SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
COLLABORATIVE LEARNING BERBANTUAN DIAGRAM VEE
    TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN
                   INFERENSI LOGIKA

                   Diah Ika Rusmawati*), Tjahyo Subroto, Sudarmin
                 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
            Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229
                          dheah_rose@yahoo.com, 085640647759

Abstrak
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan collaborative learning
berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi
logika pada materi hidrokarbon. Populasi penelitiannya siswa kelas X SMA N 1 Gombong
tahun ajaran 2011/ 2012 sebanyak 285 yang terbagi dalam 9 kelas. Sampel ditentukan
menggunakan teknik cluster random sampling dan dihasilkan X 5 sebagai kelas eksperimen
dan X 7 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data adalah tes berbentuk soal essay,
diagram vee, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan collaborative learning berbantuan diagram vee mampu meningkatkan
penguasan keterampilan generik sains pada taraf pencapain sedang. Keterampilan generik
sains pengamatan kelas eksperimen lebih baik dibandingkan keterampilan generik sains
inferensi logikanya. Besarnya pengaruh pada pembelajaran mencapai 33,70%. Hal ini
berarti penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee memiliki pengaruh
sedang. Keunggulan collaborative learning berbantuan diagram vee               disamping
meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika
siswa dan konsep hidrokarbon, juga membuat siswa lebih teliti dan terampil dalam
melakukan percobaan, menuntut siswa lebih aktif selama pembelajaran.
Kata kunci: Collaborative learning; diagram vee ; hidrokarbon; keterampilan
               generik sains

Abstract
      This research aim to detect applications influence of collaborative learning use vee
diagram toward skills of observation and logical inference generic science in hydrocarbon
matter. Research population of class student of X SMA N 1 Gombong school year 2011/
2012 counted 285 which divided in 9 classes. Sample determined to use technique of cluster
random sampling and yielded by X 5 as experiment class and X 7 as control class. Method
data collecting is test in form of problem of essay, vee diagram, inquiry, interview,
observation, and documentation. Result of research indicates that collaborative learning use
vee diagram can improve mastery of skill of generic science at level of achievement. Skill
of observation generic science of compared to better experiment class of skill logical
inference generic science. Level of influence tired study 33,70%. Matter this means
applying of collaborative learning use vee diagram have influence. Excellence of
collaborative learning use vee diagram beside improve domination skill of observation and
logical inference generic sciences and hydrocarbon concept, also make student more
accurate and skillful in attempt, claim student more active during study.
Keyword: Collaborative Learning; vee diagram; hydrocarbon; skill of generic science
Pendahuluan
     Ilmu kimia merupakan salah satu sub bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
diberikan kepada siswa SMA. Ilmu kimia mempelajari unsur, atom, molekul, baik struktur
maupun susunannya. Beberapa siswa di SMA Negeri 1 Gombong menganggap pelajaran
kimia dianggap rumit, padahal sebenarnya peristiwa kimia sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Anggapan yang sudah terpatri dalam diri siswa tersebut harus diubah
dan diluruskan. Guru mempunyai tugas untuk mengubah anggapan siswa bahwa materi
pelajaran kimia itu mudah dipahami. Guru dituntut mampu menyajikan pelajaran kimia
dengan metode yang menarik.
     SMA Negeri 1 Gombong merupakan salah satu SMA di kabupaten Kebumen yang
mempunyai fasilitas penunjang cukup memadai seperti perpustakaan, laboratorium, dan
ruang multimedia. Laboratorium kimia yang ada di sekolah tersebut belum digunakan
secara maksimal.    Guru lebih mementingkan menyampaikan teori              dibandingkan
menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Laboratorium kimia di SMA
Negeri 1 Gombong oleh beberapa guru digunakan sebagai ruang kelas, sehingga guru
tertentu terkadang tidak bisa menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Guru
setiap akan praktikum hanya memberikan tugas untuk membaca prosedur kerja yang akan
dilaksanakan tanpa mendiskusikan terlebih dahulu di kelas. Model pembelajaran yang
digunakan masih menggunakan model konvensional atau ceramah. Guru hanya
menyampaikan teori sama persis dengan ada di buku kimia yang dimiliki siswa. Pada
metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain karena siswa merasa semua
materi yang disampaikan guru sudah ada di buku yang mereka miliki dan mereka bisa
mempelajarinya sendiri di rumah.
     Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok yang setiap anggotanya aktif
menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan
keterampilan yang dimiliki, untuk bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh
anggota. Collaborative Learning memungkinkan setiap siswa untuk memahami seluruh
bagian pembahasan, tidak seperti pada kelompok belajar yang kita kenal, yang
menyebabkan hanya siswa tertentu yang memahami materi tertentu. Metode ini juga
membuat seluruh siswa akan memiliki pemahaman yang setara akan pembahasan. Sebagai
metode belajar, Collaborative Learning dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di
sekolah hendaknya mendorong dan membantu siswa untuk terlibat secara aktif membangun
pengetahuan sehinnga mencapai pemahaman yang mendalam (deep learning). (Sudarman,
2008).
Kesemua aktivitas yang dilakukan siswa selama ini dalam melakukan pembelajaran di
laboratorium kurang dilandasi oleh keterampilan pengamatan, penguasaan metodologis, dan
konseptual yang relevan dan memadai. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan
tersebut digunakan diagram vee . Diagram vee     adalah suatu diagram visual berbentuk
seperti “huruf V” yang mengandung elemen konseptual dan metodologi percobaan.
Pemanfaatan diagram vee sebagai karakteristik model pembelajaran yang diterapkan pada
penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan praktikum
hidrokarbon ini masih terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan,
mentransformasikan dalam bentuk tabel, kemuadian membuat klaim pengetahuan/
kesimpulan, dilanjutkan pelaporan. Menurut Haladyna dalam Sudarmin (2007) menyatakan
keterampilan atau skill adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja
tertentu baik secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang
kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya, keterampilan merupakan suatu
keadaan (kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance
(Depdiknas, 2003).
      Dalam pengembangan aspek proses sains, pengamatan diartikan sebagai proses
mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi diartikan sebagai kegiatan
menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis kepada suatu contoh yang lain
(Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan
proses sains. Oleh sebab itu pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan
ketika mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi logika adalah
keterampilan generik sains untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis
dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. Dalam materi pokok
hidrokarbon, pengamatan dan inferensi logika dapat dikembangkan melalui peristiwa uji
keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. Brotosiswoyo (2001) menyatakan sikap
jujur dan kesadaran akan batas-batas ketelitian merupakan aspek yang dikembangkan dalam
kecakapan pengamatan dan kemampuan siswa untuk merangkum berbagai pengertian dan
konsep terdahulu adalah penting untuk dilatih dalam upaya meningkatkan kemampuan
inferensi logika.
      Berdasarkan uraian di atas, maka tertarik untuk menerapkan collaborative learning
yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan berbantuan diagram vee
dalam melakukan pembelajaran di laboratorium sebagai alat untuk mengembangkan
keterampilan generik sains pada siswa. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh collaborative learning berbantuan diagram vee           terhadapap
penguasaan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa kelas X dan
penguasaan konsep pada materi hidrokarbon di SMA N 1 Gombong.


Metode Penelitian
     Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan populasi penelitian ini adalah
semua siswa kelas X di SMA N 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian
dipilih dengan teknik cluster random sampling dari populasi normal dan homogen. Kelas X
7 untuk kelas kontrol dan kelas X 5 untuk kelas eksperimen. Sebagai variabel bebas adalah
pemberian collaborative learning berbantuan diagram vee , sedangkan variabel terikatnya
keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon, dan
variabel kontrol meliputi guru, materi pelajaran, dan jumlah jam pelajaran.
     Rancangan penelitian yang digunakan yaitu control group. Prosedur penelitian ini
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan, pada tahap ini dilakukan observasi
data awal, penyusunan soal tes, pembuatan RPP, petunjuk praktikum, lembar observasi
aspek psikomotorik dan afektif; (2) tahap uji coba, pada tahap ini dilakukan uji coba soal di
luar sampel, pemberian skor, analisis hasil uji coba dan penentuan butir soal yang akan
digunakan; dan (3) tahap pelaksanaan penelitian: pada tahap ini dilakukan pretes, kegiatan
pembelajaran, dan post test, analisis data awal dan akhir.
     Analisis tahap awal dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bahwa populasi
bersifat normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan teknik cluster random sampling
dalam pengambilan sampel. Analisis data tahap akhir merupakan hasil pengujian terhadap
data yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada dua kelas sampel sebelum dan
setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Analisis
keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa digunakan uji normalisasi gain
dan hasil hasil belajar kognitif siswa digunakan meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua
varian, uji kesamaan dua rata-rata, uji perbedaan dua rata-rata, uji pengaruh antar variabel
dan penentuan koefisian determinasi. Di samping itu juga penilaian hasil belajar afektif
diperoleh dari hasil analisis angket dan psikomotorik dari lembar observasi untuk
mengetahui penguasaan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa, dan
diakhiri pemberian angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap implementasi
pembelajaran.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
      Berdasarkan hasil analisis tahap awal diperoleh χ2hitung untuk setiap data lebih kecil
dari χ2Tabel yang berarti data tersebut berdistribusi normal. Harga χ2hitung < χ2Tabel maka dapat
disimpulkan bahwa populasi tersebut homogen dan pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan statistik selanjutnya adalah analisis
tahap akhir, hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk setiap data χ2hitung < χ2Tabel maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.             Hasil analisis data uji
kesamaan dua varians diperoleh nilai Fhitung untuk post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebesar 1,08 sedangkan FTabel yaitu 2,06 yang berarti kedua kelas memiliki varians
yang sama. Hasil analisis selanjutnya diperoleh nilai thitung lebih besar dari t(1-α)(n1+n2-2)
dengan dk = 61 dan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
berarti rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen berbeda dari rata-rata hasil belajar
kimia kelompok kontrol. Untuk analisis terhadap pengaruh antar variabel                 diperoleh
besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,5805.
      Hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial (r ) sebesar 0,58055
                                                                         b

sehingga besarya koefisien determinasi (KD) adalah 33,70%. Jadi besarnya konstribusi
penggunaan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik
pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon sebesar 30,84%.Rata-rata
nilai semua aspek dalam kemampuan afektif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
menunjukkan adanya pengaruh positif penggunaan collaborative learning dalam
pembelajaran kimia. Untuk rata-rata kemampuan psikomotorik percobaan di laboratorium
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Data selengkapnya ditampilkan dalam
Gambar 1-3.

                                                       82.13
                                               74.59
                                                                                63.75
                                                                        52.58
                          46.38 50.19
                 Rerata




                            PRE                     POST                   % N-Gain

                                          Kontrol          Eksperimen

Gambar 1. Nilai rata-rata dan % N-gain hasil perbandingan pretes dan postes dari kelas
          eksperimen dan kelas kontrol
4.00        4.00 4.00                                                                 4.00 4.00


                              3.003.00   3.00                            3.00 3.00      3.00 3.00            3.10      3.00
                                                                                                          2.59             2.45
   Rerata Tiap Indikator




                                1          2                 3             4               5                 6                7          8

                                                                  Kontrol             Eksperimen

Gambar 2. Penilaian afektif kelompok eksperimen dan kelas kontrol

                                                                               3.35
                                                          3.26                                                                3.29
                                                 3.14                                                               3.14
                                                                        3.00
                                                                                               2.89 2.92




                                                      I                     II                      III                    IV

                                                                       Kontrol          Eksperimen

Gambar 3. Penilaian psikomotorik kelompok eksperimen dan kelas kontrol
                           Penelitian pada kelas X SMA N 1 Gombong tahun ajaran 2011/ 2012 ini dilaksanakan
dalam waktu 8 minggu. Pada pertemuan pertama digunakan untuk pelaksanaan pretes.
Pertemuan kedua sampai dengan pertemuan kelima digunakan untuk pembelajaran dan
pertemuan terakhir digunakan untuk pelaksanaan post-test. Waktu untuk satu kali
pertemuan yaitu 2 x 45 menit dan 1 x 45 menit. Pada kelas eksperimen pembelajaran kimia
menggunakan collaborative learning berbantuan diagram vee , sedangkan pada kelas
kontrol pembelajaran kimia menggunakan model ceramah. Tes akhir baik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan setelah proses pembelajaran usai, untuk
memperoleh hasil pembelajaran siswa.
                           Berdasarkan analisis data diperoleh beberapa penemuan dalam penelitian yaitu adanya
pengaruh positif penggunaan collaborative learning berbantuan diagram vee                                                               terhadap
keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa, dan penguasaan konsep siswa
kelas eksperimen pada materi hidrokarbon, serta adanya tanggapan positif terhadap
pembelajaran dengan menggunakan collaborative learning berbantuan diagram vee .
Gambar 2 memperlihatkan bahwa hasil pembelajaran kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Hasil pembelajaran tersebut meliputi kemampuan kognitif, kemampuan
afektif dan kemampuan psikomotorik siswa.
      Dari Gambar 2 secara keseluruhan bahwa hasil belajar aspek afektif kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan kelas kontrol. terutama pada aspek kemampuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan selama PBM (indikator 5) dan aspek menjawab pertanyaan selama
PBM (indikator 6), dimana kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Perbedaan ini disebabkan adanya kegiatan diskusi yang lebih sering dibandingkan kelas
kontrol.
      Selain itu dari Gambar 3 secara keseluruhan bahwa hasil belajar aspek psikomotorik
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada aspek
keterampilan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan (dimensi 1), aspek kemampuan
siswa dalam ketrampilan menggunakan alat praktikum dan aspek kemampuan siswa dalam
penguasaan prosedur kerja (dimensi II), aspek kemampuan siswa dalam membuat laporan
semsntara (dimensi III), dan aspek kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas selesai
praktikum (dimensi IV) . Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen diberikan diagram vee
yang harus diisi siswa sebelum dan setelah praktikum. Dalam diagram vee tersebut terdapat
sisi teoritis dan sisi metodologis yang harus diisi. Sedangkan pada kelas kontrol hanya
mengerjakan praktikum sesuai lembar praktikum siswa dan membuat laporan sementara
berupa tabel hasil pengamatan.
      Hasil belajar baik kognitif, afektif, maupun psikomorik kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan kelas kontrol dikarenakan sebagian besar siswa menyukai metode ini dan
lebih termotivasi untuk mempelajari kimia. Tingginya motivasi belajar siswa         untuk
mempelajari kimia dikarenakan siswa merasa senang dengan berdiskusi di kelas. Selain itu
dengan pemberian diagram vee membuat siswa dituntut untuk berpikir kritis, bagaimana
merangkai alat percobaan, melakukan percobaan dan memecahkan masalah sesuai teori
yang ada.
      Hasil belajar yang lebih baik untuk kelas eksperimen juga disebabkan karena
pemberian diagram vee yaitu mereka menuliskan permasalahan dan obyek yang harus
diteliti sehingga mereka harus dituntut berfikir secara mandiri. Bagaimana merangkai alat,
menyusun prosedur percobaan serta memecahkan masalah. Dengan adanya kegiatan
percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam
proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan
fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan. Sehingga secara tidak
langsung hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan berarti, karena siswa menjadi lebih
aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya
sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh
guru saja, hal ini sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Suherman (2008).
     Dalam melakukan penelitian menggunakan collaborative learning berbantuan
diagram vee , penulis mengalami hambatan–hambatan, seperti: (1) Pada awalnya siswa
masih terlihat kurang bersemangat dalam berdiskusi. (2) Pada saat pemberian tugas untuk
mengisi diagram vee masih ada kelompok yang belum begitu paham dengan instruksi
karena metode seperti ini belum pernah dilaksanakan. Cara yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan umpan
sehingga setelah itu diskusi dapat berlangsung dengan atraktif. Selian itu juga menjelaskan
kembali tugas pengisian diagram vee secara lebih terperinci.
     Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen yang lebih tinggi disebabkan collaborative
learning berbantuan diagram vee pada pembelajarn hidrokarbon membuat siswa lebih
antusias dan aktif karena guru hanya memberikan suatu sub materi dan permasalahan yang
harus dipelajari dan diselesaikan dan guru mengarahkan pada saat mencari alternatif
pemecahan kemudian mengevaluasinya. Siswa            bekerja sama dengan kelompoknya
mendiskusikan segala aspek yang berkaitan dengan sub materi dan permasalahan yang
diberikan dan berusaha keras untuk mencari alternatif pemecahannya dengan suasana rileks,
bebasdalam berpendapat dan menyenangkan. Siswa tidak lagi memandang pelajaran kimia
sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
dari Agustina (2007) bahwa collaborative learning sangat efektif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa . Hal ini juga sesuai dengan pendapat Piaget dalam Suparno (1997)
bahwa belajar terjadi jika timbul kebutuhan untuk memahami lingkungan sehingga
memotivasi mereka untuk menginvestigasi dan mengkonstruksi teori yang menjelaskannya.
     Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa pengembangan pembelajaran melalui
penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat menumbuhkan motivasi
siswa dalam belajar dan meningkatkan keterampilan generik pengamatan dan inferensi
logika, sehingga aktivitas siswa baik dalam pembelajaran maupun dalam praktikum dapat
ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Sanyasa (2007) bahwa penggunaan
metode collaborative learning terbukti meningkatkan kemandirian siswa dan kemampuan
siswa dalam berinteraksi serta beraktivitas. Hal ini dapat memberikan beberapa implikasi
untuk memebuat para siswa lebih mandiri dan aktif dengan belajar bersama dimana mereka
saling memberi masukan.
     Hasil pengolahan data pretes penguasaan setiap keterampilan generik sains dapat di
lihat pada Gambar 4.

                                                       72.65
                         65.28

                                                                42.90


                                  16.74



                           kontrol                         eksperimen
                       KGS Pengamatan % N-gain    KGS Inferensi logika % N-gain
Gambar 4. Rerata % N-gain keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa
          pada penguasaan konsep antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

     Dari Gambar terlihat        keterampilan generik untuk pengamatan dengan taraf
pencapaian % N-gain paling tinggi yaitu 65,28% pada kelas kontrol dan 72,65% pada kelas
eksperimen (Hake, 1998). Pencapaian keterampilan generik sains inferensi logika siswa
kelas eksperimen pada taraf pencapaian sedang dan kelas kontrol pada taraf pencapaian
rendah. Harga % N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa kelas eksperimen yaitu
42,90 %. Harga % N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa kelas kontrol
dibawah 40% yaitu sebesar 16,74. Rendahnya harga % N-gain inferensi logika, diduga
karena inferensi logika memerlukan berpikir dasar tingkat tinggi. Inferensi logika menuntut
siswa menghubungkan antar konsep atau data eksperimen uji keberadaan unsur C dan H
dalam senyawa hidrokarbon yang dimiliki dengan teori yang ada, kemudian mensintesisnya
menjadi suatu bentuk keteraturan pola tertentu. Sementara itu untuk kelas eksperimen
dengan pencapaian N-gain keterampilan generik sains inferensi logika pada taraf sedang
sedang dengan harga % N-gain cenderung rendah, karena keterampilan generik sains ini
melibatkan keterampilan berpikir dasar tingkat tinggi yaitu menyimpulkan dan mengkaitkan
suatu peristiwa yang mereka lihat dalam percobaan dengan teori yang sudah ada, dan hal
inilah yang mengakibatkan mahasiswa         dari kelas kontrol merasa kesulitan. Pada
pembahasan berikut, disampaikan hasil dari peningkatan setiap keterampilan generik sains
yang diurutkan dari perolehan % N-gain rendah ke tinggi.
Pada penelitian ini kemampuan berpikir inferensi logika bagi subjek penelitian
diungkap melalui pernyataan mengenai kekhasan atom karbon dan keisomeran senyawa
hidrokarbon yang terdapat dalam klaim pengetahuan pada diagram vee. Pendekatan
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan generik. Rerata % N-gain keterampilan
inferensi logika pada kelas atas adalah 53,25%, dan kelas bawah adalah 34,85%. Dengan
demikian       model pembelajaran yang diterapkan mampu meningkatkan penguasaan
keterampilan generik inferensi logika subjek penelitian pada tingkat pencapaian sedang
pada kelas atas dan pada kelas bawah (Hake, 1998). Oleh karena itu merupakan tantangan
bagi siswa     untuk mampu meningkatkan keterampilan generik inferensi logika, sebab
keterampilan inferensi logika ini sebagai bagian dalam keterampilan proses sains (Dahar,
1996).
     Dengan melihat harga % N-gain yang berkisar antara harga 70 sampai 100 untuk
siswa kelas atas, sedangkan 30 sampai 70 untuk siswa kelas bawah berarti collaborative
learning berbantuan diagram vee telah manpu mengembangkan keterampilan generik
pengamatan sampai pada taraf pencapain kategori tinggi pada kelas atas dan sedang pada
kelas bawah.


Simpulan
     Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, adanya pengaruh positif penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee
terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa dan hasil belajar
kimia materi pokok hidrokarbon pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gombong. yaitu
sebesar 33,70%. Kedua, hasil belajar kognitif materi pokok hidrokarbon pada siswa dengan
penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee belum mencapai ketuntasan
belajar klasikal karena ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh sebesar 80,65%. Ketiga,
rerata % N-gain keterampilan generik pengamatan siswa dengan penerapan collaborative
learning berbantuan diagram vee yaitu sebesar 72,65% dengan kategori sedang dan rerata
% N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa dengan penerapan collaborative
learning berbantuan diagram vee yaitu sebesar 42,90% dengan kategori sedang. Keempat,
siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penerapan Collaborative learning
berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika
siswa materi pokok hidrokarbon yaitu sebesar 77,42%.
Ucapan Terimakasih
       Saya mengucapkan terimakasih kepada kepada Kepala SMA N 1 Gombong dan Ibu
Dra.Endang Kinarlin yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam artikel
ini.


Daftar Pustaka
Agustina, L. 2007. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui
              Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah. Jurnal
              Dinamika Pendidikan. 2(3). 2007

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Hake, R.R. 2002. Relationship of individual student normalized learning gains in
            mechanics with gender, high-cchool, and pretest scores on Mathematics and
            spatial visualizaton. Diunduh di http: //www. arxiv. org. and http://
            www.phsics.indiana.edu/~hake. tanggal 6 Juni 2011

Sudarman. 2008. Penerapan Metode Collaborative Learning untuk Meningkatkan
            Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Jurnal Pendidikan
            Inovatif. 3 (2) Maret 2008

Sudarmin. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan
             Generik Sains bagi Calon Guru Kimia. Disertasi. Bandung: PPS UPI

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
             Sinar Baru

Suherman, E. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.
            Diunduh     di    http://pkab.wordpress.com/2008/05/14/model-belajar-dan-
            pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa. tanggal 8 Januari 2012

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Analisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAnalisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAzhari Umar
 
Abstrak Penelitian Pembelajaran Recip
Abstrak Penelitian Pembelajaran RecipAbstrak Penelitian Pembelajaran Recip
Abstrak Penelitian Pembelajaran Recipiput22
 
Jurnal sutayanti- rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...
Jurnal  sutayanti-  rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...Jurnal  sutayanti-  rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...
Jurnal sutayanti- rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...Rian vebrianto
 
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...Rian vebrianto
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpascasarjan
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Sugama Maskar
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsihusnauun
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 

La actualidad más candente (20)

Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Proposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian EksperimenProposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian Eksperimen
 
Jurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial RiddleJurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial Riddle
 
Analisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeriAnalisis jurnal dalam negeri
Analisis jurnal dalam negeri
 
Abstrak Penelitian Pembelajaran Recip
Abstrak Penelitian Pembelajaran RecipAbstrak Penelitian Pembelajaran Recip
Abstrak Penelitian Pembelajaran Recip
 
Ppt ujian
Ppt ujianPpt ujian
Ppt ujian
 
Jp kim ia211
Jp kim ia211Jp kim ia211
Jp kim ia211
 
ppt Riani
ppt Rianippt Riani
ppt Riani
 
Power oral emmi
Power oral emmiPower oral emmi
Power oral emmi
 
Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikan
 
Jurnal sutayanti- rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...
Jurnal  sutayanti-  rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...Jurnal  sutayanti-  rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...
Jurnal sutayanti- rian vebrianto.(Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran IP...
 
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...
Rian vebrianto- sidik-purnawati (BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI...
 
Ao vs di
Ao vs diAo vs di
Ao vs di
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulum
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsi
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)53 151-1-pb(1)
53 151-1-pb(1)
 

Similar a Jurnal

1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem basHerawatiHerawati23
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxangga678964
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pbFppi Unila
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
Tgs 2. oral
Tgs 2. oralTgs 2. oral
Tgs 2. oralirhamuna
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7gusty_21
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxmeimunah3
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PutryMayangSari
 

Similar a Jurnal (20)

DL X PBL.pdf
DL X PBL.pdfDL X PBL.pdf
DL X PBL.pdf
 
Nht 4
Nht 4Nht 4
Nht 4
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb
 
LITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdfLITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdf
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Tgs 2. oral
Tgs 2. oralTgs 2. oral
Tgs 2. oral
 
Seminar Hasil.pptx
Seminar Hasil.pptxSeminar Hasil.pptx
Seminar Hasil.pptx
 
Riani
RianiRiani
Riani
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
 
Jurnal juanda
Jurnal juandaJurnal juanda
Jurnal juanda
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
157 423-1-pb
157 423-1-pb157 423-1-pb
157 423-1-pb
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNALTUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Jurnal

  • 1. COLLABORATIVE LEARNING BERBANTUAN DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN INFERENSI LOGIKA Diah Ika Rusmawati*), Tjahyo Subroto, Sudarmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229 dheah_rose@yahoo.com, 085640647759 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika pada materi hidrokarbon. Populasi penelitiannya siswa kelas X SMA N 1 Gombong tahun ajaran 2011/ 2012 sebanyak 285 yang terbagi dalam 9 kelas. Sampel ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling dan dihasilkan X 5 sebagai kelas eksperimen dan X 7 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data adalah tes berbentuk soal essay, diagram vee, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan collaborative learning berbantuan diagram vee mampu meningkatkan penguasan keterampilan generik sains pada taraf pencapain sedang. Keterampilan generik sains pengamatan kelas eksperimen lebih baik dibandingkan keterampilan generik sains inferensi logikanya. Besarnya pengaruh pada pembelajaran mencapai 33,70%. Hal ini berarti penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee memiliki pengaruh sedang. Keunggulan collaborative learning berbantuan diagram vee disamping meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa dan konsep hidrokarbon, juga membuat siswa lebih teliti dan terampil dalam melakukan percobaan, menuntut siswa lebih aktif selama pembelajaran. Kata kunci: Collaborative learning; diagram vee ; hidrokarbon; keterampilan generik sains Abstract This research aim to detect applications influence of collaborative learning use vee diagram toward skills of observation and logical inference generic science in hydrocarbon matter. Research population of class student of X SMA N 1 Gombong school year 2011/ 2012 counted 285 which divided in 9 classes. Sample determined to use technique of cluster random sampling and yielded by X 5 as experiment class and X 7 as control class. Method data collecting is test in form of problem of essay, vee diagram, inquiry, interview, observation, and documentation. Result of research indicates that collaborative learning use vee diagram can improve mastery of skill of generic science at level of achievement. Skill of observation generic science of compared to better experiment class of skill logical inference generic science. Level of influence tired study 33,70%. Matter this means applying of collaborative learning use vee diagram have influence. Excellence of collaborative learning use vee diagram beside improve domination skill of observation and logical inference generic sciences and hydrocarbon concept, also make student more accurate and skillful in attempt, claim student more active during study. Keyword: Collaborative Learning; vee diagram; hydrocarbon; skill of generic science
  • 2. Pendahuluan Ilmu kimia merupakan salah satu sub bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang diberikan kepada siswa SMA. Ilmu kimia mempelajari unsur, atom, molekul, baik struktur maupun susunannya. Beberapa siswa di SMA Negeri 1 Gombong menganggap pelajaran kimia dianggap rumit, padahal sebenarnya peristiwa kimia sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan yang sudah terpatri dalam diri siswa tersebut harus diubah dan diluruskan. Guru mempunyai tugas untuk mengubah anggapan siswa bahwa materi pelajaran kimia itu mudah dipahami. Guru dituntut mampu menyajikan pelajaran kimia dengan metode yang menarik. SMA Negeri 1 Gombong merupakan salah satu SMA di kabupaten Kebumen yang mempunyai fasilitas penunjang cukup memadai seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang multimedia. Laboratorium kimia yang ada di sekolah tersebut belum digunakan secara maksimal. Guru lebih mementingkan menyampaikan teori dibandingkan menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Laboratorium kimia di SMA Negeri 1 Gombong oleh beberapa guru digunakan sebagai ruang kelas, sehingga guru tertentu terkadang tidak bisa menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Guru setiap akan praktikum hanya memberikan tugas untuk membaca prosedur kerja yang akan dilaksanakan tanpa mendiskusikan terlebih dahulu di kelas. Model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model konvensional atau ceramah. Guru hanya menyampaikan teori sama persis dengan ada di buku kimia yang dimiliki siswa. Pada metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain karena siswa merasa semua materi yang disampaikan guru sudah ada di buku yang mereka miliki dan mereka bisa mempelajarinya sendiri di rumah. Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok yang setiap anggotanya aktif menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki, untuk bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Collaborative Learning memungkinkan setiap siswa untuk memahami seluruh bagian pembahasan, tidak seperti pada kelompok belajar yang kita kenal, yang menyebabkan hanya siswa tertentu yang memahami materi tertentu. Metode ini juga membuat seluruh siswa akan memiliki pemahaman yang setara akan pembahasan. Sebagai metode belajar, Collaborative Learning dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di sekolah hendaknya mendorong dan membantu siswa untuk terlibat secara aktif membangun pengetahuan sehinnga mencapai pemahaman yang mendalam (deep learning). (Sudarman, 2008).
  • 3. Kesemua aktivitas yang dilakukan siswa selama ini dalam melakukan pembelajaran di laboratorium kurang dilandasi oleh keterampilan pengamatan, penguasaan metodologis, dan konseptual yang relevan dan memadai. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan diagram vee . Diagram vee adalah suatu diagram visual berbentuk seperti “huruf V” yang mengandung elemen konseptual dan metodologi percobaan. Pemanfaatan diagram vee sebagai karakteristik model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan praktikum hidrokarbon ini masih terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam bentuk tabel, kemuadian membuat klaim pengetahuan/ kesimpulan, dilanjutkan pelaporan. Menurut Haladyna dalam Sudarmin (2007) menyatakan keterampilan atau skill adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya, keterampilan merupakan suatu keadaan (kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance (Depdiknas, 2003). Dalam pengembangan aspek proses sains, pengamatan diartikan sebagai proses mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis kepada suatu contoh yang lain (Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan proses sains. Oleh sebab itu pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan ketika mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi logika adalah keterampilan generik sains untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. Dalam materi pokok hidrokarbon, pengamatan dan inferensi logika dapat dikembangkan melalui peristiwa uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. Brotosiswoyo (2001) menyatakan sikap jujur dan kesadaran akan batas-batas ketelitian merupakan aspek yang dikembangkan dalam kecakapan pengamatan dan kemampuan siswa untuk merangkum berbagai pengertian dan konsep terdahulu adalah penting untuk dilatih dalam upaya meningkatkan kemampuan inferensi logika. Berdasarkan uraian di atas, maka tertarik untuk menerapkan collaborative learning yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan berbantuan diagram vee dalam melakukan pembelajaran di laboratorium sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan generik sains pada siswa. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh collaborative learning berbantuan diagram vee terhadapap
  • 4. penguasaan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa kelas X dan penguasaan konsep pada materi hidrokarbon di SMA N 1 Gombong. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X di SMA N 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling dari populasi normal dan homogen. Kelas X 7 untuk kelas kontrol dan kelas X 5 untuk kelas eksperimen. Sebagai variabel bebas adalah pemberian collaborative learning berbantuan diagram vee , sedangkan variabel terikatnya keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon, dan variabel kontrol meliputi guru, materi pelajaran, dan jumlah jam pelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu control group. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan, pada tahap ini dilakukan observasi data awal, penyusunan soal tes, pembuatan RPP, petunjuk praktikum, lembar observasi aspek psikomotorik dan afektif; (2) tahap uji coba, pada tahap ini dilakukan uji coba soal di luar sampel, pemberian skor, analisis hasil uji coba dan penentuan butir soal yang akan digunakan; dan (3) tahap pelaksanaan penelitian: pada tahap ini dilakukan pretes, kegiatan pembelajaran, dan post test, analisis data awal dan akhir. Analisis tahap awal dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bahwa populasi bersifat normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan teknik cluster random sampling dalam pengambilan sampel. Analisis data tahap akhir merupakan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada dua kelas sampel sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Analisis keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa digunakan uji normalisasi gain dan hasil hasil belajar kognitif siswa digunakan meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varian, uji kesamaan dua rata-rata, uji perbedaan dua rata-rata, uji pengaruh antar variabel dan penentuan koefisian determinasi. Di samping itu juga penilaian hasil belajar afektif diperoleh dari hasil analisis angket dan psikomotorik dari lembar observasi untuk mengetahui penguasaan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa, dan diakhiri pemberian angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap implementasi pembelajaran.
  • 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis tahap awal diperoleh χ2hitung untuk setiap data lebih kecil dari χ2Tabel yang berarti data tersebut berdistribusi normal. Harga χ2hitung < χ2Tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi tersebut homogen dan pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan statistik selanjutnya adalah analisis tahap akhir, hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk setiap data χ2hitung < χ2Tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hasil analisis data uji kesamaan dua varians diperoleh nilai Fhitung untuk post test kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 1,08 sedangkan FTabel yaitu 2,06 yang berarti kedua kelas memiliki varians yang sama. Hasil analisis selanjutnya diperoleh nilai thitung lebih besar dari t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 61 dan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen berbeda dari rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol. Untuk analisis terhadap pengaruh antar variabel diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,5805. Hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial (r ) sebesar 0,58055 b sehingga besarya koefisien determinasi (KD) adalah 33,70%. Jadi besarnya konstribusi penggunaan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon sebesar 30,84%.Rata-rata nilai semua aspek dalam kemampuan afektif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menunjukkan adanya pengaruh positif penggunaan collaborative learning dalam pembelajaran kimia. Untuk rata-rata kemampuan psikomotorik percobaan di laboratorium kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Data selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 1-3. 82.13 74.59 63.75 52.58 46.38 50.19 Rerata PRE POST % N-Gain Kontrol Eksperimen Gambar 1. Nilai rata-rata dan % N-gain hasil perbandingan pretes dan postes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
  • 6. 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.003.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.10 3.00 2.59 2.45 Rerata Tiap Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Kontrol Eksperimen Gambar 2. Penilaian afektif kelompok eksperimen dan kelas kontrol 3.35 3.26 3.29 3.14 3.14 3.00 2.89 2.92 I II III IV Kontrol Eksperimen Gambar 3. Penilaian psikomotorik kelompok eksperimen dan kelas kontrol Penelitian pada kelas X SMA N 1 Gombong tahun ajaran 2011/ 2012 ini dilaksanakan dalam waktu 8 minggu. Pada pertemuan pertama digunakan untuk pelaksanaan pretes. Pertemuan kedua sampai dengan pertemuan kelima digunakan untuk pembelajaran dan pertemuan terakhir digunakan untuk pelaksanaan post-test. Waktu untuk satu kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit dan 1 x 45 menit. Pada kelas eksperimen pembelajaran kimia menggunakan collaborative learning berbantuan diagram vee , sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran kimia menggunakan model ceramah. Tes akhir baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan setelah proses pembelajaran usai, untuk memperoleh hasil pembelajaran siswa. Berdasarkan analisis data diperoleh beberapa penemuan dalam penelitian yaitu adanya pengaruh positif penggunaan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa, dan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada materi hidrokarbon, serta adanya tanggapan positif terhadap
  • 7. pembelajaran dengan menggunakan collaborative learning berbantuan diagram vee . Gambar 2 memperlihatkan bahwa hasil pembelajaran kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil pembelajaran tersebut meliputi kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik siswa. Dari Gambar 2 secara keseluruhan bahwa hasil belajar aspek afektif kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. terutama pada aspek kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan selama PBM (indikator 5) dan aspek menjawab pertanyaan selama PBM (indikator 6), dimana kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan ini disebabkan adanya kegiatan diskusi yang lebih sering dibandingkan kelas kontrol. Selain itu dari Gambar 3 secara keseluruhan bahwa hasil belajar aspek psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada aspek keterampilan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan (dimensi 1), aspek kemampuan siswa dalam ketrampilan menggunakan alat praktikum dan aspek kemampuan siswa dalam penguasaan prosedur kerja (dimensi II), aspek kemampuan siswa dalam membuat laporan semsntara (dimensi III), dan aspek kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas selesai praktikum (dimensi IV) . Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen diberikan diagram vee yang harus diisi siswa sebelum dan setelah praktikum. Dalam diagram vee tersebut terdapat sisi teoritis dan sisi metodologis yang harus diisi. Sedangkan pada kelas kontrol hanya mengerjakan praktikum sesuai lembar praktikum siswa dan membuat laporan sementara berupa tabel hasil pengamatan. Hasil belajar baik kognitif, afektif, maupun psikomorik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol dikarenakan sebagian besar siswa menyukai metode ini dan lebih termotivasi untuk mempelajari kimia. Tingginya motivasi belajar siswa untuk mempelajari kimia dikarenakan siswa merasa senang dengan berdiskusi di kelas. Selain itu dengan pemberian diagram vee membuat siswa dituntut untuk berpikir kritis, bagaimana merangkai alat percobaan, melakukan percobaan dan memecahkan masalah sesuai teori yang ada. Hasil belajar yang lebih baik untuk kelas eksperimen juga disebabkan karena pemberian diagram vee yaitu mereka menuliskan permasalahan dan obyek yang harus diteliti sehingga mereka harus dituntut berfikir secara mandiri. Bagaimana merangkai alat, menyusun prosedur percobaan serta memecahkan masalah. Dengan adanya kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan
  • 8. fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan. Sehingga secara tidak langsung hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan berarti, karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja, hal ini sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Suherman (2008). Dalam melakukan penelitian menggunakan collaborative learning berbantuan diagram vee , penulis mengalami hambatan–hambatan, seperti: (1) Pada awalnya siswa masih terlihat kurang bersemangat dalam berdiskusi. (2) Pada saat pemberian tugas untuk mengisi diagram vee masih ada kelompok yang belum begitu paham dengan instruksi karena metode seperti ini belum pernah dilaksanakan. Cara yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan umpan sehingga setelah itu diskusi dapat berlangsung dengan atraktif. Selian itu juga menjelaskan kembali tugas pengisian diagram vee secara lebih terperinci. Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen yang lebih tinggi disebabkan collaborative learning berbantuan diagram vee pada pembelajarn hidrokarbon membuat siswa lebih antusias dan aktif karena guru hanya memberikan suatu sub materi dan permasalahan yang harus dipelajari dan diselesaikan dan guru mengarahkan pada saat mencari alternatif pemecahan kemudian mengevaluasinya. Siswa bekerja sama dengan kelompoknya mendiskusikan segala aspek yang berkaitan dengan sub materi dan permasalahan yang diberikan dan berusaha keras untuk mencari alternatif pemecahannya dengan suasana rileks, bebasdalam berpendapat dan menyenangkan. Siswa tidak lagi memandang pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Agustina (2007) bahwa collaborative learning sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa . Hal ini juga sesuai dengan pendapat Piaget dalam Suparno (1997) bahwa belajar terjadi jika timbul kebutuhan untuk memahami lingkungan sehingga memotivasi mereka untuk menginvestigasi dan mengkonstruksi teori yang menjelaskannya. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa pengembangan pembelajaran melalui penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika, sehingga aktivitas siswa baik dalam pembelajaran maupun dalam praktikum dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Sanyasa (2007) bahwa penggunaan metode collaborative learning terbukti meningkatkan kemandirian siswa dan kemampuan siswa dalam berinteraksi serta beraktivitas. Hal ini dapat memberikan beberapa implikasi
  • 9. untuk memebuat para siswa lebih mandiri dan aktif dengan belajar bersama dimana mereka saling memberi masukan. Hasil pengolahan data pretes penguasaan setiap keterampilan generik sains dapat di lihat pada Gambar 4. 72.65 65.28 42.90 16.74 kontrol eksperimen KGS Pengamatan % N-gain KGS Inferensi logika % N-gain Gambar 4. Rerata % N-gain keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada penguasaan konsep antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Dari Gambar terlihat keterampilan generik untuk pengamatan dengan taraf pencapaian % N-gain paling tinggi yaitu 65,28% pada kelas kontrol dan 72,65% pada kelas eksperimen (Hake, 1998). Pencapaian keterampilan generik sains inferensi logika siswa kelas eksperimen pada taraf pencapaian sedang dan kelas kontrol pada taraf pencapaian rendah. Harga % N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa kelas eksperimen yaitu 42,90 %. Harga % N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa kelas kontrol dibawah 40% yaitu sebesar 16,74. Rendahnya harga % N-gain inferensi logika, diduga karena inferensi logika memerlukan berpikir dasar tingkat tinggi. Inferensi logika menuntut siswa menghubungkan antar konsep atau data eksperimen uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon yang dimiliki dengan teori yang ada, kemudian mensintesisnya menjadi suatu bentuk keteraturan pola tertentu. Sementara itu untuk kelas eksperimen dengan pencapaian N-gain keterampilan generik sains inferensi logika pada taraf sedang sedang dengan harga % N-gain cenderung rendah, karena keterampilan generik sains ini melibatkan keterampilan berpikir dasar tingkat tinggi yaitu menyimpulkan dan mengkaitkan suatu peristiwa yang mereka lihat dalam percobaan dengan teori yang sudah ada, dan hal inilah yang mengakibatkan mahasiswa dari kelas kontrol merasa kesulitan. Pada pembahasan berikut, disampaikan hasil dari peningkatan setiap keterampilan generik sains yang diurutkan dari perolehan % N-gain rendah ke tinggi.
  • 10. Pada penelitian ini kemampuan berpikir inferensi logika bagi subjek penelitian diungkap melalui pernyataan mengenai kekhasan atom karbon dan keisomeran senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam klaim pengetahuan pada diagram vee. Pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan generik. Rerata % N-gain keterampilan inferensi logika pada kelas atas adalah 53,25%, dan kelas bawah adalah 34,85%. Dengan demikian model pembelajaran yang diterapkan mampu meningkatkan penguasaan keterampilan generik inferensi logika subjek penelitian pada tingkat pencapaian sedang pada kelas atas dan pada kelas bawah (Hake, 1998). Oleh karena itu merupakan tantangan bagi siswa untuk mampu meningkatkan keterampilan generik inferensi logika, sebab keterampilan inferensi logika ini sebagai bagian dalam keterampilan proses sains (Dahar, 1996). Dengan melihat harga % N-gain yang berkisar antara harga 70 sampai 100 untuk siswa kelas atas, sedangkan 30 sampai 70 untuk siswa kelas bawah berarti collaborative learning berbantuan diagram vee telah manpu mengembangkan keterampilan generik pengamatan sampai pada taraf pencapain kategori tinggi pada kelas atas dan sedang pada kelas bawah. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, adanya pengaruh positif penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa dan hasil belajar kimia materi pokok hidrokarbon pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gombong. yaitu sebesar 33,70%. Kedua, hasil belajar kognitif materi pokok hidrokarbon pada siswa dengan penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee belum mencapai ketuntasan belajar klasikal karena ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh sebesar 80,65%. Ketiga, rerata % N-gain keterampilan generik pengamatan siswa dengan penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee yaitu sebesar 72,65% dengan kategori sedang dan rerata % N-gain keterampilan generik inferensi logika siswa dengan penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee yaitu sebesar 42,90% dengan kategori sedang. Keempat, siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penerapan Collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa materi pokok hidrokarbon yaitu sebesar 77,42%.
  • 11. Ucapan Terimakasih Saya mengucapkan terimakasih kepada kepada Kepala SMA N 1 Gombong dan Ibu Dra.Endang Kinarlin yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam artikel ini. Daftar Pustaka Agustina, L. 2007. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah. Jurnal Dinamika Pendidikan. 2(3). 2007 Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Hake, R.R. 2002. Relationship of individual student normalized learning gains in mechanics with gender, high-cchool, and pretest scores on Mathematics and spatial visualizaton. Diunduh di http: //www. arxiv. org. and http:// www.phsics.indiana.edu/~hake. tanggal 6 Juni 2011 Sudarman. 2008. Penerapan Metode Collaborative Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Jurnal Pendidikan Inovatif. 3 (2) Maret 2008 Sudarmin. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan Generik Sains bagi Calon Guru Kimia. Disertasi. Bandung: PPS UPI Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Suherman, E. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Diunduh di http://pkab.wordpress.com/2008/05/14/model-belajar-dan- pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa. tanggal 8 Januari 2012