SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 98
Descargar para leer sin conexión
UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK
 MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi)
       PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L. Merril)




                                          SKRIPSI


                                            Oleh :

                                    ALFREDO BARUS
                                       010302001
                                         HPT




       DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
                               FAKULTAS PERTANIAN
                        UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
                                          MEDAN
                                             2007



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
2



       UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK
 MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi)
       PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L. Merril)




                                          SKRIPSI



                                           OLEH :

                                    ALFREDO BARUS
                                       010302001
                                         HPT



         Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar
           Sarjana Di Departemen Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan
               Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan



                                    Disetujui Oleh :
                                   Komisi Pembimbing




(Dr. Ir. Hasanuddin, MS)                                     (Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
          Ketua                                                       Anggota



       DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
                               FAKULTAS PERTANIAN
                        UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
                                          MEDAN
                                             2007



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
3



Judul Skripsi                 : UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA
                              NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT
                              KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi) PADA
                              TANAMAN KACANG KEDELAI
                              (Glycine max L. Merril)

Nama                      : Alfredo Barus
NIM                       : 010302001
Departemen                : Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi             : Penyakit Tumbuhan




                                     Disetujui Oleh:
                                   Komisi Pembimbing




(Dr. Ir. Hasanuddin, MS)                                     (Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
          Ketua                                                       Anggota




Tanggal Lulus             :
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
4



                                         ABSTRAK



        Alfredo Barus, “Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk
Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Max L. Merril)”.
        Penelitian ini dilaksanakan di rumah kassa dan laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, mulai bulan Maret hingga bulan
juni 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida
nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada
tanaman kacang kedelai (Glycine max L.).
        Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk
di rumah kassa dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk di laboratorium
dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. N0 = kontrol; N1 = mimba; N2 = sirih dan
N3 = gambir. Parameter yang diamati pada percobaan di rumah kassa adalah
intensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi. Parameter yang
diamati di laboratorium adalah jumlah spora yang berkecambah.
        Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir perlakuan
pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit yang
disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi. Pengamatan terakhir intensitas serangan
tertinggi terdapat pada N0 = 22,25 % dan terendah pada N2 = 6,85%. Perlakuan
ketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengamatan
terakhir jumlah daun diketahui bahwa pestisida nabati memberi pengaruh nyata,
jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2 sebanyak 16 daun dan jumlah
daun terendah terdapat pada perlakuan N0 sebanyak 13 daun. Perlakuan pestisida
nabati berpengaruh nyata terhadap produksi. Produksi tertinggi terdapat pada
perlakuan N2 sebesar 1,07 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada N0 sebesar
1,35 ton/ha. Pada pengamatan perkecambahan spora di laboratorium diketahui
bahwa perlakuan N2 lebih efektif menekan perkecambahan spora dibandingkan
perlakuan lain. Pada pengamatan terakhir diketahui jumlah spora yang paling
sedikit berkecambah adalah N2 (22.22 %), dan yang paling banyak adalah
perlakuan N0 (75.00 %).




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
5




                                    RIWAYAT HIDUP



        Penulis dilahirkan di Pancur Batu pada tanggal 23 Februari 1982 dari ayah

Y. Barus dan ibu R. Br Ginting. Penulis anak kedua dari tiga bersaudara.

        Tahun 1994 penulis lulus dari SD SW BHAKTI Pancur Batu, tahun 1997

lulus dari SLTP Negeri 2 Pancur Batu, tahun 2000 lulus dari SMU Negeri 1

Pancur batu dan tahun 2001 lulus seleksi masuk USU melalui jalur UMPTN.

Penulis memilih Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian

USU Medan.

        Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi pecinta alam

(MAPALA), melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPKS Marihat pada

bulan Juli 2005 dan melaksanakan praktek skripsi di rumah kasa dan

Laboratorium Fakultas Pertanian USU, Medan dari bulan Maret hingga Juni 2007.




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
6




                                  KATA PENGANTAR



        Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

        Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Uji Efektifitas Beberapa Pestisida

Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada

Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Max L. Merril)” yang merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan

Penyakit Tumbuhan fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan

juga sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

        Penulis mengucapkan benyak terima kasih kepada komisi pembimbing

Dr. Ir. Hasanuddin, MS selaku ketua dan Ir. Lahmuddin Lubis, MP sebagai

anggota, yang telah membimbing penulis dalam penelitian ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

mengerjakan skripsi ini.

        Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan saran-saran yang membangun untuk perbaikan

skripsi ini.



                                                             Medan,      Juli 2007



                                                                      Penulis



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
7




                                               DAFTAR ISI



ABSTRACT .....................................................................................................
ABSTRAK...................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
PENDAHULUAN
     Latar Belakang .....................................................................................1
     Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
     Hipotesa penelitian ............................................................................... 4
     Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA
     Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L. ) ........... 5
     Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) ...................................... 7
             Gejala Penyakit ......................................................................... 7
             Penyebab Penyakit .................................................................... 8
             Daur Penyakit ........................................................................... 9
             Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit .......................... 10
             Pengendalian .......................................................................... 10
     Pestisida Nabati ................................................................................... 11

BAHAN DAN METODA
    Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 13
    Bahan dan Alat ................................................................................... 13
    Metode Penelitian............................................................................... 13
    Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 14
           Di Rumah Kassa ..................................................................... 15
           Di Laboratorium ..................................................................... 16
    Peubah Amatan .................................................................................. 16
           Di Lapangan ........................................................................... 16
                  Intensitas Serangan...................................................... 16
                  Tinggi tanaman ........................................................... 17
                  Jumlah daun ................................................................ 17

                               Produksi ......................................... 17
                    Di Laboratorium ..................................................................... 18
                          Jumlah Spora Yang Berkecambah ............................... 18

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
8



HASIL DAN PEMBAHASAN
     Intensitas Serangan ............................................................................. 19
     Tinggi tanaman ................................................................................. 21
     Jumlah daun ....................................................................................... 22

          Produksi ......................................................... 23
          Jumlah Spora Yang Berkecambah ...................................................... 24

KESIMPULAN DAN SARAN
     Kesimpulan ........................................................................................ 26
     Saran .................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
9




                                              DAFTAR TABEL



No.                                                   Judul                                                        Hal.

1. Rataan intensitas serangan (%) jamur Phakopsora pachyrhizi pada
   perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan
   gambir (N3)............................................................................................... 19

2.Rataan tinggi tanaman kedelai (cm) pada keempat perlakuan pestisida
  nabati .......................................................................................................... 21

3 Rataan jumlah daun pada keempat perlakuan .............................................. 22

4. Rataan produksi (ton/ha) ............................................................................ 23

5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizi pada
   perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih
   (N2) dan gambir (N3) ................................................................................ 24




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
10




                                   DAFTAR LAMPIRAN



No.                                         Judul                                               Hal.

1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa ............................................................. 30

2. Bagan Percobaan di Laboratorium.............................................................. 31

3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) ..................... 32

4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) ..................... 33

5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) ..................... 34

6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) ..................... 35

7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) ..................... 36

8. Tabel R ataan Intensitas (%) 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 37

9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) ..................... 38

10.Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 39

11. Tabel Rataan Intensitas (%) 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007 .................... 40

12. Tabel Rataan Intensitas (%) 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) ................... 41

13. Tabel Rataan Intensitas (%) 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) ................... 42

14. Tabel Rataan Intensitas (%) 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) ................... 43

15. Tabel Rataan Intensitas (%) 64 HST (Peng. Tgl 08-05-2007) ................... 44

16. Tabel Rataan Intensitas (%) 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) ................... 45

17. Tabel Rataan Intensitas (%) 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) ................... 46

18. Tabel Rataan Intensitas (%) 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) ................... 47

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
11



19. Tabel Rataan Intensitas (%) 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) ................... 48

20.Tabel Rataan Intensitas (%) 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 49

21. Tabel Rataan Intensitas (%) 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) ................... 50

22. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .............. 51

23. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .............. 51

24. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .............. 52

25. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .............. 52

26. Tabel Rataan Jumlah Daun 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .................... 53

27. Tabel Rataan Jumlah Daun 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) .................... 53

28. Tabel Rataan Jumlah Daun 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .................... 54

29. Tabel Rataan Jumlah Daun 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) .................... 54

30. Tabel Rataan Jumlah Daun 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .................... 55

31. Tabel Rataan Jumlah Daun 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 56

32. Tabel Rataan Jumlah Daun 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .................... 57

33. Tabel Rataan Jumlah Daun 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 58

34. Tabel Rataan Jumlah Daun 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007) .................... 59

35. Tabel Rataan Jumlah Daun 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) .................... 60

36. Tabel Rataan Jumlah Daun 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) .................... 61

37. Tabel Rataan Jumlah Daun 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) .................... 62

38. Tabel Rataan Jumlah Daun 64 HST (Peng. Tgll 08-05-2007) ................... 63

39. Tabel Rataan Jumlah Daun 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) .................... 64

40. Tabel Rataan Jumlah Daun 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) .................... 65

41. Tabel Rataan Jumlah Daun 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) .................... 66

42. Tabel Rataan Jumlah Daun 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) .................... 67

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
12



43. Tabel Rataan Jumlah Daun 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 68

44. Tabel Rataan Jumlah Daun 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) .................... 69

45. Data Produksi Perplot (ton/ha) ................................................................. 70

46. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (4 JSP)........................ 71

47. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (5 JSP)........................ 72

48. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (6 JSP)........................ 73

49. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (7 JSP)........................ 74

50. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (8 JSP)........................ 75

51. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (9 JSP)........................ 76

52. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (10 JSP)...................... 77

53. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (24 JSP)...................... 78

54. Foto lahan penelitian ................................................................................ 79

55. Foto spora Phakopsora pachyrhizi ........................................................... 80




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
13




                                   I. PENDAHULUAN



1. Latar Belakang


    Kedelai (Glycine max L. Merril) diyakini berasal dari timur, kemungkinan dari

Cina. Satu yang sangat misterius tentang kedelai adalah kenapa sangat sedikit

penggunaannya langsung sebagai makanan. Jarang dijumpai kebiasaan yang telah

memasak dan memakan kedelai sebagai bahan tambahan dari makanan mereka.

Di Barat produk utama dari kedelai adalah minyak yang telah dimurnikan dan

tepung tanpa lemak, di Timur produk utamanya juga minyak dan tepung

(Snyder and Kwon, 1987).

    Dari berbagai jenis kacang-kacangan, kedelai adalah sumber protein yang

paling mencuri perhatian, dikarenakan kandungan proteinnya yang tinggi dan

untuk mengekstraknya cukup mudah. Kedelai telah dipelajari secara intensif dan

proses yang telah dikembangkan untuk memperoleh dan memodifikasi proteinnya

untuk penggunaan pada makanan (Potter, 1986).

    Di Indonesia, Kedelai mulai dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman

makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari

daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria, Jepang (Asia Timur) dan ke

negara-negara lain di Amerika dan Afrika (Rans, 2006).




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
14



    Umumya kedelai ditanam pada musim kemarau, namun pada musin kemarau

sering terjadi penyakit karat. Penyakit karat merupakan penyakit utama pada

kedelai dan tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia (Semangun, 1991).

     Kehilangan hasil akibat penyakit karat dilaporkan dapat mencapai 40 – 90%

di Indonesia (Sudjono dkk, 1985), 10 – 40% di Thailand serta 23 – 50% di Taiwan

(Sinclair dan Shurtleff, 1980).

    Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia Adanya penyakit karat

kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada

waktu     itu   jamurnya disebut         sebagai Uromyces phaseoli                (Pers)   Link.

(Anonim, 1987).

    Tindakan pengendalian selama ini hanya mengandalkan penggunaan

fungisida, sedangkan harga fungisida semakin meningkat. Komoditas eksport

Indonesia ditolak di luar negeri karena adanya residu pestisida termasuk yang

terkandung didalam hasil-hasil pertanian tersebut. Residu insektisida dan

fungisida        membahayakan              kesehatan         ternak         dan        manusia

(Sumartini dan Yusmani, 2001).

    Hingga saat ini ketergantungan petani akan pestisida sintetis masih sangat

tinggi. 20 % produksi pestisida dunia pada tahun 1984 diserap oleh Indonesia.

Dalam periode 1982 - 1987 penggunaan pestisida di Indonesia meningkat sebesar

236% dibandingkan dengan periode sebelumnya (Novizan, 2002).

    Namun akhir-akhir ini disadari pemakaian pestisida sintetis ibarat pisau

bermata dua. Di balik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian

tersembunyi bahaya yang mengerikan. Para ilmuwan telah menyadari bahwa

dibalik kemudahan dan keunggulan pestisida sintetis tersembunyi biaya mahal

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
15



yang ditanggung oleh umat manusia diberbagai belahan bumi. Bahaya yang

dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan keracunan. Menurut WHO (World

Health Organization) paling tidak 20.000 orang pertahun meninggal akibat

keracunan pestisida, sekitar 5.000 - 10.000 orang pertahun mengalami dampak

yang sangat fatal seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.

Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras

untuk produksi pestisida sintetis. Saat itu, bahan kimia metal isosianat telah bocor

dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintetis. Tragedi itu

menewaskan lebih dari 2000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang

dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan kejadian terburuk dalam

sejarah produksi pestisida sintetis (Novizan, 2002).

    Untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan pertanian, pemerintah

bersama masyarakat harus mampu membuat terobosan-terobosan dengan berbagai

alternatif yang dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan dengan tidak

melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan keberpihakan

kepada petani. Suatu alternatif pengendalian hama dan penyakit yang murah,

praktis dan relatif aman terhadap lingkungan sangat diperlukan oleh negara

berkembang seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal

terbatas untuk membeli pestisida sintetis (Novizan, 2002).


2. Tujuan Penelitian


    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida nabati

untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman

kacang kedelai (Glycine max L.)

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
16




3. Hipotesa penelitian


    Pestisida nabati berpengaruh terhadap perkembangan penyakit karat daun

(Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kacang kedelai (Glycine max L.).


4. Kegunaan Penelitian


    •   Sebagai pengendalian alternatif dalam mengendalikan penyakit karat daun

        (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kedelai (Glycine max L. )

    •   Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
17




                               II. TINJAUAN PUSTAKA




1. Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L. )


    Menurut Fachruddin (2000) tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Divisio          : Spermatophyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas            : Dicotyledoneae

Ordo             : Polypetales

Famili           : Leguminoceae

Genus            : Glycine

Spesies          : Glycine max L. Merril

    Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak,

dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm – 100 cm. Batangnya

beruas-ruas dengan 3 - 6 cabang (Fachruddin, 2000).

    Daun kedelai berbentuk oval. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah

atas kotiledon berupa daun tunggal yang letaknya berseberangan. Daun yang

terbentuk kemudian, merupakan daun ketiga yang letaknya berselang-seling. Pada

setiap tangkai daun terdapat tiga helai daun (trifoliolatus) (Fachruddin, 2000).



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
18



    Tanaman kedelai mulai berbunga pada umur antara 30-50 hari setelah tanam.

Pembentukan bungga dimulai dari node bawah kearah atas sehingga ketika bunga

tersebut membentuk polong, node-node diatasnya masih terus memunculkan

bunga. Bunga kedelai tumbuh berkelompok pada ruas-ruas batang, berwarna putih

atau ungu, dan memiliki kelamin jantan dan betina. penyerbukan terjadi pada saat

mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan terjadinya persilangan

alami sangat kecil. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong

(Pitojo, 2003).

    Buah kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1 - 4 biji. Biji umumya

berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara

6 g – 30 g/100 biji. Ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu biji kecil (6

g – 10 g/100 biji), sedang (11 g – 12 g/100 biji), dan besar (13 atau lebih/100 biji).

Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat, dan hitam

(Fachruddin, 2000).

    Akar tanaman kedelai berupa akar tunggang yang membentuk cabang-cabang

akar. Akar tumbuh kearah bawah, sedangkan cabang akar berkembang

menyamping tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembaban tanah turun akar-

akar berkembang lebih kedalam agar dapat menyerap air dan unsur hara.

Pertumbuhan kesamping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga

120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat

pengangkut air maupun unsur hara, akar tamnaman kedelai juga merupakan

tempat terbentuknya bintil akar (Pitojo, 2003).

    Panen dapat dilakukan dengan sabit bergerigi setelah tanaman kedelai masak

lebih kurang 95% dimana semua polong sudah berwarna coklat kekuning-

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
19



kuningan serta semua daun rontok. Kemudian polong kedelai dijemur ditikar atau

diterpal sampai kering dengan kadar air 18%. Kalau hari cerah cukup dua hari

dijemur dengan tanda polong mudah pecah (Manurung, 1994).

    Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan

subtropis. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari

500 m dpl (BAPPENAS, 2006).

    Bagi pertumbuhannya, tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah

hujan minimum (sekitar 800 mm) pada masa pertumbuhanya selama 3 sampai 4

bulan. Pada daerah dingin ketinggian di bawah 1000 mdpl tanaman ini dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik, terutama jika tanahnya merupakan tanah

yang subur dan memperoleh pengairan yang baik (Kartasapoetra, 1988).

    Pada lingkungan yang optimal setelah 4 hari benih kedelai ditanam sudah

mulai tumbuh atau berkecambah. Pada umur 4 – 7 hari setelah tanam, penyulaman

sudah dapat dilakukan. Penyulaman lebih dari 7 hari setelah tanam, sebaiknya

dilakukan dilakukan dengan pindah bibit dari sekitar atau bibit diambil dari antara

tanaman (Manurung, 1994).


2. Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)


    Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia, adanya penyakit karat pada

kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada

waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli (Pers.) Link. Setelah itu

penyakit karat pada kedelai tidak disebut-sebut. Antara lain penyakit ini tidak

terdapat dalam ikhtisar ringkas hama dan penyakit kedelai di Jawa yang ditulis

oleh Van der Gook dan Muller (1931/1932) (Semangun,1991).

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
20




Gejala Penyakit
    Menurut Yang (1977) gejala penyakit karat kedelai adalah sebagai berikut.

Gejala tampak pada daun, tangkai, dan kadang-kadang pada batang. Mula-mula di

sini terjadi bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit

berubah menjadi coklat atau coklat tua. Bercak-bercak karat terlihat sebelum

bisul-bisul (pustule) pecah. Bercak tampak bersudut-sudut, karena dibatasi oleh

tulang-tulang daun di dekat tempat terjadinya infeksi (Semangun, 1991).

        Gejala penyakit karat tampak pada daun, tangkai daun dan kadang-kadang

pada batang yang mula-mula terbentuk bercak-bercak dan kemudian berkembang

menjadi bisul yang berwarna seperti karat. Pada umumnya serangan terjadi pada

permukaan bawah daun dan serangan awal biasanya terjadi pada daun-daun

bawah      yang      kemudian        berkembang        ke     daun      yang      lebih     atas

(Sumartini dan Yusmani, 2001)


Penyebab Penyakit

    Penyakit karat disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Jamur tersebut

juga dapat menyerang kacang gude, kara pedang, orok-orok, bengkuang, kacang

kratok, buncis, kecipir, kacang hijau, kacang uci dan kacang panjang

(Yang, 1977; Sinaga, 1979; Sudjono, 1984).

    Phakopsora pachyrhizi mempunyai uredium pada sisi bawah dan atas daun,

coklat muda sampai coklat, bergaris tengah 100-200 µm, sering kali tersebar

merata memenuhi permukaan daun. Parafisa pangkalnya bersatu, membentuk

penutup yang mirip dengan kubah diatas uredium. Parafisa membengkok,

berbentuk gada atau mempunyai ujung membengkak, hialin atau berwarna jerami
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
21



dengan ruang sel sempit. Ujungnya berukuran 7,5-15 µm, dengan panjang 20-47

µm,. Uredium bentuknya seperti piknidiun, mirip dengan ‘gunung api’ kecil.

Uredium dibentuk di bawah epidermis, jika dilihat dari atas berbentuk bulat atau

jorong. Di pusat bagian uredium yang menonjol berbentuk lubang yang menjadi

jalan keluarnya urediospora. Urediospora membulat pendek, bulat telur, atau

jorong, hialin sammpai coklat kekuningan, 15-34 x 15-24 µm, dengan dinding

hialin yang tebalnya 1-1,5 µm, berduri-duri halus (Semangun,1991).

    Menurut Sudjono (1984) pada daun pertama kedelai muda dapat terjadi dua

macam bercak, yaitu yang mempunyai halo berwarna coklat dan yang tidak.

Kedua tipe gejala ini menunjukkan adanya dua ras Phakopsora pachyrhizi pada

kedelai. Ras dengan gejala tipe pertama lebih virulen daripada yang dengan gejala

tipe kedua.


Daur Penyakit

    Phakopsora pachyrhizi dapat menginfeksi banyak tanaman kacangan-

kacangan, antara lain yang sering terdapat disini adalah gude (Cajanus cajan),

kara pedang (Canaviala gladiata), kacang asu (Calopogonium mutcunoides,

tanama penutup tanah), Orok-orok (Crotalaria spp.), Desmodium spp., Kara

(Dolochos         lablab),       bangkuang         (Pachyrrhizus          erosus),       kratok

(Phaseolus lunatus), buncis (P. fulgaris), kecipir (Psophocarpus tetragonolobus),

Pueraria phaseoloides (tanaman pentup tanah), kacang hijau (Vigna radiate),

kacang uci (V. umbellate), dan kacang panjang (v. unguiculata). Namun mengenai

hal ini masih perlu diteliti hubungan antara Phakopsora pachyrhizi dengan

Uromyces appendiculatus yang merupakan jamur karat yang lazim terdapat pada


Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
22



buncis, kacang hijau, dan kacang panjang di alam. Phakopsora pachyrhizi tidak

bertahan dalan biji ( Semangun,1991 ).




Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit

    Suhu optimum untuk perkecambahan Urediospora adalah 15–25 0C. Pada

kedelai infeksi paling banyak terjadi pada suhu 20–25 0C dengan embun selama

10–12 jam., pada suhu 15–17 0C diperlukan embun selama 16-18 jam. Masa

berembun terpendek untuk terjadinya infeksi pada suhu 20–25 0C adalah 6 jam,

sedang pada 15–17 0C adalah 8–10 jam. Infeksi tidak terjadi bila suhu lebih tinggi

dari 27,5 0C. Bakal uredium mulai tampak 5–7 hari setelah inokulasi dan

pembentukan spora terjadi 2–4 hari kemudian. Penyakit karat yang lebih berat

terjdi pada tanaman kedelai pada musim hujan (Semangun,1991 ).

    Jenis-jenis kedelai mempunyai kerentanan yang berbeda-beda. Sejak semula

di Bogor diketahui bahwa ringgit, sumbing, dan Davros sangat rentan terhadap

karat, sedang Wakasima agak tahan. Ketahanan juga tergantung dari umur

tanaman. Ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur. Bercak karat

bertambah banyak setelah tanaman berbunga. Antara umur panjang dengan

ketahanan, dan antara umur pendek dengan kerentanan terdapat korelasi positif.

Ketahanan ternyata bersifat dominan dan ditentukan oleh dua gen mayor

(Semangun, 1991).


Pengendalian



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
23



    1. Penggunaan varietas yang tahan terhadap pentakit ini, yaitu varietas Willis,

        Merbabu, Raung, Dempo, Krakatau, Tampomas, dan Cikurai.

    2. Perendaman benih dalam larutan fungisida Benlate T 20

    3. Pengendalian secara kimia dengan pengunaan fungisida, misalnya Alto

        100 SL.

(Fachruddin, 2000)

3. Pestisida Nabati


    Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan pohon dengan ketinggian 10-

15 m. Tanaman mimba mengandung Azadirachtin, Meliantriol, Salanin, Nimbin,

dan lainnya. Azadirachtin sendiri mengandung sekitar 17 komponen sehingga

sulit untuk menentukan jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida.

Bahan aktif ini terdapat di semua bagian tanaman (Novizan, 2002).

    Ekstrak mimba dikenal memiliki kempampuan menekan pertumbuhan jamur

(Martoredjo et al, 1997; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001).Sebagai fungisida,

mimba dapat dipakai untuk tindakan preventif pada tahap awal gejala penyakit

jamur. Semprotan ekstrak mimba menyebabkan spora jamur gagal berkecambah.

Mimba efektif untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit busuk, embun

tepung, karat daun, bercak daun, kudis atau cacar daun, dan layu (Novizan, 2002).

    Daun sirih (Piper betle) dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk

mengendalikan jamur (Darsam et al, 1993; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001).

Tanaman yang berasal dari India dan Srilangka ini dikenal sejak 600 tahun

sebelum masehi. bentuk daun bulat telur melebar, elips melonjong atau bulat telur

melonjong dengan pangkal seperti jantung dan ujung meruncing pendek. Senyawa

yang terkandung diantaranya yang terbesar adalah chavicol dan betlephenol.
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
24



Senyawa chavicol memiliki daya antiseptic yang kuat dan daya bunuh bakterinya

bisa sampai lima kali lipat fenol biasa (Suharso, 2003).

    Menurut Anggraeni dan Djatnika (1999), perlakuan tepung gambir 400 mg/L

air menurunkan intensitas serangan embun tepung (Oidium sp) dari 100 %

menjadi 73,24%. Gambir mengandung asam tannin dan Cathechine sebagai unsur

utama yang dapat digunakan sebagai anti septic terhadap jamur pathogen.

Pengaruh tepung gambir belum dapat menunjukkan efektifitasnya dalam

mengendalikan embun tepung pada bibit A. mangium. Hal ini mungkin karena

dosis atau cara aplikasi fungisida nabati belum tepat.




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
25




                              III. BAHAN DAN METODA



Tempat dan Waktu Penelitian


    Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ketinggian tempat ± 25 m dpl.

Penelitian dimulai pada bulan Februari 2007 sampai selesai.


Bahan dan Alat


    Bahan yang digunakan adalah bibit kedelai varietas Galunggung, polybag

25kilo, pupuk NPK, sirih, gambir, mimba, air suling, alkohol 96%, tissue, tepung

kanji, kapas, aluminium foil dan minyak imersi.

    Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, tali, pacak, alat tulis, objek

glass, mikroskop, cawan petri, autoclave, Erlenmeyer, selotip, spidol, beaker

glass, kompor, saringan, pengaduk, label, korek api, timbangan, kuas,

haemocytometer dan gunting.


Metode Penelitian



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
26



    Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak kelompok

(RAK) non faktorial untuk di lapangan dan rancangan acak lengkap (RAL) non

faktorial untuk di laboratorium dengan masing-masing 4 perlakuan dan 6 ulangan.

Dimana rumus mencari ulangan adalah sebagai berikut :

(t - 1) (r - 1) ≥ 15

(4 -1) (r - 1) ≥ 15

    3r - 3 ≥ 15

    r≥6

Perlakuan yang digunakan

    N0 = kontrol

    N1 = larutan mimba

    N2 = larutan sirih

    N3 = larutan gambir

    Setiap perlakuan terdiri dari 3 polybag dan setiap polybag berisi 1 tanaman.

Sehingga jumlah tanaman yaitu : 4 (perlakuan) x 3 (polybag) x 6 (ulangan) = 72

tanaman.

Metode linear yang digunakan untuk di lapangan adalah :

    Yij = µ + µ + βj + Σij

Metode linear yang digunakan untuk di laboratorium adalah :

    Yij = µ + τi + Σij

Dimana :

    Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

     µ = Nilai tengah umum

    τi = Pengaruh perlakuan ke-i

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
27



    βj = Pengaruh kelompok ke-j

  Σij = Galat percobaan dari perlakuaan ke-I pada kelompok ke-j

(Bangun, 1988).




Pelaksanaan Penelitian


Pembuatan Larutan Bahan Nabati

- Mimba      : Sebanyak 100 gram daun mimba dicuci kemudian di blender. Bahan

             tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan

             di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring

             dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001)

- Sirih      : Sebanyak 100 gram daun sirih dicuci kemudian di blender. Bahan

             tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan

             di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring

             dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001).

- Gambir : Gambir dihaluskan 2 gram kemudian dicampur dengan 1L air dan 1

             gram tepung kanji. Larutan di inkubasi selama 24 jam kemudian

             disaring dan siap digunakan (Anggraeini dan Djatnika, 1990).


Di Rumah Kassa

- Persiapan Bahan Tanaman



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
28



        Sebanyak 72 polybag diisi dengan tanah, kemudian diletakkan dengan

jarak 50 cm antar perlakuan dan 100 cm antar ulangan. Setiap polybag, ditanam

dengan 2 benih kedelai dan diupayakan 1 biji yang bisa tumbuh. Pemeliharaan

tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman tanaman pada sore hari dan

pengendalian gulma dilakukan secara manual.


- Aplikasi Pestisida Nabati

        Aplikasi pestisida mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu

setelah tanam (4 mst) hingga 12 minggu setelah tanam (12 mst), dengan interval

waktu tiga hari sekali. Aplikasi dilakukan dengan menyemprot tanaman sampai

seluruh daun basah, sebelum itu dilakukan pengamatan intensitas serangan

(Pitojo, 2003).


Di Laboratorium

Aplikasi Bahan Nabati Terhadap Suspensi Spora

        Spora diperoleh dari daun kedelai yang terinfeksi jamur karat. Suspensi

spora dibuat dengan merontokkan spora dari daun-daun yang terinfeksi dengan

menggunakan kuas. Suspensi spora diencerkan dengan air suling steril sampai

mencapai kepadatan spora 104/ml. Sebanyak 10 ml suspensi spora diberi 10 ml

bahan nabati. Pengamatan terhadap jumlah spora dan spora berkecambah

dilakukan di bawah mikroskop perbesaran 400 kali, dan dengan menggunakan alat

haemocytometer. Bahan disimpan di kotak inokulasi pada suhu ruangan dan tidak

di bawah sinar (Sumartini dan Yusmani, 2001).


Peubah Amatan

        Di lapangan
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
29



1. Intensitas Serangan

        Pengamatan intensitas serangan mulai dilakukan pada waktu tanaman

berumur 4 MST sampai 12 MST. Pengamatan intensitas serangan dilakukan 3 hari

sekali. Untuk menghitung intensitas serangan menggunakan rumus :

IS = Σ(n x v) x 100 %
      NxZ

IS = Intensitas sserangan

n = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati dari tiap kategori serangan

v = Nilai skala tiap kategori serangan

N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati

Z = Skala serangan tertinggi

(Zauhari dkk, 1994).

Nilai kategori serangan untuk penyakit adalah :

0 = Tidak ada serangan

1 = 0-10 % luas permukaan daun terserang

2 = 10-20 % luas permukaan daun terserang

3 = 20-40% luas permukaan daun terserang

4 = 40-60 % luas permukaan daun terserang

5 = 60-100 % luas permukaan daun terserang (Zauhari dkk, 1991).

2. Tinggi tanaman

        Pengamatan tinggi tanaman dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi

pertama dilakukan) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan dengan mengukur

dari batang di atas permukaan tanah hingga titik tumbuh tertinggi tanaman.

Pengamatan dilakukan seminggu sekali.

3. Jumlah daun
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
30



        Pengamatan jumlah daun dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi

pertama dilakukan ) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan seminggu sekali

dengan menghitung jumlah daun trifoliate.


4. Produksi
        Pengamatan produksi tanaman dilakukan saat panen. Ini dilakukan dengan

menghitung berat kering polong yang dipanen dari masing-masing plot perlakuan

(kg/plot) lalu hasilnya dikonversikan                kedalam ton per hektar dengan

menggunakan rumus :

      Y = X x 10.000 m2
          L     1.000 kg
Dimana : Y = Produksi dalam ton/ha

           X = Produksi dalam kg/plot

           L = Luas plot (m2)

        Di Laboratorium

Jumlah Spora Yang Berkecambah (%)

    Pengamatan terhadap jumlah spora yang berkecambah dilakukan dengan

menggunakan mikroskop dan haemocytometer untuk menghitung kerapatan

spora. Pengamatan pertama dilakukan satu jam setelah perlakuan bahan nabati,

pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval waktu 1 jam sebanyak 10

pengamatan dan pengamatan terakhir 24 jam setelah perlakuan. Pengamatan

dilakukan sebanyak 11 kali. (Sumartini dan Yusmani, 2001).




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
31




                                      IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



             Intensitas Serangan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi

             Hasil pengamatan terhadap intensitas serangan penyakit selama 19 kali

menunjukkan bahwa penggunaan pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada

28 – 31 hari setelah tanam (HST) (lampiran 3 dan 4) dan berpengaruh nyata pada

34 – 82 HST (lampiran 5 - 21).

             Untuk menentukan perbedaan antara perlakuan dapat dilanjutkan dengan

Uji Jarak Duncan pada tabel 1.

Tabel 1. Rataan intensitas serangan jamur Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan
kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3)
 Perl.                                                   Waktu pengamatan (HST)
               28           31      34          37            40            43            46                49             52
 N0            6.37a        7.27a   11.60a      12.09a        12.51a        10.03a        8.41a             7.91a          9..58 a
 N1            3.23a        4.82a   7.03bc      6.41bc        6.51bc        5.14c         4.21c             4.61bc         4.04 bc
 N2            5.11a        4.99a   7.01c       6.54bc        6.70bc        5.15c         4.09c             4.48b          3..98 bc
 N2            5.20a        5.66a   8.05b       7.40b         7.40b         5.79b         5.27b             4.56bc         4.41 b



    55                 58           61        64         67            70            73           76             79         82
    9.04 a             14.00 a      13.31 a   13.54 a    14.10 a       15,07 a       15.57 a      17.21 a        20.02 a    22.25 a
    4.66 b             5.82 b       7..32 b   7.60 b     6.93 b        7.99 b        7.65 b       9.77 b         12.53 b    10.60 b
    4..30 bc           4.88 bc      5.01 c    5..91 c    5..25 d       6.10 c        5.83 d       6.55 d         6..20 c    6.85 c

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
32


   4.35 bc    5.40 bc    5.58 c   6..33 c   6..33 bc   6.60 c   7.57 bc   8.26 c   8.66 bc   9.02 bc

Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf 5 % menurut uji jarak Duncan

         Pada tabel 1 pengamatan 82 HST ditunjukkan bahwa intensitas serangan

tertinggi terdapat pada perlakuan N0 yaitu sebesar 22,25 % dan intensitas

serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %.

         Rataan intensitas serangan pada tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan

ketiga pestisida nabati mampu menekan perkembangan Phakopsora pachyrhizi.

Penghambatan pertumbuhan penyakit karat disebabkan oleh adanya senyawa-

senyawa hasil metabolit sekunder yang terkandung di dalam bahan nabati,

senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh

tanaman untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan suatu hama atau

patogen (Sumartini dan Yusmani, 2001).

         Pada pengamatan I (28 HST) penyakit karat sudah menyerang semua

tanaman kedelai, hal ini diakibatkan oleh penyakit karat yang merupakan penyakit

tanaman dewasa. Sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) menyatakan bahwa

perkembangan penyakit pada daun dan tangkai daun berupa bercak karat terlihat

pada minggu ketiga dan keempat setelah tanam.

         Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), diketahui bahwa intensitas

serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %. Hal ini

didukung pernyataan Suharso (2003) dan Koerniati et al (1994) yang menyatakan

bahwa senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol

memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya lima kali lebih

baik dari fenol biasa.



Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
33



        Pada perlakuan kontrol dapat kita lihat bahwa intensitas serangan penyakit

karat daun semakin lama semakin meningkat, hal ini diakibatkan oleh ketahanan

tanaman yang semakin tua semakin lemah. Hal senada juga disampaikan oleh

Semangun (1991) yang menyatakan bahwa ketahanan tanaman kedelai tergantung

dari umur tanaman, ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur

tanaman dan bercak karat bertambah banyak setelah tanaman berbunga.




        Tinggi tanaman


        Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pengamatan tinggi tanaman

menunjukkan bahwa perlakuan ketiga bahan nabati tidak memberikan pengaruh

nyata. Hal ini disebabkan karena penyakit karat daun mulai menyerang tanaman

kedelai pada fase generatif yaitu pada saat tanaman telah berbunga (Somaatmaja

et al, 1992), sedangkan pada fase tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman mulai

menurun (Lamina, 1982; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1985)

Tabel 2. Rataan tinggi tanaman kedelai (cm)
                                   Waktu Pengamatan (HST)
     Perl.
                        28             34           40                               46
      N0              35,50          36,67        37,11                             37,11
      N1              36,95          37,89        38,67                             38,67
      N2              36,56          38,06        38,78                             38,78
      N3              35,83          36,95        37,50                             37,50


        Pengamatan tinggi tanaman dihentikan pada waktu pengamatan 46 HST,

hal ini disebabkan karena pertumbuhan vegetatifnya telah berhenti .Tanaman

berasal dari varietas Argomulyo dan berdasarkan deskripsi tanaman varietas

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
34



tersebut bertipe tumbuh determinan, dimana tipe tumbuh yang determinan

pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah berbunga.

           Dari pengamatan terakhir didapat rataan tinggi tanaman yaitu 38,01 cm.

Menurut pernyataan Lamina (1989) tipe tumbuh determinan memiliki batang yang

pendek, dan dari deskripsi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman berkisar

40 cm.




           Jumlah Daun

           Hasil pengamatan terhadap jumlah daun didapat bahwa penggunaan ketiga

pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada 28-40 HST dan berpengaruh nyata

pada 43-82 HST.

Tabel 3. Rataan jumlah daun pada keempat perlakuan
 Perl.                                                  Waktu pengamatan (HST)
            28         31            34        37            40            43             46             49            52
 N0         8,61a      10,11a        12,83a    13,89a        15,39a        14,56c         14,83c         14,22d        14,33a
 N1         7,00a      9,89a         12,95a    14,50a        16,11a        15,67b         16,28bc        15,83b        16,56ab
 N2         6,67a      9,22a         13,22a    15,28a        16,89a        16,83a         18,67a         17,45a        17,61b
 N3         6.67a      9,00a         12,78a    14,61a        16,17a        16,17ab        16,22b         15,45bc       16,28c




 55          58             61            64        67            70            73             76             79       82
 14,55c      14,39d         13,61d        14,33d    14.11d        14,39d        14,11d         13,83d         13,39d   12,94c
 16,50ab     16,89ab        15,89b        15,78bc   15,56b        15,89bc       15,56bc        15,89bc        15,28c   14,61b
 17,17a      17,50a         16,95a        17,67a    17,06a        17,50a        16,89a         17,22a         17,11a   16,22a
 15,61b      15,72c         15,05bc       15,89b    15,50bc       16,11b        15,67b         16,11b         16,28b   14,50bc

Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf 5 % menurut uji jarak Duncan

           Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), menunjukkan bahwa perlakuan

ketiga bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun yang

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
35



terbanyak terdapat pada perlakuan N2 (sirih), hal ini dikarenakan intensitas

serangan penyakit Phakopsora pachyrizi yang terendah (pada pengamatan yang

sama) terdapat pada perlakuan N2. Jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada

perlakuan N0 (kontrol), dikarenakan intensitas serangan pada perlakuan tersebut

cukup tinggi sehingga mengakibatkan daun semakin cepat berguguran. Hal ini

sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) yang mengatakan bahwa bercak karat

mengandung 1 - 4 uredia yang menghasilkan berjuta-juta urediospora. Semakin

banyaknya uredia pada daun kedelai dapat mengakibatkan keguguran daun lebih

cepat.

         Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa mulai pengamatan 28 HST-40 HST,

tanaman masih menunjukkan pertambahan jumlah daun, sedangkan pada pada

pengamatan 40 - 82 HST pertambahan jumlah daun berhenti. Hal ini dikarenakan

pada 40 HST tanaman kedelai telah memasuki fase generatif dan pada fase

tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman sudah berhenti. Hal ini sesuai dengan

Somaatmaja et al (1989) yang menyatakan bahwa tanaman kedelai tipe

determinan akan berhenti pertumbuhan vegetatif setelah tanaman memasuki fase

generatif.


         Produksi

         Berdasarkan hasil analisa sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan

pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi (Lampiran 45).

Tabel 4. Rataan produksi (ton/ha)
                   Perlakuan                                   Ton/ha

                           N0                                   1,07b

                           N1                                   1,28a

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
36



                              N2                                    1,35a

                              N3                                    1,30a



        Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa produksi terendah terdapat pada perlakuan

N0 (kontrol) yaitu 1,07 ton/ha dan perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan N2

(sirih) yaitu 1,35 ton/ha. Produksi terendah terdapat pada N0 (kontrol)

dikarenakan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan tersebut.

Kehilangan hasil akibat serangan patogen Phakopsora pachyrizi dapat mencapai

hingga 90%. Sinclair dan Shurtleff (1980), menyatakan bahwa kehilangan hasil

akibat penyakit karat daun dapat mencapai 40-90 %.

        Perkecambahan Spora

        Dari hasil pengamatan terhadap perkecambahan spora diketahui bahwa

perlakuan ketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata pada 1-4, 6, 7, 8 dan 9 Jam

Setelah Perlakuan (JSP) dan berpengaruh nyata pada 5, 10 dan 24 Jam Setelah

Perlakuan (JSP).

Tabel 5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan
kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3)
Perl.                                          Pengamatan (JSP)
        1      2       3           4      5       6        7        8        9        10       24
N0      0.00   0.00    0.00        0.00   36.11a 38.89a 38.89a      47.22a   50.00a   69.45a   75.00a
N1      0.00   0.00    0.00        0.00   8.33b   8.33a    11.11a   8.33a    8.33a    19.45b   33.33b
N2      0.00   0.00    0.00        0.00   5.56b   5.56a    5.56a    8.33a    5.56a    11.11b   22.22b
N3      0.00   0.00    0.00        0.00   8.33b   11.11a 11.11a     8.33a    16.67a   22.22b   30.56b

        Tabel 5 menunjukkan bahwa pengamatan 1-4 jam setelah perlakuan (JSP)

tidak ada spora yang berkecambah, sementara pada pengamatan 5-24 JSP tampak

perlakuan N2 (sirih) adalah perlakuan                     yang paling         mampu       menekan

perkecambahan spora, hal ini tampak dari sedikitnya (5.56) jumlah spora yang




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
37



berkecambah pada pengamatan pertama dan rendahnya (2.78) penambahan spora

yang berkecambah pada tiap pengamatan.

        Pada perlakuan N0 (kontrol) adalah perlakuan yang paling besar tingkat

perkecambahan sporanya. Hal ini tampak dari spora yang berkecambah berjumlah

banyak (36.11) dan terus meningkat pada tiap pengamatan. Pada pengamatan

terakhir (24 jam setelah perlakuan) tampak sirih mempunyai kecenderungan dapat

menekan perkecambahan spora, hal ini disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan

chavocol yang terkandung di daun sirih yang biasa digunakan oleh tanaman untuk

mempertahankan dirinya dari serangan patogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sumartini dan Yusmani, 2001 yang menyatakan bahwa daun sirih memiliki

senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder dan senyawa-senyawa tersebut

merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan

dirinya dari serangan hama dan patogen. Koerniati et al, 1994 menyatakan

senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol

mempunyai efektifitas mematikan bakteri lima kali lebih baik dari fenol biasa.

        Perlakuan pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman dan jumlah daun, hal ini dikarenakan tanaman yang digunakan bertipe

tumbuh determinan. Pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman bertipe tumbuh

detrminan, akan berhenti setelah memasuki fase generatif.

        Penggunaan pestisida nabati (mimba, sirih dan gambir) ternyata mampu

untuk menekan intensitas serangan karat daun Phakopsora pachyrhizi. Tetapi dari

semua perlakuan pestisida nabati dan hasil yang diperoleh tersebut, diketahui

bahwa perlakuan N2 (sirih) adalan perlakuan yang paling efektif. Hal ini

disebabkan karena daun sirih mengandung senyawa hasil metabolit sekunder yang

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
38



biasa digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan patogen. Fenol dan

chavocol yang terkandung di daun sirih memiliki daya antiseptik lima kali lebih

kuat dibandingkan fenol biasa (Koerniati et al, 1994).




                           V. KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan

     1. Sirih (Piper betle) lebih efektif dalam mengendalikan penyakit karat daun

          (Phakopsora pachyrhizi) dibandingkan dengan mimba (Azadirachta

          indica) dan gambir. Pada pengamatan terakhir, intensitas serangan

          terendah terdapat pada perlakuan N2 sebesar 6,85 % dan yang tertinggi

          pada perlakuan N0 sebesar 22,25 %.

    2. Perlakuan bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

        Perlakuan bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Pada

        pengamatan terakhir, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2

        sebanyak 16 daun dan jumlah daun tersedikit terdapat pada perlakuan N0

        sebanyak 13 daun.

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
39



    3. Perlakuan bahan nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi, hal

        ini dikarenakan pestisida nabati berhasil menekan pertumbuhan karat daun

        Phakopsora pachyrhizi. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan N2

        sebesar 1,35 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada perlakuan N0

        sebesar 1,07 ton/ha.

    4. Pada pengamatan terakhir, jumlah spora yang paling banyak berkecambah

        terdapat pada perlakuan N0 (75.00 %) dan yang paling sedikit ada pada

        perlakuan N2 (22.22 %).




Saran

        Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jenis

pestisida nabati yang          lain dalam mengendalikan penyakit karat daun

(Phakopsora pachyrhizi).




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
40




                                   DAFTAR PUSTAKA



Aksi Agri Kanisius. 1991. Kedelai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Anggraeini, I. dan Djatnika, I. 1990. Upaya pengendalian embun tepung pada
    bibit Acacia mangium dengan benomil, tepung gambir dan kulit buah
    mahoni. Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah PFI, 16-18
    September 1999, Purwokerto. Hlm 415-419

Anonim. 1987. Daftar organisme pengganggu tanaman tumbuhan penting yang
    dilaporkan telah terdapat didalam wilayah Republik Indonesia. Pusat
    Karantina Pertanian, Jakarta

Anonim. 2005. Pedoman pengendalian rekomendasi OPT tanaman kacang hijau.
    http://www.deptan.go.id [7 januari 2007]

Bangun, M.K. 1988. Perancangan percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas
    Sumatera Utara, Medan

BAPPENAS. 2006. Budidaya pertanian : Kedelai (Glycine max L. Merril).
    http://www.google.co.id [4 Januari 2007]

Darsam, Soesanto, L., dan Pudjiastuti, C. 1993. Kajian pendahuluan cairan
     perasan daun sirih, lada, dan cabe jawa terhadap pertumbuhan jamur
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
41



        Phytophthora palmivora. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka
        Pemanfaatan Pestisida Nabati, 1-2 Desember 1993, Bogor. Hlm 65-69

Fachruddin, L. 2000. Budi daya kacang-kacangan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Kartasapoetra, A.G. 1998. Teknologi budidaya tanaman pangan di daerah tropik.
     Penerbit Bina Aksara, Jakarta

Koerniati S, Iskandar M dan Taryono. 1994. Plasma nutfah tanaman berkadar
     racun di Balitro. P.241-247. Dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati.
     Bogor 1-2 Desember

Lamina. 1989. Kedelai dan pengembanganya. CV Simplex, Jakarta

Manurung, T. 1994. Tehnologi budidaya kedele pada lahan sawah. Dinas
    Pertanian Tanaman Pangan, Sumatera Utara

Martoredjo, T. 1997. Pengaruh ekstrak daun mimba terhadap terhadap
     perkembangan antraknosa pada apel manalagi pascapanen. Jurnal
     Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 3, No. 1, Hlm 38-41

Novizan. 2002. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro
     Media Pustaka, Jakarta

Pitojo, S. 2003. Benih kedelai. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Potter, N.N. 1986. Food Science, Fourth Edition. Van Reinhold Company, New
      York.

Rahaju, M. 2001. Pemanfaatan bahan nabati untuk pengendalian penyakit layu
     bakteri pada kacang tanah. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar
     Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor.
     Hlm 131-132

Rans.      2006. Kedelai.       Warintek_progressio.        http://warintek.progressio.or.id
        [4 Januari 2007].

Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakittanaman di Indonesia. Dalam Identifikasi
    bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
    dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
    Malang, Hlm 101

Sinaga, M.S. 1979. Studi mengenai beberapa sumber inokulum Phakopsora
     pachyrhyzi penyebab penyakit karat pada kedelai. Dalam Identifikasi bahan
     nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan
     Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
     Malang, Hlm 101

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
42



Sinclair dan Shurtleff. 1980. Compendium of soybean disease. Dalam Identifikasi
     bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
     dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
     Malang, Hlm 101

Snyder, H.E. and Kwon, T.W. 1987. Soybean Utilization. Van Reinhold
     Company, New York

Somaatmaja S, et al. 1989. Kedelai. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman
    pangan, Bogor

Somaatmaja S, et al. 1992. Petunjuk bergambar untuk identifikasi hama dan
    penyakit kedelai di Indonesia. Indonesia-japan Joint Research Program.
    Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan, Bogor

Sudjono, M.S. 1984. Epidemiologi dan pengendalian penyakit karat kedelai.
     Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada
     kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-
     kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101

Sudjono, M.S., Amir, M. dan Roechan, M. 1985. Penyakit karat dan
     penanggulangannya. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian
     penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian
     tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101

Suharso, 2003. Aneka ramuan untuk sakit gigi Departemen kesehatan RI. Harian
     Kompas. http://www.google.co.id [03 Agustus 2006].

Sumartini dan Yusmani. 2001. Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian
    penyakit karat pada kedelai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar
    Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor.
    Hlm 101-103

Yang, C.Y. 1977. Soybean rust in the eastern Hemisphere. Dalam Identifikasi
     bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
     dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
     Malang, Hlm 101

Zauhari, M.R., Subroto, S.W.G., Amnan, M., Andayani, N., Sagala, T., Sukar.,
     Wijaya, E.S. 1991. Pedoman perlindungan tanaman kentang. Direktorat bina
     perlindungan tanaman, Jakarta




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
43




Lampiran 1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa

   I             II                III              IV                V                 VI



  N0             N1                N3               N2                N1               N3




  N2             N3                N1               N0                N3               N0




  N3             N0                N2               N3                N2               N1




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
44




  N1             N2                N0               N1                N0               N2




Lampiran 2. Bagan Percobaan di Laboratorium

   I             II                III              IV                V                 VI



  N0             N0                N0               N0                N0               N0




  N1             N1                N1               N1                N1               N1




  N2             N2                N2               N2                N2               N2




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
45




  N3             N3                N3               N3                N3               N3




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
46



Lampiran 3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Pengamatan Tanggal 02-
04-2007)

                                              ulangan
  Perlakuan                                                                            TOTAL        RATAAN
                   I          II          III          IV              V       VI
     N0          6.50        8.72        7.66         5.78            5.28    4.29       38.23       6.37
     N1          3.88        4.00        3.77         1.85            2.62    3.24       19.35       3.23
     N2          2.41        8.24        3.03         8.57            7.33    1.11       30.68       5.11
     N3          5.84        9.01        3.92         6.57            2.09    3.75       31.19       5.20
    Total       18.63       29.97        18.37       22.77            17.31   12.40     119.45
   Rataan        4.66       7.49         4.59        5.69             4.33    3.10                   4.98



                                              ulangan
  Perlakuan                                                                            TOTAL        RATAAN
                   I          II          III            IV            V       VI
     N0          2.65        3.04        2.86           2.51          2.40    2.19      15.64        2.61
     N1          2.09        2.12        2.07           1.53          1.77    1.93      11.51        1.92
     N2          1.70        2.96        1.88           3.01          2.80    1.27      13.62        2.27
     N3          2.52        3.08        2.10           2.66          1.61    2.06      14.03        2.34
    Total        8.96       11.20        8.90           9.71          8.58    7.45      54.80
   Rataan        2.24       2.80         2.23           2.43          2.14    1.86                   2.28

     SK           db         JK          KT                    Fhit           F.05
 blok              5         1.95        0.39           2.01           tn     2.90
 perlakuan         3         1.44        0.48           2.47           tn     3.29
 Galat            15         2.92        0.19
 total            23         6.32

 FK             125.13
 KK             19.32%




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
47




Lampiran 4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Pengamatan Tanggal 05-
04-2007)

                                              ulangan
  Perlakuan                                                                            TOTAL        RATAAN
                    I         II          III            IV            V       VI
 N0               6.87       9.33        5.33           5.65          9.09    7.33       43.60       7.27
 N1               3.96       2.51        3.38           5.57          8.01    5.50       28.92       4.82
 N2               1.94       8.07        4.04           6.19          6.50    3.22       29.96       4.99
 N3               5.29       5.16        6.57           5.67          4.52    6.76       33.96       5.66
 Total           18.06      25.07        19.32       23.08            28.11   22.81     136.44
 Rataan          4.51       6.27         4.83        5.77             7.03    5.70                   5.69



                                              ulangan
  Perlakuan                                                                            TOTAL        RATAAN
                    I         II          III            IV            V       VI
 N0               2.71       3.14        2.41           2.48          3.10    2.80      16.64        2.77
 N1               2.11       1.73        1.97           2.46          2.92    2.45      13.64        2.27
 N2               1.56       2.93        2.13           2.59          2.65    1.93      13.78        2.30
 N3               2.41       2.38        2.66           2.48          2.24    2.69      14.86        2.48
 Total            8.79      10.18        9.17        10.01            10.90   9.87      58.93
 Rataan           2.20      2.54         2.29        2.50             2.72    2.47                   2.46

  daftar sidik ragam
      SK           db        JK          KT                    Fhit           F.05
 blok               5        0.70        0.14           1.00           tn     2.90
 perlakuan          3        0.96        0.32           2.27           tn     3.29
 Galat              15       2.10        0.14
 total              23       3.76

 FK             144.68
 KK             15.25%




Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
48




Lampiran 5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Pengamatan Tanggal 08-
04-2007)

                                            Ulangan
 Perlakuan                                                                          TOTAL    RATAAN
                   I        II          III        IV             V          VI
 N0             10.00     13.36       11.30      10.29          12.49       12.16    69.59    11.60
 N1              6.59      4.58        5.24       8.90           9.22       7.67     42.19    7.03
 N2              3.21     11.82        6.54       8.69           7.85       3.97     42.07    7.01
 N3              7.02      9.44        7.60       8.44           7.78       8.02     48.31    8.05
 Total          26.82     39.20       30.68     36.32           37.33       31.81   202.16
 Rataan          6.71      9.80        7.67      9.08            9.33       7.95              8.42



                                           Ulangan
 Perlakuan                                                                          TOTAL    RATAAN
                   I       II          III        IV             V           VI
 N0              3.24     3.72        3.44       3.28           3.60        3.56    20.84     3.47    a
 N1              2.66     2.25        2.40       3.07           3.12        2.86    16.35     2.73    bc
 N2              1.93     3.51        2.65       3.03           2.89        2.11    16.12     2.69    c
 N3              2.74     3.15        2.85       2.99           2.88        2.92    17.53     2.92    b
 Total          10.57     12.64       11.33     12.37           12.49       11.45   70.85
 Rataan          2.64      3.16        2.83      3.09            3.12       2.86              2.95

  daftar sidik ragam
     SK           db      JK          KT                 Fhit               F.05
 blok               5     0.84        0.17       1.39            tn         2.90
 perlakuan          3     2.37        0.79       6.57             *         3.29
 Galat             15     1.80        0.12
 total             23     5.01

 FK            209.14
 KK            11.75%

 uji
 duncan
                                                    cara
 sy              0.0708                 rataan      garis
          2        3.01    0.213108          3.47           3.26       a
          3        3.16    0.223728          2.92           2.70       b
          4        3.25      0.2301          2.73           2.50       bc
                                             2.69                      c

 cara
 garis
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
49


      P                   2            3            4
 rp                    3.01         3.16         3.25
 RP               0.213108     0.223728       0.2301
                    2.69         2.73         2.92             3.47
                                                                      a
                                                   b
                                       c




Lampiran 6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Pengamatan Tanggal 11-
04-2007)

                                              ulangan
 Perlakuan                                                                                TOTAL    RATAAN
                      I          II         III      IV             V            VI
 N0                13.06       14.72       10.45   10.04          12.92        11.34      72.52     12.09
 N1                 6.76       4.22        4.91     6.89           8.90         6.76      38.45      6.41
 N2                 2.93       11.67       6.49     6.94           6.52         4.72      39.26      6.54
 N3                 5.79       7.03        7.42     6.89           9.86         7.42      44.42      7.40
 Total             28.54       37.64       29.28       30.75      38.19        30.24      194.65
 Rataan             7.13       9.41        7.32        7.69        9.55         7.56                8.11



                                              ulangan
 Perlakuan                                                                                TOTAL    RATAAN
                      I         II          III      IV            V                VI
 N0                 3.68       3.90        3.31     3.25          3.66             3.44   21.24     3.54    a
 N1                 2.69       2.17        2.33     2.72          3.07             2.69   15.67     2.61    bc
 N2                 1.85       3.49        2.64     2.73          2.65             2.28   15.64     2.61    bc
 N3                 2.51       2.74        2.81     2.72          3.22             2.81   16.82     2.80    b
 Total             10.74       12.31       11.09       11.41      12.60        11.24      69.38
 Rataan             2.68       3.08        2.77        2.85        3.15         2.81                2.89

  daftar sidik ragam
     SK           db           JK          KT                  Fhit                F.05
 blok               5          0.66        0.13        1.05           tn           2.90
 perlakuan          3          3.53        1.18        9.30            *           3.29
 Galat             15          1.90        0.13
 total            23           6.09

 FK               200.56
 KK               12.30%

 uji duncan
                                                               cara
 sy                 0.072575                  rataan           garis
              2         3.01     0.218449           3.54               3.32   a
              3         3.16     0.229336           2.80               2.57   b
              4         3.25     0.235867           2.61               2.38   bc
                                                    2.61                      bc
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
50




 cara garis
      P                    2              3              4
 rp                     3.01           3.16           3.25
 RP                0.218449       0.229336       0.235867
                     2.61           2.61           2.80         3.54
                                                                    a

                                                b

                                 c




Lampiran 7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Pengamatan Tanggal 14-
04-2007)

                                              ulangan
 Perlakuan                                                                              TOTAL    RATAAN
                    I            II       III        IV               V           VI
     N0           12.45        16.51     9.74       9.58            15.27       11.49    75.04    12.51
     N1           8.58          5.00     6.26       7.90             5.33        6.01    39.08    6.51
     N2           3.00         10.42     6.28       7.56             7.25        5.68    40.18    6.70
     N3           6.37          7.30     6.20       7.15            10.04        7.36    44.42    7.40
    Total         30.40        39.22    28.48        32.19          37.89       30.54   198.73
   Rataan         7.60          9.81     7.12         8.05           9.47        7.64             8.28



                                              ulangan
 Perlakuan                                                                              TOTAL    RATAAN
                     I          II        III        IV              V           VI
     N0            3.60        4.12      3.20       3.18            3.97        3.46    21.53     3.59    a
     N1            3.01        2.34      2.60       2.90            2.42        2.55    15.82     2.64    bc
     N2            1.87        3.30      2.60       2.84            2.78        2.49    15.89     2.65    bc
     N3            2.62        2.79      2.59       2.77            3.25        2.80    16.82     2.80    b
    Total         11.10        12.57    10.99        11.68          12.42       11.30   70.06
   Rataan         2.78          3.14     2.75         2.92           3.10        2.83             2.92

  daftar sidik ragam
     SK            db          JK        KT                  Fhit               F.05
 blok               5          0.57      0.11        0.87            tn         2.90
 perlakuan          3          3.69      1.23        9.45             *         3.29
 Galat             15          1.95      0.13
 total             23          6.21

 FK               204.52
 KK               12.36%

 uji duncan
                                                             cara
 sy                0.073643                     rataan       garis
              2        3.01       0.221665           3.59            3.37   a
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
51



              3            3.16   0.232712             2.80            2.57     b
              4            3.25    0.23934             2.65            2.41     bc
                                                       2.64                     bc

 cara garis
      P                    2              3              4
 rp                     3.01           3.16           3.25
 RP                0.221665       0.232712        0.23934
                     2.64           2.65           2.80           3.59
                                                                            a

                                                   b

                                      c




Lampiran 8. Tabel Rataan Intensitas (%) 43 HST (Pengamatan Tanggal 17-
04-2007)

                                               ulangan
 Perlakuan                                                                                   TOTAL    RATAAN
                    I          II          III       IV                 V              VI
     N0           10.92       9.63        8.28      10.20             10.80          10.38   60.21     10.03
     N1           6.98        3.67        4.42      5.65               5.05           5.09   30.85     5.14
     N2           4.36        4.12        5.97      5.89               5.38           5.20   30.92     5.15
     N3           4.64        4.76        5.31      6.32               6.94           6.75   34.72     5.79
    Total         26.90       22.18       23.98        28.06          28.17          27.42   156.70
   Rataan         6.73        5.54        5.99         7.01            7.04           6.85             6.53



                                               ulangan
 Perlakuan                                                                                   TOTAL    RATAAN
                     I         II          III       IV                V              VI
     N0            3.38       3.18        2.96      3.27              3.36           3.30    19.46     3.24    a
     N1            2.73       2.04        2.22      2.48              2.35           2.36    14.19     2.37    c
     N2            2.21       2.15        2.54      2.53              2.43           2.39    14.24     2.37    c
     N3            2.27       2.29        2.41      2.61              2.73           2.69    15.00     2.50    b
    Total         10.59       9.67        10.13        10.89          10.87          10.74   62.89
   Rataan         2.65        2.42        2.53         2.72            2.72           2.69             2.62

  daftar sidik ragam
     SK           db          JK          KT                   Fhit                  F.05
 blok              5          0.30        0.06         2.01            tn            2.90
 perlakuan         3          3.17        1.06         35.99            *            3.29
 Galat            15          0.44        0.03
 total            23          3.90

 FK               164.80
 KK               6.54%


Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
52



 uji duncan
                                                                cara
 sy                0.034959                      rataan         garis
              2        3.01       0.105226             3.24             3.14   a
              3        3.16       0.110469             2.50             2.39   b
              4        3.25       0.113616             2.37             2.26   c
                                                       2.37                    c

 cara garis
      P                    2              3               4
 rp                     3.01           3.16            3.25
 RP                0.105226       0.110469        0.113616
                     2.37           2.37            2.50              3.24
                                                                          a

                                                   b

                                      c




Lampiran 9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Pengamatan Tanggal 20-
04-2007)

                                               ulangan
 Perlakuan                                                                                 TOTAL    RATAAN
                    I           II         III        IV               V            VI
     N0           8.70         7.45       7.39       9.32             9.83         7.78     50.47    8.41
     N1           4.94         3.17       4.41       4.22             4.52         3.98     25.25    4.21
     N2           4.94         3.00       4.50       4.13             4.21         3.77     24.55    4.09
     N3           4.53         4.88       6.11       5.65             5.52         4.93     31.61    5.27
    Total         23.12    18.50          22.41        23.31          24.08        20.46   131.88
   Rataan          5.78     4.63           5.60         5.83           6.02        5.12              5.49



                                                 ulangan
 Perlakuan                                                                                 TOTAL    RATAAN
                    I           II         III          IV             V            VI
     N0           3.03         2.82       2.81         3.13           3.21         2.88    17.89     2.98    a
     N1           2.33         1.92       2.21         2.17           2.24         2.12    13.00     2.17    c
     N2           2.33         1.87       2.24         2.15           2.17         2.07    12.83     2.14    c
     N3           2.24         2.32       2.57         2.48           2.45         2.33    14.40     2.40    b
    Total         9.94         8.93       9.83         9.94           10.08        9.39    58.11
   Rataan         2.49         2.23       2.46         2.48            2.52        2.35              2.42

  daftar sidik ragam
     SK           db           JK         KT                   Fhit                F.05
 blok              5           0.24       0.05          3.55            *          2.90
 perlakuan         3           2.76       0.92         67.36            *          3.29
 Galat            15           0.20       0.01
 total            23           3.20

Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
53



 FK              140.68
 KK              4.82%

 uji duncan
                                                           cara
 sy              0.023834                    rataan        garis
             2        3.01      0.07174           2.98         2.91      a
             3        3.16     0.075315           2.40         2.32      b
             4        3.25     0.077461           2.17         2.09      c
                                                  2.14                   c

 cara garis
     P                   2             3             4
 rp                   3.01          3.16          3.25
 RP               0.07174      0.075315      0.077461
                   2.14          2.17          2.40            2.98




                               c             b             a




Lampiran 10. Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Pengamatan Tanggal 23-
04-2007)

                                           ulangan
 Perlakuan                                                                           TOTAL    RATAAN
                    I         II       III        IV              V           VI
 N0               9.08       5.94     8.08       6.70            9.51        8.14     47.45    7.91
 N1               4.73       4.21     5.31       4.96            4.44        4.01     27.66    4.61
 N2               4.56       3.85     4.55       5.61            4.08        4.26     26.91    4.48
 N3               4.22       4.66     4.09       4.76            5.16        4.50     27.38    4.56
 Total           22.59    18.66      22.03        22.03          23.19       20.90   129.40
 Rataan           5.65     4.66       5.51         5.51           5.80       5.22              5.39



                                             ulangan
 Perlakuan                                                                           TOTAL    RATAAN
                    I         II       III          IV            V           VI
 N0               3.10       2.54     2.93         2.68          3.16        2.94    17.35     2.89    a
 N1               2.29       2.17     2.41         2.34          2.22        2.12    13.55     2.26    b
 N2               2.25       2.09     2.25         2.47          2.14        2.18    13.38     2.23    bc
 N3               2.17       2.27     2.14         2.29          2.38        2.24    13.49     2.25    bc
 Total            9.80       9.07     9.73        9.79           9.91        9.48    57.77
 Rataan           2.45       2.27     2.43        2.45           2.48        2.37              2.41

 daftar sidik ragam
    SK           db          JK       KT                  Fhit               F.05
 blok             5          0.12     0.02         1.03           tn         2.90
 perlakuan        3          1.88     0.63        26.66            *         3.29
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun
(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007.
USU Repository © 2009
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai
Penyakit karat daun kedelai

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiFazry Ibrahim
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Yuwan Kilmi
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungTwiko Silandro Putra
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
Kopi ppt
Kopi pptKopi ppt
Kopi pptNadifun
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIEDIS BLOG
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...CIFOR-ICRAF
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaEla Afellay
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)Iqrimha Lairung
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANSri Wahyuni
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)agung kurniawan
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriabdul samad
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiRahma Rizky
 

La actualidad más candente (20)

Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsi
 
Klasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanianKlasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanian
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
Kopi ppt
Kopi pptKopi ppt
Kopi ppt
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)
Alat dan mesin pengolah tanah pertanian(6)
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
Perkebunan budidaya kopi
Perkebunan budidaya kopiPerkebunan budidaya kopi
Perkebunan budidaya kopi
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 

Similar a Penyakit karat daun kedelai

Kanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanKanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanHelmon Chan
 
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...IsmedsyahSyah1
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalAy-ay Berliant
 
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...Repository Ipb
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanAbulkhair Abdullah
 
Kanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesisKanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesisHelmon Chan
 
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanmeteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanNurhayatiYusuf6
 
Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptJoniSiahaan
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okANWAR568579
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...Ethelbert Phanias
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 

Similar a Penyakit karat daun kedelai (20)

Kanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanKanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidan
 
09 e02781 4
09 e02781 409 e02781 4
09 e02781 4
 
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
 
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
 
Cover UNSOED
Cover UNSOEDCover UNSOED
Cover UNSOED
 
Kanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesisKanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesis
 
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanmeteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
 
Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.ppt
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Kanker 2010
Kanker 2010Kanker 2010
Kanker 2010
 
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Berbasis Ramah Lingkungan Pad...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 

Más de Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

Más de Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

Penyakit karat daun kedelai

  • 1. UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L. Merril) SKRIPSI Oleh : ALFREDO BARUS 010302001 HPT DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 2. 2 UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L. Merril) SKRIPSI OLEH : ALFREDO BARUS 010302001 HPT Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Departemen Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing (Dr. Ir. Hasanuddin, MS) (Ir. Lahmuddin Lubis, MP) Ketua Anggota DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 3. 3 Judul Skripsi : UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine max L. Merril) Nama : Alfredo Barus NIM : 010302001 Departemen : Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan Program Studi : Penyakit Tumbuhan Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing (Dr. Ir. Hasanuddin, MS) (Ir. Lahmuddin Lubis, MP) Ketua Anggota Tanggal Lulus : Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 4. 4 ABSTRAK Alfredo Barus, “Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Max L. Merril)”. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kassa dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, mulai bulan Maret hingga bulan juni 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kacang kedelai (Glycine max L.). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk di rumah kassa dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk di laboratorium dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. N0 = kontrol; N1 = mimba; N2 = sirih dan N3 = gambir. Parameter yang diamati pada percobaan di rumah kassa adalah intensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi. Parameter yang diamati di laboratorium adalah jumlah spora yang berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit yang disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi. Pengamatan terakhir intensitas serangan tertinggi terdapat pada N0 = 22,25 % dan terendah pada N2 = 6,85%. Perlakuan ketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengamatan terakhir jumlah daun diketahui bahwa pestisida nabati memberi pengaruh nyata, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2 sebanyak 16 daun dan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan N0 sebanyak 13 daun. Perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap produksi. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan N2 sebesar 1,07 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada N0 sebesar 1,35 ton/ha. Pada pengamatan perkecambahan spora di laboratorium diketahui bahwa perlakuan N2 lebih efektif menekan perkecambahan spora dibandingkan perlakuan lain. Pada pengamatan terakhir diketahui jumlah spora yang paling sedikit berkecambah adalah N2 (22.22 %), dan yang paling banyak adalah perlakuan N0 (75.00 %). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 5. 5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pancur Batu pada tanggal 23 Februari 1982 dari ayah Y. Barus dan ibu R. Br Ginting. Penulis anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 1994 penulis lulus dari SD SW BHAKTI Pancur Batu, tahun 1997 lulus dari SLTP Negeri 2 Pancur Batu, tahun 2000 lulus dari SMU Negeri 1 Pancur batu dan tahun 2001 lulus seleksi masuk USU melalui jalur UMPTN. Penulis memilih Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian USU Medan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi pecinta alam (MAPALA), melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPKS Marihat pada bulan Juli 2005 dan melaksanakan praktek skripsi di rumah kasa dan Laboratorium Fakultas Pertanian USU, Medan dari bulan Maret hingga Juni 2007. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 6. 6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Max L. Merril)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan juga sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Penulis mengucapkan benyak terima kasih kepada komisi pembimbing Dr. Ir. Hasanuddin, MS selaku ketua dan Ir. Lahmuddin Lubis, MP sebagai anggota, yang telah membimbing penulis dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran-saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Medan, Juli 2007 Penulis Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 7. 7 DAFTAR ISI ABSTRACT ..................................................................................................... ABSTRAK...................................................................................................... i RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI .................................................................................................iv DAFTAR TABEL .........................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii PENDAHULUAN Latar Belakang .....................................................................................1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 Hipotesa penelitian ............................................................................... 4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L. ) ........... 5 Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) ...................................... 7 Gejala Penyakit ......................................................................... 7 Penyebab Penyakit .................................................................... 8 Daur Penyakit ........................................................................... 9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit .......................... 10 Pengendalian .......................................................................... 10 Pestisida Nabati ................................................................................... 11 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 13 Bahan dan Alat ................................................................................... 13 Metode Penelitian............................................................................... 13 Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 14 Di Rumah Kassa ..................................................................... 15 Di Laboratorium ..................................................................... 16 Peubah Amatan .................................................................................. 16 Di Lapangan ........................................................................... 16 Intensitas Serangan...................................................... 16 Tinggi tanaman ........................................................... 17 Jumlah daun ................................................................ 17 Produksi ......................................... 17 Di Laboratorium ..................................................................... 18 Jumlah Spora Yang Berkecambah ............................... 18 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 8. 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Serangan ............................................................................. 19 Tinggi tanaman ................................................................................. 21 Jumlah daun ....................................................................................... 22 Produksi ......................................................... 23 Jumlah Spora Yang Berkecambah ...................................................... 24 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................ 26 Saran .................................................................................................. 26 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 9. 9 DAFTAR TABEL No. Judul Hal. 1. Rataan intensitas serangan (%) jamur Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3)............................................................................................... 19 2.Rataan tinggi tanaman kedelai (cm) pada keempat perlakuan pestisida nabati .......................................................................................................... 21 3 Rataan jumlah daun pada keempat perlakuan .............................................. 22 4. Rataan produksi (ton/ha) ............................................................................ 23 5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3) ................................................................................ 24 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 10. 10 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Hal. 1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa ............................................................. 30 2. Bagan Percobaan di Laboratorium.............................................................. 31 3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) ..................... 32 4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) ..................... 33 5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) ..................... 34 6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) ..................... 35 7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) ..................... 36 8. Tabel R ataan Intensitas (%) 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 37 9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) ..................... 38 10.Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 39 11. Tabel Rataan Intensitas (%) 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007 .................... 40 12. Tabel Rataan Intensitas (%) 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) ................... 41 13. Tabel Rataan Intensitas (%) 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) ................... 42 14. Tabel Rataan Intensitas (%) 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) ................... 43 15. Tabel Rataan Intensitas (%) 64 HST (Peng. Tgl 08-05-2007) ................... 44 16. Tabel Rataan Intensitas (%) 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) ................... 45 17. Tabel Rataan Intensitas (%) 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) ................... 46 18. Tabel Rataan Intensitas (%) 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) ................... 47 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 11. 11 19. Tabel Rataan Intensitas (%) 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) ................... 48 20.Tabel Rataan Intensitas (%) 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 49 21. Tabel Rataan Intensitas (%) 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) ................... 50 22. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .............. 51 23. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .............. 51 24. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .............. 52 25. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .............. 52 26. Tabel Rataan Jumlah Daun 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .................... 53 27. Tabel Rataan Jumlah Daun 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) .................... 53 28. Tabel Rataan Jumlah Daun 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .................... 54 29. Tabel Rataan Jumlah Daun 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) .................... 54 30. Tabel Rataan Jumlah Daun 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .................... 55 31. Tabel Rataan Jumlah Daun 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 56 32. Tabel Rataan Jumlah Daun 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .................... 57 33. Tabel Rataan Jumlah Daun 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 58 34. Tabel Rataan Jumlah Daun 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007) .................... 59 35. Tabel Rataan Jumlah Daun 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) .................... 60 36. Tabel Rataan Jumlah Daun 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) .................... 61 37. Tabel Rataan Jumlah Daun 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) .................... 62 38. Tabel Rataan Jumlah Daun 64 HST (Peng. Tgll 08-05-2007) ................... 63 39. Tabel Rataan Jumlah Daun 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) .................... 64 40. Tabel Rataan Jumlah Daun 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) .................... 65 41. Tabel Rataan Jumlah Daun 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) .................... 66 42. Tabel Rataan Jumlah Daun 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) .................... 67 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 12. 12 43. Tabel Rataan Jumlah Daun 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 68 44. Tabel Rataan Jumlah Daun 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) .................... 69 45. Data Produksi Perplot (ton/ha) ................................................................. 70 46. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (4 JSP)........................ 71 47. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (5 JSP)........................ 72 48. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (6 JSP)........................ 73 49. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (7 JSP)........................ 74 50. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (8 JSP)........................ 75 51. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (9 JSP)........................ 76 52. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (10 JSP)...................... 77 53. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (24 JSP)...................... 78 54. Foto lahan penelitian ................................................................................ 79 55. Foto spora Phakopsora pachyrhizi ........................................................... 80 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 13. 13 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merril) diyakini berasal dari timur, kemungkinan dari Cina. Satu yang sangat misterius tentang kedelai adalah kenapa sangat sedikit penggunaannya langsung sebagai makanan. Jarang dijumpai kebiasaan yang telah memasak dan memakan kedelai sebagai bahan tambahan dari makanan mereka. Di Barat produk utama dari kedelai adalah minyak yang telah dimurnikan dan tepung tanpa lemak, di Timur produk utamanya juga minyak dan tepung (Snyder and Kwon, 1987). Dari berbagai jenis kacang-kacangan, kedelai adalah sumber protein yang paling mencuri perhatian, dikarenakan kandungan proteinnya yang tinggi dan untuk mengekstraknya cukup mudah. Kedelai telah dipelajari secara intensif dan proses yang telah dikembangkan untuk memperoleh dan memodifikasi proteinnya untuk penggunaan pada makanan (Potter, 1986). Di Indonesia, Kedelai mulai dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria, Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika (Rans, 2006). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 14. 14 Umumya kedelai ditanam pada musim kemarau, namun pada musin kemarau sering terjadi penyakit karat. Penyakit karat merupakan penyakit utama pada kedelai dan tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia (Semangun, 1991). Kehilangan hasil akibat penyakit karat dilaporkan dapat mencapai 40 – 90% di Indonesia (Sudjono dkk, 1985), 10 – 40% di Thailand serta 23 – 50% di Taiwan (Sinclair dan Shurtleff, 1980). Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia Adanya penyakit karat kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli (Pers) Link. (Anonim, 1987). Tindakan pengendalian selama ini hanya mengandalkan penggunaan fungisida, sedangkan harga fungisida semakin meningkat. Komoditas eksport Indonesia ditolak di luar negeri karena adanya residu pestisida termasuk yang terkandung didalam hasil-hasil pertanian tersebut. Residu insektisida dan fungisida membahayakan kesehatan ternak dan manusia (Sumartini dan Yusmani, 2001). Hingga saat ini ketergantungan petani akan pestisida sintetis masih sangat tinggi. 20 % produksi pestisida dunia pada tahun 1984 diserap oleh Indonesia. Dalam periode 1982 - 1987 penggunaan pestisida di Indonesia meningkat sebesar 236% dibandingkan dengan periode sebelumnya (Novizan, 2002). Namun akhir-akhir ini disadari pemakaian pestisida sintetis ibarat pisau bermata dua. Di balik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian tersembunyi bahaya yang mengerikan. Para ilmuwan telah menyadari bahwa dibalik kemudahan dan keunggulan pestisida sintetis tersembunyi biaya mahal Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 15. 15 yang ditanggung oleh umat manusia diberbagai belahan bumi. Bahaya yang dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan keracunan. Menurut WHO (World Health Organization) paling tidak 20.000 orang pertahun meninggal akibat keracunan pestisida, sekitar 5.000 - 10.000 orang pertahun mengalami dampak yang sangat fatal seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintetis. Saat itu, bahan kimia metal isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintetis. Tragedi itu menewaskan lebih dari 2000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan kejadian terburuk dalam sejarah produksi pestisida sintetis (Novizan, 2002). Untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan pertanian, pemerintah bersama masyarakat harus mampu membuat terobosan-terobosan dengan berbagai alternatif yang dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan dengan tidak melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan keberpihakan kepada petani. Suatu alternatif pengendalian hama dan penyakit yang murah, praktis dan relatif aman terhadap lingkungan sangat diperlukan oleh negara berkembang seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal terbatas untuk membeli pestisida sintetis (Novizan, 2002). 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kacang kedelai (Glycine max L.) Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 16. 16 3. Hipotesa penelitian Pestisida nabati berpengaruh terhadap perkembangan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kacang kedelai (Glycine max L.). 4. Kegunaan Penelitian • Sebagai pengendalian alternatif dalam mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kedelai (Glycine max L. ) • Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 17. 17 II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L. ) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Polypetales Famili : Leguminoceae Genus : Glycine Spesies : Glycine max L. Merril Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm – 100 cm. Batangnya beruas-ruas dengan 3 - 6 cabang (Fachruddin, 2000). Daun kedelai berbentuk oval. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah atas kotiledon berupa daun tunggal yang letaknya berseberangan. Daun yang terbentuk kemudian, merupakan daun ketiga yang letaknya berselang-seling. Pada setiap tangkai daun terdapat tiga helai daun (trifoliolatus) (Fachruddin, 2000). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 18. 18 Tanaman kedelai mulai berbunga pada umur antara 30-50 hari setelah tanam. Pembentukan bungga dimulai dari node bawah kearah atas sehingga ketika bunga tersebut membentuk polong, node-node diatasnya masih terus memunculkan bunga. Bunga kedelai tumbuh berkelompok pada ruas-ruas batang, berwarna putih atau ungu, dan memiliki kelamin jantan dan betina. penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan terjadinya persilangan alami sangat kecil. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong (Pitojo, 2003). Buah kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1 - 4 biji. Biji umumya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara 6 g – 30 g/100 biji. Ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu biji kecil (6 g – 10 g/100 biji), sedang (11 g – 12 g/100 biji), dan besar (13 atau lebih/100 biji). Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat, dan hitam (Fachruddin, 2000). Akar tanaman kedelai berupa akar tunggang yang membentuk cabang-cabang akar. Akar tumbuh kearah bawah, sedangkan cabang akar berkembang menyamping tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembaban tanah turun akar- akar berkembang lebih kedalam agar dapat menyerap air dan unsur hara. Pertumbuhan kesamping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tamnaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil akar (Pitojo, 2003). Panen dapat dilakukan dengan sabit bergerigi setelah tanaman kedelai masak lebih kurang 95% dimana semua polong sudah berwarna coklat kekuning- Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 19. 19 kuningan serta semua daun rontok. Kemudian polong kedelai dijemur ditikar atau diterpal sampai kering dengan kadar air 18%. Kalau hari cerah cukup dua hari dijemur dengan tanda polong mudah pecah (Manurung, 1994). Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (BAPPENAS, 2006). Bagi pertumbuhannya, tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah hujan minimum (sekitar 800 mm) pada masa pertumbuhanya selama 3 sampai 4 bulan. Pada daerah dingin ketinggian di bawah 1000 mdpl tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, terutama jika tanahnya merupakan tanah yang subur dan memperoleh pengairan yang baik (Kartasapoetra, 1988). Pada lingkungan yang optimal setelah 4 hari benih kedelai ditanam sudah mulai tumbuh atau berkecambah. Pada umur 4 – 7 hari setelah tanam, penyulaman sudah dapat dilakukan. Penyulaman lebih dari 7 hari setelah tanam, sebaiknya dilakukan dilakukan dengan pindah bibit dari sekitar atau bibit diambil dari antara tanaman (Manurung, 1994). 2. Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia, adanya penyakit karat pada kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli (Pers.) Link. Setelah itu penyakit karat pada kedelai tidak disebut-sebut. Antara lain penyakit ini tidak terdapat dalam ikhtisar ringkas hama dan penyakit kedelai di Jawa yang ditulis oleh Van der Gook dan Muller (1931/1932) (Semangun,1991). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 20. 20 Gejala Penyakit Menurut Yang (1977) gejala penyakit karat kedelai adalah sebagai berikut. Gejala tampak pada daun, tangkai, dan kadang-kadang pada batang. Mula-mula di sini terjadi bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit berubah menjadi coklat atau coklat tua. Bercak-bercak karat terlihat sebelum bisul-bisul (pustule) pecah. Bercak tampak bersudut-sudut, karena dibatasi oleh tulang-tulang daun di dekat tempat terjadinya infeksi (Semangun, 1991). Gejala penyakit karat tampak pada daun, tangkai daun dan kadang-kadang pada batang yang mula-mula terbentuk bercak-bercak dan kemudian berkembang menjadi bisul yang berwarna seperti karat. Pada umumnya serangan terjadi pada permukaan bawah daun dan serangan awal biasanya terjadi pada daun-daun bawah yang kemudian berkembang ke daun yang lebih atas (Sumartini dan Yusmani, 2001) Penyebab Penyakit Penyakit karat disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Jamur tersebut juga dapat menyerang kacang gude, kara pedang, orok-orok, bengkuang, kacang kratok, buncis, kecipir, kacang hijau, kacang uci dan kacang panjang (Yang, 1977; Sinaga, 1979; Sudjono, 1984). Phakopsora pachyrhizi mempunyai uredium pada sisi bawah dan atas daun, coklat muda sampai coklat, bergaris tengah 100-200 µm, sering kali tersebar merata memenuhi permukaan daun. Parafisa pangkalnya bersatu, membentuk penutup yang mirip dengan kubah diatas uredium. Parafisa membengkok, berbentuk gada atau mempunyai ujung membengkak, hialin atau berwarna jerami Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 21. 21 dengan ruang sel sempit. Ujungnya berukuran 7,5-15 µm, dengan panjang 20-47 µm,. Uredium bentuknya seperti piknidiun, mirip dengan ‘gunung api’ kecil. Uredium dibentuk di bawah epidermis, jika dilihat dari atas berbentuk bulat atau jorong. Di pusat bagian uredium yang menonjol berbentuk lubang yang menjadi jalan keluarnya urediospora. Urediospora membulat pendek, bulat telur, atau jorong, hialin sammpai coklat kekuningan, 15-34 x 15-24 µm, dengan dinding hialin yang tebalnya 1-1,5 µm, berduri-duri halus (Semangun,1991). Menurut Sudjono (1984) pada daun pertama kedelai muda dapat terjadi dua macam bercak, yaitu yang mempunyai halo berwarna coklat dan yang tidak. Kedua tipe gejala ini menunjukkan adanya dua ras Phakopsora pachyrhizi pada kedelai. Ras dengan gejala tipe pertama lebih virulen daripada yang dengan gejala tipe kedua. Daur Penyakit Phakopsora pachyrhizi dapat menginfeksi banyak tanaman kacangan- kacangan, antara lain yang sering terdapat disini adalah gude (Cajanus cajan), kara pedang (Canaviala gladiata), kacang asu (Calopogonium mutcunoides, tanama penutup tanah), Orok-orok (Crotalaria spp.), Desmodium spp., Kara (Dolochos lablab), bangkuang (Pachyrrhizus erosus), kratok (Phaseolus lunatus), buncis (P. fulgaris), kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), Pueraria phaseoloides (tanaman pentup tanah), kacang hijau (Vigna radiate), kacang uci (V. umbellate), dan kacang panjang (v. unguiculata). Namun mengenai hal ini masih perlu diteliti hubungan antara Phakopsora pachyrhizi dengan Uromyces appendiculatus yang merupakan jamur karat yang lazim terdapat pada Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 22. 22 buncis, kacang hijau, dan kacang panjang di alam. Phakopsora pachyrhizi tidak bertahan dalan biji ( Semangun,1991 ). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Suhu optimum untuk perkecambahan Urediospora adalah 15–25 0C. Pada kedelai infeksi paling banyak terjadi pada suhu 20–25 0C dengan embun selama 10–12 jam., pada suhu 15–17 0C diperlukan embun selama 16-18 jam. Masa berembun terpendek untuk terjadinya infeksi pada suhu 20–25 0C adalah 6 jam, sedang pada 15–17 0C adalah 8–10 jam. Infeksi tidak terjadi bila suhu lebih tinggi dari 27,5 0C. Bakal uredium mulai tampak 5–7 hari setelah inokulasi dan pembentukan spora terjadi 2–4 hari kemudian. Penyakit karat yang lebih berat terjdi pada tanaman kedelai pada musim hujan (Semangun,1991 ). Jenis-jenis kedelai mempunyai kerentanan yang berbeda-beda. Sejak semula di Bogor diketahui bahwa ringgit, sumbing, dan Davros sangat rentan terhadap karat, sedang Wakasima agak tahan. Ketahanan juga tergantung dari umur tanaman. Ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur. Bercak karat bertambah banyak setelah tanaman berbunga. Antara umur panjang dengan ketahanan, dan antara umur pendek dengan kerentanan terdapat korelasi positif. Ketahanan ternyata bersifat dominan dan ditentukan oleh dua gen mayor (Semangun, 1991). Pengendalian Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 23. 23 1. Penggunaan varietas yang tahan terhadap pentakit ini, yaitu varietas Willis, Merbabu, Raung, Dempo, Krakatau, Tampomas, dan Cikurai. 2. Perendaman benih dalam larutan fungisida Benlate T 20 3. Pengendalian secara kimia dengan pengunaan fungisida, misalnya Alto 100 SL. (Fachruddin, 2000) 3. Pestisida Nabati Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan pohon dengan ketinggian 10- 15 m. Tanaman mimba mengandung Azadirachtin, Meliantriol, Salanin, Nimbin, dan lainnya. Azadirachtin sendiri mengandung sekitar 17 komponen sehingga sulit untuk menentukan jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida. Bahan aktif ini terdapat di semua bagian tanaman (Novizan, 2002). Ekstrak mimba dikenal memiliki kempampuan menekan pertumbuhan jamur (Martoredjo et al, 1997; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001).Sebagai fungisida, mimba dapat dipakai untuk tindakan preventif pada tahap awal gejala penyakit jamur. Semprotan ekstrak mimba menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Mimba efektif untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit busuk, embun tepung, karat daun, bercak daun, kudis atau cacar daun, dan layu (Novizan, 2002). Daun sirih (Piper betle) dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan jamur (Darsam et al, 1993; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001). Tanaman yang berasal dari India dan Srilangka ini dikenal sejak 600 tahun sebelum masehi. bentuk daun bulat telur melebar, elips melonjong atau bulat telur melonjong dengan pangkal seperti jantung dan ujung meruncing pendek. Senyawa yang terkandung diantaranya yang terbesar adalah chavicol dan betlephenol. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 24. 24 Senyawa chavicol memiliki daya antiseptic yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai lima kali lipat fenol biasa (Suharso, 2003). Menurut Anggraeni dan Djatnika (1999), perlakuan tepung gambir 400 mg/L air menurunkan intensitas serangan embun tepung (Oidium sp) dari 100 % menjadi 73,24%. Gambir mengandung asam tannin dan Cathechine sebagai unsur utama yang dapat digunakan sebagai anti septic terhadap jamur pathogen. Pengaruh tepung gambir belum dapat menunjukkan efektifitasnya dalam mengendalikan embun tepung pada bibit A. mangium. Hal ini mungkin karena dosis atau cara aplikasi fungisida nabati belum tepat. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 25. 25 III. BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2007 sampai selesai. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah bibit kedelai varietas Galunggung, polybag 25kilo, pupuk NPK, sirih, gambir, mimba, air suling, alkohol 96%, tissue, tepung kanji, kapas, aluminium foil dan minyak imersi. Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, tali, pacak, alat tulis, objek glass, mikroskop, cawan petri, autoclave, Erlenmeyer, selotip, spidol, beaker glass, kompor, saringan, pengaduk, label, korek api, timbangan, kuas, haemocytometer dan gunting. Metode Penelitian Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 26. 26 Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial untuk di lapangan dan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial untuk di laboratorium dengan masing-masing 4 perlakuan dan 6 ulangan. Dimana rumus mencari ulangan adalah sebagai berikut : (t - 1) (r - 1) ≥ 15 (4 -1) (r - 1) ≥ 15 3r - 3 ≥ 15 r≥6 Perlakuan yang digunakan N0 = kontrol N1 = larutan mimba N2 = larutan sirih N3 = larutan gambir Setiap perlakuan terdiri dari 3 polybag dan setiap polybag berisi 1 tanaman. Sehingga jumlah tanaman yaitu : 4 (perlakuan) x 3 (polybag) x 6 (ulangan) = 72 tanaman. Metode linear yang digunakan untuk di lapangan adalah : Yij = µ + µ + βj + Σij Metode linear yang digunakan untuk di laboratorium adalah : Yij = µ + τi + Σij Dimana : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai tengah umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 27. 27 βj = Pengaruh kelompok ke-j Σij = Galat percobaan dari perlakuaan ke-I pada kelompok ke-j (Bangun, 1988). Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Larutan Bahan Nabati - Mimba : Sebanyak 100 gram daun mimba dicuci kemudian di blender. Bahan tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001) - Sirih : Sebanyak 100 gram daun sirih dicuci kemudian di blender. Bahan tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001). - Gambir : Gambir dihaluskan 2 gram kemudian dicampur dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan di inkubasi selama 24 jam kemudian disaring dan siap digunakan (Anggraeini dan Djatnika, 1990). Di Rumah Kassa - Persiapan Bahan Tanaman Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 28. 28 Sebanyak 72 polybag diisi dengan tanah, kemudian diletakkan dengan jarak 50 cm antar perlakuan dan 100 cm antar ulangan. Setiap polybag, ditanam dengan 2 benih kedelai dan diupayakan 1 biji yang bisa tumbuh. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman tanaman pada sore hari dan pengendalian gulma dilakukan secara manual. - Aplikasi Pestisida Nabati Aplikasi pestisida mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (4 mst) hingga 12 minggu setelah tanam (12 mst), dengan interval waktu tiga hari sekali. Aplikasi dilakukan dengan menyemprot tanaman sampai seluruh daun basah, sebelum itu dilakukan pengamatan intensitas serangan (Pitojo, 2003). Di Laboratorium Aplikasi Bahan Nabati Terhadap Suspensi Spora Spora diperoleh dari daun kedelai yang terinfeksi jamur karat. Suspensi spora dibuat dengan merontokkan spora dari daun-daun yang terinfeksi dengan menggunakan kuas. Suspensi spora diencerkan dengan air suling steril sampai mencapai kepadatan spora 104/ml. Sebanyak 10 ml suspensi spora diberi 10 ml bahan nabati. Pengamatan terhadap jumlah spora dan spora berkecambah dilakukan di bawah mikroskop perbesaran 400 kali, dan dengan menggunakan alat haemocytometer. Bahan disimpan di kotak inokulasi pada suhu ruangan dan tidak di bawah sinar (Sumartini dan Yusmani, 2001). Peubah Amatan Di lapangan Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 29. 29 1. Intensitas Serangan Pengamatan intensitas serangan mulai dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 MST sampai 12 MST. Pengamatan intensitas serangan dilakukan 3 hari sekali. Untuk menghitung intensitas serangan menggunakan rumus : IS = Σ(n x v) x 100 % NxZ IS = Intensitas sserangan n = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati dari tiap kategori serangan v = Nilai skala tiap kategori serangan N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati Z = Skala serangan tertinggi (Zauhari dkk, 1994). Nilai kategori serangan untuk penyakit adalah : 0 = Tidak ada serangan 1 = 0-10 % luas permukaan daun terserang 2 = 10-20 % luas permukaan daun terserang 3 = 20-40% luas permukaan daun terserang 4 = 40-60 % luas permukaan daun terserang 5 = 60-100 % luas permukaan daun terserang (Zauhari dkk, 1991). 2. Tinggi tanaman Pengamatan tinggi tanaman dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi pertama dilakukan) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan dengan mengukur dari batang di atas permukaan tanah hingga titik tumbuh tertinggi tanaman. Pengamatan dilakukan seminggu sekali. 3. Jumlah daun Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 30. 30 Pengamatan jumlah daun dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi pertama dilakukan ) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan seminggu sekali dengan menghitung jumlah daun trifoliate. 4. Produksi Pengamatan produksi tanaman dilakukan saat panen. Ini dilakukan dengan menghitung berat kering polong yang dipanen dari masing-masing plot perlakuan (kg/plot) lalu hasilnya dikonversikan kedalam ton per hektar dengan menggunakan rumus : Y = X x 10.000 m2 L 1.000 kg Dimana : Y = Produksi dalam ton/ha X = Produksi dalam kg/plot L = Luas plot (m2) Di Laboratorium Jumlah Spora Yang Berkecambah (%) Pengamatan terhadap jumlah spora yang berkecambah dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan haemocytometer untuk menghitung kerapatan spora. Pengamatan pertama dilakukan satu jam setelah perlakuan bahan nabati, pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval waktu 1 jam sebanyak 10 pengamatan dan pengamatan terakhir 24 jam setelah perlakuan. Pengamatan dilakukan sebanyak 11 kali. (Sumartini dan Yusmani, 2001). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 31. 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Serangan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Hasil pengamatan terhadap intensitas serangan penyakit selama 19 kali menunjukkan bahwa penggunaan pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada 28 – 31 hari setelah tanam (HST) (lampiran 3 dan 4) dan berpengaruh nyata pada 34 – 82 HST (lampiran 5 - 21). Untuk menentukan perbedaan antara perlakuan dapat dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan pada tabel 1. Tabel 1. Rataan intensitas serangan jamur Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3) Perl. Waktu pengamatan (HST) 28 31 34 37 40 43 46 49 52 N0 6.37a 7.27a 11.60a 12.09a 12.51a 10.03a 8.41a 7.91a 9..58 a N1 3.23a 4.82a 7.03bc 6.41bc 6.51bc 5.14c 4.21c 4.61bc 4.04 bc N2 5.11a 4.99a 7.01c 6.54bc 6.70bc 5.15c 4.09c 4.48b 3..98 bc N2 5.20a 5.66a 8.05b 7.40b 7.40b 5.79b 5.27b 4.56bc 4.41 b 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 9.04 a 14.00 a 13.31 a 13.54 a 14.10 a 15,07 a 15.57 a 17.21 a 20.02 a 22.25 a 4.66 b 5.82 b 7..32 b 7.60 b 6.93 b 7.99 b 7.65 b 9.77 b 12.53 b 10.60 b 4..30 bc 4.88 bc 5.01 c 5..91 c 5..25 d 6.10 c 5.83 d 6.55 d 6..20 c 6.85 c Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 32. 32 4.35 bc 5.40 bc 5.58 c 6..33 c 6..33 bc 6.60 c 7.57 bc 8.26 c 8.66 bc 9.02 bc Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji jarak Duncan Pada tabel 1 pengamatan 82 HST ditunjukkan bahwa intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan N0 yaitu sebesar 22,25 % dan intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %. Rataan intensitas serangan pada tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan ketiga pestisida nabati mampu menekan perkembangan Phakopsora pachyrhizi. Penghambatan pertumbuhan penyakit karat disebabkan oleh adanya senyawa- senyawa hasil metabolit sekunder yang terkandung di dalam bahan nabati, senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan suatu hama atau patogen (Sumartini dan Yusmani, 2001). Pada pengamatan I (28 HST) penyakit karat sudah menyerang semua tanaman kedelai, hal ini diakibatkan oleh penyakit karat yang merupakan penyakit tanaman dewasa. Sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) menyatakan bahwa perkembangan penyakit pada daun dan tangkai daun berupa bercak karat terlihat pada minggu ketiga dan keempat setelah tanam. Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), diketahui bahwa intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %. Hal ini didukung pernyataan Suharso (2003) dan Koerniati et al (1994) yang menyatakan bahwa senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya lima kali lebih baik dari fenol biasa. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 33. 33 Pada perlakuan kontrol dapat kita lihat bahwa intensitas serangan penyakit karat daun semakin lama semakin meningkat, hal ini diakibatkan oleh ketahanan tanaman yang semakin tua semakin lemah. Hal senada juga disampaikan oleh Semangun (1991) yang menyatakan bahwa ketahanan tanaman kedelai tergantung dari umur tanaman, ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur tanaman dan bercak karat bertambah banyak setelah tanaman berbunga. Tinggi tanaman Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan ketiga bahan nabati tidak memberikan pengaruh nyata. Hal ini disebabkan karena penyakit karat daun mulai menyerang tanaman kedelai pada fase generatif yaitu pada saat tanaman telah berbunga (Somaatmaja et al, 1992), sedangkan pada fase tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman mulai menurun (Lamina, 1982; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1985) Tabel 2. Rataan tinggi tanaman kedelai (cm) Waktu Pengamatan (HST) Perl. 28 34 40 46 N0 35,50 36,67 37,11 37,11 N1 36,95 37,89 38,67 38,67 N2 36,56 38,06 38,78 38,78 N3 35,83 36,95 37,50 37,50 Pengamatan tinggi tanaman dihentikan pada waktu pengamatan 46 HST, hal ini disebabkan karena pertumbuhan vegetatifnya telah berhenti .Tanaman berasal dari varietas Argomulyo dan berdasarkan deskripsi tanaman varietas Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 34. 34 tersebut bertipe tumbuh determinan, dimana tipe tumbuh yang determinan pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah berbunga. Dari pengamatan terakhir didapat rataan tinggi tanaman yaitu 38,01 cm. Menurut pernyataan Lamina (1989) tipe tumbuh determinan memiliki batang yang pendek, dan dari deskripsi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman berkisar 40 cm. Jumlah Daun Hasil pengamatan terhadap jumlah daun didapat bahwa penggunaan ketiga pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada 28-40 HST dan berpengaruh nyata pada 43-82 HST. Tabel 3. Rataan jumlah daun pada keempat perlakuan Perl. Waktu pengamatan (HST) 28 31 34 37 40 43 46 49 52 N0 8,61a 10,11a 12,83a 13,89a 15,39a 14,56c 14,83c 14,22d 14,33a N1 7,00a 9,89a 12,95a 14,50a 16,11a 15,67b 16,28bc 15,83b 16,56ab N2 6,67a 9,22a 13,22a 15,28a 16,89a 16,83a 18,67a 17,45a 17,61b N3 6.67a 9,00a 12,78a 14,61a 16,17a 16,17ab 16,22b 15,45bc 16,28c 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 14,55c 14,39d 13,61d 14,33d 14.11d 14,39d 14,11d 13,83d 13,39d 12,94c 16,50ab 16,89ab 15,89b 15,78bc 15,56b 15,89bc 15,56bc 15,89bc 15,28c 14,61b 17,17a 17,50a 16,95a 17,67a 17,06a 17,50a 16,89a 17,22a 17,11a 16,22a 15,61b 15,72c 15,05bc 15,89b 15,50bc 16,11b 15,67b 16,11b 16,28b 14,50bc Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji jarak Duncan Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), menunjukkan bahwa perlakuan ketiga bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun yang Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 35. 35 terbanyak terdapat pada perlakuan N2 (sirih), hal ini dikarenakan intensitas serangan penyakit Phakopsora pachyrizi yang terendah (pada pengamatan yang sama) terdapat pada perlakuan N2. Jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada perlakuan N0 (kontrol), dikarenakan intensitas serangan pada perlakuan tersebut cukup tinggi sehingga mengakibatkan daun semakin cepat berguguran. Hal ini sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) yang mengatakan bahwa bercak karat mengandung 1 - 4 uredia yang menghasilkan berjuta-juta urediospora. Semakin banyaknya uredia pada daun kedelai dapat mengakibatkan keguguran daun lebih cepat. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa mulai pengamatan 28 HST-40 HST, tanaman masih menunjukkan pertambahan jumlah daun, sedangkan pada pada pengamatan 40 - 82 HST pertambahan jumlah daun berhenti. Hal ini dikarenakan pada 40 HST tanaman kedelai telah memasuki fase generatif dan pada fase tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman sudah berhenti. Hal ini sesuai dengan Somaatmaja et al (1989) yang menyatakan bahwa tanaman kedelai tipe determinan akan berhenti pertumbuhan vegetatif setelah tanaman memasuki fase generatif. Produksi Berdasarkan hasil analisa sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi (Lampiran 45). Tabel 4. Rataan produksi (ton/ha) Perlakuan Ton/ha N0 1,07b N1 1,28a Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 36. 36 N2 1,35a N3 1,30a Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa produksi terendah terdapat pada perlakuan N0 (kontrol) yaitu 1,07 ton/ha dan perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan N2 (sirih) yaitu 1,35 ton/ha. Produksi terendah terdapat pada N0 (kontrol) dikarenakan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan tersebut. Kehilangan hasil akibat serangan patogen Phakopsora pachyrizi dapat mencapai hingga 90%. Sinclair dan Shurtleff (1980), menyatakan bahwa kehilangan hasil akibat penyakit karat daun dapat mencapai 40-90 %. Perkecambahan Spora Dari hasil pengamatan terhadap perkecambahan spora diketahui bahwa perlakuan ketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata pada 1-4, 6, 7, 8 dan 9 Jam Setelah Perlakuan (JSP) dan berpengaruh nyata pada 5, 10 dan 24 Jam Setelah Perlakuan (JSP). Tabel 5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3) Perl. Pengamatan (JSP) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 24 N0 0.00 0.00 0.00 0.00 36.11a 38.89a 38.89a 47.22a 50.00a 69.45a 75.00a N1 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33b 8.33a 11.11a 8.33a 8.33a 19.45b 33.33b N2 0.00 0.00 0.00 0.00 5.56b 5.56a 5.56a 8.33a 5.56a 11.11b 22.22b N3 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33b 11.11a 11.11a 8.33a 16.67a 22.22b 30.56b Tabel 5 menunjukkan bahwa pengamatan 1-4 jam setelah perlakuan (JSP) tidak ada spora yang berkecambah, sementara pada pengamatan 5-24 JSP tampak perlakuan N2 (sirih) adalah perlakuan yang paling mampu menekan perkecambahan spora, hal ini tampak dari sedikitnya (5.56) jumlah spora yang Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 37. 37 berkecambah pada pengamatan pertama dan rendahnya (2.78) penambahan spora yang berkecambah pada tiap pengamatan. Pada perlakuan N0 (kontrol) adalah perlakuan yang paling besar tingkat perkecambahan sporanya. Hal ini tampak dari spora yang berkecambah berjumlah banyak (36.11) dan terus meningkat pada tiap pengamatan. Pada pengamatan terakhir (24 jam setelah perlakuan) tampak sirih mempunyai kecenderungan dapat menekan perkecambahan spora, hal ini disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan chavocol yang terkandung di daun sirih yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan dirinya dari serangan patogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumartini dan Yusmani, 2001 yang menyatakan bahwa daun sirih memiliki senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder dan senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan dirinya dari serangan hama dan patogen. Koerniati et al, 1994 menyatakan senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol mempunyai efektifitas mematikan bakteri lima kali lebih baik dari fenol biasa. Perlakuan pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, hal ini dikarenakan tanaman yang digunakan bertipe tumbuh determinan. Pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman bertipe tumbuh detrminan, akan berhenti setelah memasuki fase generatif. Penggunaan pestisida nabati (mimba, sirih dan gambir) ternyata mampu untuk menekan intensitas serangan karat daun Phakopsora pachyrhizi. Tetapi dari semua perlakuan pestisida nabati dan hasil yang diperoleh tersebut, diketahui bahwa perlakuan N2 (sirih) adalan perlakuan yang paling efektif. Hal ini disebabkan karena daun sirih mengandung senyawa hasil metabolit sekunder yang Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 38. 38 biasa digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan patogen. Fenol dan chavocol yang terkandung di daun sirih memiliki daya antiseptik lima kali lebih kuat dibandingkan fenol biasa (Koerniati et al, 1994). V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sirih (Piper betle) lebih efektif dalam mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) dibandingkan dengan mimba (Azadirachta indica) dan gambir. Pada pengamatan terakhir, intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 sebesar 6,85 % dan yang tertinggi pada perlakuan N0 sebesar 22,25 %. 2. Perlakuan bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Perlakuan bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Pada pengamatan terakhir, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2 sebanyak 16 daun dan jumlah daun tersedikit terdapat pada perlakuan N0 sebanyak 13 daun. Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 39. 39 3. Perlakuan bahan nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi, hal ini dikarenakan pestisida nabati berhasil menekan pertumbuhan karat daun Phakopsora pachyrhizi. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan N2 sebesar 1,35 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada perlakuan N0 sebesar 1,07 ton/ha. 4. Pada pengamatan terakhir, jumlah spora yang paling banyak berkecambah terdapat pada perlakuan N0 (75.00 %) dan yang paling sedikit ada pada perlakuan N2 (22.22 %). Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jenis pestisida nabati yang lain dalam mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi). Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 40. 40 DAFTAR PUSTAKA Aksi Agri Kanisius. 1991. Kedelai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Anggraeini, I. dan Djatnika, I. 1990. Upaya pengendalian embun tepung pada bibit Acacia mangium dengan benomil, tepung gambir dan kulit buah mahoni. Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah PFI, 16-18 September 1999, Purwokerto. Hlm 415-419 Anonim. 1987. Daftar organisme pengganggu tanaman tumbuhan penting yang dilaporkan telah terdapat didalam wilayah Republik Indonesia. Pusat Karantina Pertanian, Jakarta Anonim. 2005. Pedoman pengendalian rekomendasi OPT tanaman kacang hijau. http://www.deptan.go.id [7 januari 2007] Bangun, M.K. 1988. Perancangan percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan BAPPENAS. 2006. Budidaya pertanian : Kedelai (Glycine max L. Merril). http://www.google.co.id [4 Januari 2007] Darsam, Soesanto, L., dan Pudjiastuti, C. 1993. Kajian pendahuluan cairan perasan daun sirih, lada, dan cabe jawa terhadap pertumbuhan jamur Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 41. 41 Phytophthora palmivora. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati, 1-2 Desember 1993, Bogor. Hlm 65-69 Fachruddin, L. 2000. Budi daya kacang-kacangan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Kartasapoetra, A.G. 1998. Teknologi budidaya tanaman pangan di daerah tropik. Penerbit Bina Aksara, Jakarta Koerniati S, Iskandar M dan Taryono. 1994. Plasma nutfah tanaman berkadar racun di Balitro. P.241-247. Dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati. Bogor 1-2 Desember Lamina. 1989. Kedelai dan pengembanganya. CV Simplex, Jakarta Manurung, T. 1994. Tehnologi budidaya kedele pada lahan sawah. Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Sumatera Utara Martoredjo, T. 1997. Pengaruh ekstrak daun mimba terhadap terhadap perkembangan antraknosa pada apel manalagi pascapanen. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 3, No. 1, Hlm 38-41 Novizan. 2002. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro Media Pustaka, Jakarta Pitojo, S. 2003. Benih kedelai. Penerbit Kanisius, Jakarta. Potter, N.N. 1986. Food Science, Fourth Edition. Van Reinhold Company, New York. Rahaju, M. 2001. Pemanfaatan bahan nabati untuk pengendalian penyakit layu bakteri pada kacang tanah. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor. Hlm 131-132 Rans. 2006. Kedelai. Warintek_progressio. http://warintek.progressio.or.id [4 Januari 2007]. Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakittanaman di Indonesia. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Sinaga, M.S. 1979. Studi mengenai beberapa sumber inokulum Phakopsora pachyrhyzi penyebab penyakit karat pada kedelai. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 42. 42 Sinclair dan Shurtleff. 1980. Compendium of soybean disease. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Snyder, H.E. and Kwon, T.W. 1987. Soybean Utilization. Van Reinhold Company, New York Somaatmaja S, et al. 1989. Kedelai. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan, Bogor Somaatmaja S, et al. 1992. Petunjuk bergambar untuk identifikasi hama dan penyakit kedelai di Indonesia. Indonesia-japan Joint Research Program. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan, Bogor Sudjono, M.S. 1984. Epidemiologi dan pengendalian penyakit karat kedelai. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang- kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Sudjono, M.S., Amir, M. dan Roechan, M. 1985. Penyakit karat dan penanggulangannya. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Suharso, 2003. Aneka ramuan untuk sakit gigi Departemen kesehatan RI. Harian Kompas. http://www.google.co.id [03 Agustus 2006]. Sumartini dan Yusmani. 2001. Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor. Hlm 101-103 Yang, C.Y. 1977. Soybean rust in the eastern Hemisphere. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101 Zauhari, M.R., Subroto, S.W.G., Amnan, M., Andayani, N., Sagala, T., Sukar., Wijaya, E.S. 1991. Pedoman perlindungan tanaman kentang. Direktorat bina perlindungan tanaman, Jakarta Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 43. 43 Lampiran 1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa I II III IV V VI N0 N1 N3 N2 N1 N3 N2 N3 N1 N0 N3 N0 N3 N0 N2 N3 N2 N1 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 44. 44 N1 N2 N0 N1 N0 N2 Lampiran 2. Bagan Percobaan di Laboratorium I II III IV V VI N0 N0 N0 N0 N0 N0 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N2 N2 N2 N2 N2 N2 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 45. 45 N3 N3 N3 N3 N3 N3 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 46. 46 Lampiran 3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Pengamatan Tanggal 02- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 6.50 8.72 7.66 5.78 5.28 4.29 38.23 6.37 N1 3.88 4.00 3.77 1.85 2.62 3.24 19.35 3.23 N2 2.41 8.24 3.03 8.57 7.33 1.11 30.68 5.11 N3 5.84 9.01 3.92 6.57 2.09 3.75 31.19 5.20 Total 18.63 29.97 18.37 22.77 17.31 12.40 119.45 Rataan 4.66 7.49 4.59 5.69 4.33 3.10 4.98 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 2.65 3.04 2.86 2.51 2.40 2.19 15.64 2.61 N1 2.09 2.12 2.07 1.53 1.77 1.93 11.51 1.92 N2 1.70 2.96 1.88 3.01 2.80 1.27 13.62 2.27 N3 2.52 3.08 2.10 2.66 1.61 2.06 14.03 2.34 Total 8.96 11.20 8.90 9.71 8.58 7.45 54.80 Rataan 2.24 2.80 2.23 2.43 2.14 1.86 2.28 SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 1.95 0.39 2.01 tn 2.90 perlakuan 3 1.44 0.48 2.47 tn 3.29 Galat 15 2.92 0.19 total 23 6.32 FK 125.13 KK 19.32% Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 47. 47 Lampiran 4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Pengamatan Tanggal 05- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 6.87 9.33 5.33 5.65 9.09 7.33 43.60 7.27 N1 3.96 2.51 3.38 5.57 8.01 5.50 28.92 4.82 N2 1.94 8.07 4.04 6.19 6.50 3.22 29.96 4.99 N3 5.29 5.16 6.57 5.67 4.52 6.76 33.96 5.66 Total 18.06 25.07 19.32 23.08 28.11 22.81 136.44 Rataan 4.51 6.27 4.83 5.77 7.03 5.70 5.69 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 2.71 3.14 2.41 2.48 3.10 2.80 16.64 2.77 N1 2.11 1.73 1.97 2.46 2.92 2.45 13.64 2.27 N2 1.56 2.93 2.13 2.59 2.65 1.93 13.78 2.30 N3 2.41 2.38 2.66 2.48 2.24 2.69 14.86 2.48 Total 8.79 10.18 9.17 10.01 10.90 9.87 58.93 Rataan 2.20 2.54 2.29 2.50 2.72 2.47 2.46 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.70 0.14 1.00 tn 2.90 perlakuan 3 0.96 0.32 2.27 tn 3.29 Galat 15 2.10 0.14 total 23 3.76 FK 144.68 KK 15.25% Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 48. 48 Lampiran 5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Pengamatan Tanggal 08- 04-2007) Ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 10.00 13.36 11.30 10.29 12.49 12.16 69.59 11.60 N1 6.59 4.58 5.24 8.90 9.22 7.67 42.19 7.03 N2 3.21 11.82 6.54 8.69 7.85 3.97 42.07 7.01 N3 7.02 9.44 7.60 8.44 7.78 8.02 48.31 8.05 Total 26.82 39.20 30.68 36.32 37.33 31.81 202.16 Rataan 6.71 9.80 7.67 9.08 9.33 7.95 8.42 Ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.24 3.72 3.44 3.28 3.60 3.56 20.84 3.47 a N1 2.66 2.25 2.40 3.07 3.12 2.86 16.35 2.73 bc N2 1.93 3.51 2.65 3.03 2.89 2.11 16.12 2.69 c N3 2.74 3.15 2.85 2.99 2.88 2.92 17.53 2.92 b Total 10.57 12.64 11.33 12.37 12.49 11.45 70.85 Rataan 2.64 3.16 2.83 3.09 3.12 2.86 2.95 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.84 0.17 1.39 tn 2.90 perlakuan 3 2.37 0.79 6.57 * 3.29 Galat 15 1.80 0.12 total 23 5.01 FK 209.14 KK 11.75% uji duncan cara sy 0.0708 rataan garis 2 3.01 0.213108 3.47 3.26 a 3 3.16 0.223728 2.92 2.70 b 4 3.25 0.2301 2.73 2.50 bc 2.69 c cara garis Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 49. 49 P 2 3 4 rp 3.01 3.16 3.25 RP 0.213108 0.223728 0.2301 2.69 2.73 2.92 3.47 a b c Lampiran 6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Pengamatan Tanggal 11- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 13.06 14.72 10.45 10.04 12.92 11.34 72.52 12.09 N1 6.76 4.22 4.91 6.89 8.90 6.76 38.45 6.41 N2 2.93 11.67 6.49 6.94 6.52 4.72 39.26 6.54 N3 5.79 7.03 7.42 6.89 9.86 7.42 44.42 7.40 Total 28.54 37.64 29.28 30.75 38.19 30.24 194.65 Rataan 7.13 9.41 7.32 7.69 9.55 7.56 8.11 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.68 3.90 3.31 3.25 3.66 3.44 21.24 3.54 a N1 2.69 2.17 2.33 2.72 3.07 2.69 15.67 2.61 bc N2 1.85 3.49 2.64 2.73 2.65 2.28 15.64 2.61 bc N3 2.51 2.74 2.81 2.72 3.22 2.81 16.82 2.80 b Total 10.74 12.31 11.09 11.41 12.60 11.24 69.38 Rataan 2.68 3.08 2.77 2.85 3.15 2.81 2.89 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.66 0.13 1.05 tn 2.90 perlakuan 3 3.53 1.18 9.30 * 3.29 Galat 15 1.90 0.13 total 23 6.09 FK 200.56 KK 12.30% uji duncan cara sy 0.072575 rataan garis 2 3.01 0.218449 3.54 3.32 a 3 3.16 0.229336 2.80 2.57 b 4 3.25 0.235867 2.61 2.38 bc 2.61 bc Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 50. 50 cara garis P 2 3 4 rp 3.01 3.16 3.25 RP 0.218449 0.229336 0.235867 2.61 2.61 2.80 3.54 a b c Lampiran 7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Pengamatan Tanggal 14- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 12.45 16.51 9.74 9.58 15.27 11.49 75.04 12.51 N1 8.58 5.00 6.26 7.90 5.33 6.01 39.08 6.51 N2 3.00 10.42 6.28 7.56 7.25 5.68 40.18 6.70 N3 6.37 7.30 6.20 7.15 10.04 7.36 44.42 7.40 Total 30.40 39.22 28.48 32.19 37.89 30.54 198.73 Rataan 7.60 9.81 7.12 8.05 9.47 7.64 8.28 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.60 4.12 3.20 3.18 3.97 3.46 21.53 3.59 a N1 3.01 2.34 2.60 2.90 2.42 2.55 15.82 2.64 bc N2 1.87 3.30 2.60 2.84 2.78 2.49 15.89 2.65 bc N3 2.62 2.79 2.59 2.77 3.25 2.80 16.82 2.80 b Total 11.10 12.57 10.99 11.68 12.42 11.30 70.06 Rataan 2.78 3.14 2.75 2.92 3.10 2.83 2.92 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.57 0.11 0.87 tn 2.90 perlakuan 3 3.69 1.23 9.45 * 3.29 Galat 15 1.95 0.13 total 23 6.21 FK 204.52 KK 12.36% uji duncan cara sy 0.073643 rataan garis 2 3.01 0.221665 3.59 3.37 a Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 51. 51 3 3.16 0.232712 2.80 2.57 b 4 3.25 0.23934 2.65 2.41 bc 2.64 bc cara garis P 2 3 4 rp 3.01 3.16 3.25 RP 0.221665 0.232712 0.23934 2.64 2.65 2.80 3.59 a b c Lampiran 8. Tabel Rataan Intensitas (%) 43 HST (Pengamatan Tanggal 17- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 10.92 9.63 8.28 10.20 10.80 10.38 60.21 10.03 N1 6.98 3.67 4.42 5.65 5.05 5.09 30.85 5.14 N2 4.36 4.12 5.97 5.89 5.38 5.20 30.92 5.15 N3 4.64 4.76 5.31 6.32 6.94 6.75 34.72 5.79 Total 26.90 22.18 23.98 28.06 28.17 27.42 156.70 Rataan 6.73 5.54 5.99 7.01 7.04 6.85 6.53 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.38 3.18 2.96 3.27 3.36 3.30 19.46 3.24 a N1 2.73 2.04 2.22 2.48 2.35 2.36 14.19 2.37 c N2 2.21 2.15 2.54 2.53 2.43 2.39 14.24 2.37 c N3 2.27 2.29 2.41 2.61 2.73 2.69 15.00 2.50 b Total 10.59 9.67 10.13 10.89 10.87 10.74 62.89 Rataan 2.65 2.42 2.53 2.72 2.72 2.69 2.62 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.30 0.06 2.01 tn 2.90 perlakuan 3 3.17 1.06 35.99 * 3.29 Galat 15 0.44 0.03 total 23 3.90 FK 164.80 KK 6.54% Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 52. 52 uji duncan cara sy 0.034959 rataan garis 2 3.01 0.105226 3.24 3.14 a 3 3.16 0.110469 2.50 2.39 b 4 3.25 0.113616 2.37 2.26 c 2.37 c cara garis P 2 3 4 rp 3.01 3.16 3.25 RP 0.105226 0.110469 0.113616 2.37 2.37 2.50 3.24 a b c Lampiran 9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Pengamatan Tanggal 20- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 8.70 7.45 7.39 9.32 9.83 7.78 50.47 8.41 N1 4.94 3.17 4.41 4.22 4.52 3.98 25.25 4.21 N2 4.94 3.00 4.50 4.13 4.21 3.77 24.55 4.09 N3 4.53 4.88 6.11 5.65 5.52 4.93 31.61 5.27 Total 23.12 18.50 22.41 23.31 24.08 20.46 131.88 Rataan 5.78 4.63 5.60 5.83 6.02 5.12 5.49 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.03 2.82 2.81 3.13 3.21 2.88 17.89 2.98 a N1 2.33 1.92 2.21 2.17 2.24 2.12 13.00 2.17 c N2 2.33 1.87 2.24 2.15 2.17 2.07 12.83 2.14 c N3 2.24 2.32 2.57 2.48 2.45 2.33 14.40 2.40 b Total 9.94 8.93 9.83 9.94 10.08 9.39 58.11 Rataan 2.49 2.23 2.46 2.48 2.52 2.35 2.42 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.24 0.05 3.55 * 2.90 perlakuan 3 2.76 0.92 67.36 * 3.29 Galat 15 0.20 0.01 total 23 3.20 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009
  • 53. 53 FK 140.68 KK 4.82% uji duncan cara sy 0.023834 rataan garis 2 3.01 0.07174 2.98 2.91 a 3 3.16 0.075315 2.40 2.32 b 4 3.25 0.077461 2.17 2.09 c 2.14 c cara garis P 2 3 4 rp 3.01 3.16 3.25 RP 0.07174 0.075315 0.077461 2.14 2.17 2.40 2.98 c b a Lampiran 10. Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Pengamatan Tanggal 23- 04-2007) ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 9.08 5.94 8.08 6.70 9.51 8.14 47.45 7.91 N1 4.73 4.21 5.31 4.96 4.44 4.01 27.66 4.61 N2 4.56 3.85 4.55 5.61 4.08 4.26 26.91 4.48 N3 4.22 4.66 4.09 4.76 5.16 4.50 27.38 4.56 Total 22.59 18.66 22.03 22.03 23.19 20.90 129.40 Rataan 5.65 4.66 5.51 5.51 5.80 5.22 5.39 ulangan Perlakuan TOTAL RATAAN I II III IV V VI N0 3.10 2.54 2.93 2.68 3.16 2.94 17.35 2.89 a N1 2.29 2.17 2.41 2.34 2.22 2.12 13.55 2.26 b N2 2.25 2.09 2.25 2.47 2.14 2.18 13.38 2.23 bc N3 2.17 2.27 2.14 2.29 2.38 2.24 13.49 2.25 bc Total 9.80 9.07 9.73 9.79 9.91 9.48 57.77 Rataan 2.45 2.27 2.43 2.45 2.48 2.37 2.41 daftar sidik ragam SK db JK KT Fhit F.05 blok 5 0.12 0.02 1.03 tn 2.90 perlakuan 3 1.88 0.63 26.66 * 3.29 Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril), 2007. USU Repository © 2009