SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
MAKALAH 
PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER 
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Karakter 
Dosen Pengampu: 
Drs. Noto Suharto, M.Pd 
Disusun oleh: 
Khaidar Ali Purnomo (1401413304) 
Fajar Mentari (1401413496) 
Avisha Ernanda (1401413594) 
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2014 
i
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena 
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun 
makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas 
mengenai “Peran Guru dalam Pendidikan Karakter”. 
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang 
penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang 
terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis 
pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis dapat 
membuat makalah ini dengan baik. 
2. Bapak Drs. Noto Suharto, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah 
ii 
memberi tugas makalah ini. 
3. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan 
makalah ini. 
4. Teman-teman Kelas 2E yang telah memberikan semangat dan motivasi 
bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini. 
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini 
semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, 
sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari 
semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang 
akan datang. 
Tegal, 21 September 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i 
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii 
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii 
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3 
2.1. Keteladanan ............................................................................................. 3 
2.2. Inspirator .................................................................................................. 4 
2.3. Motivator ................................................................................................. 5 
2.4. Dinamisator.............................................................................................. 5 
2.5. Evaluator .................................................................................................. 6 
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8 
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 8 
3.2. Saran ....................................................................................................... 8 
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1. Latar Belakang Masalah 
Guru merupakan sosok idola bagi anak didik. Keberadaannya sebagai 
jantung pendidikan tidak bisa dipungkiri. Baik atau buruknya pendidikan 
sangat tergantung pada sosok yang satu ini. Segala upaya harus sudah 
dilaksanakan untuk membekali guru dalam mejalankan fungsinya sebagai 
aktor penggerak sejarah perdaban manusia dengan melahirkan kader-kader 
masa depan bangsa yang berkualitas paripurna, baik sisi akademik, afektif, 
dan psikomotorik. Menurut E. Mulyasa, fungsi guru itu bersifat multifungsi. 
Ia tidak hanya sebgai pendidik, tapi juga sebagai pengajar, pembimbing, 
pelatih, penasihat, pembaru, model, dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong 
kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa 
cerita, aktor, emansipator, pengawet, dan kulminator. 
Dalam konteks pendidikan karakter, peran guru sangat vital sebagai 
sosok yang sangat diidolakan, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi 
bagi murid-murid mereka. Sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas 
dalam diri seorang murid, sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru 
menjadi cermin murid. 
Menurut Sri Endang Susetiawati, dalam konteks sistem pendidikan di 
sekolah, sekurang-kurangnya pendidikan karakter harus memperhatikan 
beberapa hal. Pertama, pendidikan karakter harus menempatkan kembali 
peran guru sebagai faktor yang sangat penting dalam pengembangan 
kepribadian peserta didik. Kedua, pengembalian peran guru sebagai pendidik 
perlu diikuti oleh sebuah sistem pembelajaran yang sungguh-sungguh 
menempatkan sosok guru sebagai orang yang paling tahu tentang kondisi dan 
perkembangan anak didiknya, khususnya yang berkaitan dengan masalah 
kepribadian atau karakter siswa tersebut. Ketiga, sebgai bagian dari sistem 
pendidikan karakter, perlu digalakkan kembali sebuah sistem evaluasi yang 
lebih menitikberatkan pada penilaian aspek afektif, yang disana karakter 
tersebut ada.
Menurut Nur Afufah D., guru atau pendidik memiliki tanggung jawab 
besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan 
bermoral. Guru merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang 
sangat besar dalam pembentukan karakter. 
2 
1.2. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang 
dapat diambil adalah bagaimana peran utama guru dalam pedidikan karakter? 
1.3. Tujuan Penulisan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran 
utama guru dalam pendidikan karakter.
BAB II 
PEMBAHASAN 
Tugas-tugas manusiawi seorang guru merupakan transformasi, identifikasi, 
dan pengertian tentang diri sendiri. Semua tugas guru harus dilaksanakan secara 
bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis. Seorang guru 
tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga harus mampu menjadi 
katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan di tempat tinggalnya. 
Untuk lebih jelasnya, berikut uraian mengenai beberapa peran utama guru 
3 
dalam pendidikan karakter. 
2.1. Keteladanan 
Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh guru, 
dalam pendidikan karakter, keteladanan yang dibutuhkan oleh guru berupa 
konsistensi dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya, 
kepedulian terhadap nasib orangg-orang yang tidak mampu, 
kegigihan dalam meraih prestasi secara individu dan sosial, ketahana 
menghadapai tantangan, rintangan, dan godaan, serta kecepatan dalam 
bergerak dan eraktualisasi. Selain itu, dibutuhkan pula kecerdasan guru dalam 
membaca, memanfaatkan, dan mengembangkan peluang secara produktif dan 
kompetitif. 
Keteladanan guru sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter. 
Tanpa keteladanan, pendidikan karakter kehilangan ruhnya yang paling 
esensial, hanya slogan, kamuflase, fatamorgana, dan kata-kata negatif 
lainnya. 
Keteladanan memang mudah dikatakan, tetapi sulit untuk dilakukan. 
Sebab, keteladanan lahir melalui proses pendidikan yang panjang, mulai dari 
pengayaan materi, perenungan, penghayatan, pengamalan, katahanan, hingga 
konsistensi dalam aktualisasi. Dalam arus ini, pendidikan mengalami krisis 
keteladanan. Inilah yang menyebabkan degredasi pengetahuan dan dekadensi 
moral menjadi akut di neger ini. Banyak guru yang sikap dan perilaku mereka 
tidak bisa menjadi contoh bagi anak didik, mereka kehilangan mentor yang
bisa di-gugu dan ditiru. Akhirnya mereka liar dalam mengekspresikan 
kebebasan. Disinilah krisis moral terjadi. 
Disinilah, pentingnya seluruh guru di negeri ini merenungkan kembali 
peran dan fungsi utama mereka bagi pembangunan oral dan intelektual. 
Sudah waktunya mereka menjadi teladan utama dalam aspek pengetahuan, 
moral, dan perjuangan sosial demi bangkitnya negeri ini dari keterpuruka 
sosial. Kedekatan guru dengan Tuhan dan kepedulian besar mereka terhadap 
sesama mutlak harus ditingkatkan sebagai basis keteladanan yang hakiki, 
yang dtidak selalu berkaitan dengan kebutuhan material pragmatis. 
4 
2.2. Inspirator 
Seseorang akan menjadi sosok yang inspirator jika ia mampuu 
membangkitkan semangat untuk majudengan menggerakkansegala potensi 
yang dimilikiuntuk meraih prestasi spektakuler bagi diri dan masyarakat. Ia 
mampu membangkitkan semangat karena sudah pernah jatuh bangun dalam 
meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa. 
Secara otomatis kesuksesan seseorang akan menginspirasi seseorang 
lainnya untuk meniru dan mngembangkannya. Di sinilah, dibutuhkan sosok-sosok 
inspirator untuk mengobakan semangat berprestasi di seluruh penjuru 
negeri ini. Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator maka kader-kader 
bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator. Mereka akan 
mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih prestasi, membangun 
perbedaan, dan menjulangkan mimpi ke luar angkasa. 
Semua memang mebutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan 
pengabdian yang tulus untuk membangkitkan negeri ini dari sakit yang 
berkepanjangan, sakit kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan akut di 
segala aspek kehidupan. Jika semua elemen bangsa ini berpikir egois-primordial 
maka kebangkitan bangsa hanya tinggal fatamorgana yang jauh 
dari kenyataan. Di sinilah, agungnya nilai perjuangan bagi kebesaran bangsa 
ini di masa depan. Jangan rela jika bangsa ini dilecehkan dan direndahkan 
martabatnya secara terus-menerus dalam percaturan global di tengah 
kompetisi yang ketat yang tidak bisa dielakkan.
5 
2.3. Motivator 
Setelah menjadi sosok inspirator, peran guru selanjutnya adalah 
motivator. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam 
membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri 
peserta didik. Setiap anak adalah genius, yang mempunyai bakat spesifik dan 
berbeda dengan orang lain. Maka, tugas guru adalah melahirkan potensi itu ke 
permukaan dengan banyak berlatih, mengasah kemampuan, dan 
mngembangkan potensi semaksimal mungkin. Salah satu upaya yang efektif 
adalah dnegan menyediakan wahana aktualisasi sebanyak mungkin, misalya 
sering mengadakan lomba, pentas seni, dan lain sebagainya. Semakin banyak 
praktik , semakin baik dalam upaya melahirkan dan mengembangkan potensi. 
Menghadirkan biografi tokoh dan memberi semangat denga kata-kata 
yang menggugah merupakan salah satu tips untuk memotivasi peserta didik. 
Oleh sebab itu, seorang guru seharusnya banyak membaca biografi para tokoh 
sukses, serta menguasai kata-kata mutiara yang menggugah semangat belajar 
dan prestasi anak didik. 
2.4. Dinamisator 
Peran guru selanjutnya setelah menjadi motivator adalah dinamisator. 
Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan semangat, tapi juga 
menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong ke arah tujuan 
dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dalam konteks 
sosial, dinamisator lebih efektif menggunakan organisasi. Berjuang lewat 
organisasi lebih efektif dan optimal daripada perjuangan individual. 
Berikut adalah kriteria guru yang dinamisator: 
1. Kaya gagasan dan pemikiran, serta mempunyai visi yang jauh ke depan. 
2. Mempunyai kemampuan manajemen terstruktur, sistematis, fungsional, 
dan profesional. 
3. Mempunyai jaringan yang luas sehingga bisa melangkah secara ekspansif 
dan eksploratif.
4. Mempunyai kemampuan sosial dan humaniora ynag bagus, sebab 
pendekatan persuasif-humanis-emosional lebih efektif dalam 
memecahkankebuntuan daripada sekadar formalis-organisatoris-legalis. 
5. Mempunyai kreativitas yang tinggi, khususnya dalam mencipta dan 
mencari solusi dari problem yang ada. 
6. Mempunyai kematangan dan berpolitik, antara fungsi stabilitator dan 
dinamisator, di satu sisi menjaga stabilitas (keseimbangan), namun di sisi 
lain harus menggerakkan progresi (kemajuan) 
7. Harus mengedepankan kaderisasi dan regenerasi. 
Selain itu, menjadi guru dinamisator harus mempunyai kemampuan 
yang sinergis antar intelekual, emosional, dan spiritual sehingga mampu 
menahan setiap serangan yang menghalangi. Sinergi ketiga kemampuan ini 
akan menciptakan adversity quotient (kemampuan pertahanan) yang 
membuatnya terus mendaki puncak prestasi setinggi-tingginya tanpa ada 
batas. Kemampuan-kemampuan tersebut menjadikan guru sebagai seorang 
dinamisator yang efektif dan produktif dalam melahirkan karya, baik 
pemikiran maupun sosial, yang bisa diteruskan dan dikembangkan oleh 
kader-kader berikutnya. 
6 
2.5. Evaluator 
Peran yang melengkapi peran-peran sebelumnya adalah sebagai 
evaluator. Artinya, guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran 
yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu, ia juga harus 
mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan 
perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan. Evaluasi adalah 
wahana meninjau kembali efektivitas, efisiensi, dan produktivitas sebuah 
program. Evaluasi dilakukan secara internal melibatkan pihak-pihak yang 
terkait di dalamnya. Sedangkan evaluasi pihak eksternal menyertakan pihak-pihak 
luar yang berkepentingan. Evaluasi dua dimensi ini akan menemukan 
objektivitas penilaian, sehingga ada masukan yang berharga bagi perbaikan 
dan pengembangan ke depan.
Aspek evaluasi sering kali dilupakan sehingga inovasi dan kreasi dari 
program yanng dijalankan sangat sedikit. Padahal, inovasi dan kreasi 
biasanya lahir dari evaluasi yang dilakukan secara intensif, ekstensif, dan 
partisipatoris. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi guru untuk melakukan 
evaluasi secara elegan, jantan, dan terbuka sehingga dijumpai pemikiran, 
strategi, dan pelaksanaan program yang terbaik ke depan. 
Dalam evaluasi, dibutuhkan suasana kekeluargaan yang menekankan 
kebersamaan, kekompakan, dan kemajuan. Sehingga, kritik dan masukan 
positif dan konstruktif sangat dibutuhkan. Jangan pernah berupaya 
merendahkan, melecehkan, menghina, dan menurunkan derajat seseorang. 
Sebab, hal itu berakibat kontraproduktif dan membuat susana menjadi tidak 
kondusif. Selain itu, kritik yang demikian juga bisa menjadi benih konflik, 
balas dendam, dan konfrontasi yang merintangi kemajuan. 
Melakukan lima peran tersebut menuntut guru untuk menjadi seorang 
psikolog yang piawai membaca karakter anak. Menurut Kak Seto, Ketua Komite 
Perlindungan Anak Indonesia, memahami psikologi anak sangat penting. Anak 
bukan orang tua. Ia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Ia juga memiliki dunia 
tersendiri yang khas dan harus dilihat dengan kaca mata anak-anak. 
7
BAB III 
PENUTUP 
8 
3.1. Kesimpulan 
Peran utama seorang guru dalam pendidikan karakter yaitu guru 
sebagai keteladanan, mativator, inspirator, dinamisator, dan evaluator. 
Lima peran guru tersebut menjadi starting point dalam membumikan 
pendidikan karakter di negeri ini, negeri yang tengah mengalami degredasi 
dan dekadensi pengetahuan serta moral yang mengkhawatirkan masa depan 
bangsa. Maka, tidak ada pilihan bagi guru, kecuali terpanggil 
menginternalisasi pendidikan karakter tersebut sebagai teladan, inspirator, 
motivator, dinamisator, dan evaluator demi masa depan bangsa. 
Guru memang diharapkan mampu memegang peran sentral dalam 
pendidikan karakter agar anak didik bisa cepat menemukan bakat terbesarnya, 
kemudian mengasahnya secara tekun, kreatif, inovatif, dan produktif sehingga 
tampak di permukaan dan membawa manfaat bagi banyak orang. Dengan 
demikian, pendidikan menjadi jembatan yang melejitkan potensi individu, 
dan media yang memberikan karya terbaik kepada publik tercinta. 
3.2. Saran 
Semua tugas guru harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam 
kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis. Kedekatan guru dengan Tuhan 
dan kepedulian besar mereka terhadap sesama mutlak harus ditingkatkan 
sebagai basis mencapai kelima peran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA 
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter 
di Sekolah. Jogjakarta: Diva Pres. 
A., Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di 
Zaman Global. Jakarta: Grasindo. 
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter, Membangun Peradaban 
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. 
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif 
dan Menyenangkan. Bandung: Rosda. 
Khan, D. Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasisi Potensi Diri, 
Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Jogjakarta: Pelangi Publishing. 
9

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Standar isi-ips-di-sd-kel.1
Standar isi-ips-di-sd-kel.1Standar isi-ips-di-sd-kel.1
Standar isi-ips-di-sd-kel.1arumasari10
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanAdy Setiawan
 
Proposal evaluasi
Proposal evaluasiProposal evaluasi
Proposal evaluasiarjuang
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdf
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdfLembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdf
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdfEkaSabun
 
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrPertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrSaerozi Arrizky
 
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
Penilaian Proses Dan Hasil BelajarPenilaian Proses Dan Hasil Belajar
Penilaian Proses Dan Hasil BelajarAmin Herwansyah
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Abdulr0hman
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranMusafirCinta7
 
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptx
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptxKELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptx
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptxssuser3ddcda
 

La actualidad más candente (20)

Pedoman PENULISAN TESIS DISERTASI UNM
Pedoman PENULISAN TESIS DISERTASI UNM Pedoman PENULISAN TESIS DISERTASI UNM
Pedoman PENULISAN TESIS DISERTASI UNM
 
Makalah kepramukaan
Makalah kepramukaanMakalah kepramukaan
Makalah kepramukaan
 
2. Rancangan Modul P5.pptx
2. Rancangan Modul P5.pptx2. Rancangan Modul P5.pptx
2. Rancangan Modul P5.pptx
 
Standar isi-ips-di-sd-kel.1
Standar isi-ips-di-sd-kel.1Standar isi-ips-di-sd-kel.1
Standar isi-ips-di-sd-kel.1
 
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Makalah Peran Guru dalam Pembelajaran
Makalah Peran Guru dalam PembelajaranMakalah Peran Guru dalam Pembelajaran
Makalah Peran Guru dalam Pembelajaran
 
Proposal evaluasi
Proposal evaluasiProposal evaluasi
Proposal evaluasi
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
SK-KD IPS SD-MI
SK-KD IPS SD-MISK-KD IPS SD-MI
SK-KD IPS SD-MI
 
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdf
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdfLembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdf
Lembar Kerja Eksplorasi Empon-Empon.pdf
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Paradigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sdParadigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sd
 
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrPertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
 
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
Penilaian Proses Dan Hasil BelajarPenilaian Proses Dan Hasil Belajar
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptx
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptxKELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptx
KELOMPOK 4 KETERAMPILAN MENULIS (3).pptx
 

Similar a GURU SEBAGAI INSPIRATOR

28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guruRatih Ginarti
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copyNur Jaya
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka BelajarAksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka BelajarIshakIshak42
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme gurunadiahbsa
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadifauziah2812
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadifauziah2812
 
Mkalah citra guru
Mkalah citra guruMkalah citra guru
Mkalah citra guruaanteen
 
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERMAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERamanatsubhan911
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakterpuspa anggia
 

Similar a GURU SEBAGAI INSPIRATOR (20)

28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
 
Pendidikan Karakter
Pendidikan KarakterPendidikan Karakter
Pendidikan Karakter
 
Tugas Makalah
Tugas MakalahTugas Makalah
Tugas Makalah
 
Makalah tik (1)
Makalah tik (1)Makalah tik (1)
Makalah tik (1)
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka BelajarAksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka Belajar
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Profesionalisme
ProfesionalismeProfesionalisme
Profesionalisme
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadi
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadi
 
Mkalah citra guru
Mkalah citra guruMkalah citra guru
Mkalah citra guru
 
Makalah ayun
Makalah ayunMakalah ayun
Makalah ayun
 
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERMAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
 

Más de FAJAR MENTARI

Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...FAJAR MENTARI
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalFAJAR MENTARI
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanFAJAR MENTARI
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaFAJAR MENTARI
 
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaMakalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaFAJAR MENTARI
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalFAJAR MENTARI
 
Jenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaJenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaFAJAR MENTARI
 
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariMakalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariFAJAR MENTARI
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...FAJAR MENTARI
 
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANKEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANFAJAR MENTARI
 

Más de FAJAR MENTARI (14)

Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaMakalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan Lokal
 
Artikel Seni Musik
Artikel Seni MusikArtikel Seni Musik
Artikel Seni Musik
 
Jenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaJenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi media
 
FAJAR MENTARI
FAJAR MENTARIFAJAR MENTARI
FAJAR MENTARI
 
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariMakalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
 
PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATAPENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
 
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANKEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
 

Último

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Último (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

GURU SEBAGAI INSPIRATOR

  • 1. MAKALAH PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Karakter Dosen Pengampu: Drs. Noto Suharto, M.Pd Disusun oleh: Khaidar Ali Purnomo (1401413304) Fajar Mentari (1401413496) Avisha Ernanda (1401413594) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Peran Guru dalam Pendidikan Karakter”. Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. 2. Bapak Drs. Noto Suharto, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah ii memberi tugas makalah ini. 3. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan makalah ini. 4. Teman-teman Kelas 2E yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang. Tegal, 21 September 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3 2.1. Keteladanan ............................................................................................. 3 2.2. Inspirator .................................................................................................. 4 2.3. Motivator ................................................................................................. 5 2.4. Dinamisator.............................................................................................. 5 2.5. Evaluator .................................................................................................. 6 BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8 3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 8 3.2. Saran ....................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok idola bagi anak didik. Keberadaannya sebagai jantung pendidikan tidak bisa dipungkiri. Baik atau buruknya pendidikan sangat tergantung pada sosok yang satu ini. Segala upaya harus sudah dilaksanakan untuk membekali guru dalam mejalankan fungsinya sebagai aktor penggerak sejarah perdaban manusia dengan melahirkan kader-kader masa depan bangsa yang berkualitas paripurna, baik sisi akademik, afektif, dan psikomotorik. Menurut E. Mulyasa, fungsi guru itu bersifat multifungsi. Ia tidak hanya sebgai pendidik, tapi juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaru, model, dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, pengawet, dan kulminator. Dalam konteks pendidikan karakter, peran guru sangat vital sebagai sosok yang sangat diidolakan, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi murid-murid mereka. Sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas dalam diri seorang murid, sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cermin murid. Menurut Sri Endang Susetiawati, dalam konteks sistem pendidikan di sekolah, sekurang-kurangnya pendidikan karakter harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, pendidikan karakter harus menempatkan kembali peran guru sebagai faktor yang sangat penting dalam pengembangan kepribadian peserta didik. Kedua, pengembalian peran guru sebagai pendidik perlu diikuti oleh sebuah sistem pembelajaran yang sungguh-sungguh menempatkan sosok guru sebagai orang yang paling tahu tentang kondisi dan perkembangan anak didiknya, khususnya yang berkaitan dengan masalah kepribadian atau karakter siswa tersebut. Ketiga, sebgai bagian dari sistem pendidikan karakter, perlu digalakkan kembali sebuah sistem evaluasi yang lebih menitikberatkan pada penilaian aspek afektif, yang disana karakter tersebut ada.
  • 5. Menurut Nur Afufah D., guru atau pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Guru merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter. 2 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana peran utama guru dalam pedidikan karakter? 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran utama guru dalam pendidikan karakter.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN Tugas-tugas manusiawi seorang guru merupakan transformasi, identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri. Semua tugas guru harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga harus mampu menjadi katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan di tempat tinggalnya. Untuk lebih jelasnya, berikut uraian mengenai beberapa peran utama guru 3 dalam pendidikan karakter. 2.1. Keteladanan Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki oleh guru, dalam pendidikan karakter, keteladanan yang dibutuhkan oleh guru berupa konsistensi dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya, kepedulian terhadap nasib orangg-orang yang tidak mampu, kegigihan dalam meraih prestasi secara individu dan sosial, ketahana menghadapai tantangan, rintangan, dan godaan, serta kecepatan dalam bergerak dan eraktualisasi. Selain itu, dibutuhkan pula kecerdasan guru dalam membaca, memanfaatkan, dan mengembangkan peluang secara produktif dan kompetitif. Keteladanan guru sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter. Tanpa keteladanan, pendidikan karakter kehilangan ruhnya yang paling esensial, hanya slogan, kamuflase, fatamorgana, dan kata-kata negatif lainnya. Keteladanan memang mudah dikatakan, tetapi sulit untuk dilakukan. Sebab, keteladanan lahir melalui proses pendidikan yang panjang, mulai dari pengayaan materi, perenungan, penghayatan, pengamalan, katahanan, hingga konsistensi dalam aktualisasi. Dalam arus ini, pendidikan mengalami krisis keteladanan. Inilah yang menyebabkan degredasi pengetahuan dan dekadensi moral menjadi akut di neger ini. Banyak guru yang sikap dan perilaku mereka tidak bisa menjadi contoh bagi anak didik, mereka kehilangan mentor yang
  • 7. bisa di-gugu dan ditiru. Akhirnya mereka liar dalam mengekspresikan kebebasan. Disinilah krisis moral terjadi. Disinilah, pentingnya seluruh guru di negeri ini merenungkan kembali peran dan fungsi utama mereka bagi pembangunan oral dan intelektual. Sudah waktunya mereka menjadi teladan utama dalam aspek pengetahuan, moral, dan perjuangan sosial demi bangkitnya negeri ini dari keterpuruka sosial. Kedekatan guru dengan Tuhan dan kepedulian besar mereka terhadap sesama mutlak harus ditingkatkan sebagai basis keteladanan yang hakiki, yang dtidak selalu berkaitan dengan kebutuhan material pragmatis. 4 2.2. Inspirator Seseorang akan menjadi sosok yang inspirator jika ia mampuu membangkitkan semangat untuk majudengan menggerakkansegala potensi yang dimilikiuntuk meraih prestasi spektakuler bagi diri dan masyarakat. Ia mampu membangkitkan semangat karena sudah pernah jatuh bangun dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa. Secara otomatis kesuksesan seseorang akan menginspirasi seseorang lainnya untuk meniru dan mngembangkannya. Di sinilah, dibutuhkan sosok-sosok inspirator untuk mengobakan semangat berprestasi di seluruh penjuru negeri ini. Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator maka kader-kader bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator. Mereka akan mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih prestasi, membangun perbedaan, dan menjulangkan mimpi ke luar angkasa. Semua memang mebutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian yang tulus untuk membangkitkan negeri ini dari sakit yang berkepanjangan, sakit kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan akut di segala aspek kehidupan. Jika semua elemen bangsa ini berpikir egois-primordial maka kebangkitan bangsa hanya tinggal fatamorgana yang jauh dari kenyataan. Di sinilah, agungnya nilai perjuangan bagi kebesaran bangsa ini di masa depan. Jangan rela jika bangsa ini dilecehkan dan direndahkan martabatnya secara terus-menerus dalam percaturan global di tengah kompetisi yang ketat yang tidak bisa dielakkan.
  • 8. 5 2.3. Motivator Setelah menjadi sosok inspirator, peran guru selanjutnya adalah motivator. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik. Setiap anak adalah genius, yang mempunyai bakat spesifik dan berbeda dengan orang lain. Maka, tugas guru adalah melahirkan potensi itu ke permukaan dengan banyak berlatih, mengasah kemampuan, dan mngembangkan potensi semaksimal mungkin. Salah satu upaya yang efektif adalah dnegan menyediakan wahana aktualisasi sebanyak mungkin, misalya sering mengadakan lomba, pentas seni, dan lain sebagainya. Semakin banyak praktik , semakin baik dalam upaya melahirkan dan mengembangkan potensi. Menghadirkan biografi tokoh dan memberi semangat denga kata-kata yang menggugah merupakan salah satu tips untuk memotivasi peserta didik. Oleh sebab itu, seorang guru seharusnya banyak membaca biografi para tokoh sukses, serta menguasai kata-kata mutiara yang menggugah semangat belajar dan prestasi anak didik. 2.4. Dinamisator Peran guru selanjutnya setelah menjadi motivator adalah dinamisator. Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan semangat, tapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong ke arah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dalam konteks sosial, dinamisator lebih efektif menggunakan organisasi. Berjuang lewat organisasi lebih efektif dan optimal daripada perjuangan individual. Berikut adalah kriteria guru yang dinamisator: 1. Kaya gagasan dan pemikiran, serta mempunyai visi yang jauh ke depan. 2. Mempunyai kemampuan manajemen terstruktur, sistematis, fungsional, dan profesional. 3. Mempunyai jaringan yang luas sehingga bisa melangkah secara ekspansif dan eksploratif.
  • 9. 4. Mempunyai kemampuan sosial dan humaniora ynag bagus, sebab pendekatan persuasif-humanis-emosional lebih efektif dalam memecahkankebuntuan daripada sekadar formalis-organisatoris-legalis. 5. Mempunyai kreativitas yang tinggi, khususnya dalam mencipta dan mencari solusi dari problem yang ada. 6. Mempunyai kematangan dan berpolitik, antara fungsi stabilitator dan dinamisator, di satu sisi menjaga stabilitas (keseimbangan), namun di sisi lain harus menggerakkan progresi (kemajuan) 7. Harus mengedepankan kaderisasi dan regenerasi. Selain itu, menjadi guru dinamisator harus mempunyai kemampuan yang sinergis antar intelekual, emosional, dan spiritual sehingga mampu menahan setiap serangan yang menghalangi. Sinergi ketiga kemampuan ini akan menciptakan adversity quotient (kemampuan pertahanan) yang membuatnya terus mendaki puncak prestasi setinggi-tingginya tanpa ada batas. Kemampuan-kemampuan tersebut menjadikan guru sebagai seorang dinamisator yang efektif dan produktif dalam melahirkan karya, baik pemikiran maupun sosial, yang bisa diteruskan dan dikembangkan oleh kader-kader berikutnya. 6 2.5. Evaluator Peran yang melengkapi peran-peran sebelumnya adalah sebagai evaluator. Artinya, guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu, ia juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan. Evaluasi adalah wahana meninjau kembali efektivitas, efisiensi, dan produktivitas sebuah program. Evaluasi dilakukan secara internal melibatkan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Sedangkan evaluasi pihak eksternal menyertakan pihak-pihak luar yang berkepentingan. Evaluasi dua dimensi ini akan menemukan objektivitas penilaian, sehingga ada masukan yang berharga bagi perbaikan dan pengembangan ke depan.
  • 10. Aspek evaluasi sering kali dilupakan sehingga inovasi dan kreasi dari program yanng dijalankan sangat sedikit. Padahal, inovasi dan kreasi biasanya lahir dari evaluasi yang dilakukan secara intensif, ekstensif, dan partisipatoris. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi guru untuk melakukan evaluasi secara elegan, jantan, dan terbuka sehingga dijumpai pemikiran, strategi, dan pelaksanaan program yang terbaik ke depan. Dalam evaluasi, dibutuhkan suasana kekeluargaan yang menekankan kebersamaan, kekompakan, dan kemajuan. Sehingga, kritik dan masukan positif dan konstruktif sangat dibutuhkan. Jangan pernah berupaya merendahkan, melecehkan, menghina, dan menurunkan derajat seseorang. Sebab, hal itu berakibat kontraproduktif dan membuat susana menjadi tidak kondusif. Selain itu, kritik yang demikian juga bisa menjadi benih konflik, balas dendam, dan konfrontasi yang merintangi kemajuan. Melakukan lima peran tersebut menuntut guru untuk menjadi seorang psikolog yang piawai membaca karakter anak. Menurut Kak Seto, Ketua Komite Perlindungan Anak Indonesia, memahami psikologi anak sangat penting. Anak bukan orang tua. Ia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Ia juga memiliki dunia tersendiri yang khas dan harus dilihat dengan kaca mata anak-anak. 7
  • 11. BAB III PENUTUP 8 3.1. Kesimpulan Peran utama seorang guru dalam pendidikan karakter yaitu guru sebagai keteladanan, mativator, inspirator, dinamisator, dan evaluator. Lima peran guru tersebut menjadi starting point dalam membumikan pendidikan karakter di negeri ini, negeri yang tengah mengalami degredasi dan dekadensi pengetahuan serta moral yang mengkhawatirkan masa depan bangsa. Maka, tidak ada pilihan bagi guru, kecuali terpanggil menginternalisasi pendidikan karakter tersebut sebagai teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator demi masa depan bangsa. Guru memang diharapkan mampu memegang peran sentral dalam pendidikan karakter agar anak didik bisa cepat menemukan bakat terbesarnya, kemudian mengasahnya secara tekun, kreatif, inovatif, dan produktif sehingga tampak di permukaan dan membawa manfaat bagi banyak orang. Dengan demikian, pendidikan menjadi jembatan yang melejitkan potensi individu, dan media yang memberikan karya terbaik kepada publik tercinta. 3.2. Saran Semua tugas guru harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis. Kedekatan guru dengan Tuhan dan kepedulian besar mereka terhadap sesama mutlak harus ditingkatkan sebagai basis mencapai kelima peran tersebut.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Pres. A., Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter, Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda. Khan, D. Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasisi Potensi Diri, Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Jogjakarta: Pelangi Publishing. 9