SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
PENGAMATAN VIRUS PADA BAKTERI DENGAN METODE PLAQUE




                        Oleh :
            Nama        : Swastika Oktavia
            NIM         : B1J007013
            Rombongan   :I
            Kelompok    :4
            Asisten     : Nur Fariza




           LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI




         KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
          UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
                 FAKULTAS BIOLOGI
                   PURWOKERTO
                        2010
I. PENDAHULUAN



         Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung 1 jenis asam nukleat
yaitu RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion. Virion terdiri dari
capsid yang dibungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid. Virus biasanya
resisten terhadap antibiotik (Rahma, 2007).
         Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam
daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase
adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase
perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik
terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan
dan fase pembelahan (Pelczar dan Chan, 2008).
         Virologi merupakan salah satu cabang ilmu yang relatif mudah
dibandingkan dengan ilmu kedokteran lain dan masih belum banyak diminati oleh
ilmuwan di Indonesia. Pada sisi lain, virus sebagai jasad paling sederhana ternyata
banyak sekali menimbulkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang berkaitan
dengan virus saat ini tidak hanya dikaitkan dengan penyakit infeksi viral yang
konvensional tetapi juga dengan berbagai penyakit lain seperti keganasan, penyakit
otoimun, penyakit degeneratif, serta keterkaitannya dengan industri bahan dan
pelayanan kesehatan. Masalah kesehatan tersebut diatas tidak hanya terjadi di negara
berkembang, tetapi juga pada banyak negara maju. Selain itu, jika ditelaah lebih
dalam ternyata hampir semua organisma dapat mengandung virus atau komponen
virus dalam dirinya (Sjahrurachman, 2001). Metode plaque merupakan salah satu
metode yang paling mudah dan murah untuk mengidentifikasi virus yang
menginfeksi organisme.
         Tujuan praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque
adalah untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel yang melisiskan sel bakteri.
II. MATERI DAN METODE



                                      A. Materi


             Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media NA
cawan, cutton bud steril, pembakar spirtus, alkohol, korek api, wrapping, pipet ukur
1 ml, filler, botol steril, tabung reaksi, sumbat, inkubator, air sampel, dan isolat E.
coli cair.


                                      B. Metode


1. Sampel air yang diduga mengandung virus di masukkan ke dalam botol sampel.
2. Media pertumbuhan bakteri (NA) disiapkan.
3. Diambil cutton bud steril dan dicelupkan pada E. coli cair secara aseptis.
4. Dilawnkan secara aseptis cutton bud yang telah dicelupkan E. coli pada media
    NA Cawan.
5. Sampel air diinokulasikan secara aseptis ke dalam medium NA yang telah
    disiapkan.
6. Kemudian diinkubasi selama 2-4 x 24 jam.
7. Diamati pembentukan plaque yang terjadi apabila terbentuk plaque pada koloni
    pertumbuhan bakteri maka diduga terdapat virus yang melisiskan bakteri.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN



                                    A.Hasil


Tabel Hasil Praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque

     Kelompok                  Cawan I              Cawan II
         1                        -                    -
         2                       +                     +
         3                       +                     +
         4                        -                    -
         5                       +                     +




     Gambar 1. Hasil Negatif                  Gambar 2. Hasil Positif
B. Pembahasan


         Virus merupakan agensia infeksi non-seluler dan hanya dapat melakukan
multiplikasi dalam sel inang. Virus berukuran sangat kecil yaitu bervariasi dari 18 –
200 nm, sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Berbeda
dengan parasit intraseluler lainnya, virus menggunakan sel inang sepenuhnya untuk
reproduksinya karena virus tidak memiliki organela. Untuk dapat bertahan di
lingkungan, virus harus mampu berpindah dari inang satu ke inang lainnya,
menginfeksi dan replikasi pada inang yang sesuai (Suryati, 2007).
         Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kelompok 1 dan 4 masing-masing
dari air sampel limbah sapi dan limbah ikan memperoleh hasil negatif, sedangkan
kelompok 2, 3, 5 masing-masing dari air sampel limbah ayam, limbah ikan, dan
limbah sapi menggenang memperoleh hasil positif. Hasil positif menunjukkan bahwa
virus   terdeteksi   menginfeksi    bakteri   karena   adanya   zona   jernih   yang
mengindikasikan bahwa terdapat penghambatan pertumbuhan bakteri oleh virus
tersebut. Sebaliknya, tidak terdapatnya zona jernih pada media cawan menunjukkan
bahwa air sampel tidak mengandung virus sehingga hasilnya negatif. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pelczar dan Chan (2008) bahwa virus bakterial mudah diisolasi
dan dikultivasi pada biakan bakteri yang muda dan sedang tumbuh aktif dalam kaldu
atau cawan agar. Melisisnya bakteri dapat menyebabkan suatu biakan yang keruh
menjadi jernih pada biakan cair. Sedangkan pada biakan agar cawan, akan tampak
daerah-daerah jernih atau plak (plaque).
         Metode plak merupakan metode yang umum dalam melihat kuantitas
infeksi virus dan substansi antivirus. Infeksi partikel virus mengalami multiplikasi
pada area yang ditumbuhi bakteri, sel-sel yang terinfeksi menghasilkan zona jernih
atau biasa disebut plak. Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Uji
plaque yang digunakan pada praktikum kali ini hampir mirip dengan uji plaque yang
digunakan oleh Matrosovich et al (2006), yang menumbuhkan bakteri pada media
biakan dan memasukkan sampel virus ke dalam media biakan tersebut lalu hasil
positif menunjukkan adanya zona jernih atau plak. Bedanya hanya pada media
biakan yang digunakan. Media biakan yang digunakan dalam praktikum merupakan
media NA (Nutrient Agar) cawan, sedangkan media biakan yang digunakan oleh
Matrosovich et al (2006) adalah media Avicel yang merupakan suspensi koloid dari
mikropartikel selulosa yang dicampur dengan sodium karboksimetil selulosa dan air.
Media Avicel terbukti lebih murah, cepat dan lebih sensitif dari media agar untuk uji
plaque.
           Menurut Irianto (2007), virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat
bermetabolisme, maka virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Virus akan
menginfeksi sel inang agar dapat berkembang biak. Inang virus berupa makhluk
hidup yaitu bakteri, sel tumbuhan maupun sel hewan, bahkan seringkali menginfeksi
manusia. Berdasarkan tahapannya, daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur
litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase
infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan
virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan),
fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.
Fase Adsorbsi
          Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme
inang (bakteri Escherichia coli) pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang
digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut ekor yang ada di
bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel
bakteri sebelum melakuan perlekatan.
Fase Infeksi (Penetrasi)
          Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus
(asam nukleat) ke dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau
RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print
kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap
selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik.
Apabila virus masuk ke dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut
adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam
siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam
nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Fase Replikasi (sintesis)
          Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi
genetik, yaitu mensintesis protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim
virus. Struktur virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan
serabut ekor.
Fase Perakitan
        Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus
yang utuh sebagai virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur
lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor).
Fase lisis
        Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan
strukturnya akan keluar dari sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara
merusak struktur sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari
sel. virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain.
Fase Penggabungan
        Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup
lisogenik. Setelah asam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme
inang, selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan DNA Kromosom
organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom bakteri. Penggabungan materi
genetik ini bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom
untuk selanjutnya ikut digandakan saat proses pembelahan sel. DNA Kromosom
bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk salah satunya
adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel.
Fase pembelahan
        Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk
penggandaan materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom.
Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka
akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus.
Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami
pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah
sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup,
DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui
fase sintesis (replikasi).
        Virus akan menginfeksi berbagai organisme untuk menjadikannya sebagai
inang. Virus yang masuk ke dalam inang akan menjadi aktif dan dapat berkembang
biak. Sampel-sampel air yang menjadi bahan praktikum kemungkinan banyak
mengandung virus karena berasal dari air limbah yang mengandung banyak bakteri
sebagai inang virus. Kemungkinan virus yang terdapat pada air sampel limbah ikan
adalah Epizootic haemotopoietic necrosis virus (EHNV), European Catfish Virus
(ECV), European Sheatfish Virus (ESV), Infectios Haemotopoietic Necrosis Virus
(IHNV), Oncorhynchus Masau Virus (OMV) (alias Salmonid herpesvirus tipe-21),
Spring Viraemia of carp virus (SUCV), Viral Haemorragic Septicaemia Virus
(VHSV). Virus-virus ini akan menginfeksi ikan tersebut sehingga tubuh ikan akan
berpenyakit seperti timbulnya kelainan pada insang dan organ internal seperti ginjal,
limfa, jantung dan saluran pencernaan. Terjadi hipertropi pada insang, hiperlasia dan
fusi pada lamela sekunder insang (Suryati, 2007). Sedangkan pada sampel limbah
sapi kemungkinan terdapat jenis virus Cow Pea Mosaic Virus (CPMV) (Ermolina et
al., 2006), pada air sampel limbah kambing kemungkinan terdapat Caprine arthritis-
encephalitis virus (CAEV) (Johnson et al., 1983), dan pada sampel limbah ayam
kemungkinan terdapat virus Avian Influenza (AI) (Wibowo et al., 2006). Semua
virus yang menyerang organisme secara umum akan menurunkan sistem imun atau
kekebalan karena pengrusakan sel-sel oleh virus tersebut.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN



                                 A. Kesimpulan


           Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji plaque dapat digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang
   melisiskan sel bakteri.
2. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih atau plaque dan hasil negatif
   ditunjukkan dengan tidak adanya plaque pada media NA cawan.


                                     B. Saran


     Praktikum Uji Plaque ini hendaknya digunakan virus yang telah dibiakkan
sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam air sampel, sehingga praktikan lebih
mudah melihat zona jernih atau plaque yang muncul.
DAFTAR REFERENSI



Ermolina, I., J. Milner, dan H. Morgan. 2006. Dielectrophoretic investigation of plant
      virus particles: Cow Pea Mosaic Virus and Tobacco Mosaic Virus.
      Electrophoresis 27 : 3030-3048.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama
        Widya, Bandung.
Johnson, G. C., A. F. Barbet, P. K. Anderson dan T. C. McGuire. 1983. Preferential
      Immune Response to Virion Surface Glycoproteins by Caprine Arthritis-
      Encephalitis Virus-Infected Goats. Infection and Immunity 41 (2) : 657-665.
Matrosovich, M., T. Matrosovich, W. Garten dan H. D. Klenk. 2006. New low-
      viscosity overlay medium for viral plaque assays. Virology Journal 3 (63):
      1-7.
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.
Rahma. 2007. Virologi (Struktur dan Taksonomi Virus). http://rahma02.
      wordpress.com/2007/10/31/virologi/. Diakses tanggal 25 Mei 2010.
Sjahrurachman, A. 2001. Fakta dan Tantangan dalam Virologi Kedokteran. Cermin
       Dunia Kedokteran 130 : 43-48.
Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik dengan Metode Klasik dan Metode Molekuler.
       ITB, Bogor.
Wibowo, M. H., W. Asmara, dan C. R. Tabbu. 2006. Isolasi dan Identifikasi
     Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang diperoleh di D.I.
     Yogyakarta dan Jawa Tengah. J. Sain. Vet 24 (1) : 77-83.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusPPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusRian Maulana
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
stuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkastuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkaHani Pebri
 
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Aulia Safitri
 
Modul parasito mansonella ozzardi
Modul parasito mansonella ozzardiModul parasito mansonella ozzardi
Modul parasito mansonella ozzardiana nurjanah
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhandenotsudiana
 
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)AbdulHaris137
 

La actualidad más candente (20)

Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusPPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
stuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangkastuktur hewan- sistem rangka
stuktur hewan- sistem rangka
 
Penggolongan Darah
Penggolongan DarahPenggolongan Darah
Penggolongan Darah
 
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
 
PPT VIRUS
PPT VIRUSPPT VIRUS
PPT VIRUS
 
Lap ndv adz
Lap ndv adzLap ndv adz
Lap ndv adz
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Modul parasito mansonella ozzardi
Modul parasito mansonella ozzardiModul parasito mansonella ozzardi
Modul parasito mansonella ozzardi
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan
 
Ppt Virus
Ppt VirusPpt Virus
Ppt Virus
 
Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerobFermentasi anaerob
Fermentasi anaerob
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Makalah biokimia tentang dna dan rna
Makalah  biokimia tentang dna dan rnaMakalah  biokimia tentang dna dan rna
Makalah biokimia tentang dna dan rna
 
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
 

Destacado

между западом и востоком
между западом и востокоммежду западом и востоком
между западом и востокомleda_01
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1dinie novianty
 
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc Significance
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc SignificanceRheumatoid Factor and Its Diagnositc Significance
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc SignificanceSulav Shrestha
 
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis Vivek Misra
 

Destacado (7)

Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 
между западом и востоком
между западом и востокоммежду западом и востоком
между западом и востоком
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1
 
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc Significance
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc SignificanceRheumatoid Factor and Its Diagnositc Significance
Rheumatoid Factor and Its Diagnositc Significance
 
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis
Tumor Biomarkers For Screening, Progression and Prognosis
 
Tumor Marker
Tumor MarkerTumor Marker
Tumor Marker
 

Similar a Plaque.tycka

Similar a Plaque.tycka (20)

Lap plaque adz
Lap plaque adzLap plaque adz
Lap plaque adz
 
Lap postulat adz
Lap postulat adzLap postulat adz
Lap postulat adz
 
Plaque
PlaquePlaque
Plaque
 
Portofolio virologi
Portofolio virologiPortofolio virologi
Portofolio virologi
 
Virus bagian 1
Virus bagian 1Virus bagian 1
Virus bagian 1
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1
 
Postulat koch
Postulat kochPostulat koch
Postulat koch
 
virus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptxvirus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptx
 
Biologi - VIRUS
Biologi - VIRUSBiologi - VIRUS
Biologi - VIRUS
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Virus kelas X
Virus kelas XVirus kelas X
Virus kelas X
 
Virus dan Serologi (Bukan HIV)
Virus dan Serologi (Bukan HIV)Virus dan Serologi (Bukan HIV)
Virus dan Serologi (Bukan HIV)
 
Virus 5
Virus 5Virus 5
Virus 5
 
Powerpoint virus
Powerpoint virusPowerpoint virus
Powerpoint virus
 
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptxbiologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
 

Más de Dickdick Maulana

Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 
Lampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahLampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahDickdick Maulana
 

Más de Dickdick Maulana (20)

Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 
Lampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahLampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanah
 

Plaque.tycka

  • 1. PENGAMATAN VIRUS PADA BAKTERI DENGAN METODE PLAQUE Oleh : Nama : Swastika Oktavia NIM : B1J007013 Rombongan :I Kelompok :4 Asisten : Nur Fariza LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2010
  • 2. I. PENDAHULUAN Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung 1 jenis asam nukleat yaitu RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion. Virion terdiri dari capsid yang dibungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid. Virus biasanya resisten terhadap antibiotik (Rahma, 2007). Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan (Pelczar dan Chan, 2008). Virologi merupakan salah satu cabang ilmu yang relatif mudah dibandingkan dengan ilmu kedokteran lain dan masih belum banyak diminati oleh ilmuwan di Indonesia. Pada sisi lain, virus sebagai jasad paling sederhana ternyata banyak sekali menimbulkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan virus saat ini tidak hanya dikaitkan dengan penyakit infeksi viral yang konvensional tetapi juga dengan berbagai penyakit lain seperti keganasan, penyakit otoimun, penyakit degeneratif, serta keterkaitannya dengan industri bahan dan pelayanan kesehatan. Masalah kesehatan tersebut diatas tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga pada banyak negara maju. Selain itu, jika ditelaah lebih dalam ternyata hampir semua organisma dapat mengandung virus atau komponen virus dalam dirinya (Sjahrurachman, 2001). Metode plaque merupakan salah satu metode yang paling mudah dan murah untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi organisme. Tujuan praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque adalah untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel yang melisiskan sel bakteri.
  • 3. II. MATERI DAN METODE A. Materi Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media NA cawan, cutton bud steril, pembakar spirtus, alkohol, korek api, wrapping, pipet ukur 1 ml, filler, botol steril, tabung reaksi, sumbat, inkubator, air sampel, dan isolat E. coli cair. B. Metode 1. Sampel air yang diduga mengandung virus di masukkan ke dalam botol sampel. 2. Media pertumbuhan bakteri (NA) disiapkan. 3. Diambil cutton bud steril dan dicelupkan pada E. coli cair secara aseptis. 4. Dilawnkan secara aseptis cutton bud yang telah dicelupkan E. coli pada media NA Cawan. 5. Sampel air diinokulasikan secara aseptis ke dalam medium NA yang telah disiapkan. 6. Kemudian diinkubasi selama 2-4 x 24 jam. 7. Diamati pembentukan plaque yang terjadi apabila terbentuk plaque pada koloni pertumbuhan bakteri maka diduga terdapat virus yang melisiskan bakteri.
  • 4. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Tabel Hasil Praktikum Pengamatan Virus pada Bakteri dengan Metode Plaque Kelompok Cawan I Cawan II 1 - - 2 + + 3 + + 4 - - 5 + + Gambar 1. Hasil Negatif Gambar 2. Hasil Positif
  • 5. B. Pembahasan Virus merupakan agensia infeksi non-seluler dan hanya dapat melakukan multiplikasi dalam sel inang. Virus berukuran sangat kecil yaitu bervariasi dari 18 – 200 nm, sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Berbeda dengan parasit intraseluler lainnya, virus menggunakan sel inang sepenuhnya untuk reproduksinya karena virus tidak memiliki organela. Untuk dapat bertahan di lingkungan, virus harus mampu berpindah dari inang satu ke inang lainnya, menginfeksi dan replikasi pada inang yang sesuai (Suryati, 2007). Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kelompok 1 dan 4 masing-masing dari air sampel limbah sapi dan limbah ikan memperoleh hasil negatif, sedangkan kelompok 2, 3, 5 masing-masing dari air sampel limbah ayam, limbah ikan, dan limbah sapi menggenang memperoleh hasil positif. Hasil positif menunjukkan bahwa virus terdeteksi menginfeksi bakteri karena adanya zona jernih yang mengindikasikan bahwa terdapat penghambatan pertumbuhan bakteri oleh virus tersebut. Sebaliknya, tidak terdapatnya zona jernih pada media cawan menunjukkan bahwa air sampel tidak mengandung virus sehingga hasilnya negatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelczar dan Chan (2008) bahwa virus bakterial mudah diisolasi dan dikultivasi pada biakan bakteri yang muda dan sedang tumbuh aktif dalam kaldu atau cawan agar. Melisisnya bakteri dapat menyebabkan suatu biakan yang keruh menjadi jernih pada biakan cair. Sedangkan pada biakan agar cawan, akan tampak daerah-daerah jernih atau plak (plaque). Metode plak merupakan metode yang umum dalam melihat kuantitas infeksi virus dan substansi antivirus. Infeksi partikel virus mengalami multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri, sel-sel yang terinfeksi menghasilkan zona jernih atau biasa disebut plak. Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Uji plaque yang digunakan pada praktikum kali ini hampir mirip dengan uji plaque yang digunakan oleh Matrosovich et al (2006), yang menumbuhkan bakteri pada media biakan dan memasukkan sampel virus ke dalam media biakan tersebut lalu hasil positif menunjukkan adanya zona jernih atau plak. Bedanya hanya pada media biakan yang digunakan. Media biakan yang digunakan dalam praktikum merupakan media NA (Nutrient Agar) cawan, sedangkan media biakan yang digunakan oleh Matrosovich et al (2006) adalah media Avicel yang merupakan suspensi koloid dari mikropartikel selulosa yang dicampur dengan sodium karboksimetil selulosa dan air.
  • 6. Media Avicel terbukti lebih murah, cepat dan lebih sensitif dari media agar untuk uji plaque. Menurut Irianto (2007), virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Virus akan menginfeksi sel inang agar dapat berkembang biak. Inang virus berupa makhluk hidup yaitu bakteri, sel tumbuhan maupun sel hewan, bahkan seringkali menginfeksi manusia. Berdasarkan tahapannya, daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan. Fase Adsorbsi Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang (bakteri Escherichia coli) pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri sebelum melakuan perlekatan. Fase Infeksi (Penetrasi) Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan. Fase Replikasi (sintesis) Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu mensintesis protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan serabut ekor.
  • 7. Fase Perakitan Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh sebagai virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor). Fase lisis Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar dari sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari sel. virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain. Fase Penggabungan Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik. Setelah asam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang, selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom bakteri. Penggabungan materi genetik ini bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat proses pembelahan sel. DNA Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk salah satunya adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel. Fase pembelahan Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase sintesis (replikasi). Virus akan menginfeksi berbagai organisme untuk menjadikannya sebagai inang. Virus yang masuk ke dalam inang akan menjadi aktif dan dapat berkembang biak. Sampel-sampel air yang menjadi bahan praktikum kemungkinan banyak mengandung virus karena berasal dari air limbah yang mengandung banyak bakteri sebagai inang virus. Kemungkinan virus yang terdapat pada air sampel limbah ikan adalah Epizootic haemotopoietic necrosis virus (EHNV), European Catfish Virus
  • 8. (ECV), European Sheatfish Virus (ESV), Infectios Haemotopoietic Necrosis Virus (IHNV), Oncorhynchus Masau Virus (OMV) (alias Salmonid herpesvirus tipe-21), Spring Viraemia of carp virus (SUCV), Viral Haemorragic Septicaemia Virus (VHSV). Virus-virus ini akan menginfeksi ikan tersebut sehingga tubuh ikan akan berpenyakit seperti timbulnya kelainan pada insang dan organ internal seperti ginjal, limfa, jantung dan saluran pencernaan. Terjadi hipertropi pada insang, hiperlasia dan fusi pada lamela sekunder insang (Suryati, 2007). Sedangkan pada sampel limbah sapi kemungkinan terdapat jenis virus Cow Pea Mosaic Virus (CPMV) (Ermolina et al., 2006), pada air sampel limbah kambing kemungkinan terdapat Caprine arthritis- encephalitis virus (CAEV) (Johnson et al., 1983), dan pada sampel limbah ayam kemungkinan terdapat virus Avian Influenza (AI) (Wibowo et al., 2006). Semua virus yang menyerang organisme secara umum akan menurunkan sistem imun atau kekebalan karena pengrusakan sel-sel oleh virus tersebut.
  • 9. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Uji plaque dapat digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang melisiskan sel bakteri. 2. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih atau plaque dan hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya plaque pada media NA cawan. B. Saran Praktikum Uji Plaque ini hendaknya digunakan virus yang telah dibiakkan sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam air sampel, sehingga praktikan lebih mudah melihat zona jernih atau plaque yang muncul.
  • 10. DAFTAR REFERENSI Ermolina, I., J. Milner, dan H. Morgan. 2006. Dielectrophoretic investigation of plant virus particles: Cow Pea Mosaic Virus and Tobacco Mosaic Virus. Electrophoresis 27 : 3030-3048. Irianto, K. 2007. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama Widya, Bandung. Johnson, G. C., A. F. Barbet, P. K. Anderson dan T. C. McGuire. 1983. Preferential Immune Response to Virion Surface Glycoproteins by Caprine Arthritis- Encephalitis Virus-Infected Goats. Infection and Immunity 41 (2) : 657-665. Matrosovich, M., T. Matrosovich, W. Garten dan H. D. Klenk. 2006. New low- viscosity overlay medium for viral plaque assays. Virology Journal 3 (63): 1-7. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Rahma. 2007. Virologi (Struktur dan Taksonomi Virus). http://rahma02. wordpress.com/2007/10/31/virologi/. Diakses tanggal 25 Mei 2010. Sjahrurachman, A. 2001. Fakta dan Tantangan dalam Virologi Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran 130 : 43-48. Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik dengan Metode Klasik dan Metode Molekuler. ITB, Bogor. Wibowo, M. H., W. Asmara, dan C. R. Tabbu. 2006. Isolasi dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas yang diperoleh di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. J. Sain. Vet 24 (1) : 77-83.