Dokumen tersebut membahas tentang preeklamsia dan eklamsia selama kehamilan, termasuk faktor risiko, gejala, klasifikasi, penanganan, dan pencegahan untuk kedua kondisi tersebut. Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine, sedangkan eklamsia merupakan preeklamsia berat ditambah dengan kejang. Penanganannya meliputi pengawasan ketat, diet, istirahat, serta induksi persalinan
3. Kondisi dalam kehamilan
yang ditandai dengan
adanya peningkatan
tekanan darah, protein
urin dan edema dan juga
berhubungan dengan
kejang (eklampsia) dan
gagal organ ganda pada
ibu.
Preeklamsia yang disertai
kejang dan atau koma
yang timul bukan akibat
kelainan neurologi
(Mansjoer, A, 2000: 270)
Preeklamsia yang disertai
kejang dan atau koma
yang timul bukan akibat
kelainan neurologi
(Mansjoer, A, 2000: 270)
PreeklamsiaPreeklamsia
EklamsiaEklamsia
4. 1. Primigravida
2. Keadaan sosio ekonomi
3. Perbedaan criteria dalam penentuan diagnosis
4. Usia ibu yang ekstrim, yaitu dari usia kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun
5. Kehamilan ganda dan hidrops fetails
6. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan
Diabetus Militus
7. Riwayat keluarga yang pernah memiliki preeklamsia dan
eklamsia
8. Obesitas dan hidramnion
9. Gizi yang kurang dari anemia
10. Tingkat pendidikan Ibu hamil
5. KlasifikasiKlasifikasi
Preeklamsi ringanPreeklamsi ringan
1. Kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih dalam 1 minggu
2. Tekanan darah 140/90 mmHg
3. Edema umum, kaki, jari tangan,
dan muka Proteinuria
kwantitatif 0,3gr
1. Kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih dalam 1 minggu
2. Tekanan darah 140/90 mmHg
3. Edema umum, kaki, jari tangan,
dan muka Proteinuria
kwantitatif 0,3gr
Preeklamsi beratPreeklamsi berat
1. Tekanan diastolik >110
mmHg
2. Proteinuria >+2
3. Oligourin
4. Sakit kepala daerah frontal
5. Rasa nyeri pada epigastrium
6. Gangguan mata, penglihatan
menjadi kabur
7. Terdapat mual sampai
muntah
8. Gangguan pernafasan sampai
sianosis
9. Terjadi gangguan kesadaran
1. Tekanan diastolik >110
mmHg
2. Proteinuria >+2
3. Oligourin
4. Sakit kepala daerah frontal
5. Rasa nyeri pada epigastrium
6. Gangguan mata, penglihatan
menjadi kabur
7. Terdapat mual sampai
muntah
8. Gangguan pernafasan sampai
sianosis
9. Terjadi gangguan kesadaran
6. Lanjutan…Lanjutan…
EklamsiaEklamsia
Eklamsia sama halnya dengan
gejala yang terjadi pada
preeklamsia berat namun
disertai kejang atau koma
Eklamsia sama halnya dengan
gejala yang terjadi pada
preeklamsia berat namun
disertai kejang atau koma
7. 1. Diet makanan
2. Cukup istirahat
3. Pengawasan
antenatal (hamil)
o Uji kemungkinan
preeklamsia
o Penilaian kondisi
janin dalam rahim
8. Penanganan
Kehamilan <37 minggu
1. Memantau tekanan darah,
proteinurin, reflex dan
kondisi janin
2. Lebih banyak istirahat
3. Diet biasa
4. Tidak perlu diberi obat
5. Ketika rawat jalan tidak
memungkinkan, pasien
dirawat di RS
Kehamilan >37 minggu
1. Jika serviks matang,
lakukan induksi dengan
oksitosin 5 IU dalam 500 cc
Dextrosa IV 10 tetes per
menit atau dengan
Prostaglandin
2. Jika serviks belum matang,
berikan Prostaglandin,
Misoprostol atau kateter
folley
Preeklamsia ringan
9. Preeklamsi berat
1. Jika tekanan diastolic tetap
>110 mmHg, beri obat
antihipertensi sampai tekanan
diastolic antara 90-110 mmHg
2. Pasang infuse dengan jarum
besar
3. Ukur keseimbangan cairan,
jangan samapi terjadi
overload cairan.
4. Kateterisasi urin untuk
memantau pengeluaran urin
dan proteinuria
5. Jika jumlah urin < 30 ml per
jam, pasang infuse cairan dan
pertahankan sampai 1 liter
per 8 jam serta pantau
kemungkinan ada edema
paru
6. Jangan tinggalkan pasien
sendirian karena kejang
disertai aspirasi muntah dapat
mengakibatkan kematian ibu
dan janin
7. Observasi tanda0tanda vital,
reflex dan DJJ setiap jam
8. Auskultasi paru untuk mencari
tanda-tanda edema paru
9. Nilai pembekuan darah dengan
uji pembekuan sederhana.
Jika pembekuan tidak terjadi
sesudah 7 menit,
kemungkinan terjadi
koagulopati.
10. Eklamsia
Penanganan eklamsia sama dengan
preeklamsia berat ditambah
dengan kejang.
Penanganan kejang
1. Berikan obat antikonvulsan yaitu
MgSO4
2. Perlengkapan untuk penanganan
kejang (jalan nafas, sedotan,
masker dan balon, oksigen)
3. Beri oksigen 4-6 liter per menit
4. Lindungi pasien dari
kemungkinan trauma, tetapi
jangan diikat terlalu keras
5. Baringkan pasien pada sisi kiri
untuk mengurangi resiko aspirasi
6. Setelah kejang, aspirasi mulut
dan tenggorokan jika diperlukan