Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
1. POTENSI BIJI BUAH KESUMBA SEBAGAI
BAHAN PEWARNA TEKSTIL ALAMI
DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN
DISUSUN OLEH :
. Atika Pratiwi
•Cipta Ilahi
•Linggo Liandri
S MA N E G E R I 1 B E N G K U L U
SEL AT AN
2011
3. LATAR BELAKANG
1. Di era moderen ini banyak sekali tanaman-tanaman liar di
daerah-daerah pedesaan, terutama di Kabupaten Bengkulu
Selatan yang hanya dibiarkan saja dan tidak diteliti
manfaatnya, Hal ini sangat disayangkan mengingat sangat
besar manfaatnya jika kita mengetahui manfaat apa saja
yang bisa ditimbulkan dari tanaman-tanaman liar tersebut.
2. Di era moderen ini banyak sekali perusahan-perusahan
tekstil yang kesulitan mendapatkan bahan baku pembuatan
pewarna tekstil itu sendiri. Hal ini disebabkan karena sumber
bahan baku pembuatan pewarna tekstil ini sudah mulai
langka dan sulit dibudidayakan. hal ini berbanding terbalik
dengan jumlah konsumen yang terus meningkat setiap
tahunnnya.
4. Masalah yang diangkat dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Bagaimanakah potensi biji buah kesumba
sebagai bahan baku pewarna tekstil alami ?
2. Bagaimanakah cara dan proses pembuatan
bahan pewarna tekstil alami dari biji buah
kesumba ?
5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Untuk mengetahui potensi biji buah
kesumba Sebagai bahan baku pewarna
tekstil.
2. Untuk mengetahui cara dan proses
pembuatan bahan pewarna tekstil alami
dari biji buah kesumba.
6. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, menambah wawasan terhadap pembuatan karya
tulis dan wawasan terhadap potensi biji buah kesumba sebagai
pengganti pewarna tekstil berbahaya.
2. Bagi masyarakat, memberikan informasi tentang manfaat
tersembunyi dari biji buah kesumba ini yang bisa meningkatkan
pendapatan dari segi ekonomi dan membantu mereka terhindar
dari bahaya kandungan zat kimia pewarna tekstil.
3. Bagi Industri tekstil, memberikan pemecahan masalah atau jalan
keluar terhadap persoalan limbah pewarna tekstil dengan
mengganti pewarna tekstil yang berbahaya dengan pewarna
tekstil alami.
4. Bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, memberikan
informasi bagaimana potensi biji Rambutan Hutan yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pewarna tekstil alami di Privinsi
Bengkulu dan memberikan informasi bahwa biji Rambutan Hutan
dapat memberikan manfaat besar karena bisa dijadikan sumber
bahan baku baru yaitu pewarna tekstil.
12. A. Potensi biji buah kesumba sebagai pewarna tekstil alami.
Tanaman kesumba atau yang biasa disebut dengan
rambutan hutan ini ternyata memiliki banyak manfaat. Salah
satu bagian dari tumbuhan ini yang memiliki manfaat adalah
bagian bijinya. Dari penelitian yang telah kami lakukan
ternyata biji kesumba ini dapat dijadikan sebagai bahan baku
pewarna tekstil alami. Dahulu biji tumbuhan ini hanya dikenal
masyarakat sebagai tumbuhan liar biasa yang sering
digunakan oleh anak-anak sebagai pewarna kuku alami.
Berangkat dari inilah akhirnya kami menemukan manfaat
tersembunyi lainnya dari tanaman ini. Selain itu kami juga
melihat potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk
tumbuh di kabupaten Bengkulu selatan. Tumbuhan kesumba
ini biasa hidup ditempat-tempat daerah tropis dan dataran
rendah, seperti di kabupaten Bengkulu selatan.
13. Sekarang ini pohon kesumba banyak tumbuh liar di kebun-kebun
warga. Dari wawancara yang telah kami lakukan kepada salah satu
pemilik kebun, ternyata tumbuhan ini dimanfaatkan warga hanya
sebagai pagar alami untuk melindungi kebun-kebun mereka dari
serangan hewan. Sedangkan mereka tidak mengetahui sebenarnya
ada manfaat lain dari tumbuhan kesumba ini. Kami meneliti bahwa
tumbuhan ini banyak tumbuh liar walaupun tidak ditanam. Ini
berarti sebuah potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk
dimanfaatkan sebagai alternative lain bagi pewarna tekstil terutama
untuk yang berbahan baku alami. Untuk mendukung penelitian kami
ini akhirnya kami melakukan penelitian lebih lanjut terhadap potensi
buah kesumba ini. Ternyata dari hasil penelitian diperoleh bahwa
tumbuhan kesumba ini selalu berbuah sepanjang tahun. Yang artinya
akan selalu ada pula biji yang dihasilkan sepanjang tahun sebuah
potensi yang sangat besar.
14. Selain itu kami mengetahui bahwa buah kesumba ini hanya
membutuhkan waktu tiga minggu sampai satu bulan untuk matang
sempurna. Merupakan waktu yang sangat singkat bagi buah untuk
menjadi matang. Selain itu seperti yang sudah kami ungkapkan
sebelumnya, tumbuhan ini hanya tumbuh liar saja dikebun-kebun
warga. Kalau tidak ditanam saja tumbuhan ini dapat tumbuh subur
dan banyak dikabupaten Bengkulu selatan, bagaimana jika
tumbuhan kesumba ini benar-benar dikembang biakkan secara
baik. Menurut Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan
kering di seluruh Indonesia. Mengingat lahan kering dikabuten
Bengkulu selatan yang masih luas ini , jika pemerintah daerah
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Lahan kering ini
dapat dijadikan sebagai lahan produktif dengan ditanami dengan
tumbuhan kesumba. Selain memanfaatkan lahan yang masih
kosong, menanam kembali lahan kering ini dapat dijadikan
alternatif jitu untuk menggalakkan sistem reboisasi hutan atau
penanaman hutan kembali
15. Karena tumbuhan hijau seperti kesumba dapat mengahsilkan
oksigen dan menyerap CO2 yang sangat berbahaya bagi paru-
paru dunia dan lingkungan. Setelah melakukan penelitian
kami juga melihat satu lagi potensi yang sangat besar bagi
biji tanaman ini . Karena kepekatan warnanya yang sangat
besar ternyata hanya dibutuhkan sepuluh butir biji untuk
mewarnai kain selebar 20 X 20 cm kain putih. Warna yang
dihasilkan oleh biji tanaman ini adalah orange pekat yang
ternyata sangat pekat jika dijadikan pewarna bagi kain putih .
Melihat dari berbagai kelebihan dan keunggulan dari
tanaman ini . Sudah sepantasnya tumbuhan kesumba ini
memiliki potensi tersembunyi yang sangat besar sebagai
bahan pewarna tekstil alami di kabupaten Bengkulu selatan.
16. B. Cara dan proses pembuatan bahan pewarna tekstil alami dari biji
buah Kesumba.
Tanaman rambutan hutan atau biasa disebut kesumba ini memiliki
buah yang terdiri dari 10% daging buah, 50 % kulit buah dan 40 % biji buah.
Tanaman ini mempunyai banyak biji yang berwarna merah tua, jika
diekstrak akan berwarna merah pekat.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pewarna alami
dari biji kesumba adalah sebagai berikut :
Alat yang diperlukan :
1. Satu buah alat penggilingan
2. Satu buah wajan tempat perebusan larutan pewarna tekstil alami
3. empat buah mangkok kecil yang masing-masing digunakan untuk :
a. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan larutan pewarna
b. 1 mangkok untuk meletakkan air sebagai pelarut
c. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan hasil larutan pewarna tekstil
dan air
d. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan ampas kotoran hasil pelarutan
4. Dua buah sendok makan
5. Kompor yang digunakan untuk merebus larutan pewarna dengan kain
putih
6. Satu buah tempat penjemuran kain hasil produksi.
17. Gambar 1.
Contoh gambar alat yang dapat digunakan dalam Proses pembuatan zat
pewarna alami dari biji buah Kesumbah
18. A. Proses pembuatan pewarna alami biji rambutan hutan ( kesumba ),
dimana tahapan – tahapan ini terdiri dari :
1. Proses pemetikan buah kesumba : Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal lakukanlah pemilihan terhadap buah yang akan dipetik terlebih
dahulu. Usahakan buah kesumba yang akan dipetik sudah matang tidak
muda namun juga tidak terlalu tua, karena usia buah akan turut
mempengaruhi hasil pewarnaan pada kain. Kemudian petiklah buah
kesumba dari tangkai bagian bawah hal ini dilakukan karena biji kesumba
ini sangatlah rapuh sehinga mudah terlepas.
Gambar 2.
Contoh gambar buah yang baik untuk dipetik
19. 2. Proses pengupasan biji kesumba dari kulit buah : Pertama-
tama yang harus dilakukan adalah membelah buah kesumba
dari bagian atasnya . Hal ini dilakukan agar tidak merusak biji
kesumba juga agar lebih mudah dilakukan karena buah
kesumba beruas-ruas seperti pada buah durian. Setelah
dibuka kemudian pisahkan biji kesumba dari tangkai bijinya
sehingga biji kesumba terpisah menjadi bentuk butiran-
butiran biji.
3. Proses pensterilan biji kesumba : Agar dapat memastikan
agar tidak ada lagi kuman dan kotoran yang terbawa pada biji
kesumba kita perlu melakukan pesterilan. Yaitu dengan
membasuh biji kesumba yang telah berbentuk butiran tadi
pada air yang mengalir. Setelah dirasa cukup kemudian
tiriskan biji kesumba lalu keringkan beberapa saat.
20. 4. Proses pembuatan bahan pewarna alami kesumba : Setelah biji
kesumba kering kemudian siapkan alat alat dan bahan yang
diperlukan. Pertama piriklah biji kesumba dengan alat tradisional
untuk memastikan biji tidak terkontaminasi dengan zat-zat lain.
Lakukan pemirikkan sampai biji kesumba hampir berbentuk
serbuk-serbuk halus. Setelah halus kemudian saringlah biji
kesumba tadi dengan penyaring dapur. Setelah disaring kita akan
mendapatkan ekstrak biji kesumba dalam bentuk serbuk halus.
Gambar 3.
Contoh gambar dalam proses pemirikan sampai biji kesumba hampir berbentuk
serbuk
21. B. Proses pewarnaan kain dengan bahan pewarna tekstil
alami biji rambutan hutan ( kesumba) :
1. Tahap pencampuran serbuk pewarna tekstil kesumba
dengan larutan air : Untuk mendapatkan hasil maksimum ,
dalam proses pelarutan zat pewarna tekstil alami kesumba
diperlukan keseimbangan yang tepat dalam pencampuran
larutan air dengan bahan pewarna tekstil alami kesumba.
Agar warna pewarna yang diinginkan tidak terlalu kental dan
tidak terlalu encer maka diperlukan takaran sebagai berikut :
untuk melarutkan air sebanyak 100 ml diperlukan larutan
pewarna sebanyak satu sendok makan atau kurang lebih 2,5
ml. Dari larutan 100 ml air dan 2,5 ml pewarna tekstil alami
tersebut dapat dihasilkan pewarna tekstil alami yang cukup
mewarnai kain putih dengan luas 900 cm2
22. 2. Tahap perebusan larutan pewarna tekstil alami : Agar
warna yang dihasilkan sempurna juga agar kain yang
digunakan tidak rusak, maka dalam proses perebusan
diperlukan takaran suhu yang tepat. Dalam artian tidak
terlalu panas, untuk larutan sebanyak 102,5 ml maka suhu
yang diperlukan kurang lebih 750 Jika larutan yang direbus
lebih banyak maka suhu boleh dinaikkan . Jadi bisa
disimpulkan suhu dalam perebusan larutan pewarna tekstil
alami harus disesuaikan dengan volume larutan pewarna
tekstil alami. Setelah takaran suhu dan larutan dirasa tepat
maka lakukanlah perebusan sampai larutan pewarna
tekstil direbus sampai panas tetapi belum sampai
mendidih.
24. 3. Tahap pewarnaan kain putih dengan larutan pewarna tekstil :
Setelah air larutan sudah hangat maka tahapan selanjutnya adalah
memasukkan kain putih kedalam wajan perebusan pewarna. Teknik
perebusan atau teknik memasukkan kain kedalam wajan tidaklah
sembarangan . Agar hasil pewarnaan kainnya maksimal maka
diperlukan teknik yang tepat. Pada saat tahap pewarnaan kain
masukkanlah kasin dengan posisi tidak terlipat namun buatlah agar
seluruh permukaan kain tidak saling menutupi satu sama lain. Pada
saat perebusan kain jangan lupa untuk membalik sisi-sisi kain agar
proses pewarnaannya berlangsung sempurna. Proses pewarnaan ini
dilakukan agar seluruh sisi permukaan kain memiliki atau
mendapatkan pewarnaan yang merata sehingga tidak ada bagian kain
yang berwarna terlalu pekat ataupun terlalu pudar. Lakukanlah proses
perebusan sampai seluruh permukaan kain terwarnai dengan
sempurna . Untuk kain dengan luas 9000C yang diwarnai dengan
pewarna tekstil 102,5 ml maka diperlukan waktu kurang lebih 30 menit
atau setengah jam untuk merebusnya pada suhu 750C. Setelah kain
telah terwarnai dengan semppurna kemudian angkat kain dari larutan
pewarna.
25. Gambar 5.
Gambar berikut ini merupakan contoh proses pemasukan kain ke dalam
larutan biji buah kesumba.
26. 4. Proses pengeringan kain setelah pewarnaan selesai : Agar
warna yang dihasilkan kering sempurna lakukan pengeringan
secara manual dengan menjemurnya dibawah sinar matahari.
Proses penjemuran ini berlangsung selama 2 hari jika cuaca
mendukung . Sedangkan kalau cuaca sedang tidak bersahabat
atau ketika musim penghujan maka proses penjemuran dapat
berlangsung selama 3-5 hari. Setelah kain telah kering dengan
sempurna kemudian angkatlah kain lalu lakukan pembersihan
terakhir.
5. Proses pembersihan kain yang telah diwarnai : Pada saat
kain yang diwarnai telah kering ternyata masih ada kotoran
yang masih tersisa pada kain hasil pewarnaan. Maka
lakukanlah pembersihan terakhir dengan membilas kain
sebanyak 3 kali sampai kain dirasa benar-benar bersih
sempurna dan siap untuk dijual ataupun untuk dijahit menjadi
bahan baku pakaian.
27. Gambar 6.
Gambar berikut ini merupakan contoh hasil pewarnaan kain putih dari
biji buah kesumbah.
28. BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang dilakukan penulis di atas, maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Potensi Rambutan hutan ( kesumba ) di Indonesia
khususnya di Bengkulu Selatan sangatlah baik, hal itu karena
Rambutan hutan sangat cocok tumbuh di lahan kritis
sehingga peluang untuk tumbuh juga sangatlah besar.
2. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan
teknik pengolahan yang baik dalam pengolahan biji rambutan
hutan (kesumba) ini , karena jika takaran dan teknik
pengolahannya tidak tepat maka hasil yang didapatpun tidak
akan maksimum.
29. B. Saran
1. Kepada masyarakat, agar dapat lebih memanfaatkan lagi tubuhan
rambutan hutan ini agar dapat lebuh diefesienkan lagi
pemanfaatannya. Sehingga rambutan hutan tidak hanya dibiarkan
menjadi tumbuhan liar yang dijadikan sebagai pagar hidup bagi
kebun-kebun warga. Dengan diadakannya penelitian ini hendaknya
masyarakat dapat lebih mengetahui potensi terpendam dari tanaman
yang sering kita temui ini. Sehinnga diharapkan masyarakat dapat
terarik untuk membudidayakan tanaman ini. Sehingga dapat bernilai
ekonomi bagi masyarakat itu sendiri.
2. Kepada pihak perusahaan tekstil, agar dapat melihat sebuah peluang
baru yang lebih taktis dan ramah lingkungan dalam mendapatkan
bahan baku yang lebih mudah dan alami. Diharapkan kepada pihak
industri tekstil agar dapat mulai beralih menggunakan bahn baku
pewarna baru ini. Terutama industri-industri tekstil yang terdapat di
kabupaten Bengkulu selatan ataupun provinsi Bengkulu agar dapat
membangkitka geliat perekonomian terutama bagi pihak petani-
petani kecil.