1. ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pemanfaatan Potensi Lahan Kering sebagai Penyangga
Ketahanan Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nama : Laelatil Hasanah
NIM : C1M010003
Mataram, 15 Mei 2013
Menyetujui,
Pembantu Dekan III
Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutresna, MP.
NIP.195611071198303 1 002
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutresna, MP.
NIP.195611071198303 1 002
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
2. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘Pemanfaatan Potensi Lahan Kering sebagai Penyangga
Ketahanan Pangan di Provinsi NTB’.
Dalam rangka penyelesaian makalah ini penulis memperoleh bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung, Maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutresna, MP sebagai dosen
pembimbing dalam penulisan makalah ini, keluarga, dan rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga segala sesuatu yang telah
diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ganjaran dari Allah
SWT.
Akhirnya saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan untuk kesempurnaan tulisan ini.
Mataram, 24 Maret 2013
Penulis
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
3. iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
RINGKASAN...................................................................................................vi
SUMMARY......................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................4
BAB II. TELAAH PUSTAKA.........................................................................5
BAB III. METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan ....................................................................................................8
3.2 Objek Penulisan ..................................................................................................8
3.3 Teknik Pengambilan Data ..................................................................................8
3.4 Prosedur Penulisan..............................................................................................8
3.5 Kerangka Berpikir...............................................................................................9
BAB IV. ANALISIS DAN SINTESTIS
4.1 Pengaruh Fluktuasi Harga, Perubahan Iklim, dan Hubungan Internasional
Terhadap Ketahanan Pangan..............................................................................11
4.2 Kondisi Lahan Pertanian di NTB dan Permasalahan yang Dihadapi..............13
4.3 Pentingnya Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Menyangga Ketahanan Pangan
Nasional...............................................................................................................14
4.4 Analisis Pengembangan Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai) Di Lahan
Kering ..................................................................................................................14
4.5 Teknologi yang Diterapkan untuk Melakukan Kegiatan Pertanian di Lahan
Kering ..................................................................................................................16
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
4. v
4.6 Tantangan dan Kendala yang Dihadapi dalam Melakukan Kegiatan Pertanian
di Lahan Kering...................................................................................................16
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
5.2 Saran ....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
5. vi
RINGKASAN
Kondisi pangan suatu negara sangat mempengaruhi stabilitas dari negara
tersebut. Masalah pangan merupakan masalah yang krusial karena berhubungan
langsung dengan masyarakat berbagai kalangan. Food and Agricultural
Organization (FAO) menyatakan bahwa ketahanan pangan terjadi ketika semua
orang dalam setiap saat dapat mengakses pangan baik secara fisik dan ekonomis
untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Konsumsi bahan pagan di Indonesia khususnya beras mencapai 104
kilogram per kapita penduduk pertahun. Namun jumlah konsumsi ini tidak sesuai
dengan jumlah lahan pertanian yang tersedia. Semakin meningkatnya jumlah
penduduk menyebabkan semakin meningkatnya alih guna lahan pertanian menjadi
perumahan.hal ini menyebabkan pasokan pangan bagi masyarakat berkurang.
Berkurangnya produksi pertanian Indonesia tidak hanya terjadi karena alih guna
lahan pertanian tetapi juga karena penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetik
yang berlebihan. Untuk menutupi kekurangan ini, pemerintah mengandalkan
impor bahan pangan dari luar negeri setiap tahunnya.
Pengurangan lahan pertanian merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindari di tengah pertumbuhan penduduk. Untuk menjaga ketahanan pangan
nasional, harus dilakukan inovasi baru di bidang pertanian yaitu dengan
memanfaatkan lahan-lahan marginal, salah satunya adalah lahan kering. Potensi
lahan kering di Indonesia sangat besar khususnya di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) yang sebagian besar atau 85 % dari luas wilayahnya merupakan
lahan kering. Dengan melihat potensi lahan kering khususnya di NTB,maka
pengembangan teknologi pertanian yang sesuai dengan kondisi lahan kering
sangat dibutuhkan untuk menjaga dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dalam tulisan ini, terdapat beberapa masalah yang dikemukakan, antara
lain:
1. Bagaimanakah peran pertanian dalam menjaga ketahanan pangan?
2. Bagaimanakah potensi lahan kering untuk mengembangkan tanaman pangan?
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
6. vii
3. Apa solusi dalam menghadapi persoalan dalam melakukan usaha pertanian di
lahan kering?
Tulisan dalam makalah ini bersifat kajian pustaka (library research). Data
yang disajikan bersifat deskriptf. Obyek penulisan dalam makalah ini antara lain
adalah potensi lahan kering di NTB untuk mengembangkan tanaman pangan.
Informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan ketahanan pangan nasional,
produksi jagung, kedelai dan beras per tahun di Provinsi NTB, lahan kering
Provinsi NTB, dan tantangan dalam mengembangkan pertanian lahan kering di
Provinsi NTB.
Ketahanan pangan dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya yaitu
fluktuasi harga perubahan iklim, dan hubungan internasional. Di Provinsi NTB,
sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi perekonimian
masyarakat. Luas lahan pertanain di NTB pada 2006 mencapai 227.013 hektar.
Perubahan iklim menyebabkan curah hujan tidak menentu sehingga berpengaruh
pada produksi pangan di NTB khususnya beras yang menurun 1,69% pada tahun
2007. Alih guna lahan pertanian membuat produksi pangan tidak dapat
digantungkan pada sawah irigasi, lahan kering dapat menjadi alternative yang
tepat karena NTB memiliki potensi lahan kering sebesar 31% yang dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Lahan kering di NTB dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai sentra
produksi benih kedelai. Seperti diketahui, Indonesia mengimpor sebagian besar
kedelai untuk kebutuhan kedelai nasional. Salah satu contoh keberhasilan
budidaya pertanian di lahan kering adalah penggunaan ‘Sistem Gogo Rancah’
dalam penanaman padi. Dengan sistem ini, lahan-lahan kering di Pulau Lombok
khususnya di wilayah Lombok Selatan dapat lebih produktif sehingga pasokan
pangan bagi masyarakat sekitar wilayah tersebut tetap terjaga.
Dalam melakukan usaha pertanian di lahan kering, salah satu pertanyaan
terbesar yang muncul adalah bagaimana mendapatkan air untuk kebutuhan irigasi
tanaman. Sisitem irigasi yang cocok digunakan untuk lahan kering adalah sistem
irigasi mikro. Pada dasarnya, irigasi mikro menggunakan emitter. Irigasi mikro
memiliki tujuan utama untuk mengefisienkan penggunaan air oleh tanaman dan
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
7. viii
mengurangi evapotranspirasi. Teknologi irigasi lahan kering selanjutnya adalah
‘Sistem Fertigasi Kendi’. Sistem ini memiliki keuntungan yaitu efisiensi pupuk
hingga 25% dan mengurangi kerusakan mekanis pada tanaman. Terdapat berbagai
tantangan dalah melakukan budidaya pertanian di lahan kering antara lain yaitu
sumber air yang terbatas, dibutuhkan varietas tanaman yang tahan terhadap stress
air, dan kesuburan tanah di lahan kering relative rendah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dan analisis dari
makalah ini adalah meningkatnya populasi penduduk tanpa diiringi dengan
peningkatan luas lahan pertanain dapat mengancam stabilitas dan ketahanan
pangan. Selain itu, provinsi NTB memiliki potensi lahan kering sebesar 31% yang
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif lahan produksi pangan, dan kendala yang
dihadapi dalam melakukan usaha pertanian lahan kering antara lain kesuburan
tanah di lahan kering relatif rendah, akses air terbatas, dan biaya pengelolaan lebih
tinggi dibandingkan dengan pertanian konvensional.
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
8. ix
SUMMARY
Food status in a country affects the stability in that country. Food is a
crucial problem because it is connected to the people in every level or class. Food
and Agricultural Organization (FAO) says that the food security happens when
everyone at every time can physically and economically access the foods for their
daily needs.
The consumption of food in Indonesia especially for rice goes up to 104
kilograms per person in a year. However, this number is not linear with the
number of farming area. The population that keeps increasing makes more
farming areas being converted to houses and shopping centers. The reduction of
farming areas affects the number of food supply available for the people. For
years, the Indonesian government covers this lack of food supply by importing
food stuffs such as rice, soybean, and many more from other countries.
The reduction of farming areas is something that cannot be avoided. To
keep the national food security, some new innovations using marginal lands such
as dry land should be conducted. Dry lands are very potential to develop
especially in West Nusa Tenggara Province. West Nusa Tenggara Province has
dry land up to 84% of the areas in total. The development of agricultural
technology in dry land is needed to strengthen the food security when the
population grows faster than the farming areas.
In this paper, there are several questions that need to be analyzed and
explained, such as:
1. How does agriculture affect the food security?
2. How is the potency of dry land in developing and strengthening food security?
3. What are the solutions to solve the problem in dry land farming?
The method of research in this paper is library research. The data served in
this paper are descriptive. The potency of dry land in West Nusa Tenggara
Province to develop crop plants is the writing object. Information gathered are
related to national food security, the yield of maize, soybean, and rice per year in
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
9. x
West Nusa Tenggara, and the challenges in establishing and developing dry land
farming in West Nusa Tenggara.
Food security is influenced by many things such as the fluctuation of
price, climate change, and international relationship. Farming sector gives a huge
economic contribution for the people in West Nusa Tenggara. In 2006, West Nusa
Tenggara Province has about 227.013 hectares of farming areas. Climate change
makes the rainfall unpredictable in the last three years. As the result, the yield of
rice decreased by 1, 69% in 2007.
The conversion of farming areas makes the food production cannot be
depended on irrigated farming land. Dry land can be a potential alternative to keep
the food production, because West Nusa Tenggara province has 31% of dry land
that can be used for farming sector.
Dry land in West Nusa Tenggara is very potential as the production center
of soybean seed. As known, Indonesia imported most of the soybean needed from
overseas. One of the achievements in dry land farming is the used of ‘Gogo
Rancah’ System in rice planting. With this system, dry lands in southern Lombok
region can be more productive and keeps the food supply for the people.
In dry land farming, one of the biggest questions is how to get the water
for irrigation. Irrigation system that is suitable for dry land farming is ‘micro
irrigation’ that basically uses emitter. This system can make the water used by
plants more efficient and reduces the evaporation and transpiration. Another
irrigation system in dry land farming is ‘Jug Fertigation System’. This system has
some advantages such as makes the fertilizer use more efficient by 25% and
reduces the mechanical damage on the plants. There are a lot of challenges in dry
land farming such as the shortage of water, need plant varieties that tolerance to
water stress, and the soil fertility in dry land is relatively low.
Based on the analysis and explanation in this paper, there are several
things that can be concluded such as:
1. The increase of population without the increase of farming areas endangers the
food security.
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
10. xi
2. West Nusa Tenggara has 31% of dry land that can be used as alternative for
food production.
3. The problem faced in dry land farming are the soil fertility, limited access to
water source, and dry land farming costs higher than conventional farming.
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com