Dokumen tersebut membahas tentang pengertian lalu lintas, peraturan terkait lalu lintas, masalah kecelakaan lalu lintas di Indonesia khususnya di Kota Bengkulu, serta upaya yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mengatasi masalah tersebut.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lalu lintas menurut pasal 1 angka 2 undang-undang No.14 Tahun 1992 yang
berbunyi ”Gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan.” Sedangkan
menurut undang-undang No.22 tahun 2009 mendefinisikan lalu lintas sebagai
gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Ruang lalu lintas jalan disini
adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang atau
barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Untuk mengendalikan
pergerakan orang dan kendaraan agar bisa berjalan dengan lancar dan aman
undang-undang No. 22 Tahun 2009 juga mengatur tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan sebagai berikut ini :
1. Instansi yang membina.
2. Penyelenggaraan.
3. Jaringan prsasarana.
4. Ketentuan tentang kendaraan yang digunakan.
5. Pengemudi yang mengemudikan kendaraan itu.
6. Ketentuan tentang tata cara berlalu lintas.
7. Ketentuan tentang keselamatan dan keamanan dalam berlalu lintas.
8. Ketentuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
9. Perlakuan khusus yang diperlukan untuk penyandang cacat, manusia lanjut
usia, wanita hamil dan orang sakit.
10. Sistem informasi dan komunikasi lalu lintas.
11. Penyidikan dan peningkatan pelanggaran lalu lintas serta.
12. Ketentuan pidana dan sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran
ketentuan lalu lintas.
Lalu lintas adalah bolak-balik atau hilir mudik atau berjalan (W.J.S.
Poerwadarminta,2000). Ramdlon Naning (2002) juga menguraikan
1
2. pengertian tentang lalu lintas yaitu gerak pindah manusia dengan atau tampa alat
pengerak dari satu tempat ketempat yang lainnya.
Negara Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna kendaraan di darat,
udara dan laut yang cukup besar. Bahkan dapat dikatakan kita merupakan negara
yang penuh dengan lalu lintas transportasi. Namun, kita masih sangat kurang
dalam kesadaran diri berkendara terutama didarat. Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang dihadapkan pada banyaknya permasalahan-permasalahan lalu lintas.
Kasus paling banyak adalah kasus kecelakaan di darat, laut dan udara. Kecelakaan
di darat lah yang paling banyak memakan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena
pengguna transportasi darat terutama mobil dan motor di negara kita dapat
dikatakan paling besar di dunia. Sehingga tidak heran jika banyak terjadi
kecelakaan di darat yang menimbulkan banyak permasalahan keamanan dan
ketertiban di masyarkat.
Masalah kecelakaan adalah masalah yang tidak jarang lagi dijumpai setiap
hari. Hampir setiap hari tercatat korban kecelakaan 3.000 orang tewas di dunia
dan setidaknya 85% terjadi di negara-negara yang berpendapatan rendah.
Sedangkan di Indonesia korban tewas rata-rata 30 orang perhari. Tidak bisa
dibayangkan jumlah korban kecelakaan dalam tiap tahunnya. Presiden SBY juga
pernah mengatakan bahwa kecelakaan lalu lintas di Indonesia justru lebih tinggi
dibandingkan dengan kematian prajurit saat melakukan operasi militer. Presiden
juga menegaskan bahwa kecelakaan lalulintas didominasi oleh usia produktif.
Akan tetapi masalah ini sepertinya masih menjadi hal yang lumrah oleh
masyarakat. Padahal tidak jarang dijumpai bahwa korban kecelakaan tersebut
masih menjadi tulang punggung keluarga yang tentunya akan mempengaruhi
kondisi ekonomi dalam keluarga tersebut.
Keamanan dan ketertiban lalu lintas yang terealisir baik merupakan suatu
kebutuhan yang senantiasa diharapkan masyarakat dalam bertransportasi. Adanya
rasa aman dan tertib di lalu lintas tentu akan menciptakan keamanan dan
keselamatan di lalu lintas. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai tujuan untuk
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa
lalu lintas. Rekayasa lalu lintas adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran
2
3. lalu lintas dan perjalanan, studi hukum dasar yang terkait dengan arus lalu lintas
dan bangkitan dan penerapan ilmu pengetahuan professional praktis tentang
perencanaan, perancangan dan operasi sistem lalu lintas untuk mencapai
keselamatan dan pergerakan yang efisien terhadap orang dan barang
(Blunden,1987). Manajemen lalu lintas adalah suatu kegiatan yang melakukan
koordinasi masing-masing individu kategori pemakai jalan melalui sistem
pengoperasian, regulasi dan kebijakan pelayanan sehingga dapat mencapai
efisiensi dan produktivitas yang maksimum pada keseluruhan sistem. tata tertib
lalu lintas yang harus dipatuhi (Jones,et.all : USDoT,1987).
Pemerintah membuat tata tertib lalu lintas yang juga merupakan salah satu
sarana untuk mengatasi angka kecelakaan yang semakin meningkat. Seperti, tata
cara berlalu lintas di jalan yang diatur dengan peraturan perundangan
menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur
lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan. Dan yang tidak kalah
pentingnya dengan adanya tata tertib lalu lintas dapat menciptakan keeamanan
dan ketertiban lalu lintas. Namun, kurangnya kesadaran diri dalam mematuhi
peraturan lalu lintas seperti banyaknya pelanggaran-pelanggaran tata tertib lalu
lintas yang menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban di lalu lintas. Hal
inilah yang menjadi faktor utama semakin meningkatnya angka kecelakaan lalu
lintas.
Masalah kecelakaan lalu lintas juga merupakan salah satu permasalahan yang
selalu dihadapi di kota Bengkulu. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-
angka kecelakaan lalu lintas yang selalu meningkat. Keadaan ini merupakan salah
satu perwujudan dari perkembangan lalu lintas yang semakin modern dan
memberikan banyak sekali pengaruh, baik yang bersifat negatif maupun yang
bersifat positif bagi kehidupan masyarakat. Seperti yang kita ketahui jumlah
kendaraan yang beredar di kota Bengkulu dari tahun ketahun semakin meningkat.
Hal ini juga membawa pengaruh terhadap keamanan dan ketertiban lalu lintas.
Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas dan
kemacetan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas tidak hanya disebabkan oleh
pengemudi kendaraan yang buruk, namun juga pejalan kaki yang kurang hati-hati,
3
4. kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan dan
kurang mematuhinya rambu-rambu lalu lintas (Suwardjoko,2005).
Sebagian besar masyarakat kota Bengkulu tidak mengetahui tentang tata tertib
lalu lintas. Kurangnya kesadaran dalam mematuhi peraturan lalu lintas seperti
tidak menggunakan helm saat mengendari motor, tidak menggunakan sabuk
pengaman saat mengendarai mobil, tidak menyalakan lampu saat mengendara di
siang hari, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan pelanggaran-pelanggaran
lainnya. Kondisi jalan yang kurang atau tidak layak digunakan juga menjadi
faktor banyak terjadinya kecelakaan lalu lintas di kota Bengkulu.
Pengemudi remaja menjadi penyumbang yang relative besar terjadinya
kecelakaan lalu lintas di kota Bengkulu. Pengemudi remaja terkenal dengan
perilaku mengemudinya yang tidak aman dan tidak tertib. Seperti mengemudi
lebih dari 2 orang tanpa meggunakan helm pengaman, kecepatan yang tidak
terkontrol, mengemudi tanpa surat izin yang mendukung, mengemudi dengan
jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knal pot racing dan
menerobos lampu merah. Perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku
aggressive driving, yaitu perilaku mengemudi yang dilakukan secara sengaja,
cenderung meningkatkan risiko tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran,
kekesalan, permusuhan dan upaya untuk menghemat waktu (Tasca,2000).
Prilaku-prilaku pelanggaran lalu lintas yang dilakukan remaja ini tentu akan
menimbulkan banyak sekali gangguan keamanan dan ketertiban lalu lintas serta
menyebabkan angka kecelakaan yang semakin meningkat di kota Bengkulu.
Dengan demikian, perlu diadakannya kerja sama antara pihak sekolah dan pihak
kepolisian guna meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas kota Bengkulu.
Semua hal tersebut tentu saja diupayakan untuk mengatasi angka kecelakaan di
kota Bengkulu.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti Upaya Lembaga Pendidikan
SLTA/sederajat Mengatasi Angka Kecelakaan di Kota Bengkulu Tahun 2012.
4
5. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah :
1. Bagaimanakah upaya lembaga pendidikan SLTA/sederajat mengatasi
angka kecelakaan serta meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas
di kota Bengkulu?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis
ilmiah Upaya Lembaga Pendidikan SLTA/sederajat Mengatasi Angka Kecelakaan
di Kota Bengkulu Tahun 2012 ini adalah :
1. Untuk meningkatkan keamanan dan ketertibab lalu lintas di kota
Bengkulu.
2. Untuk mengatasi angka kecelakaan di kota Bengkulu.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk masyarakat
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat terutama
remaja kota Bengkulu dalam meningkatkan serta memelihara keamanan dan
ketertiban lalu lintas di Bengkulu. Dengan demikian, dapat mengatasi angka
kecelakaan di kota Bengkulu.
2. Manfaat untuk pemerintah
Dengan adanya upaya-upaya sekolah untuk mengatasi angka kecelakaan di
kota Bengkulu, tentu akan lebih memudahkan pemerintah dalam mengoperasikan
atau menjalankan program kepemerintahan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban lalu lintas di masyarakat. Selain itu, bermanfaat untuk menciptakaan
remaja-remaja generasi bangsa yang berwawasan dan taat dalam mematuhi tata
tertib lalu lintas.
5
6. 1.5 Ruang Lingkup Penelitiana
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah Upaya Lembaga Pendidikan
SLTA/sederajat Mengatasi Angka Kecelakaan di Kota Bengkulu Tahun 2012
adalah memberikan wawasan dan pengetahuan siswa/i tentang lalu lintas dan tata
tertib lalu lintas, mengadakan kerja sama antara pihak sekolah dan pihak
kepolisian untuk meningkatkan kedisiplinan tata tertib lalu lintas di kota
Bengkulu.
1.6 Definisi istilah
Untuk memberikan kejelasan dalam penelitian ini,maka berikut di jelaskan
beberapa istilah yaitu:
1. Upaya adalah usaha yang dilakukan dalam mencapai suatu tujuan.
2. Lembaga Pendidikan SLTA/sederajat adalah bangunan atau lembaga
pendidikan untuk belajar dan mengajar.
3. Mengatasi adalah kemampuan menguasai persoalan-persoalan yang
memerlukan kebijaksanaan dalam hal ini dari sekolah.
4. Angka adalah tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan atau nomor
yang merupakan objek matematika untuk menghitung atau mengukur.
5. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga (tak ada unsur
kesengajaan) dan tidak di harapkan karena mengakibatkan kerugian, baik
material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
6. Lalu lintas adalah penghubung atau sarana untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat yang lain, yang terjadi tindakan bolak-balik bagi kendaraan
ataupun orang.
6
7. 1.7 Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian karya tulis ilmiah Upaya Lembaga Pendidikan
SLTA/sederajat Mengatasi Angka Kecelakaan di Kota Bengkulu Tahun 2012
dapat dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan dan wawasan tentang lalu
lintas dan tata tertib lalu lintas kepada siswa/i di kota Bengkulu, mengadakan
kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak kepolisian untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa/i di kota Bengkulu dalam mematuhi tata tertib lalu lintas.
7
8. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Lalu Lintas
Lalu lintas adalah bolak-balik atau hilir mudik atau berjalan (W.J.S.
Poerwadarminta,2000). Ramdlon Naning (2002) juga menguraikan
pengertian tentang lalu lintas yaitu gerak pindah manusia dengan atau tampa alat
pengerak dari satu tempat ketempat yang lainnya. Lalu lintas menurut pasal 1
angka 2 Undang-undang No.14 Tahun 1992 yang berbunyi ”Gerak kendaraan dan
orang diruang lalu lintas jalan”. Lalu lintas di dalam Undang-undang No.22
Tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa
jalandan fasilitas pendukung.
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang
memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan
lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut
lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan. Manusia
sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang
dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-
beda. Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan
psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca,
penerangan/lampu jalan dan tata ruang. Kendaraan digunakan oleh pengemudi
mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan,
perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang
secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas (UUUYY). Jalan merupakan
lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan
tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu
mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban
8
9. muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan
lalu lintas.
Dari semua defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa lalu lintas
adalah setiap hal yang ada kaitannya dalam menggunakan sarana jalan umum
sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai yang juga merupakan
hubungan antar manusia dengan ataupun tanpa disertai alat penggerak dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya.
2.2 Pelanggaran Lalu Lintas
Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan banyaknya masalah
lalu lintas di kota Bengkulu. Pengemudi remaja terkenal dengan perilaku
mengemudinya yang tidak aman dan tidak tertib. Seperti mengemudi lebih dari 2
orang tanpa meggunakan helm pengaman, kecepatan yang tidak terkontrol,
mengemudi tanpa surat izin yang mendukung, mengemudi dengan jarak yang
terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot racing dan menerobos
lampu merah (lampiran 1). Prilaku-prilaku pelanggaran yang dilakukan remaja
tersebutlah yang menyebabkan angka kecelakaan yang semakin meningkat di kota
Bengkulu. Kecelakaan lalu lintas tidak hanya disebabkan oleh pengemudi
kendaraan yang buruk, namun juga pejalan kaki yang kurang hati-hati, kerusakan
kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan dan kurang
mematuhinya rambu-rambu lalu lintas (Suwardjoko, 2005).
Ramdlon Naning menegaskan bahwa apa yang dimaksud dengan pelanggaran
lalu lintas jalan adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas.
Pelanggaran yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal
106 Undang-undang No.22 Tahun 2009 yang berbunyi:
Setiap orang yang menggunakan jalan wajib :
a. Berperilaku tertib.
b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan
kerusakan jalan. Jika ketentuan tersebut dilanggar maka
9
10. dikualifikasikannya sebagai salah satu pelanggaran yang terlibat dalam
kecelakaan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas, yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor Manusia adalah kecelakaan yang diakibatkan oleh kelalaian
pengendara itu sendiri, contohnya :
a. Pengendara tidak memiliki SIM lalu nekat membawa kendaraan di
jalan umum. Di mata polisi, pengendara ini seperti bom waktu yang
bisa setiap saat mencelakakan pengendara lain, maupun dirinya
sendiri. (lampiran)
b. Pengendara mengendara dengan kondisi mental yang terganggu,
misalnya mengendara dengan perasaan marah,kesal,sedih,kecewa dan
lain sebagainya.
c. Pengendara mengendara di bawah pengaruh obat-obatan. Ada obat-
obatan yang legal yang dapat berbahaya dikonsumsi sebelum
berkendara, misalnya obat batuk dan obat flu yang 98% dari obat
tersebut terdapat zat yang memaksa pasien untuk tidur, sehingga kerja
obat bisa maksimal.
d. Pengendara mengendara sambil melakukan aktivitas lain seperti
menulis SMS atau menelpon.
2. Faktor kendaraan yaitu kecelakaan yang diakibatkan karena tidak
terkendalinya kendaraan disebabkan oleh ganguan teknis.
a. Kendaraan yang kelebihan muatan, misal mengendara motor lebih dari
dua orang.
b. Ban yang sudah aus, tidak diganti, sehingga daya kelenturannya sudah
sangat kurang, sangat mudah retak bahkan meledak saat menghantam
batu atau lubang dijalanan.
10
11. c. Pengendara motor atau mobil pribadi yang menutup lampu belakang
dengan kaca film yang gelap. Perubahan ini sangat berbahaya saat
siang hari, karena pada saat sinar matahari sore atau pagi yang
sudutnya menyilaukan pengendara, lampu yang ditutupi kaca film
tersebut tidak kelihatan cahayanya, sehingga pengendara di belakang
tidak tahu kapan pengendara di depannya mengerem atau akan
berbelok.
d. Pengendara sepeda motor yang menggunakan velg racing yang
ukurannya lebih kecil dari standar. Sehingga saat pengendara melaju
dengan kecepatan tinggi, menghantam lubang yang tidak tahu
keberadaannya, maka velg ruji-mini-gaul tersebut sangat mudah
hancur.
e. Mengganti warna lampu belakang. Bagi pengendara yang berjiwa seni
tinggi, dia merasa ingin tampil berbeda dengan cara merubah menjadi
warna putih. Namun, pengendara di belakangnya saat malam gelap
tanpa penerangan lampu jalan, bisa mengira lampu rem putih tersebut
adalah lampu high beam motor yang berlawanan arah.
f. Sistem pencahayaan mati, misalnya lampu rem atau lampu depan yang
mati bisa sangat berbahaya bagi rekan-rekan yang di lingkungannya
masih banyak jalan yang tidak dilengkapi dengan lampu penerangan
jalan.
3. Faktor jalan yaitu kecelakaan yang diakibat jalan yang berlubang, jalan
bergelombang, jalan yang belum dilengkapi dengan rambu peringatan,
jalan yang belum memiliki pagar jalan dan lain sebagainya. (lampiran 2)
4. Faktor alam yaitu kecelakaan yang diakibatkan oleh alam. Cuaca gelap/
mendung, kabut tebal, jalan licin, longsoran dan sebagainya, hal ini juga
dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas. (lampiran 1)
5. Faktor budaya dikarenakan kebanyakan orang mengatakan bahwa tidak
perlu menggunakan helm ketika mengendarai motor dengan jarak yang
11
12. tidak jauh, hal ini masih kuat mengakar di masyarakat. Terutama
dikalangan remaja yang terkenal mengendara motor dengan tidak mentaati
peraturan lalu lintas.
2.3 Upaya Sekolah Mengatasi Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Bengkulu
1. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian, antara
lain mengadakan seminar/kegiatan yang berhubungan dengan lalu lintas
oleh pihak kepolisian di sekolah. Dengan demikian, siswa/i akan
mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang lalu lintas dan tata tertib
lalu lintas.
2. Diluncurkan Program Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP). Dalam hal ini,
sekolah yang berada di pinggir jalan adalah prioritas utama. Selain
menjaga arus lalu lintas di kawasan sekolah, polantas juga memberikan
penyuluhan kepada para guru dan peserta didik tentang etika berlalu lintas
selama satu jam tiap harinya. Kebanyakan kecelakaan lalu lintas terjadi
akibat minimnya pengetahuan pengemudi dalam beretika berkendara.
Banyak pelajar yang memakai kendaraan bermotor meski tidak memiliki
SIM karena belum cukup umur. Program SSDP diharapkan dapat menjadi
bentuk pelayanan pihak kepolisian kepada masyarakat dalam menciptakan
kawasan tertib berlalu lintas dan mendekatkan komunikasi antara pelajar
dengan profesi polisi. Selain itu, sekolah juga diharapkan untuk
menyediakan ruang khusus konsultasi bagi guru dan siswa kepada
polantas yang bertugas di sekolah. Guru bimbingan konseling juga
diharapkan menjembatani polisi dengan peserta didik dalam pelaksanaan
program tersebut.
3. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Peran
orang tua sangat penting dalam menyadarkan anak tertib dan beretika saat
berkendara. Usia sekolah belum boleh membawa kendaraan, maka
sebaiknya orang tua mengantarkan anak ketika pergi ke sekolah. Atau bila
perlu menyewa mobil antar-jemput untuk keselamatan dan keamanan
anak.
12
13. 4. Pihak sekolah juga diharapkan mengamankan dan mentertibkan kendaraan
siswa/i di sekolah. Seperti, menyediakan tempat parkiran kendaraan motor
dan mobil yang berbeda lokasi agar kendaraan aman dan tertib.
5. Kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian untuk melakukan
razia kendaraan yang tidak memenuhi peraturan dan memberikan
sosialisasi tentang peraturan-peraturan lalu lintas, pelanggaran-
pelangggaran dan sanksi untuk setiap pelanggaran.
Jenis-jenis pelanggaran lalu lintas dan hukumannya berdasarkan Undang-undang
yaitu :
1. Tidak membawa SIM (melanggar Pasal 282 (2) jo 106 (5)) dengan
ancaman denda Rp250 ribu, dan tidak memiliki SIM (Pasal 281 jo 77 (1))
dengan ancaman denda Rp 1 juta.
2. Kendaraan yang tidak dilengkapi STNK (Pasal 88. (Djo 106 (5)) dengan
ancaman denda Rp500 ribu. Sementar TNKB yang tidak sah (Pasal 280 jo
68 (1))dikenai denda Rp 500 ribu.
3. Pengemudi dan penumpang mobil yang tidak mengenakan sabuk
keselamatan (Pasal 289 jo 106 (6)) akan terkena ancaman denda Rp 250
ribu.
4. bagi pengendara yang menggunakan helm tidak ber-SNl (Pasal 291 (1) jo
106 (8)) akan didenda denda 250 ribu. Bagi Pembonceng atau penumpang
tidak mengenakan helm (Pasal 291 (2) jo 106 (8)) didenda Rp 250 ribu.
5. Mengemudi tidak wajar dan menggunakan ponsel pada saat berkendara
(Pasal 283 jo 106 (1)) didenda Rp 750 ribu.
13
14. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka yaitu jabaran teori,
konsep atau hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel-variabel
penelitian yang dipermasalahkan. Kajian tersebut digunakan untuk menjelaskan
bahwa tindakan itu dapat mengatasi masalah. Kajian Pustaka mempunyai tujuan
dan fungsi tertentu sebagai berikut :
1. Tujuan utama yaitu membantu peneliti dalam memecahkan masalah
penelitiannya.
2. Tujuan lain yaitu memperoleh gambaran tentang kedudukan penelitiannya
terhadap penelitian-penelitian lain.
Sedangkan fungsi kajian pustaka antara lain :
1. Mengetahui sejarah masalah penelitian. Sejarah penelitian meliputi aspek-
aspek masalah, cara memecahkan masalah, hasil penelitian dan hambatan
dalam penelitian.
2. Membantu pemilihan prosedur. Memilih prosedur berdasarkan
pengalaman peneliti lain dengan penyesuaian terhadap masalah
penelitiannya.
3. Memahami latar belakang teoretis masalah penelitian. Memperoleh
gambaran tentang kedudukan penelitian yang dilakukannya terhadap scope
pengetahuan yang lebih luas.
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya. Melihat manfaat penelitian
sebelumnya dan mengingat teori yang relevan, memperluas wawasan
tentang manfaat penelitian yang dilakukan.
5. Menghindari duplikasi. Membantu penentuan mana yang duplikasi, dan
mana yang sebaiknya tidak duplikasi.
14
15. 6. Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian. Kajian tentang
manfaat, keterbatasan, kemungkinan hasil, memberikan pembenaran
pemilihan masalah yang diteliti.
Langkah awal dalam menyusun kajian pustaka adalah :
1. Mencari informasi dari buku-buku atau internet.
2. Siapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi.
3. Siapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Siapkan sistematika pengumpulan informasi.
Sedangkan rencana penulisan kajian pustaka adalah sebagai berikut :
1. Gunakan masalah penelitian sebagai fokus.
2. Buatlah rencana urutan pencarian dan penulisan.
2. Menekankan keterkaitan pustaka dengan masalah penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel karya tulis ilmiah “Upaya Sekolah Mengatasi Angka
Kecelakaan Lalu Lintas di kota Bengkulu” adalah sebagai berikut :
Populasi : pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu.
Sampel : SMA N 1 : 4 orang SMA N 6 : 4 orang SMK N 1: 4 orang
SMA N 2 : 4 orang SMA N 7 : 4 orang SMK N 2 : 4 orang
SMA N 3 : 4 orang SMA N 8 : 4 orang SMK N 3 : 4 orang
SMA N 4 : 4 orang SMA N 9 : 4 orang SMK N 4 : 4 orang
SMA N 5 : 4 orang SMA N 10 : 4 orang MU 4 : 4 orang
15
16. 3.3 Alat Pengumpul Data
1. Observasi
Menurut (Arikunto, 2002:30) observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Sedangkan (Wayan 1986: 46) menyatakan bahwa observasi adalah
suatu cara mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung. Observasi merupakan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan
data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-
checkingin atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh
sebelumnya.
2. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975).
Sedangkan menurut Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis
yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987). Angket merupakan
suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang
diajukan kepada subyek yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban secara
tertulis juga.
2.4 Analisis Data
1. Mengkonsep
Sebelum melakukan penelitian, yang dilakukan terlebih dahulu adalah
mengkonsep. Dalam hal ini ada beberapa hal yang dilakukan seperti :
a. Tentukan latar belakang penelitian serta rumusan masalah dari
penelitian yang akan dilakukan.
b. Tentukan tujuan serta manfaat dari penelitian tersebut.
c. Tantukan ruang lingkup penulisan, sifat-sifat mana yang akan diteliti.
2. Mengumpulkan Data
Untuk mengumpulkan data, ada beberapa hal yang dilakukan seperti :
16
17. a. Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data
tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai
alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi/keterangan
yang diperoleh sebelumnya.
b. Angket yaitu suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek yang bertujuan untuk
mendapatkan jawaban secara tertulis juga.
3. Menuliskan Data
Tulis hasil penelitian dari data data-data yang sudah dikumpulkan lalu
berikan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
17
18. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan
lewat observasi yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung aktivitas
remaja SLTA di kota Bengkulu dan dari observasi tersebut ternyata sebagian
besar remaja SLTA di kota Bengkulu sebagian besar banyak melakukan
pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan.
Pengamatan selanjutnya dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada
remaja-remaja SLTA/sederajat di kota Bengkulu. Dari yang pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat di angket tersebut remaja SLTA/sederajat di kota
Bengkulu sebagian besar tidak mengetahui tentang lalu lintas dan tata tertib lalu
lintas. Dari 60 angket yang disebarkan menunjukan 20% yang menjawab “YA”,
53,3% yang menjawab “TIDAK”, 26,67% yang menjawab “KADANG -
KADANG”.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung aktivitas remaja SLTA/sederajat di kota Bengkulu dari observasi
tersebut ternyata sebagian besar remaja SLTA/sederajat di kota Bengkulu
sebagian besar banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang
menyebabkan kecelakaan.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut antara lain, tidak menggunakan helm saat
mengendarai motor, tidak menyalakan lampu kendaraan saat mengendara di siang
hari, mengendarai motor lebih dari 2 orang, menerobos lampu merah, melakukan
aktivitas-aktivitas lain seperti menggunakan handphone saat mengendarai motor,
mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, mengemudi
dengan kecepatan yang terlalu tinggi dan yang terbanyak adalah mengemudi tanpa
SIM atau STNK. Hal itu berarti bahwa pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu
masih sebagian besar melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang dapat
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
18
19. Berdasarkan angket yang disebarkan kepada remaja SLTA/sederajat di kota
Bengkulu. Dari pertanyaan yang terdapat di angket tersebut remaja
SLTA/sederajat di kota Bengkulu sebagian besar tidak mengetahui tentang lalu
lintas dan tata tertib lalu lintas. Bila dipersentasekan menunjukan 53,3% dari
hasil angket, pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu tidak mengetahui tentang
lalu lintas dan tata tertib lalu lintas. 26,67% yang menunjukan bahwa pelajar
SLTA/sederajat di kota Bengkulu kurang peduli terhadap tata tertib lalu lintas.
Hanya sebagian kecil pelajar-pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu yang
peduli dan mengetahui tentang tata tertib lalu lintas. Hal ini dibuktikan dari hasil
persentase 20% pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu yang menjawab “YA”
dalam angket.
Persentase dari hasil angket adalah :
P=
P = Persentase
P1= Jawaban “YA”
P2= Jawaban “TIDAK”
P3= Jawaban “KADANG – KADANG”
Σ = Jumlah jawaban
n = Jumlah Seluruh Butiran Angket
P1 = , P2 = , P3 =
= 20% = 53,3% = 26,67%
Dari hasil pengamatan yang didapat dari angket tersebut menunjukan bahwa
hanya sebagian pelajar-pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu yang mengetahui
tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas. Sedangkan, sebagian besar dari
pelajar-pelajar SLTA/sederajat di kota Bengkulu tidak mengetahui lalu lintas dan
tata tertib lalu lintas.
19
20. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari karya tulis ilmiah Upaya Lembaga Pendidikan SLTA/sederajat
Mengatasi Angka Kecelakaan di Kota Bengkulu Tahun 2012, dapat disimpulkan
bahwa lalu lintas adalah setiap hal yang ada kaitannya dalam menggunakan sarana
jalan umum sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai yang juga
merupakan hubungan antar manusia dengan ataupun tanpa disertai alat penggerak
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang
geraknya. Hasil dari observasi dan menyebarkan angket menunjukan bahwa
sebagian besar pelajar SLTA/sederajat di Kota Bengkulu tidak mengetahui
tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas. Ketidaktahuan ini menyebabkan
pelajar SLTA/sederajat di Kota Bengkulu hanya dapat menyalahkan pihak
kepolisian saat pihak kepolisian mengadakan razia.
Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan para remaja dan
menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di kota Bengkulu. Seperti
mengemudi lebih dari 2 orang tanpa meggunakan helm pengaman, kecepatan
yang tidak terkontrol, mengemudi tanpa surat izin yang mendukung, mengemudi
dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot
racing dan menerobos lampu merah. Hal ini membuktikan bahwa perlu
diadakannya suatu upaya dari lembaga pendidikan SLTA/sederajat dalam
mengatasi angka kecelakaan lalu lintas di kota Bengkulu. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan SLTA/sederajat dalam mengatasi angka
kecelakaan lalu lintas di kota Bengkulu adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian, antara
lain mengadakan seminar/kegiatan yang berhubungan dengan lalu lintas
oleh pihak kepolisian di sekolah. Dengan demikian, siswa/i akan
mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang lalu lintas dan tata tertib
lalu lintas.
20
21. 2. Diluncurkan Program Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP). Dalam hal ini,
sekolah yang berada di pinggir jalan adalah prioritas utama. Selain
menjaga arus lalu lintas di kawasan sekolah, polantas juga memberikan
penyuluhan kepada para guru dan peserta didik tentang etika berlalu lintas
selama satu jam tiap harinya. Kebanyakan kecelakaan lalu lintas terjadi
akibat minimnya pengetahuan pengemudi dalam beretika berkendara.
Banyak pelajar yang memakai kendaraan bermotor meski tidak memiliki
SIM karena belum cukup umur. Program SSDP diharapkan dapat menjadi
bentuk pelayanan pihak kepolisian kepada masyarakat dalam menciptakan
kawasan tertib berlalu lintas dan mendekatkan komunikasi antara pelajar
dengan profesi polisi. Selain itu, sekolah juga diharapkan untuk
menyediakan ruang khusus konsultasi bagi guru dan siswa kepada
polantas yang bertugas di sekolah. Guru bimbingan konseling juga
diharapkan menjembatani polisi dengan peserta didik dalam pelaksanaan
program tersebut.
3. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Peran
orang tua sangat penting dalam menyadarkan anak tertib dan beretika saat
berkendara. Usia sekolah belum boleh membawa kendaraan, maka
sebaiknya orang tua mengantarkan anak ketika pergi ke sekolah. Atau bila
perlu menyewa mobil antar-jemput untuk keselamatan dan keamanan
anak.
4. Pihak sekolah juga diharapkan mengamankan dan mentertibkan kendaraan
siswa/i di sekolah. Seperti, menyediakan tempat parkiran kendaraan motor
dan mobil yang berbeda lokasi agar kendaraan aman dan tertib.
5. Kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian untuk melakukan
razia kendaraan yang tidak memenuhi peraturan dan memberikan
sosialisasi tentang peraturan-peraturan lalu lintas, pelanggaran-
pelangggaran dan sanksi untuk setiap pelanggaran.
Adapun sanksi dari pelanggaran tata tertib lalu lintas yang dilakukan
berdasarkan Undang-undang adalah sebagai berikut :
21
22. 1. Tidak membawa SIM (melanggar Pasal 282 (2) jo 106 (5)) dengan
ancaman denda Rp250 ribu, dan tidak memiliki SIM (Pasal 281 jo 77 (1))
dengan ancaman denda Rp 1 juta.
2. Kendaraan yang tidak dilengkapi STNK (Pasal 88. (Djo 106 (5)) dengan
ancaman denda Rp500 ribu. Sementar TNKB yang tidak sah (Pasal 280 jo
68 (1))dikenai denda Rp 500 ribu.
3. Pengemudi dan penumpang mobil yang tidak mengenakan sabuk
keselamatan (Pasal 289 jo 106 (6)) akan terkena ancaman denda Rp 250
ribu.
4. bagi pengendara yang menggunakan helm tidak ber-SNl (Pasal 291 (1) jo
106 (8)) akan didenda denda 250 ribu. Bagi Pembonceng atau penumpang
tidak mengenakan helm (Pasal 291 (2) jo 106 (8)) didenda Rp 250 ribu.
5. Mengemudi tidak wajar dan menggunakan ponsel pada saat berkendara
(Pasal 283 jo 106 (1)) didenda Rp 750 ribu.
5.2 Saran
Bagi remaja-remaja SLTA/sederajat di kota Bengkulu marilah kita
bersama-sama ikut berpatrisipasi dalam mematuhi dan menerapkan peraturan lalu
lintas yang telah dibuat oleh pemerintah. Agar terciptanya keamanan dan
ketertiban lalu lintas dan mengatasi angka kecelakaan lalu lintas yang semakin
meningkat di kota Bengkulu. Gunakanlah dan manfaatkanlah jalan sebaik
mungkin dan jangan hanya menyalahkan petugas keamanan juga pihak kepolisian
jika terjadi kecelakaan, karena itu semua tidak akan terjadi jika kita menyadari
pentingnya keselamatan dan ketertiban berlalu lintas dengan cara mematuhi tata
tertib lalu lintas.
Bagi pihak kepolisian hendaklah lebih meningkatkan penjagaan dan
pengaturan lalu lintas. Agar mengingatkan kembali kesadaran masyarakat dalam
berlalu lintas, dengan cara mengayomi dan memberikan sosilisasi untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang lalu lintas dan
tata tertib lalu lintas karena kecelakaan selalu diawali dengan pelanggaran lalu
22
23. lintas yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
keselamatan. Jadi dengan kata lain masyarakat sadar akan ketertiban berlalu lintas
bila jalanan selalu dijaga Polantas. Dan hendaklah juga petugas harus bersikap
bijaksana, jangan sampai menghilangkan citra polisi sebagai pengayom dan
pelindung masyarakat dengan “ bermain damai dengan para pelanggar” .
Bagi sekolah yang merupakan lembaga pendidikan hendaknya dapat
bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menciptakan remja-remaja sebagai
generasi bangsa yang bisa mematuhi tata tertib lalu lintas dan hendaknya
berpartisipasi dalam memelihara keamanan dan ketertiban lalu lintas di kota
Bengkulu.
Pemerintah terkhusus Kementrian Perhubungan dan Kementrian Pekerjaan
Umum hendaknya lebih mengkoordinasi petugas lalu lintas untuk mengatasi
maraknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi belakangan ini. Merealisirkan sarana
dan prasarana yang layak untuk lalu lintas. Seperti, memperbaiki jalan yang
berlubang, membuat rambu-rambu lalu lintas di tempat-tempat yang rawan. Dan
lain sebagainya agar lalu lintas
23
26. Lampiran 2
(Kecelakaan yang disebabkan oleh badai,2012)
(Ban yang aus juga merupakan penyebab kecelakaan lalu lintas,2000)
(Jalan berlubang yang juga merupakan faktor kecelakaan lalu lintas,2012)
26
27. (Motor dengan lampu kaca film)
(Konvoi saat selesai pengumuman kelulusan dan STNK tak lengkap)
(Operasi razia oleh polantas kepada masyarakat yang tidak menggunakan helm SNI)
27
28. Angket
Nama : Profesi :
Umur : Asal :
1. Apakah anda tahu apa itu LALU LINTAS?
a. Ya b. Tidak c. Sedikit
2. Apakah anda tahu tentang tata tertib lalu lintas?
a. Ya b. Tidak c. Sedikit
3. Apakah anda sudah merasakan keamanan dan ketertiban lalu lintas yang
terpelihara baik di lingkungan anda?
a. Ya b. Tidak c. Sedikit
4. Apakah kecelakaan lalu lintas di lingkungan anda sudah sering terjadi?
a. Ya b. Tidak c. Sedikit
5. Apakah kondisi jalan di lingkungan anda sudah dianggap layak untuk
digunakan?
a. Ya b. Tidak c. Sedikit
6. Apakah setiap anda bepergian dengan sepada motor menggunakan helm?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
7. Apakah helm yang anda gunakan sudah memenuhi kualitas SNI atau
Standar Nasional Indonesia (SNI) ?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
8. Apakah anda mematuhi peraturan lalu lintas untuk menyalakan lampu saat
mengendara di siang hari?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
9. Setujukah anda dengan siswa-siswi SLTA yang sudah mengendarai motor,
namun belum memiliki STNK atau SIM?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
10. Apakah anda merasa terganggu dengan pengendara motor yang memakai
knal pot racing?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
28
29. 11. Apakah anda setuju dengan sanksi yang di berikan pihak kepolisian bagi
pengendara yang lalai?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
12. Menurut anda apakah peran polisi dalam meningkatkan serta memelihara
keamanan dan ketertiban lalu lintas sudah anda rasakan?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
13. Setujukah anda apabila sekolah ikut berperan dalam menertibkan
kendaraan siswa, guru dan warga sekolah yang tidak sesuai aturan lalu
lintas?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
14. Setujukah anda dengan larangan polisi kepada siswa-siswi untuk kompoi
bermotor pasca kelulusan?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
15. Pernahkah sekolah anda bekerja sama dengan kepolisian untuk
mengadakan seminar atau kegiatan yang berhubungan dengan lalu lintas?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
16. Setujukah anda dengan kebijakan orangtua yang memberikan kebebasan
berkendara kepada anaknya?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
17. Apakah peran polisi dalam mengayomi,melindungi masyarakat sudah anda
rasakan?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
18. Apakah program pemerintah dalam meningkatkan serta memelihara
keamanan dan ketertiban lalu lintas sudah anda rasakan?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
19. Apakah anda sudah mematuhi setiap tata tertib lalu lintas?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
20. Apakah anda sudah berpartisipasi dalam meningkatkan serta memelihara
keamanan dan ketertiban lalu lintas?
a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang
29
30. Tabel Hasil Angket
Komentar
No Asal Sekolah Jumlah Ya tidak Kadang-
kadang
1. SMA N 1 4 orang 1 1 2
2. SMA N 2 4 orang - 3 1
3. SMA N 3 4 orang 2 2 -
4. SMA N 4 4 orang 1 2 1
5. SMA N 5 4 orang - 1 3
6. SMA N 6 4 orang 1 2 1
7. SMA N 7 4 orang 1 2 1
8. SMA N 8 4 orang 1 1 2
9. SMA N 9 4 orang 1 3 -
10. SMA N 10 4 orang 2 2 -
11. SMK N 1 4 orang 1 2 1
12. SMK N 2 4 orang - 3 1
13. SMK N 3 4 orang 1 2 1
14. SMK N 4 4 orang - 3 1
15. Muhammadiyah 4 4 orang - 3 1
Total 60 orang 12 32 16
30