SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
BAB I

                                  PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
   Dewasa ini kata produk merupakan hal yang lazim kita dengar. Kata ini terucap saat
seseorang menyebut apapun yang dihasilkan dan dipasarkan oleh perusahaan. Namun sering
sekali terjadi kesalah pahaman antara produk dan barang. Oleh karena itu seyogyanya kita
harus memahami tarlebih dahulu apa itu produk.
   Dalam tugas kali ini, dalam perkuliahan dengan nama mata kuliah ―Kebijakan dan
Strategi Pemasaran II‖, kami akan membahas makalah dengan judul ―Strategi Pengembangan
Lini Produk, Merek, dan Kemasannya‖.

1.2 Rumusan masalah
   a. Apa itu produk ?
   b. Apa itu lini produk ?
   c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?
   d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk
       shamponya ?


1.3 Tujuan masalah
   Setelah mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Kebijakan dan Strategi Pemasaran II yang dibimbing oleh Bapak ,,,,,,,, diharapkan mahasiswa
Jurusan Administrasi Bisnis semester 5 Fisipol Unmul dapat memahami apa yang dimaksud
dengan:
   a. Apa itu produk ?
   b. Apa itu lini produk ?
   c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?
   d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk
       shamponya ?




                                            1
BAB II

                                       PEMBAHASAN

2.1 Apa itu produk ?
       Seperti yang telah kami jelaskan secara singkat di awal makalah ini, bahwa dewasa ini
terjadi kesalah pahaman atau bisa juga disebut salah kaprah antara apa yang dimaksud
dengan produk dan apa yang dimaksud dengan barang. Menurut kami, produk sudah pasti
adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk. Mari kita
simak beberapa pengertian produk yang di sampaikan oleh beberapa pakar ekonomi
terkemuka di dunia ini.
       Menurut Mc. Carty dkk dalam bukunya yang berjudul Basic Marketing pada tahun
1989 memberikan definisi sederhana mengenai produk. Produk adalah suatu tawaran dari
sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan.
Philip Kotler dalam bukunya juga menjelaskan masalah produk. Ia mengatakan bahwa
produk adalah sebuah tawaran, dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digumnakan, ataupun dikonsumsi yang dapat
memuaskan kebutuhan atau kemauan.

2.2 Apa itu lini produk ?
       Kata lini berasal dari bahasa inggris „line‟ yang berarti garis. Lini produk sendiri
merupakan sekumpulan produk yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain karena fungsi
yang sama, dijual kepada konsumen yang sama, dipasarkan melakui saluran distribusi yang
sama atau berada pada interval harga tertentu.
       Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini
Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari
beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga.
Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk dalam satu lini. Line
consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk dalam
satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau
keuntungan    yang   dapat   diambil    dari     seberapa   kecil   produk   dalam   satu   lini.
Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of product mix
(rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang dijual pada seluruh lini produk
disebut length of product mix.



                                                 2
Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika
line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan
trading up atau brand leveraging. Namun jika line extension tersebut memiliki kualitas
dibawah produk lainnya disebut sebagai trading down.
        Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan menunjukkan satu
citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk. Penanaman citra positif ini biasanya
menggunakan satu jenis produk dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu
lini.
        Price Lining adalah kegiatan dimana orang menggunakan batasan harga untuk seluruh
produk dalam satu lini. Teknik ini biasanya digunakan oleh toko yang menggunakan satu
harga untuk seluruh produknya misalnya toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang
dijual toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu.


        Keputusan Lini Produk
        Lini produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi
yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg sama, dipasarkan melalui
saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Setiap lini produk
biasanya dikelola eksekutif yang berbeda.
        1. Analisis lini produk
Manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba dari setiap barang yang ada dalam lininya
dan bagaimana lini produknya jika dibandingkan dengan lini                 produk pesaing.
a. Penjualan dan Laba Lini Produk
Manajer lini produk perlu mengetahui presentase dari penjualan dan laba yang disumbangkan
oleh setiap barang (item) dalam lini.
b. Profil Pasar Lini
Manajer lini produk perlu meninjau bagaimana lini produk tersebut diposisikan terhadap lini
produk pesaing.
        2. Panjang Lini Produk
Masalah yang dihadapi oleh manajer lini produk adalah menentukan panjang lini produk
yang optimal. Lini produk dikatakan terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba
dengan menambah barang, lini produk disebut terlalu panjang apabila manajer dapat
menaikkan         laba   dengan         mengeluarkan     barang     dari     lini    produk.
Perusahaan dapat memperbesar panjang lini produknya melalui dua cara, yakni dengan


                                               3
memperlebar lini ( line streching ) dan dengan menambahakan barang ke dalam lini ( line
filling ).
         3. Keputusan Melebarkan Lini
Setiap lini produk perusahaan meliput bagian tertentu dari keseluruhan bagian yang mungkin
diliput. Perusahaan dapat melebarkan lininya ke bawah, ke atas atau keduanya.
1) Pelebaran ke bawah (downward strecht)
         Banyak perusahaan mula-mula berada pada bagian atas pasar (produk yang
ditawarkan berharga mahal) dan kemudian melebarkan lininya kebawah ( ke bagian yang
berharga lebih murah ).
Perusahaan mungkin melakukan pelebaran ke bawah karena alasan-alasan berikut:
    a. Perusahaan yang diserang oleh pesaing pada segmen atas dan hendak melancarkan
         serangan balasan dengan menyerbu segmen bawah yang dikuasai pesaing tersebut.
    b. Perusahaan merasakan adanya perlambatan pertumbuhan pada segmen atas.
    c. Perusahaan mula-mula memasuki segmen atas untuk membanagun citra kualitas dan
         berekspansi ke segmen bawah.
    d. Perusahaan menambahkan barang untuk segmen bawah (low-end unit) untuk menutup
         atau mengisi kekosongan penawaran di pasar, yang kalau hal itu tidak dilakukan, akan
         mebarik minat pesaing baru.
2) Perlebaran ke atas ( upward strecht )
         Perusahaan-perusahaan disegmen bawah mungkin berfikir untuk memasuki segmen
atas. Mereka mungkin tertarik dengan tingkat pertumbuhan dan margin yang lebih tinggi,
atau oleh terbukanya kesempatan untuk mempromosikan diri mereka sebagai pemanufaktur
yang melayani semua lini.
3) Pelebaran dua arah ( two-way strecht )
         Perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin memutuskan untuk memperlebar
lininya ke dua arah.




                                              4
LINI PRODUK




  PRODUK INDIVIDU              PRODUK INDIVIDU            PRODUK INDIVIDU      PRODUK INDIVIDU




Gambar 1.1: Gambaran lini produk

        Setelah dijelaskan secara gamblang di atas mengenai lini produk dan sebagainya,
sampailah kita pada varian terakhir dari lini produk itu sendiri. Seperti yang tergabbar dalam
struktur di atas dimana lini produk berada pada posisi teratas dan kemudian produk individu
mengakar di bawahnya. Jadi, produk individu merupakan varian terakhir dari suatu lini
produk, yang disebut juga item produk. Terdapat lima keputusan yang dapat diambil dalam
pengelolaan produk individu, akan tetapi dalam makalah ini kami hanya menitik beratkan
persoalan hanya pada 2 keputusan saja, yaitu merek dan kemasan. Lima keputusan itu sendiri
antara lain:
        1. Penentuan atribut produk
               Atribut produk merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli saat
               membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi, desain, layanan
               purna jual. Faktor yang berhubungan langsung dengan produk yang bersangkutan
               antara lain kualitas, fitur, dan desain.
        2. Pemberian merek
                   Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang
               ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendifrensiasi barang atau layanan suatu
               penjual dai barang dan layanan penjual lain.
                   Merek sangat penting dalam keberhasilan sebuah produk. Bahkan Kartajaya
               dalam bukunya yang berjudul Marketing Plus 2000 berani menhgatakan bahwa
               ―merek itu lebih penting daripada produk itu sendiri‖ kemudian ia menambahkan
               ―saat membeli produk, orang cenderung membeli mereknya. Contohnya saat
               orang membeli secangkir kopi di starbucks cofefe, yang terdapat dalam pikiran
               pembeli adalah nama starbuckssnya bukan kopinya secara fisik.

                                                     5
Apabila suatu merek sudah terkenal, di dalamnya aka terkandung bernagai
macam hal, seperti:
   1. Atribut produk seperti kualitas, harga, prestise, nilai jual kembali, desain,
       dan seterusnya. Misalnya apa yang tercermin dalam merek Ducati pasti
       berbeda dari yang tercermin dalam merek Happy (kendaraan roda dua
       buatan China)
   2. Manfaat, misanya dalam Kukubima Energy, maka manfaat yang tercermin
       adalah tambahan energi.
   3. Kepribadian, coba pikirkan kepribadian bagaimana yang dicerminkan oleh
       nama ―femina‖, maskulin atau feminim ?
   4. Pemakai, merek juga mencerminkan siapa pemakai dari suatu prodak.
       Misalnya Kidds Shampo, pemakainya tentulah anak-anak.
Ekuitas Merek
   Kita ambil contoh kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dan coffee toffee.
Walaupun kualitas keduanya sama menurut saya, konsumen kemungkinan besar
tetap mau membeli kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dibandingkan coffee
toffee. Kenapa? Kembali lagi kepada apa yang telah dijelaskan bahwa merek
memiliki kekuatan. Kemudian contoh lain, nilai obyektif susu kental manis
Bendera sama saja dengan Cap Nona. Namun, Bendera lebih laku daripada Cap
Nona walaupun harganya tinggi, kenapa? Karena ada peranan nilai merek. Nilai
inilah yang disebut dengan ekuitas merek (brand equity).
   Munculnya konsep ekuitas merek dilatarbelakangi pemikiran bahwa merek
yang kuat adalah suatu aset yang dapat dikalkulasi nilainya. Artinya, merek
tersebut dapat diperjual-belikan sebagaimana aset lainnya dalam perusahaan.
   Merek yang memiliki ekuitas yang tinggi, memiliki kepedulian merek,
penerimaan merek yang tinggi, pereferensi merek yang tinggi, dan loyalitas merek
yang tinggi. Nemun, belum ada satupun formula yang pasti mengenai cara
mengukur ekuitas merek secara kuantitatif sehingga diketahu berapa nilai dolar
atau rupiah suatu merek.
Mengelola Merek
Ada lima keputusan yang dapat di ambil dalam pengelolaan sebuah merek:
1. Memberikan Merek atau Tidak
       Belakangan ini,hamper semua produk di beri merek. Bahkan produk-
produk yang sebelummnya tidak memerlukan merek, misalnya jeruk, apel, beras,
                                  6
dan garam, sekarang sudah ada yang di beri merek. Anda tentu tuidak asing lagi
dengan nama-nama seperti Apel Washington dan Jeruk Mandarin.

         Kenapa merek di perlukan? Selain memiliki nilai kalau mereknya
kuat,merek juga bermanfaat bagi pelanggan,perantara,produsen maupun publik.

Bagi pembeli,manfaat merek adalah:

    Menceritakan sesuatu kepeada tentang mutu.
    Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin
    bermanfaat bagi mereka.

Bagi penjual,manfaat merek adalah:

    Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah
    yang timbul.
    Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau cirri khas produk.
    Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan
    menguntungkan
    Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

Bagi masyarakat,merek bermanfaat falam hal :

    Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih
    konsisten.
    Meningkatakn efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi
    tentang produk dan dimana membelinya.
    Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru,karena produsen terdorong untuk
    menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

Namun demikian,tidak semua produk memerlukan merek. Ada produk-produk
yang tergolong ginerik,yang hanya di beri label saja,seperti makanan burung, obat
generic, garam beryodium. Keuntungan produk-produk generik adalah harganya
lebih murah dengan cara mengurangi kualitas kandungan (tidaksemuanya),
mengurangi biaya kemasan,dan mengurangi biaya iklan.

Selain produk-produk generik,banyak juga produk-produk industri yang tidak
memerlukan merek,seperti bahan baku maupun komponen. Sebab,dalam

                                  7
pemasaran industry,identifikasi prooduk melalui merek tidak sepenting       pada
produk konsumen,karena penjual dan pembeli memiliki hubungan yang lebih
erat. Jadi,yang paling penting adalah identifikasi penjualannya,bukan produknya.

2. Memilih Merek yang Sesuai
Setelah diputuskan untuk memberikan merek pada produk,selanjutnya perlu
diputuskan merek apa yang digunakan. Merek apa pun yang digunakan
semestinya mengandung sifat-sifat berikut ini:

   Mencerminkan manfaat dan kualitas. Contoh: Sunsilk,Power Max,Lux
   Singkat dan sederhana
   Mudah      diucapkan,didengar,dibaca      dan    diingat.    Contoh:     Susu
   Bendera,Sony,Kijang. Bandingkan misalnya dengan: Rudy Hadisuarno Tonic
   and Excuisit,I Can’t Believe It’s Not Butter
   Memilki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada (distinctive).
   Contoh: Exxon,Kodak,Kijang
   Mudah diterjrmahkan kedalam bahas asing dan tidak mengandung konotasi
   negative dalam bahasa asing
   Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten. Di
   Indonesia,ada criteria tertentu bagi merek yang bisa dilindungi secara hukum.
   Salah satu syaratnya adalah merek tersebut bukan merupakan nama katagori
   produk,misalnya Aqua,merek tersebut dianggap merupakan nama kategori
   produk air mineral Qua-Qua yang dituduh menjiplak merek tersebut,ditolak.


3. Sponsor Merek
           Ada 4 pilihan sponsor merek. Merek bisa diluncurkan sebagai merek
   produsen,seperti IBM,Indomie,Sosro,Dll. Merek juga bisa menggunakan nama
   perantara. Ini disebut merek privat (Private Brand),atau merek toko (Store
   Brand) atau merek distributor (Distributor Brand). Misalnya,Gula Hero dari
   dan beras Hero (keduanya dari Supermarket Hero),roti Aro (dari Makro),Kopi
   Ngesti (dari Swalayan New Ngesti),Dll.
           Cara lain adalah dengan menggunakan lisensi,yaitu menggunakan
   merek orang lain dengan sejumlah bayaran (fee). Misalnya,kemeja Arrow




                                   8
(dilisensi oleh PT.Great River Industry),sweather Scala (dilisensi oleh
   PT.Indoscala).
           Cara lainnya adalah merek bersama (co-branding),yaitu dengan
   menggabungksn merek yang sudah mapan dari dua perusahaan yang berbeda.
   Misalnya,Hero,Sempati Air,Bank Bali,Gramedia,bersatu untuk menciptakan
   kaliVa,yaiyu sebuah keanggotaan berbelanja di perudahaan-perusahaan
   anggotanya. Demikian pula antara Master Card dengan Bank BCA membuat
   kartu kredit BCA Mastercard,Bank Bali dengan Visa membuat kartu kredit
   Bank Bali Visa.


4. Strategi Merek
Bagaimana strategi pemberian merek? Ada 4 pilihan yaitu:

   Merek Baru (new brand),yaiyu: menggunakan merek baru untuk katagori
   produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.
   Perluasan lini (line extwnsion), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori
   produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk
   katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan
   tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu
   perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah
   caterpillar.
   Perluasan merek(brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada
   untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek
   yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen        Maspion,
   seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya
   menggunakan Maspion.
   Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori
   produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang
   sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah
   perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.
   Contohnya      ,untuk   kategori   produk   mie,   Indofood   memproduksi
   Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan
   tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.



                                  9
3. Pembuatan kemasan
Kemasan:
       Kemasan bagi produk sama pentingnya dengan pakaian pada manusia. Daya
tarik manusia sangat dipengaruhi oleh pakaian yang kenakannya. Orang-orang tidak
akan berani menunjukan diri didepan umum tanpa pakaian yang pantas. Selain
itu,pakaian juga melindungi tubuh secara fisik terhadap lingkungan.
       Sedikit   perkecualian      adalah   tidak   semua     produk     memerlukan
kemasan,sementara semua manusia memerlukan pakaian.
       Perlu pula diingat bahwa produk yang memerlukan kemasan hanyalah produk
nyata(tangible product). Hal ini perlu dikemukakan sebab produk dalam pengertian
luas dapat mencakup layanan (jasa),ide,organisasi,tempat,orang,selain barang.
       Fungsi utama kemasan adalah melindungi produk. Bayangkanlah apa jadinya
susu kalau tidak di kemas dengan baik. Barangkali dalam waktu satu hari saja sudah
busuk. Apalagi bagi produk yang sering dibongkar-muat, fungsi kemasan sebagai
pelindung menjadi sanagat vital.
       Fungsi kedua kemsan adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan
bagi konsumen. Sebab dengan adanya kemasan,ukuran dan desain produk dapat
dirancang. Ambil contoh sampo anak-anak Deede. Tutupnya yang didesain berbentuk
leher angsa,sangat membanru kenyamanan mengambil sampo. Tinggal pencet
tutupnya,maka sampo pun keluar. Ukurannya juga di buat agar mudah disimpan
ditempat sampo dikamar mandi. Bayangkan seandainya sampo dikemas dalam botol
seperti bir botol,tentu pemakaiannya sangat tidak praktis. Selain tutupnya tidak bisa
dipakai ulang,botolnya juga berat, besar, dan mudah pecah kalau jatuh.
       Fungsi ketiga kemasan adalah untuk mempromosikan produk kepada
konsumen. Sama seperti pakaian bagi orang, kemasan juga dapat meningkatkan daya
tarik produk. Selain karena enak dipandang,pada kemasan juga dapat diinformasikan
fitur, penggunaan, manfaat, dan citra (image) produk.




                                      10
Merancang Kemasan

          Kalau untuk merancang pakaian dibutuhkan perancang atau desainer,demikian
pula dalam merancang kemasan. Kemasan rokok sampoerna A Internasional yang
dipromosikan dengan kalimat ―your global passport” menggunakan desain
internasional untuk perancangannya. Yang akan dikemukakan disini adalah bahwa
merancang kemasan tidaklah mudah.
          Bagaimanakah caranya merancang? Ini adalah tugas desainer grafis.
Namun,dari sudut pandang pemasaran,ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang kemasan produk. Pertama adalah konsumen. Factor konsumen perlu
diperhatikan karena pada dasrnya apapun yang dilakukan pada produk,termasuk
dalam merancang kemasan,tujuannya semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan
dari keinginan konsumen. Yang jelas,konsumen tentu memiliki gambaran mengenai
kemasan yang sesuai untuk suatu produk,baik dari segi ukuran,bentuk,warna,maupun
grafis.
          Ambil contoh air mineral dalam kemasan. Bentuk botol bisa macam-macam
tetapi warnanya harus bening. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau warna botolnya
cokelat. Tentu kesan segar dan bersihnya hilang. Tetapi dengan warna kemasan
bening dan warna tulisan biru muda,kesan tersebut bisa disampaikan.
          Kedua adalah perantara. Bagi para perantara,kemasan penting karena
memberikan kepraktisan dalam penyimpanan,pengangkutan,dan penanganan. Coba
ukur dulu tinggi rak-rak panjang disupermarket. Taruhlah tingginya 40cm. kalau ada
botol air mineral yang tingginya 50cm,tentu tidak akan bisa dipajang kedalam
rak,kecuali kalau diletakan di bagian yang paling tinggi. Bagian ini pun tidak cocok
bagi barang yang berat dan mudah jatuh.
          Ketiga adalah biaya. Kemasan yang baik dari sudut pandang konsumen dan
perantara, tentu tidak diterima begitu saja oleuntuk apa? Memang dalam pemasaran
kebutuhan dan keinginan konsumen perlu dipenuhi,tetapi tentu saja dengan cara yang
dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Jadi intinya,produsen perlu memilih
desain kemasan yang memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen dan
perantara dengan biaya yang diperlukan untuk itu masih terhitung layak.
          Pertimbangan terkakhir adalah lingkungan hidup. Pada umumnya,kemasan
cendrung      mengotori   lingkungan    setelah   produk   terpakai.   Kalau   masih



                                       11
memungkinkan,dalam pemrosesannya tentu lebih baik dipilih kemasan yang bisa
didaur ulang.

Kemasan dan Strategi Pemasaran

       Isi mungkin sama tetapi produk dapat tampil beda hanya karena kemasan. Tak
sulit mencari contohnya. Minyak goreng misalnya,apa bedanya minyak goreng literan
tanpa merek dengan Bimoli atau Filma? Tak ada perbedaan secara prinsipil.
Namun,Filma atau Bimoli dapat dijual lebih mahal dan tentunya lebih laku hanya
karena memakai kemasan yang lebih menarik.
       Apa beda Pop mie dari Indomie? Keduanya sama-sama mie.bedanya hanya
pada desain kemasan. Pop mie menggunakan kemasan yang sekaligus bisa dipakai
sebagai mangkok dengan garpu plastic kecil didalamnya. Dengan demikian,Pop mie
pun laku. Jadi,kemasan dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran.
Berikut ini diberikan penjelasannya.

Kemasan Inovatif Pop mie dapat di jadikan sebagai contoh produk yang
menggunakan strategi ini.mie dapat benar-benar menggunakan inovasi (ide baru)
dalam kemasannya. Tentunya produk lain juga bisa menggunakan cara ini.
Masalahnya,apakah perusahaan memiliki desainer yang kreatif?

Perubahan kemasan        Bandingkanlah bentuk sampo Sunsilk sepuluh tahun lalu
dengan yang sekarang. Pasti berbeda. Apakah kemasan terdahulu kurang baik? Tidak
juga. Produsen tahu bahwa konsumen memiliki rasa bosan terhadap apaun yang
bentuknya sama dalam waqktu yang lama. Untuk menghindarinya,produsen pun
mengubah kemasan secara berkala. Padahal isinya itu-itu saja. Yang berbeda hanya
kemasannya. Banyak produk menggunakan strategi ini, hanya sekedar contoh
Pepsodent,Rejoice,Indomie,Lux,dan Biore.

Kategori kemasan Yang konsisten ini kebalikan dari perubahan kemasan.
Memang,tidak semua produk mengubah kemasannya secara teratur. Sebaliknya,ada
produk yang diidentikan dengan kemasan tertentu sehingga tidap perlu melakukan
perubahan kemasan. Atau,kalaupun dilakukan perubahan,paling tidak tetap memakai
ciri yang identik dengan produk. Air mineral identik dengan kemasan pelastik bening
atau kemasan fiberglas bening untuk ukuran galo. Warna tuylisannya biru. Nah,kalau



                                       12
ada perusahaan baru yang memproduksi air mineral,sudah tentu harus menggunakan
kategori kemasan tersebut.

Menggunakan kemasan untuk hal lain Kemasan yang sudah tidak terpakai bisa saja
digunaka untuk keperluan lain. Bahkan,dapat menarik konsumen untuk membeli
produk. Contoh,kaleng roti bisa menjadi tempat beras,kaleng cat bisa menjadi tempat
air. Botol bekas Nutrisari bisa menjadi tempat gula. Yang paling kreatif adalah sabun
colek yang menggunakan gelas sebagai kemasan. Banyak ibu-ibu membeli sabun
colek tersebut semata mata karena tertarik dengan gelasnya.

Kemasan ganda Coba perhatikan Mie Gelas dan permen Hexos,ada dua jenis
kemasan pada produk tersebut,yaitu kemasan dalam dan kemasan luar. Pengguna
kedua jenis kemasan tersebut tentu menarik konsumen karena membayangkan volume
produk yang besar. Kalau dijual per biji,harga permen paling Rp 500. Tetapi Hexos
bisa dijual Rp 500 padahal isinya hanya lima biji. Jadi,harga perbiji Rp 100. Coba
kalau dipasarkan perbiji,Hexos tidak akan laku dengan harga semahal itu.
4. Pemberian label
   Kalau merek adalah nama, symbol atau kode untuk mengidentifikasi produk,
maka lebel adalah segala bentuk yang berfungsi deskriftif (menginformasikan) bagi
produk. Pada produk buah-buahan lebel bisa berfungsi sebagai merek. Misalnya,
menempelkan kertas bertuliskan ―Washington‖ untuk jeruk Washington. Lebel juga
menjelaskan    asal   produk,kandungan    produk,fitur   produk,cara   menggunakan
produk,cara menyimpan produk,harga produk,tanggal kadarluasa produk, dampak
positif dan negative produk, informasi nutrisi,tipe produk dan servis yang tersedia.
Khusus diindonesia, lebel juga menginformasikan halal tidaknya produk,khususnya
makanan dan minuman.
   Beberapa study menunjukan bahwa konsumen kurang peduli terhadap lebel.
Misalnya,susu kental manis. Walaupun informasi kandungan gizinya lengkap,
namaun informasi tersebut jarang di gunakan konsumen sebagai bahan pertimbangan
utama dalam membeli produk. Menurut penelitian simon giarso, mahasiswa IBII
angkatan 1994, kandungan gizi susu kental manis sama saja. Tetapi, kenapa
konsumen mau membeli susu kental manis yang harganya rata-rata lebih mahal 1500?
Jawabanya,pilihan konsumen semata-mata dipengaruhi oleh repotasi merek, bukan
kandungan gizinya.


                                     13
Bagi Negara maju, ada ketentuan untuk memberikan informasi mengenai
       kandungan informasi niali gizi pada produk-produk yang di konsumsi (
       makanan,mimuman,obat). Namun, pada kebanyakan Negara berkembang, ketentuan
       tersebut belum ada atau kau pun ada belum diterapkan sepenuhnya. Contohnya di
       Indonesia, tau kah anda berapa kalori yang terkandung sebotol sosro?
          Pemberian lebel harus di hubungkan dengan dua hal, yaitu kebutuhan konsumen
       dan ketentuan pemerintah sudah ada perusahaan harus memberikan lebel pada
       produknya. Namun kalau tidak, keputusan untuk memberikan lebel dapat d tinjau dari
       kebutuhan konsumen. Soalnya, tidak semua produk yang mengunakan lebel.
       Contohnya semen,sayuran,makanan siap saji,lukisan dan lain-lain. Jadi, perlu
       dipertanyakan apakah konsumen mempertimbangkan lebel pada saat memutuskan
       pembelian? Kalau benar, informasi apa yang dibutuhkan?

2.3 Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?
       Dalam lini produk terdapat lima kategori keputusan yang dapat diambil dalam rangka
pengelolaan lini-lini atau bisa juga disebut produk individu. Keputusan ini bertujuan agar
produk yang ditawarkan kepada konsumen secara terus menerus tidak menimbulkan kesan
membosankan akan tetapi dengan adanya keputusan ini diharapkan kecintaan konsumen
terhadap produk yang dikonsumsinya betambah. Keputusan-keputusan itu antara lain:
       1. Mengatur panjang lini produk
       2. Memodernisasi lini produk
       3. Mendandani lini produk
       4. Memangkas lini produk
2.4 Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk
   shamponya ?
       Di jaman seperti ini kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sangatlah
meningkat, secara tidak langsung pengadaan dan pemakaian produk kebersihan tumbuh lebih
tinggi . maka Salah satu produk yang sering dipakai untuk kebersihan adalah shampoo.
Dimana shampoo bertujuan untuk merawat dan membersihkan kotoran pada rambut. Dengan
demikian semakin tinggi tingkat pemakaian produk shampoo maka semakin tinggi juga
tingkat persaingan antara sesama produk shampoo Salah satunya adalah persaingan antara
produk shampoo PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT P&G Indonesia yang sangat sengit.
Pada Unilever melempar empat merek shampoo, yaitu Sunsilk, Clear, Lifebuoy dan Dove.
Hal yang sama juga dilakukan P&G, yaitu mengeluarkan merek Pantene, Rejoice, Head &

                                            14
Shoulders serta Herbal Essences. Maka, tak ayal lagi, pertempuran head-to-head dua musuh
bebuyutan ini pun tak bisa dihindari. Dari kelayakan head-to-head, sebenarnya Sunsilk
berpasangan dengan Pantene, Clear dengan Head & Shoulders, Lifebuoy dengan Rejoice,
sementara Dove berhadapan dengan Herbal Essences. Namun, fakta di lapangan, yang terjadi
malah persaingan multiple brands. Sering tidak jelas lagi siapa melawan siapa, bukan lagi
sekadar merek vs. merek, tetapi Unilever vs. P&G dengan fokus memakan pelanggan
pesaing.
          Dengan tingkat penetrasi produk yang mendekati 100%, upaya menarik pelanggan
baru yang belum pernah memakai sampo jelas bukan menjadi pilihan mudah. Hanya dengan
meningkatkan frekuensi penggunaan dan merebut pelanggan pesaing, sebuah merek dapat
bertahan hidup. Faktanya di lapangan malah sulit, karena hampir semua merek menawarkan
varian yang tidak jauh berbeda. Penurunan harga akhirnya menjadi pilihan mujarab yang
mewarnai kategori ini — mulai dari turun 6% bahkan sampai 25%. Dengan kondisi kategori
yang telah jenuh, penurunan harga terbukti mampu meningkatkan volume penjualan yang
cukup signifikan. Kondisi di kategori yang berdarah tapi manis ini akhirnya berpengaruh
dalam perang head-to-head antarmerek. Yang menarik, meskipun di atas kertas Sunsilk lebih
berhadapan dengan Rejoice, nyatanya Sunsilk dan Pantene perang habis-habisan dalam
berbagai program pemasarannya. Sunsilk sebagai salah satu merek legendaris dengan cerdik
meremajakan citranya dengan program Sunsilk Circle of Beauty.
          Pada Unilever tergolong cukup menguasai industri ini karena dengan berbagai
programnya cukup men-drive pasar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa inovasi komunikasi
yang dilakukan, antara lain Sunsilk Beauty Camp, Sunsilk Girls Day dan Sunsilk Class.
Perlawanan Pantene lewat program anggun Cari Bintang Pantene merupakan pertanda
bagaimana kedua merek ini berlomba menjadi pahlawan kecantikan para wanita Indonesia.
          Menurut Sumardy, diakui atau tidak, terlalu lama menjadi raja sampo dengan harga
yang terjangkau kalangan menengah-bawah justru membuat Sunsilk sering dipersepsikan
sampo untuk kalangan ibu-ibu dan remaja tradisional sehingga memang kelihatan lebih head
on dengan sunsilk. Berbeda dari Pantene yang awalnya dengan harga mahal cukup diasosiasi
sebagai produk untuk wanita modern. Sunsilk Circle of Beauty merupakan salah satu upaya
Unilever memosisikan Sunsilk ke semua segmen, tak terbatas usia. langkah ini merupakan
salah satu wujud kepedulian Unilever terhadap konsumen Sunsilk, yang utamanya adalah
wanita.




                                             15
Unilever
   1. Sejarah singkat Unelever
       Unilever   adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen
yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini
mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan
konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove,
dan Clear.
       Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh,
produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.
       Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V.
Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan
pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever
Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
       Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca,
sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.


   2. Strategi Pengembangan Lini Produk
       Dalam makalah ini penulis hanya akan menitik beratkan pembahasan pada lini produk
shampo yang dmiliki oleh unilever. Dalam kurun waktu 1952 hingga kini, di Indonesia
Unilever Indonesia Tbk telah memiliki beberapa varian produk individu berupa shampo
untuk kesehatan rambut. Varian shampo itu sendiri terdiri dari sunsilk, clear, lifebuoy
shampo, serta dove shampo.




                                            16
3. Strategi Pengembangan Merek
       Dalam usaha untuk mengembangkan merek, perusahaan memiliki empat pilihan
alternatif seperti yang tertera dalam tabel 1.2 berikut:

                                                               Product Category


                                                       Existing                     New




                                                        Line                     Brand
                               Existing               Extension                 Extension
            Brand
            Name



                                 New                Multibrands                     New
                                                                                   Brands




     Source:

     Kotler P & Amstrong G., 2004 “Principle of Marketing”, 10 th edition / International Edition,
     Prentice Hall, New Jersey

Gambar 1.2: Strategi pengembangan merek:

                Merek Baru (new brands), yaitu: menggunakan merek baru untuk katagori
                produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.
                Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori
                produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk
                katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan
                tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu
                perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah
                caterpillar.
                Perluasan merek (brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada
                untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek
                yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen                           Maspion,


                                                    17
seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya
                 menggunakan Maspion.
                 Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori
                 produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang
                 sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah
                 perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.
                 Contohnya    ,untuk   kategori    produk     mie,   Indofood    memproduksi
                 Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan
                 tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN MEREK SHAMPO UNELEVER

       Dalam      hal   pengembangan    merek,     unilever   juga   tidak   melewatkan   teori
pengembangan merek di atas. Berikut analisis pengembangan merek unilever:

-   Line Extension / Perluasan Lini Produk
    Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh
    konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran
    kemasan, dsb pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama.

    Contoh:

    PT Unilever Indonesia Tbk pada bulan november 2012 akan meluncurkan Sunsilk Man.

-   Brand Extension / Perluasan Merek
    Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh
    konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk
    yang baru.

    Contoh:

    Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo

-   Multibrand / Banyak Merek
    Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori
    produk yang sama.




                                              18
Contoh:

    PT Unilever Indonesia Tbk memiliki lima macam merek untuk kategori produk shampoo
    yaitu Sunsilk, Lifebouy, Clear, Zwitsal, dan Dove.

-   New Brand / Merek Baru
    Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk
    peluncuran produk baru perusahaan.

    Contoh:

    PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek Pure-it untuk produk baru, produk
    perusahaan yaitu alat filterisasi air dimana alat tersebut dapat mengubah air keran menjadi
    air minum.
       Hasil studi kasus internasional terhadap 22.000 macam kasus peluncuran produk baru
didapatkan data sebagai berikut:

1. 82 % dari produk – produk baru, merupakan perluasan merek dan hanya sekitar 15 %
    merupakan merek yang benar – benar baru.
2. 83 % direktur pemasaran lebih menyukai meluncurkan produk baru dengan perluasan
    merek, sedangkan 15% memberikan penilaian yang sama antara penggunaan merek baru
    ataupun menggunakan perluasan merek, dan hanya 2% yang berminat untuk
    menggunakan merek yang benar – benar baru
       Dari hasil studi kasus tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan strategi perluasan
merek sudah banyak digunakan dan bahkan mendominasi dalam setiap peluncuran produk –
produk baru bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di negara – negara lainnya. Selain itu
sebagian besar dan bahkan hampir seluruh praktisi pemasaran juga setuju dengan penggunaan
strategi perluasan merek dalam peluncuran produk baru.
       Dari pemaparan dan contoh yang dijelaskan di atas terlihat bahwa dalam
pengembangan merek shamponya PT. Unilever Indonesia Tbk, menggunakan kesemua teori
pendekatan. Dan menurut penulis hal yang dilakukannya itu berhasil membuat konsumen
semakin percaya bahwa Unilever adalah bagian dari kehidupan mereka.
       Selain menggunakan teori di atas, periklanan dan program-program yang dilakukan
brand juga ikut mendongkrak nama merek di pasaran. Contohnya saja yang dilakukan oleh
clear, mereka menetapkan brand ambasador dalam merek clearnya. Brand ambasadornya pun



                                              19
bukan sembarang orang mereka adalah artis yang telah memiliki pamor di mata masyarakat,
antara lain: Ello, Sandra Dewi, Sherina Munaf, dan Irfan Bachdim.
Aktivasi
Untuk selalu melakukan beberapa aktivasi, yaitu untuk membuat Clear tetap cocok dengan
pasar sasaran, untuk mempertahankan kesesuaiannya dan menarik pasar sasaran, untuk
mempertahankan kecintaan pada merek, dan menjadi lebih dekat dengan pelanggannya.
Clear Top 10: 1999 – 2003
Musik adalah salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak muda. Mereka selalu
ingin terus merasa tidak ketinggalan jaman dengan kecenderungan musik terbaru, dan salah
satu program yang paling menarik bagi mereka adalah tangga lagu Clear top 10. Clear Top 10
adalah program mingguan yang berisi 10 lagu hit teratas lokal maupun internasional.
Clear Zone – 2004
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada konsumen sasaran Clear untuk dapat
merasakan sendiri produk Clear Zone.
Clear Nation – 2005
Masyarakat Clear terdiri dari orang-orang yang sangat percaya diri (karena memiliki rambut
yang bebas dari ketombe), dalam melakukan setiap kegiatan untuk mencapai cita-cita dan
impiannya.
Clear Dream Date – 2006
Lagi-lagi membangun kepercayaan, bahwa kita dapat dengan percaya diri menggoda siapa
saja jika kita memiliki rambut yang bebas dari ketombe, berada lebih dekat dengan orang lain
yang kita sukai atau cintai, bahkan yang tidak terduga seperti selebriti.
       Menyadari dan mempertimbangkan bahwa strategi perluasan merek juga memiliki
keterbatasan dan kelemahan dalam aplikasinya, maka perusahaan juga perlu untuk
mempelajari mengapa perluasan merek dapat gagal di pasar. Ada tiga faktor utama penyebab
kegagalan sebuah strategi perluasan merek (Wing,2004) yaitu:
a.   Tidak adanya perbedaan dari merek induk
b.   Kualitas produk kurang baik
c.   Tidak adanya support pemasaran yang baik.
       Dari ketiga faktor utama kegagalan tersebut diatas maka perusahaan harus benar –
benar mempersiapkan produk baru yang akan diluncurkan dimana atribut – atribut produk
harus berbeda dengan atribut – atribut produk merek induk. Pemasar hendaknya tidak hanya
mengandalkan ekuitas merek yang tinggi dari merek induk saja tetapi juga harus


                                               20
menyediakan aktivitas – aktivitas pemasaran pendukung untuk memperkuat posisi dari
produk baru tersebut.



   4. Strategi pengembangan Kemasan
        Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, kemasan sebuah produk itu dapat
diibaratkan sebagai pakaian jika berada dalam posisi manusia. Kemasan yang baik adalah
kemasan yang secara langsung dapat menggambarkan isi dari produk yang bersangkutan.
Contohnya saja, shampo clear dengan desain yang modern, dinamis serta menarik ditambah
lagi dengan periklanan yang intens membuat produk ini semakin dikenal, dan dampaknya
saat orang berada di super market atau swalayan dan ingin membeli shampo clear, maka ia
tidak perlu lagi membuka dan mencoba produk yang akan dibeli. Singkat kata kemasan
dalam produk bisa diartikan sebagai identitas sebuah produk.
        Dalam   makalah    ini   penulis   akan   sedikit   mambahas   bagaimana   unilever
mengembangkan strategi dalam pembuatan kemasan di produk shamponya.
        Kemasan produk adalah sama pentingnya dengan produk itu sendiri karena kemasan
adalah bagaimana pelanggan mengidentifikasi produk. Sama, kemasan merupakan aspek
integral dari pengembangan produk strategi perusahaan dan tujuan penjualan. Namun, ini
tidak berarti bahwa perubahan dalam kemasan produk akan menghasilkan peningkatan
langsung dalam penjualan. Tapi dengan mengembangkan penjualan kemasan tujuan dan
strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, adalah mungkin bagi perusahaan untuk
menyaksikan kemajuan bertahap dalam pendapatan penjualan.

Biaya
        Biaya kemasan dapat mengambil bagian penting dari pengeluaran pendapatan
perusahaan. Biaya kemasan bisa mencapai 10-40 % dari harga eceran suatu produk, menurut
Entrepreneur.com. Dalam mengembangkan strategi penjualan dan tujuan, perusahaan harus
memperhitungkan biaya kemasan total dan biaya kemasan masing-masing unit. Pertimbangan
ini memastikan bahwa biaya kemasan membenarkan pendapatan penjualan. Sebuah strategi
kemasan-penjualan yang baik memastikan bahwa biaya kemasan tidak melebihi proyeksi
pendapatan penjualan.
        Dalam hal ini unilever juga memikirkan hal ini, contohnya pada produk sunsilk pada
tahun 1952 produk sunsilk menggunakan botol kaca sebagai kemasan shamponya. Seiring
berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat berpindahlah unilever


                                             21
dimana kemasan shampo sunsilk yang menggunakan botol kaca menjadi kemasan pelastik
pada tahun 1970. (lihat gambar di lampiran)

Positioning

       Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti
ukuran, warna dan bentuk produk. Berbagai warna dan bentuk yang sesuai untuk target pasar
yang berbeda. Misalnya anak-anak produk cenderung lebih berwarna dan dikemas secara
berbeda dari orang dewasa 'produk. Hal ini sama penting bagi sebuah perusahaan untuk
membuat produk yang jelas dibedakan dari para pesaingnya. Posisi suatu produk melalui
kemasan memerlukan menarik pelanggan melalui varietas warna, ukuran dan bentuk yang
berbeda dari kompetisi.
       Dalam lini produk shampo unilever terdapat lima varian shampo yang beredar di
Indonesia. Produk tersebut antara lain, sunsilk, clear, dove, lifebuoy, dan zwitsal shampo.
Produk yang ditawarkan sunsilk memiliki target yang jelas. Pertama sunsilk, sunsilk
menginspirasi perempuan Indonesia untuk menyadari sifat dasar dan kekuatan mereka agar
mereka dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri, hal itu terlihat dari varian
yang ditawarkan oleh sunsilk;
    Sunsilk Black Shine
    Sunsilk Anti Dandruff Solution
    Sunsilk Soft & Smooth
    Sunsilk Clean & Fresh
    Sunsilk Hair Fall Solution
    Sunsilk Damage Hair Therapy
    Sunsilk Frizz and Weather Defense (Baru)
    Sunsilk Men Baru! (Segera Hadir November 2012)
Desain shampo sunsilk melambanngkan kewanitaan, dengan bentuk yang ramping dan
simetris memberikan kesan kewanitaan dan seksi.
Yang ke dua adalah shampo clear, shampo clear pada awal pembuatannya di khususkan
untuk konsumen yang mengalami masalah di kulit kepalanya (ketombe). Namun seiring
berjalannya waktu image ini mulai luntur karena semua shampo yang diproduksi oleh
unilever terdapat tipe untuk mengurangi ketombe di kulit kepala, kecuali zwitsal. Akan tetapi
image yang dibangun saat ini adalah memberika image sporty pada shampo clear. Hal ini
diperjelas dengan dipilinnya Irfan Bachding sebagai brand ambasador Clear Indonesia, dan


                                              22
Cristiano Ronaldo sebagai brand ambasador Clear. Kesan sporty ini tercermin dari kemsan
yang digunakan oleh shampo clear, dengan warna yang mencolok, desain yang elegan dan
garis yang tegas yang menambah kesan sporty pada produk ini.
Ketiga adalah Dove shampoo, merupakan hasil dari perluasan merek dimana dove yang
awalnya adalah merek sabun wanita high-class kemudian memperluas mereknya dengan
membuat shampo. Dove memiliki semboyan tampil cantik setiap hari. Sasaran shampo dove
adalah kalanngan menengah ke atas, hal ini tercermin dari haganya yang labih mahal
dibanding shampo unilever lainnya.

Inovasi

Inovasi dalam kemasan adalah tentang memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelanggan memiliki
kebutuhan yang berbeda dan ingin nyaman menggunakan produk yang sama untuk berbagai
kesempatan. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi, portabilitas dan kemudahan
penggunaan dapat membantu perusahaan mengembangkan kemasan yang memenuhi
kebutuhan target pasarnya. Menawarkan informasi tentang produk pada kemasan juga
merupakan strategi kemasan-penjualan penting. Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus
mengikuti terus berkembang kebutuhan pelanggan.

Seiring perkembangan zaman, dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Inovasi dalam
kemasan pada tiap-tiap produk yang dilempar ke pasaran oleh produsen shampo relatif sama.
Terdapat 2 jenis yaitu kemasan botol dan kemasan shaset.

Penelitian

Penelitian merupakan bagian penting dari pengembangan kemasan-tujuan penjualan dan
strategi. Bagaimana lagi Anda akan mengetahui pengembalian investasi dari strategi
kemasan? Hal ini dapat dicapai dengan mengevaluasi data penjualan terhadap strategi
kemasan untuk melihat apakah penjualan pendapatan yang disebabkan strategi ini. Dengan
cara ini, perusahaan dapat menentukan kemasan tren dan aspek seperti ukuran atau desain,
secara langsung berhubungan dengan penjualan. Akibatnya, perusahaan dapat memutuskan
apakah atau tidak itu adalah tujuan penjualan berharga dan strategi untuk mengubah kemasan
produknya.




                                            23
BAB III

                                      KESIMPULAN

       Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk
memuaskan atau memenuhi kebutuhan, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi
barang belum tentu merupakan sebuah produk.
       Lini produk merupakan kumpulan produk yang sejenis, tergantung bagaimana
seseorang mengelompokkan produk tersebut.
       Strategi perluasan merek memudahkan produk baru untuk segera meraih pangsa
pasar, tetapi yang harus diperhatikan bahwa tetap ada resiko karena produk tersebut masih
terkait dengan persepsi konsumen akan citra merek induk. Banyak perdebatan yang muncul
dari berbagai pihak dimana ada pihak – pihak yang setuju / pro tetapi tidak sedikit juga pihak
– pihak yang kontra dan meremehkan penggunaan strategi ini.
       Tidak ada peluncuran produk baru, baik dengan merek yang benar – benar baru
ataupun dengan menggunakan strategi perluasan merek yang tanpa beresiko. Semuanya
beresiko bahkan menurut Kotler professor pemasaran internasional dari Northwestern
Kellogg Graduate School of Management di Chicago menyatakan bahwa 90% dari produk
baru biasanya gagal di pasar. Disini peran manajer pemasaran sangatlah besar dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mendukung sukses atau tidaknya
suatu produk yang diluncurkan di pasar.




                                             24

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Pemasaran internasional
Pemasaran internasionalPemasaran internasional
Pemasaran internasionalSarah Febrian
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisAnita Julia
 
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasi
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasiBab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasi
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasiJudianto Nugroho
 
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranPresentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranNandang Sunandar
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...Altina Hanum
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksPuja Lestari
 
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenBab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenJudianto Nugroho
 
Menentukan strategi produk
Menentukan strategi produkMenentukan strategi produk
Menentukan strategi produkIndra Diputra
 
Pengumpulan Informasi dan Peramalan Permintaan
Pengumpulan Informasi dan Peramalan PermintaanPengumpulan Informasi dan Peramalan Permintaan
Pengumpulan Informasi dan Peramalan PermintaanGusstiawan Raimanu
 
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Alfrianty Sauran
 

La actualidad más candente (20)

Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Pemasaran internasional
Pemasaran internasionalPemasaran internasional
Pemasaran internasional
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
 
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasi
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasiBab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasi
Bab 17 merancang dan mengelola komunikasi pemasaran terintegrasi
 
Luas dan pola produksi
Luas dan pola produksiLuas dan pola produksi
Luas dan pola produksi
 
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranPresentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Presentasi: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
 
Materi Studi Kelayakan Bisnis
Materi Studi Kelayakan BisnisMateri Studi Kelayakan Bisnis
Materi Studi Kelayakan Bisnis
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Waralaba
WaralabaWaralaba
Waralaba
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenBab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
 
Menentukan strategi produk
Menentukan strategi produkMenentukan strategi produk
Menentukan strategi produk
 
Pengumpulan Informasi dan Peramalan Permintaan
Pengumpulan Informasi dan Peramalan PermintaanPengumpulan Informasi dan Peramalan Permintaan
Pengumpulan Informasi dan Peramalan Permintaan
 
Mengelola saluran distribusi(slide)
Mengelola saluran distribusi(slide)Mengelola saluran distribusi(slide)
Mengelola saluran distribusi(slide)
 
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
 
Ebook akuntansi biaya
Ebook akuntansi biayaEbook akuntansi biaya
Ebook akuntansi biaya
 
Anggaran penjualan
Anggaran penjualanAnggaran penjualan
Anggaran penjualan
 

Similar a Makalah lini produk

strategi pemasaran
strategi pemasaranstrategi pemasaran
strategi pemasaranZara Lumina
 
Bab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkBab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkJudianto Nugroho
 
Product life cylce
Product life cylceProduct life cylce
Product life cylceIndra Purba
 
Marketing Mix ;-)
Marketing Mix ;-)Marketing Mix ;-)
Marketing Mix ;-)Nurul Aini
 
manajemen produk dan harga.ppt
manajemen produk dan harga.pptmanajemen produk dan harga.ppt
manajemen produk dan harga.pptaciambarwati
 
Merk, pembungkusan, dan label
Merk, pembungkusan, dan labelMerk, pembungkusan, dan label
Merk, pembungkusan, dan labelJonathan P
 
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comBelajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt
3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt
3. Strategi Penetapan Harga (30.pptLordRioDenTedjo
 
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
strategi pemasaran
strategi pemasaranstrategi pemasaran
strategi pemasaranZara Lumina
 
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdfSAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdfAliaTriUtami1
 
Saluran distribusi (marketing2)
Saluran distribusi (marketing2)Saluran distribusi (marketing2)
Saluran distribusi (marketing2)Indra Purba
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...Rudy Harland
 
Manajemen Pemasaran: Produk
Manajemen Pemasaran: ProdukManajemen Pemasaran: Produk
Manajemen Pemasaran: ProdukRicky A Peaceful
 

Similar a Makalah lini produk (20)

strategi pemasaran
strategi pemasaranstrategi pemasaran
strategi pemasaran
 
Bab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkBab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produk
 
Ppt sismansar
Ppt sismansarPpt sismansar
Ppt sismansar
 
Product life cylce
Product life cylceProduct life cylce
Product life cylce
 
Marketing Mix ;-)
Marketing Mix ;-)Marketing Mix ;-)
Marketing Mix ;-)
 
manajemen produk dan harga.ppt
manajemen produk dan harga.pptmanajemen produk dan harga.ppt
manajemen produk dan harga.ppt
 
Manajemen Pemasaran ch 11
Manajemen Pemasaran ch 11Manajemen Pemasaran ch 11
Manajemen Pemasaran ch 11
 
Ppt dora
Ppt doraPpt dora
Ppt dora
 
Merk, pembungkusan, dan label
Merk, pembungkusan, dan labelMerk, pembungkusan, dan label
Merk, pembungkusan, dan label
 
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.comBelajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
Belajar Nilai layanan di www.sekolahbisnisindonesia.com
 
3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt
3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt
3. Strategi Penetapan Harga (30.ppt
 
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Pb 9 produksi
Pb 9 produksiPb 9 produksi
Pb 9 produksi
 
strategi pemasaran
strategi pemasaranstrategi pemasaran
strategi pemasaran
 
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdfSAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
 
Saluran distribusi (marketing2)
Saluran distribusi (marketing2)Saluran distribusi (marketing2)
Saluran distribusi (marketing2)
 
Vkt tagline
Vkt   taglineVkt   tagline
Vkt tagline
 
Pemasaran
PemasaranPemasaran
Pemasaran
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Business Unit Level...
 
Manajemen Pemasaran: Produk
Manajemen Pemasaran: ProdukManajemen Pemasaran: Produk
Manajemen Pemasaran: Produk
 

Makalah lini produk

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini kata produk merupakan hal yang lazim kita dengar. Kata ini terucap saat seseorang menyebut apapun yang dihasilkan dan dipasarkan oleh perusahaan. Namun sering sekali terjadi kesalah pahaman antara produk dan barang. Oleh karena itu seyogyanya kita harus memahami tarlebih dahulu apa itu produk. Dalam tugas kali ini, dalam perkuliahan dengan nama mata kuliah ―Kebijakan dan Strategi Pemasaran II‖, kami akan membahas makalah dengan judul ―Strategi Pengembangan Lini Produk, Merek, dan Kemasannya‖. 1.2 Rumusan masalah a. Apa itu produk ? b. Apa itu lini produk ? c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ? d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk shamponya ? 1.3 Tujuan masalah Setelah mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kebijakan dan Strategi Pemasaran II yang dibimbing oleh Bapak ,,,,,,,, diharapkan mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis semester 5 Fisipol Unmul dapat memahami apa yang dimaksud dengan: a. Apa itu produk ? b. Apa itu lini produk ? c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ? d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk shamponya ? 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa itu produk ? Seperti yang telah kami jelaskan secara singkat di awal makalah ini, bahwa dewasa ini terjadi kesalah pahaman atau bisa juga disebut salah kaprah antara apa yang dimaksud dengan produk dan apa yang dimaksud dengan barang. Menurut kami, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk. Mari kita simak beberapa pengertian produk yang di sampaikan oleh beberapa pakar ekonomi terkemuka di dunia ini. Menurut Mc. Carty dkk dalam bukunya yang berjudul Basic Marketing pada tahun 1989 memberikan definisi sederhana mengenai produk. Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Philip Kotler dalam bukunya juga menjelaskan masalah produk. Ia mengatakan bahwa produk adalah sebuah tawaran, dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digumnakan, ataupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan. 2.2 Apa itu lini produk ? Kata lini berasal dari bahasa inggris „line‟ yang berarti garis. Lini produk sendiri merupakan sekumpulan produk yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain karena fungsi yang sama, dijual kepada konsumen yang sama, dipasarkan melakui saluran distribusi yang sama atau berada pada interval harga tertentu. Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga. Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk dalam satu lini. Line consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk dalam satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini. Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of product mix (rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang dijual pada seluruh lini produk disebut length of product mix. 2
  • 3. Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging. Namun jika line extension tersebut memiliki kualitas dibawah produk lainnya disebut sebagai trading down. Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan menunjukkan satu citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk. Penanaman citra positif ini biasanya menggunakan satu jenis produk dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu lini. Price Lining adalah kegiatan dimana orang menggunakan batasan harga untuk seluruh produk dalam satu lini. Teknik ini biasanya digunakan oleh toko yang menggunakan satu harga untuk seluruh produknya misalnya toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang dijual toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu. Keputusan Lini Produk Lini produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Setiap lini produk biasanya dikelola eksekutif yang berbeda. 1. Analisis lini produk Manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba dari setiap barang yang ada dalam lininya dan bagaimana lini produknya jika dibandingkan dengan lini produk pesaing. a. Penjualan dan Laba Lini Produk Manajer lini produk perlu mengetahui presentase dari penjualan dan laba yang disumbangkan oleh setiap barang (item) dalam lini. b. Profil Pasar Lini Manajer lini produk perlu meninjau bagaimana lini produk tersebut diposisikan terhadap lini produk pesaing. 2. Panjang Lini Produk Masalah yang dihadapi oleh manajer lini produk adalah menentukan panjang lini produk yang optimal. Lini produk dikatakan terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba dengan menambah barang, lini produk disebut terlalu panjang apabila manajer dapat menaikkan laba dengan mengeluarkan barang dari lini produk. Perusahaan dapat memperbesar panjang lini produknya melalui dua cara, yakni dengan 3
  • 4. memperlebar lini ( line streching ) dan dengan menambahakan barang ke dalam lini ( line filling ). 3. Keputusan Melebarkan Lini Setiap lini produk perusahaan meliput bagian tertentu dari keseluruhan bagian yang mungkin diliput. Perusahaan dapat melebarkan lininya ke bawah, ke atas atau keduanya. 1) Pelebaran ke bawah (downward strecht) Banyak perusahaan mula-mula berada pada bagian atas pasar (produk yang ditawarkan berharga mahal) dan kemudian melebarkan lininya kebawah ( ke bagian yang berharga lebih murah ). Perusahaan mungkin melakukan pelebaran ke bawah karena alasan-alasan berikut: a. Perusahaan yang diserang oleh pesaing pada segmen atas dan hendak melancarkan serangan balasan dengan menyerbu segmen bawah yang dikuasai pesaing tersebut. b. Perusahaan merasakan adanya perlambatan pertumbuhan pada segmen atas. c. Perusahaan mula-mula memasuki segmen atas untuk membanagun citra kualitas dan berekspansi ke segmen bawah. d. Perusahaan menambahkan barang untuk segmen bawah (low-end unit) untuk menutup atau mengisi kekosongan penawaran di pasar, yang kalau hal itu tidak dilakukan, akan mebarik minat pesaing baru. 2) Perlebaran ke atas ( upward strecht ) Perusahaan-perusahaan disegmen bawah mungkin berfikir untuk memasuki segmen atas. Mereka mungkin tertarik dengan tingkat pertumbuhan dan margin yang lebih tinggi, atau oleh terbukanya kesempatan untuk mempromosikan diri mereka sebagai pemanufaktur yang melayani semua lini. 3) Pelebaran dua arah ( two-way strecht ) Perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin memutuskan untuk memperlebar lininya ke dua arah. 4
  • 5. LINI PRODUK PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU Gambar 1.1: Gambaran lini produk Setelah dijelaskan secara gamblang di atas mengenai lini produk dan sebagainya, sampailah kita pada varian terakhir dari lini produk itu sendiri. Seperti yang tergabbar dalam struktur di atas dimana lini produk berada pada posisi teratas dan kemudian produk individu mengakar di bawahnya. Jadi, produk individu merupakan varian terakhir dari suatu lini produk, yang disebut juga item produk. Terdapat lima keputusan yang dapat diambil dalam pengelolaan produk individu, akan tetapi dalam makalah ini kami hanya menitik beratkan persoalan hanya pada 2 keputusan saja, yaitu merek dan kemasan. Lima keputusan itu sendiri antara lain: 1. Penentuan atribut produk Atribut produk merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli saat membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi, desain, layanan purna jual. Faktor yang berhubungan langsung dengan produk yang bersangkutan antara lain kualitas, fitur, dan desain. 2. Pemberian merek Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendifrensiasi barang atau layanan suatu penjual dai barang dan layanan penjual lain. Merek sangat penting dalam keberhasilan sebuah produk. Bahkan Kartajaya dalam bukunya yang berjudul Marketing Plus 2000 berani menhgatakan bahwa ―merek itu lebih penting daripada produk itu sendiri‖ kemudian ia menambahkan ―saat membeli produk, orang cenderung membeli mereknya. Contohnya saat orang membeli secangkir kopi di starbucks cofefe, yang terdapat dalam pikiran pembeli adalah nama starbuckssnya bukan kopinya secara fisik. 5
  • 6. Apabila suatu merek sudah terkenal, di dalamnya aka terkandung bernagai macam hal, seperti: 1. Atribut produk seperti kualitas, harga, prestise, nilai jual kembali, desain, dan seterusnya. Misalnya apa yang tercermin dalam merek Ducati pasti berbeda dari yang tercermin dalam merek Happy (kendaraan roda dua buatan China) 2. Manfaat, misanya dalam Kukubima Energy, maka manfaat yang tercermin adalah tambahan energi. 3. Kepribadian, coba pikirkan kepribadian bagaimana yang dicerminkan oleh nama ―femina‖, maskulin atau feminim ? 4. Pemakai, merek juga mencerminkan siapa pemakai dari suatu prodak. Misalnya Kidds Shampo, pemakainya tentulah anak-anak. Ekuitas Merek Kita ambil contoh kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dan coffee toffee. Walaupun kualitas keduanya sama menurut saya, konsumen kemungkinan besar tetap mau membeli kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dibandingkan coffee toffee. Kenapa? Kembali lagi kepada apa yang telah dijelaskan bahwa merek memiliki kekuatan. Kemudian contoh lain, nilai obyektif susu kental manis Bendera sama saja dengan Cap Nona. Namun, Bendera lebih laku daripada Cap Nona walaupun harganya tinggi, kenapa? Karena ada peranan nilai merek. Nilai inilah yang disebut dengan ekuitas merek (brand equity). Munculnya konsep ekuitas merek dilatarbelakangi pemikiran bahwa merek yang kuat adalah suatu aset yang dapat dikalkulasi nilainya. Artinya, merek tersebut dapat diperjual-belikan sebagaimana aset lainnya dalam perusahaan. Merek yang memiliki ekuitas yang tinggi, memiliki kepedulian merek, penerimaan merek yang tinggi, pereferensi merek yang tinggi, dan loyalitas merek yang tinggi. Nemun, belum ada satupun formula yang pasti mengenai cara mengukur ekuitas merek secara kuantitatif sehingga diketahu berapa nilai dolar atau rupiah suatu merek. Mengelola Merek Ada lima keputusan yang dapat di ambil dalam pengelolaan sebuah merek: 1. Memberikan Merek atau Tidak Belakangan ini,hamper semua produk di beri merek. Bahkan produk- produk yang sebelummnya tidak memerlukan merek, misalnya jeruk, apel, beras, 6
  • 7. dan garam, sekarang sudah ada yang di beri merek. Anda tentu tuidak asing lagi dengan nama-nama seperti Apel Washington dan Jeruk Mandarin. Kenapa merek di perlukan? Selain memiliki nilai kalau mereknya kuat,merek juga bermanfaat bagi pelanggan,perantara,produsen maupun publik. Bagi pembeli,manfaat merek adalah: Menceritakan sesuatu kepeada tentang mutu. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka. Bagi penjual,manfaat merek adalah: Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau cirri khas produk. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan Membantu penjual melakukan segmentasi pasar. Bagi masyarakat,merek bermanfaat falam hal : Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten. Meningkatakn efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru,karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing. Namun demikian,tidak semua produk memerlukan merek. Ada produk-produk yang tergolong ginerik,yang hanya di beri label saja,seperti makanan burung, obat generic, garam beryodium. Keuntungan produk-produk generik adalah harganya lebih murah dengan cara mengurangi kualitas kandungan (tidaksemuanya), mengurangi biaya kemasan,dan mengurangi biaya iklan. Selain produk-produk generik,banyak juga produk-produk industri yang tidak memerlukan merek,seperti bahan baku maupun komponen. Sebab,dalam 7
  • 8. pemasaran industry,identifikasi prooduk melalui merek tidak sepenting pada produk konsumen,karena penjual dan pembeli memiliki hubungan yang lebih erat. Jadi,yang paling penting adalah identifikasi penjualannya,bukan produknya. 2. Memilih Merek yang Sesuai Setelah diputuskan untuk memberikan merek pada produk,selanjutnya perlu diputuskan merek apa yang digunakan. Merek apa pun yang digunakan semestinya mengandung sifat-sifat berikut ini: Mencerminkan manfaat dan kualitas. Contoh: Sunsilk,Power Max,Lux Singkat dan sederhana Mudah diucapkan,didengar,dibaca dan diingat. Contoh: Susu Bendera,Sony,Kijang. Bandingkan misalnya dengan: Rudy Hadisuarno Tonic and Excuisit,I Can’t Believe It’s Not Butter Memilki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada (distinctive). Contoh: Exxon,Kodak,Kijang Mudah diterjrmahkan kedalam bahas asing dan tidak mengandung konotasi negative dalam bahasa asing Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten. Di Indonesia,ada criteria tertentu bagi merek yang bisa dilindungi secara hukum. Salah satu syaratnya adalah merek tersebut bukan merupakan nama katagori produk,misalnya Aqua,merek tersebut dianggap merupakan nama kategori produk air mineral Qua-Qua yang dituduh menjiplak merek tersebut,ditolak. 3. Sponsor Merek Ada 4 pilihan sponsor merek. Merek bisa diluncurkan sebagai merek produsen,seperti IBM,Indomie,Sosro,Dll. Merek juga bisa menggunakan nama perantara. Ini disebut merek privat (Private Brand),atau merek toko (Store Brand) atau merek distributor (Distributor Brand). Misalnya,Gula Hero dari dan beras Hero (keduanya dari Supermarket Hero),roti Aro (dari Makro),Kopi Ngesti (dari Swalayan New Ngesti),Dll. Cara lain adalah dengan menggunakan lisensi,yaitu menggunakan merek orang lain dengan sejumlah bayaran (fee). Misalnya,kemeja Arrow 8
  • 9. (dilisensi oleh PT.Great River Industry),sweather Scala (dilisensi oleh PT.Indoscala). Cara lainnya adalah merek bersama (co-branding),yaitu dengan menggabungksn merek yang sudah mapan dari dua perusahaan yang berbeda. Misalnya,Hero,Sempati Air,Bank Bali,Gramedia,bersatu untuk menciptakan kaliVa,yaiyu sebuah keanggotaan berbelanja di perudahaan-perusahaan anggotanya. Demikian pula antara Master Card dengan Bank BCA membuat kartu kredit BCA Mastercard,Bank Bali dengan Visa membuat kartu kredit Bank Bali Visa. 4. Strategi Merek Bagaimana strategi pemberian merek? Ada 4 pilihan yaitu: Merek Baru (new brand),yaiyu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini. Perluasan lini (line extwnsion), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar. Perluasan merek(brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion. Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie. 9
  • 10. 3. Pembuatan kemasan Kemasan: Kemasan bagi produk sama pentingnya dengan pakaian pada manusia. Daya tarik manusia sangat dipengaruhi oleh pakaian yang kenakannya. Orang-orang tidak akan berani menunjukan diri didepan umum tanpa pakaian yang pantas. Selain itu,pakaian juga melindungi tubuh secara fisik terhadap lingkungan. Sedikit perkecualian adalah tidak semua produk memerlukan kemasan,sementara semua manusia memerlukan pakaian. Perlu pula diingat bahwa produk yang memerlukan kemasan hanyalah produk nyata(tangible product). Hal ini perlu dikemukakan sebab produk dalam pengertian luas dapat mencakup layanan (jasa),ide,organisasi,tempat,orang,selain barang. Fungsi utama kemasan adalah melindungi produk. Bayangkanlah apa jadinya susu kalau tidak di kemas dengan baik. Barangkali dalam waktu satu hari saja sudah busuk. Apalagi bagi produk yang sering dibongkar-muat, fungsi kemasan sebagai pelindung menjadi sanagat vital. Fungsi kedua kemsan adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen. Sebab dengan adanya kemasan,ukuran dan desain produk dapat dirancang. Ambil contoh sampo anak-anak Deede. Tutupnya yang didesain berbentuk leher angsa,sangat membanru kenyamanan mengambil sampo. Tinggal pencet tutupnya,maka sampo pun keluar. Ukurannya juga di buat agar mudah disimpan ditempat sampo dikamar mandi. Bayangkan seandainya sampo dikemas dalam botol seperti bir botol,tentu pemakaiannya sangat tidak praktis. Selain tutupnya tidak bisa dipakai ulang,botolnya juga berat, besar, dan mudah pecah kalau jatuh. Fungsi ketiga kemasan adalah untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Sama seperti pakaian bagi orang, kemasan juga dapat meningkatkan daya tarik produk. Selain karena enak dipandang,pada kemasan juga dapat diinformasikan fitur, penggunaan, manfaat, dan citra (image) produk. 10
  • 11. Merancang Kemasan Kalau untuk merancang pakaian dibutuhkan perancang atau desainer,demikian pula dalam merancang kemasan. Kemasan rokok sampoerna A Internasional yang dipromosikan dengan kalimat ―your global passport” menggunakan desain internasional untuk perancangannya. Yang akan dikemukakan disini adalah bahwa merancang kemasan tidaklah mudah. Bagaimanakah caranya merancang? Ini adalah tugas desainer grafis. Namun,dari sudut pandang pemasaran,ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang kemasan produk. Pertama adalah konsumen. Factor konsumen perlu diperhatikan karena pada dasrnya apapun yang dilakukan pada produk,termasuk dalam merancang kemasan,tujuannya semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan dari keinginan konsumen. Yang jelas,konsumen tentu memiliki gambaran mengenai kemasan yang sesuai untuk suatu produk,baik dari segi ukuran,bentuk,warna,maupun grafis. Ambil contoh air mineral dalam kemasan. Bentuk botol bisa macam-macam tetapi warnanya harus bening. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau warna botolnya cokelat. Tentu kesan segar dan bersihnya hilang. Tetapi dengan warna kemasan bening dan warna tulisan biru muda,kesan tersebut bisa disampaikan. Kedua adalah perantara. Bagi para perantara,kemasan penting karena memberikan kepraktisan dalam penyimpanan,pengangkutan,dan penanganan. Coba ukur dulu tinggi rak-rak panjang disupermarket. Taruhlah tingginya 40cm. kalau ada botol air mineral yang tingginya 50cm,tentu tidak akan bisa dipajang kedalam rak,kecuali kalau diletakan di bagian yang paling tinggi. Bagian ini pun tidak cocok bagi barang yang berat dan mudah jatuh. Ketiga adalah biaya. Kemasan yang baik dari sudut pandang konsumen dan perantara, tentu tidak diterima begitu saja oleuntuk apa? Memang dalam pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen perlu dipenuhi,tetapi tentu saja dengan cara yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Jadi intinya,produsen perlu memilih desain kemasan yang memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen dan perantara dengan biaya yang diperlukan untuk itu masih terhitung layak. Pertimbangan terkakhir adalah lingkungan hidup. Pada umumnya,kemasan cendrung mengotori lingkungan setelah produk terpakai. Kalau masih 11
  • 12. memungkinkan,dalam pemrosesannya tentu lebih baik dipilih kemasan yang bisa didaur ulang. Kemasan dan Strategi Pemasaran Isi mungkin sama tetapi produk dapat tampil beda hanya karena kemasan. Tak sulit mencari contohnya. Minyak goreng misalnya,apa bedanya minyak goreng literan tanpa merek dengan Bimoli atau Filma? Tak ada perbedaan secara prinsipil. Namun,Filma atau Bimoli dapat dijual lebih mahal dan tentunya lebih laku hanya karena memakai kemasan yang lebih menarik. Apa beda Pop mie dari Indomie? Keduanya sama-sama mie.bedanya hanya pada desain kemasan. Pop mie menggunakan kemasan yang sekaligus bisa dipakai sebagai mangkok dengan garpu plastic kecil didalamnya. Dengan demikian,Pop mie pun laku. Jadi,kemasan dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran. Berikut ini diberikan penjelasannya. Kemasan Inovatif Pop mie dapat di jadikan sebagai contoh produk yang menggunakan strategi ini.mie dapat benar-benar menggunakan inovasi (ide baru) dalam kemasannya. Tentunya produk lain juga bisa menggunakan cara ini. Masalahnya,apakah perusahaan memiliki desainer yang kreatif? Perubahan kemasan Bandingkanlah bentuk sampo Sunsilk sepuluh tahun lalu dengan yang sekarang. Pasti berbeda. Apakah kemasan terdahulu kurang baik? Tidak juga. Produsen tahu bahwa konsumen memiliki rasa bosan terhadap apaun yang bentuknya sama dalam waqktu yang lama. Untuk menghindarinya,produsen pun mengubah kemasan secara berkala. Padahal isinya itu-itu saja. Yang berbeda hanya kemasannya. Banyak produk menggunakan strategi ini, hanya sekedar contoh Pepsodent,Rejoice,Indomie,Lux,dan Biore. Kategori kemasan Yang konsisten ini kebalikan dari perubahan kemasan. Memang,tidak semua produk mengubah kemasannya secara teratur. Sebaliknya,ada produk yang diidentikan dengan kemasan tertentu sehingga tidap perlu melakukan perubahan kemasan. Atau,kalaupun dilakukan perubahan,paling tidak tetap memakai ciri yang identik dengan produk. Air mineral identik dengan kemasan pelastik bening atau kemasan fiberglas bening untuk ukuran galo. Warna tuylisannya biru. Nah,kalau 12
  • 13. ada perusahaan baru yang memproduksi air mineral,sudah tentu harus menggunakan kategori kemasan tersebut. Menggunakan kemasan untuk hal lain Kemasan yang sudah tidak terpakai bisa saja digunaka untuk keperluan lain. Bahkan,dapat menarik konsumen untuk membeli produk. Contoh,kaleng roti bisa menjadi tempat beras,kaleng cat bisa menjadi tempat air. Botol bekas Nutrisari bisa menjadi tempat gula. Yang paling kreatif adalah sabun colek yang menggunakan gelas sebagai kemasan. Banyak ibu-ibu membeli sabun colek tersebut semata mata karena tertarik dengan gelasnya. Kemasan ganda Coba perhatikan Mie Gelas dan permen Hexos,ada dua jenis kemasan pada produk tersebut,yaitu kemasan dalam dan kemasan luar. Pengguna kedua jenis kemasan tersebut tentu menarik konsumen karena membayangkan volume produk yang besar. Kalau dijual per biji,harga permen paling Rp 500. Tetapi Hexos bisa dijual Rp 500 padahal isinya hanya lima biji. Jadi,harga perbiji Rp 100. Coba kalau dipasarkan perbiji,Hexos tidak akan laku dengan harga semahal itu. 4. Pemberian label Kalau merek adalah nama, symbol atau kode untuk mengidentifikasi produk, maka lebel adalah segala bentuk yang berfungsi deskriftif (menginformasikan) bagi produk. Pada produk buah-buahan lebel bisa berfungsi sebagai merek. Misalnya, menempelkan kertas bertuliskan ―Washington‖ untuk jeruk Washington. Lebel juga menjelaskan asal produk,kandungan produk,fitur produk,cara menggunakan produk,cara menyimpan produk,harga produk,tanggal kadarluasa produk, dampak positif dan negative produk, informasi nutrisi,tipe produk dan servis yang tersedia. Khusus diindonesia, lebel juga menginformasikan halal tidaknya produk,khususnya makanan dan minuman. Beberapa study menunjukan bahwa konsumen kurang peduli terhadap lebel. Misalnya,susu kental manis. Walaupun informasi kandungan gizinya lengkap, namaun informasi tersebut jarang di gunakan konsumen sebagai bahan pertimbangan utama dalam membeli produk. Menurut penelitian simon giarso, mahasiswa IBII angkatan 1994, kandungan gizi susu kental manis sama saja. Tetapi, kenapa konsumen mau membeli susu kental manis yang harganya rata-rata lebih mahal 1500? Jawabanya,pilihan konsumen semata-mata dipengaruhi oleh repotasi merek, bukan kandungan gizinya. 13
  • 14. Bagi Negara maju, ada ketentuan untuk memberikan informasi mengenai kandungan informasi niali gizi pada produk-produk yang di konsumsi ( makanan,mimuman,obat). Namun, pada kebanyakan Negara berkembang, ketentuan tersebut belum ada atau kau pun ada belum diterapkan sepenuhnya. Contohnya di Indonesia, tau kah anda berapa kalori yang terkandung sebotol sosro? Pemberian lebel harus di hubungkan dengan dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah sudah ada perusahaan harus memberikan lebel pada produknya. Namun kalau tidak, keputusan untuk memberikan lebel dapat d tinjau dari kebutuhan konsumen. Soalnya, tidak semua produk yang mengunakan lebel. Contohnya semen,sayuran,makanan siap saji,lukisan dan lain-lain. Jadi, perlu dipertanyakan apakah konsumen mempertimbangkan lebel pada saat memutuskan pembelian? Kalau benar, informasi apa yang dibutuhkan? 2.3 Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ? Dalam lini produk terdapat lima kategori keputusan yang dapat diambil dalam rangka pengelolaan lini-lini atau bisa juga disebut produk individu. Keputusan ini bertujuan agar produk yang ditawarkan kepada konsumen secara terus menerus tidak menimbulkan kesan membosankan akan tetapi dengan adanya keputusan ini diharapkan kecintaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya betambah. Keputusan-keputusan itu antara lain: 1. Mengatur panjang lini produk 2. Memodernisasi lini produk 3. Mendandani lini produk 4. Memangkas lini produk 2.4 Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk shamponya ? Di jaman seperti ini kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sangatlah meningkat, secara tidak langsung pengadaan dan pemakaian produk kebersihan tumbuh lebih tinggi . maka Salah satu produk yang sering dipakai untuk kebersihan adalah shampoo. Dimana shampoo bertujuan untuk merawat dan membersihkan kotoran pada rambut. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pemakaian produk shampoo maka semakin tinggi juga tingkat persaingan antara sesama produk shampoo Salah satunya adalah persaingan antara produk shampoo PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT P&G Indonesia yang sangat sengit. Pada Unilever melempar empat merek shampoo, yaitu Sunsilk, Clear, Lifebuoy dan Dove. Hal yang sama juga dilakukan P&G, yaitu mengeluarkan merek Pantene, Rejoice, Head & 14
  • 15. Shoulders serta Herbal Essences. Maka, tak ayal lagi, pertempuran head-to-head dua musuh bebuyutan ini pun tak bisa dihindari. Dari kelayakan head-to-head, sebenarnya Sunsilk berpasangan dengan Pantene, Clear dengan Head & Shoulders, Lifebuoy dengan Rejoice, sementara Dove berhadapan dengan Herbal Essences. Namun, fakta di lapangan, yang terjadi malah persaingan multiple brands. Sering tidak jelas lagi siapa melawan siapa, bukan lagi sekadar merek vs. merek, tetapi Unilever vs. P&G dengan fokus memakan pelanggan pesaing. Dengan tingkat penetrasi produk yang mendekati 100%, upaya menarik pelanggan baru yang belum pernah memakai sampo jelas bukan menjadi pilihan mudah. Hanya dengan meningkatkan frekuensi penggunaan dan merebut pelanggan pesaing, sebuah merek dapat bertahan hidup. Faktanya di lapangan malah sulit, karena hampir semua merek menawarkan varian yang tidak jauh berbeda. Penurunan harga akhirnya menjadi pilihan mujarab yang mewarnai kategori ini — mulai dari turun 6% bahkan sampai 25%. Dengan kondisi kategori yang telah jenuh, penurunan harga terbukti mampu meningkatkan volume penjualan yang cukup signifikan. Kondisi di kategori yang berdarah tapi manis ini akhirnya berpengaruh dalam perang head-to-head antarmerek. Yang menarik, meskipun di atas kertas Sunsilk lebih berhadapan dengan Rejoice, nyatanya Sunsilk dan Pantene perang habis-habisan dalam berbagai program pemasarannya. Sunsilk sebagai salah satu merek legendaris dengan cerdik meremajakan citranya dengan program Sunsilk Circle of Beauty. Pada Unilever tergolong cukup menguasai industri ini karena dengan berbagai programnya cukup men-drive pasar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa inovasi komunikasi yang dilakukan, antara lain Sunsilk Beauty Camp, Sunsilk Girls Day dan Sunsilk Class. Perlawanan Pantene lewat program anggun Cari Bintang Pantene merupakan pertanda bagaimana kedua merek ini berlomba menjadi pahlawan kecantikan para wanita Indonesia. Menurut Sumardy, diakui atau tidak, terlalu lama menjadi raja sampo dengan harga yang terjangkau kalangan menengah-bawah justru membuat Sunsilk sering dipersepsikan sampo untuk kalangan ibu-ibu dan remaja tradisional sehingga memang kelihatan lebih head on dengan sunsilk. Berbeda dari Pantene yang awalnya dengan harga mahal cukup diasosiasi sebagai produk untuk wanita modern. Sunsilk Circle of Beauty merupakan salah satu upaya Unilever memosisikan Sunsilk ke semua segmen, tak terbatas usia. langkah ini merupakan salah satu wujud kepedulian Unilever terhadap konsumen Sunsilk, yang utamanya adalah wanita. 15
  • 16. Unilever 1. Sejarah singkat Unelever Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan Clear. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga. Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier. Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya. 2. Strategi Pengembangan Lini Produk Dalam makalah ini penulis hanya akan menitik beratkan pembahasan pada lini produk shampo yang dmiliki oleh unilever. Dalam kurun waktu 1952 hingga kini, di Indonesia Unilever Indonesia Tbk telah memiliki beberapa varian produk individu berupa shampo untuk kesehatan rambut. Varian shampo itu sendiri terdiri dari sunsilk, clear, lifebuoy shampo, serta dove shampo. 16
  • 17. 3. Strategi Pengembangan Merek Dalam usaha untuk mengembangkan merek, perusahaan memiliki empat pilihan alternatif seperti yang tertera dalam tabel 1.2 berikut: Product Category Existing New Line Brand Existing Extension Extension Brand Name New Multibrands New Brands Source: Kotler P & Amstrong G., 2004 “Principle of Marketing”, 10 th edition / International Edition, Prentice Hall, New Jersey Gambar 1.2: Strategi pengembangan merek: Merek Baru (new brands), yaitu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini. Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar. Perluasan merek (brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, 17
  • 18. seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion. Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie. ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN MEREK SHAMPO UNELEVER Dalam hal pengembangan merek, unilever juga tidak melewatkan teori pengembangan merek di atas. Berikut analisis pengembangan merek unilever: - Line Extension / Perluasan Lini Produk Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dsb pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama. Contoh: PT Unilever Indonesia Tbk pada bulan november 2012 akan meluncurkan Sunsilk Man. - Brand Extension / Perluasan Merek Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk yang baru. Contoh: Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo - Multibrand / Banyak Merek Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori produk yang sama. 18
  • 19. Contoh: PT Unilever Indonesia Tbk memiliki lima macam merek untuk kategori produk shampoo yaitu Sunsilk, Lifebouy, Clear, Zwitsal, dan Dove. - New Brand / Merek Baru Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk peluncuran produk baru perusahaan. Contoh: PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek Pure-it untuk produk baru, produk perusahaan yaitu alat filterisasi air dimana alat tersebut dapat mengubah air keran menjadi air minum. Hasil studi kasus internasional terhadap 22.000 macam kasus peluncuran produk baru didapatkan data sebagai berikut: 1. 82 % dari produk – produk baru, merupakan perluasan merek dan hanya sekitar 15 % merupakan merek yang benar – benar baru. 2. 83 % direktur pemasaran lebih menyukai meluncurkan produk baru dengan perluasan merek, sedangkan 15% memberikan penilaian yang sama antara penggunaan merek baru ataupun menggunakan perluasan merek, dan hanya 2% yang berminat untuk menggunakan merek yang benar – benar baru Dari hasil studi kasus tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan strategi perluasan merek sudah banyak digunakan dan bahkan mendominasi dalam setiap peluncuran produk – produk baru bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di negara – negara lainnya. Selain itu sebagian besar dan bahkan hampir seluruh praktisi pemasaran juga setuju dengan penggunaan strategi perluasan merek dalam peluncuran produk baru. Dari pemaparan dan contoh yang dijelaskan di atas terlihat bahwa dalam pengembangan merek shamponya PT. Unilever Indonesia Tbk, menggunakan kesemua teori pendekatan. Dan menurut penulis hal yang dilakukannya itu berhasil membuat konsumen semakin percaya bahwa Unilever adalah bagian dari kehidupan mereka. Selain menggunakan teori di atas, periklanan dan program-program yang dilakukan brand juga ikut mendongkrak nama merek di pasaran. Contohnya saja yang dilakukan oleh clear, mereka menetapkan brand ambasador dalam merek clearnya. Brand ambasadornya pun 19
  • 20. bukan sembarang orang mereka adalah artis yang telah memiliki pamor di mata masyarakat, antara lain: Ello, Sandra Dewi, Sherina Munaf, dan Irfan Bachdim. Aktivasi Untuk selalu melakukan beberapa aktivasi, yaitu untuk membuat Clear tetap cocok dengan pasar sasaran, untuk mempertahankan kesesuaiannya dan menarik pasar sasaran, untuk mempertahankan kecintaan pada merek, dan menjadi lebih dekat dengan pelanggannya. Clear Top 10: 1999 – 2003 Musik adalah salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak muda. Mereka selalu ingin terus merasa tidak ketinggalan jaman dengan kecenderungan musik terbaru, dan salah satu program yang paling menarik bagi mereka adalah tangga lagu Clear top 10. Clear Top 10 adalah program mingguan yang berisi 10 lagu hit teratas lokal maupun internasional. Clear Zone – 2004 Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada konsumen sasaran Clear untuk dapat merasakan sendiri produk Clear Zone. Clear Nation – 2005 Masyarakat Clear terdiri dari orang-orang yang sangat percaya diri (karena memiliki rambut yang bebas dari ketombe), dalam melakukan setiap kegiatan untuk mencapai cita-cita dan impiannya. Clear Dream Date – 2006 Lagi-lagi membangun kepercayaan, bahwa kita dapat dengan percaya diri menggoda siapa saja jika kita memiliki rambut yang bebas dari ketombe, berada lebih dekat dengan orang lain yang kita sukai atau cintai, bahkan yang tidak terduga seperti selebriti. Menyadari dan mempertimbangkan bahwa strategi perluasan merek juga memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam aplikasinya, maka perusahaan juga perlu untuk mempelajari mengapa perluasan merek dapat gagal di pasar. Ada tiga faktor utama penyebab kegagalan sebuah strategi perluasan merek (Wing,2004) yaitu: a. Tidak adanya perbedaan dari merek induk b. Kualitas produk kurang baik c. Tidak adanya support pemasaran yang baik. Dari ketiga faktor utama kegagalan tersebut diatas maka perusahaan harus benar – benar mempersiapkan produk baru yang akan diluncurkan dimana atribut – atribut produk harus berbeda dengan atribut – atribut produk merek induk. Pemasar hendaknya tidak hanya mengandalkan ekuitas merek yang tinggi dari merek induk saja tetapi juga harus 20
  • 21. menyediakan aktivitas – aktivitas pemasaran pendukung untuk memperkuat posisi dari produk baru tersebut. 4. Strategi pengembangan Kemasan Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, kemasan sebuah produk itu dapat diibaratkan sebagai pakaian jika berada dalam posisi manusia. Kemasan yang baik adalah kemasan yang secara langsung dapat menggambarkan isi dari produk yang bersangkutan. Contohnya saja, shampo clear dengan desain yang modern, dinamis serta menarik ditambah lagi dengan periklanan yang intens membuat produk ini semakin dikenal, dan dampaknya saat orang berada di super market atau swalayan dan ingin membeli shampo clear, maka ia tidak perlu lagi membuka dan mencoba produk yang akan dibeli. Singkat kata kemasan dalam produk bisa diartikan sebagai identitas sebuah produk. Dalam makalah ini penulis akan sedikit mambahas bagaimana unilever mengembangkan strategi dalam pembuatan kemasan di produk shamponya. Kemasan produk adalah sama pentingnya dengan produk itu sendiri karena kemasan adalah bagaimana pelanggan mengidentifikasi produk. Sama, kemasan merupakan aspek integral dari pengembangan produk strategi perusahaan dan tujuan penjualan. Namun, ini tidak berarti bahwa perubahan dalam kemasan produk akan menghasilkan peningkatan langsung dalam penjualan. Tapi dengan mengembangkan penjualan kemasan tujuan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, adalah mungkin bagi perusahaan untuk menyaksikan kemajuan bertahap dalam pendapatan penjualan. Biaya Biaya kemasan dapat mengambil bagian penting dari pengeluaran pendapatan perusahaan. Biaya kemasan bisa mencapai 10-40 % dari harga eceran suatu produk, menurut Entrepreneur.com. Dalam mengembangkan strategi penjualan dan tujuan, perusahaan harus memperhitungkan biaya kemasan total dan biaya kemasan masing-masing unit. Pertimbangan ini memastikan bahwa biaya kemasan membenarkan pendapatan penjualan. Sebuah strategi kemasan-penjualan yang baik memastikan bahwa biaya kemasan tidak melebihi proyeksi pendapatan penjualan. Dalam hal ini unilever juga memikirkan hal ini, contohnya pada produk sunsilk pada tahun 1952 produk sunsilk menggunakan botol kaca sebagai kemasan shamponya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat berpindahlah unilever 21
  • 22. dimana kemasan shampo sunsilk yang menggunakan botol kaca menjadi kemasan pelastik pada tahun 1970. (lihat gambar di lampiran) Positioning Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran, warna dan bentuk produk. Berbagai warna dan bentuk yang sesuai untuk target pasar yang berbeda. Misalnya anak-anak produk cenderung lebih berwarna dan dikemas secara berbeda dari orang dewasa 'produk. Hal ini sama penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat produk yang jelas dibedakan dari para pesaingnya. Posisi suatu produk melalui kemasan memerlukan menarik pelanggan melalui varietas warna, ukuran dan bentuk yang berbeda dari kompetisi. Dalam lini produk shampo unilever terdapat lima varian shampo yang beredar di Indonesia. Produk tersebut antara lain, sunsilk, clear, dove, lifebuoy, dan zwitsal shampo. Produk yang ditawarkan sunsilk memiliki target yang jelas. Pertama sunsilk, sunsilk menginspirasi perempuan Indonesia untuk menyadari sifat dasar dan kekuatan mereka agar mereka dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri, hal itu terlihat dari varian yang ditawarkan oleh sunsilk; Sunsilk Black Shine Sunsilk Anti Dandruff Solution Sunsilk Soft & Smooth Sunsilk Clean & Fresh Sunsilk Hair Fall Solution Sunsilk Damage Hair Therapy Sunsilk Frizz and Weather Defense (Baru) Sunsilk Men Baru! (Segera Hadir November 2012) Desain shampo sunsilk melambanngkan kewanitaan, dengan bentuk yang ramping dan simetris memberikan kesan kewanitaan dan seksi. Yang ke dua adalah shampo clear, shampo clear pada awal pembuatannya di khususkan untuk konsumen yang mengalami masalah di kulit kepalanya (ketombe). Namun seiring berjalannya waktu image ini mulai luntur karena semua shampo yang diproduksi oleh unilever terdapat tipe untuk mengurangi ketombe di kulit kepala, kecuali zwitsal. Akan tetapi image yang dibangun saat ini adalah memberika image sporty pada shampo clear. Hal ini diperjelas dengan dipilinnya Irfan Bachding sebagai brand ambasador Clear Indonesia, dan 22
  • 23. Cristiano Ronaldo sebagai brand ambasador Clear. Kesan sporty ini tercermin dari kemsan yang digunakan oleh shampo clear, dengan warna yang mencolok, desain yang elegan dan garis yang tegas yang menambah kesan sporty pada produk ini. Ketiga adalah Dove shampoo, merupakan hasil dari perluasan merek dimana dove yang awalnya adalah merek sabun wanita high-class kemudian memperluas mereknya dengan membuat shampo. Dove memiliki semboyan tampil cantik setiap hari. Sasaran shampo dove adalah kalanngan menengah ke atas, hal ini tercermin dari haganya yang labih mahal dibanding shampo unilever lainnya. Inovasi Inovasi dalam kemasan adalah tentang memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda dan ingin nyaman menggunakan produk yang sama untuk berbagai kesempatan. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi, portabilitas dan kemudahan penggunaan dapat membantu perusahaan mengembangkan kemasan yang memenuhi kebutuhan target pasarnya. Menawarkan informasi tentang produk pada kemasan juga merupakan strategi kemasan-penjualan penting. Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mengikuti terus berkembang kebutuhan pelanggan. Seiring perkembangan zaman, dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Inovasi dalam kemasan pada tiap-tiap produk yang dilempar ke pasaran oleh produsen shampo relatif sama. Terdapat 2 jenis yaitu kemasan botol dan kemasan shaset. Penelitian Penelitian merupakan bagian penting dari pengembangan kemasan-tujuan penjualan dan strategi. Bagaimana lagi Anda akan mengetahui pengembalian investasi dari strategi kemasan? Hal ini dapat dicapai dengan mengevaluasi data penjualan terhadap strategi kemasan untuk melihat apakah penjualan pendapatan yang disebabkan strategi ini. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan kemasan tren dan aspek seperti ukuran atau desain, secara langsung berhubungan dengan penjualan. Akibatnya, perusahaan dapat memutuskan apakah atau tidak itu adalah tujuan penjualan berharga dan strategi untuk mengubah kemasan produknya. 23
  • 24. BAB III KESIMPULAN Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk. Lini produk merupakan kumpulan produk yang sejenis, tergantung bagaimana seseorang mengelompokkan produk tersebut. Strategi perluasan merek memudahkan produk baru untuk segera meraih pangsa pasar, tetapi yang harus diperhatikan bahwa tetap ada resiko karena produk tersebut masih terkait dengan persepsi konsumen akan citra merek induk. Banyak perdebatan yang muncul dari berbagai pihak dimana ada pihak – pihak yang setuju / pro tetapi tidak sedikit juga pihak – pihak yang kontra dan meremehkan penggunaan strategi ini. Tidak ada peluncuran produk baru, baik dengan merek yang benar – benar baru ataupun dengan menggunakan strategi perluasan merek yang tanpa beresiko. Semuanya beresiko bahkan menurut Kotler professor pemasaran internasional dari Northwestern Kellogg Graduate School of Management di Chicago menyatakan bahwa 90% dari produk baru biasanya gagal di pasar. Disini peran manajer pemasaran sangatlah besar dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mendukung sukses atau tidaknya suatu produk yang diluncurkan di pasar. 24