SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
BAB I
                                   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
          Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan
   peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa
   setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
          Faktor utama dalam pendidikan yaitu pembentukkan pribadi manusia, peran
   penting pendidikan inilah menjadi ukuran normatif dalam pencapaian pola pikir dan
   pola tindak tiap individu.
          Kemapuan manusia, hampir sebagian besar didapatkan melalui proses
   belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu
   yang dapat diamati, diubah dan dikontrol. Kemampuan manusia yang dikembangkan
   melalui belajar yaitu: pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi
   kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
          Pengejawantahan pendidikan inilah yang menuntut pendidik untuk sebisa
   mungkin menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai
   kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam hal
   ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena
   desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan
   suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan
   kondisi untuk belajar.
          Perubahan pola pikir dan pola tindak pada peserta didik/siswa tentunya tidak
   hanya bergantung pada penerapan maupun pencapaian mata pelajaran yang akan
   diajarkan, namun perubahan ini sangatlah memerlukan peran aktif dari guru karena
   guru merupakan pembimbing dan juga sebagai konselor.
          Masalah-masalah yang ada pada siswa sangatlah kompleks, baik itu masalah
   individu (fisik dan psikis) dan masalah sosial (keluarga dan bermasayarakat).
   Persoalan-persoalan pada siswa inilah yang harus di perhatikan oleh guru karena hal
   ini akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
          Selain dari hal di atas, ada paradigma baru yang berkembangan dalam
   pendidikan, yaitu tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa,
tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada
global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’
(learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata
pelajaran.
       Jika melihat kenyataan pendidikan yang ada sekarang ini maka banyak hal
yang sebenarnya harus diperbaiki dan dikembangkan, baik itu hasil belajar, proses
pembelajarannya, kurikulum pendidikan dan semua bidang yang berkaitan dengan
pendidikan. Oleh karena itu maka dipandang perlu, dalam segala hal yang
menyangkut dengan program pendidikan harus ada pengelolah, pengawasan dan
pembinaan yang notabenenya membantu tercapainya tujuan pendidikan.
       Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan
atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu.
Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang
akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui
realita yang terjadi, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail
tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan
pentingnya supervisi pendidikan itu.


1.2 Rumusan Masalah
       Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling (BK) dalam mengatasi masalah
   yang dihadapi siswa?
2. Bagaimanakah cara mengadakan supervisi dan apa saja yang perlu disupervisi?


1.3 Tujuan Penulisan
   Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang bimbingan dan konseling
2. Memberikan penjelasan mengenai supervisi pendidikan




1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat bagi penulis dan mahsiswa lain adalah
1. Menjadikan makalah ini sebagi bahan acuan atau referensi dalam penulisan
   makalah profesi kependidikan selanjutnya
2. Memahami hakikat dari profesi pendidikan
3. Sebagai calon guru (insyallah), maka makalah ini menjadi acuan awal,
   pengetahuan awal dan pengukuran awal tentang tugas dan tanggung jawab
   seorang guru




                                 BAB II
PEMBAHASAN


A. BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
           Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan
bagaikan kata majemuk. Untuk memperluas kedua istilah tersebut, berikut ini
dikemukakan pengertian bimbingan dan pengertian konseling.


a. Pengertian
           Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling.
Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in
making choice and adjustment and solving problems. Dalam penertian tesebut,
terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu
yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir
tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).
           Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman
Natawidjaja (1978) : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia
dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang
berarti.
           Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11) menyarikan beberapa rumusan
bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai
berikut : Bimbingan adalah bantuan atau petolongan yang diberrikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
           Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli tiu,
dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan: (a) suatu proses yang
berkseinambungan, (b) suatu proses membantu individu, (c) bantuan yang diberikan
itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan
mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan
(d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.


b. Pengertian Konseling
          Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istliah
penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat. Banyak
ahli yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James P. Adam yang
dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a): Konseling adalah suatu penilaian timbal balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain
(konseling) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya
dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan
datang.
          Bimo Walgito (1982: 11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapai
untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
          Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan
konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
   a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual.
   b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.
   c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli.
   d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk
          memecahkan masalah yang dihadapi klien.
   e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan
          masalahnya dengan kemampuannya sendiri.




2. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di sekolah
Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa
agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh
(Motensen & Schemuller, 1969). Bimbingan dan konseling semakin hari semakin
dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai
macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982), sebagai
berikut:
   1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak
       dalam waktu sekian jam (± 6jam) hidupnya berada di sekolah.
   2. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan
       baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun
       dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.
       Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist
dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor
ternyata sangat membantu guru, dalam hal:
   1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif
       yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
   2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan
       mempengaruhi proses belajar-mengajar.
   3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih
       efektif.
   4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan
       tugasnya.


3. Tujuan Bimbingan di Sekolah
       Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai
   masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam
   Kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di
   sekolah adalah membantu siswa:
1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar
   yang tinggi.
2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada
   saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan
   pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-
   emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan
   terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan
   yang lebih luas.


4. Peranan Bimbingan dan konseling dalam Pembelajaran Siswa
       Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti
   bahwa dia mempunyai masalah tapi tidak tahu bagaimana mengatsinya, dan juga
   yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam
   menyelesaikan masalahnya itu.
       Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan
   konseling dapat memberikan layanan dalam: (1) bimbingan belajar, (2)
   bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.


   a. Bimbingan Belajar
          Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
   berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah
   maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:
       a) Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual.
       b) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
       c) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
       d) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran
          tertentu.
       e) Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.


   b. Bimbingan Sosial
          Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
   memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah
sosial, sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut
   Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial dimaksudkan untuk:
       a) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
       b) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
       c) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah
          tertentu.
          Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat
          melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah
          maupun di luar sekolah (Downing, 1978).


   c. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi
          Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan
   bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara:
       a) Perkembangan intelektual dan emosionalnya.
       b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya.
       c) Kehendak siswa dan orang tua atau lingkungannya.
       d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.
       e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan.
       f) Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan
          keengganan mengambil pilihan.


5. Landasan Bimbingan dan Konseling
          Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang
   mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.
2. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.
3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing
   dengan yang dibimbing.
4. Bimbingan berlandaskan pengakuaan akan martabat dan keluhan individu yang
   dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights).
5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan
   bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan pskikologis.
6. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang
   bermasalah saja.
7. bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus,
   berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.


6. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
       Dalam kegiatan/layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1982)
ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu:


   1. Asas Kerahasiaan
            Asas ini mempunyai makna yang sangat penting dalam layanan
   bimbingan dan konseling. Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak
   ditentukan oleh asas ini, sebab klien akan mau membukakan keadaan dirinya
   sampai dengan masalah-masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin bahwa
   konselor dapat menyimpan rahasianya.
   2. Asas Keterbukaan
            Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam
   membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan,
   pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya
   permasalahan. Konselor juga terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap
   hal-hal yang dikemukakan oleh klien.
   3. Asas Kesukarelaan
            Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan
   ini. Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran
   klien.


   4. Asas Kekinian
            Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada
   masalah-masalah yang dialami klien pada saat ini. Apa yang dirasakan dan
   dipikirkan pada saat konsultasi, itulah yang menjadi pusat perhatian dalam
   mencarikan permasalahannya.
   5. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik,
   bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam
   layanan itu. Oleh karena itu, konselor hendaknya mampu memotivasi klien untuk
   melaksnakan semua saran yang telah di sampaikannya.
   6. Asas Kedinamisan
          Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan
   dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Sesuai
   dengan sifat keunikan manusia maka konselor harus memberikan layanan
   seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien.
   7. Asas Keterpaduan
          Kerperibadian klien merupakan suatu kesatuan dari berbagai macam
   aspek. Dalam pembewrian layanan kepada klien, hendaknya selalu diperhatikan
   apsek-aspek keperibadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan
   atau keterpaduan.
   8. Asas Kenormatifan
          Maksud asas ini ialah usaha layanan bimbingan dan konseling yang
   dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,
   sehingga tidak terjadi penolakan dari individu yang dibimbing.
   9. Asas Keahlian
          Layanan bimbingan dan konseling adalah profesional, oleh karena itu
   tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak dididik dan dilatih atau
   dipersiapkan untuk itu. Layanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus.
   10. Asas Alih Tangan
          Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan
   yang tidak tepat.
   11. Asas Tut Wuri Handayani
          Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa
   layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya.


B. SUPERVISI PENDIDIKAN
Pengertian Supervisi
Supervision (Inggris) : Super : atas, vision : visi, jadi supervisi artinya : lihat
dari atas. Arti semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa Supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan
dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
        Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan.
    Ciri-ciri dari Supervisi :
•   Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah
•   Evalution : penilaian
•   Improvement : mengadakan perbaikan
•   Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan
•   Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisid ke arah perbaikan
    situasi.
        Kepengawasan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami masa transisi
dari inspeksi kearah supervisi yang dicita-citakan. Yang disebut supervisor
pendidikan bukan hanya para pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala
sekolah, guru-guru dan bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, bila
misalnya diserahi tugas untuk mengetuai kelas atau kelompoknya.




1. Fungsi Supervisi Pendidikan
1. Penelitian (research)         untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif
    tentang suatu situasi pendidikan
    • Perumusan topik
    • Pengumpulan data
    • Pengolahan data
    • Konlusi hasil penelitian
2. Penilaian (evaluation)    lebih menekankan pada aspek daripada negative.
3. Perbaikan      (improvement)          dapat   mengatahui     bagaimana     situasi
   pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
4. Pembinaan         berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang
   disupervisi.


2. Tujuan Supervisi Pendidikan
a. Meningkatkan mutu kinerja guru membantu guru dalam memahami tujuan
   pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut membantu
   guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
   siswanya. Membentuk kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu
   tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat dan saling
   menghargai satu dengan yang lainnya. Meningkatkan kualitas pembelajaran
   yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa Meningkatkan kulaitas
   pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. Sebagai
   salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
   dengan baik.
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesienan sarana dan prasarana yang ada untuk
   dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan
   keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
   terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai
   prestasu belajar sebagaim,ana yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
   tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas
   pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.


3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
1. Prinsip-prinsip   fundamental.    Pancasila   merupakan    dasar    atau   prinsip
   fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang
   supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.
2. Prinsip-prinsip praktis
a. Negatif
   • Tidak otoriter
   • Tidak berasas kekuasaan
   • Tidak lepas dari tujuan pendidikan
   • Bukan mencari kesalahan
   • Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil
b. Positif
   •   Konstruktif dan kreatif
   •   Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri
   •   Propessional
   •   Sanggup mengembangkan potensi guru dkk
   •   Memperhatikan kesejahteraan guru dan kawan-kawan
   •   Progresif
   •   Memperhitungkan kesanggupan supervisid
   •   Sederhana dan informal
   •   Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri


4. Teknik Supervisi
             Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual
   dan teknik kelompok.
1. Teknik kelompok : cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang
   disupervisi
2. Tekhnik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah
   khusus.


5. Metode Supervisi
   •   Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi
   •   Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media).


6. Tekhnik dan Metode yang Lain
•   Kunjungan sekolah (school visit) Akan memberikan pengatahuan yang
    lengkap tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.
•   Kunjungan kelas (class visit) Merupakan suatu metode supervisi yang “to the
    point” kena sasaran
•   Pertemuan individual. Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan
    pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang
    yang dikunjungi.
•   Rapat sekolah. Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-
    hal yang berhubungan dengan sekolah
•   Pendidikan ini service. Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka
    guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan
    berbagai cara. Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah,
    mengadakan intervisitasi dsb.
•   Workshop (musyawarah kerja_muker). Untuk mengembangkan professional
    karyawan (in-service)
•   Intervisitas.Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi
    situasi belajar masing-masing
•   Demonstrasi mengajar. Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri
    atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang
    efektif.
•   Bulletin supervisi. Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
    program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.
•   Bulletin bord pengumuman administrative
•   Pengunguman
•   Supervisi pengunguman untuk murid
•   Kunjungan rumah, Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup
    orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang
    secara langsung atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang
    yang disupervisi itu.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingSholehah Hadi Isyrin
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahNurul Khotimah
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
 
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakAssignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakSherly Jewinly
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073Amer Al-Rudy
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKAna Onana
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...rahmawati904635
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolahyayuzuliantini25
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingdirta07
 
Konsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarKonsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarfeni oetari
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Landasan bimbingan dan konseling
Landasan bimbingan dan konselingLandasan bimbingan dan konseling
Landasan bimbingan dan konselingIndra Gunawan
 
Makalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpMakalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpPENJAGA HATI
 
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajayaPengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajayaAdymaz
 

La actualidad más candente (20)

Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konseling
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
 
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanakAssignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
Assignment Kerja Kursus Bimbingan dan Kaunseling Kanak-kanak
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
BK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIALBK PRIBADI SOSIAL
BK PRIBADI SOSIAL
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BK
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
Konsep konseling berdasarkan ayat ayat al-quran (jilid ii) by drs. abdul haya...
 
bimbingan belajar
bimbingan belajarbimbingan belajar
bimbingan belajar
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Konsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajarKonsep dasar bimbingan belajar
Konsep dasar bimbingan belajar
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling KelompokKonsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
 
Landasan bimbingan dan konseling
Landasan bimbingan dan konselingLandasan bimbingan dan konseling
Landasan bimbingan dan konseling
 
Makalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkpMakalah bkp dan kkp
Makalah bkp dan kkp
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
Cbr
CbrCbr
Cbr
 
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajayaPengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling   syatria adymas pranajaya
Pengertian, fungsi, prinsip bimbingan konseling syatria adymas pranajaya
 

Similar a Profesi kependidikan

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajayaAdymaz
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta DidikPeran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didikwiyadnya
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARRamdhan Urpalr
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)Subekti Bano
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganBijak3
 
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]HERI YANTO
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Pena Bangsa
 

Similar a Profesi kependidikan (20)

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
Bimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptxBimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptx
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOREKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
 
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta DidikPeran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbingan
 
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 

Último

Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 

Último (20)

Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 

Profesi kependidikan

  • 1.
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Faktor utama dalam pendidikan yaitu pembentukkan pribadi manusia, peran penting pendidikan inilah menjadi ukuran normatif dalam pencapaian pola pikir dan pola tindak tiap individu. Kemapuan manusia, hampir sebagian besar didapatkan melalui proses belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol. Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Pengejawantahan pendidikan inilah yang menuntut pendidik untuk sebisa mungkin menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar. Perubahan pola pikir dan pola tindak pada peserta didik/siswa tentunya tidak hanya bergantung pada penerapan maupun pencapaian mata pelajaran yang akan diajarkan, namun perubahan ini sangatlah memerlukan peran aktif dari guru karena guru merupakan pembimbing dan juga sebagai konselor. Masalah-masalah yang ada pada siswa sangatlah kompleks, baik itu masalah individu (fisik dan psikis) dan masalah sosial (keluarga dan bermasayarakat). Persoalan-persoalan pada siswa inilah yang harus di perhatikan oleh guru karena hal ini akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain dari hal di atas, ada paradigma baru yang berkembangan dalam pendidikan, yaitu tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa,
  • 3. tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran. Jika melihat kenyataan pendidikan yang ada sekarang ini maka banyak hal yang sebenarnya harus diperbaiki dan dikembangkan, baik itu hasil belajar, proses pembelajarannya, kurikulum pendidikan dan semua bidang yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu maka dipandang perlu, dalam segala hal yang menyangkut dengan program pendidikan harus ada pengelolah, pengawasan dan pembinaan yang notabenenya membantu tercapainya tujuan pendidikan. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui realita yang terjadi, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya supervisi pendidikan itu. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling (BK) dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa? 2. Bagaimanakah cara mengadakan supervisi dan apa saja yang perlu disupervisi? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Memberikan penjelasan tentang bimbingan dan konseling 2. Memberikan penjelasan mengenai supervisi pendidikan 1.4 Manfaat Penulisan
  • 4. Manfaat bagi penulis dan mahsiswa lain adalah 1. Menjadikan makalah ini sebagi bahan acuan atau referensi dalam penulisan makalah profesi kependidikan selanjutnya 2. Memahami hakikat dari profesi pendidikan 3. Sebagai calon guru (insyallah), maka makalah ini menjadi acuan awal, pengetahuan awal dan pengukuran awal tentang tugas dan tanggung jawab seorang guru BAB II
  • 5. PEMBAHASAN A. BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Untuk memperluas kedua istilah tersebut, berikut ini dikemukakan pengertian bimbingan dan pengertian konseling. a. Pengertian Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustment and solving problems. Dalam penertian tesebut, terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien). Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman Natawidjaja (1978) : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11) menyarikan beberapa rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai berikut : Bimbingan adalah bantuan atau petolongan yang diberrikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu- individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli tiu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan: (a) suatu proses yang berkseinambungan, (b) suatu proses membantu individu, (c) bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan
  • 6. mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan (d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya. b. Pengertian Konseling Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istliah penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat. Banyak ahli yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a): Konseling adalah suatu penilaian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseling) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Bimo Walgito (1982: 11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapai untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual. b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka. c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli. d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien. e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya sendiri. 2. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di sekolah
  • 7. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Motensen & Schemuller, 1969). Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982), sebagai berikut: 1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam (± 6jam) hidupnya berada di sekolah. 2. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan. Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, dalam hal: 1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru. 2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar. 3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif. 4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya. 3. Tujuan Bimbingan di Sekolah Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam Kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa: 1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi. 2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
  • 8. 3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani. 4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi. 5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat. 6) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial- emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas. 4. Peranan Bimbingan dan konseling dalam Pembelajaran Siswa Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tapi tidak tahu bagaimana mengatsinya, dan juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam: (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. a. Bimbingan Belajar Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi: a) Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual. b) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar. c) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran. d) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. e) Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran. b. Bimbingan Sosial Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah
  • 9. sosial, sehingga terciptalah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial dimaksudkan untuk: a) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai. b) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai. c) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu. Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah maupun di luar sekolah (Downing, 1978). c. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara: a) Perkembangan intelektual dan emosionalnya. b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya. c) Kehendak siswa dan orang tua atau lingkungannya. d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya. e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan. f) Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan keengganan mengambil pilihan. 5. Landasan Bimbingan dan Konseling Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut: 1. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang. 2. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu. 3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing. 4. Bimbingan berlandaskan pengakuaan akan martabat dan keluhan individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights). 5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan pskikologis.
  • 10. 6. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja. 7. bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak. 6. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Dalam kegiatan/layanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1982) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Asas Kerahasiaan Asas ini mempunyai makna yang sangat penting dalam layanan bimbingan dan konseling. Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini, sebab klien akan mau membukakan keadaan dirinya sampai dengan masalah-masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin bahwa konselor dapat menyimpan rahasianya. 2. Asas Keterbukaan Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan, pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya permasalahan. Konselor juga terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dikemukakan oleh klien. 3. Asas Kesukarelaan Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini. Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien. 4. Asas Kekinian Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada masalah-masalah yang dialami klien pada saat ini. Apa yang dirasakan dan dipikirkan pada saat konsultasi, itulah yang menjadi pusat perhatian dalam mencarikan permasalahannya. 5. Asas Kegiatan
  • 11. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik, bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam layanan itu. Oleh karena itu, konselor hendaknya mampu memotivasi klien untuk melaksnakan semua saran yang telah di sampaikannya. 6. Asas Kedinamisan Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Sesuai dengan sifat keunikan manusia maka konselor harus memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. 7. Asas Keterpaduan Kerperibadian klien merupakan suatu kesatuan dari berbagai macam aspek. Dalam pembewrian layanan kepada klien, hendaknya selalu diperhatikan apsek-aspek keperibadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan atau keterpaduan. 8. Asas Kenormatifan Maksud asas ini ialah usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak terjadi penolakan dari individu yang dibimbing. 9. Asas Keahlian Layanan bimbingan dan konseling adalah profesional, oleh karena itu tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak dididik dan dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Layanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus. 10. Asas Alih Tangan Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan yang tidak tepat. 11. Asas Tut Wuri Handayani Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya. B. SUPERVISI PENDIDIKAN Pengertian Supervisi
  • 12. Supervision (Inggris) : Super : atas, vision : visi, jadi supervisi artinya : lihat dari atas. Arti semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Ciri-ciri dari Supervisi : • Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah • Evalution : penilaian • Improvement : mengadakan perbaikan • Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan • Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisid ke arah perbaikan situasi. Kepengawasan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami masa transisi dari inspeksi kearah supervisi yang dicita-citakan. Yang disebut supervisor pendidikan bukan hanya para pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala sekolah, guru-guru dan bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, bila misalnya diserahi tugas untuk mengetuai kelas atau kelompoknya. 1. Fungsi Supervisi Pendidikan 1. Penelitian (research) untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan • Perumusan topik • Pengumpulan data • Pengolahan data • Konlusi hasil penelitian
  • 13. 2. Penilaian (evaluation) lebih menekankan pada aspek daripada negative. 3. Perbaikan (improvement) dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya. 4. Pembinaan berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi. 2. Tujuan Supervisi Pendidikan a. Meningkatkan mutu kinerja guru membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya. Membentuk kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa Meningkatkan kulaitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru. b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik. c. Meningkatkan keefektifan dan keefesienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasu belajar sebagaim,ana yang diharapkan. e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan. 3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan 1. Prinsip-prinsip fundamental. Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.
  • 14. 2. Prinsip-prinsip praktis a. Negatif • Tidak otoriter • Tidak berasas kekuasaan • Tidak lepas dari tujuan pendidikan • Bukan mencari kesalahan • Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil b. Positif • Konstruktif dan kreatif • Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri • Propessional • Sanggup mengembangkan potensi guru dkk • Memperhatikan kesejahteraan guru dan kawan-kawan • Progresif • Memperhitungkan kesanggupan supervisid • Sederhana dan informal • Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri 4. Teknik Supervisi Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. 1. Teknik kelompok : cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang disupervisi 2. Tekhnik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus. 5. Metode Supervisi • Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi • Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media). 6. Tekhnik dan Metode yang Lain
  • 15. Kunjungan sekolah (school visit) Akan memberikan pengatahuan yang lengkap tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif. • Kunjungan kelas (class visit) Merupakan suatu metode supervisi yang “to the point” kena sasaran • Pertemuan individual. Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang yang dikunjungi. • Rapat sekolah. Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal- hal yang berhubungan dengan sekolah • Pendidikan ini service. Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan berbagai cara. Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah, mengadakan intervisitasi dsb. • Workshop (musyawarah kerja_muker). Untuk mengembangkan professional karyawan (in-service) • Intervisitas.Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi situasi belajar masing-masing • Demonstrasi mengajar. Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang efektif. • Bulletin supervisi. Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan. • Bulletin bord pengumuman administrative • Pengunguman • Supervisi pengunguman untuk murid • Kunjungan rumah, Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang yang disupervisi itu.