SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 118
Descargar para leer sin conexión
PENGARUH PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING
       BERBANTUAN DIAGRAM VEE TERHADAP
    KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN
   INFERENSI LOGIKA SISWA KELAS X PADA MATERI
                     HIDROKARBON



                           SKRIPSI
            Disajikan sebagai salah satu syarat untuk
             memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
               Program Studi Pendidikan Kimia




                             Oleh:
                     Diah Ika Rusmawati
                          4301408054




                    JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
       UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                             2012
PENGARUH PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING
      BERBANTUAN DIAGRAM VEE TERHADAP
    KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN
  INFERENSI LOGIKA SISWA KELAS X PADA MATERI
                 HIDROKARBON

                          Skripsi
             Disajikan sebagai salah satu syarat
         untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
              Program Studi Pendidikan Kimia




                            oleh
                    Diah Ika Rusmawati
                        4301408054




               JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
          UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                       2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi dengan judul ”Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan
Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika
Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon” telah disetujui oleh pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:

            Hari      : Jumat
            Tanggal : 31 Agustus 2012




                                                 Semarang, 14 Agustus 2012

Pembimbing I                                     Pembimbing II




Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd.                       Dr. Sudarmin, M.Si.
NIP. 19470324 197008 1 001                       NIP. 19660123 199203 1 003




                                        ii
PENGESAHAN


Skripsi yang berjudul :
     “Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee
     terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa
     Kelas X pada Materi Hidrokarbon”
disusun oleh          :
     Nama             : Diah Ika Rusmawati
     NIM              : 4301408054
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada
      Hari            : Jumat
     Tanggal          : 31 Agustus 2012


Ketua                                             Sekretaris




Prof. Dr. Wiyanto, M.Si.                          Dra. Woro Sumarni, M.Si.
19631012 198803 1 001                             19650723 199303 2 001

Ketua Penguji




Dr. Sri Haryani, M.Si.
19580808 198303 2 002

Penguji/Pembimbing Utama                          Penguji/Pembimbing Pendamping




Drs.Tjahyo Subroto, M.Pd.                         Dr. Sudarmin, M.Si.
NIP. 19470324 197008 1 001                        NIP. 19660123 199203 1 003




                                      iii
PERNYATAAN

       Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dirujuk dalam skripsi

ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.



                                                     Semarang, Agustus 2012



                                                     Diah Ika Rusmawati
                                                     4301408054




                                           iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Kejujuran membawa keberkahan, kerja keras membawa kesuksesan. Dengan kerja

keras yang jujur, aku yakin pasti Tuhan akan memberikan kesuksesan yang berkah.

                     PERSEMBAHAN:

                     Dengan penuh ucapan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha

                     Esa skripsi ini kupersembahkan untuk:

                 1. Orangtuaku tercinta, yang selalu menyayangiku, mendukungku

                     dan memberikan doa restu untukku;

                 2. Teman-teman CHEVENT, yang sudah menjadi keluargaku

                     selama ini;

                 3. Teman-teman seperjuangan pendidikan kimia regular ’08;

                 4. Dan teman-temanku tersayang di “Kost            Intan”, yang

                     memberikan keceriaan dalam hidupku.




                                        v
KATA PENGANTAR

      Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee terhadap

Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi

Hidrokarbon”.

      Dengan     selesainya   penyusunan      skripsi   ini   perkenankanlah   penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang memberikan fasilitas yang cukup

   memadai di kampus sehingga kami dapat menggunakan fasilitas yang ada untuk

   penyusunan skripsi ini.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

   penulis untuk melakukan penelitian ini.

3. Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

   Universitas Negeri Semarang.

4. Bapak Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd., Dosen pembimbing I yang dengan tekun,

   sabar, dan teliti memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai

   penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan skripsi.

5. Bapak Dr. Sudarmin, M.Si., Dosen pembimbing II yang dengan tekun, sabar,

   teliti, dan kritis memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai

   penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan skripsi.



                                         vi
6. Bapak Drs. Kunnaji, kepala SMA Negeri 1 Gombong yang telah memberikan ijin

   kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Dra. Endang Kinarlin, Guru Kimia SMA Negeri 1 Gombong yang telah

   berkenan membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Siswa kelas X 5 dan X 7 SMA Negeri 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012 atas

   kesediaanya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini.

       Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, dan semua pihak

yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan dan pelaporan skripsi ini. Pada

kesempatan ini penulis sampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya kepada

semua pihak, jika selama interaksi terjadi banyak hal yang kurang berkenan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada para

pembaca pada umumnya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran pada

perkembangan pendidikan selanjutnya.



                                                 Semarang, Agustus 2012



                                                 Penulis




                                       vii
ABSTRAK
Rusmawati, D. I. 2012. Pengaruh Penerapan Collaborative Learning
Berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan
Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon.Skripsi, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping
Dr. Sudarmin, M.Si.

Kata kunci: Collaborative learning; diagram vee; hidrokarbon; keterampilan
             generik sains
          Keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika yang baik dapat
diperoleh melalui penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat.
Collaborative learning mengacu kepada metode pengajaran yang mana siswa
dengan berbagai latar kemampuan bekerja bersama-sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mencapai tujuan. Dengan bekerja bersama-sama melakukan
percobaan dalam kelompok-kelompok mempermudah siswa dalam melakukan
pengamatan dan menyimpulkan hasil percobaan sesuai dengan teori yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan collaborative
learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan
keterampilan generik inferensi logika pada materi hidrokarbon. Materi yang
dipilih adalah hidrokarbon. Populasi penelitian yaitu siswa kelas X SMA N 1
Gombong tahun ajaran 2011/ 2012 sebanyak 285 yang terbagi dalam 9 kelas.
Sampel ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling dan dihasilkan
kelas X 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol. Metode
pengumpulan data adalah tes berbentuk soal essay, diagram vee, angket,
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa dan penguasaan
konsep pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Penerapan
collaborative learning berbantuan diagram vee mampu meningkatkan penguasan
keterampilan generik pada taraf pencapain sedang. Keterampilan generik
pengamatan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan keterampilan
generik inferensi logikanya. Taraf pencapaian keterampilan generik pengamatan
adalah tinggi, sedangkan taraf pencapaian keterampilan generik inferensi
logikanya sedang. Besarnya pengaruh penerapan collaborative learning
berbantuan diagram vee mencapai 33,70%. Hal ini berarti penerapan collaborative
learning berbantuan diagram vee memiliki pengaruh sedang pada pembelajaran.
Keunggulan collaborative learning berbantuan diagram vee ini disamping
meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi
logika siswa dan konsep hidrokarbon, juga membuat siswa lebih teliti dan
terampil dalam melakukan percobaan dan menuntut siswa terlibat lebih aktif
selama pembelajaran.




                                     viii
DAFTAR ISI
                                                                                                           Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................... .............. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
   1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
   1.2 Rumusan Masalah ......... ................................................................ 5
   1.3 Tujuan ........................................................................ .................... 6
   1.4 Manfaat ..................................................................................... ..... 7
   1.5 Penegasan Istilah ............................................................................ 8
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ............................................ 11
   2.1 Pembelajaran Kimia dan Permasalahannya .................................... 11
   2.2 Collaborative Learning .................................................................. 13
   2.3 Diagram Vee ................................................................................... 17
   2.4 Keterampilan Generik Sains ........................................................... 24
   2.5 Materi Hidrokarbon ........................................................................ 28
   2.6 Penelitian yang Mendukung ........................................................... 31
   2.7 Kerangka Berpikir .......................................................................... 36
   2.8 Hipotesis ......................................................................................... 38
3. METODE PENELITIAN......................................................................... 39
   3.1     Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 39
   3.1.1 Populasi ........................................................................................ 39
   3.1.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi).................................. 39
   3.1.1.2 Uji Normalitas .............................................................................. 39
   3.1.1.3 Uji Homogenitas Populasi ........................................................... 40
   3.1.2 Sampel .......................................................................................... 40
   3.2     Variabel Penelitian ...................................................................... 41
   3.3     Desain Penelitian .......................................................................... 42
   3.4     Metode Pengumpulan Data .......................................................... 42
   3.5     Metode Penyusunan Instrumen .................................................... 44
   3.5.1 Materi dan Bentuk Tes ................................................................. 44
   3.5.2 Metode Penyusunan Instrumen Uji Coba..................................... 45
   3.5.3 Pelaksanaan Tes Uji Coba ........................................................... 46
   3.6     Analisis Instrumen Penelitian....................................................... 46
   3.6.1 Uji Validitas Soal ......................................................................... 46


                                                        ix
3.6.2 Uji Reliabilitas Soal .....................................................................            47
   3.6.3 Uji Indeks Kesukaran Soal ...........................................................                  49
   3.6.4 Daya Pembeda Soal ......................................................................               49
   3.7   Metode Analisis Data ...................................................................               51
   3.7.1 Analisis Data Awal.......................................................................              51
   3.7.2 Analisis Data Akhir ......................................................................             53
   3.7.3 Uji Hipotesis.................................................................................         54
   3.7.4 Analisis Lembar Observasi dan Angket .......................................                           58
   3.7.5 Uji normalitas Gain .....................................................................              59
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................                                      60
   4.1   Hasil Penelitian ............................................................................          60
   4.1.1 Pelaksanaan Penelitian .................................................................               60
   4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir ...........................................................                  61
   4.2   Pembahasan ..................................................................................          80
5. SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................                     97
   5.1   Simpulan.......................................................................................        97
   5.2   Saran ............................................................................................     98
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................            99
LAMPIRAN ....................................................................................................   104




                                                          x
DAFTAR TABEL


Tabel                                                                                                    Halaman
2.1 Keterampilan Generik Sains dan Indikator .......................................... 2 5
3.1 Hasil Uji Homogenitas Populasi ............................................................ 40
3.2 Data Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil.............. 41
3.3 Desain Penelitian .................................................................................... 42
3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal .......................................................... 49
3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................. 50
3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial (rb) .............................................. 55
3.7 Kriteria Nilai Afektif dan Psikomotorik ................................................. 58
4.1 Data Hasil Pretes .. ................................................................................ 61
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes .......................................................... 61
4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretes ...................................... 62
4.4 Data Hasil Postes ................................................................................... 62
4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes …...................................................... 63
4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes ….................................. 63
4.7 Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kiri data hasil Postes……....... 65
4.8 Hasil Uji Ketuntasan Belajar .................................................................. 66
4.9 Hasil analisis tiap aspek afektif kelas eksperimen ................................. 67
4.10 Hasil analisis tiap aspek afektif kelas kontrol ........................................ 68
4.11 Rerata Nilai Tiap Aspek Ranah Psikomotorik pada Kelompok
      Eksperimen ............................................................................................. 71
4.12 Rerata Nilai Tiap Aspek Ranah Psikomotorik pada Kelompok
      Eksperimen ............................................................................................. 72
4.13 Rerata Awal dan Akhir Keterampilan Generik antara Kelas Kontrol
      dan Kelas Eksperimen ........................................................................... 79
4.14 Analisis Skor Pretes, Postes, % N-gain dan Taraf Pencapaian untuk
      Keterampilan Generik Pengamatan ........................................................ 79
4.15 Analisis % N-gain dan taraf pencapaian untuk Keterampilan
      Inferensi Logika pada Kelas Eksperimen antara Kelas Atas dan Kelas
      Bawah .................................................................................................... 80




                                                         xi
DAFTAR GAMBAR


Gambar                                                                                           Halaman
2.1 Bagan Diagram Vee untuk Uji Keberadaan Unsur C dan H dalam
    Senyawa Karbon ................................................................................... 21
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 37
4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal antara Kelas Kontrol dan
    Kelas Eksperimen ................................................................................... 66
4.2 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …................... 69
4.3 Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............... 73
4.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia yang
    Menggunakan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee ….. 76
4.5 Rerata nilai pretes, postes, dan % N-gain keterampilan generik sains
    dalam penguasaan konsep antara kelas kontrol dan
    kelas eksperimen ..................................................................................... 77
4.6 Rerata % N-gain Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi
    Logika Siswa pada Penguasaan Konsep antara Kelas Kontrol dan
    Kelas Eksperimen ................................................................................. 78
4.7 Rerata Pretes, Postes, dan % N-gain Keterampilan Generik Siswa
    pada Kelas Eksperimen .................................................................                79




                                                     xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                             Halaman
1.  Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ………………                 104
2.  Silabus Kelas Eksperimen …………………………………………                             105
3.  Silabus Kelas Kontrol ………………………………………………                              110
4.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ………...              114
5.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ……...............      139
6.  Daftar Kelompok Siswa Kelas Eksperimen ………………………..                    162
7.  Daftar Kelompok Siswa Kelas Kontrol …………………………….                      164
8.  Kisi-kisi Soal Uji Coba ……………………………………………..                           165
9.  Soal Uji Coba ……………………………………………………….                                  169
10. Jawaban Soal Uji Coba ………..……………………………………                             175
11. Kisi-kisi Soal Pretes …………………………………………………. 180
12. Soal Pretes……………………….…………………………………… 182
13. Jawaban Soal Pretes …………………………………………………. 185
14. Kisi-kisi Soal Postes ………………………………………………… 188
15. Soal Postes …………………………………………………………… 190
16. Jawaban Soal Postes …………………………………………………. 192
17. Lembar Praktikum Siswa ……………………………………………                              194
18. Diagram Vee Praktikum Senyawa Karbon ………………………….. 195
19. Jawaban Diagram Vee Praktikum Senyawa Karbon ………………..                 196
20. Diagram Vee Isomer Hidrokarbon …………………………………… 199
21. Jawaban Diagram Vee Isomer Hidrokarbon ………………………… 200
22. Pedoman Ranah Afektif ……………………………………………… 203
23. Lembar Observasi Afektif …………………………………………….. 205
24. Pedoman Ranah Psikomotorik ………………………………………. 206
25. Lembar Observasi Psikomotorik …………………………………                           208
26. Lembar Kuisioner ……………………………………………………… 210
27. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ……………………………………. 211
28. Analisis Validitas Soal ……………………………………………...                          213
29. Analisis Reliabilitas Soal …………………………………………...                        217
30. Analisis Taraf Kesukaran Soal ……………………………………..                        217
31. Analisis Daya Pembeda Soal ……………………………………….                           217
32. Uji Normalitas Data Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas
    X……………………………………………………………….                                            219
33. Uji Homogenitas Data Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas
    X ………………………………………………………………                                            228
34. Data Nilai Pretes…………………………………………………..                                229
35. Uji Normalitas Data Nilai Pretes ……………………..…………...                    230
36. Uji Homogenitas Data Hasil Pretes …………………………………. 232
37. Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Pretes…………………..                   233
38. Data Nilai Postes ………………………………………………..                                234
39. Uji Normalitas Data Nilai Postes …………………… …………...                     235
40. Uji Homogenitas Data Nilai Postes ………………………………..                      237
41. Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes………………………..                       238


                                     xiii
42.   Analisis Pengaruh Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ……….       239
43.   Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Hasil Belajar …………        241
44.   Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kiri Data Hasil Belajar …….   242
45.   Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ……………………………                243
46.   Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif …………………..……………..              244
47.   Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik …………………………..             246
48.   Rekapitulasi Hasil Analisis Lembar Angket Kelas X 5 (Kelas
      Eksperimen) ……………………………………………………….                               248
49.   Uji Normalisasi Gain ……………………………………………….                         249
50.   KGS Pretes …………………………………………………………..                              251
51.   KGS Postes ………………………………………………………….                               253
52.   Dokumentasi ………………………………………………………..                              255
53.   Arsip surat …………………………………………………………..                             257




                                    xiv
1



                                  BAB 1

                          PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang

      Ilmu kimia merupakan salah satu sub bidang ilmu pengetahuan alam (IPA)

yang diberikan kepada siswa SMA. Ilmu kimia mempelajari unsur, atom,

molekul, baik struktur maupun susunannya. Beberapa siswa di SMA Negeri 1

Gombong menganggap pelajaran kimia dianggap rumit, padahal sebenarnya

peristiwa kimia sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan yang

sudah terpatri dalam diri siswa tersebut harus diubah dan diluruskan. Guru

mempunyai tugas untuk mengubah anggapan siswa bahwa materi pelajaran kimia

itu mudah dipahami. Guru dituntut mampu menyajikan pelajaran kimia dengan

metode yang menarik.

      SMA Negeri 1 Gombong merupakan salah satu SMA di kabupaten

Kebumen yang mempunyai fasilitas penunjang cukup memadai seperti

perpustakaan, laboratorium, dan ruang multimedia. Laboratorium kimia yang ada

di sekolah tersebut belum digunakan secara maksimal. Guru lebih mementingkan

menyampaikan teori dibandingkan menggunakan laboratorium untuk melakukan

praktikum. Laboratorium kimia di SMA Negeri 1 Gombong oleh beberapa guru

digunakan sebagai ruang kelas, sehingga guru tertentu terkadang tidak bisa

menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Guru setiap akan

praktikum hanya memberikan tugas untuk membaca prosedur kerja yang akan

dilaksanakan tanpa mendiskusikan terlebih dahulu di kelas. Metode pembelajaran

yang digunakan masih menggunakan metode konvensional atau ceramah. Guru




                                     1
2



hanya menyampaikan teori sama persis dengan ada di buku kimia yang dimiliki

siswa. Pada metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain

karena siswa merasa semua materi yang disampaikan guru sudah ada di buku

yang mereka miliki dan mereka bisa mempelajarinya sendiri di rumah.

       Menurut penuturan beberapa siswa dan guru di SMA Negeri 1 Gombong,

banyak faktor penyebab hasil belajar mereka rendah, antara lain: para siswa tidak

mampu berkonsentrasi, membuat kegaduhan, minat belajar berkurang, sebagian

besar siswa tidak menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru, dan

masih banyak kendala yang lain apalagi pada pelajaran kimia materi pokok

hidrokarbon yang hanya berupa teori saja. Siswa akan semakin bosan dan

menyepelekan materi tersebut. Guru pengampu pelajaran kimia di sekolah

tersebut menuturkan pada kenyataanya hasil belajar siswa pada materi

hidrokarbon tergolong rendah yang kemungkinan dikarenakan faktor metode

pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Collaborative learning berbantuan

diagram vee diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri

1 Gombong.

       Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok yang setiap

anggotanya aktif menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat,

kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki, untuk bersama-sama saling

meningkatkan     pemahaman      seluruh    anggota.    Collaborative    Learning

memungkinkan setiap siswa untuk memahami seluruh bagian pembahasan, tidak

seperti pada kelompok belajar yang kita kenal, yang menyebabkan hanya siswa

tertentu yang memahami materi tertentu. Metode ini juga membuat seluruh siswa
3



akan memiliki pemahaman yang setara akan pembahasan. Sebagai metode belajar,

Collaborative Learning dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di sekolah

hendaknya mendorong dan membantu siswa untuk terlibat secara aktif

membangun pengetahuan sehinnga mencapai pemahaman yang mendalam (deep

learning) (Sudarman, 2008).

       Struktur tujuan kolaboratif dicirikan oleh jumlah saling ketergantungan

yang begitu besar antar siswa dalam kelompok. Pembelajaran kolaboratif telah

menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang

bertemu, yaitu: (1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan

aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; (2) menumbuhkan

kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.

Siswa dari hari ke hari belajar melakukan pemecahan masalah di dalam kelompok

kolaboratif juga belajar prinsip demokrasi melaui interaksi antar teman sebaya.

Kesimpulannya, bahwa belajar kolaboratif merupakan intensitas yang lebih tinggi

kadarnya daripada belajar kooperatif. Belajar kolaboratif tidak ada beda bentuk

maupun formulanya dengan belajar kooperatif, yang membedakan terletak pada

intensitas interaksi, isi kegiatan dan implikasi yang ditimbulkannya bagi setiap

anggota kelompok belajar yaitu adanya rasa saling ketergantungan dan

tanggungjawab yang ditopang oleh kemandirian dari setiap individu yang terlibat

dalam belajar melalui interaksi sosial. Semua sifat dan bentuk serta karakteristik

belajar kooperatif merupakan prakondisi belajar kolaboratif (Agustina, 2007).

       Kesemua aktivitas yang dilakukan siswa selama ini dalam melakukan

pembelajaran di laboratorium kurang dilandasi oleh keterampilan pengamatan,
4



penguasaan metodologis, dan konseptual yang relevan dan memadai. Oleh karena

itu untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan diagram vee. Diagram vee

adalah suatu diagram visual berbentuk seperti “huruf V” yang mengandung

elemen konseptual dan metodologi percobaan. Pemanfaatan diagram vee sebagai

karakteristik metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini didasarkan

pada pengalaman empiris yang menunjukkan praktikum hidrokarbon ini masih

terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan

dalam bentuk tabel, kemudian membuat klaim pengetahuan/ kesimpulan hasil

percobaan sesuai konsep, dilanjutkan pelaporan.

       Menurut Haladyna dalam Sudarmin (2007) keterampilan atau skill adalah

kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik secara fisik

maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi

dapat diduga melalui perilakunya. Keterampilan merupakan suatu keadaan

(kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance

(Depdiknas, 2003).

       Dalam pengembangan aspek proses sains, pengamatan diartikan sebagai

proses mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi diartikan

sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis

kepada suatu contoh yang lain (Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu

kegiatan yang penting dalam kegiatan proses sains. Oleh sebab itu pengamatan

langsung adalah pengamatan yang dilakukan ketika mengamati suatu obyek

dengan semua pancaindra. Inferensi logika adalah keterampilan generik sains

untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum
5



terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. Dalam materi pokok

hidrokarbon, pengamatan dan inferensi logika dapat dikembangkan melalui

peristiwa identifikasi unsur C dan H dalam senyawa karbon. Brotosiswoyo (2001)

menyatakan sikap jujur dan kesadaran akan batas-batas ketelitian merupakan

aspek yang dikembangkan dalam kecakapan pengamatan dan kemampuan siswa

untuk merangkum berbagai pengertian dan konsep terdahulu adalah penting untuk

dilatih dalam upaya meningkatkan kemampuan inferensi logika.

        Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan

metode collaborative learning yang menempatkan siswa sebagai pusat

pembelajaran dengan berbantuan diagram vee dalam melakukan pembelajaran di

laboratorium sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan generik sains pada

siswa. Peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan

Collaborative Learning berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik

Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon”.

1.2     Rumusan Masalah

        Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan yaitu :

1.    Adakah pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee

      terhadap pembelajaran kimia pada siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X

      materi hidrokarbon?

2.    Apakah penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat

      meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X

      pada materi hidrokarbon?
6



3.    Bagaimana peningkatan penerapan collaborative learning berbantuan

      diagram vee terhadap penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan

      inferensi logika siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi

      hidrokarbon?

4.    Bagaimana tanggapan siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X terhadap

      metode collaborative learning berbantuan diagram vee pada materi

      hidrokarbon?

1.3     Tujuan Penelitian

        Mengacu perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah:

1.    Mengetahui pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram

      vee terhadap pembelajaran kimia siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X

      pada materi hidrokarbon.

2.    Mengetahui penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat

      meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X

      pada materi hidrokarbon.

3.    Mengetahui penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee

      terhadap peningkatan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi

      logika siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon.

4.    Mengetahui tanggapan siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X terhadap

      metode collaborative learning berbantuan diagram vee pada materi

      hidrokarbon.
7




1.4     Manfaat Penelitian

        Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi :

1.    Siswa, dapat meningkatkan motivasi, daya tarik terhadap mata pelajaran

      kimia, menumbuhkan rasa kebersamaan, kerjasama, dan mengembangkan

      keterampilan berkomunikasi, keterampilan generik sains siswa dalam

      pengamatan dan menyimpulkan suatu peristiwa kimia.

2.    Guru, sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru dalam memilih

      metode dan media pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien dalam

      kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan keterampilan generik

      sains siswa.

3.    Sekolah, dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya

      meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran kimia yang lebih

      baik.

4.    Peneliti, untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam memilih

      metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam praktek mengajar.
8



1.5 Penegasan Istilah

        Penegasan istilah dimaksudkan agar terjadi kesatuan pandangan dan

kesamaan penafsiran pada judul skripsi ini. Agar tidak terjadi kesalahfahaman

dalam menafsirkan istilah maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut:

1.5.1    Collaborative Learning

        Teori belajar kolaboratif menekankan pada proses pembelajaran yang

digerakkan oleh keterpaduan aktivitas bersama baik intelektual, sosial dan emosi

secara dinamis baik dari pihak siswa maupun pengajar (Zamroni, 2000:146)

        Dalam penelitian ini, collaborative learning       dilaksanakan dengan

membentuk dua jenis kelompok (focus group dan home group) dalam satu kelas

di mana semua siswa juga berpartisipasi dalam 2 kelompok tersebut. Focus group

yaitu kelompok belajar yang dilaksanakan di dalam kelas di mana anggota

kelompoknya dipilih secara acak berdasarkan keheterogenan kelas tersebut. Setiap

focus group diberikan sub-topik yang berbeda-beda untuk didiskusikan. Home

group yaitu kelompok belajar yang anggotanya merupakan gabungan dari anggota

tiap focus group. Di dalam home group anggota tiap focus group menyampaikan

hasil diskusinya.

1.5.2    Diagram Vee

        Pemanfaatan diagram vee sebagai karakteristik metode pembelajaran yang

diterapkan pada penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang

menunjukkan pembelajaran praktikum hidrokarbon ini masih terbuai mencatat apa

yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam tabel,

kemudian membuat klaim pengetahuan/kesimpulan, dilanjutkan pelaporan.
9



Diagram vee pada penelitian ini digunakan sebagai alat evaluasi penguasaan

metodologis dan konseptual bagi siswa pada percobaan uji keberadaan unsur C

dan H dalam senyawa karbon dan isomer hidrokarbon menggunakan molymood..

Keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa dapat dilihat

dari hasil pengisisan sisi metodologis dalam diagram vee yaitu pada pengisisan

catatan dan transformasi untuk keterampilan generik sains pengamatan dan

pengisian klaim pengetahuan untuk mengetahui keterampilan generik sains

inferensi logika.

1.5.3    Keterampilan Generik Sains

        Keterampilan generik sains yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa SMA Negeri 1

Gombong kelas X pada materi hidrokarbon. Keterampilan pengamatan selama

percobaan merupakan faktor penting dalam mempelajari kimia. Pengamatan hasil

reaksi, gejala atau fenomena alam yang dapat diamati secara langsung dengan

panca indera, tetapi ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung sehingga

dikenal kemampuan generik tidak langsung (Brotosiswoyo, 2001). Dalam

penelitian pengertian keterampilan generik sains pengamatan mengacu pada

pengamatan langsung maupun tidak langsung. Dalam pengembangan prses sains,

inferensi diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau

premis-premis ke pada suatu contoh yang lain (Suma, 2001).
10



1.5.4    Hidrokarbon

        Menurut KTSP, pokok materi hidrokarbon merupakan pokok materi

pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Materi yang dipelajari meliputi

kekhasan atom karbon, pengelompokkan senyawa hidrokarbon, keisomeran

hidrokarbon, dan reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon.
11



                                  BAB 2

                       TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Kimia dan Permasalahannya

     Kenneth D. Moore berpendapat bahwa mengajar adalah tindakan dari

seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam

berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. Pandangan ini

didasari oleh sebuah paradigma bahwa sebuah keberhasilan mengajar bukan pada

seberapa banyak ilmu yang disampaikan guru pada siswa, tetapi pada seberapa

besar siswa diberi kesempatan peluang untuk belajar dan memperoleh segala

sesuatu yang ingin diketahuinya. Guru hanya memfasilitasi siswanya untuk

meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya (Rosyada, 2007: 93). Sedangkan

pembelajaran didefinisikan sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

dipelajari. Menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau

stimulus (Darsono, 2000:24).

     Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting di antara ilmu-ilmu yang

lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap

fenomena makro. Ilmu kimia merupakan ilmu terapan (aplikatif) sehingga sangat

membantu dan dibutuhkan manusia untuk membangun dan mensejahterakan

bangsa serta selalu memberikan kontribusi terhadap perkembangan sains dan

teknologi (Depdiknas, 2003).




                                  11
12



     Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yaitu

mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia

mengkhususkan pembahasannya pada struktur dan komposisi zat, perubahan

materi, dan energy yang menyertai perubahan tersebut (Liliasari, 1996). Struktur

zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat, seperti atom,

molekul, dan ion-ion bergabung satu sama lainnya membentuk suatu susunan

yang berukuran makro, sehingga dapat dilihat oleh mata kita. Zat yang terbentuk

dari gabungan antar partikel penyususn tersebut memiliki komposisi tertentu yang

diungkapkan dengan menggunakan symbol. Agar ilmu kimia dapat dipahami

secara utuh maka para kimiawan mengarahkan fenomena kimia pada tiga tingkat

representasi yang berbeda, yakni makroskopik, mikroskopik, dan simbolik, yang

ketiganya saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Berdasarkan karakteristik

yang dimiliki ilmu kimia, maka untuk dapat memahami konsep kimia secara utuh

seorang siswa harus memiliki kemampuan untuk menggabungkan keterkaitan

antara level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik (Jansoon, 2009).

     Dalam proses pembelajaran biasanya siswa sulit untuk memahami konsep-

konsep kimia yang bersifat abstrak. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan guru

untuk menjelaskan materi kimia yang bersifat abstrak dan mikroskopik, sehingga

konsep yang disampaikan oleh guru hanya yang bersifat makroskopik dan

simbolik saja, dan akhirnya tanpa memahami terlebih dahulu pemahaman konsep

dan level mikroskopik (Dian Finatri, 2007). Sejumlah faktor dapat menyebabkan

rendahnya pemahaman siswa mengenai level mikroskopik ini. Menurut Opandi

(2006), faktor-faktor tersebut antara lain: (1) pembahasan level tersebut belum
13



mendapat perhatian dari guru karena lebih mengutamakan level makroskopik

(pengamatan dengan indra) dan level representasi (rumus, peramaan, grafik)

sehingga siswa dibiarkan mengembangkan imajinasi sendiri mengenai level

tersebut. (2) level mikroskopik menjadi bagian yang dipelajari siswa, namun cara-

cara pembahasannya masih terlalu abstrak sehingga siswa sulit untuk

memahaminya.     Salah    satu   cara   yang   baik   untuk   membantu      siswa

mengembangkan kemampuan berpikir           yaitu   keterampilan   generik   sains

pengamatan proses kimia pada tingkat mikroskopik dan makroskopik dan

keterampilan generik sains inferensi logika pada tingkat abstrak adalah

menggunakan percobaan di laboratorium dan memvisualisasikannya ke dalam

diagram vee.

2.2 Collaborative learning

     Teori belajar kolaboratif dimotori oleh Bruffee (Zamroni, 2000: 156)

tumbuh dan berkembang atas kesadaran akan pentingnya pengembangan diri

pribadi siswa yang holistik, sehingga menuntut perubahan mendasar proses

pembelajaran yang konvensional didominasi oleh ceramah dengan pengajar

sebagai sumber tunggal dan siswa sebagai pendengar yang baik. Pembelajaran

kolaboratif menurut Totten et al (1991) bukan pendekatan yang baru, berbagai

variasinya sudah digunakan dalam kelas sejak awal tahun 1900-an dan kini

semakin menarik perhatian para ahli pendidikan, sejak munculnya bukti

keberhasilan bukan buah dari kemampuan individu tetapi justru dari paradigma

kesalingtergantungan (interdependence).
14



     Konsep belajar kolaboratif menurut Duffy & Cunningham (1996) sejak

tahun 1990-an sudah mulai dikembangkan dan telah dikenal sebagai strategi

belajar kelompok untuk menjalin kerjasama dengan sasaran untuk mencapai

prestasi sebagai tujuan dan telah secara meluas diteliti dan telah didukung oleh

berbagai literature profesional. Falsafah dan teori sejumlah ahli seperti Dewey

(1916) telah menegaskan manfaat sosial dan proses kolaboratif dalam belajar.

Menurut Dewey dalam Agustina (2007) pendidikan adalah proses social dalam

mana melalui kelompok siswa memperoleh dan berbagi pengalaman baru yang

bermakna.

     Istilah belajar kolaboratif (collaborative learning) mengacu kepada metode

pengajaran yang mana siswa dengan berbagai latar kemampuan bekerja bersama-

sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan. Tiap-tiap siswa

saling bertanggungjawab atas belajar dengan teman-temannya sebagaimana ia

bertanggungjawab belajar untuk diri sendiri. Keberhasilan tiap individu

merupakan keberhasilan siswa lainnya dalam kelompok.




     Mahnaz Moallem dalam Agustina (2007) mengidentifikasi 4 (empat) tipe

pentingnya kerjasama kolaboratif pemecahan masalah dalam kelompok yang

dirangkumkan dari beberapa penelitian antara lain:
15



1.   Menumbuhkan tanggungjawab individu, karena diantara individu menyadari

     akan adanya tugas-tugas bersama dalam kelompok (Johnson et al, 1991;

     Slavin, 1995).

2.   Meningkatkan komitmen pada kelompok dan tujuan-tujuan bersama dimana

     anggota   kelompok     saling   bantumembantu,      saling   membutuhkan,

     memberikan umpan balik yang tepat, dan memberi dorongan untuk

     pencapaian tujuan-tujuan bersama (Johnson, et al., 1991; Slavin, 1995).

3.   Memperlancar interaksi antar individu dan antar kelompok di antara anggota

     kelompok, yang memungkinkan tiap anggota menampilkan keterampilan

     sosial dan kompetensi dalam berkomunikasi (Rubin, Rubin, & Johnson,

     1997).

4.   Memberikan stabilitas pada kelompok sehingga anggota kelompok dapat

     bekerjasama dengan anggota lain dalam waktu yang cukup lama tapi tidak

     melelahkan dan dapat membangun norma kelompok, penampilan tugas

     bersama, dan pola-pola interaksi (McGrath, 1992).

      Vygotsky dalam Moallem (2003) belajar juga merupakan sebuah konstruksi

sosial yang dibangun melalui bahasa dan diskursus sosial. Shaw (1996) juga

menunjukkan bahwa dalam pandangan sosial tentang belajar mengetahui

(knowing) ditegaskan, pengetahuan itu dikonstruksi karena dampak keterlibatan

dalam siklus perkembangan yang memfasilitasi perubahan konseptual siswa.

Hubungan sosial akan terjadi pada lingkungan belajar yang kolaboratif dengan

kerjasama serta adanya dialog aktif (Moore, 1991; Saba & Shearer, 1994).

Harasim (1989) melengkapi pandangan ini, dalam situasi demikian lingkungan
16



belajar akan tampil dalam beragam perspektif yang memberi kesempatan untuk

membentuk tahapan pengetahuan seperti seorang siswa saling bertukar informasi

dengan lainnya, dengan orang-orang sekitarnya dan dengan para ahli dalam

bidang itu (Moallem, 2003).

       Dari berbagai pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa

belajar kolaboratif akan terjadi jika ada rasa saling tanggungjawab dan terbentuk

dalam suasana kerjasama di antara anggota-anggota dalam kerja kelompok atau

tim.   Suasana    kolaboratif   merupakan     esensi   dari   belajar   kelompok,

keberhasilannya sangat tergantung dari kemampuan anggota kelompok dalam

membiasakan diri perilaku dalam kerja kelompok. Dari pandangan-pandangan

yang telah dipaparkan dapat dikatakan, bahwa belajar secara kolaboratif dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar. Belajar kolaboratif

merupakan suatu himpunan pendekatan untuk mendidik, yang terkadang juga

disebut sebagai belajar kooperatif atau belajar kelompok kecil. Belajar kolaboratif

menciptakan suasana yang melibatkan siswa mengerjakan sesuatu dan berpikir

tentang sesuatu yang ia kerjakan, dan mendorong yang lain untuk ikut terlibat.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar kolaboratif merupakan salah satu

strategi mengajar yang dapat diandalkan untuk dapat membuat proses

pembelajaran menjadi aktif dan efektif yang sekaligus dapat digunakan untuk

menanamkan nilai-nilai dasar.

       Pengajaran kolaboratif mempunyai 6 langkah utama menurut Arend dalam

Agustina (2007) yaitu:

       1. penyampaian tujuan dan memotivasi siswa;
17



     2. kedua, penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan

        bacaan;

     3. pengorganisasian siswa ke dalam kelompokkelompok belajar;

     4. membimbing kelompok bekerja dan belajar;

     5. evaluasi tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing

        kelompok mempresentasikan hasil kerjanya;

     6. memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu.

2.3 Diagram Vee

     Novak & Gowin dalam Roth & Bowen (1993) dinamakan diagram vee

karena diagram ini berbentuk huruf “V”. Pemanfaatan diagram vee pada

penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan

pembelajaran praktikum hidrokarbon masih terbuai mencatat apa yang diamati

tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam bentuk tabel, kemudian

membuat klaim pengetahuan/ kesimpulan, dilanjutkan pelaporan. Namun kesemua

aktivitas yang dilakukan siswa tersebut kurang dilandasi oleh keterampilan

pengamatan, penguasaan metodologis, dan konseptual yang relevan dan memadai.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan diagram Vee

sebagai alat evaluasi penguasaan metodologis dan konseptual bagi siswa, selain

untuk mengembangkan keterampilan kerja laboratorium. Kegiatan praktikum

kimia juga untuk mengembangkan keterampilan generik sains pengamatan dan

inferensia logika bagi siswa yang dipaparkan pada Gambar 2.2. Tujuan percobaan

tersebut adalah   siswa dapat mengidentifikasi adanya unsur C dan H dalam

sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Selain untuk mengembangkan kegiatan praktikum
18



untuk mengembangkan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi

logika pada siswa.

       Diagram vee dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menolong siswa

memahami dan menjelaskan kegiatan laboratorium, memahami hakekat sains, dan

bagaimana membangun suatu pengetahuan (Dahar, 1995). Suatu diagram vee me-

nekankan pada dua prosedural yaitu elemen konseptual dan metodologis yang me-

ngarahkan pada proses pembentukan pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan

senyawa karbon. Dahar (1995) menyatakan diagram vee dalam kegiatan

laboratorium bermanfaat untuk memahami konsep-konsep yang mendasari

kegiatan di laboratorium, menghubungkan hasil-hasil pengamatan dengan

pengetahuan teoritis, menyusun hasil-hasil pengamatan, dan mengaitkan konsep-

konsep yang dimiliki.

      Contoh cara pembuatan diagram vee pada percobaan uji keberadaan unsur

C dan H dalam senyawa karbon:

1.   Dimulai dengan menggambar V besar. Diagram vee dalam penelitian ini

     sudah disediakan guru, sehingga siswa hanya mengisi bagian-bagian kolom

     pada diagram vee yang masih kosong.

2.   Merumuskan sebuah masalah atau ide untuk dipelajari dalam percobaan uji

     keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon.

3.   Menghubungkan masalah atau ide dengan penelitian yang sudah ada (review

     literatur), pengetahuan awal dan pengalaman. Menentukan adakah teori yang

     akan digunakan.
19



4.   Mendeskripsikan kejadian dan atau objek yang akan dipelajari (tempatkan di

     ujung diagram V). Kejadian dan atau objek yang akan dipelajari ada 2, yaitu

     pemanasan sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dan pemanasan campuran

     sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dengan tembaga (II) oksida.

5.   Mengembangkan pertanyaan penelitian yang memfokuskan tentang kejadian

     dan atau objek yang dipelajari. Pertanyaan fokus dalam percobaan uji

     keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon sudah dituliskan guru.

6.   Membuat daftar konsep yang perlu didefinisikan secara operasional untuk

     penyelidikan. Untuk menentukan hal ini, perlu mereview pertanyaan

     penelitian dan kejadian/objek untuk konsep – konsep ini. Konsep yang ditulis

     siswa dalam diagram vee penelitian ini adalah pengertian senyawa

     hidrokarbon dan reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon.

7.   Membuat daftar instrumen pengumpulan data yang direncanakan digunakan

     untuk merekam kejadian/objek yang dipelajari di bawah bagian catatan dari

     diagram V. Bagian ini adalah fakta yang dikumpulkan dari kejadian/objek

     yang diamati. Percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa

     karbon adalah mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas kobalt

     klorida dan air kapur akibat dari reaksi kimia pada senyawa karbon sukrosa,

     galaktosa, dan fruktosa.

8.   Memutuskan bagaimana informasi yang dikumpulkan akan ditransformasikan

     dalam sebuah set data yang terorganisasi. Transformasi yang cocok untuk

     percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon adalah dalam

     bentuk tabel.
20



9.   Praktikan melakukan kerja atau investigasi laboratorium untuk menguji

     keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon sesuai dengan lembar

     praktikum siswa yang telah diberikan peneliti pada pertemuan sebelumnya.

10. Langkah berikutnya adalah melengkapi data, menganalisis data dan

     menampilkan dalam format yang terorganisasi sesuai hasil percobaan yang

     sudah dilakukan.

11. Dengan mengunakan informasi dari tranformasi data, siswa menyusun klaim

     pengetahuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pernyataan ini

     interpretasi beralasan dari catatan atau tranformasi catatan yang diperoleh dari

     penyelidikan yaitu reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada percobaan uji

     keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon.

12. Menyusun klaim pengetahuan yang ditunjang dengan prinsip – prinsip dan

     teori. Prinsip memberikan gambaran tentang bagaimana kejadian atau objek

     seharusnya berlaku. Pada Gambar 2.2 dipaparkan komponen diagram vee

     untuk percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon.
12
     KONSEPTUAL/ TEORITIS                                              PERTANYAAN FOKUS                                          METODOLOGIS
             TEORI
     (thinking)                                                                                                                  (doing)
                                                                                                                                    KLAIM PENGETAHUAN
                                                                      PERTANYAAN FOKUS
                       TEORI                                                                                                         KLAIM PENGETAHUAN
                                                             1. Bagaimana untuk memeriksa unsur C dan H
    1. Kekhasan Atom Karbon                                     dalam sukrosa, glukosa, dan fruktosa                        Sukrosa, galaktosa, dan fruktosa mengandung
    2. Kovalen pada Hidrokarbon                              2. Bagaimana reaksi yang terjadi pada                          unsur C dan H, adanya C ditandai oleh
    3. Reaksi-reaksi dalam senyawa                                                                                          terbentuknya zat berwarna hitam (jelaga) dan gas
            PRINSIP                                             pemeriksaan unsur C dan H dalam sukrosa,
       hidrokarbon                                                                                                          hasil pembakaran yang mengeruhkan air kapur
    4.                                                          glukosa, dan fruktosa                                       sedangkan adanya unsur H ditandai oleh uap air
                      PRINSIP                                                                                                                TRANSFORMASI
                                                                                                                            yang dapat memerahkan kertas kobalt klorida.

 TEORI
 1. Pembakaran yang sempurna pada senyawa                                       Tindakan                                                 TRANSFORMASI
    hidrokarbon dapat mengubah unsur C menjadi CO2                               Tindakan
    dan mengubah unsur H menjadi H2O.                                                                               Percobaan                          Hasil pengamatan
                                                                                                           1. Pemanasan sukrosa,
 2. Gas CO2 dapat dikenali dengan liebig air kapur.
                                                                                                              glukosa, dan fruktosa         a. Bagian dalam dinding tabung tabung
 3. H2O dapat dikenali dengan kertas kobalt klorida.                                                          a. Perubahan dalam               reaksi terdapat air. Sukrosa, glukosa,
              KONSEP                                                                                              tabung reaksi                dan fruktosa mencair berwarna
                                                                                                                                               kuning muda kemudian berwarna
                  KONSEP                                                                                                                       hitam pada pemanasan lebih lanjut.
                                                                                                                 b. Perubahan warna         b. Kertas kobalt klorida yang semula
1. Senyawa Hidrokarbon                                                                                              pada kertas kobalt         biru dalam keadaan kering berubah
   Senyawa karbon adalah senyawa karbon paling sederhana yang                                                       klorida                    menjadi merah muda dalam keadaan
   terdiri dari aton C dan H.                                                                                                                  basah.
2. Reaksi Kimia pada Senyawa Hidrokarbon                                                                   2. Pemanasan pada campuran
   (Reaksi Pembakaran)                                                                                        sukrosa, glukosa, dan
   Reaksi pembakaran merupakan reaksi antara zat dengan oksigen.                                              fruktosa dengan CuO
                                                                                                              a. Perubahan dalam           a. Bagian dalam dinding tabung reaksi
   Pada senyawa hidrokarbon, reaksi pembakaran akan menghasilkan                                                  tabung reaksi               terhadap air, sukrosa, glukosa, dan
   karbondioksida dan air.                                                                                                                    fruktosa, mencair berwarna kuning
                                                              PERISTIWA DAN/ ATAU OBJEK                                                       muda kemudian berubah menjadi hitam
                                                                                                                                              pada pemanasan lebih lanjut.
                                                                                                            b.     Perubahan pada air      b. Air kapur berubah menjadi keruh.
                                                             PERISTIWA DAN/ ATAU OBJEK                             kapur                      CATATAN
Jawaban:
a. Reaksi pada air kapur:                               1.    Pemanasan pada sukrosa, galaktosa, dan                                       CATATAN
   CO2(g) + Ca(OH)2 (aq)        CaCO3 (s) + H2O(l)            fruktosa.
b. Reaksi pada kertas kobalt klorida:                   2.    Pemanasan campuran sukrosa, galaktosa, dan               1.   Perubahan dalam tabung reaksi selama percobaan
              H2O                                             fruktosa dengan tembaga (II) oksida (CuO)                     yang berisi sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dan
   CoCl2(s)         CoCl2.6H2O(s)                                                                                           campuran.
                                                                                                                       2.   Perubahan warna pada kertas kobalt klorida.
                                                                                                                       3.   Perubahan pada air kapur kapur menjadi keruh


                                    Gambar 2.1 Bagan diagram vee untuk uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon




                                                                                                                                                                                 21
19
                                                                               12
                                                                               22



       Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, maka menunjukkan konstruksi

pengetahuan mengenai uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon

dimulai dengan mengamati dan berpikir tentang kejadian dan objek-objek

berkaiatan reaksi kimia pada air kapur dan kertas kobalt klorida, sehingga

kejadian atau reaksi kimia tersebut ditempatkan di sudut V bagian bawah.

Pertanyaan kunci mengenai bagaimana memeriksa unsur C dan H dalam sukrosa,

glukosa, dan fruktosa ditempatkan diantara kedua sisi V yaitu sisi konseptual dan

metodologis. Pada sisi kiri terdapat sisi konseptual berkaitan teori kekhasan atom

karbon, kovalen pada hidrokarbon, dan reaksi-reaksi dalam senyawa hidrokarbon,

prinsip menjelaskan percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa

karbon dan konsep mengenai senyawa hidrokarbon dan reaksi pembakaran pada

senyawa hidrokarbon.

       Selanjutnya, di sisi kanan ditempatkan rekaman (record) pengamatan

perubahan warna dan air kapur dalam tabung reaksi yang berisi sukrosa, glukosa,

dan fruktosa, serta transformasi yang menghubungkan kesesuaian prinsip atau

konsep terhadap data reaksi-reaksi senyawa karbon. Disisi kanan juga

ditempatkan klaim pengetahuan serta nilai yang dibuat sebagai hasil kegiatan

percobaan laboratorium mengenai uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa

karbon. Pada penelitian ini pemanfaatan diagram vee sebagai alat evaluasi dan

lembar pengamatan pendamping untuk kegiatan percobaan uji keberadaan unsur C

dan H dalam senyawa karbon dan isomer hidrokarbon. Pada penelitian ini,

sebelum melakukan percobaan setiap siswa dilakukan pretes mennggunakan
23
                                                                              13



format soal diagram vee untuk mengukur penguasaan sisi metodologis dan

konseptual mereka mengenai percobaan kimia yang akan dilakukan.

       Pemanfaatan diagram vee dalam penelitian ini yaitu: pertama, sebelum

melakukan percobaan siswa mengisi terlebih dahulu sisi konseptual atau teoritis

pada diagram vee meliputi teori, prinsip, konsep, dan peristiwa atau objek selama

15 menit. Kedua, siswa melakukan percobaan dan menuliskan hasil pengamatan

yang   terjadi   pada   saat   percobaan    ke   dalam    kolom     catatan   dan

mentransformasikannya ke dalam kolom transformasi dalam diagram vee. Setelah

percobaan selesai siswa menuliskan klaim pengetahuan hasil percobaan

dihubungkan dengan teori atau konsep yang mereka tulis pada sisi konseptual atau

teoritis dalam diagram vee. Pertemuan selanjutnya guru membahas hasil

percobaan yang mereka lakukan dan mereka tulis dalam diagram vee mulai dari

sisi konseptual sampai sisi metodologis. Pada kolom transformasi yang

merupakan transformasi dari hasil pengamatan yang mereka lakukan kebanyakan

siswa sudah tepat dalam mengamati, akan tetapi pada kolom klaim pengetahuan

banyak siswa yang kurang tepat dalam membuat klaim pengetahuan arena

dibutuhkan keterampilangenerik inferensi logika yang baik agar dalam membuat

klaim pengetahuan tepat sesuai hasil percobaan dan konsep atau teori.
24
                                                                             14



2.4 Keterampilan Generik Sains

     Keterampilan generik sains dikenal dengan sebutan keterampilan inti,

keterampilan esensial, dan keterampilan dasar (Mehralizadeh, 2008), serta

merupakan    sesuatu   yang   dibutuhkan   dalam   pekerjaan    (Green,   2009).

Keterampilan ini digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang dapat melintasi

semua bidang pekerjaan pada arah horizontal dan melintasi segala tindakan mulai

tingkat pemula sampai manager eksekutif pada arah vertikal (Kamsah, 2004).

     Beberapa penelitian yang mengungkap pengembangan keterampilan generik

sains telah ditunjukkan di beberapa institusi. Pengembangan keterampilan generik

sains membutuhkan kondisi pengajaran yang difokuskan           pada proses dan

berpusat pada aktivitas siswa daripada konten subyek (Suyanti, 2006; Sudarmin,

2007).

     Haladyna    dalam (Sudarmin, 2007) menyatakan keterampilan atau skill

adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik

secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang

terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya, keterampilan merupakan suatu

keadaan (kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan

performance (Depdiknas, 2003). Tabel 2.1 menampilkan keterampilan generik

sains sains dan indikatornya (Sudarmin: 2007).
15
                                                                                    25



                         Tabel 2.1. Keterampilan Generik Sains dan Indikator

No  Keterampilan generik sains                                 Indikator
1. Pengamatan Langsung dan            a. Menggunakan sebanyak mungkin indera dalam mengamati
   Tak Langsung                          percobaan/ fenomena alam
                                      b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan kimia atau
                                         fenomena alam
                                      c. Mencari perbedaan atau persamaan
                                      d. Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu indera dalam
                                         mengamati percobaan kimia atau gejala alam
2.   Kesadaran tentang skala         Menyadari obyek-obyek alam dan kepekaan yang tinggi
                                     terhadap skala mikroskopis sataupun makroskopis
3.   Bahasa simbolik                  a. Memahami simbol, lambang, dan istilah ilmu kimia
                                      b. Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran dari suatu
                                         persamaan reaksi
                                      c. Menggunakan aturan matematis untuk memecahkan
                                         masalah kimia/ fenomena gejala alam
                                      d. Membaca suatu grafik/ diagram/ tabel/ tanda matematis
                                         dalam ilmu kimia
4.   Logika frame                    a. Menemukan pola keteraturan fenomena alam/ peristiwa
                                         kimia
                                     b. Menemukan perbedaan atau mengontraskan cirri/ sifat fisik
                                         dan kimia suatu senyawa kimia
                                     c. Mengungkapkan dasar penggolongan atas suatu obyek atau
                                         peristiwa kimia

5.   Konsistensi logis               a. Menarik kesimpulan secara induktif setelah percobaan/
                                        pengamatan
                                     b. Mencari keteraturan sifat kimia/ fisika setelah percobaan/
                                        pengamatan
6.   Hukum sebab akibat              a. Menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih dalam
                                        suatu gejala alam/ reaksi kimia tertentu
                                     b. Memperkirakan penyebab atau gejala alam/ peristiwa kimia
7.   Pemodelan                       a. Mengungkapkan gejala alam/ reaksi kimia dengan sketsa
                                        gambar/ grafik
                                     b. Memakai arti fisik/ kimia suatu sketsa gambar suatu
                                        fenomena alam dalam bentuk rumus
8.   Inferensi logika                a. Mengajukan prediksi gejala alam/ peristiwa kimia yang
                                        belum terjadi berdasar fakta/ hukum terdahulu
                                     b. Menarik kesimpulan dari suatu gejala/ peristiwa kimia
                                        berdasarkan aturan/ hukum-hukum kimia terdahulu
9.   Abstraksi                       a. Menggambarkan dan menganalogikan konsep atau peristiwa
                                        kimia abstrak kedalam bentuk kehidupan nyata sehari-hari
                                     b. Membuat visual simulasi ainteraktif dari peristiwa
                                        mikroskopik yang bersifat abstrak
26
                                                                            16



      Pada penelitian ini pengertian keterampilan generik sains yang dimaksud

adalah keterampilan generik sains sains yang dikemukakan Brotosiswojo (2001).

Pada penelitian ini keterampilan generik sains sains yang akan dikembangkan

pada siswa SMA melalui konsep hidrokarbon adalah keterampilan generik sains

pengamatan dan inferensi logika. Beberapa jenis keterampialn generik yang akan

dikembangkan melaui kondsep-konsep hidrokarbon akan dijelaskan sebagai

berikut.

      Pengamatan ialah melakukan pengumpulan data tentang fenomena alam

atau peristiwa dengan menggunakan panca indera atau alat bantu panca indera

(Dahar,1985). Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung

melalui panca indera. Pengamatan langsung dapat diperoleh melaui kejadian

sehari-hari dan atau terjadi pada saat melakukan percobaan. Dahar (1996)

menyatakan hasil-hasil pengamatan tidak berguna, jika tidak ditafsirkan, karena

itu dari mengamati ini siswa harus memiliki keterampilan mencatat setiap

pengamatan secara terpisah kemudian menghubungkan hasil-hasil pengamatan

sehingga ditemukan pola-pola tertentu dalam suatu percobaan. Kemampuan

menemukan pla-pola pengamatan ini merupakan landasan utama untuk

menyarankan kesimpulan atau generalisasi. Kemampuan untuk menemukan pola-

pola ini merupakan keterampilan generik sains yang perlu dikembangkan pada

siswa.

      Selanjutnya menurut Dahar (1985), keterampilan dalam mengamati dapat

meliputi mengenal nama golongan senyawa dari obyek yang diamati, mengenal

sifat obyek, warna, bentuk, ukuran, bau, rasa, tekstur, termasuk membandingkan
1727


secara kualitatif obyek atau sifat, mengenal dan menggambarkan hasil suatu

interaksi, menggunakan instrument sederhana sebagai alat bantu indera, mengenal

dan menggambarkan sifat yang tampak (observable) dari fenomena dan peristiwa.

Keterampilan generik sains pengamatan langsung dapat ditumbuhkan pada siswa

melalui serangkaian pengamatan percobaan praktikum hidrokarbon seperti

menguji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. Pada pembelajaran

identifikasi atom C dan H ini keterampilan pengamatan langsung dapat berupa

mengamati warna pada kertas kobalt dan larutan Ca(OH)2.

     Matematika merupakan bahasa hukum alam yang ampuh. Berdasarkan

ungkapan-ungkapan hukum alam dalam bentuk matematika ilmuwan dapat

menggali konsekuensi-konsekuaensi logis semata-mata lewat inferensi logika

(Suma, 2003). Hasil-hasil inferensi logika dapat dibuktikan secara meyakinkan

melalui percobaan-percobaan. Lawson (1998) menyatakan keterampilan generik

sains inferensi logika dapat dilatihkan melalui kegiatan berfikir menyimpulkan

dari data yang diberikan atau pada suatu contoh yang lain.

     Dalam pengembangan aspek proses sains, inferensi diartikan sebagai

kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis kepada suatu

contoh yang lain (Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang

penting dalam kegiatan proses sains. Oleh sebab itu inferensi logika adalah

keterampilan generik sains untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai

akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru.

Dalam hidrokarbon inferensi logika dapat dikembangkan melalui topik-topik

berkaitan peristiwa uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon,
28
                                                                                 18



misalnya jika suatu larutan Ca(OH)2 akan keruh setelah dialiri gas CO2 dan kertas

kobalt akan berubah warna dari biru menjadi merah muda karena H2O.

Brotosiswoyo (2001) menyatakan kemampuan siswa untuk merangkum berbagai

pengertian dan konsep terdahulu adalah penting untuk dilatih dalam upaya

meningkatkan kemampuan inferensi logika.

      Keterampilan inferensi logika dari siswa dapat dikembangkan diantaranya

melalui kegiatan berfikir jika….,maka….untuk menyimpulkan hasil pengamatan

suatu percobaan hidrokarbon. Keterampilan inferensi logika diperlukan siswa,

ketika mereka merumuskan hasil percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam

senyawa karbon.

2.5 Materi Hidrokarbon

      Hidrokarbon merupakan salah satu pokok materi yang harus dipelajari oleh

siswa kelas X semester II. Standar kompetensi dalam penelitian ini adalah sifat-

sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.

Dengan 2 kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam

membentuk senyawa hidrokarbon dan menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan

strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Materi yang dipelajari dalam

pokok materi ini terdiri dari 3 sub pokok materi yaitu unsur karbon dalam

senyawa    karbon,    senyawa    hidrokarbon,    dan    keisomeran      hidrokarbon.

Hidrokarbon perlu dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.

Peran hidrokarbon cukup luas terutama sebagai sumber energi untuk industri,

rumah tangga, dan transportasi, serta sebagai bahan baku untuk produk pertanian,

kesehatan, kosmetik, dan materi baru, seperti plastik. (Johari: 2004)
19
                                                                               29



     Pada awalnya, para ahli kimia organik menganggap bahwa senyawa organik

hanya dapat dihasilkan dari makhluk hidup. Akan tetapi, di tahun 1827 ilmuwan

Jerman Fiederic Wohler secara tidak sengaja berhasil mensintesis senyaw

aorganik, yakni urea (NH2)2CO dari senyawa anorganik AgOCN dan NH4Cl.

Selanjutnya para ahli menemukan bahwa senyawa organik selalu mengandung

atom karbon (C) da samping dapat mengandung atom lain seperti hidrogen (H),

oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S), fosfor (P), halogen dan beberapa atom

logam. Oleh karenanya senyawa organik disebut juga senyawa karbon.

     Berikut dijelaskan mengenai cakupan dari kimia karbon:

1. Karakteristik Atom Karbon

     Atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat dengan atom-atom C

lainnya; dan pada saat bersamaan atom C juga dapat berikatan secara kuat dengan

atom-atom non-logam lainnya.

2. Senyawa Hidrokarbon

     Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.

Dari namanya, kita dapat mngetahui bahwa hidrokarbon hanya terdiri dari atom

karbon (C) dan hydrogen (H). Secara umum, hidrokarbon digolongkan menjadi

tiga, yakni hidrokarbon alifatik, hidrokarbon alisiklik, dan hidrokarbon aromatik.

Hidrokarbon alifatik mempunyai rantai terbuka (lurus atau bercabang), sedangkan

hidrokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatic mempunyai rantai tertutup.

     Berdasarkan jenis ikatan antar atom C dalam rantai karbon, hidrokarbon

juga dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
30
                                                                         20



Hidrokarbon jenuh hanya memiliki ikatan tnggal, sedangkan hidrokarbon tak

jenuh memiliki setidaknya 1 ikatan rangkap.




3. Keisomeran Hidrokarbon

     Senyawa anorganik seperti garam dapur dapat dikenali melalui rumus

kimianya. Dengan kata lain, hanya ada satu senyawa garam dapur dengan rumus

kimia NaCl yang memiliki sifat karakteristik. Hal ini berbeda dengan senyawa

organik atau senyawa karbon. Sebagian besar senyawa karbon tidak dapat

ditentukan dari rumus kimianya (rumus molekul), tetapi harus dari rumus

strukturnya.




    Normal pentana
31
                                                                             21



4.   Uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon

      Keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dapat ditunjukkan

dengan membakar senyawa tersebut. Pembakaran tidak sempurna terhadap

senyawa karbon akan menghsilkan zat sisa berupa arang (karbon), gas CO2 dan

H2O. keberadaan atom C dalam CO2 dapat dikenali dengan mengalirkan gas CO2

ke dalam air kapur (Ca(OH)2) yang akan mengeruhkan air kapur. Sedangakan

keberadaan H dalam H2O dapat dikenali dengan kertas cobalt (II) klorida yang

akan berubah dari warna biru menjadi warna merah muda.

CO2(g) + Ca(OH)2 (aq)          CaCO3 (s) + H2O(l)
             H2O
CoCl2 (s)               CoCl2.6H2O(s)

      Senyawa karbon dibedakan atas senyawa karbon organik, yaitu senyawa

karbon yang dapat disintesis oleh makhluk hidup dan senyawa anorganik, yaiu

senyawa karbon yang dapat disintesis di luar tubuh makhluk hidup.

2.6 Penelitian yang Mendukung

      Usaha-usaha pendidikan untuk meningkatkan keterampilan generik sains

pengamatan dan inferensi logika siswa dapat dilakukan dengan menerapkan

collaborative learning berbantuan diagram vee. Penelitian tentang hal ini sudah

pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Sanyasa

tentang metode pembelajaran kolaboratif berhasil meningkatkan kemandirian dan

kemampuan belajar mahasiswa. Santyasa (2007) mengemukakan bahwa

penggunaan     metode      pembelajaran    kolaboratif   terbukti   meningkatkan

kemandiriian mahasiswa dan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi serta

beraktivitas. Hal ini dapat memberikan beberapa implikasi untuk membuat para
32
                                                                            22



mahasiswa lebih mandiri dan aktif dengan belajar bersama dimana mereka saling

memberi masukan . Dengan demikian diharapkan umpan balik dari sesama siswa

(peer-response) akan lebih cepat diterima siswa yang bersangkutan dan

selanjutnya perbaikan karya tulis akan lebih cepat dilakukan dengan tetap di

bawah bimbingan pengajar.

     Agustina (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan

Pendekatan Pemecahan Masalah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model

pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan pemecahan masalah pada mata

kuliah teori akuntansi sangat efektif dalam meningkatkan prestasai belajar

mahasiswa. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang menunjukkaan adanya perbedaan

yang signifikan antara kelas yang memperoleh pembelajaran kolaboratif dengan

pendekatan pemecahan masalah dengan kelas yang tidak memperolehnya.

     Sudarman (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode

Collaborative Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah

Metodologi Penelitian”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model collaborative

learning memiliki kontribusi yang lebih tinggi dalam meningkatkan perolehan

belajar daripada pembelajaran konvensional.

     Purtadi (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Metode Belajar

Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Berbantuan Diagram V (Vee) dalam

Pembelajaran Kimia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagram V dapat

dijadikan sebagai alat untuk mengorganisaikan kegiatan PBL di kelas terutama

yang melibatkan praktikum. Diagram ini dapat mengungkapkan apa yang sudah
23
                                                                              33



dimiliki praktikan sebelum melakukan praktikum, apa yang mereka peroleh

selama praktikum, apa yang dapat mereka lakukan dengan data yang diperoleh,

dan pengetahuan apa yang dapat disimpulkan dari proses laboratorium.

     Sujanem (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Model

Belajar Heuristic Vee dengan Peta Konsep dalam Pembelajran Fisika di SMU”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 1) Model belajar heuristic vee dengan

peta konsep yang diterapkan memiliki keunggulan komparatif yang signifikan

terhadap model belajar konvensionel dalam meningkatkan hasil belajar fisika san

dapat merubah miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah, 2) Model belajar

heuristic vee dengan peta konsep dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

menjelaskan pemahaman konsep dalam peta konsep dan mengintegrasikan

konstruksi pengetahuannya di laboratorium dengan konstruksi selama kehidupan

mereka sehari-hari.

     Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan generik sains

telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Hartono (2006) meneliti tentang

pembelajaran fisika modern untuk calon guru, difokuskan pada pengembangan

kemampuan generik dan penguasaan materi. Kemampuan generik yang

dikembangkan antara lain kesadaran akan skala, inferensi logika, bahasa simbolik,

sebab akibat, dan pemodelan matematik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

model pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan generik dapat diterapkan

baik pada mahasiswa berkemampuan akademik tinggi maupun rendah.

     Liliasari dan Widodo (2008) melakukan penelitian pendidikan sains dengan

metode R dan D untuk mengembangkan berpikir sains siswa SMP, SMA, dan
24
                                                                              34



mahasiswa calon guru. Dalam penelitian tersebut dikembangkan keterampilan

generik sains sains untuk jenjang pendidikan yang berbeda, yaitu siswa SMP,

siswa SMA, dan mahasiswa calon guru fisika, melalui topik-topik reproduksi

hewan (biologi), tekanan osmotik larutan (kimia), dan elastisitas (fisika) melaui

pembelajaran berbasis teknologi informasi. Tujuh kemampuan berpikir sains

(pengamatan langsung, bahasa simbolik, hukum sebab akibat, kesadaran akan

skala besaran, pemodelan matematis, inferensi logika, dan membangun konsep)

telah berhasil dikembangkan melaui 3 topik sains di atas. Ketiga topik tersebut

mengandung 41 konsep esensial. Implementasi model pembelajaran tersebut pada

44 siswa SMP N di Cimahi, 30 siswa sma swasta bersubsidi di bandung, dan 35

mahasiswa LPTK negeri di Mataram (NTB) menunjukkan bahwa kemampuan

generik sains yang paling baik dikuasai adlaah pengamatan tak langsung,

membangun konsep, dan hubungan sebab-akibat. Keterampilan generik sains

sains yang sukar dikuasai adalah pemodelan matematik dan inferensi logika.

     Pujani (2011) melakukan studi menggunakan R & D dilakukan untuk

menghasilkan sebuah program pembelajaran keterampialn laboratorium ipba

berbasis kemampuan generik sains untuk calon guru (PPKL-BKGS). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa PPKL-BKGS: mengembangkan keterampialn

laboratorium IPBA; meningkatkan kemampuan generik sains; meningkatkan

capaian penguasaan materi ajar IPBA; menumbuhkan sikap tanggung jawab, kerja

keras, menghargai pendapat, ketekunan, kerjasama, dan antusias selama

pembelajaran.
35
                                                                          25



      Hernani (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pembekalan

Keterampilan generik sains bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah yang Mengintegrasikan Perkuliahan dan Praktikum Kimia Analitik”,

dilaksanakan     untuk   menghasilkan   program   pembelajaran   yang   dapat

mengembangkan sejumlah keterampilan generik sains bagi siswa calon guru

kimia. Hasil implementasi program menunjukkan keterampilan generik sains yang

berkembang meliputi inferensi logika, membangun konsep, berkomunikasi ilmiah,

dan berpikir kritis.

      Sudarmin (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Model Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan generik sains Sains

(MPKOKG) bagi Calon Guru Kimia”. Hasil penelitian menunjukkan penerapan

model pembelajaran mampu       meningkatkan penguasaan keterampilan generik

sains sains calon guru kimia     dengan taraf pencapaian   tinggi dan sedang.

Keterampilan generik sains pemodelan memiliki taraf pencapaian lebih tinggi

dibandingkan keterampilan generik sains lainnya. Mahasiswa kelompok prestasi

tinggi memiliki penguasaan keterampilan generik sains konsistensi logis,

pengamatan langsung dan tak langsung, abstraksi, bahasa simbolik, kesadaran

tentang skala serta logical frame lebih baik dibandingkan kelompok prestasi

rendah.
36
                                                                        26



2.7 Kerangka Berpikir

     Dalam penelitian ini peneliti membagi sampel dalam 2 (dua) kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada prinsipnya, kedua

kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui tiga tahap yang sama, yaitu

pretest, pembelajaran, dan post-test. Pretest digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa terhadap penguasaan konsep dan metodologi materi

pokok hidrokarbon sebelum dilakukan pembelajaran. Perbedaan yang mendasar

dari kedua kelompok yaitu perlakuan yang diberikan pada saat pembelajaran

berlangsung. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pendekatan

collaborative learning berbantuan diagram vee. Sedangkan pada kelompok

kontrol diberikan pembelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah

tanpa bernatuan diagram vee.
37
                                                                                                27



           Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

                                           Pembelajaran Kimia Materi
                                              Pokok Hidrokarbon
            Pengetahuan                                                          Keterampilan Berfikir
             (Kognitif)                                                             (Psikomotorik)
                                                     Afektif


                                                                                Keterampilan Generik Sains
     Materi Kimia Hidrokarbon                   Pilar Karakter
                                                                             (Pengamatan dan Inferensi Logika)
  (simbolik, abstrak, mikroskopik,       (Tanggung jawab, Kejujuran,
        dan makroskopik)                Percaya diri, Kreatif, Toleransi)



                                             Hasil Belajar Kimia
                                     (Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik)


                                        Hasil Belajar Kimia Rendah

Collaborative learning                                                            Pembelajaran Konvensional
berbantuan diagram vee                                                           dengan Bahan Ajar Buku Teks
                                                                                            Kimia


      Kelas Eksperimen
                                                                                        Kelas Kontrol


        Jika model collaborative learning berbantuan diagram vee maka berpengaruh terhadap hasil
              belajar dan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa



                   Ada pengaruh model collaborative learning berbantuan diagram vee
                    terhadap hasil belajar dan keterampilan generik sains pengamatan
                                            dan inferensi logika


                                      Gambar 2.3. Kerangka berpikir
38
                                                                           28



2.8 Hipotesis

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho = penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee tidah berpengaruh

     untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik pengamatan dan

     inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon

Ha = penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee berpengaruh

     untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik pengamatan dan

     inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon
39



                                      BAB 3

                         METODE PENELITIAN


3.1      Penentuan dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi

         Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester II SMA

Negeri 1 Gombong tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 285 siswa dan terdiri

dari 9 kelas yaitu X-1 sampai kelas X-9. Rinciannya kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X-

6, dan X-7 masing-masing 32 siswa dan X-5, X-8, dan X-9 masing-masing 31

siswa.

3.1.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi)

         Analisis data tahap awal dilakukan untuk menguji keadaan awal kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal

diambil dari nilai kimia hasil Ujian Akhir Semester Ganjil kelas X SMA Negeri 1

Gombong.

3.1.1.2 Uji Normalitas

         Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada

Tabel 3.3.

         Dari hasil analisis diperoleh χ2hitung untuk setiap data kurang dari χ2tabel

dengan dk = 8 dan α = 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya

menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas disajikan pada lampiran

30.




                                          39
40



3.1.1.3 Uji Homogenitas Populasi

       Hasil analisis data nilai Ujian Akhir Semester Ganjil membuktikan bahwa

data antar kelas mempunyai varians yang sama (homogen), karena χ2hitung kurang

dari χ2Tabel, dengan dk = 8 dan α = 5 % (Tabel 3.4). Perhitungan uji homogenitas

populasi dapat dilihat pada lampiran 31.

                    Tabel 3.1 Hasil Uji Homogenitas Populasi
                     Data                  χ2hitung χ2Tabel   Kriteria
       Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil   8,495     16,92   Homogen

3.1.2 Sampel

        Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Data yang

digunakan untuk penentuan teknik sampling adalah nilai Ujian Akhir Semester

Ganjil kelas X SMA Negeri 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Data

kesembilan kelas anggota populasi berdistribusi normal karena χ2hit < χ2Tabel (lihat

Tabel 3.2). Dari analisis data, diperoleh χ2hitung = 3,77 dan χ2Tabel = 7,81. Karena

χ2hitung < χ2Tabel, maka data antar kelas mempunyai varians yang sama (homogen).

Pada analisis data awal juga diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,84 dan FTabel sebesar

1,97. Karena Fhitung<FTabel, maka rata-rata antar kelas tidak berbeda (tidak ada

perbedaan keadaan awal dari kesembilant kelas anggota populasi tersebut).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

cluster random sampling, karena telah memenuhi syarat populasi tersebut

berdistribusi normal dan kelas-kelas dalam populasi tersebut homogen, didukung

dengan adanya kesamaan rata-rata populasi. Dengan teknik cluster random

sampling diambil dua kelas secara acak dari populasi dengan cara pengundian.

Selanjutnya, dari hasil pengundian diperoleh kelas X 5 bertindak sebagai kelas




                                      35
41



eksperimen (collaborative learning berbantuan diagram vee) dan kelas X 7

sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional).

        Tabel 3.2 Data Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil
        Kelas X 1       X2       X3    X4 X5 X6 X7 X8 X9
           2
         χ hit   3,07 2,45 2,29 6,61 6,85 3,79 2,45 3,51 2,87
         2
        χ Tabel 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81


3.2     Variabel Penelitian

         Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Dalam penelitian ini variable yang digunakan yaitu:

3.2.1    Variabel bebas

         Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian collaborative

         learning berbantuan diagram vee materi hidrokarbon pada kelas

         eksperimen.

3.2.2    Variabel terikat

         Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil keterampilan generik

pengamatan dan inferensi logika materi pokok Hidrokarbon siswa kelas X SMA

Negeri 1 Gombong yang dinyatakan dengan nilai tes keterampilan generik siswa

yang dinyatakan dengan nilai hasil pengisian diagram vee percobaan uji

keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dan percobaan isomer

hidrokarbon dengan molymood. Penguasaan konsep atau hasil belajar yang

dinyatakan dari soal-soal keterampilan generik sains.
42



3.3       Desain Penelitian
                                  Tabel 3.3 Desain Penelitian
                Kelas          Keadaan Awal         Perlakuan         Keadaan Akhir
              Eksperimen            T1                  X                  T2
               Kontrol              T1                  Y                  T2

          Keterangan:

          X   : Pembelajaran kimia dengan menggunakan Collaborative Learning

               berbantuan diagram vee

          Y   : Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional

          T1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test

          T2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pos test

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Dokumentasi

      Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa

yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai

ulangan harian SMA N 1 Gombong kelas X semester I pelajaran kimia yang akan

digunakan untuk uji normalitas data awal, uji homogenitas data awal dan analisis

varian.

3.4.2 Metode Observasi

      Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

kemampuan ranah afektif dan psikomotorik siswa dilakukan dengan membuat

lembar pengamatan. Kemampuan afektif siswa diamati setiap pembelajaran dan

kemampuan psikomotorik siswa diamati ketika siswa melakukan percobaan uji

keberadaan unsure C dan H dalam senyawa karbon dan percobaan isomer

hidrokarbon      menggunakan     molymood.     Dalam     lembar     pengamatan   ini
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon
CLV_Hidrokarbon

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pendidikan IPA Terpadu
Pendidikan IPA TerpaduPendidikan IPA Terpadu
Pendidikan IPA TerpaduAna Nisa
 
Pengajaran konstuktivisme
Pengajaran konstuktivismePengajaran konstuktivisme
Pengajaran konstuktivismenirmalavadiwel
 
STM (Sains Teknologi Masyarakat)
STM (Sains Teknologi Masyarakat)STM (Sains Teknologi Masyarakat)
STM (Sains Teknologi Masyarakat)errinpamikatsih2
 
makalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahmakalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahyunita97544748
 
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaranJ1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaranRoy Hamsan
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Fppi Unila
 
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Rfebiola
 
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepPendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepZuha Farhana
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaIslamuddin Syam
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampalititiindralestari
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Fppi Unila
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasiaya Uzumika
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengNastiti Rahajeng
 

La actualidad más candente (19)

Pendidikan IPA Terpadu
Pendidikan IPA TerpaduPendidikan IPA Terpadu
Pendidikan IPA Terpadu
 
Jurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial RiddleJurnal Pictorial Riddle
Jurnal Pictorial Riddle
 
Pengajaran konstuktivisme
Pengajaran konstuktivismePengajaran konstuktivisme
Pengajaran konstuktivisme
 
STM (Sains Teknologi Masyarakat)
STM (Sains Teknologi Masyarakat)STM (Sains Teknologi Masyarakat)
STM (Sains Teknologi Masyarakat)
 
makalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiahmakalah prosiding ilmiah
makalah prosiding ilmiah
 
Pendekatan sets
Pendekatan setsPendekatan sets
Pendekatan sets
 
4201411114
42014111144201411114
4201411114
 
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaranJ1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran
J1F111074(ahmad bahroini) penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Redhana cakrawala
Redhana cakrawalaRedhana cakrawala
Redhana cakrawala
 
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
 
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepPendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasi
 
Seminar hasil nurjannahfis08
Seminar hasil nurjannahfis08Seminar hasil nurjannahfis08
Seminar hasil nurjannahfis08
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
 

Similar a CLV_Hidrokarbon

Keefektifan pembelajaraan berbasis proyek
Keefektifan pembelajaraan berbasis proyekKeefektifan pembelajaraan berbasis proyek
Keefektifan pembelajaraan berbasis proyekMazidah Bela
 
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi GuruAndrias Eka
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimiagusty_21
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHeppiNiwer
 
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahPenanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahdamarpstika
 
Tugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabelTugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabel200906
 
Projeck based learning WIsma (1013011017)
Projeck based learning WIsma  (1013011017)Projeck based learning WIsma  (1013011017)
Projeck based learning WIsma (1013011017)Wisma Morgans
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahmiftahasan
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 

Similar a CLV_Hidrokarbon (20)

Keefektifan pembelajaraan berbasis proyek
Keefektifan pembelajaraan berbasis proyekKeefektifan pembelajaraan berbasis proyek
Keefektifan pembelajaraan berbasis proyek
 
Ptk sd
Ptk sdPtk sd
Ptk sd
 
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru
071414046 full Peranan Buku Ajar Bagi Guru
 
50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia50091904 s kripsi-kimia
50091904 s kripsi-kimia
 
Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1
 
halaman cover
halaman coverhalaman cover
halaman cover
 
4101409015
41014090154101409015
4101409015
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bio
 
6469
64696469
6469
 
Doc 32
Doc 32Doc 32
Doc 32
 
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolahPenanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
Penanaman kedisiplinan melalui program kegiatan hansek (ketahanan sekolah
 
Tugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabelTugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabel
 
Doc
DocDoc
Doc
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Projeck based learning WIsma (1013011017)
Projeck based learning WIsma  (1013011017)Projeck based learning WIsma  (1013011017)
Projeck based learning WIsma (1013011017)
 
PTK 1.pdf
PTK 1.pdfPTK 1.pdf
PTK 1.pdf
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 

CLV_Hidrokarbon

  • 1. PENGARUH PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING BERBANTUAN DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN INFERENSI LOGIKA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Oleh: Diah Ika Rusmawati 4301408054 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
  • 2. PENGARUH PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING BERBANTUAN DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK PENGAMATAN DAN INFERENSI LOGIKA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON Skripsi Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Diah Ika Rusmawati 4301408054 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
  • 3. PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul ”Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: Hari : Jumat Tanggal : 31 Agustus 2012 Semarang, 14 Agustus 2012 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd. Dr. Sudarmin, M.Si. NIP. 19470324 197008 1 001 NIP. 19660123 199203 1 003 ii
  • 4. PENGESAHAN Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon” disusun oleh : Nama : Diah Ika Rusmawati NIM : 4301408054 telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada Hari : Jumat Tanggal : 31 Agustus 2012 Ketua Sekretaris Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dra. Woro Sumarni, M.Si. 19631012 198803 1 001 19650723 199303 2 001 Ketua Penguji Dr. Sri Haryani, M.Si. 19580808 198303 2 002 Penguji/Pembimbing Utama Penguji/Pembimbing Pendamping Drs.Tjahyo Subroto, M.Pd. Dr. Sudarmin, M.Si. NIP. 19470324 197008 1 001 NIP. 19660123 199203 1 003 iii
  • 5. PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Semarang, Agustus 2012 Diah Ika Rusmawati 4301408054 iv
  • 6. MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Kejujuran membawa keberkahan, kerja keras membawa kesuksesan. Dengan kerja keras yang jujur, aku yakin pasti Tuhan akan memberikan kesuksesan yang berkah. PERSEMBAHAN: Dengan penuh ucapan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Orangtuaku tercinta, yang selalu menyayangiku, mendukungku dan memberikan doa restu untukku; 2. Teman-teman CHEVENT, yang sudah menjadi keluargaku selama ini; 3. Teman-teman seperjuangan pendidikan kimia regular ’08; 4. Dan teman-temanku tersayang di “Kost Intan”, yang memberikan keceriaan dalam hidupku. v
  • 7. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon”. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang memberikan fasilitas yang cukup memadai di kampus sehingga kami dapat menggunakan fasilitas yang ada untuk penyusunan skripsi ini. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian ini. 3. Ketua Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 4. Bapak Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd., Dosen pembimbing I yang dengan tekun, sabar, dan teliti memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan skripsi. 5. Bapak Dr. Sudarmin, M.Si., Dosen pembimbing II yang dengan tekun, sabar, teliti, dan kritis memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan skripsi. vi
  • 8. 6. Bapak Drs. Kunnaji, kepala SMA Negeri 1 Gombong yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Ibu Dra. Endang Kinarlin, Guru Kimia SMA Negeri 1 Gombong yang telah berkenan membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Siswa kelas X 5 dan X 7 SMA Negeri 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012 atas kesediaanya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan dan pelaporan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis sampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya kepada semua pihak, jika selama interaksi terjadi banyak hal yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran pada perkembangan pendidikan selanjutnya. Semarang, Agustus 2012 Penulis vii
  • 9. ABSTRAK Rusmawati, D. I. 2012. Pengaruh Penerapan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon.Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Tjahyo Subroto, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sudarmin, M.Si. Kata kunci: Collaborative learning; diagram vee; hidrokarbon; keterampilan generik sains Keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika yang baik dapat diperoleh melalui penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat. Collaborative learning mengacu kepada metode pengajaran yang mana siswa dengan berbagai latar kemampuan bekerja bersama-sama dalam kelompok- kelompok kecil untuk mencapai tujuan. Dengan bekerja bersama-sama melakukan percobaan dalam kelompok-kelompok mempermudah siswa dalam melakukan pengamatan dan menyimpulkan hasil percobaan sesuai dengan teori yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap keterampilan generik pengamatan dan keterampilan generik inferensi logika pada materi hidrokarbon. Materi yang dipilih adalah hidrokarbon. Populasi penelitian yaitu siswa kelas X SMA N 1 Gombong tahun ajaran 2011/ 2012 sebanyak 285 yang terbagi dalam 9 kelas. Sampel ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling dan dihasilkan kelas X 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data adalah tes berbentuk soal essay, diagram vee, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa dan penguasaan konsep pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee mampu meningkatkan penguasan keterampilan generik pada taraf pencapain sedang. Keterampilan generik pengamatan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan keterampilan generik inferensi logikanya. Taraf pencapaian keterampilan generik pengamatan adalah tinggi, sedangkan taraf pencapaian keterampilan generik inferensi logikanya sedang. Besarnya pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee mencapai 33,70%. Hal ini berarti penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee memiliki pengaruh sedang pada pembelajaran. Keunggulan collaborative learning berbantuan diagram vee ini disamping meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa dan konsep hidrokarbon, juga membuat siswa lebih teliti dan terampil dalam melakukan percobaan dan menuntut siswa terlibat lebih aktif selama pembelajaran. viii
  • 10. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................... .............. viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......... ................................................................ 5 1.3 Tujuan ........................................................................ .................... 6 1.4 Manfaat ..................................................................................... ..... 7 1.5 Penegasan Istilah ............................................................................ 8 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ............................................ 11 2.1 Pembelajaran Kimia dan Permasalahannya .................................... 11 2.2 Collaborative Learning .................................................................. 13 2.3 Diagram Vee ................................................................................... 17 2.4 Keterampilan Generik Sains ........................................................... 24 2.5 Materi Hidrokarbon ........................................................................ 28 2.6 Penelitian yang Mendukung ........................................................... 31 2.7 Kerangka Berpikir .......................................................................... 36 2.8 Hipotesis ......................................................................................... 38 3. METODE PENELITIAN......................................................................... 39 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 39 3.1.1 Populasi ........................................................................................ 39 3.1.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi).................................. 39 3.1.1.2 Uji Normalitas .............................................................................. 39 3.1.1.3 Uji Homogenitas Populasi ........................................................... 40 3.1.2 Sampel .......................................................................................... 40 3.2 Variabel Penelitian ...................................................................... 41 3.3 Desain Penelitian .......................................................................... 42 3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 42 3.5 Metode Penyusunan Instrumen .................................................... 44 3.5.1 Materi dan Bentuk Tes ................................................................. 44 3.5.2 Metode Penyusunan Instrumen Uji Coba..................................... 45 3.5.3 Pelaksanaan Tes Uji Coba ........................................................... 46 3.6 Analisis Instrumen Penelitian....................................................... 46 3.6.1 Uji Validitas Soal ......................................................................... 46 ix
  • 11. 3.6.2 Uji Reliabilitas Soal ..................................................................... 47 3.6.3 Uji Indeks Kesukaran Soal ........................................................... 49 3.6.4 Daya Pembeda Soal ...................................................................... 49 3.7 Metode Analisis Data ................................................................... 51 3.7.1 Analisis Data Awal....................................................................... 51 3.7.2 Analisis Data Akhir ...................................................................... 53 3.7.3 Uji Hipotesis................................................................................. 54 3.7.4 Analisis Lembar Observasi dan Angket ....................................... 58 3.7.5 Uji normalitas Gain ..................................................................... 59 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 60 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 60 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 60 4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir ........................................................... 61 4.2 Pembahasan .................................................................................. 80 5. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 97 5.1 Simpulan....................................................................................... 97 5.2 Saran ............................................................................................ 98 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99 LAMPIRAN .................................................................................................... 104 x
  • 12. DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Keterampilan Generik Sains dan Indikator .......................................... 2 5 3.1 Hasil Uji Homogenitas Populasi ............................................................ 40 3.2 Data Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil.............. 41 3.3 Desain Penelitian .................................................................................... 42 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal .......................................................... 49 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................. 50 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial (rb) .............................................. 55 3.7 Kriteria Nilai Afektif dan Psikomotorik ................................................. 58 4.1 Data Hasil Pretes .. ................................................................................ 61 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes .......................................................... 61 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretes ...................................... 62 4.4 Data Hasil Postes ................................................................................... 62 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes …...................................................... 63 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes ….................................. 63 4.7 Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kiri data hasil Postes……....... 65 4.8 Hasil Uji Ketuntasan Belajar .................................................................. 66 4.9 Hasil analisis tiap aspek afektif kelas eksperimen ................................. 67 4.10 Hasil analisis tiap aspek afektif kelas kontrol ........................................ 68 4.11 Rerata Nilai Tiap Aspek Ranah Psikomotorik pada Kelompok Eksperimen ............................................................................................. 71 4.12 Rerata Nilai Tiap Aspek Ranah Psikomotorik pada Kelompok Eksperimen ............................................................................................. 72 4.13 Rerata Awal dan Akhir Keterampilan Generik antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................................................... 79 4.14 Analisis Skor Pretes, Postes, % N-gain dan Taraf Pencapaian untuk Keterampilan Generik Pengamatan ........................................................ 79 4.15 Analisis % N-gain dan taraf pencapaian untuk Keterampilan Inferensi Logika pada Kelas Eksperimen antara Kelas Atas dan Kelas Bawah .................................................................................................... 80 xi
  • 13. DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Bagan Diagram Vee untuk Uji Keberadaan Unsur C dan H dalam Senyawa Karbon ................................................................................... 21 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 37 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................................................................... 66 4.2 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …................... 69 4.3 Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............... 73 4.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia yang Menggunakan Collaborative Learning Berbantuan Diagram Vee ….. 76 4.5 Rerata nilai pretes, postes, dan % N-gain keterampilan generik sains dalam penguasaan konsep antara kelas kontrol dan kelas eksperimen ..................................................................................... 77 4.6 Rerata % N-gain Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa pada Penguasaan Konsep antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................................................................. 78 4.7 Rerata Pretes, Postes, dan % N-gain Keterampilan Generik Siswa pada Kelas Eksperimen ................................................................. 79 xii
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ……………… 104 2. Silabus Kelas Eksperimen ………………………………………… 105 3. Silabus Kelas Kontrol ……………………………………………… 110 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ………... 114 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ……............... 139 6. Daftar Kelompok Siswa Kelas Eksperimen ……………………….. 162 7. Daftar Kelompok Siswa Kelas Kontrol ……………………………. 164 8. Kisi-kisi Soal Uji Coba …………………………………………….. 165 9. Soal Uji Coba ………………………………………………………. 169 10. Jawaban Soal Uji Coba ………..…………………………………… 175 11. Kisi-kisi Soal Pretes …………………………………………………. 180 12. Soal Pretes……………………….…………………………………… 182 13. Jawaban Soal Pretes …………………………………………………. 185 14. Kisi-kisi Soal Postes ………………………………………………… 188 15. Soal Postes …………………………………………………………… 190 16. Jawaban Soal Postes …………………………………………………. 192 17. Lembar Praktikum Siswa …………………………………………… 194 18. Diagram Vee Praktikum Senyawa Karbon ………………………….. 195 19. Jawaban Diagram Vee Praktikum Senyawa Karbon ……………….. 196 20. Diagram Vee Isomer Hidrokarbon …………………………………… 199 21. Jawaban Diagram Vee Isomer Hidrokarbon ………………………… 200 22. Pedoman Ranah Afektif ……………………………………………… 203 23. Lembar Observasi Afektif …………………………………………….. 205 24. Pedoman Ranah Psikomotorik ………………………………………. 206 25. Lembar Observasi Psikomotorik ………………………………… 208 26. Lembar Kuisioner ……………………………………………………… 210 27. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ……………………………………. 211 28. Analisis Validitas Soal ……………………………………………... 213 29. Analisis Reliabilitas Soal …………………………………………... 217 30. Analisis Taraf Kesukaran Soal …………………………………….. 217 31. Analisis Daya Pembeda Soal ………………………………………. 217 32. Uji Normalitas Data Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas X………………………………………………………………. 219 33. Uji Homogenitas Data Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas X ……………………………………………………………… 228 34. Data Nilai Pretes………………………………………………….. 229 35. Uji Normalitas Data Nilai Pretes ……………………..…………... 230 36. Uji Homogenitas Data Hasil Pretes …………………………………. 232 37. Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Pretes………………….. 233 38. Data Nilai Postes ……………………………………………….. 234 39. Uji Normalitas Data Nilai Postes …………………… …………... 235 40. Uji Homogenitas Data Nilai Postes ……………………………….. 237 41. Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes……………………….. 238 xiii
  • 15. 42. Analisis Pengaruh Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ………. 239 43. Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Hasil Belajar ………… 241 44. Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kiri Data Hasil Belajar ……. 242 45. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa …………………………… 243 46. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif …………………..…………….. 244 47. Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik ………………………….. 246 48. Rekapitulasi Hasil Analisis Lembar Angket Kelas X 5 (Kelas Eksperimen) ………………………………………………………. 248 49. Uji Normalisasi Gain ………………………………………………. 249 50. KGS Pretes ………………………………………………………….. 251 51. KGS Postes …………………………………………………………. 253 52. Dokumentasi ……………………………………………………….. 255 53. Arsip surat ………………………………………………………….. 257 xiv
  • 16. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu sub bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang diberikan kepada siswa SMA. Ilmu kimia mempelajari unsur, atom, molekul, baik struktur maupun susunannya. Beberapa siswa di SMA Negeri 1 Gombong menganggap pelajaran kimia dianggap rumit, padahal sebenarnya peristiwa kimia sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan yang sudah terpatri dalam diri siswa tersebut harus diubah dan diluruskan. Guru mempunyai tugas untuk mengubah anggapan siswa bahwa materi pelajaran kimia itu mudah dipahami. Guru dituntut mampu menyajikan pelajaran kimia dengan metode yang menarik. SMA Negeri 1 Gombong merupakan salah satu SMA di kabupaten Kebumen yang mempunyai fasilitas penunjang cukup memadai seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang multimedia. Laboratorium kimia yang ada di sekolah tersebut belum digunakan secara maksimal. Guru lebih mementingkan menyampaikan teori dibandingkan menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Laboratorium kimia di SMA Negeri 1 Gombong oleh beberapa guru digunakan sebagai ruang kelas, sehingga guru tertentu terkadang tidak bisa menggunakan laboratorium untuk melakukan praktikum. Guru setiap akan praktikum hanya memberikan tugas untuk membaca prosedur kerja yang akan dilaksanakan tanpa mendiskusikan terlebih dahulu di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode konvensional atau ceramah. Guru 1
  • 17. 2 hanya menyampaikan teori sama persis dengan ada di buku kimia yang dimiliki siswa. Pada metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain karena siswa merasa semua materi yang disampaikan guru sudah ada di buku yang mereka miliki dan mereka bisa mempelajarinya sendiri di rumah. Menurut penuturan beberapa siswa dan guru di SMA Negeri 1 Gombong, banyak faktor penyebab hasil belajar mereka rendah, antara lain: para siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat kegaduhan, minat belajar berkurang, sebagian besar siswa tidak menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru, dan masih banyak kendala yang lain apalagi pada pelajaran kimia materi pokok hidrokarbon yang hanya berupa teori saja. Siswa akan semakin bosan dan menyepelekan materi tersebut. Guru pengampu pelajaran kimia di sekolah tersebut menuturkan pada kenyataanya hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon tergolong rendah yang kemungkinan dikarenakan faktor metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Collaborative learning berbantuan diagram vee diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Gombong. Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok yang setiap anggotanya aktif menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki, untuk bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Collaborative Learning memungkinkan setiap siswa untuk memahami seluruh bagian pembahasan, tidak seperti pada kelompok belajar yang kita kenal, yang menyebabkan hanya siswa tertentu yang memahami materi tertentu. Metode ini juga membuat seluruh siswa
  • 18. 3 akan memiliki pemahaman yang setara akan pembahasan. Sebagai metode belajar, Collaborative Learning dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di sekolah hendaknya mendorong dan membantu siswa untuk terlibat secara aktif membangun pengetahuan sehinnga mencapai pemahaman yang mendalam (deep learning) (Sudarman, 2008). Struktur tujuan kolaboratif dicirikan oleh jumlah saling ketergantungan yang begitu besar antar siswa dalam kelompok. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu: (1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; (2) menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna. Siswa dari hari ke hari belajar melakukan pemecahan masalah di dalam kelompok kolaboratif juga belajar prinsip demokrasi melaui interaksi antar teman sebaya. Kesimpulannya, bahwa belajar kolaboratif merupakan intensitas yang lebih tinggi kadarnya daripada belajar kooperatif. Belajar kolaboratif tidak ada beda bentuk maupun formulanya dengan belajar kooperatif, yang membedakan terletak pada intensitas interaksi, isi kegiatan dan implikasi yang ditimbulkannya bagi setiap anggota kelompok belajar yaitu adanya rasa saling ketergantungan dan tanggungjawab yang ditopang oleh kemandirian dari setiap individu yang terlibat dalam belajar melalui interaksi sosial. Semua sifat dan bentuk serta karakteristik belajar kooperatif merupakan prakondisi belajar kolaboratif (Agustina, 2007). Kesemua aktivitas yang dilakukan siswa selama ini dalam melakukan pembelajaran di laboratorium kurang dilandasi oleh keterampilan pengamatan,
  • 19. 4 penguasaan metodologis, dan konseptual yang relevan dan memadai. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan diagram vee. Diagram vee adalah suatu diagram visual berbentuk seperti “huruf V” yang mengandung elemen konseptual dan metodologi percobaan. Pemanfaatan diagram vee sebagai karakteristik metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan praktikum hidrokarbon ini masih terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam bentuk tabel, kemudian membuat klaim pengetahuan/ kesimpulan hasil percobaan sesuai konsep, dilanjutkan pelaporan. Menurut Haladyna dalam Sudarmin (2007) keterampilan atau skill adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya. Keterampilan merupakan suatu keadaan (kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance (Depdiknas, 2003). Dalam pengembangan aspek proses sains, pengamatan diartikan sebagai proses mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis kepada suatu contoh yang lain (Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan proses sains. Oleh sebab itu pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan ketika mengamati suatu obyek dengan semua pancaindra. Inferensi logika adalah keterampilan generik sains untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum
  • 20. 5 terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. Dalam materi pokok hidrokarbon, pengamatan dan inferensi logika dapat dikembangkan melalui peristiwa identifikasi unsur C dan H dalam senyawa karbon. Brotosiswoyo (2001) menyatakan sikap jujur dan kesadaran akan batas-batas ketelitian merupakan aspek yang dikembangkan dalam kecakapan pengamatan dan kemampuan siswa untuk merangkum berbagai pengertian dan konsep terdahulu adalah penting untuk dilatih dalam upaya meningkatkan kemampuan inferensi logika. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan metode collaborative learning yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dengan berbantuan diagram vee dalam melakukan pembelajaran di laboratorium sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan generik sains pada siswa. Peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Collaborative Learning berbantuan Diagram Vee terhadap Keterampilan Generik Pengamatan dan Inferensi Logika Siswa Kelas X pada Materi Hidrokarbon”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Adakah pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap pembelajaran kimia pada siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X materi hidrokarbon? 2. Apakah penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon?
  • 21. 6 3. Bagaimana peningkatan penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap penguasaan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon? 4. Bagaimana tanggapan siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X terhadap metode collaborative learning berbantuan diagram vee pada materi hidrokarbon? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap pembelajaran kimia siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon. 2. Mengetahui penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon. 3. Mengetahui penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap peningkatan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon. 4. Mengetahui tanggapan siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X terhadap metode collaborative learning berbantuan diagram vee pada materi hidrokarbon.
  • 22. 7 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi : 1. Siswa, dapat meningkatkan motivasi, daya tarik terhadap mata pelajaran kimia, menumbuhkan rasa kebersamaan, kerjasama, dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi, keterampilan generik sains siswa dalam pengamatan dan menyimpulkan suatu peristiwa kimia. 2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa. 3. Sekolah, dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran kimia yang lebih baik. 4. Peneliti, untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam praktek mengajar.
  • 23. 8 1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah dimaksudkan agar terjadi kesatuan pandangan dan kesamaan penafsiran pada judul skripsi ini. Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1.5.1 Collaborative Learning Teori belajar kolaboratif menekankan pada proses pembelajaran yang digerakkan oleh keterpaduan aktivitas bersama baik intelektual, sosial dan emosi secara dinamis baik dari pihak siswa maupun pengajar (Zamroni, 2000:146) Dalam penelitian ini, collaborative learning dilaksanakan dengan membentuk dua jenis kelompok (focus group dan home group) dalam satu kelas di mana semua siswa juga berpartisipasi dalam 2 kelompok tersebut. Focus group yaitu kelompok belajar yang dilaksanakan di dalam kelas di mana anggota kelompoknya dipilih secara acak berdasarkan keheterogenan kelas tersebut. Setiap focus group diberikan sub-topik yang berbeda-beda untuk didiskusikan. Home group yaitu kelompok belajar yang anggotanya merupakan gabungan dari anggota tiap focus group. Di dalam home group anggota tiap focus group menyampaikan hasil diskusinya. 1.5.2 Diagram Vee Pemanfaatan diagram vee sebagai karakteristik metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan pembelajaran praktikum hidrokarbon ini masih terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam tabel, kemudian membuat klaim pengetahuan/kesimpulan, dilanjutkan pelaporan.
  • 24. 9 Diagram vee pada penelitian ini digunakan sebagai alat evaluasi penguasaan metodologis dan konseptual bagi siswa pada percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dan isomer hidrokarbon menggunakan molymood.. Keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa dapat dilihat dari hasil pengisisan sisi metodologis dalam diagram vee yaitu pada pengisisan catatan dan transformasi untuk keterampilan generik sains pengamatan dan pengisian klaim pengetahuan untuk mengetahui keterampilan generik sains inferensi logika. 1.5.3 Keterampilan Generik Sains Keterampilan generik sains yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa SMA Negeri 1 Gombong kelas X pada materi hidrokarbon. Keterampilan pengamatan selama percobaan merupakan faktor penting dalam mempelajari kimia. Pengamatan hasil reaksi, gejala atau fenomena alam yang dapat diamati secara langsung dengan panca indera, tetapi ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung sehingga dikenal kemampuan generik tidak langsung (Brotosiswoyo, 2001). Dalam penelitian pengertian keterampilan generik sains pengamatan mengacu pada pengamatan langsung maupun tidak langsung. Dalam pengembangan prses sains, inferensi diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis ke pada suatu contoh yang lain (Suma, 2001).
  • 25. 10 1.5.4 Hidrokarbon Menurut KTSP, pokok materi hidrokarbon merupakan pokok materi pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Materi yang dipelajari meliputi kekhasan atom karbon, pengelompokkan senyawa hidrokarbon, keisomeran hidrokarbon, dan reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon.
  • 26. 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Kimia dan Permasalahannya Kenneth D. Moore berpendapat bahwa mengajar adalah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya. Pandangan ini didasari oleh sebuah paradigma bahwa sebuah keberhasilan mengajar bukan pada seberapa banyak ilmu yang disampaikan guru pada siswa, tetapi pada seberapa besar siswa diberi kesempatan peluang untuk belajar dan memperoleh segala sesuatu yang ingin diketahuinya. Guru hanya memfasilitasi siswanya untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya (Rosyada, 2007: 93). Sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus (Darsono, 2000:24). Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting di antara ilmu-ilmu yang lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makro. Ilmu kimia merupakan ilmu terapan (aplikatif) sehingga sangat membantu dan dibutuhkan manusia untuk membangun dan mensejahterakan bangsa serta selalu memberikan kontribusi terhadap perkembangan sains dan teknologi (Depdiknas, 2003). 11
  • 27. 12 Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya pada struktur dan komposisi zat, perubahan materi, dan energy yang menyertai perubahan tersebut (Liliasari, 1996). Struktur zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat, seperti atom, molekul, dan ion-ion bergabung satu sama lainnya membentuk suatu susunan yang berukuran makro, sehingga dapat dilihat oleh mata kita. Zat yang terbentuk dari gabungan antar partikel penyususn tersebut memiliki komposisi tertentu yang diungkapkan dengan menggunakan symbol. Agar ilmu kimia dapat dipahami secara utuh maka para kimiawan mengarahkan fenomena kimia pada tiga tingkat representasi yang berbeda, yakni makroskopik, mikroskopik, dan simbolik, yang ketiganya saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki ilmu kimia, maka untuk dapat memahami konsep kimia secara utuh seorang siswa harus memiliki kemampuan untuk menggabungkan keterkaitan antara level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik (Jansoon, 2009). Dalam proses pembelajaran biasanya siswa sulit untuk memahami konsep- konsep kimia yang bersifat abstrak. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan guru untuk menjelaskan materi kimia yang bersifat abstrak dan mikroskopik, sehingga konsep yang disampaikan oleh guru hanya yang bersifat makroskopik dan simbolik saja, dan akhirnya tanpa memahami terlebih dahulu pemahaman konsep dan level mikroskopik (Dian Finatri, 2007). Sejumlah faktor dapat menyebabkan rendahnya pemahaman siswa mengenai level mikroskopik ini. Menurut Opandi (2006), faktor-faktor tersebut antara lain: (1) pembahasan level tersebut belum
  • 28. 13 mendapat perhatian dari guru karena lebih mengutamakan level makroskopik (pengamatan dengan indra) dan level representasi (rumus, peramaan, grafik) sehingga siswa dibiarkan mengembangkan imajinasi sendiri mengenai level tersebut. (2) level mikroskopik menjadi bagian yang dipelajari siswa, namun cara- cara pembahasannya masih terlalu abstrak sehingga siswa sulit untuk memahaminya. Salah satu cara yang baik untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir yaitu keterampilan generik sains pengamatan proses kimia pada tingkat mikroskopik dan makroskopik dan keterampilan generik sains inferensi logika pada tingkat abstrak adalah menggunakan percobaan di laboratorium dan memvisualisasikannya ke dalam diagram vee. 2.2 Collaborative learning Teori belajar kolaboratif dimotori oleh Bruffee (Zamroni, 2000: 156) tumbuh dan berkembang atas kesadaran akan pentingnya pengembangan diri pribadi siswa yang holistik, sehingga menuntut perubahan mendasar proses pembelajaran yang konvensional didominasi oleh ceramah dengan pengajar sebagai sumber tunggal dan siswa sebagai pendengar yang baik. Pembelajaran kolaboratif menurut Totten et al (1991) bukan pendekatan yang baru, berbagai variasinya sudah digunakan dalam kelas sejak awal tahun 1900-an dan kini semakin menarik perhatian para ahli pendidikan, sejak munculnya bukti keberhasilan bukan buah dari kemampuan individu tetapi justru dari paradigma kesalingtergantungan (interdependence).
  • 29. 14 Konsep belajar kolaboratif menurut Duffy & Cunningham (1996) sejak tahun 1990-an sudah mulai dikembangkan dan telah dikenal sebagai strategi belajar kelompok untuk menjalin kerjasama dengan sasaran untuk mencapai prestasi sebagai tujuan dan telah secara meluas diteliti dan telah didukung oleh berbagai literature profesional. Falsafah dan teori sejumlah ahli seperti Dewey (1916) telah menegaskan manfaat sosial dan proses kolaboratif dalam belajar. Menurut Dewey dalam Agustina (2007) pendidikan adalah proses social dalam mana melalui kelompok siswa memperoleh dan berbagi pengalaman baru yang bermakna. Istilah belajar kolaboratif (collaborative learning) mengacu kepada metode pengajaran yang mana siswa dengan berbagai latar kemampuan bekerja bersama- sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan. Tiap-tiap siswa saling bertanggungjawab atas belajar dengan teman-temannya sebagaimana ia bertanggungjawab belajar untuk diri sendiri. Keberhasilan tiap individu merupakan keberhasilan siswa lainnya dalam kelompok. Mahnaz Moallem dalam Agustina (2007) mengidentifikasi 4 (empat) tipe pentingnya kerjasama kolaboratif pemecahan masalah dalam kelompok yang dirangkumkan dari beberapa penelitian antara lain:
  • 30. 15 1. Menumbuhkan tanggungjawab individu, karena diantara individu menyadari akan adanya tugas-tugas bersama dalam kelompok (Johnson et al, 1991; Slavin, 1995). 2. Meningkatkan komitmen pada kelompok dan tujuan-tujuan bersama dimana anggota kelompok saling bantumembantu, saling membutuhkan, memberikan umpan balik yang tepat, dan memberi dorongan untuk pencapaian tujuan-tujuan bersama (Johnson, et al., 1991; Slavin, 1995). 3. Memperlancar interaksi antar individu dan antar kelompok di antara anggota kelompok, yang memungkinkan tiap anggota menampilkan keterampilan sosial dan kompetensi dalam berkomunikasi (Rubin, Rubin, & Johnson, 1997). 4. Memberikan stabilitas pada kelompok sehingga anggota kelompok dapat bekerjasama dengan anggota lain dalam waktu yang cukup lama tapi tidak melelahkan dan dapat membangun norma kelompok, penampilan tugas bersama, dan pola-pola interaksi (McGrath, 1992). Vygotsky dalam Moallem (2003) belajar juga merupakan sebuah konstruksi sosial yang dibangun melalui bahasa dan diskursus sosial. Shaw (1996) juga menunjukkan bahwa dalam pandangan sosial tentang belajar mengetahui (knowing) ditegaskan, pengetahuan itu dikonstruksi karena dampak keterlibatan dalam siklus perkembangan yang memfasilitasi perubahan konseptual siswa. Hubungan sosial akan terjadi pada lingkungan belajar yang kolaboratif dengan kerjasama serta adanya dialog aktif (Moore, 1991; Saba & Shearer, 1994). Harasim (1989) melengkapi pandangan ini, dalam situasi demikian lingkungan
  • 31. 16 belajar akan tampil dalam beragam perspektif yang memberi kesempatan untuk membentuk tahapan pengetahuan seperti seorang siswa saling bertukar informasi dengan lainnya, dengan orang-orang sekitarnya dan dengan para ahli dalam bidang itu (Moallem, 2003). Dari berbagai pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa belajar kolaboratif akan terjadi jika ada rasa saling tanggungjawab dan terbentuk dalam suasana kerjasama di antara anggota-anggota dalam kerja kelompok atau tim. Suasana kolaboratif merupakan esensi dari belajar kelompok, keberhasilannya sangat tergantung dari kemampuan anggota kelompok dalam membiasakan diri perilaku dalam kerja kelompok. Dari pandangan-pandangan yang telah dipaparkan dapat dikatakan, bahwa belajar secara kolaboratif dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar. Belajar kolaboratif merupakan suatu himpunan pendekatan untuk mendidik, yang terkadang juga disebut sebagai belajar kooperatif atau belajar kelompok kecil. Belajar kolaboratif menciptakan suasana yang melibatkan siswa mengerjakan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang ia kerjakan, dan mendorong yang lain untuk ikut terlibat. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar kolaboratif merupakan salah satu strategi mengajar yang dapat diandalkan untuk dapat membuat proses pembelajaran menjadi aktif dan efektif yang sekaligus dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai dasar. Pengajaran kolaboratif mempunyai 6 langkah utama menurut Arend dalam Agustina (2007) yaitu: 1. penyampaian tujuan dan memotivasi siswa;
  • 32. 17 2. kedua, penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan; 3. pengorganisasian siswa ke dalam kelompokkelompok belajar; 4. membimbing kelompok bekerja dan belajar; 5. evaluasi tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya; 6. memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu. 2.3 Diagram Vee Novak & Gowin dalam Roth & Bowen (1993) dinamakan diagram vee karena diagram ini berbentuk huruf “V”. Pemanfaatan diagram vee pada penelitian ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan pembelajaran praktikum hidrokarbon masih terbuai mencatat apa yang diamati tentang objek percobaan, mentransformasikan dalam bentuk tabel, kemudian membuat klaim pengetahuan/ kesimpulan, dilanjutkan pelaporan. Namun kesemua aktivitas yang dilakukan siswa tersebut kurang dilandasi oleh keterampilan pengamatan, penguasaan metodologis, dan konseptual yang relevan dan memadai. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan diagram Vee sebagai alat evaluasi penguasaan metodologis dan konseptual bagi siswa, selain untuk mengembangkan keterampilan kerja laboratorium. Kegiatan praktikum kimia juga untuk mengembangkan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensia logika bagi siswa yang dipaparkan pada Gambar 2.2. Tujuan percobaan tersebut adalah siswa dapat mengidentifikasi adanya unsur C dan H dalam sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Selain untuk mengembangkan kegiatan praktikum
  • 33. 18 untuk mengembangkan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika pada siswa. Diagram vee dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menolong siswa memahami dan menjelaskan kegiatan laboratorium, memahami hakekat sains, dan bagaimana membangun suatu pengetahuan (Dahar, 1995). Suatu diagram vee me- nekankan pada dua prosedural yaitu elemen konseptual dan metodologis yang me- ngarahkan pada proses pembentukan pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan senyawa karbon. Dahar (1995) menyatakan diagram vee dalam kegiatan laboratorium bermanfaat untuk memahami konsep-konsep yang mendasari kegiatan di laboratorium, menghubungkan hasil-hasil pengamatan dengan pengetahuan teoritis, menyusun hasil-hasil pengamatan, dan mengaitkan konsep- konsep yang dimiliki. Contoh cara pembuatan diagram vee pada percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon: 1. Dimulai dengan menggambar V besar. Diagram vee dalam penelitian ini sudah disediakan guru, sehingga siswa hanya mengisi bagian-bagian kolom pada diagram vee yang masih kosong. 2. Merumuskan sebuah masalah atau ide untuk dipelajari dalam percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. 3. Menghubungkan masalah atau ide dengan penelitian yang sudah ada (review literatur), pengetahuan awal dan pengalaman. Menentukan adakah teori yang akan digunakan.
  • 34. 19 4. Mendeskripsikan kejadian dan atau objek yang akan dipelajari (tempatkan di ujung diagram V). Kejadian dan atau objek yang akan dipelajari ada 2, yaitu pemanasan sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dan pemanasan campuran sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dengan tembaga (II) oksida. 5. Mengembangkan pertanyaan penelitian yang memfokuskan tentang kejadian dan atau objek yang dipelajari. Pertanyaan fokus dalam percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon sudah dituliskan guru. 6. Membuat daftar konsep yang perlu didefinisikan secara operasional untuk penyelidikan. Untuk menentukan hal ini, perlu mereview pertanyaan penelitian dan kejadian/objek untuk konsep – konsep ini. Konsep yang ditulis siswa dalam diagram vee penelitian ini adalah pengertian senyawa hidrokarbon dan reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon. 7. Membuat daftar instrumen pengumpulan data yang direncanakan digunakan untuk merekam kejadian/objek yang dipelajari di bawah bagian catatan dari diagram V. Bagian ini adalah fakta yang dikumpulkan dari kejadian/objek yang diamati. Percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon adalah mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas kobalt klorida dan air kapur akibat dari reaksi kimia pada senyawa karbon sukrosa, galaktosa, dan fruktosa. 8. Memutuskan bagaimana informasi yang dikumpulkan akan ditransformasikan dalam sebuah set data yang terorganisasi. Transformasi yang cocok untuk percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon adalah dalam bentuk tabel.
  • 35. 20 9. Praktikan melakukan kerja atau investigasi laboratorium untuk menguji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon sesuai dengan lembar praktikum siswa yang telah diberikan peneliti pada pertemuan sebelumnya. 10. Langkah berikutnya adalah melengkapi data, menganalisis data dan menampilkan dalam format yang terorganisasi sesuai hasil percobaan yang sudah dilakukan. 11. Dengan mengunakan informasi dari tranformasi data, siswa menyusun klaim pengetahuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pernyataan ini interpretasi beralasan dari catatan atau tranformasi catatan yang diperoleh dari penyelidikan yaitu reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. 12. Menyusun klaim pengetahuan yang ditunjang dengan prinsip – prinsip dan teori. Prinsip memberikan gambaran tentang bagaimana kejadian atau objek seharusnya berlaku. Pada Gambar 2.2 dipaparkan komponen diagram vee untuk percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon.
  • 36. 12 KONSEPTUAL/ TEORITIS PERTANYAAN FOKUS METODOLOGIS TEORI (thinking) (doing) KLAIM PENGETAHUAN PERTANYAAN FOKUS TEORI KLAIM PENGETAHUAN 1. Bagaimana untuk memeriksa unsur C dan H 1. Kekhasan Atom Karbon dalam sukrosa, glukosa, dan fruktosa Sukrosa, galaktosa, dan fruktosa mengandung 2. Kovalen pada Hidrokarbon 2. Bagaimana reaksi yang terjadi pada unsur C dan H, adanya C ditandai oleh 3. Reaksi-reaksi dalam senyawa terbentuknya zat berwarna hitam (jelaga) dan gas PRINSIP pemeriksaan unsur C dan H dalam sukrosa, hidrokarbon hasil pembakaran yang mengeruhkan air kapur 4. glukosa, dan fruktosa sedangkan adanya unsur H ditandai oleh uap air PRINSIP TRANSFORMASI yang dapat memerahkan kertas kobalt klorida. TEORI 1. Pembakaran yang sempurna pada senyawa Tindakan TRANSFORMASI hidrokarbon dapat mengubah unsur C menjadi CO2 Tindakan dan mengubah unsur H menjadi H2O. Percobaan Hasil pengamatan 1. Pemanasan sukrosa, 2. Gas CO2 dapat dikenali dengan liebig air kapur. glukosa, dan fruktosa a. Bagian dalam dinding tabung tabung 3. H2O dapat dikenali dengan kertas kobalt klorida. a. Perubahan dalam reaksi terdapat air. Sukrosa, glukosa, KONSEP tabung reaksi dan fruktosa mencair berwarna kuning muda kemudian berwarna KONSEP hitam pada pemanasan lebih lanjut. b. Perubahan warna b. Kertas kobalt klorida yang semula 1. Senyawa Hidrokarbon pada kertas kobalt biru dalam keadaan kering berubah Senyawa karbon adalah senyawa karbon paling sederhana yang klorida menjadi merah muda dalam keadaan terdiri dari aton C dan H. basah. 2. Reaksi Kimia pada Senyawa Hidrokarbon 2. Pemanasan pada campuran (Reaksi Pembakaran) sukrosa, glukosa, dan Reaksi pembakaran merupakan reaksi antara zat dengan oksigen. fruktosa dengan CuO a. Perubahan dalam a. Bagian dalam dinding tabung reaksi Pada senyawa hidrokarbon, reaksi pembakaran akan menghasilkan tabung reaksi terhadap air, sukrosa, glukosa, dan karbondioksida dan air. fruktosa, mencair berwarna kuning PERISTIWA DAN/ ATAU OBJEK muda kemudian berubah menjadi hitam pada pemanasan lebih lanjut. b. Perubahan pada air b. Air kapur berubah menjadi keruh. PERISTIWA DAN/ ATAU OBJEK kapur CATATAN Jawaban: a. Reaksi pada air kapur: 1. Pemanasan pada sukrosa, galaktosa, dan CATATAN CO2(g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O(l) fruktosa. b. Reaksi pada kertas kobalt klorida: 2. Pemanasan campuran sukrosa, galaktosa, dan 1. Perubahan dalam tabung reaksi selama percobaan H2O fruktosa dengan tembaga (II) oksida (CuO) yang berisi sukrosa, galaktosa, dan fruktosa dan CoCl2(s) CoCl2.6H2O(s) campuran. 2. Perubahan warna pada kertas kobalt klorida. 3. Perubahan pada air kapur kapur menjadi keruh Gambar 2.1 Bagan diagram vee untuk uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon 21
  • 37. 19 12 22 Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, maka menunjukkan konstruksi pengetahuan mengenai uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dimulai dengan mengamati dan berpikir tentang kejadian dan objek-objek berkaiatan reaksi kimia pada air kapur dan kertas kobalt klorida, sehingga kejadian atau reaksi kimia tersebut ditempatkan di sudut V bagian bawah. Pertanyaan kunci mengenai bagaimana memeriksa unsur C dan H dalam sukrosa, glukosa, dan fruktosa ditempatkan diantara kedua sisi V yaitu sisi konseptual dan metodologis. Pada sisi kiri terdapat sisi konseptual berkaitan teori kekhasan atom karbon, kovalen pada hidrokarbon, dan reaksi-reaksi dalam senyawa hidrokarbon, prinsip menjelaskan percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dan konsep mengenai senyawa hidrokarbon dan reaksi pembakaran pada senyawa hidrokarbon. Selanjutnya, di sisi kanan ditempatkan rekaman (record) pengamatan perubahan warna dan air kapur dalam tabung reaksi yang berisi sukrosa, glukosa, dan fruktosa, serta transformasi yang menghubungkan kesesuaian prinsip atau konsep terhadap data reaksi-reaksi senyawa karbon. Disisi kanan juga ditempatkan klaim pengetahuan serta nilai yang dibuat sebagai hasil kegiatan percobaan laboratorium mengenai uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. Pada penelitian ini pemanfaatan diagram vee sebagai alat evaluasi dan lembar pengamatan pendamping untuk kegiatan percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dan isomer hidrokarbon. Pada penelitian ini, sebelum melakukan percobaan setiap siswa dilakukan pretes mennggunakan
  • 38. 23 13 format soal diagram vee untuk mengukur penguasaan sisi metodologis dan konseptual mereka mengenai percobaan kimia yang akan dilakukan. Pemanfaatan diagram vee dalam penelitian ini yaitu: pertama, sebelum melakukan percobaan siswa mengisi terlebih dahulu sisi konseptual atau teoritis pada diagram vee meliputi teori, prinsip, konsep, dan peristiwa atau objek selama 15 menit. Kedua, siswa melakukan percobaan dan menuliskan hasil pengamatan yang terjadi pada saat percobaan ke dalam kolom catatan dan mentransformasikannya ke dalam kolom transformasi dalam diagram vee. Setelah percobaan selesai siswa menuliskan klaim pengetahuan hasil percobaan dihubungkan dengan teori atau konsep yang mereka tulis pada sisi konseptual atau teoritis dalam diagram vee. Pertemuan selanjutnya guru membahas hasil percobaan yang mereka lakukan dan mereka tulis dalam diagram vee mulai dari sisi konseptual sampai sisi metodologis. Pada kolom transformasi yang merupakan transformasi dari hasil pengamatan yang mereka lakukan kebanyakan siswa sudah tepat dalam mengamati, akan tetapi pada kolom klaim pengetahuan banyak siswa yang kurang tepat dalam membuat klaim pengetahuan arena dibutuhkan keterampilangenerik inferensi logika yang baik agar dalam membuat klaim pengetahuan tepat sesuai hasil percobaan dan konsep atau teori.
  • 39. 24 14 2.4 Keterampilan Generik Sains Keterampilan generik sains dikenal dengan sebutan keterampilan inti, keterampilan esensial, dan keterampilan dasar (Mehralizadeh, 2008), serta merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam pekerjaan (Green, 2009). Keterampilan ini digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang dapat melintasi semua bidang pekerjaan pada arah horizontal dan melintasi segala tindakan mulai tingkat pemula sampai manager eksekutif pada arah vertikal (Kamsah, 2004). Beberapa penelitian yang mengungkap pengembangan keterampilan generik sains telah ditunjukkan di beberapa institusi. Pengembangan keterampilan generik sains membutuhkan kondisi pengajaran yang difokuskan pada proses dan berpusat pada aktivitas siswa daripada konten subyek (Suyanti, 2006; Sudarmin, 2007). Haladyna dalam (Sudarmin, 2007) menyatakan keterampilan atau skill adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas atau beban kerja tertentu baik secara fisik maupun mental, yang terkadang mudah dilihat dan terkadang kurang terlihat tetapi dapat diduga melalui perilakunya, keterampilan merupakan suatu keadaan (kondisi) yang komplek yang dapat melibatkan pengetahuan dan performance (Depdiknas, 2003). Tabel 2.1 menampilkan keterampilan generik sains sains dan indikatornya (Sudarmin: 2007).
  • 40. 15 25 Tabel 2.1. Keterampilan Generik Sains dan Indikator No Keterampilan generik sains Indikator 1. Pengamatan Langsung dan a. Menggunakan sebanyak mungkin indera dalam mengamati Tak Langsung percobaan/ fenomena alam b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan kimia atau fenomena alam c. Mencari perbedaan atau persamaan d. Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu indera dalam mengamati percobaan kimia atau gejala alam 2. Kesadaran tentang skala Menyadari obyek-obyek alam dan kepekaan yang tinggi terhadap skala mikroskopis sataupun makroskopis 3. Bahasa simbolik a. Memahami simbol, lambang, dan istilah ilmu kimia b. Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran dari suatu persamaan reaksi c. Menggunakan aturan matematis untuk memecahkan masalah kimia/ fenomena gejala alam d. Membaca suatu grafik/ diagram/ tabel/ tanda matematis dalam ilmu kimia 4. Logika frame a. Menemukan pola keteraturan fenomena alam/ peristiwa kimia b. Menemukan perbedaan atau mengontraskan cirri/ sifat fisik dan kimia suatu senyawa kimia c. Mengungkapkan dasar penggolongan atas suatu obyek atau peristiwa kimia 5. Konsistensi logis a. Menarik kesimpulan secara induktif setelah percobaan/ pengamatan b. Mencari keteraturan sifat kimia/ fisika setelah percobaan/ pengamatan 6. Hukum sebab akibat a. Menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih dalam suatu gejala alam/ reaksi kimia tertentu b. Memperkirakan penyebab atau gejala alam/ peristiwa kimia 7. Pemodelan a. Mengungkapkan gejala alam/ reaksi kimia dengan sketsa gambar/ grafik b. Memakai arti fisik/ kimia suatu sketsa gambar suatu fenomena alam dalam bentuk rumus 8. Inferensi logika a. Mengajukan prediksi gejala alam/ peristiwa kimia yang belum terjadi berdasar fakta/ hukum terdahulu b. Menarik kesimpulan dari suatu gejala/ peristiwa kimia berdasarkan aturan/ hukum-hukum kimia terdahulu 9. Abstraksi a. Menggambarkan dan menganalogikan konsep atau peristiwa kimia abstrak kedalam bentuk kehidupan nyata sehari-hari b. Membuat visual simulasi ainteraktif dari peristiwa mikroskopik yang bersifat abstrak
  • 41. 26 16 Pada penelitian ini pengertian keterampilan generik sains yang dimaksud adalah keterampilan generik sains sains yang dikemukakan Brotosiswojo (2001). Pada penelitian ini keterampilan generik sains sains yang akan dikembangkan pada siswa SMA melalui konsep hidrokarbon adalah keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika. Beberapa jenis keterampialn generik yang akan dikembangkan melaui kondsep-konsep hidrokarbon akan dijelaskan sebagai berikut. Pengamatan ialah melakukan pengumpulan data tentang fenomena alam atau peristiwa dengan menggunakan panca indera atau alat bantu panca indera (Dahar,1985). Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung melalui panca indera. Pengamatan langsung dapat diperoleh melaui kejadian sehari-hari dan atau terjadi pada saat melakukan percobaan. Dahar (1996) menyatakan hasil-hasil pengamatan tidak berguna, jika tidak ditafsirkan, karena itu dari mengamati ini siswa harus memiliki keterampilan mencatat setiap pengamatan secara terpisah kemudian menghubungkan hasil-hasil pengamatan sehingga ditemukan pola-pola tertentu dalam suatu percobaan. Kemampuan menemukan pla-pola pengamatan ini merupakan landasan utama untuk menyarankan kesimpulan atau generalisasi. Kemampuan untuk menemukan pola- pola ini merupakan keterampilan generik sains yang perlu dikembangkan pada siswa. Selanjutnya menurut Dahar (1985), keterampilan dalam mengamati dapat meliputi mengenal nama golongan senyawa dari obyek yang diamati, mengenal sifat obyek, warna, bentuk, ukuran, bau, rasa, tekstur, termasuk membandingkan
  • 42. 1727 secara kualitatif obyek atau sifat, mengenal dan menggambarkan hasil suatu interaksi, menggunakan instrument sederhana sebagai alat bantu indera, mengenal dan menggambarkan sifat yang tampak (observable) dari fenomena dan peristiwa. Keterampilan generik sains pengamatan langsung dapat ditumbuhkan pada siswa melalui serangkaian pengamatan percobaan praktikum hidrokarbon seperti menguji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. Pada pembelajaran identifikasi atom C dan H ini keterampilan pengamatan langsung dapat berupa mengamati warna pada kertas kobalt dan larutan Ca(OH)2. Matematika merupakan bahasa hukum alam yang ampuh. Berdasarkan ungkapan-ungkapan hukum alam dalam bentuk matematika ilmuwan dapat menggali konsekuensi-konsekuaensi logis semata-mata lewat inferensi logika (Suma, 2003). Hasil-hasil inferensi logika dapat dibuktikan secara meyakinkan melalui percobaan-percobaan. Lawson (1998) menyatakan keterampilan generik sains inferensi logika dapat dilatihkan melalui kegiatan berfikir menyimpulkan dari data yang diberikan atau pada suatu contoh yang lain. Dalam pengembangan aspek proses sains, inferensi diartikan sebagai kegiatan menyimpulkan dari data yang diberikan atau premis-premis kepada suatu contoh yang lain (Suma, 2003). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan proses sains. Oleh sebab itu inferensi logika adalah keterampilan generik sains untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. Dalam hidrokarbon inferensi logika dapat dikembangkan melalui topik-topik berkaitan peristiwa uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon,
  • 43. 28 18 misalnya jika suatu larutan Ca(OH)2 akan keruh setelah dialiri gas CO2 dan kertas kobalt akan berubah warna dari biru menjadi merah muda karena H2O. Brotosiswoyo (2001) menyatakan kemampuan siswa untuk merangkum berbagai pengertian dan konsep terdahulu adalah penting untuk dilatih dalam upaya meningkatkan kemampuan inferensi logika. Keterampilan inferensi logika dari siswa dapat dikembangkan diantaranya melalui kegiatan berfikir jika….,maka….untuk menyimpulkan hasil pengamatan suatu percobaan hidrokarbon. Keterampilan inferensi logika diperlukan siswa, ketika mereka merumuskan hasil percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon. 2.5 Materi Hidrokarbon Hidrokarbon merupakan salah satu pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa kelas X semester II. Standar kompetensi dalam penelitian ini adalah sifat- sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Dengan 2 kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon dan menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Materi yang dipelajari dalam pokok materi ini terdiri dari 3 sub pokok materi yaitu unsur karbon dalam senyawa karbon, senyawa hidrokarbon, dan keisomeran hidrokarbon. Hidrokarbon perlu dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Peran hidrokarbon cukup luas terutama sebagai sumber energi untuk industri, rumah tangga, dan transportasi, serta sebagai bahan baku untuk produk pertanian, kesehatan, kosmetik, dan materi baru, seperti plastik. (Johari: 2004)
  • 44. 19 29 Pada awalnya, para ahli kimia organik menganggap bahwa senyawa organik hanya dapat dihasilkan dari makhluk hidup. Akan tetapi, di tahun 1827 ilmuwan Jerman Fiederic Wohler secara tidak sengaja berhasil mensintesis senyaw aorganik, yakni urea (NH2)2CO dari senyawa anorganik AgOCN dan NH4Cl. Selanjutnya para ahli menemukan bahwa senyawa organik selalu mengandung atom karbon (C) da samping dapat mengandung atom lain seperti hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S), fosfor (P), halogen dan beberapa atom logam. Oleh karenanya senyawa organik disebut juga senyawa karbon. Berikut dijelaskan mengenai cakupan dari kimia karbon: 1. Karakteristik Atom Karbon Atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang kuat dengan atom-atom C lainnya; dan pada saat bersamaan atom C juga dapat berikatan secara kuat dengan atom-atom non-logam lainnya. 2. Senyawa Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, kita dapat mngetahui bahwa hidrokarbon hanya terdiri dari atom karbon (C) dan hydrogen (H). Secara umum, hidrokarbon digolongkan menjadi tiga, yakni hidrokarbon alifatik, hidrokarbon alisiklik, dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon alifatik mempunyai rantai terbuka (lurus atau bercabang), sedangkan hidrokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatic mempunyai rantai tertutup. Berdasarkan jenis ikatan antar atom C dalam rantai karbon, hidrokarbon juga dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
  • 45. 30 20 Hidrokarbon jenuh hanya memiliki ikatan tnggal, sedangkan hidrokarbon tak jenuh memiliki setidaknya 1 ikatan rangkap. 3. Keisomeran Hidrokarbon Senyawa anorganik seperti garam dapur dapat dikenali melalui rumus kimianya. Dengan kata lain, hanya ada satu senyawa garam dapur dengan rumus kimia NaCl yang memiliki sifat karakteristik. Hal ini berbeda dengan senyawa organik atau senyawa karbon. Sebagian besar senyawa karbon tidak dapat ditentukan dari rumus kimianya (rumus molekul), tetapi harus dari rumus strukturnya. Normal pentana
  • 46. 31 21 4. Uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon Keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dapat ditunjukkan dengan membakar senyawa tersebut. Pembakaran tidak sempurna terhadap senyawa karbon akan menghsilkan zat sisa berupa arang (karbon), gas CO2 dan H2O. keberadaan atom C dalam CO2 dapat dikenali dengan mengalirkan gas CO2 ke dalam air kapur (Ca(OH)2) yang akan mengeruhkan air kapur. Sedangakan keberadaan H dalam H2O dapat dikenali dengan kertas cobalt (II) klorida yang akan berubah dari warna biru menjadi warna merah muda. CO2(g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O(l) H2O CoCl2 (s) CoCl2.6H2O(s) Senyawa karbon dibedakan atas senyawa karbon organik, yaitu senyawa karbon yang dapat disintesis oleh makhluk hidup dan senyawa anorganik, yaiu senyawa karbon yang dapat disintesis di luar tubuh makhluk hidup. 2.6 Penelitian yang Mendukung Usaha-usaha pendidikan untuk meningkatkan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa dapat dilakukan dengan menerapkan collaborative learning berbantuan diagram vee. Penelitian tentang hal ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Sanyasa tentang metode pembelajaran kolaboratif berhasil meningkatkan kemandirian dan kemampuan belajar mahasiswa. Santyasa (2007) mengemukakan bahwa penggunaan metode pembelajaran kolaboratif terbukti meningkatkan kemandiriian mahasiswa dan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi serta beraktivitas. Hal ini dapat memberikan beberapa implikasi untuk membuat para
  • 47. 32 22 mahasiswa lebih mandiri dan aktif dengan belajar bersama dimana mereka saling memberi masukan . Dengan demikian diharapkan umpan balik dari sesama siswa (peer-response) akan lebih cepat diterima siswa yang bersangkutan dan selanjutnya perbaikan karya tulis akan lebih cepat dilakukan dengan tetap di bawah bimbingan pengajar. Agustina (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan pemecahan masalah pada mata kuliah teori akuntansi sangat efektif dalam meningkatkan prestasai belajar mahasiswa. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang menunjukkaan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas yang memperoleh pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan pemecahan masalah dengan kelas yang tidak memperolehnya. Sudarman (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Collaborative Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model collaborative learning memiliki kontribusi yang lebih tinggi dalam meningkatkan perolehan belajar daripada pembelajaran konvensional. Purtadi (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Metode Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Berbantuan Diagram V (Vee) dalam Pembelajaran Kimia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagram V dapat dijadikan sebagai alat untuk mengorganisaikan kegiatan PBL di kelas terutama yang melibatkan praktikum. Diagram ini dapat mengungkapkan apa yang sudah
  • 48. 23 33 dimiliki praktikan sebelum melakukan praktikum, apa yang mereka peroleh selama praktikum, apa yang dapat mereka lakukan dengan data yang diperoleh, dan pengetahuan apa yang dapat disimpulkan dari proses laboratorium. Sujanem (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Model Belajar Heuristic Vee dengan Peta Konsep dalam Pembelajran Fisika di SMU”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 1) Model belajar heuristic vee dengan peta konsep yang diterapkan memiliki keunggulan komparatif yang signifikan terhadap model belajar konvensionel dalam meningkatkan hasil belajar fisika san dapat merubah miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah, 2) Model belajar heuristic vee dengan peta konsep dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan pemahaman konsep dalam peta konsep dan mengintegrasikan konstruksi pengetahuannya di laboratorium dengan konstruksi selama kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan generik sains telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Hartono (2006) meneliti tentang pembelajaran fisika modern untuk calon guru, difokuskan pada pengembangan kemampuan generik dan penguasaan materi. Kemampuan generik yang dikembangkan antara lain kesadaran akan skala, inferensi logika, bahasa simbolik, sebab akibat, dan pemodelan matematik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan generik dapat diterapkan baik pada mahasiswa berkemampuan akademik tinggi maupun rendah. Liliasari dan Widodo (2008) melakukan penelitian pendidikan sains dengan metode R dan D untuk mengembangkan berpikir sains siswa SMP, SMA, dan
  • 49. 24 34 mahasiswa calon guru. Dalam penelitian tersebut dikembangkan keterampilan generik sains sains untuk jenjang pendidikan yang berbeda, yaitu siswa SMP, siswa SMA, dan mahasiswa calon guru fisika, melalui topik-topik reproduksi hewan (biologi), tekanan osmotik larutan (kimia), dan elastisitas (fisika) melaui pembelajaran berbasis teknologi informasi. Tujuh kemampuan berpikir sains (pengamatan langsung, bahasa simbolik, hukum sebab akibat, kesadaran akan skala besaran, pemodelan matematis, inferensi logika, dan membangun konsep) telah berhasil dikembangkan melaui 3 topik sains di atas. Ketiga topik tersebut mengandung 41 konsep esensial. Implementasi model pembelajaran tersebut pada 44 siswa SMP N di Cimahi, 30 siswa sma swasta bersubsidi di bandung, dan 35 mahasiswa LPTK negeri di Mataram (NTB) menunjukkan bahwa kemampuan generik sains yang paling baik dikuasai adlaah pengamatan tak langsung, membangun konsep, dan hubungan sebab-akibat. Keterampilan generik sains sains yang sukar dikuasai adalah pemodelan matematik dan inferensi logika. Pujani (2011) melakukan studi menggunakan R & D dilakukan untuk menghasilkan sebuah program pembelajaran keterampialn laboratorium ipba berbasis kemampuan generik sains untuk calon guru (PPKL-BKGS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPKL-BKGS: mengembangkan keterampialn laboratorium IPBA; meningkatkan kemampuan generik sains; meningkatkan capaian penguasaan materi ajar IPBA; menumbuhkan sikap tanggung jawab, kerja keras, menghargai pendapat, ketekunan, kerjasama, dan antusias selama pembelajaran.
  • 50. 35 25 Hernani (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pembekalan Keterampilan generik sains bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Mengintegrasikan Perkuliahan dan Praktikum Kimia Analitik”, dilaksanakan untuk menghasilkan program pembelajaran yang dapat mengembangkan sejumlah keterampilan generik sains bagi siswa calon guru kimia. Hasil implementasi program menunjukkan keterampilan generik sains yang berkembang meliputi inferensi logika, membangun konsep, berkomunikasi ilmiah, dan berpikir kritis. Sudarmin (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan generik sains Sains (MPKOKG) bagi Calon Guru Kimia”. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran mampu meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains sains calon guru kimia dengan taraf pencapaian tinggi dan sedang. Keterampilan generik sains pemodelan memiliki taraf pencapaian lebih tinggi dibandingkan keterampilan generik sains lainnya. Mahasiswa kelompok prestasi tinggi memiliki penguasaan keterampilan generik sains konsistensi logis, pengamatan langsung dan tak langsung, abstraksi, bahasa simbolik, kesadaran tentang skala serta logical frame lebih baik dibandingkan kelompok prestasi rendah.
  • 51. 36 26 2.7 Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini peneliti membagi sampel dalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada prinsipnya, kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui tiga tahap yang sama, yaitu pretest, pembelajaran, dan post-test. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap penguasaan konsep dan metodologi materi pokok hidrokarbon sebelum dilakukan pembelajaran. Perbedaan yang mendasar dari kedua kelompok yaitu perlakuan yang diberikan pada saat pembelajaran berlangsung. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pendekatan collaborative learning berbantuan diagram vee. Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah tanpa bernatuan diagram vee.
  • 52. 37 27 Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Pengetahuan Keterampilan Berfikir (Kognitif) (Psikomotorik) Afektif Keterampilan Generik Sains Materi Kimia Hidrokarbon Pilar Karakter (Pengamatan dan Inferensi Logika) (simbolik, abstrak, mikroskopik, (Tanggung jawab, Kejujuran, dan makroskopik) Percaya diri, Kreatif, Toleransi) Hasil Belajar Kimia (Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik) Hasil Belajar Kimia Rendah Collaborative learning Pembelajaran Konvensional berbantuan diagram vee dengan Bahan Ajar Buku Teks Kimia Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jika model collaborative learning berbantuan diagram vee maka berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika siswa Ada pengaruh model collaborative learning berbantuan diagram vee terhadap hasil belajar dan keterampilan generik sains pengamatan dan inferensi logika Gambar 2.3. Kerangka berpikir
  • 53. 38 28 2.8 Hipotesis Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho = penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee tidah berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon Ha = penerapan collaborative learning berbantuan diagram vee berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika siswa pada materi hidrokarbon
  • 54. 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Gombong tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 285 siswa dan terdiri dari 9 kelas yaitu X-1 sampai kelas X-9. Rinciannya kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X- 6, dan X-7 masing-masing 32 siswa dan X-5, X-8, dan X-9 masing-masing 31 siswa. 3.1.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi) Analisis data tahap awal dilakukan untuk menguji keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai kimia hasil Ujian Akhir Semester Ganjil kelas X SMA Negeri 1 Gombong. 3.1.1.2 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada Tabel 3.3. Dari hasil analisis diperoleh χ2hitung untuk setiap data kurang dari χ2tabel dengan dk = 8 dan α = 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas disajikan pada lampiran 30. 39
  • 55. 40 3.1.1.3 Uji Homogenitas Populasi Hasil analisis data nilai Ujian Akhir Semester Ganjil membuktikan bahwa data antar kelas mempunyai varians yang sama (homogen), karena χ2hitung kurang dari χ2Tabel, dengan dk = 8 dan α = 5 % (Tabel 3.4). Perhitungan uji homogenitas populasi dapat dilihat pada lampiran 31. Tabel 3.1 Hasil Uji Homogenitas Populasi Data χ2hitung χ2Tabel Kriteria Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil 8,495 16,92 Homogen 3.1.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Data yang digunakan untuk penentuan teknik sampling adalah nilai Ujian Akhir Semester Ganjil kelas X SMA Negeri 1 Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Data kesembilan kelas anggota populasi berdistribusi normal karena χ2hit < χ2Tabel (lihat Tabel 3.2). Dari analisis data, diperoleh χ2hitung = 3,77 dan χ2Tabel = 7,81. Karena χ2hitung < χ2Tabel, maka data antar kelas mempunyai varians yang sama (homogen). Pada analisis data awal juga diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,84 dan FTabel sebesar 1,97. Karena Fhitung<FTabel, maka rata-rata antar kelas tidak berbeda (tidak ada perbedaan keadaan awal dari kesembilant kelas anggota populasi tersebut). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik cluster random sampling, karena telah memenuhi syarat populasi tersebut berdistribusi normal dan kelas-kelas dalam populasi tersebut homogen, didukung dengan adanya kesamaan rata-rata populasi. Dengan teknik cluster random sampling diambil dua kelas secara acak dari populasi dengan cara pengundian. Selanjutnya, dari hasil pengundian diperoleh kelas X 5 bertindak sebagai kelas 35
  • 56. 41 eksperimen (collaborative learning berbantuan diagram vee) dan kelas X 7 sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Tabel 3.2 Data Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas X 1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 2 χ hit 3,07 2,45 2,29 6,61 6,85 3,79 2,45 3,51 2,87 2 χ Tabel 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variable yang digunakan yaitu: 3.2.1 Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian collaborative learning berbantuan diagram vee materi hidrokarbon pada kelas eksperimen. 3.2.2 Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil keterampilan generik pengamatan dan inferensi logika materi pokok Hidrokarbon siswa kelas X SMA Negeri 1 Gombong yang dinyatakan dengan nilai tes keterampilan generik siswa yang dinyatakan dengan nilai hasil pengisian diagram vee percobaan uji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dan percobaan isomer hidrokarbon dengan molymood. Penguasaan konsep atau hasil belajar yang dinyatakan dari soal-soal keterampilan generik sains.
  • 57. 42 3.3 Desain Penelitian Tabel 3.3 Desain Penelitian Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 Y T2 Keterangan: X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan Collaborative Learning berbantuan diagram vee Y : Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional T1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test T2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pos test 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai ulangan harian SMA N 1 Gombong kelas X semester I pelajaran kimia yang akan digunakan untuk uji normalitas data awal, uji homogenitas data awal dan analisis varian. 3.4.2 Metode Observasi Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan ranah afektif dan psikomotorik siswa dilakukan dengan membuat lembar pengamatan. Kemampuan afektif siswa diamati setiap pembelajaran dan kemampuan psikomotorik siswa diamati ketika siswa melakukan percobaan uji keberadaan unsure C dan H dalam senyawa karbon dan percobaan isomer hidrokarbon menggunakan molymood. Dalam lembar pengamatan ini