogis di luar
sektor kesehatan yang semakin luas dan berperan, tetapi juga karena
kesiapan institusi pelaksana pembangunan kesehatan cenderung
melambat terutama dalam penyiapan Tenaga Kesehatan yang
profesional.
• Oleh karena itu Bapelkes harus mengambil peran utama sebagai center of
excellence untuk mengawal penerapan good-governance yang efektif di
wilayah mitra maupun nasional. Secara khusus Bapelkes Batam
seharusnya berfungsi sebagai lembaga yang terlibat dalam
pengembangan model-model pelayanan kesehatan yang efektif, sehingga
fungsi knowledge creation-preservation-dissemination menjadi semakin
strategis ke masa depan.
• Hal tersebut diatas terlihat pada penyiapan tenaga kesehatan di
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang masih belum terencana
dengan baik. Tantangan ini seharusnya segera diantisipasi oleh semua
kelembagaan kediklatan termasuk oleh Bapelkes Batam. Gambaran
kualitas tenaga kesehatan di wilayah mitra Bapelkes Batam juga
menunjukkan gambaran yang belum memuaskan.
• Lebih jauh pemberdayaan masyarakat amat tertinggal dalam 5 tahun
terakhir karena tidak lagi menjadi prioritas pembangunan kesehatan.
Page5
UKBM menunjukkan gambaran menurun, termasuk kader kesehatan yang
1
2. tidak terbina. Selayaknya Bapelkes Batam memfokuskan kepada upaya
memprioritaskan upaya promotif dan preventif. Pada sisi lain, Indonesia
sedang terlibat di dalam pasar global termasuk standarisasi kediklatan
secara regional. Dengan demikian seharusnya Bapelkes Batam memiliki
standar global.
• Keunggulan Bapelkes Batam dalam kediklatan adalah di bidang
keperawatan. Program unggulan tersebut sangat relevan dengan program
penanggulangan penurunan angka AKI dan AKB . Hasil pemantauan
pencapaian dalam program MDGs masih belum memenuhi harapan. Oleh
karena itu seharusnya Bapelkes Batam membenahi kediklatan bidang ini
termasuk memperluas jenis-jenis pelatihan di bidang keperawatan yang
berkaitan erat dengan program penurunan angka AKI dan AKB yang
meliputi kebijakan, manajemen dan pemberdayaan. Hal ini juga sejalan
dengan telah tersedianya fasilitas Laboratorium seperti : NICU, ICU,
Matertnity, Pelayanan Kesehatan Dasar, Simulasi Bedah.
• Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terkait salah satunya dengan
ketidakmampuan provider kesehatan memahami kebutuhan ibu hamil
termasuk pertimbangan dalam pemanfaatan dukun beranak untuk
kepentingan penurunan AKI.
a. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka pembentukan Bapelkes Batam
merupakan salah satu upaya untuk menyiapakan tenaga kesehatan yang
profesional di wilayah mitra khususnya dan Indonesia secara keseluruhan.
Ketersediaan tenaga kesehatan yang profesional akan ikut memberikan
kontribusi yang positif terhadap program-program kesehatan. Tenaga
kesehatan yang berkualitas, mempunyai komitmen dan tersebar secara
proposianal di seluruh layanan kesehatan akan ikut mempercepat
pencapaian target MDGs yang telah disepakati secara global. Bapelkes
Batam mempunyai tugas dan fungsi sebagai pusat pelatihan bagi aparatur
maupun masyarakat. Bapelkes Batam saat ini dilengkapi dengan sarana
sebagai berikut :
Page5
2
3. No Ruangan/ Kamar/Kapasitas Keterangan
1 Kamar deluxe : 220 unit- kapasitas 440 orang, Siap pakai
Junior Suite 10 unit-kapasitas 1 dan President
Suite : 1 Unit-kapasitas.
2 Kelas 12 unit - kapasitas 338 orang, ruang diskusi Siap pakai
12 unit kapasitas- 120 orang
3 Laboratorium skill terdri dari : ICU (intensive care Siap Pakai
unit), PICU (Pediatric intensive care unit), NICU
( Neonatal intensive care unit), Pelayanan dasar,
Simulasi ruang bedah, Maternity, Ruang Isolasi,
Geriatri
4 Laboratorium Komputer dan Bahasa dengan Sedang dalam
kapasitas masing-masing @ 30 orang proses
penyiapan
5 Laboratorium Perilaku Sedang dalam
proses
penyiapan
6 Perpustakaan dengan kapasitas ruang baca 30 Sedang dalam
orang proses
penyiapan
7 Ruang makan unit dengan kapasitas 450 orang Siap pakai
8 Ruang Auditorium dengan kapasitas 800 orang Siap pakai
9 Tempat parkir dengan Kapasitas 400 kendaraan Siap Pakai
10 Fitness Centre 15 Orang Sedang dalam
proses
penyiapan
Fasilitas tersedia dan dapat digunakan untuk menunjang keterampilan
dan profesionalisme tenaga kesehatan yang berlatih di Bapelkes Batam
b. Dalam rangka percepatan pencapaian penyediaan tenaga kesehatan yang
terlatih, kompeten dan profesional, maka Badan PPSDM telah
menetapkan target tenaga kesehatan yang harus di latih pada kurun
waktu 201-2014 . Untuk mencapai target tersebut, maka ditempuh upaya
diantaranya dengan menetapkan adanya daerah mitra untuk masing-
Page5
masing BBPK dan Bapelkes. Bapelkes Batam yang merupakan salah
satu UPT di Badan PPSDM mendapat manadat untuk membina kemitraan
3
4. dengan 4 propinsi yang meliputi : Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Utra
dan Aceh.
II. Dasar Hukum
Pelaksananan kemitraan merujuk kepada dasar hukum sebagai berikut :
a. Mou antara Kementrian kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri yang
dalam hal ini masing-masing diwakli oleh Kepala Badan PPSDM dan
Kepala Badan Diklat .
b. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Reposisi Wilayah Kemitran
III. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan :
a. Memberikan kontribusi pada pencapaian Renstra Kementerian Kesehatan
b. Menjadi Pedoman dalam melaksanakan program kemitraan
c. Meningkatkan mutu program kemitraaan
Gambar 1. Alur Pikir
Page5
4
5. IV. Tahapan Pelaksanaan Kemitraan
Gambar 2. Siklus Kemitran
Page5
5
6. A. Sosialisasi
Pada tahap ini Balai Pelatihan Kesehatan Batam melakukan sosilaiasi
mengenai program kemitraan yang akan dilaksanakan dilingkungan mitra
Bapelkes Batam. Dalam proses ini output yang diharapkan adalah adanya
interaksi dan sharing pendapat mengenai bagaimana pola kemitraan yang
akan dilaksanakan bersama dengan stake holder. Media yang digunakan
untuk sosialisasi adalah melalui : Forum konsultasi, jejaring berbasis web
maupun surat menyurat secara konvensional
B. Advokasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan input mengenai perlunya
program diklat kesehatan dilaksakan di setiap propinsi. Selanjutnya
dsiampaikan pula pentingnya keberadaan bapelkes daerah dalam rangka
meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan di daerah.
Pada proses ini Bapelkes Batam dapat berfungsi menjadi : fasilitator baik
dari sisi subtansi, maupun dukungan financial dan fasilitas. Output dari
kegiatan ini adalah adanya kepedulian stake holder Bapelkes Daerah
Page5
terhadap keberadaannya. Indikatornya adalah meningkatnya anggaran,
6
7. meningkatnya keterlibatan Bapelkesda dalam proses peningkatan mutu
dan profesionalisme tenaga kesehatan di daerah.
C. Konsolidasi
Proses ini merupkan aktivitas untuk memadukan dan memobilisasi semua
potensi yang ada di lingkungan mitra untuk melaksanakan siklus program
diklat yang meliputi : TNA, Penetapan Tujuan, Penyusunan Kurmod,
Pelaksanaan Diklat maupun Evaluasi Pelaksanaan Diklat. Tujuan dari
proses ini adalah untuk mengoptimalkan “resource” yang tersedia baik :
finansial, sumber daya manusia, sarana prasarana maupun metode untuk
pelaksanan program diklat. Ouput dari kegiatan ini adalah meningkatnya
efisisensi dana, optimalnya pemanfaatan sumber daya manusia, sarana
prasarana maupun metode yang tersedia.
D. Ruang Lingkup
Mengingat adanya keterbatasan dalam segala aspek, maka ruang lingkup
Kemitraan saat ini hanya mencakup :
- peningkatan kapasitas sumber daya manusia, jika bapelkes batam
atau bapelkes mitra melakukan kegiatan pelatihan, maka harus di
informasikan kepada mitranya yang memerlukan. Hal ini dilakukan
agar semua mitra mempunyai sumber daya yang berkualitas. Pelatihan
dimaksud meliputi pelatihan manamenen diklat (TOC, MOT,
Manajemen diklat, TNA, EPP, Penyusunan Kurmod), Teknis, maupun
fungsional.
- pemanfaatan sumber daya manusia antar mitra dalam siklus
diklat, mengingat terbatasnya sumber daya manusia khususnya
tenaga WI dan teknis, maka kami menawarkan kepada mitra untuk
berkolaborasi memanfaatkan tenaga yang ada untuk terlibat dalam
kegiatan yang di adalkan oleh masing-masing. Untuik itu kami akan
melakukan pendataan tenaga Teknis maupun WI yang ada di
lingkungan mitra. Diharapkan adanya kerjasama pemanfaatan sumber
daya manusia ini akan meningkatkan kualitas pelatihan yang
dilaksanakan.
Page5
7
8. - jaga mutu, untuk menjamin kualitas diklat yang dilaksnakan tentunya
diperlukan program jaga mutu di masing-masing mitra. Jaga mutu ini
akan mengacu kepada program jaga mutu nasional maupun
internasional.
- bantuan pogram, untuk meningkatkan pemanfaatan bapelkesda maka
kami menawarkan beberapa pelatihan dilaksanakan secara bersama di
lokasi mitra. Pengorganisasian dilaksakan secara bersama. Dana
berasal dari Bapelkes Batam dikelola secara bersama dengan mitra
- Berbagi Informasi, mengingat pentingnya informasi kediklatan, maka
diperlukan adanya jejaring informasi berbasis web. Saat ini Bapelkes
Batam sudah menyediakan informasi berupa blog dengan alamat :
bapelkesbatam@gmail.com. Jika di masing-masing mitra tersedia hal
serupa, maka informasi akan dengan cepat dan mudah dia kses oleh
mitra yang lain.
V. Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan
Gambar 3. Mekanisme kemitraan
Pusdiklat-
Aparatur-Nakes,
BBPK-Bapelkes
Page5
8
9. Pelaksanaan kemitraan berlandasakan kesetaran serta berlaku sangat fleksibel.
Dengan tujuan untuk meningkatkan mutu diklat di lokasi mitra. Diantara Mitra dapat
berbagi : informasi, tenaga, program, dan lain-lain.
Melalui mekanisme yang feksibel ini diharapkan terjadi kerjasama diantara
Mitra yang terlibat seperti : - sumut dengan aceh ; Aceh dengan riau, Riau dengan
Kepri , Kepri dengan batam, Batam dengan Sumut dan seterusnya.
VI. Penerapan program diklat berbasis Kemitraan
Gambar 4. Siklus Pelatihan
Bapelkes
dan mitra
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan langkah awal yang sangat penting dari suatu
program. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik diperlukan suatu proses
Page5
perencanaan yang matang. Dokumen perencanaan akan menjadi acuan
9
10. oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Salah satu
unsur agar dokumen perencanaan ini dapat dijadikan pedoman oleh
semua stake holder, adalah adanya keterlibatan semua pihak dalam
penyusunannya. Bapelkes Batam akan berkomitmen dan menyiapkan
anggaran bagi mitra kerja di 4 propinsi untuk dapat terlibat dalam proses
penyusunan program Bapelkes Batam maupun mitra. Dalam satu tahun
akan ada 1 kali pertemuan dengan pihak mitra. Diharapkan dengan
adanya proses, semua kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
b. Pengorganisasian
Tahap selanjunya agar suatu program dapat berjalan lancar adalah
pengorganisasian yang baik dari semua potensi yang ada..
Pengorgansasian disini meliputi : bagaimana menggerak tenaga teknis,
fasilitator, widiaiswara, calon tenaga yang akan dilatih maupun
penyediaan dana bagi pelatihan. Diharapkan adanya pengorganisasian
yang baik dalam pelaksanana diklat di Bapelkes Batam maupun di 4 mitra
propinsi akan memberi kontribusi positif dalam pencapaian target nakes
yang akan dilatih. Dalam kegiatan diklat Bapelkes Batam dan di 4 propinsi
mitra diupayakan melibatkan semua unsur dan potensi yang ada di
wilayah mitra. Sebagai contoh bila ada suatu pelatihan yang berlangsung
di Bapelkes Batam, maka 4 mitra dapat terlibat didalamnya. Matriks di
bawah ini menjelaskan mengenai tingkat keterlibatan mitra dalam proses
pelatihan di Bapelkes Batam:
Tabel 1. Keterlibatan mitra dalam Kegiatan Diklat di Bapelkes Batam
No Kegiatan Diklat Keterlibatan Mitra
MOT NS Peserta Teknis Pendanaan
Diklat
I Perencanaan
a.TNA +++
Page5
b.Kurmod +++ +++ + +++
10
11. II Pelaksanaan
a.Diklat Penjenjangan +++ +++ +++ + +++
b.Diklat Fungsional +++ +++ +++ + +
c.Diklat Manajemen +++ +++ +++ + +++
d.Diklat Teknis +++ +++ +++ + +++
e.Diklat Masyarakat +++ +++ + + +++
III Evaluasi
a.EPP +++ + +++
Keterangan :
+++ = peluang dilibatkan 100 %
++ = peluang dilibatkan 50%
+ = peluang dilibatkan 25 %
c. Pelaksanaan Diklat
Tahap ini merupakan implementasi dari dua tahap sebelumnya. Dalam
pelaksanaan pelatihan, maka Bapelkes Batam akan selalu memberikan
kuota kepada ke 4 mitra dalam setiap jenis pelatihan. Hal ini merupakan
sumbangan Bapelkes Batam untuk peningkatan kapasitas sumber daya
manusia yang ada di mitra. Mitra meliputi seluruh intansi kesehatan yang
ada di 4 propinsi yang meliputi : Bapelkes daerah, Dinas Kesehatan
propinsi/kabupate/kota, poltekes, rumah sakit
Pada tahapan ini semua komponen mitra yang ada di 4 propisi akan
mempunyai peluang yang sama untuk di ikut sertakan dalam pelatihan
yang bersumber dari DIPA Bapelkes Batam. Sebaliknya Bapelkes Batam
pun bersedia bila di undang menjadi peserta ataupun fasilitator untuk
suatu kegaiatan di intansi kesehatan di wilayah mitra. Hubungan timbal
balik ini sangat diharapkan terlaksana guna terjalinnya jejaring kediklatan
yang berdampak terhadap tercapainya target peserta pelatihan pada
periode 2010-2014. Pada saat pelaksanaan diklat Bapelkes Batam akan
menginformasikan kepada mitra paling lambat 2 minggu sebelum
kegiatan. Demikian juga pihak mitra hendaknya memberlakukan hal yang
sama bila akan melibatkan Bapelkes Batam dalam suatu kegiatan
Page5
pelatihan
11
12. d. Pengendalian dan jaga mutu.
Untuk menjamin bahwa apa yang direncanakan, di organisir dan
dilaksanakan berjalan sesuai dengan target, maka diperlukan adanya
suatu pengendalian dalam program diklat. Untuk itu Bapelekes Batam
akan menggunakan instrumen akreditasi sebagai alat kontrol. Akreditasi
akan dilakukan baik terhadap institusi maupun terhadap jenis diklat yang
dilaksanakan.
e. Evaluasi
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu program maka
diperlukan adanya evaluasi.. Evaluasi diperlukan untuk memperbaiki
kekurangan yang terjadi dan mepertahankan yang sudah baik. Evaluasi
internal akan dilakukan untuk setiap jenis pelatihan dan dilaksanakan usai
setiap pelatihan. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi menyeluruh setiap
bulan, tribulan dan tahunan. Dalam konteks ini, maka Bapelkes Batam
akan melakukan evaluasi program diklat yang telah ditetapkan bersam-
sama dengan mitra minimal setahun sekali. Pendanaan dapat dilakukan
secara iuran atau melalui DIPA Bapelkes Batam, sedangkan lokasi
pelaksanaan dapat dilakukan di wilayah mitra secara bergantian.
VII. Koordinasi
a. Koordinasi pendanaan
Mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia di Bapelkes Batam
maupun di wilayah mitra, sedangkan target tenaga yang harus dilatih
pada periode 2010-2014 cukup besar maka maka koordinasi dalam
pendanaan sangat diperlukan. Koordinasi ini diperlukan agar guna :
- Menghindarkan duplikasi pelatihan sejenis maupun peserta
Page5
12
13. - Memaksimalkan cakupan peserta pelatihan di masing-masing
- Menggali potensi adanya pelatihan yang dapat dilaksanakan secara
swadana
b. Kalender Diklat
Untuk menghindari terjadinya penumpukan kegiatan pada periode
tertentu. Alangkah baiknya bila seluruh stake holder dapat berbagi
kalender diklat dalam satu tahun anggaran mendatang. Adanya kalender
diklat yang berasal dari masing-masing Mitra akan dapat mengoptimalkan
dan juga meningkatkan mutu suatau pelatihan. Diharapkan kalender diklat
ini dapat di informasikan melalui jejaring telekomunikasi seperti : email-
web dst. Penggunaan informasi berbasis internet ini sangat dianjurkan
mengingat sifatnya yang cepat, murah dan dapat diakses oleh semua
stake holder
c. Koordinasi Data Dasar Propinsi
Untuk penyusunan suatu program diklat, maka diperlukan adanya data
dasar propinsi yang berasal dari masing-masing mitra. Data dasar ini
tentunya sudah tersedia dalam bentuk profile dinas kesehatan propinsi-
kabupaten-kota atau profile bapelkes masing-masing. Diharapkan Profile
masing-masing propinsi ini mencakup data tenaga kesehatan yang telah
dilatih di masing-masing propinsi mitra. Data ini akan sangat berguna
dalam proses advokasi, penyusunan anggaran dan pelaksnaan program
diklat dimasa mendatang. Adanya data ini dapat menghindarkan terjadi
in-efisiensi dalam pengeloaan diklat.
VIII. Penutup
Page5
13
14. Demikian draft pedoman ini ini dibuat untuk menjadi acuan dalam
pelaksanaan kemitraan. Kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang
sangat diharapkan dari semua stake holder.
Page5
14