SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Descargar para leer sin conexión
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo


  Bagaimana berbisnis dengan orang dan Organisasi Perancis?

                           By Daniel Doni Sundjojo



Pendahuluan


       Perancis, sebuah negara di benua Eropa yang sangat terkenal dengan menara
Eiffelnya merupakan suatu negara besar yang sangat diperhitungkan di dunia bisnis.
Banyak produk produk mereka mulai merajai pasaran. Perlahan namun pasti, Perancis,
yang semula hanya dikenal lewat makanan ringannya, yaitu kentang goreng, yang sangat
terkenal dengan sebutan French fries , begitu hebatnya nama itu melekat pada kentang
goreng seolah menjadi brand image , sehingga sebagian besar orang , termasuk di
Indonesia, selalu menyebutkan French fries ketika kita memesan kentang goreng, dan
bukannya potato fries, misalnya. Imperium – imperium Perancis dewasa ini mulai
menyerbu pasar dunia, seakan ingin mengembalikan kejayaan Perancis di era Napoleon
Bonaparte , tanpa kenal lelah, mereka membombardir pasar dunia. Dua imperium bisnis
besar yang sudah mulai mendunia adalah raksasa elektronik Moulinex dan jaringan hotel
Le Meridien, dan dalam waktu dekat tidaklah mustahil mereka akan semakin dominan ,
hal ini sangat mungkin karena orang Perancis, merupakan orang orang yang gila kerja
atau yang lazim disebut workaholic, sampai sampai Perancis, disebut sebagai “
Jepangnya Eropa “, namun, tentu saja bagi orang Perancis sendiri , mereka lebih suka
menyebut Jepang sebagai “ Perancisnya Asia “ Selain itu, orang Perancis dikenal dengan
solidaritas dan persatuannya yang kuat. Seorang Manager Perancis, misalnya hampir
dapat dipastikan dia akan merekrut pekerja Perancis, selama peraturan
memperbolehkannya dan kualifikasinya dapat dipertanggung jawabkan, walaupun
mungkin ada pekerja lain non – Perancis yang memiliki kualifikasi lebih bagus.
Andaikata memungkinkan, seorang manager Perancis lebih suka memiliki bawahan yang
semuanya terdiri dari orang orang Perancis, begitu hebatnya subyektivitas orang perancis
yang cenderung mengutamakan kompatriotnya ,sampai sampai muncul istilah French


Bussiness International Forum                                                          1
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Connection, yang merupakan sindiran dari masyarakat dunia atas tingginya subyektivitas
orang Perancis .
       Mengingat Perancis akan segera menjelma menjadi raksasa bisnis dunia, di Eropa
saja, mereka mulai menggeser Jerman dalam market elektronik, dan menggeser Amerika
Serikat untuk urusan industri hospitality, terutama hotel. Di beberapa negara di Eropa ,
Le Meridien jauh lebih unggul dari jaringan hotel Amerika Serikat, seperti JW. Marriott,
Hilton ataupun Sheraton, begitu juga dalam market elektronik, Bosch Jerman, yang
terkenal dengan keawetan produknya, namun memiliki desain yang kaku, mulai
kewalahan menghadapi serbuan Moulinex, yang menawarkan desain yang indah dan
ergonomis serta yang sangat menarik, dengan harga yang relatif lebih murah. Melihat
fenomena di atas, maka kita ,sebagai orang Indonesia, juga harus menyiapkan diri
terhadap serbuan Perancis. Jika 10 tahun yang lalu, ketika ada orang yang mau belajar
bahasa Perancis, bisa jadi yang didapat adalah cemoohan, karena 10 tahun yang lalu,
bahasa Perancis dianggap sangat tidak penting. Jauh lebih penting dan berharga belajar
bahasa Cina, Jepang, dan tentu saja, Inggris. Selain itu untuk mencari lembaga kursus
bahasa Perancis saat itu , bisa jadi sama sulitnya dengan mencari jarum dalam tumpukan
jerami, kebanyakan mereka yang belajar bahasa Perancis terpaksa harus ke lembaga
lembaga yang dinaungi oleh Kedutaan Besar Perancis. Namun sekarang, banyak sekali
lembaga kursus menyelenggarakan bahasa Perancis, bahkan tempat tempat kursus yang
hanya memiliki satu atau dua ruangan sempitpun menawarkan kursus bahasa Perancis.
Mengapa ? Tak lain karena suatu saat, mau tidak mau, suka tidak suka, kita mesti
menjalin relasi dengan orang Perancis, entah sebagai partner bisnis, rekan kerja ,
bawahan ataupun atasan mereka. Sehingga menjadi kebutuhan bagi kita untuk belajar
bahasa Perancis. Peluang bisnis inilah, yang secara baik di respon oleh lembaga lembaga
kursus tersebut.
       Namun mempelajari bahasa saja tidaklah cukup, dengan mempelajari bahasa saja
namun tidak mengenal budaya mereka, maka kita ibarat sudah memiliki Surat Ijin
Mengemudi, namun tidak memiliki mobil untuk dikemudikan, tetap saja tujuan kita, yaitu
menjalin hubungan dengan orang Perancis entah berbisnis, ataupun bekerja , tidak
tercapai. Apalagi, orang Perancis -sebagaimana orang Inggris yang sering
mengungkapkan “ In English , please,” untuk orang orang yang berbicara dengan mereka

Bussiness International Forum                                                              2
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
namun tidak memakai laval British serta menganggap orang yang tidak menerapkan
budaya sopan santun Inggris yang ketat, sebagai “ working class “ , yang menempati
kasta terbawah dalam masyarakat Inggris dan Jerman yang mengagungkan budaya
Aryanya hingga muncul slogan “ Germany, Uber Alles,” yang artinya kurang lebih,
Jerman diatas segalanya, - sangatlah fanatik dengan kultur dan bahasanya. Tidak seperti
orang Amerika yang dengan senang hati belajar budaya orang lain dan bersedia
beradaptasi dengan kultur setempat, orang Perancis menginginkan orang lain yang
memahami dan beradaptasi terhadap budaya Perancis, dan bukan sebaliknya. Hotel Le
Meridien Jakarta, misalnya tetap memberlakukan standart dan tata cara layaknya di
Perancis, hal ini tentu berbeda dengan Hotel Sheraton yang selalu mengadaptasi budaya
setempat, mulai dari masakan, desain interior , suasana kerja, hingga standart pelayanan
disesuaikan dengan budaya setempat . Cara memeperlakukan tamu antara Sheraton
Surabaya dan Sheraton Bali sangat berbeda. Namun di Le Meridien, di Jakarta atau di
Perancis sama saja standartnya. Oleh karena itu, untuk dapat berbisnis dengan orang
Perancis, maka selain menguasai bahasanya , kita juga harus familiar dengan budayanya.
Untuk itulah pada makalah ini, akan dibahas mengenai budaya Perancis dan bagaimana
kita dapat menjalin relasi dengan orang Perancis


Dimensi Kultur Perancis menurut Hofstede


       Perancis, menurut dimensi kultur yang merujuk kepada pandangan Hofstede,
memiliki skor sebagai berikut :
Tabel 1. Budaya Perancis menurut Hofstede‟s Rank
                                 Index               Rangking

    Power Distance               68                  15- 16
    Individualism                71                  10-11
    Masculinity                  43                  35-6
    Uncertainty Avoidance        86                  10-15
   Rank Number : 1 – highest, 53 – lowest
   Source : G. Hofstede ( 1991) Cultures and Organizations : Software of Mind, Mc Graw – Hill


Bussiness International Forum                                                                   3
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo

Dari data tersebut, maka akan dinalisa setiap dimensi sebagai berikut :


Dimensi Power Distances


Dalam hal Power Distance,atau yang lazim disebut sebagai jarak kuasa, Perancis
memiliki skor 68, pada Hofstede‟s Rangkings, sehingga dapat disimpulkan Perancis
memiliki Power Distance yang tinggi, hal ini tampak pada perusahaan perusahaan
Perancis yang memiliki gap tinggi diantara pimpinan dan bawahan. Tidak seperti di
Jepang, dalam organisasi Perancis, merupakan hal yang absurd bagi seorang pimpinan
untuk berjalan jalan bersama bawahannya, menjenguk bawahannya yang sakit, atau
datang ke kantor bawahannya . Dalam organisasi Perancis, seorang pemimpin merupakan
seseorang yang “ sulit ditemui” oleh bawahannya dan” tabu berakrab akrab “ dengan
bawahannya. Apabila seorang bawahan ingin menemui pimpinannya, maka berbagai
macam prosedur harus dilewatinya, termasuk harus mampu menembus sekretaris
pimpinannya. Organisasi Perancis juga menerapkan sistem manajemen yang concern
terhadap siapa yang memegang kekuasaan. Bagi sebuah organisasi Perancis adalah hal
yang sangat aneh untuk menerapkan manajemen partisipatif seperti di Amerika Serikat.
Di Perancis berlaku prinsip hirarki dengan slogan “boss is the boss”, yang memiliki
kekuasaan yang luar biasa. Bahkan pada tingkat tertinggi yang disebut Monsieur le
President, seseorang tetap memiliki predikat dan kekuasaan yang tinggi sampai mati,
tidak peduli dia sudah pensiun tetap saja selalu dihormati dan diperlakuan istimewa oleh
anggota organisasi yang lain. Hal ini sesuai dengan tulisan Schneider and Barsoux (2003,
42) “ The status of French President-Directeur-General (PDG) is sharply differentiated
from the rest of top management. What is more, it is not a status which lost in retirement :
an ex-PDG expect to be addressed until his death as Monsieur le President”




Bussiness International Forum                                                             4
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Dimensi Individualism


Perancis memiliki skor Individualism 71 dengan peringkat ke 10 dari kemungkinan
terendah 53, hal ini mencerminkan bahwa Perancis memiliki skor Individualism yang
tinggi dimana mencerminkan pentingnya Individu dalam masyarakatnya. Mereka respek
pada kebebasan serta tanggung jawab individu dan berpandangan bahwa segala sesuatu
haruslah diperjuangkan sendiri, dan harus melakukan segala pekerjaannya dengan
sungguh sungguh sebagai perwujudan dari perjuangan individualisme nya. Patut digaris
bawahi bahwa Individualism tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri atau egois,
namun Individualism concern pada tanggung jawab serta hak dan kewajiban Individu.
Begitu tingginya Individualism di Perancis sampai sampai berimbas terhadap cara
melakukan greetings. Di Perancis greetings benar benar bersifat sangat personal dan
individual. Di Amerika misalnya, adalah hal yang umum untuk mengucapkan hello
sebagai greetings kepada semua orang. Begitu juga di Indonesia, adalah hal yang umum
ketika kita masuk ke kantor dan menyapa dengan halo atau Selamat Pagi , yang sudah
bisa diartikan memberikan salam kepada semua orang yang pada saat itu ada di ruangan
kantor kita, namun bagi orang Perancis, itu merupakan penghinaan, karena bagi mereka
adalah hal yang sangat penting untuk mengucapkan greeting dengan diikuti oleh nama
mereka misalnya Bonjour Doni, kemudian melakukan shaking hands dan melakukan
kontak mata yang mendalam , tak jarang diikuti oleh pelukan bahkan ciuman. Begitu
juga andaikan setelah mengucapkan greetings, kita bertemu lagi dengan orang yang
sama, maka kita harus menyapanya lagi dengan kata kata Re – Bonjour, Doni Adalah hal
yang menghina jika kita tidak melakukan kontak mata saat kita mengucapkan Bonjour
Doni karena hal itu bagi mereka merupakan penghinaan terhadap nilai nilai Individual
yang mereka junjung tinggi, dimana terkesan tidak memperhatikan lawan bicaranya.




Bussiness International Forum                                                          5
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Dimensi Maskulinitas


       Perancis memiliki skor maskulinitas 43 atau rangking 35 dari kemungkinan 53
yang berarti termasuk kategori rendah, atau cenderung feminin, dimana peran gender
tidak dibedakan, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama, serta
diharapkan santun , lembut dan memiliki perhatian terhadap kualitas kehidupan.
Organisasi Perancis tidak menekankan kepada apakah seseorang itu pria atau wanita
untuk menduduki jabatan tertentu seperti di negara negara maskulin, namun lebih
merujuk kepada kemampuan untuk analisa, rasionalisasi, sintesis logika berpikir ,
problem solvings hal ini juga ditekankan oleh Lawrence ( 1991, 108 ) yang mengatakan
bahwa : “ In society which has always esteemend the intellectual, the philosopher, and
the serious writer, the French Manager is an exponent of culture generale “ dalam hal ini
tidak ada pembedaan antara pria dan wanita, semua berlaku umum, tidak mengenal
perbedaan gender


Dimensi Uncertainty Avoidance


       Perancis memiliki skor Uncertainty Avoidance 86 atau peringkat 10 yang berarti
berkategori tinggi . Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Perancis memiliki
kecenderungan untuk selalu berhati hati, berjaga jaga. Mereka mudah sekali merasa
terancam jika dihadapkan dalam situasi yang tidak pasti serta tempat dan orang orang
yang tidak mereka kenal. Hal ini juga terlihat dalam suasana kerja di organisasi Perancis
dimana setiap orang saling menjaga jarak, berjaga jaga seolah olah ada garis batas
diantara mereka, hal ini mereka lakukan agar tidak terjadi konflik maupun hal hal yang
tidak diinginkan yang bisa membahayakan mereka.




Bussiness International Forum                                                               6
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo


Dimensi Kultur Perancis, dari sudut pandang Trompenaar


        Ada pandangan lain yang mengungkapkan masalah kultur yaitu dimensi kultur
berdasarkan penelitian Fans Trompenaars. Menurut Trompenaars, Perancis memiliki
karakteristik :


Universalism vs Particularism


Dari dimensi ini, Perancis tergolong moderate, artinya tidak universalism kuat, dan juga
tidak particularism ekstrem. Hal ini sesuai dengan karakter orang Perancis, yang
mencoba menyeimbangkan antara relationship dan rules. Seperti yang dibahas di atas,
orang Perancis memang lebih suka untuk merekrut sesama orang Perancis, seringkali
mereka memang sangat subyektif dalam melakukan perekrutan, namun mereka juga tidak
mau melanggar rules, andaikata memang tidak diperbolehkan membentuk tim yang
homogen , semuanya terdiri dari orang Perancis, serta apabila orang Perancis tersebut
memang tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan , mereka juga tidak akan memaksa.
Sehingga mereka tetap dapat mempertanggung jawabkan hasil kerja bagi setiap orang
Perancis yang mereka rekrut.


Individuals vsCommunitarianism


Dalam dimensi ini , menurut Trompenaars, Perancis cenderung Comunitarianism , hal ini
berbeda dengan skor Hofstede, di mana Perancis memiliki skor individual yang tinggi.
Namun apabila dilihat dari fakta yang ada, bagaimana kehidupan orang Perancis, maka
nampak bahwa dalam hal ini Hofstede lebih relevan untuk menggambarkan dimensi
kultur yang satu ini. Fakta dilapangan memang orang Perancis benar benar menjunjung
tinggi Individualism




Bussiness International Forum                                                              7
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Neutral vs Emotional ( Affective )


       Dalam dimensi ini, Perancis cenderung bersifat Emosional walaupun tidak
setinggi Cina atau Venezuela. Mereka mementingkan baik sentuhan verbal maupun non
verbal. Adalah umum bagi orang Perancis untuk melakukan sentuhan, tatapan mata
mendalam, shaking hands, bahkan ciuman. Tak heran orang Perancis dikenal sebagai
orang orang yang romantis sampai sampai identik dengan French Kiss


Spesifik vs Diffusion


Dari dimensi ini, Perancis termasuk Spesifik. Hal ini merujuk kepada watak orang
Perancis yang to the point, tidak suka basa basi. Ditunjang dengan Uncertainty Avoidance
yang tinggi, maka semakin menguatkan orang Perancis untuk selalu bersikap to the point,
tidak berlama lama bercengkerama yang tidak ada kaitannya dengan bisnis atau masalah
tertentu. Imbasnya, mereka seringkali mengungkapkan ketidak puasan nya terhadap
sesuatu atau lawan bicaranya secara to the point, tanpa basa basi sama sekali. Yang
buruk ya buruk, yang bagus ya bagus, sehingga mereka tidak segan mengatakan kepada
rekan bisnisnya bahwa berbisnis dengan si A itu merugikan dan tidak berprospek, kinerja
si B itu kok buruk sekali, bahkan memecat karyawanpun secara terus terang, tanpa
banyak alasan serta penjelasan , yang kadang dibuat buat, seperti yang sering kita temui
di Indonesia. Hal ini tentu dapat menyinggung perasaan seseorang , terutama yang datang
dari negara negara yang menganut kultur diffusion, seperti Indonesia


Achievement vs Ascription


Dalam dimensi ini , Perancis juga moderate, yaitu merupakan kombinasi diantara
keduanya. Namun dari dua dimensi yang mestinya berlawanan ini, ada satu poin yang
sama yaitu baik pandangan Achievement maupun Ascription sama sama respect terhadap
adanya superioritas pada struktur organisasi hirarki. Bedanya kalau Achievement melihat
superioritas dalam hirarki dari performa serta knowledge seseorang, sedangkan Ascription
cenderung kepada sejauh mana komitmen seseorang terhadap organisasi dan misi. Dan

Bussiness International Forum                                                              8
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Perancis merupakan kombinasi keduanya, sehingga dia akan sangat menghargai atau
menganggap seseorang superior, serta menempatkan seseorang pada tingkat hirarki
tertinggi, menilik dari performa, knowledge serta komitmennya terhadap organisasi dan
pekerjaannya.


Bagamana Organisasi Perancis ?


       Dalam bekerjasama dengan orang Perancis, bisa jadi kita masuk sebagai bagian
anggota organisasinya. Untuk itu kita juga dituntut untuk memahami organisasi Perancis,
lebih khusus lagi, bagaimana culture dalam organisasi Perancis. Torrington (1994, 31)
mendefinisikan:
        “ The culture of an organization is the characteristic spirit and belief
       demonstrated within it, for example, in the norms and values that are generally
       held about how people should behave and treat each other, the nature of working
       relationships that should be developed, and the attitudes to customer and to
       change that are conventionally held. Although essentially a „soft‟ concept, it is an
       important way of understanding what is going on and how things could be
       improved “
Organisasi Perancis , selaras dengan budaya Perancis yang memiliki level Power
Distance relative tinggi, maka cenderung memiliki banyak tingkatan hierarkis ( vertical
differentiation ) yang berlapis lapis, memberikan penekanan pada kegiatan supervisory
personal dan tentu saja centralized decision making,dalam hal ini yang berhak membuat
keputusan adalah tingkatan tertinggi dari strukturorganisasi tersebut, sedangkan bawahan
hanya bisa mengikuti dan melaksanakannya. Sehingga partisipasi anggota organisasi lain
terutama bawahan akan sangat kecil, terutama jika berkaitan denganhal hal yang
berhubungan dengan decision making. Torrington (1994, 14) menambahkan “ The French
have had a more formal approach to management” Hal ini masih ditunjang dengan
adanya tingginya skor uncertainty avoidance yang tentu saja berimbas kepada makin
formalnya sebuah organisasi, dimana banyak sekali terdapat peraturan peraturan,
prosedur serta perangkat perangkat kontrol lainnya. Dalam organisasi Perancis setiap
anggota organisasi memiliki spesialisasi sendiri sendiri di mana pekerjaannya benar benar
spesifik, Seorang Dosen Human Resources Management misalnya , apabila dia memiliki
keahlian dalam bidang Learning Organization, maka selamanya dia akan mengajar topik

Bussiness International Forum                                                             9
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Learning Organization, tidak mungkin suatu saat dia diminta mengajar topik lain apalagi
mata kuliah lain. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan kebosanan di kalangan mereka.
Selain itu job design dari setiap orang juga sudah diatur sedemikian detail dan spesifik,
bahkan sampai area kerjanya di mana juga ditentukan, hal ini juga dipengaruhi dengan
dimensi kultur Perancis yang cenderung spesifik menurut Trompenaars. Dengan
kombinasi power distance dan uncertainty avoidance yang sama sama tinggi, maka
tidaklah heran apabila organisasi Prancis sangat bersifat mechanism, seolah olah anggota
organisasi bagaikan robot yang telah di program segala sesuatu mengenai pekerjaannya,
mulai dari di mana wilayah kerjanya, fungsi hingga seberapa jauh kewenangannya dan di
dalam program itu juga dimasukkan berbagai procedur, peraturan peraturan, serta struktur
hirarkis yang kuat.


MOTIVATION : Apa yang dapat menjadi motivator bagi orang
Perancis ?


       Perancis, seperti telah dibahas di atas , memiliki skor Uncertainty Avoidance yang
tinggi, dalam hal ini maka mereka selalu merindukan rasa aman dalam kehidupannya.
Dalam hal ini , seorang Perancis tidak akan keberatan untuk bekerja sangat keras , karena
menurut mereka, dengan bekerja keras, maka mereka akan memiliki performance yang
bagus si mata manajemen, serta berpeluang mendapatkan promosi ataupun berbagai
benefit dari perusahaan, di mana semuanya itu bisa mengakomodasi kerinduan mereka
pada rasa aman : aman secara financial, aman dalam hal kedudukan kerjanya, serta aman
dalam status sosialnya , sebagai seorang yang bekerja dan bukan pengngguran. Di
Perancis, pengangguran merupakan “ dosa yang tak termaafkan “ mengingat seorang
pengangguran dianggap tidak concern kepada ketidak pastian, serta seorang
pengangguran berpeluang menghancurkan rasa aman sesamanya. Di Perancis juga
merupakan hal yang umum apabila setiap orang memiliki asuransi maupun berbagai
jaminan sosial, ini merupakan salah satu wujud tingginya uncertainty avoidance nya..
Dalam hal ini Perancis , selain uncertainty avoidance nya tinggi, juga feminine, sehingga
orang Perancis lebih concern pada peningkatan kualitas hidup serta pada social needs, di
mana mereka tidak membedakan gender. Penggunaan pay, promotion dan successful

Bussiness International Forum                                                               10
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
career sebagai motivator, nampaknya cukup tepat untuk memotivasi orang Perancis. Hal
ini merujuk pada fakta bahwa mereka mengharapkan adanya kemapanan yang menurut
mereka apabila dia mapan, maka ketidak pastian akan terhindarkan, selain itu mereka
juga membutuhkan kebanggan serta pengakuan sebagai individu yang sukses, hal ini
merupakan konsekuensi tingginya tingkat Individualisme.. Apalagi dari sudut pandang
teori teori motivasi juga memberikan pembenaran atas hal itu. Menilik kepada
Herzberd’s motivator – hygiene theory , yang dibahas oleh Mc Shane dan Von Glinow,
dalam bukunya, Organizational Behavior: Emerging Realities for the Workplace
Revolution, , bahwa yang bisa menjadi motivator adalah self actualization dan esteem
menurut teori Maslow serta Need for achievement dan Need for power menurut teori Mc
Clelland. Dengan motivator pay, promotion dan successful career, sangat efektif untuk
memotivasi seseorang agar senantiasa melakukan proses learning dalam usahanya
meraih kebutuhan kebutuhan yang merujuk kepada self actualization dan esteem
menurut teori Maslow serta Need for achievement dan Need for power menurut teori Mc
Clelland. Misalnya , dengan memiliki posisi yang tinggi di organisasi , katakanlah
dipromosikan sebagai top management atau bahkan Monsieur le President, maka
seseorang akan merasa bangga dimana itu merupakan simbol aktualisasi diri atas hasil
jerih payah mereka di organisasi. Setiap orang baik di dalam organisasi maupun di luar
organisasi akan mengakuinya sebagai seseorang yang luar biasa hingga dapat menjadi
top manajemen dengan penghasilan berlimpah dan karir yang hebat. Pay , selain
menunjukkan pemenuhan kebutuhan diatas secara otomatis membuat mereka makin
terjamin kebutuhannya yang paling penting dan harus dipenuhi pertama kali menurut
hirarki Maslow yaitu Physichological, serta memungkinkan mereka untuk membeli
berbagai atribut yang tekait dengan pemenuhan kebutuhan esteem dan self actualizations
misalnya kondominium mewah, kapal pesiar dan sebagainya hal itu tentu akan semakin
membuat mereka nyaman karena selain mendapatkan pengakuan, juga membuang jauh
jauh ketidak pastian.


LEADERSHIP : Superioritas dalam hirarki




Bussiness International Forum                                                            11
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Di Perancis, seorang leader cenderung menggunakan gaya manajemen “ tangan besi “.
Mereka benar benar menjaga jarak dengan bawahannya, dan benar benar memutuskan
apapun sesuai dengan keinginan dan pertimbangan mereka, tanpa mempertimbangkan
aspirasi bawahannya. Dalam gaya manajemen Perancis, mereka menutup rapat rapat
aspirasi dari bawah , apalagi mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Selain itu ,
dengan kondisi uncertainty avoidance yang juga tinggi, para leader di perancis bersikap
antipati terhadap adanya demokrasi dalam organisasi mereka, karena dari sudut pandang
mereka, demokrasi merupakan pangkal dari ketidak pastian. Leader memiliki hak
prerogative dan berbagai hak khusus lainnya dalam memimpin organisasi. Schneiden and
Barsoux (2003, 40) menggambarkan “ In France, for example, the boss is the boss”
Sekretaris , sangat berperan sebagai “ perisai” vagi sang boss. Apabila staf ingin
menghadap boss, maka dia harus mampu melewati sekretarisnya terlebih dahulu. Hal ini
tersirat dari pernyataan Torrington ( 1994, 35) “ Secretaries have great power as
intermediaries between anyone and their boss”


PRODUKTIVITAS : Produktif, Presisi, Efektif


Orang Perancis, dengan skor uncertainty avoidance yang sangat tinggi, akan bekerja
keras serta sangat concern terhadap produktivitasnya , sehingga rata rata orang Perancis
sangat produktif, serta menyelesaikan pekerjaannya secara tepat sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan. Berbagai metode diterapkan agar keseluruhan proses produksi benar
benar presisi dan menghindari penumpukan yang berlebihan di gudang. Mereka
menganggap bahwa barang yang menumpuk di gudang terlalu lama serta tidak jelas akan
diapakan dan dikemanakan, sedapat mungkin dihindari karena itu merupakan pangkal
dari ketidak pastian, hal ini merupakan manifestasi dari tingginya Uncertainty Avoidance.
Mereka juga menjunjung tinggi falsafah zero defect serta No Idle Material. Penerapan
Just in Time dan Material Requirement Planning juga sangatlah popular dalam
organisasi Perancis


Pelaksanaan MBO di Perancis : Hanyakah sekedar Lips Services?


Bussiness International Forum                                                          12
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Salah satu pendekatan leadership yang berasal dari Amerika Serikat dan banyak
dikembangkan di berbagai negara adalah Management by Objectives (MBO) yang
pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker di tahun 1955 dalam bukunya The
Practice of Management. MBO merupakan sistem manajemen yang menekankan pada
penilaian dan pemberian kesempatan yang sama pada semua orang tidak peduli apakah
dia wanita atau pria. Semua mendapat kesempatan yang sama untuk menerima gaji yang
layak, promosi dan memiliki karir yang sukses. Dalam hal ini MBO menawarkan
kesempatan yang sama untuk semua orang, tidak peduli gendernya apa, memiliki peluang
untuk melakukan negosiasi dengan atasannya, serta penilaian performance yang benar
benar obyektif , tidak dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang bersifat subyektif Lane
dan DiStefano ( 1992, 117 ) menekankan bahwa MBO dapat berhasil dalam kondisi :
       The subordinates are sufficiently independent to negotiate meaningfully with the
       boss ( not too large power Distance )
       That both are willing to take risks ( weak uncertainty avoidance)
       That performance is seen as important by both ( high masculinity)
Perancis, memproklamirkan bahwa mereka juga menerapkan MBO, yang dalam bahasa
Perancis disebut DPPO ( Direction Paticipative par Objectifs ) yang sangat menjunjung
tinggi slogan Liberte, Egalite, Fraternite ( Freedonm, Equality, Brotherhood ) .Namun
banyak pakar manajemen meragukan bahwa di Perancis, MBO benar benar dilaksanakan
secara komprehesif dan konsisten, bukan hanya mengenai gender saja , namun juga pada
prinsip egaliternya. Mengingat Perancis memiliki struktur yang sangat hirarkis, serta
power distance yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh G Franck ( 1973 ) menulis” I think the
career of DPPO is terminated, or rather that it has never started and it won‟t ever start as
long as we continue in France our tendency to confound ideology and reality”, yang
mengacu kepada pertanyaan krusial yang cenderung merupakan sindiran, „ Apakah
pelaksanaan DPPO di Perancis sudah berakhir, atau bahkan belum pernah dimulai ?


Bagaimana berbisnis dengan orang Perancis ?


       Hal lain yang dapat kita pelajari dari analisa dimensi kultur adalah bagaimana
kita dalam melakukan bisnis dengan orang Perancis Hal ini perlu kita cermati, mengingat
Bussiness International Forum                                                              13
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
apabila kita salah langkah, maka akan membuat peluang bisnis yang sudah di depan kita
menjadi lenyap, dan tentu saja merupakan kerugian untuk kita.
       Hal pertama yang perlu kita lakukan pada saat bebisnis dengan orang Perancis ,
tentu saja memperlakukannya sebagai individu, seperti yang telah dibahas diatas , adalah
hal yang penting bagi orang Perancis untuk disapa dengan menyebut namanya. Selain itu,
dengan adanya karakter orang Perancis yang memiliki Uncertainty Avoidance tinggi,
sebaiknya kita benar benar menjaga agar jangan sampai mengusiknya dan membuat dia
merasa tidak aman. Melihat Spesifiknya budaya Perancis , sebaiknya kita langsung ke
pokok persoalan, dan tidak perlu berbasa basi. Perlu diperhatikan juga, bahwa untuk
berbisnis dengan orang Perancis kita sebaiknya menunjukkan kalau kita memiliki
knowledge serta komitment dalam berbisnis dengannya, sehingga penting bagi kita untuk
melengkapi diri kita dengan informasi yang jelas seputar bisnis yang akan kita lakukan.
Orang Perancis, juga sangat menghargai meeting yang efisien ,maka pada saat melakukan
meeting dengan orang perancis, hendaknya kita berlaku efisien dan memiliki agenda
yang jelas serta relevan. Jangan sampai mereka merasa bahwa meeting bersama kita
merupakan sesuatu yang membuang waktu saja, yang perlu diperhatikan juga, jangan
sampai mereka merasa diserang, apabila kita tidak setuju terhadap pandangan mereka,
hendaknya disampaikan secara diplomatis agar mereka dapat memahami, bukan merasa
diserang . Hal lain yang perlu dipahami, bahwa akan jauh mempermudah bagi kita
apabila kita dapat berbahasa Perancis. Karena Perancis, sebagaimana orang Inggris dan
Jerman sangat fanatic dengan bahasanya, oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk
menguasai bahasa mereka. Semakin sempurna jika kita benar benar memiliki pengalaman
pernah ke Perancis, sehingga kita benar benar dapat melihat dari dekat bagaimana budaya
Perancis, hal itu akan membuat kita semakin mendapat tempat di hati mereka dan juga
berpeluang menjadi pimpinan, jika kita bekerja di organisasi Perancis , seperti yang
ditegaskan Torrington (1994, 121) “ Language ability and international experience will
be viewed as extremely important for the future progression to the top of the company”


Bagaimana Bekerja untuk Orang Perancis




Bussiness International Forum                                                            14
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
      Dalam bekerja, orang Perancis sangat gila kerja, maka dari itu, jika kita ingin
bekerja pada mereka hendaknya kita menampakkan komitmen yang tinggi terhadap kerja
serta organisasi kita .Selain itu dalam membuat laporan , hendaknya kita mengawalinya
dengan executive summary, hal ini penting karena orang Perancis menyukai segala
sesuatu yang jelas dan to the point. Selain itu kita sebaiknya benar benar memisahkan
kepentingan kita sendiri dengan kepentingan organisasi, hal ini sangat dijunjung tinggi
dalam organisasi Perancis. Manager Perancis, senantiasa respek pada orang orng yang
memiliki high performance, serta tidak segan memuji apabila performa kita memang luar
biasa.


Bagaimana me manage orang Perancis
         Orang Perancis, seperti yang telah dibahas sebelumnya, sangat menyukai
kejelasan, maka dari itu, apabila kita me manage orang Perancis, sebaiknya dalam
memberikan instruksi, kita menyampaikannya secara jelas, tepat dan mengungkapkan
detail instruksi yang tidak berbelit belit. Mereka juga ingin agar mereka diperhatikan
secara individu, serta dipuji apabila mereka memang bekerja dengan baik. Apabila kita
ingin menegurnya, janganlah ditegur di muka umum, karena akan membuat mereka
merasa diserang, dan akan mengalami demotivasi, namun sebaiknya dia dipanggil ke
kantor dan dinasehati secara personal, itu akan membuat mereka merasa nyaman


Bagaimana dengan budaya kita ?
         Untuk menganalisa bagaimana agar kita mampu menjalin hubungan bisnis
maupun kerja dengan orang Perancis , alangkah baiknya kita menganalisa terlebih dahulu
budaya Indonesia secara garis besar. Hal ini penting, agar kita dapat menemukan
kecocokan ataupun ketidak cocokan diantara dimensi budaya Perancis dan Indonesia,
serta mencari solusi yang tepat agar tidak sampai terjadi salah paham yang akan membuat
hubungan yang akan kita jalin menjadi retak atau inconvenience




Bussiness International Forum                                                             15
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
Indonesia : Hofstedes’s Perspective


Tabel 2. Budaya Indonesia menurut Hofstede‟s Rank
                                 Index               Rangking

    Power Distance               78                  8-9
    Individualism                14                  47-8
    Masculinity                  46                  30-1
    Uncertainty Avoidance        48                  41 - 2
   Rank Number : 1 – highest, 53 – lowest
   Source : G. Hofstede ( 1991) Cultures and Organizations : Software of Mind, Mc Graw – Hill


       Indonesia, menurut Hofstede‟s Rangk, memiliki Power Distance yang tinggi, hal
ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Indonesia sangat menjunjung tinggi adanya
hirarki dan menghormati orang yang lebih tua. Orang Indonesia sangat menghormati
orang tuanya, para sesepuh dan leluhurnya, yang pada budaya jawa dikenal dengan istilah
“ unggah ungguh “. Selain itu , orang Indonesia juga berorientasi ke keluarga, serta
cenderung bersifat kolektif, hal ini mengingat rendahnya skor individual. Falsafah gotong
royong, “Mangan ora mangan kumpul”, musyawarah untuk mufakat, “ Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh “ bahkan yang terkesan agak negative yaitu Nepotisme-
walaupun dalam beberapa hal nepotisme sebenarnya juga menguntungkan asal dilakukan
secara bertanggung jawab dan sehat - menggambarkan betapa tingginya tingkat
kolektivisme orang Indonesia. Hal ini berimbas kepada proses pengambilan keputusan
yang cenderung mufakat dan kompromi, sehingga membuat semua pihak “ happy “ atau
istilah internasionalnya “ win- win solution “ Orang Indonesia juga dikenal ramah dan
suka menolong, serta memiliki toleransi yang tinggi. Indonesia juga cenderung feminine
walaupun masih kategori moderate low, namun ini dibuktikan dengan banyaknya wanita
yang mampu menduduki posisi kunci di perusahaan maupun di pemerintahan. Presiden
Megawati, mantan CEO Indofood Eva Riyanti Hutapea, serta Memperindag Rini
Soewandi merupakan contoh betapa Indonesia tidak mempermasalahkan gender, hal ini
tidak mungkin kita jumpai di negara negara yang memiliki tingkat Masculinitas tinggi,
seperti Jepang , misalnya. Selain itu banyaknya wanita Indonesia yang berprofesi pada

Bussiness International Forum                                                                   16
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
bidang yang sebenarnya untuk porsi lelaki seperti petugas SPBU, tambal ban, janitor,
gardener, cleaning services , bahkan tukang becak menguatkan indikasi bahwa Indonesia
cenderung .Orang Indonesia juga memiliki tingkat uncertainty avoidance yang moderate
low, dalam hal ini orang Indonesia tidak terlalu berhati hati seperti orang Perancis. Hal
ini nampak dari santainya orang Indonesia tetap berjalan jalan di Mall walaupun banyak
ancaman bom, seperti misalnya saat Tunjungan Plaza diteror bom, tetap saja banyak
orang Indonesia yang pergi ke sana, hal ini tidak akan dijumpai di Perancis, sebuah
tempat yang diancam bom, bisa ditutup selama beberapa hari sampai keadaan benar
benar aman.


Indonesia menurut dimensi Trompenaars


Indonesia cenderung :
       Particularism
       Communitarianism
       Neutral
       Diffuse
       Ascription


Dari dimensi Trompenaars, orang Indonesia cenderung Particularist, cenderung
mengutamakan hubungan daripada peraturan, seperti yang telah dibahas diatas, orang
Indonesia lebih mengutamakan keluarga, bahkan dalam pengambilan keputusan selalu
dengan mufakat dan menjaga agar semuanya senang. Hal ini menyebabkan ekses seperti
terjadinya fenomena , Uang Damai, Nepotisme bahkan ungkapan “ Asal Bapak Senang “
Dalam membahas kontrak kontrak hukum sekalipun, orang Indonesia dengan senang hati
melakukan modifikasi di sana sini agar dapat diterima oleh semua pihak. Dalam dimensi
Trompenaars, orang Indonesia sangat Colective ( Communitarianism ).Begitu kuatnya
kolektivitas itu sampai berimbas pada saat seseorang mendeskripsikan dirinya. Banyak
kita temui di seminar seminar, presentasi ataupun penyuluhan, seringkali penyaji
mendeskripsikan dirinya sebagai “ kami “ walaupun jelas jelas yang menyajikan hanya
dia sendirian serta yang dipresentasikan juga hasil karyanya sendiri, tidak ada

Bussiness International Forum                                                               17
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
keterlibatan orang lain sama sekali. Kolektivitas itu juga merambat ke dunia kerja,
banyak sekali tenaga kerja yang tidak produktif, namun masih dipertahankan,dimana
memang ciri dari kolektivism itu termasuk rendahnya job turnovers dan rendahnya
mobility. Hal ini sangat tampak terutama pada kantor kantor pemerintahan.
Dalam hal emosional, tidak seperti orang Perancis yang sangat affective, orang Indonesia
cenderung bersikap netral, tidak manampakkan apa yang mereka pikirkan atau rasakan.
Orang Indonesia cenderung memendam perasaannya, seberat apapun, padahal hal ini
berbahaya , karena selain menimbukan stress juga berpotensi meledak sewaktu waktu,
dan bisa jadi pada orang yang salah, yang tidak tahu apa apa mendadak kena getahnya
dan saat yang tidak tepat pula Orang Indonesia bisa tetap tersenyum walaupun dalam
hatinya benci sekali pada orang itu,bahkan mungkin berniat mencelakainya. Mentalitas
ini, dalam bahasa jawa sering diungkapkan sebagai “ mbendhol mburi “ , nampak baik
namun sebenarnya watak aslinya tidak seperti itu, tentu saja tidak semua orang Indonesia
seperti itu, banyak juga orang Indonesia yang fair dan bersikap apa adanya. Selain itu di
Indonesia, adalah hal yang tabu apabila kita berciuman, berpelukan serta melakukan
berbagai kontak fisik di depan umum. Orang Indonesia, juga cenderung diffuseness, oleh
karena itu, orang Indonesia sangat mengutamakan basa basi sebelum mengutarakan
permasalahan yang sebenarnya. Ibaratnya, dari Surabaya mau ke Bandung,
menyempatkan diri berputar ke Semarang atau bahkan ke Banyuwangi. Orang Indoesia
juga dikenal Ascription Oriented, maka dari itu , orang Indonesia sangat gemar
memasang gelarnya dimanapun, tidak saja pada organisasinya serta buku karangannya,
bila perlu di papan rumah sekalipun juga ditulis lengkap berikut gelarnya . Seorang
Profesor Indonesia, misalnya, seolah olah membawa gelarnya kemana mana. Pada saat
kita bertemu sang Profesor di Pasar, Mall , Bioskop bahkan di tempat parkir, dia akan
sangat senang apabila kita menyebut namanya dengan diawali dengan Prof. Selamat pagi,
Prof Abcd, dan sebagainya. Sebagai bentuk apresiasi terhadap superioritasnya Profesor
dalam hirarkis akademis di Indonesia, seorang Profesor seolah olah seperti balsam,
dianggap mampu menyembuhkan penyakit apa saja, entah itu pusing, tergigit serangga,
bengkak atau gatal gatal. Hal ini merupakan fenomena yang unik, dimana seorang
Profesor Indonesia berani mengajar mata kuliah yang bukan bidangnya, bahkan berbeda
disiplin ilmu. Hal ini pun tidak mendapatkan protes dari siapapun, termasuk mahasiswa,

Bussiness International Forum                                                           18
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
karena pandangan umum masyarakat kita mengenai sosok seorang Profesor, berarti tahu
tentang segalanya, segala bidang, segala disiplin ilmu, dan segala solusi permasalahan. Di
Indonesia ,dapat kita temui seorang Guru Besar bidang Teknik, misalnya, mengajar
tentang Manajemen. Hal ini hampir tidak mungkin ditemui di luar negeri, seperti di
Inggris, misalnya, Stephen Hawking, yang diakui sebaagi manusia terpandai di dunia saat
ini, selain tidak pernah mencantumkan gelar profesornya dimanapun, bahkan di buku
buku karangannya, dia juga tidak berani untuk mengajar manajemen, walaupun mungkin
dia mampu melakukannya . Selain itu di setiap undangan orang Indonesia selalu
mencantumkan “ mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan pada nama gelar anda “
Oleh karena itu tak heran jika fenomena ini dimanfaatkan oleh segelintir oknum yang
menawarkan beragam gelar dengan cara membeli, yang saat ini ramai beredar di
kalangan pengusaha , pejabat , bahkan dosen. Banyak lembaga yang berkantor di ruangan
sempit sebuah gedung menawarkan gelar dari luar negeri dengan biaya murah dan kuliah
( sangat ) singkat. Semua gelar tersedia, mulai dari BA, Ir, B.Sc, MBA , Ph.D bahkan ada
yang berani menawarkan gelar Profesor.Gelar Ph.D dari universitas luar negeri,
ditawarkan hanya dengan 20 juta dalam waktu maksimum 1 tahun , sudah termasuk
disertasi, padahal untuk meraih gelar Ph.D di Universitas yang sama di luar negerinya,
memerlukan dana tak kurang dari 250 juta dan masa studi 3 – 5 tahun . Parahnya lagi,
penawaran itu justru disambut luar biasa oleh kalangan pejabat, pengusaha dan yang
lebih parah lagi, para dosen, mereka berlomba lomba memborong gelar untuk menaikkan
pangkat, tapi yang utama , sesuai dengan prinsip Ascription Oriented, adalah untuk
pengakuan diri , memprihatinkan bukan ? Hal ini sangat bertolak belakang dengan
budaya Perancis, di mana seorang professor merasa tidak perlu dipanggil dengan sebutan
“ Prof”, seperti yang tertuang dalam tulisan Schneider and Barsoux (2003, 28) “ In
France, one would most likely be addressed as Monsieur or Madame, not Docteur nor
Professeur”


Kultur Indonesia vs Budaya Perancis


Dari segi Hofstede „s Rank Orang Indonesia memiliki similaritas dengan orang Perancis
dalam hal Power Distance dan Masculinity. Baik orang Indonesia maupun Perancis
Bussiness International Forum                                                            19
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
sangat menghargai orang yang lebih tua, lebih senior serta yang lebih tinggi
kedudukannya, dimana baik orang Indonesia dan Perancis adalah pengikut setia aliran
hirarkis. Selain itu, baik kita maupun mereka juga sama sama feminine dan tidak
membeda bedakan gender. Sehingga dari dua sudut pandang ini , hubungan orang
Indonesia dan Perancis tidak terlalu bermasalah. Masalah baru timbul, dan justru ini yang
lebih penting , adalah dimensi Individualism dan Uncertainty Avoidance yang tinggi dari
Perancis, sedangkan Indonesia kebalikannya.Hal ini agak menyulitkan , karena orang
Perancis sangat concern dengan keselamatan, mereka selalu ingin menerapkan standart
keamanan yang tinggi dan ketat, sementara orang Indonesia justru merasa terganggu
apabila mengalami hal seperti itu. Untuk memakai sabuk keselamatan di mobil mereka,
polisi sampai perlu mengadakan kampanye tilang, begitu juga ketika kita masuk Mall dan
mengalami pemeriksaan yang ketat , orang Indonesia merasa tidak nyaman, sedangkan
orang Perancis justru merasa aman dengan adanya pemeriksaan itu. Masalah
Individualism juga sering menjadi masalah, manakala orang Indonesia terlalu bersifat
kolektivism. Orang Perancis menganggap apa yang kita lakukan adalah tanggung jawab
pribadi ,dan apabila ada kesalahan juga tanggung jawab pribadi, namun orang Indonesia
berpikir sebaliknya , bahwa semua adalah tanggung jawab bersama, sehingga orang
Indonesia seringkali menimpakan kesalahan pada orang lain , mengkambing hitamkan
orang lain atau sesuatu. Hal ini akan membuat orang Perancis tidak nyaman, mereka
mengharapkan agar kalau saya salah, ya harus diakui saya yang salah, bukan si A, si B ,
si C yang harus kena getahnya. Kebiasaan menyapa juga harus hati hati, seprti yang telah
dibahas sebelumnya, orang Perancis suka disebut dengan namanya, Bonjour Doni,
misalnya, sedangkan orang Indonesia hanya mengatakan Selamat Pagi Pak, bukan
Selamat Pagi, Pak Doni, ini akan membuat orang Perancis tidak nyaman. Hal ini
ditegaskan oleh Schneider and Barsoux (2003, 26) “ In France, greetings are highly
personal and individual”. Dari sudut pandang Trompenaars, Perancis cenderung banyak
moderate nya sehingga tidak terlalu masalah, kecuali pada bagian Emotion dan Spesifik,
namun justru di sinilah masalah terbesarnya, karena dalam hubungan seringkali justru
banyak ditentukan oleh kedua dimensi ini. Orang Indonesia akan merasa risih apabila
dicium di muka umum, jangankan oleh orang lain, oleh pacar, istri atau suami sendiri saja
merasa risih untuk berciuman dan berpelukan di muka umum, sedangkan orang Perancis

Bussiness International Forum                                                          20
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
justru menganggap itu merupakan keharusan, serta bagian dari greetings Untuk itu perlu
diberikan penjelasan secara hati hati namun efektif, agar orang Perancis tidak tersinggung
dan tidak nyaman apabila ciuman dan pelukannya ditolak. Selain itu dari dimensi Spesific
vs Diffusion juga berbahaya, orang Perancis suka to the point, sedangkan orang Indonesia
tidak langsung, bahkan cenderung berputar putar hal ini akan membuat meeting yang
melibatkan orang Indonesia dan Perancis seringkali tidak mencapai titik temu yang
diinginkan hal ini harus diantisipasi dengan agenda rapat yang jelas dan pokok bahasan
yang terarah. Sebaiknya janganlah kita menawarkan makan sebelum meeting, jika
maksudnya hanya berbasa basi dan tidak benar benar ingin menjamunya makan, orang
Perancis akan memberikan respon terhadap hal itu dan benar benar mengharapkan anda
menjamunya makan, dan benar benar makan, sampai mungkin, menghabiskan berporsi
porsi masakan dan waktu yang lama.




Penutup


       Melihat dari fenomena, dimana perusahaan Perancis makin dominan dalam
market Internasional, dan makin membanjirnya produk produk Perancis di banyak
negara, serta mendapat tempat di hati konsumen, nampaknya hanya tinggal menunggu
waktu saja untuk berinteraksi dengan orang Perancis. Dua imperium bisnis Perancis,
Moulinax dan Le Meridiens, telah hadir di Indonesia, dan ini merupakan langkah awal
sebelum berbondong bondongnya perusahaan Perancis menginvasi market Indonesia
       Untuk itu kita harus menyiapkan diri agar kita tidak menemui hambatan serta
dapat bersinergi dengan orang Perancis secara baik, entah sebagai partner bisnis, rekan
sekerja, kolega, anak buah atau mungkin pimpinan. Untuk itu , perlu sekali kita untuk
mempelajari budaya Perancis, termasuk bagaimana organisasi Perancis, apa yang dapat
memotivasi orang Perancis, bagaimana produktivitas orang perancis, apa yang harus kita
lakukan andaikata kita berbisnis dengan orang Perancis, bagaimana memperlakukan
orang Perancis dan bagaimana keseharian orang Perancis sehingga kita dapat beradaptasi
dengan mereka dan membentuk suatu synergy . Dengan membandingkannya dengan
budaya kita sendiri, maka kita dapat mengetahui perbedaan antara budaya kita dan

Bussiness International Forum                                                             21
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo
mereka, mendeteksi apa apa yang akan menjadi hambatan dan menyulitkan pada saat
kita berinteraksi dengan mereka, sehingga kita dapat mengetahui hal hal yang boleh
dilakukan dan tabu dilakukan pada saat berinteraksi dengan mereka. Pada intinya, dengan
mempelajari budaya mereka, kita dapat mendekatkan dan mengakrabkan secara efisien
dan efektif.
       Dari banyaknya perbedaan tersebut, maka kita memang perlu banyak belajar
menghargai mereka denga nsentuhan sentuhan individunya , banyak menahan diri agar
mereka tidak merasa diserang , meningkatkan performa dan etos kerja kita, mengingat
orang Perancis sangat concern terhadap high performance serta presisi dalam melakukan
tugas. Hal penting yang perlu kita jaga juga termasuk jangan terlalu banyak berbasa basi
dan berbelit belit, mengingat orang Perancis menyukai kejelasan dan to the point, serta
banyak sekali hal hal lain yang perlu kita pahami, mengingat perbedaan yang sangat
tajam antara budaya kita dengan budaya Perancis. Dengan memahami dan
menerapkannya, maka kita akan dapat membangun synergy dengan mereka.




                    Prepare and presented by : Daniel Doni Sundjojo




Bussiness International Forum                                                             22
Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? –
Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo

                                DAFTAR KEPUSTAKAAN



Desimone, R.L., J.M. Werner, and D.M.Harris. 2002. Human Resources
     Development. Orlando: Harcourt Inc.

Hill. 2003. International Bussiness : Competing in the Global Marketplace. New York:
      Mc Graw- Hill.

Kotler, P. 2003. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Lane, H.W. and J.J. Di Stefano. 1992. International Management Behavior,. Boston :
     PWS Kent Publishing Company.

Lovelock, C.H., and L.K. Wright. 2002. Priciples of Services Marketing and
     Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Mc Shane, S.L., and M. Von Glinow. 2003. Organizational Behavior. New York: The
    McGraw – Hill Company, Inc.

Sairin. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia : Perspektif Anthropologi.
      Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Schneider, S.C and Jean-Louis Barsoux. 2003. Managing Across Cultures. Edinburgh
     Gate, Pearson Deucation Limited.

Stacey, R. D. 2000. Strategic Management and Organizational Dynamics: The
     Challenge of Complexity. Harlow: Pearson Education Limited.

Torrington, D. 1994. International Human Resources Management : Think Globally, Act
     Locally. Hertfordshire : Prentice Hall Imternational.

Wilson, J. P. (Edit).1999. Human Resources Development. London: Kogan Page Limited.




Bussiness International Forum                                                          23

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tugas perekonomian terbuka
Tugas perekonomian terbukaTugas perekonomian terbuka
Tugas perekonomian terbukaazelia
 
Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budayashello ren
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankAfdal Adam
 
Lingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & HukumLingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & Hukumszktypho
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNIS
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNISMAKALAH MANAJEMEN DAN BISNIS
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNISAgungPambudi29
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)AsadCungkring97
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruIndri Indrutt
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)KUSWANDI PAKPAHAN
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)YolaRiyana
 
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)Konny Amisim
 
Bab 7 etika bisnis dalam msdm
Bab 7 etika bisnis dalam msdmBab 7 etika bisnis dalam msdm
Bab 7 etika bisnis dalam msdmAsdelinaRitonga
 
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALRoni Saputra
 
Manajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaManajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaArif Nugroho
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Eka Wahyuliana
 

La actualidad más candente (20)

Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Contoh soal uas manejemen operasional 2
Contoh soal uas manejemen operasional 2Contoh soal uas manejemen operasional 2
Contoh soal uas manejemen operasional 2
 
Tugas perekonomian terbuka
Tugas perekonomian terbukaTugas perekonomian terbuka
Tugas perekonomian terbuka
 
Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budaya
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
 
Presentation pkn unicef
Presentation pkn unicefPresentation pkn unicef
Presentation pkn unicef
 
Lingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & HukumLingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & Hukum
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNIS
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNISMAKALAH MANAJEMEN DAN BISNIS
MAKALAH MANAJEMEN DAN BISNIS
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)
Pt freeport indonesia-bisnis-beretika(1)
 
Bab 7 etika bisnis dalam msdm
Bab 7 etika bisnis dalam msdmBab 7 etika bisnis dalam msdm
Bab 7 etika bisnis dalam msdm
 
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
 
Manajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaManajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda Indonesia
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)
 

Más de Daniel Doni

Simply action plan by daniel doni sundjojo
Simply action plan by daniel doni sundjojoSimply action plan by daniel doni sundjojo
Simply action plan by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni Sundjojo
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni SundjojoContoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni Sundjojo
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni SundjojoDaniel Doni
 
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni Sundjojo
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni SundjojoReview of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni Sundjojo
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni SundjojoDaniel Doni
 
Job interview questionnaire culture flexibility identification by daniel d...
Job interview questionnaire   culture flexibility  identification by daniel d...Job interview questionnaire   culture flexibility  identification by daniel d...
Job interview questionnaire culture flexibility identification by daniel d...Daniel Doni
 
What kind of your personality based on disc test by daniel doni sundjojo
What kind of your personality  based on disc test by daniel doni sundjojoWhat kind of your personality  based on disc test by daniel doni sundjojo
What kind of your personality based on disc test by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...Daniel Doni
 
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by DANIEL DONI
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by  DANIEL DONIForm Evaluasi Training atau Sosialisasi by  DANIEL DONI
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by DANIEL DONIDaniel Doni
 
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoCash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojo
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojoContoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojo
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni Daniel Doni
 
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojo
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojoContoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojo
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoCash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojo
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojoHow to measure your self confidence by daniel doni sundjojo
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Pengelolaan karyawan berpotensi
Pengelolaan karyawan berpotensiPengelolaan karyawan berpotensi
Pengelolaan karyawan berpotensiDaniel Doni
 
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojo
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojoCreate loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojo
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJO
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJOARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJO
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJODaniel Doni
 
How to win the business by daniel doni sundjojo
How to win the business by daniel doni sundjojoHow to win the business by daniel doni sundjojo
How to win the business by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojo
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojoContoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojo
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojo
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojoTraining matriks and project development for director by daniel doni sundjojo
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 

Más de Daniel Doni (20)

Simply action plan by daniel doni sundjojo
Simply action plan by daniel doni sundjojoSimply action plan by daniel doni sundjojo
Simply action plan by daniel doni sundjojo
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
 
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni Sundjojo
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni SundjojoContoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni Sundjojo
Contoh Flow Analysis People Development by Daniel Doni Sundjojo
 
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni Sundjojo
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni SundjojoReview of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni Sundjojo
Review of Indonesia's Automotive Market Review by Daniel Doni Sundjojo
 
Job interview questionnaire culture flexibility identification by daniel d...
Job interview questionnaire   culture flexibility  identification by daniel d...Job interview questionnaire   culture flexibility  identification by daniel d...
Job interview questionnaire culture flexibility identification by daniel d...
 
What kind of your personality based on disc test by daniel doni sundjojo
What kind of your personality  based on disc test by daniel doni sundjojoWhat kind of your personality  based on disc test by daniel doni sundjojo
What kind of your personality based on disc test by daniel doni sundjojo
 
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...
Why the Business Environment became the Hell for Fresh Graduated by Daniel Do...
 
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by DANIEL DONI
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by  DANIEL DONIForm Evaluasi Training atau Sosialisasi by  DANIEL DONI
Form Evaluasi Training atau Sosialisasi by DANIEL DONI
 
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoCash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
 
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojo
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojoContoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojo
Contoh tes memory sederhana by daniel doni sundjojo
 
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni
HR 101 : Cash Conpensation by Daniel Doni
 
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojo
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojoContoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojo
Contoh formulir aplikasi kerja karyawan by daniel doni sundjojo
 
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojoCash conpensation by daniel doni sundjojo
Cash conpensation by daniel doni sundjojo
 
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojo
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojoHow to measure your self confidence by daniel doni sundjojo
How to measure your self confidence by daniel doni sundjojo
 
Pengelolaan karyawan berpotensi
Pengelolaan karyawan berpotensiPengelolaan karyawan berpotensi
Pengelolaan karyawan berpotensi
 
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojo
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojoCreate loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojo
Create loyal customer through productivity and quality by daniel doni sundjojo
 
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJO
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJOARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJO
ARE YOU THE GOOD CONSULTANT by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
How to win the business by daniel doni sundjojo
How to win the business by daniel doni sundjojoHow to win the business by daniel doni sundjojo
How to win the business by daniel doni sundjojo
 
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojo
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojoContoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojo
Contoh penghitungan kompensasi dengan metode grading by daniel doni sundjojo
 
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojo
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojoTraining matriks and project development for director by daniel doni sundjojo
Training matriks and project development for director by daniel doni sundjojo
 

Último

tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 

Último (20)

tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 

BAGAIMANA BERBISNIS DENGAN ORANG PERANCIS by DANIEL DONI SUNDJOJO

  • 1. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Bagaimana berbisnis dengan orang dan Organisasi Perancis? By Daniel Doni Sundjojo Pendahuluan Perancis, sebuah negara di benua Eropa yang sangat terkenal dengan menara Eiffelnya merupakan suatu negara besar yang sangat diperhitungkan di dunia bisnis. Banyak produk produk mereka mulai merajai pasaran. Perlahan namun pasti, Perancis, yang semula hanya dikenal lewat makanan ringannya, yaitu kentang goreng, yang sangat terkenal dengan sebutan French fries , begitu hebatnya nama itu melekat pada kentang goreng seolah menjadi brand image , sehingga sebagian besar orang , termasuk di Indonesia, selalu menyebutkan French fries ketika kita memesan kentang goreng, dan bukannya potato fries, misalnya. Imperium – imperium Perancis dewasa ini mulai menyerbu pasar dunia, seakan ingin mengembalikan kejayaan Perancis di era Napoleon Bonaparte , tanpa kenal lelah, mereka membombardir pasar dunia. Dua imperium bisnis besar yang sudah mulai mendunia adalah raksasa elektronik Moulinex dan jaringan hotel Le Meridien, dan dalam waktu dekat tidaklah mustahil mereka akan semakin dominan , hal ini sangat mungkin karena orang Perancis, merupakan orang orang yang gila kerja atau yang lazim disebut workaholic, sampai sampai Perancis, disebut sebagai “ Jepangnya Eropa “, namun, tentu saja bagi orang Perancis sendiri , mereka lebih suka menyebut Jepang sebagai “ Perancisnya Asia “ Selain itu, orang Perancis dikenal dengan solidaritas dan persatuannya yang kuat. Seorang Manager Perancis, misalnya hampir dapat dipastikan dia akan merekrut pekerja Perancis, selama peraturan memperbolehkannya dan kualifikasinya dapat dipertanggung jawabkan, walaupun mungkin ada pekerja lain non – Perancis yang memiliki kualifikasi lebih bagus. Andaikata memungkinkan, seorang manager Perancis lebih suka memiliki bawahan yang semuanya terdiri dari orang orang Perancis, begitu hebatnya subyektivitas orang perancis yang cenderung mengutamakan kompatriotnya ,sampai sampai muncul istilah French Bussiness International Forum 1
  • 2. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Connection, yang merupakan sindiran dari masyarakat dunia atas tingginya subyektivitas orang Perancis . Mengingat Perancis akan segera menjelma menjadi raksasa bisnis dunia, di Eropa saja, mereka mulai menggeser Jerman dalam market elektronik, dan menggeser Amerika Serikat untuk urusan industri hospitality, terutama hotel. Di beberapa negara di Eropa , Le Meridien jauh lebih unggul dari jaringan hotel Amerika Serikat, seperti JW. Marriott, Hilton ataupun Sheraton, begitu juga dalam market elektronik, Bosch Jerman, yang terkenal dengan keawetan produknya, namun memiliki desain yang kaku, mulai kewalahan menghadapi serbuan Moulinex, yang menawarkan desain yang indah dan ergonomis serta yang sangat menarik, dengan harga yang relatif lebih murah. Melihat fenomena di atas, maka kita ,sebagai orang Indonesia, juga harus menyiapkan diri terhadap serbuan Perancis. Jika 10 tahun yang lalu, ketika ada orang yang mau belajar bahasa Perancis, bisa jadi yang didapat adalah cemoohan, karena 10 tahun yang lalu, bahasa Perancis dianggap sangat tidak penting. Jauh lebih penting dan berharga belajar bahasa Cina, Jepang, dan tentu saja, Inggris. Selain itu untuk mencari lembaga kursus bahasa Perancis saat itu , bisa jadi sama sulitnya dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami, kebanyakan mereka yang belajar bahasa Perancis terpaksa harus ke lembaga lembaga yang dinaungi oleh Kedutaan Besar Perancis. Namun sekarang, banyak sekali lembaga kursus menyelenggarakan bahasa Perancis, bahkan tempat tempat kursus yang hanya memiliki satu atau dua ruangan sempitpun menawarkan kursus bahasa Perancis. Mengapa ? Tak lain karena suatu saat, mau tidak mau, suka tidak suka, kita mesti menjalin relasi dengan orang Perancis, entah sebagai partner bisnis, rekan kerja , bawahan ataupun atasan mereka. Sehingga menjadi kebutuhan bagi kita untuk belajar bahasa Perancis. Peluang bisnis inilah, yang secara baik di respon oleh lembaga lembaga kursus tersebut. Namun mempelajari bahasa saja tidaklah cukup, dengan mempelajari bahasa saja namun tidak mengenal budaya mereka, maka kita ibarat sudah memiliki Surat Ijin Mengemudi, namun tidak memiliki mobil untuk dikemudikan, tetap saja tujuan kita, yaitu menjalin hubungan dengan orang Perancis entah berbisnis, ataupun bekerja , tidak tercapai. Apalagi, orang Perancis -sebagaimana orang Inggris yang sering mengungkapkan “ In English , please,” untuk orang orang yang berbicara dengan mereka Bussiness International Forum 2
  • 3. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo namun tidak memakai laval British serta menganggap orang yang tidak menerapkan budaya sopan santun Inggris yang ketat, sebagai “ working class “ , yang menempati kasta terbawah dalam masyarakat Inggris dan Jerman yang mengagungkan budaya Aryanya hingga muncul slogan “ Germany, Uber Alles,” yang artinya kurang lebih, Jerman diatas segalanya, - sangatlah fanatik dengan kultur dan bahasanya. Tidak seperti orang Amerika yang dengan senang hati belajar budaya orang lain dan bersedia beradaptasi dengan kultur setempat, orang Perancis menginginkan orang lain yang memahami dan beradaptasi terhadap budaya Perancis, dan bukan sebaliknya. Hotel Le Meridien Jakarta, misalnya tetap memberlakukan standart dan tata cara layaknya di Perancis, hal ini tentu berbeda dengan Hotel Sheraton yang selalu mengadaptasi budaya setempat, mulai dari masakan, desain interior , suasana kerja, hingga standart pelayanan disesuaikan dengan budaya setempat . Cara memeperlakukan tamu antara Sheraton Surabaya dan Sheraton Bali sangat berbeda. Namun di Le Meridien, di Jakarta atau di Perancis sama saja standartnya. Oleh karena itu, untuk dapat berbisnis dengan orang Perancis, maka selain menguasai bahasanya , kita juga harus familiar dengan budayanya. Untuk itulah pada makalah ini, akan dibahas mengenai budaya Perancis dan bagaimana kita dapat menjalin relasi dengan orang Perancis Dimensi Kultur Perancis menurut Hofstede Perancis, menurut dimensi kultur yang merujuk kepada pandangan Hofstede, memiliki skor sebagai berikut : Tabel 1. Budaya Perancis menurut Hofstede‟s Rank Index Rangking Power Distance 68 15- 16 Individualism 71 10-11 Masculinity 43 35-6 Uncertainty Avoidance 86 10-15 Rank Number : 1 – highest, 53 – lowest Source : G. Hofstede ( 1991) Cultures and Organizations : Software of Mind, Mc Graw – Hill Bussiness International Forum 3
  • 4. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Dari data tersebut, maka akan dinalisa setiap dimensi sebagai berikut : Dimensi Power Distances Dalam hal Power Distance,atau yang lazim disebut sebagai jarak kuasa, Perancis memiliki skor 68, pada Hofstede‟s Rangkings, sehingga dapat disimpulkan Perancis memiliki Power Distance yang tinggi, hal ini tampak pada perusahaan perusahaan Perancis yang memiliki gap tinggi diantara pimpinan dan bawahan. Tidak seperti di Jepang, dalam organisasi Perancis, merupakan hal yang absurd bagi seorang pimpinan untuk berjalan jalan bersama bawahannya, menjenguk bawahannya yang sakit, atau datang ke kantor bawahannya . Dalam organisasi Perancis, seorang pemimpin merupakan seseorang yang “ sulit ditemui” oleh bawahannya dan” tabu berakrab akrab “ dengan bawahannya. Apabila seorang bawahan ingin menemui pimpinannya, maka berbagai macam prosedur harus dilewatinya, termasuk harus mampu menembus sekretaris pimpinannya. Organisasi Perancis juga menerapkan sistem manajemen yang concern terhadap siapa yang memegang kekuasaan. Bagi sebuah organisasi Perancis adalah hal yang sangat aneh untuk menerapkan manajemen partisipatif seperti di Amerika Serikat. Di Perancis berlaku prinsip hirarki dengan slogan “boss is the boss”, yang memiliki kekuasaan yang luar biasa. Bahkan pada tingkat tertinggi yang disebut Monsieur le President, seseorang tetap memiliki predikat dan kekuasaan yang tinggi sampai mati, tidak peduli dia sudah pensiun tetap saja selalu dihormati dan diperlakuan istimewa oleh anggota organisasi yang lain. Hal ini sesuai dengan tulisan Schneider and Barsoux (2003, 42) “ The status of French President-Directeur-General (PDG) is sharply differentiated from the rest of top management. What is more, it is not a status which lost in retirement : an ex-PDG expect to be addressed until his death as Monsieur le President” Bussiness International Forum 4
  • 5. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Dimensi Individualism Perancis memiliki skor Individualism 71 dengan peringkat ke 10 dari kemungkinan terendah 53, hal ini mencerminkan bahwa Perancis memiliki skor Individualism yang tinggi dimana mencerminkan pentingnya Individu dalam masyarakatnya. Mereka respek pada kebebasan serta tanggung jawab individu dan berpandangan bahwa segala sesuatu haruslah diperjuangkan sendiri, dan harus melakukan segala pekerjaannya dengan sungguh sungguh sebagai perwujudan dari perjuangan individualisme nya. Patut digaris bawahi bahwa Individualism tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri atau egois, namun Individualism concern pada tanggung jawab serta hak dan kewajiban Individu. Begitu tingginya Individualism di Perancis sampai sampai berimbas terhadap cara melakukan greetings. Di Perancis greetings benar benar bersifat sangat personal dan individual. Di Amerika misalnya, adalah hal yang umum untuk mengucapkan hello sebagai greetings kepada semua orang. Begitu juga di Indonesia, adalah hal yang umum ketika kita masuk ke kantor dan menyapa dengan halo atau Selamat Pagi , yang sudah bisa diartikan memberikan salam kepada semua orang yang pada saat itu ada di ruangan kantor kita, namun bagi orang Perancis, itu merupakan penghinaan, karena bagi mereka adalah hal yang sangat penting untuk mengucapkan greeting dengan diikuti oleh nama mereka misalnya Bonjour Doni, kemudian melakukan shaking hands dan melakukan kontak mata yang mendalam , tak jarang diikuti oleh pelukan bahkan ciuman. Begitu juga andaikan setelah mengucapkan greetings, kita bertemu lagi dengan orang yang sama, maka kita harus menyapanya lagi dengan kata kata Re – Bonjour, Doni Adalah hal yang menghina jika kita tidak melakukan kontak mata saat kita mengucapkan Bonjour Doni karena hal itu bagi mereka merupakan penghinaan terhadap nilai nilai Individual yang mereka junjung tinggi, dimana terkesan tidak memperhatikan lawan bicaranya. Bussiness International Forum 5
  • 6. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Dimensi Maskulinitas Perancis memiliki skor maskulinitas 43 atau rangking 35 dari kemungkinan 53 yang berarti termasuk kategori rendah, atau cenderung feminin, dimana peran gender tidak dibedakan, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama, serta diharapkan santun , lembut dan memiliki perhatian terhadap kualitas kehidupan. Organisasi Perancis tidak menekankan kepada apakah seseorang itu pria atau wanita untuk menduduki jabatan tertentu seperti di negara negara maskulin, namun lebih merujuk kepada kemampuan untuk analisa, rasionalisasi, sintesis logika berpikir , problem solvings hal ini juga ditekankan oleh Lawrence ( 1991, 108 ) yang mengatakan bahwa : “ In society which has always esteemend the intellectual, the philosopher, and the serious writer, the French Manager is an exponent of culture generale “ dalam hal ini tidak ada pembedaan antara pria dan wanita, semua berlaku umum, tidak mengenal perbedaan gender Dimensi Uncertainty Avoidance Perancis memiliki skor Uncertainty Avoidance 86 atau peringkat 10 yang berarti berkategori tinggi . Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Perancis memiliki kecenderungan untuk selalu berhati hati, berjaga jaga. Mereka mudah sekali merasa terancam jika dihadapkan dalam situasi yang tidak pasti serta tempat dan orang orang yang tidak mereka kenal. Hal ini juga terlihat dalam suasana kerja di organisasi Perancis dimana setiap orang saling menjaga jarak, berjaga jaga seolah olah ada garis batas diantara mereka, hal ini mereka lakukan agar tidak terjadi konflik maupun hal hal yang tidak diinginkan yang bisa membahayakan mereka. Bussiness International Forum 6
  • 7. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Dimensi Kultur Perancis, dari sudut pandang Trompenaar Ada pandangan lain yang mengungkapkan masalah kultur yaitu dimensi kultur berdasarkan penelitian Fans Trompenaars. Menurut Trompenaars, Perancis memiliki karakteristik : Universalism vs Particularism Dari dimensi ini, Perancis tergolong moderate, artinya tidak universalism kuat, dan juga tidak particularism ekstrem. Hal ini sesuai dengan karakter orang Perancis, yang mencoba menyeimbangkan antara relationship dan rules. Seperti yang dibahas di atas, orang Perancis memang lebih suka untuk merekrut sesama orang Perancis, seringkali mereka memang sangat subyektif dalam melakukan perekrutan, namun mereka juga tidak mau melanggar rules, andaikata memang tidak diperbolehkan membentuk tim yang homogen , semuanya terdiri dari orang Perancis, serta apabila orang Perancis tersebut memang tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan , mereka juga tidak akan memaksa. Sehingga mereka tetap dapat mempertanggung jawabkan hasil kerja bagi setiap orang Perancis yang mereka rekrut. Individuals vsCommunitarianism Dalam dimensi ini , menurut Trompenaars, Perancis cenderung Comunitarianism , hal ini berbeda dengan skor Hofstede, di mana Perancis memiliki skor individual yang tinggi. Namun apabila dilihat dari fakta yang ada, bagaimana kehidupan orang Perancis, maka nampak bahwa dalam hal ini Hofstede lebih relevan untuk menggambarkan dimensi kultur yang satu ini. Fakta dilapangan memang orang Perancis benar benar menjunjung tinggi Individualism Bussiness International Forum 7
  • 8. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Neutral vs Emotional ( Affective ) Dalam dimensi ini, Perancis cenderung bersifat Emosional walaupun tidak setinggi Cina atau Venezuela. Mereka mementingkan baik sentuhan verbal maupun non verbal. Adalah umum bagi orang Perancis untuk melakukan sentuhan, tatapan mata mendalam, shaking hands, bahkan ciuman. Tak heran orang Perancis dikenal sebagai orang orang yang romantis sampai sampai identik dengan French Kiss Spesifik vs Diffusion Dari dimensi ini, Perancis termasuk Spesifik. Hal ini merujuk kepada watak orang Perancis yang to the point, tidak suka basa basi. Ditunjang dengan Uncertainty Avoidance yang tinggi, maka semakin menguatkan orang Perancis untuk selalu bersikap to the point, tidak berlama lama bercengkerama yang tidak ada kaitannya dengan bisnis atau masalah tertentu. Imbasnya, mereka seringkali mengungkapkan ketidak puasan nya terhadap sesuatu atau lawan bicaranya secara to the point, tanpa basa basi sama sekali. Yang buruk ya buruk, yang bagus ya bagus, sehingga mereka tidak segan mengatakan kepada rekan bisnisnya bahwa berbisnis dengan si A itu merugikan dan tidak berprospek, kinerja si B itu kok buruk sekali, bahkan memecat karyawanpun secara terus terang, tanpa banyak alasan serta penjelasan , yang kadang dibuat buat, seperti yang sering kita temui di Indonesia. Hal ini tentu dapat menyinggung perasaan seseorang , terutama yang datang dari negara negara yang menganut kultur diffusion, seperti Indonesia Achievement vs Ascription Dalam dimensi ini , Perancis juga moderate, yaitu merupakan kombinasi diantara keduanya. Namun dari dua dimensi yang mestinya berlawanan ini, ada satu poin yang sama yaitu baik pandangan Achievement maupun Ascription sama sama respect terhadap adanya superioritas pada struktur organisasi hirarki. Bedanya kalau Achievement melihat superioritas dalam hirarki dari performa serta knowledge seseorang, sedangkan Ascription cenderung kepada sejauh mana komitmen seseorang terhadap organisasi dan misi. Dan Bussiness International Forum 8
  • 9. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Perancis merupakan kombinasi keduanya, sehingga dia akan sangat menghargai atau menganggap seseorang superior, serta menempatkan seseorang pada tingkat hirarki tertinggi, menilik dari performa, knowledge serta komitmennya terhadap organisasi dan pekerjaannya. Bagamana Organisasi Perancis ? Dalam bekerjasama dengan orang Perancis, bisa jadi kita masuk sebagai bagian anggota organisasinya. Untuk itu kita juga dituntut untuk memahami organisasi Perancis, lebih khusus lagi, bagaimana culture dalam organisasi Perancis. Torrington (1994, 31) mendefinisikan: “ The culture of an organization is the characteristic spirit and belief demonstrated within it, for example, in the norms and values that are generally held about how people should behave and treat each other, the nature of working relationships that should be developed, and the attitudes to customer and to change that are conventionally held. Although essentially a „soft‟ concept, it is an important way of understanding what is going on and how things could be improved “ Organisasi Perancis , selaras dengan budaya Perancis yang memiliki level Power Distance relative tinggi, maka cenderung memiliki banyak tingkatan hierarkis ( vertical differentiation ) yang berlapis lapis, memberikan penekanan pada kegiatan supervisory personal dan tentu saja centralized decision making,dalam hal ini yang berhak membuat keputusan adalah tingkatan tertinggi dari strukturorganisasi tersebut, sedangkan bawahan hanya bisa mengikuti dan melaksanakannya. Sehingga partisipasi anggota organisasi lain terutama bawahan akan sangat kecil, terutama jika berkaitan denganhal hal yang berhubungan dengan decision making. Torrington (1994, 14) menambahkan “ The French have had a more formal approach to management” Hal ini masih ditunjang dengan adanya tingginya skor uncertainty avoidance yang tentu saja berimbas kepada makin formalnya sebuah organisasi, dimana banyak sekali terdapat peraturan peraturan, prosedur serta perangkat perangkat kontrol lainnya. Dalam organisasi Perancis setiap anggota organisasi memiliki spesialisasi sendiri sendiri di mana pekerjaannya benar benar spesifik, Seorang Dosen Human Resources Management misalnya , apabila dia memiliki keahlian dalam bidang Learning Organization, maka selamanya dia akan mengajar topik Bussiness International Forum 9
  • 10. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Learning Organization, tidak mungkin suatu saat dia diminta mengajar topik lain apalagi mata kuliah lain. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan kebosanan di kalangan mereka. Selain itu job design dari setiap orang juga sudah diatur sedemikian detail dan spesifik, bahkan sampai area kerjanya di mana juga ditentukan, hal ini juga dipengaruhi dengan dimensi kultur Perancis yang cenderung spesifik menurut Trompenaars. Dengan kombinasi power distance dan uncertainty avoidance yang sama sama tinggi, maka tidaklah heran apabila organisasi Prancis sangat bersifat mechanism, seolah olah anggota organisasi bagaikan robot yang telah di program segala sesuatu mengenai pekerjaannya, mulai dari di mana wilayah kerjanya, fungsi hingga seberapa jauh kewenangannya dan di dalam program itu juga dimasukkan berbagai procedur, peraturan peraturan, serta struktur hirarkis yang kuat. MOTIVATION : Apa yang dapat menjadi motivator bagi orang Perancis ? Perancis, seperti telah dibahas di atas , memiliki skor Uncertainty Avoidance yang tinggi, dalam hal ini maka mereka selalu merindukan rasa aman dalam kehidupannya. Dalam hal ini , seorang Perancis tidak akan keberatan untuk bekerja sangat keras , karena menurut mereka, dengan bekerja keras, maka mereka akan memiliki performance yang bagus si mata manajemen, serta berpeluang mendapatkan promosi ataupun berbagai benefit dari perusahaan, di mana semuanya itu bisa mengakomodasi kerinduan mereka pada rasa aman : aman secara financial, aman dalam hal kedudukan kerjanya, serta aman dalam status sosialnya , sebagai seorang yang bekerja dan bukan pengngguran. Di Perancis, pengangguran merupakan “ dosa yang tak termaafkan “ mengingat seorang pengangguran dianggap tidak concern kepada ketidak pastian, serta seorang pengangguran berpeluang menghancurkan rasa aman sesamanya. Di Perancis juga merupakan hal yang umum apabila setiap orang memiliki asuransi maupun berbagai jaminan sosial, ini merupakan salah satu wujud tingginya uncertainty avoidance nya.. Dalam hal ini Perancis , selain uncertainty avoidance nya tinggi, juga feminine, sehingga orang Perancis lebih concern pada peningkatan kualitas hidup serta pada social needs, di mana mereka tidak membedakan gender. Penggunaan pay, promotion dan successful Bussiness International Forum 10
  • 11. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo career sebagai motivator, nampaknya cukup tepat untuk memotivasi orang Perancis. Hal ini merujuk pada fakta bahwa mereka mengharapkan adanya kemapanan yang menurut mereka apabila dia mapan, maka ketidak pastian akan terhindarkan, selain itu mereka juga membutuhkan kebanggan serta pengakuan sebagai individu yang sukses, hal ini merupakan konsekuensi tingginya tingkat Individualisme.. Apalagi dari sudut pandang teori teori motivasi juga memberikan pembenaran atas hal itu. Menilik kepada Herzberd’s motivator – hygiene theory , yang dibahas oleh Mc Shane dan Von Glinow, dalam bukunya, Organizational Behavior: Emerging Realities for the Workplace Revolution, , bahwa yang bisa menjadi motivator adalah self actualization dan esteem menurut teori Maslow serta Need for achievement dan Need for power menurut teori Mc Clelland. Dengan motivator pay, promotion dan successful career, sangat efektif untuk memotivasi seseorang agar senantiasa melakukan proses learning dalam usahanya meraih kebutuhan kebutuhan yang merujuk kepada self actualization dan esteem menurut teori Maslow serta Need for achievement dan Need for power menurut teori Mc Clelland. Misalnya , dengan memiliki posisi yang tinggi di organisasi , katakanlah dipromosikan sebagai top management atau bahkan Monsieur le President, maka seseorang akan merasa bangga dimana itu merupakan simbol aktualisasi diri atas hasil jerih payah mereka di organisasi. Setiap orang baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi akan mengakuinya sebagai seseorang yang luar biasa hingga dapat menjadi top manajemen dengan penghasilan berlimpah dan karir yang hebat. Pay , selain menunjukkan pemenuhan kebutuhan diatas secara otomatis membuat mereka makin terjamin kebutuhannya yang paling penting dan harus dipenuhi pertama kali menurut hirarki Maslow yaitu Physichological, serta memungkinkan mereka untuk membeli berbagai atribut yang tekait dengan pemenuhan kebutuhan esteem dan self actualizations misalnya kondominium mewah, kapal pesiar dan sebagainya hal itu tentu akan semakin membuat mereka nyaman karena selain mendapatkan pengakuan, juga membuang jauh jauh ketidak pastian. LEADERSHIP : Superioritas dalam hirarki Bussiness International Forum 11
  • 12. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Di Perancis, seorang leader cenderung menggunakan gaya manajemen “ tangan besi “. Mereka benar benar menjaga jarak dengan bawahannya, dan benar benar memutuskan apapun sesuai dengan keinginan dan pertimbangan mereka, tanpa mempertimbangkan aspirasi bawahannya. Dalam gaya manajemen Perancis, mereka menutup rapat rapat aspirasi dari bawah , apalagi mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Selain itu , dengan kondisi uncertainty avoidance yang juga tinggi, para leader di perancis bersikap antipati terhadap adanya demokrasi dalam organisasi mereka, karena dari sudut pandang mereka, demokrasi merupakan pangkal dari ketidak pastian. Leader memiliki hak prerogative dan berbagai hak khusus lainnya dalam memimpin organisasi. Schneiden and Barsoux (2003, 40) menggambarkan “ In France, for example, the boss is the boss” Sekretaris , sangat berperan sebagai “ perisai” vagi sang boss. Apabila staf ingin menghadap boss, maka dia harus mampu melewati sekretarisnya terlebih dahulu. Hal ini tersirat dari pernyataan Torrington ( 1994, 35) “ Secretaries have great power as intermediaries between anyone and their boss” PRODUKTIVITAS : Produktif, Presisi, Efektif Orang Perancis, dengan skor uncertainty avoidance yang sangat tinggi, akan bekerja keras serta sangat concern terhadap produktivitasnya , sehingga rata rata orang Perancis sangat produktif, serta menyelesaikan pekerjaannya secara tepat sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Berbagai metode diterapkan agar keseluruhan proses produksi benar benar presisi dan menghindari penumpukan yang berlebihan di gudang. Mereka menganggap bahwa barang yang menumpuk di gudang terlalu lama serta tidak jelas akan diapakan dan dikemanakan, sedapat mungkin dihindari karena itu merupakan pangkal dari ketidak pastian, hal ini merupakan manifestasi dari tingginya Uncertainty Avoidance. Mereka juga menjunjung tinggi falsafah zero defect serta No Idle Material. Penerapan Just in Time dan Material Requirement Planning juga sangatlah popular dalam organisasi Perancis Pelaksanaan MBO di Perancis : Hanyakah sekedar Lips Services? Bussiness International Forum 12
  • 13. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Salah satu pendekatan leadership yang berasal dari Amerika Serikat dan banyak dikembangkan di berbagai negara adalah Management by Objectives (MBO) yang pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker di tahun 1955 dalam bukunya The Practice of Management. MBO merupakan sistem manajemen yang menekankan pada penilaian dan pemberian kesempatan yang sama pada semua orang tidak peduli apakah dia wanita atau pria. Semua mendapat kesempatan yang sama untuk menerima gaji yang layak, promosi dan memiliki karir yang sukses. Dalam hal ini MBO menawarkan kesempatan yang sama untuk semua orang, tidak peduli gendernya apa, memiliki peluang untuk melakukan negosiasi dengan atasannya, serta penilaian performance yang benar benar obyektif , tidak dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang bersifat subyektif Lane dan DiStefano ( 1992, 117 ) menekankan bahwa MBO dapat berhasil dalam kondisi : The subordinates are sufficiently independent to negotiate meaningfully with the boss ( not too large power Distance ) That both are willing to take risks ( weak uncertainty avoidance) That performance is seen as important by both ( high masculinity) Perancis, memproklamirkan bahwa mereka juga menerapkan MBO, yang dalam bahasa Perancis disebut DPPO ( Direction Paticipative par Objectifs ) yang sangat menjunjung tinggi slogan Liberte, Egalite, Fraternite ( Freedonm, Equality, Brotherhood ) .Namun banyak pakar manajemen meragukan bahwa di Perancis, MBO benar benar dilaksanakan secara komprehesif dan konsisten, bukan hanya mengenai gender saja , namun juga pada prinsip egaliternya. Mengingat Perancis memiliki struktur yang sangat hirarkis, serta power distance yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh G Franck ( 1973 ) menulis” I think the career of DPPO is terminated, or rather that it has never started and it won‟t ever start as long as we continue in France our tendency to confound ideology and reality”, yang mengacu kepada pertanyaan krusial yang cenderung merupakan sindiran, „ Apakah pelaksanaan DPPO di Perancis sudah berakhir, atau bahkan belum pernah dimulai ? Bagaimana berbisnis dengan orang Perancis ? Hal lain yang dapat kita pelajari dari analisa dimensi kultur adalah bagaimana kita dalam melakukan bisnis dengan orang Perancis Hal ini perlu kita cermati, mengingat Bussiness International Forum 13
  • 14. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo apabila kita salah langkah, maka akan membuat peluang bisnis yang sudah di depan kita menjadi lenyap, dan tentu saja merupakan kerugian untuk kita. Hal pertama yang perlu kita lakukan pada saat bebisnis dengan orang Perancis , tentu saja memperlakukannya sebagai individu, seperti yang telah dibahas diatas , adalah hal yang penting bagi orang Perancis untuk disapa dengan menyebut namanya. Selain itu, dengan adanya karakter orang Perancis yang memiliki Uncertainty Avoidance tinggi, sebaiknya kita benar benar menjaga agar jangan sampai mengusiknya dan membuat dia merasa tidak aman. Melihat Spesifiknya budaya Perancis , sebaiknya kita langsung ke pokok persoalan, dan tidak perlu berbasa basi. Perlu diperhatikan juga, bahwa untuk berbisnis dengan orang Perancis kita sebaiknya menunjukkan kalau kita memiliki knowledge serta komitment dalam berbisnis dengannya, sehingga penting bagi kita untuk melengkapi diri kita dengan informasi yang jelas seputar bisnis yang akan kita lakukan. Orang Perancis, juga sangat menghargai meeting yang efisien ,maka pada saat melakukan meeting dengan orang perancis, hendaknya kita berlaku efisien dan memiliki agenda yang jelas serta relevan. Jangan sampai mereka merasa bahwa meeting bersama kita merupakan sesuatu yang membuang waktu saja, yang perlu diperhatikan juga, jangan sampai mereka merasa diserang, apabila kita tidak setuju terhadap pandangan mereka, hendaknya disampaikan secara diplomatis agar mereka dapat memahami, bukan merasa diserang . Hal lain yang perlu dipahami, bahwa akan jauh mempermudah bagi kita apabila kita dapat berbahasa Perancis. Karena Perancis, sebagaimana orang Inggris dan Jerman sangat fanatic dengan bahasanya, oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menguasai bahasa mereka. Semakin sempurna jika kita benar benar memiliki pengalaman pernah ke Perancis, sehingga kita benar benar dapat melihat dari dekat bagaimana budaya Perancis, hal itu akan membuat kita semakin mendapat tempat di hati mereka dan juga berpeluang menjadi pimpinan, jika kita bekerja di organisasi Perancis , seperti yang ditegaskan Torrington (1994, 121) “ Language ability and international experience will be viewed as extremely important for the future progression to the top of the company” Bagaimana Bekerja untuk Orang Perancis Bussiness International Forum 14
  • 15. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Dalam bekerja, orang Perancis sangat gila kerja, maka dari itu, jika kita ingin bekerja pada mereka hendaknya kita menampakkan komitmen yang tinggi terhadap kerja serta organisasi kita .Selain itu dalam membuat laporan , hendaknya kita mengawalinya dengan executive summary, hal ini penting karena orang Perancis menyukai segala sesuatu yang jelas dan to the point. Selain itu kita sebaiknya benar benar memisahkan kepentingan kita sendiri dengan kepentingan organisasi, hal ini sangat dijunjung tinggi dalam organisasi Perancis. Manager Perancis, senantiasa respek pada orang orng yang memiliki high performance, serta tidak segan memuji apabila performa kita memang luar biasa. Bagaimana me manage orang Perancis Orang Perancis, seperti yang telah dibahas sebelumnya, sangat menyukai kejelasan, maka dari itu, apabila kita me manage orang Perancis, sebaiknya dalam memberikan instruksi, kita menyampaikannya secara jelas, tepat dan mengungkapkan detail instruksi yang tidak berbelit belit. Mereka juga ingin agar mereka diperhatikan secara individu, serta dipuji apabila mereka memang bekerja dengan baik. Apabila kita ingin menegurnya, janganlah ditegur di muka umum, karena akan membuat mereka merasa diserang, dan akan mengalami demotivasi, namun sebaiknya dia dipanggil ke kantor dan dinasehati secara personal, itu akan membuat mereka merasa nyaman Bagaimana dengan budaya kita ? Untuk menganalisa bagaimana agar kita mampu menjalin hubungan bisnis maupun kerja dengan orang Perancis , alangkah baiknya kita menganalisa terlebih dahulu budaya Indonesia secara garis besar. Hal ini penting, agar kita dapat menemukan kecocokan ataupun ketidak cocokan diantara dimensi budaya Perancis dan Indonesia, serta mencari solusi yang tepat agar tidak sampai terjadi salah paham yang akan membuat hubungan yang akan kita jalin menjadi retak atau inconvenience Bussiness International Forum 15
  • 16. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo Indonesia : Hofstedes’s Perspective Tabel 2. Budaya Indonesia menurut Hofstede‟s Rank Index Rangking Power Distance 78 8-9 Individualism 14 47-8 Masculinity 46 30-1 Uncertainty Avoidance 48 41 - 2 Rank Number : 1 – highest, 53 – lowest Source : G. Hofstede ( 1991) Cultures and Organizations : Software of Mind, Mc Graw – Hill Indonesia, menurut Hofstede‟s Rangk, memiliki Power Distance yang tinggi, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Indonesia sangat menjunjung tinggi adanya hirarki dan menghormati orang yang lebih tua. Orang Indonesia sangat menghormati orang tuanya, para sesepuh dan leluhurnya, yang pada budaya jawa dikenal dengan istilah “ unggah ungguh “. Selain itu , orang Indonesia juga berorientasi ke keluarga, serta cenderung bersifat kolektif, hal ini mengingat rendahnya skor individual. Falsafah gotong royong, “Mangan ora mangan kumpul”, musyawarah untuk mufakat, “ Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh “ bahkan yang terkesan agak negative yaitu Nepotisme- walaupun dalam beberapa hal nepotisme sebenarnya juga menguntungkan asal dilakukan secara bertanggung jawab dan sehat - menggambarkan betapa tingginya tingkat kolektivisme orang Indonesia. Hal ini berimbas kepada proses pengambilan keputusan yang cenderung mufakat dan kompromi, sehingga membuat semua pihak “ happy “ atau istilah internasionalnya “ win- win solution “ Orang Indonesia juga dikenal ramah dan suka menolong, serta memiliki toleransi yang tinggi. Indonesia juga cenderung feminine walaupun masih kategori moderate low, namun ini dibuktikan dengan banyaknya wanita yang mampu menduduki posisi kunci di perusahaan maupun di pemerintahan. Presiden Megawati, mantan CEO Indofood Eva Riyanti Hutapea, serta Memperindag Rini Soewandi merupakan contoh betapa Indonesia tidak mempermasalahkan gender, hal ini tidak mungkin kita jumpai di negara negara yang memiliki tingkat Masculinitas tinggi, seperti Jepang , misalnya. Selain itu banyaknya wanita Indonesia yang berprofesi pada Bussiness International Forum 16
  • 17. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo bidang yang sebenarnya untuk porsi lelaki seperti petugas SPBU, tambal ban, janitor, gardener, cleaning services , bahkan tukang becak menguatkan indikasi bahwa Indonesia cenderung .Orang Indonesia juga memiliki tingkat uncertainty avoidance yang moderate low, dalam hal ini orang Indonesia tidak terlalu berhati hati seperti orang Perancis. Hal ini nampak dari santainya orang Indonesia tetap berjalan jalan di Mall walaupun banyak ancaman bom, seperti misalnya saat Tunjungan Plaza diteror bom, tetap saja banyak orang Indonesia yang pergi ke sana, hal ini tidak akan dijumpai di Perancis, sebuah tempat yang diancam bom, bisa ditutup selama beberapa hari sampai keadaan benar benar aman. Indonesia menurut dimensi Trompenaars Indonesia cenderung : Particularism Communitarianism Neutral Diffuse Ascription Dari dimensi Trompenaars, orang Indonesia cenderung Particularist, cenderung mengutamakan hubungan daripada peraturan, seperti yang telah dibahas diatas, orang Indonesia lebih mengutamakan keluarga, bahkan dalam pengambilan keputusan selalu dengan mufakat dan menjaga agar semuanya senang. Hal ini menyebabkan ekses seperti terjadinya fenomena , Uang Damai, Nepotisme bahkan ungkapan “ Asal Bapak Senang “ Dalam membahas kontrak kontrak hukum sekalipun, orang Indonesia dengan senang hati melakukan modifikasi di sana sini agar dapat diterima oleh semua pihak. Dalam dimensi Trompenaars, orang Indonesia sangat Colective ( Communitarianism ).Begitu kuatnya kolektivitas itu sampai berimbas pada saat seseorang mendeskripsikan dirinya. Banyak kita temui di seminar seminar, presentasi ataupun penyuluhan, seringkali penyaji mendeskripsikan dirinya sebagai “ kami “ walaupun jelas jelas yang menyajikan hanya dia sendirian serta yang dipresentasikan juga hasil karyanya sendiri, tidak ada Bussiness International Forum 17
  • 18. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo keterlibatan orang lain sama sekali. Kolektivitas itu juga merambat ke dunia kerja, banyak sekali tenaga kerja yang tidak produktif, namun masih dipertahankan,dimana memang ciri dari kolektivism itu termasuk rendahnya job turnovers dan rendahnya mobility. Hal ini sangat tampak terutama pada kantor kantor pemerintahan. Dalam hal emosional, tidak seperti orang Perancis yang sangat affective, orang Indonesia cenderung bersikap netral, tidak manampakkan apa yang mereka pikirkan atau rasakan. Orang Indonesia cenderung memendam perasaannya, seberat apapun, padahal hal ini berbahaya , karena selain menimbukan stress juga berpotensi meledak sewaktu waktu, dan bisa jadi pada orang yang salah, yang tidak tahu apa apa mendadak kena getahnya dan saat yang tidak tepat pula Orang Indonesia bisa tetap tersenyum walaupun dalam hatinya benci sekali pada orang itu,bahkan mungkin berniat mencelakainya. Mentalitas ini, dalam bahasa jawa sering diungkapkan sebagai “ mbendhol mburi “ , nampak baik namun sebenarnya watak aslinya tidak seperti itu, tentu saja tidak semua orang Indonesia seperti itu, banyak juga orang Indonesia yang fair dan bersikap apa adanya. Selain itu di Indonesia, adalah hal yang tabu apabila kita berciuman, berpelukan serta melakukan berbagai kontak fisik di depan umum. Orang Indonesia, juga cenderung diffuseness, oleh karena itu, orang Indonesia sangat mengutamakan basa basi sebelum mengutarakan permasalahan yang sebenarnya. Ibaratnya, dari Surabaya mau ke Bandung, menyempatkan diri berputar ke Semarang atau bahkan ke Banyuwangi. Orang Indoesia juga dikenal Ascription Oriented, maka dari itu , orang Indonesia sangat gemar memasang gelarnya dimanapun, tidak saja pada organisasinya serta buku karangannya, bila perlu di papan rumah sekalipun juga ditulis lengkap berikut gelarnya . Seorang Profesor Indonesia, misalnya, seolah olah membawa gelarnya kemana mana. Pada saat kita bertemu sang Profesor di Pasar, Mall , Bioskop bahkan di tempat parkir, dia akan sangat senang apabila kita menyebut namanya dengan diawali dengan Prof. Selamat pagi, Prof Abcd, dan sebagainya. Sebagai bentuk apresiasi terhadap superioritasnya Profesor dalam hirarkis akademis di Indonesia, seorang Profesor seolah olah seperti balsam, dianggap mampu menyembuhkan penyakit apa saja, entah itu pusing, tergigit serangga, bengkak atau gatal gatal. Hal ini merupakan fenomena yang unik, dimana seorang Profesor Indonesia berani mengajar mata kuliah yang bukan bidangnya, bahkan berbeda disiplin ilmu. Hal ini pun tidak mendapatkan protes dari siapapun, termasuk mahasiswa, Bussiness International Forum 18
  • 19. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo karena pandangan umum masyarakat kita mengenai sosok seorang Profesor, berarti tahu tentang segalanya, segala bidang, segala disiplin ilmu, dan segala solusi permasalahan. Di Indonesia ,dapat kita temui seorang Guru Besar bidang Teknik, misalnya, mengajar tentang Manajemen. Hal ini hampir tidak mungkin ditemui di luar negeri, seperti di Inggris, misalnya, Stephen Hawking, yang diakui sebaagi manusia terpandai di dunia saat ini, selain tidak pernah mencantumkan gelar profesornya dimanapun, bahkan di buku buku karangannya, dia juga tidak berani untuk mengajar manajemen, walaupun mungkin dia mampu melakukannya . Selain itu di setiap undangan orang Indonesia selalu mencantumkan “ mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan pada nama gelar anda “ Oleh karena itu tak heran jika fenomena ini dimanfaatkan oleh segelintir oknum yang menawarkan beragam gelar dengan cara membeli, yang saat ini ramai beredar di kalangan pengusaha , pejabat , bahkan dosen. Banyak lembaga yang berkantor di ruangan sempit sebuah gedung menawarkan gelar dari luar negeri dengan biaya murah dan kuliah ( sangat ) singkat. Semua gelar tersedia, mulai dari BA, Ir, B.Sc, MBA , Ph.D bahkan ada yang berani menawarkan gelar Profesor.Gelar Ph.D dari universitas luar negeri, ditawarkan hanya dengan 20 juta dalam waktu maksimum 1 tahun , sudah termasuk disertasi, padahal untuk meraih gelar Ph.D di Universitas yang sama di luar negerinya, memerlukan dana tak kurang dari 250 juta dan masa studi 3 – 5 tahun . Parahnya lagi, penawaran itu justru disambut luar biasa oleh kalangan pejabat, pengusaha dan yang lebih parah lagi, para dosen, mereka berlomba lomba memborong gelar untuk menaikkan pangkat, tapi yang utama , sesuai dengan prinsip Ascription Oriented, adalah untuk pengakuan diri , memprihatinkan bukan ? Hal ini sangat bertolak belakang dengan budaya Perancis, di mana seorang professor merasa tidak perlu dipanggil dengan sebutan “ Prof”, seperti yang tertuang dalam tulisan Schneider and Barsoux (2003, 28) “ In France, one would most likely be addressed as Monsieur or Madame, not Docteur nor Professeur” Kultur Indonesia vs Budaya Perancis Dari segi Hofstede „s Rank Orang Indonesia memiliki similaritas dengan orang Perancis dalam hal Power Distance dan Masculinity. Baik orang Indonesia maupun Perancis Bussiness International Forum 19
  • 20. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo sangat menghargai orang yang lebih tua, lebih senior serta yang lebih tinggi kedudukannya, dimana baik orang Indonesia dan Perancis adalah pengikut setia aliran hirarkis. Selain itu, baik kita maupun mereka juga sama sama feminine dan tidak membeda bedakan gender. Sehingga dari dua sudut pandang ini , hubungan orang Indonesia dan Perancis tidak terlalu bermasalah. Masalah baru timbul, dan justru ini yang lebih penting , adalah dimensi Individualism dan Uncertainty Avoidance yang tinggi dari Perancis, sedangkan Indonesia kebalikannya.Hal ini agak menyulitkan , karena orang Perancis sangat concern dengan keselamatan, mereka selalu ingin menerapkan standart keamanan yang tinggi dan ketat, sementara orang Indonesia justru merasa terganggu apabila mengalami hal seperti itu. Untuk memakai sabuk keselamatan di mobil mereka, polisi sampai perlu mengadakan kampanye tilang, begitu juga ketika kita masuk Mall dan mengalami pemeriksaan yang ketat , orang Indonesia merasa tidak nyaman, sedangkan orang Perancis justru merasa aman dengan adanya pemeriksaan itu. Masalah Individualism juga sering menjadi masalah, manakala orang Indonesia terlalu bersifat kolektivism. Orang Perancis menganggap apa yang kita lakukan adalah tanggung jawab pribadi ,dan apabila ada kesalahan juga tanggung jawab pribadi, namun orang Indonesia berpikir sebaliknya , bahwa semua adalah tanggung jawab bersama, sehingga orang Indonesia seringkali menimpakan kesalahan pada orang lain , mengkambing hitamkan orang lain atau sesuatu. Hal ini akan membuat orang Perancis tidak nyaman, mereka mengharapkan agar kalau saya salah, ya harus diakui saya yang salah, bukan si A, si B , si C yang harus kena getahnya. Kebiasaan menyapa juga harus hati hati, seprti yang telah dibahas sebelumnya, orang Perancis suka disebut dengan namanya, Bonjour Doni, misalnya, sedangkan orang Indonesia hanya mengatakan Selamat Pagi Pak, bukan Selamat Pagi, Pak Doni, ini akan membuat orang Perancis tidak nyaman. Hal ini ditegaskan oleh Schneider and Barsoux (2003, 26) “ In France, greetings are highly personal and individual”. Dari sudut pandang Trompenaars, Perancis cenderung banyak moderate nya sehingga tidak terlalu masalah, kecuali pada bagian Emotion dan Spesifik, namun justru di sinilah masalah terbesarnya, karena dalam hubungan seringkali justru banyak ditentukan oleh kedua dimensi ini. Orang Indonesia akan merasa risih apabila dicium di muka umum, jangankan oleh orang lain, oleh pacar, istri atau suami sendiri saja merasa risih untuk berciuman dan berpelukan di muka umum, sedangkan orang Perancis Bussiness International Forum 20
  • 21. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo justru menganggap itu merupakan keharusan, serta bagian dari greetings Untuk itu perlu diberikan penjelasan secara hati hati namun efektif, agar orang Perancis tidak tersinggung dan tidak nyaman apabila ciuman dan pelukannya ditolak. Selain itu dari dimensi Spesific vs Diffusion juga berbahaya, orang Perancis suka to the point, sedangkan orang Indonesia tidak langsung, bahkan cenderung berputar putar hal ini akan membuat meeting yang melibatkan orang Indonesia dan Perancis seringkali tidak mencapai titik temu yang diinginkan hal ini harus diantisipasi dengan agenda rapat yang jelas dan pokok bahasan yang terarah. Sebaiknya janganlah kita menawarkan makan sebelum meeting, jika maksudnya hanya berbasa basi dan tidak benar benar ingin menjamunya makan, orang Perancis akan memberikan respon terhadap hal itu dan benar benar mengharapkan anda menjamunya makan, dan benar benar makan, sampai mungkin, menghabiskan berporsi porsi masakan dan waktu yang lama. Penutup Melihat dari fenomena, dimana perusahaan Perancis makin dominan dalam market Internasional, dan makin membanjirnya produk produk Perancis di banyak negara, serta mendapat tempat di hati konsumen, nampaknya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk berinteraksi dengan orang Perancis. Dua imperium bisnis Perancis, Moulinax dan Le Meridiens, telah hadir di Indonesia, dan ini merupakan langkah awal sebelum berbondong bondongnya perusahaan Perancis menginvasi market Indonesia Untuk itu kita harus menyiapkan diri agar kita tidak menemui hambatan serta dapat bersinergi dengan orang Perancis secara baik, entah sebagai partner bisnis, rekan sekerja, kolega, anak buah atau mungkin pimpinan. Untuk itu , perlu sekali kita untuk mempelajari budaya Perancis, termasuk bagaimana organisasi Perancis, apa yang dapat memotivasi orang Perancis, bagaimana produktivitas orang perancis, apa yang harus kita lakukan andaikata kita berbisnis dengan orang Perancis, bagaimana memperlakukan orang Perancis dan bagaimana keseharian orang Perancis sehingga kita dapat beradaptasi dengan mereka dan membentuk suatu synergy . Dengan membandingkannya dengan budaya kita sendiri, maka kita dapat mengetahui perbedaan antara budaya kita dan Bussiness International Forum 21
  • 22. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo mereka, mendeteksi apa apa yang akan menjadi hambatan dan menyulitkan pada saat kita berinteraksi dengan mereka, sehingga kita dapat mengetahui hal hal yang boleh dilakukan dan tabu dilakukan pada saat berinteraksi dengan mereka. Pada intinya, dengan mempelajari budaya mereka, kita dapat mendekatkan dan mengakrabkan secara efisien dan efektif. Dari banyaknya perbedaan tersebut, maka kita memang perlu banyak belajar menghargai mereka denga nsentuhan sentuhan individunya , banyak menahan diri agar mereka tidak merasa diserang , meningkatkan performa dan etos kerja kita, mengingat orang Perancis sangat concern terhadap high performance serta presisi dalam melakukan tugas. Hal penting yang perlu kita jaga juga termasuk jangan terlalu banyak berbasa basi dan berbelit belit, mengingat orang Perancis menyukai kejelasan dan to the point, serta banyak sekali hal hal lain yang perlu kita pahami, mengingat perbedaan yang sangat tajam antara budaya kita dengan budaya Perancis. Dengan memahami dan menerapkannya, maka kita akan dapat membangun synergy dengan mereka. Prepare and presented by : Daniel Doni Sundjojo Bussiness International Forum 22
  • 23. Bagaimana berbisnis dengan orang & organisasi Perancis? – Prepared & presented by Daniel Doni Sundjojo DAFTAR KEPUSTAKAAN Desimone, R.L., J.M. Werner, and D.M.Harris. 2002. Human Resources Development. Orlando: Harcourt Inc. Hill. 2003. International Bussiness : Competing in the Global Marketplace. New York: Mc Graw- Hill. Kotler, P. 2003. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. Lane, H.W. and J.J. Di Stefano. 1992. International Management Behavior,. Boston : PWS Kent Publishing Company. Lovelock, C.H., and L.K. Wright. 2002. Priciples of Services Marketing and Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. Mc Shane, S.L., and M. Von Glinow. 2003. Organizational Behavior. New York: The McGraw – Hill Company, Inc. Sairin. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia : Perspektif Anthropologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Schneider, S.C and Jean-Louis Barsoux. 2003. Managing Across Cultures. Edinburgh Gate, Pearson Deucation Limited. Stacey, R. D. 2000. Strategic Management and Organizational Dynamics: The Challenge of Complexity. Harlow: Pearson Education Limited. Torrington, D. 1994. International Human Resources Management : Think Globally, Act Locally. Hertfordshire : Prentice Hall Imternational. Wilson, J. P. (Edit).1999. Human Resources Development. London: Kogan Page Limited. Bussiness International Forum 23