SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
1

             Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas :

              Kaitan, Perumusan dan Perkembangan Penglompokan




                                                    Oleh :



                                       Kemala Sari Lubis,SP,MP




                                      FAKULTAS PERTANIAN

                               UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

                                                   MEDAN

                                                     2007



Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
2
                                                DAFTAR ISI


                                                                                      Halaman


Kata Pengantar                                                                            i
Daftar Isi                                                                                ii
Pendahuluan                                                                               1
Keterhantaran Hidrolik Jenuh                                                              1
Pengukuran Keterhantaran Hidrolik pada Tanah Jenuh di
Laboratorium dan Lapangan                                                                 1
       1. Penentuan Keterhamtaran Hidrolik di Laboratorium
            Menggunakan Permeameter                                                        1
       2. Penentuan Keterhamtaran Hidrolik di Lapangan                                     1
Pemindahan Air Melalui Tanah pada Kondisi Jenuh                                                2
       1. Hukum Darcy                                                                         2
       2. Kecepatan Aliran Air (J)                                                            2
       3. Gradien Hidrolik                                                                     3
Potensial Air                                                                              3
Potensial Air Tanah pada Aliran Jenuh                                                         3
Hubungan Antara Permeabillitas dan Keterhantaran Hidrolik                                     4
        Istilah Permeabilitas                                                                 4
        Keterkaitan Permabilitas dengan Keterhamtara Hdrolik
        Jenuh                                                                                 6
Perkembangan Peralihan dari Permeabilitas menjadi Keterhan-
taran Hidrolik                                                                             7
         Sebelum Tahun 2003                                                                7
        Tahun 2003                                                                        8
Penutup                                                                                       8
Daftar Pustaka                                                                             9
Lampiran                                                                                 10


                                                        ii

Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
3

                                                Pendahuluan


     Secara kuantitatif jumlah air yang dipindahkan (pemindahan air) dapat
diukur menggunakan hukum Darcy terutama pada kondisi jenuh dengan penekanan
pada keterhantaran hidrolik jenuh (Ks). Dengan demikian terdapat hubungan
keterhantaran hidrolik jenuh dengan permeabilitas.      Dalam hukum Darcy
keterhantaran hidrolik jenuh adalah konstanta yang menunjukkan hubungan linier
antara 2 variabel yanitu J (kecepatan aliran air) dan i (gradient hidrolik).
Kemiringan garis J/I menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan
gradient hidrolik.
     Pengelompokan permeabilitas dan keterhantaran hidrolik jenuh berubah dan
mengalami perbaikan sejalan dengan perkembangan ilmu dari tahun 1951 hingga
2003, kecuali untuk kelas tertinggi.



                                    Keterhantaran Hidrolik Jenuh

      Keterhantaran hidrolik (K), adalah perbandingan antara debit terhadap gradient
hirdolik atau sudut pengaliran dan kurva gradient. Pada tanah jenuh dengan struktur stabil,
serta pada media sarang yang mantap seperti batu berpasir, sebagai contoh, keterhantaran
hidrolik dicirikan oleh nilai yang tetap. Besarnya sekitar 10-2 – 10-3 cm/detik pada tanah
pasir dan 10-4 -10-7 cm/detik untuk tanah-tanah liat. Keterhantaran hidrolik (K) bukan
hanya merupakan sifat khas tanah itu sendiri, karena K bergantung pada atribut tanah dan
fluida secara bersama-sama. Sifat tanah yang mempengaruhi keterhantaran hidrolik adalah
porositas total, distribusi ukuran pori, kelokan secara ringkas adalah geometri pori suatu
tanah . Atribut fluida yang mempengaruhi keterhantaran adalah densitas dan viskositass
fluida.
      Keterhantaran hidrolik jenuh adalah pengukuran secara kuantitatif kemampuan tanah
yang dijenuhi air kiriman jika dihubungkan dengan gradient hidrolik. Keterhantaran
hidrolik jenuh dipengaruhi oleh tanah dan sifat-sifat cairan. Ini bergantung pada ukuran
pori dan juga kekentalan cairan dan kerapatan. Keterhantaran hidrolik jenuh untuk suatu
tanah tertentu menjadi lebih rendah jika cairan labih kental daripada air.


     Pengukuran Keterhantaran Hidrolik pada Tanah Jenuh di Laboratorium dan
                                   Lapangan


1.Penentuan Keterhantaran Hidrolik di Laboratorium Menggunakan Permeameter

      Penentuan semacam ini bias dilakukan dengan contoh tanah yang kering dan terpisah-
pisah yang harus dipadatkan ke dalam sel aliran dengan cara standar atau lebih baik
menggunakan contoh tanah utuh yang diambil langsung dari lahan. Pada kedua cara
tersebut di atas perlu dihindarkan cara-cara untuk mencegah aliran daerah batas sepanjang
dinding wadah.

Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
4
2.Penentuan Keterhantaran Hidrolik di Lapangan

     Oleh Talisma (1960) dan Boersma (1965 a,b) dalam penentuan keterhantaran hidrolik
dilakukan dengan mudah di bawah muka air tanah, seperti dengan metode lubang bor
(Luthin, 1957) atau dengan metode pezometer (Johnsn et al., 1952). Cara lain dengan
metode tabung ganda (Bouwer, 1961, 1962), metode pemompaan dalam sumur dangkal dan
dengan metode permeameter lapangan (Winger,1960).


                      Pemindahan Air Melalui Tanah pada Kondisi Jenuh

        Dalam menghitung pemindahan air melalui tanah pada kondisi jenuh dikenal suatu
hukum yakni hukum Darcy yang biasa juga digunakan dalam menghitung permeabilitas.
Pada kenyataannya hukum Darcy juga melibatkan keterhantaran hidrolik dan gradient
hidrolik sebagai parameter. Hukum Darcy ini melukiskan aliran air pada kondisi jenuh
secara kuantitati . Untuk memudahkan kita dalam memahaminya dapat dilihat pada uraian
berikut.

1. Hukum Darcy

Hukum Darcy secara kuantitatif merupakan satu ukuran pengaliran air pada tanah jenuh
dan dirumuskan sebagai berikut :

q = J = - Ki (pers.1), dimana : J = kecepatan aliran air; K = keterhantaran hidrolik dan
                                i = gradient hidrolik

     Tanda negatif menunjukkan K positif dan mempertahankan kesauan arah ; gradient
selalu menurun pada/sejalan arah aliran air. Untuk mudahnya, tanda (-) diabaikan pada
pembahasan ini. Hukum Darcy menunjukkan bahwa kecepatan aliran air (J) berbanding
lurus dengan gradient hidrolik (i). Keterhantaran hidrolik (K) adalah konstansta yang
menegaskan hubungan yang sebanding antara kecepatan aliran dengan gradient
hidrolik.Ukuran –ukuran yang menentukan kecepatan aliran air dan gradient hidrolik dalam
penetapan keterhantaran hidrolik bias bervariasi. Dalam hukum Darcy, keterhantaran
hidrolik jenuh adalah konstanta yang menunjukkan hubungan linier antara 2 variabel J dan i
(Gambar 3). Kemiringan garis J/i menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan
gradient hidrolik.


2.Kecepatan Aliran Air (J)

Kecepatan aliran air dirumuskan sebagai berikut :

J = Q/At (pers.2), dimana : J = jumlah air ; Q = pemindahan air melalui irisan melintang
                           (A) dan t = waktu (Gambar 1)




Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
5




Gambar 1. Kecepatan aliran air (J) adalah jumlah air (Q) yang lewat melalui irisan me-
          lintang (A) per satuan waktu (t)

     Kecepatan aliran air dapat didefenisikan sebagai pengaliran air dari sebuah pipa air
(hose). Kecepatan aliran air adalah tingkat (banyak) air yang keluar melalui pipa air, dibagi
dengan luas irisan melintang dari pipa (Contoh : gal/hr in2 atau in3/hr in2 = in/hr).


3.Gradien Hidrolik

     Gradien hidrolik melukiskan efektifitas kekuatan pada pemindahan air dan
dirumuskan sebagai berikut :

i = Δ H/l (pers.3)

dimana ΔH adalah perbedaan atau perubahan total potensial air antara titik-titik dalam
tanah, dan l adalah jarak antara titik-titik. Gradien hidrolik adalah perbedaan total pusat
hidrolik per satuan jarak.

                                           Potensial Air Tanah


      Potensial air tanah adalah kekuatan gerakan pemindahan air. Keuntungan utama dari
konsep “potensial” adalah sumbangannya terhadap suatu pengukuran yang tidak seragam
degan muka air tanah yang dapat dievaluasi pada suatu waktu dan setiap waktu dalam
tanah-tanaman-atmosfir (Hillel, 1980). Air tanah adalah subjek untuk sejumlah gaya.
Gaya-gaya ini termasuk gravitasi, tekanan hidrolik, atraksi matriks tanah terhadap air,
keberadaan solute, dan aksi tekanan gas eksternal (Hillel, 1980). Pada beberapa titik dalam
tanah, total potensial air tanah adalah jumlah semua gaya-gaya yang terlibat.


Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
6

Potensial Air Tanah pada Aliran Jenuh

Dua kekuatan gerak utama adalah komponen bawah permukaan yaitu pusat tekanan dan
hidrolik (H) yang dirumuskan sebagai berikut :

H = Hg + Hp (pers.4)

Dimana : Hg = pusat gravitasi, dimana posisi vertical suatu titik berhubungan dengan
kemiringan datum tertentu (lihat datum pada Gambar 2). Persamaan pusat gravitasi positif
bila di atas datum atau negatif bila di bawah datum (contoh : pusat potensial dalam cm).
Kemiringan relatif berbeda antara suatu titik dan datum menentukan pusat gravitasi (Hg).
Pusat gravitasi adalah kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan air dari datum ke posisi
sekarang (Hig pada Gambar 2). Hp = pusat tekanan akibat bawah permukaan air, memiliki
nilai 0 pada permukaan air dan meningkat (memiliki nilai positif) dengan kedalaman
mengikuti/di bawah permukaan air) (Contoh : Hip pada Gambar 2). Gambar 2 berikut
menunjukkan variabel yang terlibat pada gradient hidrolik. Gambar ini menunjukkan
lubang tanah sebagai suatu silinder untuk kedua ukuran : areal irisan melintang dan satu
dimensi aliran air vertikal. Total pusat hidrolik pada keduanya yaitu aliran ke dalam (Hi
=Hig +H) dan aliran keluar (Ho =0) yang ditentukan oleh datum. Total perbedaan (ΔH =
Hi – Ho) antara aliran ke dalam dan keluar adalah kekuatan gerak untuk aliran air.
Efektifitas kekuatan gerak ini bergantung pada jarak (l) antara aliran air ke dalam dan aliran
air ke luar (ΔH) dibagi dengan l (jarak) adalah gerakan hidrolik. Hasilnya adalah suatu
peningkata dalam kecepatan aliran atau tingkat aliran.




Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
7




Gambar 2. Hi dan Ho adalah total pusat hidrolik pada masing-masing aliran ke dalam dan

             ke luar. Datum plane adalah pilihan pada keluaran Ho = 0. Perbedaan antara

             antara Ho dan Hi adalah ΔH. Untuk lubang vertikal dengan datum pada

             bagian bawah gravitasi (Hig) dan panjang lubang (l ) adalah sama

          Konskuensinya, keragaman adalah panjang (kedalaman) bawah permukan (Hip)

mendapatkan tingkat aliran air yang efektif. Peningkatan panjang kedalaman bawah permu-

kaan (Hip) meningkatkan gradien, yang pada gilirannya meningkatkan kecepatan aliran air

(flux).


Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
8


          Pemindahan air berasal dari titik-titik yang lebih tinggi ke yang lebih rendah
total pusat hidroliknya tanpa melihat apakah titik-titik ada dalam lubang (seperti Gambar
2) atau pada suatu bentang lahan.



                Hubungan Antara Permeabilitas dan Keterhantaran Hidrolik

Istilah Permeabilitas

     Istilah permeabilitas telah didefenisikan oleh beberapa pakar dalam kalimat yang
berbeda-beda namun mengandung makna yang sama. Ada tiga pengertian untuk
permeabilitas seperti berikut :

    1. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan
       gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat melalui suatu massa
       tanah atau lapisan tanah (SSSA, 2001).

    2. Permeabilitas intrinsic menurut Richards (1952) adalah sifat-sifat kuantitatif dari
       bahan berpori dan dikendalikan semata-mata oleh geometri pori . Tidak seperti
       keterhantaran hidrolik jenuh, permeabilitas intrinsik tidak bergantung dari
       kekentalan cairan dan kerapatan. Permeabilitas intrinsic dirumuskan sebagai
       keterhantaran hidrolik dikali dengan kekentalan cairan dibagi dengan kerapatan
       cairan dan konstanta gravitasi. Tabel 1 menunjukkan perbandingan keterhantaran
       hidrolik jenuh dan permeabilitas interinsik.

    3. Pada beberapa masalah, permeabilitas digunakan sebagai persamaan untuk Ks
       (keterhantaran hidrolik jenuh ), meskipun beberapa jumlah lain biasa menggunakan
       istilah permeabilitas. Sebagai contoh dalam studi permeabilitas oleh Uhland dan
       O’Neal (1951), kecepatan aliran air (pada kondisi gradient hidrolik >1) diukur
       sebagai permeabilitas tanah. Hukum Darcy menunjukkan bahwa kecepatan aliran
       (flux) adalah sama dengan Ks (keterhantaran hidrolik jenuh) hanya jika gradient
       hidrolik sama dengan 1. Karenanya, nilai kecepatan aliran yang dilaporkan dalam
       studi ini tidak sama dengan Ks.

     Perbedaan pengertian untuk permeabilitas tidak mungkin merubah ilmu pengetahuan.
Disamping itu, pengertian yang tersembunyi dari istilah permeabilitas bisa kurang seragam
secara penulisan atau dalam konteks verbal. Pertama dari tiga pengertian tidak membawa
implikasi secara kuatitatif. Masalah sering muncul bila pengertian tumpang tindih.
Keberadaan konvensi ilmu pengetahuan mematuhi penggunaan ketiga pengertian secara
keseluruhan dan merupakan suatu alasan yang penting untuk menggunakan keterhantaran
hidrolik jenuh (Ks).




Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
9
Tabel 1. Suatu perbandingan keterhantaran hidrolik jenuh dan permeabilitas intrinsik
        (Skopp, 199)

 Keterhantar Hidrolik Jenuh (Ks)                                         Permeabilitas (k)

 Bergantung suhu                                              Tidak bergantung suhu

 Bergantung kekentalan cairan                                 Berhubungan konstan dengan

                                                              Kekentalan cairan, berkurangnya cairan

                                                              merubah struktur tanah

 Terjadi perubahan dengan berubahnya                          Terjadi perubahan dengan berubahnya

 Struktur                                                     struktur

 Ukuran-ukuran bergantung pada kecepatan                      Ukuran-ukuran adalah panjang (cm2);

 dan gradient; waktu adalah komponen                          dimana suatu unit area; waktu bukan

                                                              merupakan komponen




             Keterkaitan Permeabilitas dengan Keterhantaran Hidrolik Jenuh

     Dalam Hukum Darcy yang dipakai pada permeabilitas, keterhantaran hidrolik jenuh
adalah suatu konstanta yang menunjukkan hubungan linier antara 2 variabel J dan I
(Gambar 3). Kemiringan garis J/I menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan
gradient hidrolik. Penyelesaian persamaan Darcy terhadap K menghasilkan J/I (lihat
persamaan 5). Kecepatan aliran air menunjukka jumlah pemindahan air dalam arah dan
pada suatu tingkat yang proporsional terhadap gradient hidrolik.

     Jika gradient hidrolik yang sama diaplikasi terhadap dua tanah, tanah dengan jumlah
air yang dialirkan lebih besar merupakam tanah yang lebih menghantar. (konduktif). Pada
Gambar 3 tanah berpasir menghasilkan kecepatan aliran air yang lebih tinggi daripada
tanah berliat pada gradient hidrolik yang sama. Tanah dengan kemiringan yang lebih tajam
(tanah pasir pada Gambar 3) memiliki keterhantaran hidrolik yang lebih besar.
Keterhantaran hidrolik (atau kemiringan K) menunjukkan hubungan berbanding lurus
antara kecepatan aliran air (flux) dan gradient hidrolik, atau dalam hal ini, aliran tidak
langsung pada tanah jenuh. Dengan demikian keterhantaran hidrolik jenuh (Ks) adalah
suatu tampilan kuantitatif dari kemampuan tanah untuk mengalirkan air pada suatu gradient
tertentu. Keterhantaran hidrolik jenuh dipengaruhi oleh sifat tanah dan cairan. Ini
bergantung pada bangun pori-pori tanah seperti halnya kekentalan cairan dan kerapatan.
Keterhantaran hidrolik untuk suatu tanah menjadi lebih rendah jika cairan lebih kental
daripada air. Bangunan pori dan kontinuitas dalam tanah atau bentang lahan bervariasi
bergantung pada arah pengukuran. Komponen vertikal K dapat berbeda dari komponen

Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
10
horizontal. Penyelesaian Hukum Darcy untuk keterhantaran hidrolik menghasilkan rumus :
K = J/I (pers. 5)




Gambar 3. Suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara flux dan gradient hidrolik.

             Keterhantaran hidrolik (K) adalah kemiringan yang menunjukkan hubungan

             timbal balik. Garis-garis yang dihubungkan menunjukkan bahwa pada

             gradient hidrolik, tanah dengan keterhantaran yang lebih tinggi memiliki flux

             yang lebih tinggi. (Hillel, 1980).



     Keterhantaran hidrolik (atau Ks) ditunjukkan menggunakan berbagai satuan. Satuan
dan ukuran ini bergantung pada apa yang digunakan untuk mengukur gradient hidrolik
(massa, volume, atau berat) dan kecepatan aliran (massa atau volume). Kecepatan aliran (J)
ditunjukkan berdasarkan dasar volume, dan satuan m/detik. Perbedaan pusat hidrolik (ΔH)
ditunjukkan sebagai suatu dasar berat. Satuan cm untuk pusat, dan gradient hidrolik (i)
menjadi satuan (seperti : cm/cm). Lalu Ks mengambil satuan yang sama dengan kecepatan
aliran (flux) (m/detik).


Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
11
     Kecepatan aliran (flux) adalah suatu tingkatan (bergantung variable pada gambar 3),
gradient hidrolik adalah kekuatan bergerak disamping flux (tidak bergantung gambar 3) dan
keterhantaran hidrolik secara proporsional adalah konstan yang menunjukkan hubungan
timbal balik antara keduanya. Keterhantaran hidrolik adalah suatu sifat penting karena
dapat digunakan untuk menghitung hubungan kecepatan aliran (flux) dari suatu gradient
hidrolik.



      Perkembangan Peralihan dari Permebilitas menjadi Keterhantaran Hidrolik

Sebelum Tahun 2003

     Dua pengelompokan permeabilitas adalah sesuai dan tidak sesuai. Uhland dan O’Neal
(1951) mengevaluasi tingkat perkolasi sekitar 900 tanah. Mereka mendefenisikan kelas-
kelas permeabilitas melalui distribusi data perkolasi yang sama antara tujuh kelas-kelas
tetantatif (Lampiran 2). Dengan mengikuti data perkolasi, mereka juga mempelajari 14 sifat
morfologi tanah yang mempengaruhi perpindahan air dan yang dapat digunakan untuk
memprediksi kelas-kelas permeabilitas. Karena pengaruh manajemen pada horiozn
permukaan, mereka memekankan kajian terhadap horizon di bawah lapisan permukaan.
Kelas-kelas ini dipublikasi oleh Soil Survey Manual tahun 1951 (Soil Survey Staff, 1951).

     Pada tahun 1963, Komite Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) menyusun suatu
kelas/sub kelas “ skema pilihan” dengan lima hingga tujuh kelas (Tabel 2) (Soil Survey
Division, 1997). Proposal ini telah diterima. Pada tahun1969 laporan akhir dari Komite
Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) adalah metoda lubang Uhland seharusnya digunakan
untuk aliran jenuh (contoh : penempatan kelas permeabilitas) dan metoda auger hole
seharusnya digunakan untuk kesesuaian lahan dainase (Soil Survey Division, 1997). Pada
tahun 1969 Komite Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) merekomendasikan bahwa istilah
: ……keterhantaran hidrolik jenuh digunakan untuk data yang menunjukkan suatu
kecepatan dan diperoleh melalui analisis menggunakan hukum Darcy pada lubang yang
dijenuhi”.

      Pada tahun 1971, konferensi NCSS mengadakan suatu pertemuan untuk merevisi Soil
Survey Manual 1951, lima pengelompokan keterhantaran hidrolik diajukan. Pengelompkan
termasuk 10 pemisahan pada batas kelas; ini adalah batas tiap kelebihan kelas batas-batas
kelas sebelumnya melalui sebuah faktor dari 10 (lihat Lampiran 2). Pengurangan dari tujuh
menjadi lima kelas diperbaiki Mason (1957) yang menemukan peluang rendah dari
penempatan yang benar dari suatu tanah pada struktur kelas permeabilitas asli. Juga pada
tahun 1971, di tahun yang sama lima kelas keterhantaran hidrolik diajukan, kelas
permeabilitas baru diterima pada penuntun Penggunaan Teknik Interpretasi Tanah (USDA-
SCS, 1971). Menskipun jumlah kelas tidak dirubah (masih tujuh), tiga pemisahan dalam
batasan kelas diterima (seperti 0,06 – 0,2; 0,2 – 0,6; 0,6 – 2,0. dan seterusnya). Selama
kurang dari tahun 1970 dan mendekati tahun 1980, Dr. Ron Paetzold, kemudian dengan
Laboratorium Survey Tanah, Beltsville, Maryland telah melaksanakan dan mengulang
sumber bacaan terhadap nilai-nilai keterhantaran hidrolik tanah untuk merevisi Soil Survey
Manual. Beliau telah membuat enam kelas keterhantaran hidrolik tanah dengan 10



Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
12
pemisahan (seperti 0,01 – 0,1; 0,1 – 1, 1 -10, dan seterusnya) dengan satuan SI yakni
μm/detik.

     Pada tahun 1981, Soil Survey Manual melalui direksi nasional mengurangi kelas
Paetszold’s untuk keterhantaran hidrolik . Pengurangan kelas dengan meningkatkan batasan
kelad dari 3 fold menjadi 10 fold. Pada tahun 1983 Buku Pegangan Tanah Nasional
mempublikasi kelas-kelas untuk keterhantaran hidrolik jenuh dan permeabilitas .

     Pada tahun 1993, Buku Pegangan Survey Tanah Nasional menambah kelas-kelas
keterhantaran hidrolik jenuh dan menetapkan kelas permeabilitas dengan menambah 8
kelas (lihat kolom “1996” pada Lampiran 2).

Tahun 2003

      Untuk menyelesaikan masalah keterhantaran hidrolik, tahun 2003 Bagian Survey
Tanah melaporkan kelas-kelas keterhantaran hidrolik sebagai standar untuk komunikasi
pemindahan air pada survey tanah kooperatif nasional. Kesimpulan ini merupakan
gabungan semua rekomendasi dari komite regional dan nasional mulai tahun 1960 dan
kulminasi oleh direksi nasional , pada tahun 1981 penyebaran kelas keterhantaran hidrolik
telah direvisi Soil Survey Manual. Kelas permeabilitas dan kebanyakan referensi untuk
permeabilitas dipindahkan dari National Soil Survey Handbook dan diganti dengan kelas
keterhantaran hidrolik jenuh dari Soil Survey Manual tahun 1993.

                                                   Penutup

      Tulisan ini menjelaskan hukum Darcy yang merupakan suatu hukum yang dipakai
dalam pengukuran permeabilitas tanah. Namun pada hakekatnya aliran air dalam tanah
tidak terlepas dari gradient hidrolik yang terjadi akibat perbedaan ketinggian permukaan air
dalam sutau kolom air tanah (ΔH) dibandingkan kedalaman kolom air tanah. Dengan
demikian jumlah air yang mengalir pada suatu kolom air yang jenuh merupakan resultan
keterhantaran hidrolik dengan gradient hidrolik , luas areal dan waktu (Q= Ki At
mengingat J =Q/At).

      Adanya keterkaitan antara kerterhantaran hidrolik jenuh dengan permeabilitas
ditunjukkan oleh hubungan yang berbanding lurus antara keterhantaran hidrolik dengan
kecepatan aliran (J). Sementara itu kecepatan aliran merupakan perbandingan jumlah air
yang lewat melalui irisan melintang suatu area per unit waktu (J = Q/At). Semakin tinggi
kecapatan aliran air semakin besar keterhantaran hidrolik. Ini terjadi pada tanah berpasir.
Sebaliknya kecepatan aliran air menurun pada tanah berliat yang selanjutnya menunjukkan
penurunan keterhantaran hidrolik pada tanah berliat tersebut.

     Sekelumit tentang      perkembangan peralihan keterhantaran hidrolik menjadi
permeabilitas tanah telah digambarkan sesuai dengan kemajuan pemikiran para ahli di
bidang ilmu tanah. Dalam kesempatan ini penulis berharap dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang baru kepada pembaca sekalian mengenai peralihan keterhantaran
hidrolik ini menjadi permeabilitas guna menambah dan melengkapi pengetahuan pembaca
sebelumnya.



Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
13
                                              Daftar Pustaka



Franzmeier,D.P.,B.R.Brasher, and S.J.Ross,Jr. Soil percolation rates during sustained
testing. December 1964. Mimeographed.

Hillel, D.1980. Fundamentals of soil physiscs. Academic Press. New York,NY.

Mason,D.D., J.F.Lutz, and R.G.Petersen. 1957. Hidraulyc conductivity as related to certain
soil properties in a number of great soil groups-        sampling errors involved. Soil
Science Society of America Proceeding 21 : 554 – 561.

Norton,E.A. 1939. Soil onservation survey handbook, USDA,Soil Conservation Service,
Miscellaneous Publication No. 352.U.S.Government Printing Office, Washington,DC.

Richards,L.A. (Chairman). 1952. Report on the subcommittee on permeability and
infiltration, committee on terminology. Soil Science Society of America Proceedings
16:85-88.

Skopp,J. 1994. Class notes: Physical concept of soils. University of Nebraska, Lincoln,
Nebraska.

Soil Science Society of America. 2001. Glossary of soil science term {Online}. Available
at http://www.soil.org/sssaglos/ (verified November 23,2004).

Soil Survey Division Staff. 1993. Soil survey manual. United States Department of
Agriculture, Soil Conservation Service, Agricultural Handbook No. 18.U.S. Government
Printing Office, Washington,D.C.

Soil Survey Division. 199. Proceedings of National and Rrgional Cooperative Soil Survey
Conference-1963-1996. United States Department of Agriculture, Natural Resources
Conservation Service. Available on CD-ROM from the National Soil Survey Center,
Lincoln,NE.

Soil Survey Staff. 1951. Soil survey manual. United States Department of Agriculture, Soil
Conservation Service, Agricultural Handbook No. 18. U.S. Government Printing Office.
Washington, D.C.

Soil Survey Staff. 1983. Natioal Soil Handbook, title 430-VI. United States Department of
Agriculture, Soil Conservation Service, U.S. Government Printing Office, Washington,D.C.

Uhland, R.E. and A.M.O’Neal. 1951. Soil permeability determination for use in soil and
water conservation. SCS-TP-101. United States of Agriculture, Soil Conservation Servise,
Washington,D.C.

United States Dapartment of Agriculture, Soil Conservation Service. 1971. Guide for
interpreting engineering uss of soils. U.S.Government Printing Office, Washington, D.C.



Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
14
Lampiran 1. Perkembangan Klasifikasi Permeabilitas san Keterhantaran Hidrolik Jenuh /Ks

               (Nilai-nilai adalah di bawah nilai pengelompokan, kecuali untuk kelastertinggi)

  1951                           1963                1971                        1971
1981                           1983         1996             2003

 Kelas Permeabilitas                           Kelas Ks pertama                Kelas Permeabilitas
Kelas Ks yang dipakai

                                               Diusulkan                       telah direvisi

Uhland & O’Neal, Usulan NCSS* Konferensi NCSS                                  Konferensi NCSS
Bagian Survei Tanah

 SSM
NCSS (Survei Tanah


Manual)

in/jam                        in/jam        cm/hari in/jam μm/s                     in/jam
m/jam         μm/detik                       in/jam   μm/detik

                  Kelas Sub Kelas <1     (.016)   .12
<.001417          <0,01          <0.0015     <0.01

  <0.05                      <0.06 3                                               <0.06
.01417               0.1                       0.06             0.1

   0.20                     0.063 – 0.2                                              0.2
.1417                1.0                       0.2              1.0

   0.80            0.63       0.63                                                   0.6
0.6

   2.50            2.0        2.0                                                    2.0
2.0

   5.00          6            6.3                                                    6.0
6.0           100

  10.00                    6.30 -30.0                                              20.0
20.0

 ≥ 10.0                    ≥ 20.0            ≥ 1000         (16)  116            ≥ 20.0                    ≥
14.7             ≥ 100                                        100

Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007
15
    •    NCSS – National Cooperative Soil Survey

    •    Kelas permeabilitas < 0.0015 in/jam perkiraan batas 1 kaki/tn digunakan oleh
         tekhnisi dari EPA dan NRCS.




Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007
USU Repository © 2007

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3Titin Indrawati
 
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptxKamal Fitri
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksinoussevarenna
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptIwan Sutriono
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesPutri Aulia
 
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas ideal
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas idealHukum hukum yang mendasari persamaan gas ideal
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas idealLifia Citra Ramadhanti
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfFitriHariyanti4
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahanEzron Wenggo
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 

La actualidad más candente (20)

LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 3
 
Mekanika tanah bab 8
Mekanika tanah   bab 8Mekanika tanah   bab 8
Mekanika tanah bab 8
 
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx
361410073-Contoh-Soal-1-pptx.pptx
 
Uji triaksial
Uji triaksialUji triaksial
Uji triaksial
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas ideal
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas idealHukum hukum yang mendasari persamaan gas ideal
Hukum hukum yang mendasari persamaan gas ideal
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
Bab 6 pemadatan
Bab 6  pemadatanBab 6  pemadatan
Bab 6 pemadatan
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 

Similar a Daya hantar hidrolik dan permeabilitas

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahinfosanitasi
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiQunk
 
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)Zay Zy
 
Geografi persentase
Geografi persentaseGeografi persentase
Geografi persentaseZay Zy
 
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 
SIFATZATCAIR.ppt
SIFATZATCAIR.pptSIFATZATCAIR.ppt
SIFATZATCAIR.pptHaqiSyadana
 
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.ppt
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.pptSIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.ppt
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.pptHerliana22
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)afifsalim12
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Hanifah Nurhayati
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 

Similar a Daya hantar hidrolik dan permeabilitas (20)

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologi
 
Translit
TranslitTranslit
Translit
 
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)
Geografi (hidrosfer dan pengaruh terhadap kehidupan)
 
Geografi persentase
Geografi persentaseGeografi persentase
Geografi persentase
 
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
SIFATZATCAIR.ppt
SIFATZATCAIR.pptSIFATZATCAIR.ppt
SIFATZATCAIR.ppt
 
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.ppt
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.pptSIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.ppt
SIFAT_ZAT_CAIR_DAN_SATUANNYA.ppt
 
3. teori dasar
3. teori dasar3. teori dasar
3. teori dasar
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Bab 7 bioproses(new)
Bab 7 bioproses(new)Bab 7 bioproses(new)
Bab 7 bioproses(new)
 
1 DARCY.ppt
1 DARCY.ppt1 DARCY.ppt
1 DARCY.ppt
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
 
Akuifer
AkuiferAkuifer
Akuifer
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 

Más de Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

Más de Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

Último

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Último (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Daya hantar hidrolik dan permeabilitas

  • 1. 1 Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Kaitan, Perumusan dan Perkembangan Penglompokan Oleh : Kemala Sari Lubis,SP,MP FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 2. 2 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Daftar Isi ii Pendahuluan 1 Keterhantaran Hidrolik Jenuh 1 Pengukuran Keterhantaran Hidrolik pada Tanah Jenuh di Laboratorium dan Lapangan 1 1. Penentuan Keterhamtaran Hidrolik di Laboratorium Menggunakan Permeameter 1 2. Penentuan Keterhamtaran Hidrolik di Lapangan 1 Pemindahan Air Melalui Tanah pada Kondisi Jenuh 2 1. Hukum Darcy 2 2. Kecepatan Aliran Air (J) 2 3. Gradien Hidrolik 3 Potensial Air 3 Potensial Air Tanah pada Aliran Jenuh 3 Hubungan Antara Permeabillitas dan Keterhantaran Hidrolik 4 Istilah Permeabilitas 4 Keterkaitan Permabilitas dengan Keterhamtara Hdrolik Jenuh 6 Perkembangan Peralihan dari Permeabilitas menjadi Keterhan- taran Hidrolik 7 Sebelum Tahun 2003 7 Tahun 2003 8 Penutup 8 Daftar Pustaka 9 Lampiran 10 ii Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 3. 3 Pendahuluan Secara kuantitatif jumlah air yang dipindahkan (pemindahan air) dapat diukur menggunakan hukum Darcy terutama pada kondisi jenuh dengan penekanan pada keterhantaran hidrolik jenuh (Ks). Dengan demikian terdapat hubungan keterhantaran hidrolik jenuh dengan permeabilitas. Dalam hukum Darcy keterhantaran hidrolik jenuh adalah konstanta yang menunjukkan hubungan linier antara 2 variabel yanitu J (kecepatan aliran air) dan i (gradient hidrolik). Kemiringan garis J/I menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan gradient hidrolik. Pengelompokan permeabilitas dan keterhantaran hidrolik jenuh berubah dan mengalami perbaikan sejalan dengan perkembangan ilmu dari tahun 1951 hingga 2003, kecuali untuk kelas tertinggi. Keterhantaran Hidrolik Jenuh Keterhantaran hidrolik (K), adalah perbandingan antara debit terhadap gradient hirdolik atau sudut pengaliran dan kurva gradient. Pada tanah jenuh dengan struktur stabil, serta pada media sarang yang mantap seperti batu berpasir, sebagai contoh, keterhantaran hidrolik dicirikan oleh nilai yang tetap. Besarnya sekitar 10-2 – 10-3 cm/detik pada tanah pasir dan 10-4 -10-7 cm/detik untuk tanah-tanah liat. Keterhantaran hidrolik (K) bukan hanya merupakan sifat khas tanah itu sendiri, karena K bergantung pada atribut tanah dan fluida secara bersama-sama. Sifat tanah yang mempengaruhi keterhantaran hidrolik adalah porositas total, distribusi ukuran pori, kelokan secara ringkas adalah geometri pori suatu tanah . Atribut fluida yang mempengaruhi keterhantaran adalah densitas dan viskositass fluida. Keterhantaran hidrolik jenuh adalah pengukuran secara kuantitatif kemampuan tanah yang dijenuhi air kiriman jika dihubungkan dengan gradient hidrolik. Keterhantaran hidrolik jenuh dipengaruhi oleh tanah dan sifat-sifat cairan. Ini bergantung pada ukuran pori dan juga kekentalan cairan dan kerapatan. Keterhantaran hidrolik jenuh untuk suatu tanah tertentu menjadi lebih rendah jika cairan labih kental daripada air. Pengukuran Keterhantaran Hidrolik pada Tanah Jenuh di Laboratorium dan Lapangan 1.Penentuan Keterhantaran Hidrolik di Laboratorium Menggunakan Permeameter Penentuan semacam ini bias dilakukan dengan contoh tanah yang kering dan terpisah- pisah yang harus dipadatkan ke dalam sel aliran dengan cara standar atau lebih baik menggunakan contoh tanah utuh yang diambil langsung dari lahan. Pada kedua cara tersebut di atas perlu dihindarkan cara-cara untuk mencegah aliran daerah batas sepanjang dinding wadah. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 4. 4 2.Penentuan Keterhantaran Hidrolik di Lapangan Oleh Talisma (1960) dan Boersma (1965 a,b) dalam penentuan keterhantaran hidrolik dilakukan dengan mudah di bawah muka air tanah, seperti dengan metode lubang bor (Luthin, 1957) atau dengan metode pezometer (Johnsn et al., 1952). Cara lain dengan metode tabung ganda (Bouwer, 1961, 1962), metode pemompaan dalam sumur dangkal dan dengan metode permeameter lapangan (Winger,1960). Pemindahan Air Melalui Tanah pada Kondisi Jenuh Dalam menghitung pemindahan air melalui tanah pada kondisi jenuh dikenal suatu hukum yakni hukum Darcy yang biasa juga digunakan dalam menghitung permeabilitas. Pada kenyataannya hukum Darcy juga melibatkan keterhantaran hidrolik dan gradient hidrolik sebagai parameter. Hukum Darcy ini melukiskan aliran air pada kondisi jenuh secara kuantitati . Untuk memudahkan kita dalam memahaminya dapat dilihat pada uraian berikut. 1. Hukum Darcy Hukum Darcy secara kuantitatif merupakan satu ukuran pengaliran air pada tanah jenuh dan dirumuskan sebagai berikut : q = J = - Ki (pers.1), dimana : J = kecepatan aliran air; K = keterhantaran hidrolik dan i = gradient hidrolik Tanda negatif menunjukkan K positif dan mempertahankan kesauan arah ; gradient selalu menurun pada/sejalan arah aliran air. Untuk mudahnya, tanda (-) diabaikan pada pembahasan ini. Hukum Darcy menunjukkan bahwa kecepatan aliran air (J) berbanding lurus dengan gradient hidrolik (i). Keterhantaran hidrolik (K) adalah konstansta yang menegaskan hubungan yang sebanding antara kecepatan aliran dengan gradient hidrolik.Ukuran –ukuran yang menentukan kecepatan aliran air dan gradient hidrolik dalam penetapan keterhantaran hidrolik bias bervariasi. Dalam hukum Darcy, keterhantaran hidrolik jenuh adalah konstanta yang menunjukkan hubungan linier antara 2 variabel J dan i (Gambar 3). Kemiringan garis J/i menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan gradient hidrolik. 2.Kecepatan Aliran Air (J) Kecepatan aliran air dirumuskan sebagai berikut : J = Q/At (pers.2), dimana : J = jumlah air ; Q = pemindahan air melalui irisan melintang (A) dan t = waktu (Gambar 1) Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 5. 5 Gambar 1. Kecepatan aliran air (J) adalah jumlah air (Q) yang lewat melalui irisan me- lintang (A) per satuan waktu (t) Kecepatan aliran air dapat didefenisikan sebagai pengaliran air dari sebuah pipa air (hose). Kecepatan aliran air adalah tingkat (banyak) air yang keluar melalui pipa air, dibagi dengan luas irisan melintang dari pipa (Contoh : gal/hr in2 atau in3/hr in2 = in/hr). 3.Gradien Hidrolik Gradien hidrolik melukiskan efektifitas kekuatan pada pemindahan air dan dirumuskan sebagai berikut : i = Δ H/l (pers.3) dimana ΔH adalah perbedaan atau perubahan total potensial air antara titik-titik dalam tanah, dan l adalah jarak antara titik-titik. Gradien hidrolik adalah perbedaan total pusat hidrolik per satuan jarak. Potensial Air Tanah Potensial air tanah adalah kekuatan gerakan pemindahan air. Keuntungan utama dari konsep “potensial” adalah sumbangannya terhadap suatu pengukuran yang tidak seragam degan muka air tanah yang dapat dievaluasi pada suatu waktu dan setiap waktu dalam tanah-tanaman-atmosfir (Hillel, 1980). Air tanah adalah subjek untuk sejumlah gaya. Gaya-gaya ini termasuk gravitasi, tekanan hidrolik, atraksi matriks tanah terhadap air, keberadaan solute, dan aksi tekanan gas eksternal (Hillel, 1980). Pada beberapa titik dalam tanah, total potensial air tanah adalah jumlah semua gaya-gaya yang terlibat. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 6. 6 Potensial Air Tanah pada Aliran Jenuh Dua kekuatan gerak utama adalah komponen bawah permukaan yaitu pusat tekanan dan hidrolik (H) yang dirumuskan sebagai berikut : H = Hg + Hp (pers.4) Dimana : Hg = pusat gravitasi, dimana posisi vertical suatu titik berhubungan dengan kemiringan datum tertentu (lihat datum pada Gambar 2). Persamaan pusat gravitasi positif bila di atas datum atau negatif bila di bawah datum (contoh : pusat potensial dalam cm). Kemiringan relatif berbeda antara suatu titik dan datum menentukan pusat gravitasi (Hg). Pusat gravitasi adalah kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan air dari datum ke posisi sekarang (Hig pada Gambar 2). Hp = pusat tekanan akibat bawah permukaan air, memiliki nilai 0 pada permukaan air dan meningkat (memiliki nilai positif) dengan kedalaman mengikuti/di bawah permukaan air) (Contoh : Hip pada Gambar 2). Gambar 2 berikut menunjukkan variabel yang terlibat pada gradient hidrolik. Gambar ini menunjukkan lubang tanah sebagai suatu silinder untuk kedua ukuran : areal irisan melintang dan satu dimensi aliran air vertikal. Total pusat hidrolik pada keduanya yaitu aliran ke dalam (Hi =Hig +H) dan aliran keluar (Ho =0) yang ditentukan oleh datum. Total perbedaan (ΔH = Hi – Ho) antara aliran ke dalam dan keluar adalah kekuatan gerak untuk aliran air. Efektifitas kekuatan gerak ini bergantung pada jarak (l) antara aliran air ke dalam dan aliran air ke luar (ΔH) dibagi dengan l (jarak) adalah gerakan hidrolik. Hasilnya adalah suatu peningkata dalam kecepatan aliran atau tingkat aliran. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 7. 7 Gambar 2. Hi dan Ho adalah total pusat hidrolik pada masing-masing aliran ke dalam dan ke luar. Datum plane adalah pilihan pada keluaran Ho = 0. Perbedaan antara antara Ho dan Hi adalah ΔH. Untuk lubang vertikal dengan datum pada bagian bawah gravitasi (Hig) dan panjang lubang (l ) adalah sama Konskuensinya, keragaman adalah panjang (kedalaman) bawah permukan (Hip) mendapatkan tingkat aliran air yang efektif. Peningkatan panjang kedalaman bawah permu- kaan (Hip) meningkatkan gradien, yang pada gilirannya meningkatkan kecepatan aliran air (flux). Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 8. 8 Pemindahan air berasal dari titik-titik yang lebih tinggi ke yang lebih rendah total pusat hidroliknya tanpa melihat apakah titik-titik ada dalam lubang (seperti Gambar 2) atau pada suatu bentang lahan. Hubungan Antara Permeabilitas dan Keterhantaran Hidrolik Istilah Permeabilitas Istilah permeabilitas telah didefenisikan oleh beberapa pakar dalam kalimat yang berbeda-beda namun mengandung makna yang sama. Ada tiga pengertian untuk permeabilitas seperti berikut : 1. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat melalui suatu massa tanah atau lapisan tanah (SSSA, 2001). 2. Permeabilitas intrinsic menurut Richards (1952) adalah sifat-sifat kuantitatif dari bahan berpori dan dikendalikan semata-mata oleh geometri pori . Tidak seperti keterhantaran hidrolik jenuh, permeabilitas intrinsik tidak bergantung dari kekentalan cairan dan kerapatan. Permeabilitas intrinsic dirumuskan sebagai keterhantaran hidrolik dikali dengan kekentalan cairan dibagi dengan kerapatan cairan dan konstanta gravitasi. Tabel 1 menunjukkan perbandingan keterhantaran hidrolik jenuh dan permeabilitas interinsik. 3. Pada beberapa masalah, permeabilitas digunakan sebagai persamaan untuk Ks (keterhantaran hidrolik jenuh ), meskipun beberapa jumlah lain biasa menggunakan istilah permeabilitas. Sebagai contoh dalam studi permeabilitas oleh Uhland dan O’Neal (1951), kecepatan aliran air (pada kondisi gradient hidrolik >1) diukur sebagai permeabilitas tanah. Hukum Darcy menunjukkan bahwa kecepatan aliran (flux) adalah sama dengan Ks (keterhantaran hidrolik jenuh) hanya jika gradient hidrolik sama dengan 1. Karenanya, nilai kecepatan aliran yang dilaporkan dalam studi ini tidak sama dengan Ks. Perbedaan pengertian untuk permeabilitas tidak mungkin merubah ilmu pengetahuan. Disamping itu, pengertian yang tersembunyi dari istilah permeabilitas bisa kurang seragam secara penulisan atau dalam konteks verbal. Pertama dari tiga pengertian tidak membawa implikasi secara kuatitatif. Masalah sering muncul bila pengertian tumpang tindih. Keberadaan konvensi ilmu pengetahuan mematuhi penggunaan ketiga pengertian secara keseluruhan dan merupakan suatu alasan yang penting untuk menggunakan keterhantaran hidrolik jenuh (Ks). Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 9. 9 Tabel 1. Suatu perbandingan keterhantaran hidrolik jenuh dan permeabilitas intrinsik (Skopp, 199) Keterhantar Hidrolik Jenuh (Ks) Permeabilitas (k) Bergantung suhu Tidak bergantung suhu Bergantung kekentalan cairan Berhubungan konstan dengan Kekentalan cairan, berkurangnya cairan merubah struktur tanah Terjadi perubahan dengan berubahnya Terjadi perubahan dengan berubahnya Struktur struktur Ukuran-ukuran bergantung pada kecepatan Ukuran-ukuran adalah panjang (cm2); dan gradient; waktu adalah komponen dimana suatu unit area; waktu bukan merupakan komponen Keterkaitan Permeabilitas dengan Keterhantaran Hidrolik Jenuh Dalam Hukum Darcy yang dipakai pada permeabilitas, keterhantaran hidrolik jenuh adalah suatu konstanta yang menunjukkan hubungan linier antara 2 variabel J dan I (Gambar 3). Kemiringan garis J/I menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan gradient hidrolik. Penyelesaian persamaan Darcy terhadap K menghasilkan J/I (lihat persamaan 5). Kecepatan aliran air menunjukka jumlah pemindahan air dalam arah dan pada suatu tingkat yang proporsional terhadap gradient hidrolik. Jika gradient hidrolik yang sama diaplikasi terhadap dua tanah, tanah dengan jumlah air yang dialirkan lebih besar merupakam tanah yang lebih menghantar. (konduktif). Pada Gambar 3 tanah berpasir menghasilkan kecepatan aliran air yang lebih tinggi daripada tanah berliat pada gradient hidrolik yang sama. Tanah dengan kemiringan yang lebih tajam (tanah pasir pada Gambar 3) memiliki keterhantaran hidrolik yang lebih besar. Keterhantaran hidrolik (atau kemiringan K) menunjukkan hubungan berbanding lurus antara kecepatan aliran air (flux) dan gradient hidrolik, atau dalam hal ini, aliran tidak langsung pada tanah jenuh. Dengan demikian keterhantaran hidrolik jenuh (Ks) adalah suatu tampilan kuantitatif dari kemampuan tanah untuk mengalirkan air pada suatu gradient tertentu. Keterhantaran hidrolik jenuh dipengaruhi oleh sifat tanah dan cairan. Ini bergantung pada bangun pori-pori tanah seperti halnya kekentalan cairan dan kerapatan. Keterhantaran hidrolik untuk suatu tanah menjadi lebih rendah jika cairan lebih kental daripada air. Bangunan pori dan kontinuitas dalam tanah atau bentang lahan bervariasi bergantung pada arah pengukuran. Komponen vertikal K dapat berbeda dari komponen Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 10. 10 horizontal. Penyelesaian Hukum Darcy untuk keterhantaran hidrolik menghasilkan rumus : K = J/I (pers. 5) Gambar 3. Suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara flux dan gradient hidrolik. Keterhantaran hidrolik (K) adalah kemiringan yang menunjukkan hubungan timbal balik. Garis-garis yang dihubungkan menunjukkan bahwa pada gradient hidrolik, tanah dengan keterhantaran yang lebih tinggi memiliki flux yang lebih tinggi. (Hillel, 1980). Keterhantaran hidrolik (atau Ks) ditunjukkan menggunakan berbagai satuan. Satuan dan ukuran ini bergantung pada apa yang digunakan untuk mengukur gradient hidrolik (massa, volume, atau berat) dan kecepatan aliran (massa atau volume). Kecepatan aliran (J) ditunjukkan berdasarkan dasar volume, dan satuan m/detik. Perbedaan pusat hidrolik (ΔH) ditunjukkan sebagai suatu dasar berat. Satuan cm untuk pusat, dan gradient hidrolik (i) menjadi satuan (seperti : cm/cm). Lalu Ks mengambil satuan yang sama dengan kecepatan aliran (flux) (m/detik). Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 11. 11 Kecepatan aliran (flux) adalah suatu tingkatan (bergantung variable pada gambar 3), gradient hidrolik adalah kekuatan bergerak disamping flux (tidak bergantung gambar 3) dan keterhantaran hidrolik secara proporsional adalah konstan yang menunjukkan hubungan timbal balik antara keduanya. Keterhantaran hidrolik adalah suatu sifat penting karena dapat digunakan untuk menghitung hubungan kecepatan aliran (flux) dari suatu gradient hidrolik. Perkembangan Peralihan dari Permebilitas menjadi Keterhantaran Hidrolik Sebelum Tahun 2003 Dua pengelompokan permeabilitas adalah sesuai dan tidak sesuai. Uhland dan O’Neal (1951) mengevaluasi tingkat perkolasi sekitar 900 tanah. Mereka mendefenisikan kelas- kelas permeabilitas melalui distribusi data perkolasi yang sama antara tujuh kelas-kelas tetantatif (Lampiran 2). Dengan mengikuti data perkolasi, mereka juga mempelajari 14 sifat morfologi tanah yang mempengaruhi perpindahan air dan yang dapat digunakan untuk memprediksi kelas-kelas permeabilitas. Karena pengaruh manajemen pada horiozn permukaan, mereka memekankan kajian terhadap horizon di bawah lapisan permukaan. Kelas-kelas ini dipublikasi oleh Soil Survey Manual tahun 1951 (Soil Survey Staff, 1951). Pada tahun 1963, Komite Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) menyusun suatu kelas/sub kelas “ skema pilihan” dengan lima hingga tujuh kelas (Tabel 2) (Soil Survey Division, 1997). Proposal ini telah diterima. Pada tahun1969 laporan akhir dari Komite Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) adalah metoda lubang Uhland seharusnya digunakan untuk aliran jenuh (contoh : penempatan kelas permeabilitas) dan metoda auger hole seharusnya digunakan untuk kesesuaian lahan dainase (Soil Survey Division, 1997). Pada tahun 1969 Komite Nasional Kelembaban Tanah (NCSS) merekomendasikan bahwa istilah : ……keterhantaran hidrolik jenuh digunakan untuk data yang menunjukkan suatu kecepatan dan diperoleh melalui analisis menggunakan hukum Darcy pada lubang yang dijenuhi”. Pada tahun 1971, konferensi NCSS mengadakan suatu pertemuan untuk merevisi Soil Survey Manual 1951, lima pengelompokan keterhantaran hidrolik diajukan. Pengelompkan termasuk 10 pemisahan pada batas kelas; ini adalah batas tiap kelebihan kelas batas-batas kelas sebelumnya melalui sebuah faktor dari 10 (lihat Lampiran 2). Pengurangan dari tujuh menjadi lima kelas diperbaiki Mason (1957) yang menemukan peluang rendah dari penempatan yang benar dari suatu tanah pada struktur kelas permeabilitas asli. Juga pada tahun 1971, di tahun yang sama lima kelas keterhantaran hidrolik diajukan, kelas permeabilitas baru diterima pada penuntun Penggunaan Teknik Interpretasi Tanah (USDA- SCS, 1971). Menskipun jumlah kelas tidak dirubah (masih tujuh), tiga pemisahan dalam batasan kelas diterima (seperti 0,06 – 0,2; 0,2 – 0,6; 0,6 – 2,0. dan seterusnya). Selama kurang dari tahun 1970 dan mendekati tahun 1980, Dr. Ron Paetzold, kemudian dengan Laboratorium Survey Tanah, Beltsville, Maryland telah melaksanakan dan mengulang sumber bacaan terhadap nilai-nilai keterhantaran hidrolik tanah untuk merevisi Soil Survey Manual. Beliau telah membuat enam kelas keterhantaran hidrolik tanah dengan 10 Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 12. 12 pemisahan (seperti 0,01 – 0,1; 0,1 – 1, 1 -10, dan seterusnya) dengan satuan SI yakni μm/detik. Pada tahun 1981, Soil Survey Manual melalui direksi nasional mengurangi kelas Paetszold’s untuk keterhantaran hidrolik . Pengurangan kelas dengan meningkatkan batasan kelad dari 3 fold menjadi 10 fold. Pada tahun 1983 Buku Pegangan Tanah Nasional mempublikasi kelas-kelas untuk keterhantaran hidrolik jenuh dan permeabilitas . Pada tahun 1993, Buku Pegangan Survey Tanah Nasional menambah kelas-kelas keterhantaran hidrolik jenuh dan menetapkan kelas permeabilitas dengan menambah 8 kelas (lihat kolom “1996” pada Lampiran 2). Tahun 2003 Untuk menyelesaikan masalah keterhantaran hidrolik, tahun 2003 Bagian Survey Tanah melaporkan kelas-kelas keterhantaran hidrolik sebagai standar untuk komunikasi pemindahan air pada survey tanah kooperatif nasional. Kesimpulan ini merupakan gabungan semua rekomendasi dari komite regional dan nasional mulai tahun 1960 dan kulminasi oleh direksi nasional , pada tahun 1981 penyebaran kelas keterhantaran hidrolik telah direvisi Soil Survey Manual. Kelas permeabilitas dan kebanyakan referensi untuk permeabilitas dipindahkan dari National Soil Survey Handbook dan diganti dengan kelas keterhantaran hidrolik jenuh dari Soil Survey Manual tahun 1993. Penutup Tulisan ini menjelaskan hukum Darcy yang merupakan suatu hukum yang dipakai dalam pengukuran permeabilitas tanah. Namun pada hakekatnya aliran air dalam tanah tidak terlepas dari gradient hidrolik yang terjadi akibat perbedaan ketinggian permukaan air dalam sutau kolom air tanah (ΔH) dibandingkan kedalaman kolom air tanah. Dengan demikian jumlah air yang mengalir pada suatu kolom air yang jenuh merupakan resultan keterhantaran hidrolik dengan gradient hidrolik , luas areal dan waktu (Q= Ki At mengingat J =Q/At). Adanya keterkaitan antara kerterhantaran hidrolik jenuh dengan permeabilitas ditunjukkan oleh hubungan yang berbanding lurus antara keterhantaran hidrolik dengan kecepatan aliran (J). Sementara itu kecepatan aliran merupakan perbandingan jumlah air yang lewat melalui irisan melintang suatu area per unit waktu (J = Q/At). Semakin tinggi kecapatan aliran air semakin besar keterhantaran hidrolik. Ini terjadi pada tanah berpasir. Sebaliknya kecepatan aliran air menurun pada tanah berliat yang selanjutnya menunjukkan penurunan keterhantaran hidrolik pada tanah berliat tersebut. Sekelumit tentang perkembangan peralihan keterhantaran hidrolik menjadi permeabilitas tanah telah digambarkan sesuai dengan kemajuan pemikiran para ahli di bidang ilmu tanah. Dalam kesempatan ini penulis berharap dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang baru kepada pembaca sekalian mengenai peralihan keterhantaran hidrolik ini menjadi permeabilitas guna menambah dan melengkapi pengetahuan pembaca sebelumnya. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 13. 13 Daftar Pustaka Franzmeier,D.P.,B.R.Brasher, and S.J.Ross,Jr. Soil percolation rates during sustained testing. December 1964. Mimeographed. Hillel, D.1980. Fundamentals of soil physiscs. Academic Press. New York,NY. Mason,D.D., J.F.Lutz, and R.G.Petersen. 1957. Hidraulyc conductivity as related to certain soil properties in a number of great soil groups- sampling errors involved. Soil Science Society of America Proceeding 21 : 554 – 561. Norton,E.A. 1939. Soil onservation survey handbook, USDA,Soil Conservation Service, Miscellaneous Publication No. 352.U.S.Government Printing Office, Washington,DC. Richards,L.A. (Chairman). 1952. Report on the subcommittee on permeability and infiltration, committee on terminology. Soil Science Society of America Proceedings 16:85-88. Skopp,J. 1994. Class notes: Physical concept of soils. University of Nebraska, Lincoln, Nebraska. Soil Science Society of America. 2001. Glossary of soil science term {Online}. Available at http://www.soil.org/sssaglos/ (verified November 23,2004). Soil Survey Division Staff. 1993. Soil survey manual. United States Department of Agriculture, Soil Conservation Service, Agricultural Handbook No. 18.U.S. Government Printing Office, Washington,D.C. Soil Survey Division. 199. Proceedings of National and Rrgional Cooperative Soil Survey Conference-1963-1996. United States Department of Agriculture, Natural Resources Conservation Service. Available on CD-ROM from the National Soil Survey Center, Lincoln,NE. Soil Survey Staff. 1951. Soil survey manual. United States Department of Agriculture, Soil Conservation Service, Agricultural Handbook No. 18. U.S. Government Printing Office. Washington, D.C. Soil Survey Staff. 1983. Natioal Soil Handbook, title 430-VI. United States Department of Agriculture, Soil Conservation Service, U.S. Government Printing Office, Washington,D.C. Uhland, R.E. and A.M.O’Neal. 1951. Soil permeability determination for use in soil and water conservation. SCS-TP-101. United States of Agriculture, Soil Conservation Servise, Washington,D.C. United States Dapartment of Agriculture, Soil Conservation Service. 1971. Guide for interpreting engineering uss of soils. U.S.Government Printing Office, Washington, D.C. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 14. 14 Lampiran 1. Perkembangan Klasifikasi Permeabilitas san Keterhantaran Hidrolik Jenuh /Ks (Nilai-nilai adalah di bawah nilai pengelompokan, kecuali untuk kelastertinggi) 1951 1963 1971 1971 1981 1983 1996 2003 Kelas Permeabilitas Kelas Ks pertama Kelas Permeabilitas Kelas Ks yang dipakai Diusulkan telah direvisi Uhland & O’Neal, Usulan NCSS* Konferensi NCSS Konferensi NCSS Bagian Survei Tanah SSM NCSS (Survei Tanah Manual) in/jam in/jam cm/hari in/jam μm/s in/jam m/jam μm/detik in/jam μm/detik Kelas Sub Kelas <1 (.016) .12 <.001417 <0,01 <0.0015 <0.01 <0.05 <0.06 3 <0.06 .01417 0.1 0.06 0.1 0.20 0.063 – 0.2 0.2 .1417 1.0 0.2 1.0 0.80 0.63 0.63 0.6 0.6 2.50 2.0 2.0 2.0 2.0 5.00 6 6.3 6.0 6.0 100 10.00 6.30 -30.0 20.0 20.0 ≥ 10.0 ≥ 20.0 ≥ 1000 (16) 116 ≥ 20.0 ≥ 14.7 ≥ 100 100 Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007
  • 15. 15 • NCSS – National Cooperative Soil Survey • Kelas permeabilitas < 0.0015 in/jam perkiraan batas 1 kaki/tn digunakan oleh tekhnisi dari EPA dan NRCS. Kemala Sari Lubis : Keterhantaran Hidrolik dan Permeabilitas : Perumusan, Kaitan dan Perkembangan Pengelompokan, 2007 USU Repository © 2007