1. A. pengelolaan Siswa
Kedudukan siswa dalam kurikulum
berbasis kompetensi merupaka
"produsen" artinya siswa sendirilah
yang mencari tahu pengetahuan yang
dipelajarinya. Siswa dalam suatu kelas
biasanya memiliki kemampuan yang
beragam: pandai
2. sedang, dan kurang. Karenanya, guru
perlu mengatur kapan siswa bekerja
perorangan, kelompo, berpasangan,
atau klasikal. Jika berkelompok, kapan
siswa dikelompokkan berdasarakan
kemampuan sehingga ia dapat
berkonsentrasi membantu yang
kurang, dan kapan siswa
dikelompokkan secara campuran
sebagai kemampuan sehingga
3. Guru dapat mengatur dan merakayasa
segala sesuatunya. Guru dapat
mengatur siswa berdasarakan situasi
yang ada ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Menurut
Andree, 1982 ada beberapa macam
pengelompokan siswa, diantaranya
4. 1. Task planning groups, bentuk
pengelompokan berdasrakan rencan
tugas yang akan diberikan oleh guru.
2. Teaching groups, kelompok ini bisa
digunakan untuk group teaching,
dimana guru memerintahkan suatu hal
siswa yang ada pada tahap yang sama
mengerjakan tugas yang sama pada
saat yang sama.
5. 3. Seating groups, pengelompokan
yang bersifat umum; dimana 4- 6
siswa duduk mengelilingi satu meja.
4. Joint learning groups,
pengelompokan siswa dimana satu
kelompok siswa bekerja dengan
kegiatan saling terkait dengan
kelompok yang lain. Hasilnya mungkin
seperangkat yang saling terkait.
5. Collaborative - groups, kelompok
6. Gambaran impulsivity adalah orang
yang tergesa - gesa dalam
mengerjakan tugas tanpa berpikri
lebih dahulu, sedangkan reflexivity
adalah orang yang sangat
mempertimbangkan tugas tersebut
tanpa berkesudahan.
b. Extroversion.
Gambaran extroversiaon