SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
POTENSI BIJI BUAH KESUMBA SEBAGAI
  BAHAN PEWARNA TEKSTIL ALAMI
 DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

           DISUSUN OLEH :
            . Atika Pratiwi
              •Cipta Ilahi
           •Linggo Liandri


 S MA N E G E R I 1 B E N G K U L U
           SEL AT AN
               2011
BAB I




PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1. Di era moderen ini banyak sekali tanaman-tanaman liar di
   daerah-daerah pedesaan, terutama di Kabupaten Bengkulu
   Selatan yang hanya dibiarkan saja dan tidak diteliti
   manfaatnya, Hal ini sangat disayangkan mengingat sangat
   besar manfaatnya jika kita mengetahui manfaat apa saja
   yang bisa ditimbulkan dari tanaman-tanaman liar tersebut.
2. Di era moderen ini banyak sekali perusahan-perusahan
   tekstil yang kesulitan mendapatkan bahan baku pembuatan
   pewarna tekstil itu sendiri. Hal ini disebabkan karena sumber
   bahan baku pembuatan pewarna tekstil ini sudah mulai
   langka dan sulit dibudidayakan. hal ini berbanding terbalik
   dengan jumlah konsumen yang terus meningkat setiap
   tahunnnya.
Masalah yang diangkat dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Bagaimanakah potensi biji buah kesumba
sebagai bahan baku pewarna tekstil alami ?
2. Bagaimanakah cara dan proses pembuatan
bahan pewarna tekstil alami dari biji buah
kesumba ?
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1. Untuk mengetahui potensi biji buah
kesumba Sebagai bahan baku pewarna
tekstil.
2. Untuk mengetahui cara dan proses
pembuatan bahan pewarna tekstil alami
dari biji buah kesumba.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, menambah wawasan terhadap pembuatan karya
   tulis dan wawasan terhadap potensi biji buah kesumba sebagai
   pengganti pewarna tekstil berbahaya.
2. Bagi masyarakat, memberikan informasi tentang manfaat
   tersembunyi dari biji buah kesumba ini yang bisa meningkatkan
   pendapatan dari segi ekonomi dan membantu mereka terhindar
   dari bahaya kandungan zat kimia pewarna tekstil.
3. Bagi Industri tekstil, memberikan pemecahan masalah atau jalan
   keluar terhadap persoalan limbah pewarna tekstil dengan
   mengganti pewarna tekstil yang berbahaya dengan pewarna
   tekstil alami.
4. Bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, memberikan
   informasi bagaimana potensi biji Rambutan Hutan yang dapat
   digunakan sebagai bahan baku pewarna tekstil alami di Privinsi
   Bengkulu dan memberikan informasi bahwa biji Rambutan Hutan
   dapat memberikan manfaat besar karena bisa dijadikan sumber
   bahan baku baru yaitu pewarna tekstil.
Jenis
    penelitian



Berdasarkan Eksperimen
Teknik Pengumpulan Data




OBSERVASI          WAWANCARA      PUSTAKA
BAB IV




PEMBAHASAN
A. Potensi biji buah kesumba sebagai pewarna tekstil alami.
        Tanaman kesumba atau yang biasa disebut dengan
rambutan hutan ini ternyata memiliki banyak manfaat. Salah
satu bagian dari tumbuhan ini yang memiliki manfaat adalah
bagian bijinya. Dari penelitian yang telah kami lakukan
ternyata biji kesumba ini dapat dijadikan sebagai bahan baku
pewarna tekstil alami. Dahulu biji tumbuhan ini hanya dikenal
masyarakat sebagai tumbuhan liar biasa yang sering
digunakan oleh anak-anak sebagai pewarna kuku alami.
Berangkat dari inilah akhirnya kami menemukan manfaat
tersembunyi lainnya dari tanaman ini. Selain itu kami juga
melihat potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk
tumbuh di kabupaten Bengkulu selatan. Tumbuhan kesumba
ini biasa hidup ditempat-tempat daerah tropis dan dataran
rendah, seperti di kabupaten Bengkulu selatan.
Sekarang ini pohon kesumba banyak tumbuh liar di kebun-kebun
warga. Dari wawancara yang telah kami lakukan kepada salah satu
pemilik kebun, ternyata tumbuhan ini dimanfaatkan warga hanya
sebagai pagar alami untuk melindungi kebun-kebun mereka dari
serangan hewan. Sedangkan mereka tidak mengetahui sebenarnya
ada manfaat lain dari tumbuhan kesumba ini. Kami meneliti bahwa
tumbuhan ini banyak tumbuh liar walaupun tidak ditanam. Ini
berarti sebuah potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk
dimanfaatkan sebagai alternative lain bagi pewarna tekstil terutama
untuk yang berbahan baku alami. Untuk mendukung penelitian kami
ini akhirnya kami melakukan penelitian lebih lanjut terhadap potensi
buah kesumba ini. Ternyata dari hasil penelitian diperoleh bahwa
tumbuhan kesumba ini selalu berbuah sepanjang tahun. Yang artinya
akan selalu ada pula biji yang dihasilkan sepanjang tahun sebuah
potensi yang sangat besar.
Selain itu kami mengetahui bahwa buah kesumba ini hanya
membutuhkan waktu tiga minggu sampai satu bulan untuk matang
sempurna. Merupakan waktu yang sangat singkat bagi buah untuk
menjadi matang. Selain itu seperti yang sudah kami ungkapkan
sebelumnya, tumbuhan ini hanya tumbuh liar saja dikebun-kebun
warga. Kalau tidak ditanam saja tumbuhan ini dapat tumbuh subur
dan banyak dikabupaten Bengkulu selatan, bagaimana jika
tumbuhan kesumba ini benar-benar dikembang biakkan secara
baik. Menurut Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan
kering di seluruh Indonesia. Mengingat lahan kering dikabuten
Bengkulu selatan yang masih luas ini , jika pemerintah daerah
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Lahan kering ini
dapat dijadikan sebagai lahan produktif dengan ditanami dengan
tumbuhan kesumba. Selain memanfaatkan lahan yang masih
kosong, menanam kembali lahan kering ini dapat dijadikan
alternatif jitu untuk menggalakkan sistem reboisasi hutan atau
penanaman hutan kembali
Karena tumbuhan hijau seperti kesumba dapat mengahsilkan
oksigen dan menyerap CO2 yang sangat berbahaya bagi paru-
paru dunia dan lingkungan. Setelah melakukan penelitian
kami juga melihat satu lagi potensi yang sangat besar bagi
biji tanaman ini . Karena kepekatan warnanya yang sangat
besar ternyata hanya dibutuhkan sepuluh butir biji untuk
mewarnai kain selebar 20 X 20 cm kain putih. Warna yang
dihasilkan oleh biji tanaman ini adalah orange pekat yang
ternyata sangat pekat jika dijadikan pewarna bagi kain putih .
Melihat dari berbagai kelebihan dan keunggulan dari
tanaman ini . Sudah sepantasnya tumbuhan kesumba ini
memiliki potensi tersembunyi yang sangat besar sebagai
bahan pewarna tekstil alami di kabupaten Bengkulu selatan.
B. Cara dan proses pembuatan bahan pewarna tekstil alami dari biji
buah Kesumba.
    Tanaman rambutan hutan atau biasa disebut kesumba ini memiliki
buah yang terdiri dari 10% daging buah, 50 % kulit buah dan 40 % biji buah.
Tanaman ini mempunyai banyak biji yang berwarna merah tua, jika
diekstrak akan berwarna merah pekat.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pewarna alami
dari biji kesumba adalah sebagai berikut :
 Alat yang diperlukan :
1. Satu buah alat penggilingan
2. Satu buah wajan tempat perebusan larutan pewarna tekstil alami
3. empat buah mangkok kecil yang masing-masing digunakan untuk :
a. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan larutan pewarna
b. 1 mangkok untuk meletakkan air sebagai pelarut
c. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan hasil larutan pewarna tekstil
dan air
d. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan ampas kotoran hasil pelarutan
4. Dua buah sendok makan
5. Kompor yang digunakan untuk merebus larutan pewarna dengan kain
putih
6. Satu buah tempat penjemuran kain hasil produksi.
Gambar 1.
Contoh gambar alat yang dapat digunakan dalam Proses pembuatan zat
              pewarna alami dari biji buah Kesumbah
A. Proses pembuatan pewarna alami biji rambutan hutan ( kesumba ),
dimana tahapan – tahapan ini terdiri dari :

1. Proses pemetikan buah kesumba : Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal lakukanlah pemilihan terhadap buah yang akan dipetik terlebih
dahulu. Usahakan buah kesumba yang akan dipetik sudah matang tidak
muda namun juga tidak terlalu tua, karena usia buah akan turut
mempengaruhi hasil pewarnaan pada kain. Kemudian petiklah buah
kesumba dari tangkai bagian bawah hal ini dilakukan karena biji kesumba
ini sangatlah rapuh sehinga mudah terlepas.




                             Gambar 2.
            Contoh gambar buah yang baik untuk dipetik
2. Proses pengupasan biji kesumba dari kulit buah : Pertama-
tama yang harus dilakukan adalah membelah buah kesumba
dari bagian atasnya . Hal ini dilakukan agar tidak merusak biji
kesumba juga agar lebih mudah dilakukan karena buah
kesumba beruas-ruas seperti pada buah durian. Setelah
dibuka kemudian pisahkan biji kesumba dari tangkai bijinya
sehingga biji kesumba terpisah menjadi bentuk butiran-
butiran biji.

3. Proses pensterilan biji kesumba : Agar dapat memastikan
agar tidak ada lagi kuman dan kotoran yang terbawa pada biji
kesumba kita perlu melakukan pesterilan. Yaitu dengan
membasuh biji kesumba yang telah berbentuk butiran tadi
pada air yang mengalir. Setelah dirasa cukup kemudian
tiriskan biji kesumba lalu keringkan beberapa saat.
4. Proses pembuatan bahan pewarna alami kesumba : Setelah biji
kesumba kering kemudian siapkan alat alat dan bahan yang
diperlukan. Pertama piriklah biji kesumba dengan alat tradisional
untuk memastikan biji tidak terkontaminasi dengan zat-zat lain.
Lakukan pemirikkan sampai biji kesumba hampir berbentuk
serbuk-serbuk halus. Setelah halus kemudian saringlah biji
kesumba tadi dengan penyaring dapur. Setelah disaring kita akan
mendapatkan ekstrak biji kesumba dalam bentuk serbuk halus.




                              Gambar 3.
Contoh gambar dalam proses pemirikan sampai biji kesumba hampir berbentuk
                                 serbuk
B. Proses pewarnaan kain dengan bahan pewarna tekstil
alami biji rambutan hutan ( kesumba) :

1. Tahap pencampuran serbuk pewarna tekstil kesumba
dengan larutan air : Untuk mendapatkan hasil maksimum ,
dalam proses pelarutan zat pewarna tekstil alami kesumba
diperlukan keseimbangan yang tepat dalam pencampuran
larutan air dengan bahan pewarna tekstil alami kesumba.
Agar warna pewarna yang diinginkan tidak terlalu kental dan
tidak terlalu encer maka diperlukan takaran sebagai berikut :
untuk melarutkan air sebanyak 100 ml diperlukan larutan
pewarna sebanyak satu sendok makan atau kurang lebih 2,5
ml. Dari larutan 100 ml air dan 2,5 ml pewarna tekstil alami
tersebut dapat dihasilkan pewarna tekstil alami yang cukup
mewarnai kain putih dengan luas 900 cm2
2. Tahap perebusan larutan pewarna tekstil alami : Agar
warna yang dihasilkan sempurna juga agar kain yang
digunakan tidak rusak, maka dalam proses perebusan
diperlukan takaran suhu yang tepat. Dalam artian tidak
terlalu panas, untuk larutan sebanyak 102,5 ml maka suhu
yang diperlukan kurang lebih 750 Jika larutan yang direbus
lebih banyak maka suhu boleh dinaikkan . Jadi bisa
disimpulkan suhu dalam perebusan larutan pewarna tekstil
alami harus disesuaikan dengan volume larutan pewarna
tekstil alami. Setelah takaran suhu dan larutan dirasa tepat
maka lakukanlah perebusan sampai larutan pewarna
tekstil direbus sampai panas tetapi belum sampai
mendidih.
Gambar 4.
Gambar berikut ini merupakan contoh proses perebusan biji buah
                          kesumba
3. Tahap pewarnaan kain putih dengan larutan pewarna tekstil :
Setelah air larutan sudah hangat maka tahapan selanjutnya adalah
memasukkan kain putih kedalam wajan perebusan pewarna. Teknik
perebusan atau teknik memasukkan kain kedalam wajan tidaklah
sembarangan . Agar hasil pewarnaan kainnya maksimal maka
diperlukan teknik yang tepat. Pada saat tahap pewarnaan kain
masukkanlah kasin dengan posisi tidak terlipat namun buatlah agar
seluruh permukaan kain tidak saling menutupi satu sama lain. Pada
saat perebusan kain jangan lupa untuk membalik sisi-sisi kain agar
proses pewarnaannya berlangsung sempurna. Proses pewarnaan ini
dilakukan agar seluruh sisi permukaan kain memiliki atau
mendapatkan pewarnaan yang merata sehingga tidak ada bagian kain
yang berwarna terlalu pekat ataupun terlalu pudar. Lakukanlah proses
perebusan sampai seluruh permukaan kain terwarnai dengan
sempurna . Untuk kain dengan luas 9000C yang diwarnai dengan
pewarna tekstil 102,5 ml maka diperlukan waktu kurang lebih 30 menit
atau setengah jam untuk merebusnya pada suhu 750C. Setelah kain
telah terwarnai dengan semppurna kemudian angkat kain dari larutan
pewarna.
Gambar 5.

Gambar berikut ini merupakan contoh proses pemasukan kain ke dalam
                     larutan biji buah kesumba.
4. Proses pengeringan kain setelah pewarnaan selesai : Agar
warna yang dihasilkan kering sempurna lakukan pengeringan
secara manual dengan menjemurnya dibawah sinar matahari.
Proses penjemuran ini berlangsung selama 2 hari jika cuaca
mendukung . Sedangkan kalau cuaca sedang tidak bersahabat
atau ketika musim penghujan maka proses penjemuran dapat
berlangsung selama 3-5 hari. Setelah kain telah kering dengan
sempurna kemudian angkatlah kain lalu lakukan pembersihan
terakhir.
5. Proses pembersihan kain yang telah diwarnai : Pada saat
kain yang diwarnai telah kering ternyata masih ada kotoran
yang masih tersisa pada kain hasil pewarnaan. Maka
lakukanlah pembersihan terakhir dengan membilas kain
sebanyak 3 kali sampai kain dirasa benar-benar bersih
sempurna dan siap untuk dijual ataupun untuk dijahit menjadi
bahan baku pakaian.
Gambar 6.

Gambar berikut ini merupakan contoh hasil pewarnaan kain putih dari
                       biji buah kesumbah.
BAB V

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang dilakukan penulis di atas, maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Potensi Rambutan hutan ( kesumba ) di Indonesia
khususnya di Bengkulu Selatan sangatlah baik, hal itu karena
Rambutan hutan sangat cocok tumbuh di lahan kritis
sehingga peluang untuk tumbuh juga sangatlah besar.
2. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan
teknik pengolahan yang baik dalam pengolahan biji rambutan
hutan (kesumba) ini , karena jika takaran dan teknik
pengolahannya tidak tepat maka hasil yang didapatpun tidak
akan maksimum.
B. Saran
1. Kepada masyarakat, agar dapat lebih memanfaatkan lagi tubuhan
    rambutan hutan ini agar dapat lebuh diefesienkan lagi
    pemanfaatannya. Sehingga rambutan hutan tidak hanya dibiarkan
    menjadi tumbuhan liar yang dijadikan sebagai pagar hidup bagi
    kebun-kebun warga. Dengan diadakannya penelitian ini hendaknya
    masyarakat dapat lebih mengetahui potensi terpendam dari tanaman
    yang sering kita temui ini. Sehinnga diharapkan masyarakat dapat
    terarik untuk membudidayakan tanaman ini. Sehingga dapat bernilai
    ekonomi bagi masyarakat itu sendiri.
2. Kepada pihak perusahaan tekstil, agar dapat melihat sebuah peluang
    baru yang lebih taktis dan ramah lingkungan dalam mendapatkan
    bahan baku yang lebih mudah dan alami. Diharapkan kepada pihak
    industri tekstil agar dapat mulai beralih menggunakan bahn baku
    pewarna baru ini. Terutama industri-industri tekstil yang terdapat di
    kabupaten Bengkulu selatan ataupun provinsi Bengkulu agar dapat
    membangkitka geliat perekonomian terutama bagi pihak petani-
    petani kecil.
demikianlah yang bisa kami sampaikan, Wr.Wb.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)
KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)
KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)Ayda.N Mazlan
 
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...faniardiani
 
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...Repository Ipb
 
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUPRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUMuhayan Al-Idris
 
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIAMENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIARepository Ipb
 
Topik 3 teknik pengolahan limbak lunak organik
Topik 3  teknik pengolahan limbak lunak organikTopik 3  teknik pengolahan limbak lunak organik
Topik 3 teknik pengolahan limbak lunak organikAgus Tri
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2wahyuddin S.T
 
limbah tembakau sebagai pestisida organik
limbah tembakau sebagai pestisida organiklimbah tembakau sebagai pestisida organik
limbah tembakau sebagai pestisida organikIrvani Syahrika
 
Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukafifauliya
 
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya Hanson Siagian
 
Membuat obat nyamuk ramah lingkungan
Membuat obat nyamuk ramah lingkunganMembuat obat nyamuk ramah lingkungan
Membuat obat nyamuk ramah lingkunganomalie
 

La actualidad más candente (14)

KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)
KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)
KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE)
 
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
 
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
POTENSI EKSTRAK Rhizophora sp. SEBAGAI INHIBITOR TIROSINASE (Potency of Rhizo...
 
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUPRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
 
Pf
PfPf
Pf
 
11735174
1173517411735174
11735174
 
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIAMENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
MENJADIKAN UBI KAYU SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI DI INDONESIA
 
Topik 3 teknik pengolahan limbak lunak organik
Topik 3  teknik pengolahan limbak lunak organikTopik 3  teknik pengolahan limbak lunak organik
Topik 3 teknik pengolahan limbak lunak organik
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
 
limbah tembakau sebagai pestisida organik
limbah tembakau sebagai pestisida organiklimbah tembakau sebagai pestisida organik
limbah tembakau sebagai pestisida organik
 
Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupuk
 
Bab i 5
Bab i 5Bab i 5
Bab i 5
 
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
 
Membuat obat nyamuk ramah lingkungan
Membuat obat nyamuk ramah lingkunganMembuat obat nyamuk ramah lingkungan
Membuat obat nyamuk ramah lingkungan
 

Similar a Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)

Similar a Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah) (20)

Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Bab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratBab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan serat
 
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
BIMTEK BIOSAKA 2023 MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN.pptx
BIMTEK BIOSAKA 2023 MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN.pptxBIMTEK BIOSAKA 2023 MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN.pptx
BIMTEK BIOSAKA 2023 MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN.pptx
 
Makalah prakarya kelompok 3
Makalah prakarya kelompok 3Makalah prakarya kelompok 3
Makalah prakarya kelompok 3
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Vertikultur
VertikulturVertikultur
Vertikultur
 
Laporan 6
Laporan 6Laporan 6
Laporan 6
 
Proposal Kerjasama Budidaya Jahe Gajah.pdf
Proposal Kerjasama Budidaya Jahe Gajah.pdfProposal Kerjasama Budidaya Jahe Gajah.pdf
Proposal Kerjasama Budidaya Jahe Gajah.pdf
 
Tugas tanaman
Tugas tanamanTugas tanaman
Tugas tanaman
 
Essay anes (pramuka)
Essay anes    (pramuka)Essay anes    (pramuka)
Essay anes (pramuka)
 
Laporan Penanaman Cabe.docx
Laporan Penanaman Cabe.docxLaporan Penanaman Cabe.docx
Laporan Penanaman Cabe.docx
 
Pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organikPembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organik
 
DECOMPOSER.pptx
DECOMPOSER.pptxDECOMPOSER.pptx
DECOMPOSER.pptx
 
Cara ternak belut di rumah
Cara ternak belut di rumahCara ternak belut di rumah
Cara ternak belut di rumah
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-KPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
 
Masalah limbah padat
Masalah limbah padatMasalah limbah padat
Masalah limbah padat
 
Verikultur
VerikulturVerikultur
Verikultur
 

Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)

  • 1. POTENSI BIJI BUAH KESUMBA SEBAGAI BAHAN PEWARNA TEKSTIL ALAMI DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN DISUSUN OLEH : . Atika Pratiwi •Cipta Ilahi •Linggo Liandri S MA N E G E R I 1 B E N G K U L U SEL AT AN 2011
  • 3. LATAR BELAKANG 1. Di era moderen ini banyak sekali tanaman-tanaman liar di daerah-daerah pedesaan, terutama di Kabupaten Bengkulu Selatan yang hanya dibiarkan saja dan tidak diteliti manfaatnya, Hal ini sangat disayangkan mengingat sangat besar manfaatnya jika kita mengetahui manfaat apa saja yang bisa ditimbulkan dari tanaman-tanaman liar tersebut. 2. Di era moderen ini banyak sekali perusahan-perusahan tekstil yang kesulitan mendapatkan bahan baku pembuatan pewarna tekstil itu sendiri. Hal ini disebabkan karena sumber bahan baku pembuatan pewarna tekstil ini sudah mulai langka dan sulit dibudidayakan. hal ini berbanding terbalik dengan jumlah konsumen yang terus meningkat setiap tahunnnya.
  • 4. Masalah yang diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagaimanakah potensi biji buah kesumba sebagai bahan baku pewarna tekstil alami ? 2. Bagaimanakah cara dan proses pembuatan bahan pewarna tekstil alami dari biji buah kesumba ?
  • 5. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah 1. Untuk mengetahui potensi biji buah kesumba Sebagai bahan baku pewarna tekstil. 2. Untuk mengetahui cara dan proses pembuatan bahan pewarna tekstil alami dari biji buah kesumba.
  • 6. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi penulis, menambah wawasan terhadap pembuatan karya tulis dan wawasan terhadap potensi biji buah kesumba sebagai pengganti pewarna tekstil berbahaya. 2. Bagi masyarakat, memberikan informasi tentang manfaat tersembunyi dari biji buah kesumba ini yang bisa meningkatkan pendapatan dari segi ekonomi dan membantu mereka terhindar dari bahaya kandungan zat kimia pewarna tekstil. 3. Bagi Industri tekstil, memberikan pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan limbah pewarna tekstil dengan mengganti pewarna tekstil yang berbahaya dengan pewarna tekstil alami. 4. Bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, memberikan informasi bagaimana potensi biji Rambutan Hutan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna tekstil alami di Privinsi Bengkulu dan memberikan informasi bahwa biji Rambutan Hutan dapat memberikan manfaat besar karena bisa dijadikan sumber bahan baku baru yaitu pewarna tekstil.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Jenis penelitian Berdasarkan Eksperimen
  • 12. A. Potensi biji buah kesumba sebagai pewarna tekstil alami. Tanaman kesumba atau yang biasa disebut dengan rambutan hutan ini ternyata memiliki banyak manfaat. Salah satu bagian dari tumbuhan ini yang memiliki manfaat adalah bagian bijinya. Dari penelitian yang telah kami lakukan ternyata biji kesumba ini dapat dijadikan sebagai bahan baku pewarna tekstil alami. Dahulu biji tumbuhan ini hanya dikenal masyarakat sebagai tumbuhan liar biasa yang sering digunakan oleh anak-anak sebagai pewarna kuku alami. Berangkat dari inilah akhirnya kami menemukan manfaat tersembunyi lainnya dari tanaman ini. Selain itu kami juga melihat potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk tumbuh di kabupaten Bengkulu selatan. Tumbuhan kesumba ini biasa hidup ditempat-tempat daerah tropis dan dataran rendah, seperti di kabupaten Bengkulu selatan.
  • 13. Sekarang ini pohon kesumba banyak tumbuh liar di kebun-kebun warga. Dari wawancara yang telah kami lakukan kepada salah satu pemilik kebun, ternyata tumbuhan ini dimanfaatkan warga hanya sebagai pagar alami untuk melindungi kebun-kebun mereka dari serangan hewan. Sedangkan mereka tidak mengetahui sebenarnya ada manfaat lain dari tumbuhan kesumba ini. Kami meneliti bahwa tumbuhan ini banyak tumbuh liar walaupun tidak ditanam. Ini berarti sebuah potensi yang sangat besar bagi tumbuhan ini untuk dimanfaatkan sebagai alternative lain bagi pewarna tekstil terutama untuk yang berbahan baku alami. Untuk mendukung penelitian kami ini akhirnya kami melakukan penelitian lebih lanjut terhadap potensi buah kesumba ini. Ternyata dari hasil penelitian diperoleh bahwa tumbuhan kesumba ini selalu berbuah sepanjang tahun. Yang artinya akan selalu ada pula biji yang dihasilkan sepanjang tahun sebuah potensi yang sangat besar.
  • 14. Selain itu kami mengetahui bahwa buah kesumba ini hanya membutuhkan waktu tiga minggu sampai satu bulan untuk matang sempurna. Merupakan waktu yang sangat singkat bagi buah untuk menjadi matang. Selain itu seperti yang sudah kami ungkapkan sebelumnya, tumbuhan ini hanya tumbuh liar saja dikebun-kebun warga. Kalau tidak ditanam saja tumbuhan ini dapat tumbuh subur dan banyak dikabupaten Bengkulu selatan, bagaimana jika tumbuhan kesumba ini benar-benar dikembang biakkan secara baik. Menurut Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan kering di seluruh Indonesia. Mengingat lahan kering dikabuten Bengkulu selatan yang masih luas ini , jika pemerintah daerah dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Lahan kering ini dapat dijadikan sebagai lahan produktif dengan ditanami dengan tumbuhan kesumba. Selain memanfaatkan lahan yang masih kosong, menanam kembali lahan kering ini dapat dijadikan alternatif jitu untuk menggalakkan sistem reboisasi hutan atau penanaman hutan kembali
  • 15. Karena tumbuhan hijau seperti kesumba dapat mengahsilkan oksigen dan menyerap CO2 yang sangat berbahaya bagi paru- paru dunia dan lingkungan. Setelah melakukan penelitian kami juga melihat satu lagi potensi yang sangat besar bagi biji tanaman ini . Karena kepekatan warnanya yang sangat besar ternyata hanya dibutuhkan sepuluh butir biji untuk mewarnai kain selebar 20 X 20 cm kain putih. Warna yang dihasilkan oleh biji tanaman ini adalah orange pekat yang ternyata sangat pekat jika dijadikan pewarna bagi kain putih . Melihat dari berbagai kelebihan dan keunggulan dari tanaman ini . Sudah sepantasnya tumbuhan kesumba ini memiliki potensi tersembunyi yang sangat besar sebagai bahan pewarna tekstil alami di kabupaten Bengkulu selatan.
  • 16. B. Cara dan proses pembuatan bahan pewarna tekstil alami dari biji buah Kesumba. Tanaman rambutan hutan atau biasa disebut kesumba ini memiliki buah yang terdiri dari 10% daging buah, 50 % kulit buah dan 40 % biji buah. Tanaman ini mempunyai banyak biji yang berwarna merah tua, jika diekstrak akan berwarna merah pekat. Alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pewarna alami dari biji kesumba adalah sebagai berikut : Alat yang diperlukan : 1. Satu buah alat penggilingan 2. Satu buah wajan tempat perebusan larutan pewarna tekstil alami 3. empat buah mangkok kecil yang masing-masing digunakan untuk : a. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan larutan pewarna b. 1 mangkok untuk meletakkan air sebagai pelarut c. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan hasil larutan pewarna tekstil dan air d. 1 mangkok sebagai tempat meletakkan ampas kotoran hasil pelarutan 4. Dua buah sendok makan 5. Kompor yang digunakan untuk merebus larutan pewarna dengan kain putih 6. Satu buah tempat penjemuran kain hasil produksi.
  • 17. Gambar 1. Contoh gambar alat yang dapat digunakan dalam Proses pembuatan zat pewarna alami dari biji buah Kesumbah
  • 18. A. Proses pembuatan pewarna alami biji rambutan hutan ( kesumba ), dimana tahapan – tahapan ini terdiri dari : 1. Proses pemetikan buah kesumba : Untuk mendapatkan hasil yang maksimal lakukanlah pemilihan terhadap buah yang akan dipetik terlebih dahulu. Usahakan buah kesumba yang akan dipetik sudah matang tidak muda namun juga tidak terlalu tua, karena usia buah akan turut mempengaruhi hasil pewarnaan pada kain. Kemudian petiklah buah kesumba dari tangkai bagian bawah hal ini dilakukan karena biji kesumba ini sangatlah rapuh sehinga mudah terlepas. Gambar 2. Contoh gambar buah yang baik untuk dipetik
  • 19. 2. Proses pengupasan biji kesumba dari kulit buah : Pertama- tama yang harus dilakukan adalah membelah buah kesumba dari bagian atasnya . Hal ini dilakukan agar tidak merusak biji kesumba juga agar lebih mudah dilakukan karena buah kesumba beruas-ruas seperti pada buah durian. Setelah dibuka kemudian pisahkan biji kesumba dari tangkai bijinya sehingga biji kesumba terpisah menjadi bentuk butiran- butiran biji. 3. Proses pensterilan biji kesumba : Agar dapat memastikan agar tidak ada lagi kuman dan kotoran yang terbawa pada biji kesumba kita perlu melakukan pesterilan. Yaitu dengan membasuh biji kesumba yang telah berbentuk butiran tadi pada air yang mengalir. Setelah dirasa cukup kemudian tiriskan biji kesumba lalu keringkan beberapa saat.
  • 20. 4. Proses pembuatan bahan pewarna alami kesumba : Setelah biji kesumba kering kemudian siapkan alat alat dan bahan yang diperlukan. Pertama piriklah biji kesumba dengan alat tradisional untuk memastikan biji tidak terkontaminasi dengan zat-zat lain. Lakukan pemirikkan sampai biji kesumba hampir berbentuk serbuk-serbuk halus. Setelah halus kemudian saringlah biji kesumba tadi dengan penyaring dapur. Setelah disaring kita akan mendapatkan ekstrak biji kesumba dalam bentuk serbuk halus. Gambar 3. Contoh gambar dalam proses pemirikan sampai biji kesumba hampir berbentuk serbuk
  • 21. B. Proses pewarnaan kain dengan bahan pewarna tekstil alami biji rambutan hutan ( kesumba) : 1. Tahap pencampuran serbuk pewarna tekstil kesumba dengan larutan air : Untuk mendapatkan hasil maksimum , dalam proses pelarutan zat pewarna tekstil alami kesumba diperlukan keseimbangan yang tepat dalam pencampuran larutan air dengan bahan pewarna tekstil alami kesumba. Agar warna pewarna yang diinginkan tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer maka diperlukan takaran sebagai berikut : untuk melarutkan air sebanyak 100 ml diperlukan larutan pewarna sebanyak satu sendok makan atau kurang lebih 2,5 ml. Dari larutan 100 ml air dan 2,5 ml pewarna tekstil alami tersebut dapat dihasilkan pewarna tekstil alami yang cukup mewarnai kain putih dengan luas 900 cm2
  • 22. 2. Tahap perebusan larutan pewarna tekstil alami : Agar warna yang dihasilkan sempurna juga agar kain yang digunakan tidak rusak, maka dalam proses perebusan diperlukan takaran suhu yang tepat. Dalam artian tidak terlalu panas, untuk larutan sebanyak 102,5 ml maka suhu yang diperlukan kurang lebih 750 Jika larutan yang direbus lebih banyak maka suhu boleh dinaikkan . Jadi bisa disimpulkan suhu dalam perebusan larutan pewarna tekstil alami harus disesuaikan dengan volume larutan pewarna tekstil alami. Setelah takaran suhu dan larutan dirasa tepat maka lakukanlah perebusan sampai larutan pewarna tekstil direbus sampai panas tetapi belum sampai mendidih.
  • 23. Gambar 4. Gambar berikut ini merupakan contoh proses perebusan biji buah kesumba
  • 24. 3. Tahap pewarnaan kain putih dengan larutan pewarna tekstil : Setelah air larutan sudah hangat maka tahapan selanjutnya adalah memasukkan kain putih kedalam wajan perebusan pewarna. Teknik perebusan atau teknik memasukkan kain kedalam wajan tidaklah sembarangan . Agar hasil pewarnaan kainnya maksimal maka diperlukan teknik yang tepat. Pada saat tahap pewarnaan kain masukkanlah kasin dengan posisi tidak terlipat namun buatlah agar seluruh permukaan kain tidak saling menutupi satu sama lain. Pada saat perebusan kain jangan lupa untuk membalik sisi-sisi kain agar proses pewarnaannya berlangsung sempurna. Proses pewarnaan ini dilakukan agar seluruh sisi permukaan kain memiliki atau mendapatkan pewarnaan yang merata sehingga tidak ada bagian kain yang berwarna terlalu pekat ataupun terlalu pudar. Lakukanlah proses perebusan sampai seluruh permukaan kain terwarnai dengan sempurna . Untuk kain dengan luas 9000C yang diwarnai dengan pewarna tekstil 102,5 ml maka diperlukan waktu kurang lebih 30 menit atau setengah jam untuk merebusnya pada suhu 750C. Setelah kain telah terwarnai dengan semppurna kemudian angkat kain dari larutan pewarna.
  • 25. Gambar 5. Gambar berikut ini merupakan contoh proses pemasukan kain ke dalam larutan biji buah kesumba.
  • 26. 4. Proses pengeringan kain setelah pewarnaan selesai : Agar warna yang dihasilkan kering sempurna lakukan pengeringan secara manual dengan menjemurnya dibawah sinar matahari. Proses penjemuran ini berlangsung selama 2 hari jika cuaca mendukung . Sedangkan kalau cuaca sedang tidak bersahabat atau ketika musim penghujan maka proses penjemuran dapat berlangsung selama 3-5 hari. Setelah kain telah kering dengan sempurna kemudian angkatlah kain lalu lakukan pembersihan terakhir. 5. Proses pembersihan kain yang telah diwarnai : Pada saat kain yang diwarnai telah kering ternyata masih ada kotoran yang masih tersisa pada kain hasil pewarnaan. Maka lakukanlah pembersihan terakhir dengan membilas kain sebanyak 3 kali sampai kain dirasa benar-benar bersih sempurna dan siap untuk dijual ataupun untuk dijahit menjadi bahan baku pakaian.
  • 27. Gambar 6. Gambar berikut ini merupakan contoh hasil pewarnaan kain putih dari biji buah kesumbah.
  • 28. BAB V A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang dilakukan penulis di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Potensi Rambutan hutan ( kesumba ) di Indonesia khususnya di Bengkulu Selatan sangatlah baik, hal itu karena Rambutan hutan sangat cocok tumbuh di lahan kritis sehingga peluang untuk tumbuh juga sangatlah besar. 2. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan teknik pengolahan yang baik dalam pengolahan biji rambutan hutan (kesumba) ini , karena jika takaran dan teknik pengolahannya tidak tepat maka hasil yang didapatpun tidak akan maksimum.
  • 29. B. Saran 1. Kepada masyarakat, agar dapat lebih memanfaatkan lagi tubuhan rambutan hutan ini agar dapat lebuh diefesienkan lagi pemanfaatannya. Sehingga rambutan hutan tidak hanya dibiarkan menjadi tumbuhan liar yang dijadikan sebagai pagar hidup bagi kebun-kebun warga. Dengan diadakannya penelitian ini hendaknya masyarakat dapat lebih mengetahui potensi terpendam dari tanaman yang sering kita temui ini. Sehinnga diharapkan masyarakat dapat terarik untuk membudidayakan tanaman ini. Sehingga dapat bernilai ekonomi bagi masyarakat itu sendiri. 2. Kepada pihak perusahaan tekstil, agar dapat melihat sebuah peluang baru yang lebih taktis dan ramah lingkungan dalam mendapatkan bahan baku yang lebih mudah dan alami. Diharapkan kepada pihak industri tekstil agar dapat mulai beralih menggunakan bahn baku pewarna baru ini. Terutama industri-industri tekstil yang terdapat di kabupaten Bengkulu selatan ataupun provinsi Bengkulu agar dapat membangkitka geliat perekonomian terutama bagi pihak petani- petani kecil.
  • 30. demikianlah yang bisa kami sampaikan, Wr.Wb.