Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Isytiqaq
1. BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Isytiqaq
Secara etimologi, kata
الشتقاقialah bentuk infinitive (mashadar) dari
kata إشتق - يشتقyang berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”.
Ma’luf mencontohkan kata إشتقyaitu:
“ أشتق الكلمة من الكلمةmengasal
kata dari kata yang lain”.1 Dengan demikian, Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asalusul kata”.
Secara terminologi, ditemukan sejumlah definisi dari para ahli,
diantaranya menurut Ya’qûb, الشتقاقadalah :
.أخذ كلمة من أخرى بتغيير ما مع التناسب فى المعنى
Artinya: “Membentuk kata dari kata yang lain dengan berbagai perubahan,
namun tetap memiliki hubungan makna.”2
Menurut Syâhîn :
.أخذ صيغة من أخرى مع انفاقهما مادة أصلية ومعنى
Artinya: “Membuat bentuk kata dari kata yang lain dan terjadi perubahan
pada bentuk dan makna.”3
Kedua definisi di atas, menjelaskan sebuah proses pembentukan kata yang
dapat melahirkan beberapa kata. Antara beberapa kata yang dihasilkan melalui
proses pembentukan tersebut tetap memiliki makna yang mirip dengan makna
kata dasarnya. Sebagai contoh, dari akar kata / ضربdaraba/ bisa di bentuk katakata
berikut : / ضاربdârib-un/ “pemukul”,
/ مضروبmadrûb-un/ “yang
dipukul‟, / مضربmidrab-un/ “alat pemukul‟, / اضربidrib/ “pukullah‟, / ل تضربlâ
tadrib/ “jangan pukul‟, dan seterusnya. Walaupun bentuknya berbeda, namun antara
satu kata dengan kata yang lain memiliki hubungan makna, yaitu “pukul”.
Louwis Ma‟lûf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A’lam, (Beirût: Dâr al- Masyriq, 1992), cet. Ke- 32,
h. 396.
2
Imil Badi‟ Ya‟qûb, Fiqh al-Lughah Wa Khashâishuhâ, (Beirût: Dâr al-Tsaqâfah al- Islâmiyah,
T.Th.). h. 186.
3
4 Taufîq Muhammad Syâhîn, ‘Awâmil al-Tanmiyah li Al-Lugah al-:Arabiyah, (Kairo: Maktabah
Wahbah, 1980 M/1400 H), Cet. I, h. 80.
1
2. 2.2.
Macam-macam Isytiqaq
Menurut mayoritas ulama, الشتقاقada tiga macam:
1) Al-Isytiqâqu al-Shagîr ()الشتقاق الصغير
Disebut juga dengan Isytiqâq al-‘Âm atau Isytiqâq al- Ashgar.
Yaitu proses pembentukan beberapa kata dari sebuah kata dasar
dengan
tetap memperhatikan kesamaan urutan morfem tetap seperti yang terdapat
pada kata dasarnya. Seperti morfem , كتبurutan mofrem tetap-nya adalah
sebagai berikut : كadalah urutan pertama, تurutan kedua, dan بurutan
ketiga. Berbagai kata bisa dibentuk dari ketiga morfem tetap tersebut.
Dengan
mencakup
demikian,
التصريف اللغوي
ا
الشتقاق الصغير
/al-Isytiqâq
al-Sagîr/
contoh dapat anda lihat berikut :
Proses
Kata Dasar/
pembentukan
Morfem tetap
Disebut
Menjadi
اسم الفاعل
فاعل
ف + ا+ع + ل
ف–ع–ل
اسم المفعول
مفعول
م + ف +ع + و+ ل
ف–ع–ل
اسم اللة
مفعل
م + ف +ع + ل
ف–ع–ل
فعل المضارع
يفعل
ي+ف+ع+ل
ف–ع–ل
فعل المر
أفعل
أ+ف+ع+ل
ف–ع–ل
فعل النهي
ل تفعل
ل+ ت + ف + ع + ل
ف–ع–ل
اسم الزمن
مفعل
م + ف +ع + ل
ف–ع–ل
اسم المكان
مفعل
م + ف +ع + ل
ف–ع–ل
صيغة المبالغة
فعيل
ف + ع +ي + ل
ف–ع–ل
اسم التفضيل
أفعل
أ+ف+ع+ل
ف–ع–ل
Di samping itu dari kata yang sama “ ”ف – ع – لmuncul pula
beberapa bentuk kata melalui proses .زيادةSeperti dapat dilihat pada
tebel berikut :
3. Menjadi
مزيد
بحرف
المزيدات
Disebut
Proses
pembentukan
Kata Dasar
أ+ف+ع+ل
ف–ع–ل
فعل
ّ
ف+ع+ع+ل
ف–ع–ل
فاعل
ف+ا+ع+ل
ف–ع–ل
إفتعل
إ + ف+ ت + ع + ل
ف–ع–ل
إنفعل
إ + ن+ ف + ع + ل
ف–ع–ل
تفعل
ّ
ت + ف+ ع + ع + ل
ف–ع–ل
ّ
إفعل
إ + ف+ ع + ل + ل
ف–ع–ل
تفاعل
ت + ف+ ا + ع + ل
ف–ع–ل
إست + ف + ع + ل إستفعل
ف–ع–ل
إ + ف + ع +و + و + إفعول
ّ
إ + ف + ل +و + ع + إفعوعل
ع
ف–ع–ل
ف–ع–ل
الثلثية
أ فعل
+ إ + ف + ل +ا + ل
ع
ل
ف+ع+ل+ل
ف–ع–ل
مزيدبثلثة
ت + ف + ع + ل + ل تفعلل
ف–ع–ل
ّإفعال
فعلل
المزيدا
ت
ف–ع–ل
ف – ع – ل إ + ف + ع +ن + ل + إفعنلل
ل
ا
الرباعية
أحرف
مزيد
بحرفين
2) Al-Isytiqâq al-Kabîr (الكبير
)الشتقاق
Al-Isytiqâqu al-Kabîr disebut juga Al-Qalab al-Lughawy. Menurut
Ya’qub, yang dimaksud dengan ( الشتقاق الكبيرIsytiqâq al- Kabîr) yaitu:
هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف
Artinya: “Dua kata yang memiliki persamaan pada lafaz dan makna
tanpa memperhatikan susunan bunyi.”4
Dengan kata
lain, al-Isytiqâq al-Kabîr adalah sebuah proses
pembentukan kata dalam bahasa Arab dengan cara membolak- balik
posisi morfem tetapnya, sehingga dapat menimbulkan kata dan makna baru,
namun antara satu sama lain memiliki keterkaitan makna.
Contoh, kata / حمدhamida/ bisa dibentuk menjadi / مدحmadaha/
4
Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 198.
4. yaitu menukar posisi fonem / مmim/ dari tengah ke depan. Kata حمد
/hamida/ berati “memuji, berterimakasih”, kata / مدحmadaha/ juga berarti
“memuji”. Kata “/ ”قالqâla/
misalnya, berarti “berkata”, mengisyaratkan
gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Dari kata “ ”قالtersebut
terbentuk beberapa kata baru dan makna baru juga. Seperti jika kita
mendahulukan “/ ” وwawu/ kemudian “/” قqâf/
dan
kemudain
“”ل
/lam/, sehingga ia menjadi “ / ”وقلwaqala/, maka salah satu artinya
adalah “mengangkat satu kaki dan memantapkan
kaki
yang
lain di
bumi”.
Makna ini menunjukkan makna asal dari kata tersebut di atas, yaitu
adanya suatu “gerakan”. Kemudian jika anda mendahulukan “/ ”لlam/,
kemudian “/ ” قqaf/ dan “/ ” وwaw/
maka di antara
sehingga menjadi “ / ”لقوlaqwun/,
maknanya adalah “angin yang menimpa seseorang
sehingga menggerakkan wajahnya”. Dalam bahasa medis disebut dengan
tekanan darah tinggi atau strok. Dari akar kata yang sama muncul pula kata
“/ ”لقيlaqiya/ yang berarti “bergerak menuju sesuatu untuk bertemu”.
Makna ini juga menunjukkan kepada makna asal yaitu “bergerak”.5
3) Al-Isytiqâqu
al-Akbar
(الشتقاق
)الكبر
Yang dimaksud dengan
الشتقاق الكبرmenurut Ya’qûb adalah
:
ارتباط بعض المجموعات الصوتية ببعض المعاني ارتباطا عاما ل يتقيد
.بالوصوات نفسها، بل بترتيب الوصلي والنوع الذي تندرج تحته
Artinya: “Adanya hubungan umum sebagian satuan bunyi dengan
sebagian makna. Hubungan itu tidak terikat oleh bunyi suara, tetapi
terikat dengan susunan asalnya serta jenis yang termasuk di
dalamnya”.6
5
H. M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 94 - 95.
6
Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 205.
5. Al-Isytiqâqu al-Akbar biasanya juga disebut dengan
البدال
yaitu
menukar huruf sebuah kata dengan huruf yang lain yang mirip dari segi
makhrajnya atau cara mengartikulasikannya sehingga lebih mudah untuk
diucapkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh-contoh dalam tabel
berikut ini :
Proses “ ” البدالbunyi
Menukar “ ” تmenjadi “” د
Menukar “ ” وmenjadi “” ا
Menukar “ ” تmenjadi “" ط
Asal Kata
Manjadi
ادتعى
قوم
اصتنع
ادعى
قام
اصطنع
Memperhatikan pembentukan kata dalam bahasa Arab dapat
diketahui bahwa bahasaArab
memiliki sistem pembentukan kata yang
lebih beragam dan lebih variatif dibanding dengan bahasa Indonesia, bahasa
Inggris dan bahkan semua bahasa yang ada di dunia. Dengan demikian,
sangat wajar bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak
di dunia.
2.3.
Isytiqa Fi’il
Fiil amar diambil dari fiil mudhari’, fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi
dan fiil madhi diambil dari masdar. Dengan demikian masdar adalah asal dari
semua kata yang mempunyai asal usul (musytaqqaat = )مشتقاتbaik yang berupa
ّ
fiil, shighat yang menyerupai fiil, isim zaman, isim makan, isim alat dan masdar
mim (yang menjadi asal dari semua musytaqqat adalah semua masdar ghairu mim
bukan masdar mim).7
2.3.1. Isytiqoq Fi’il Madhi
Fiil madhi diambil dari masdar dalam berbagai wazan yang
berbeda-beda, seperti ,كتب, اكرم, انطلقdan .استرشد
7
Syaikh Mustofa al-Ghalayani. Jamiudurus al-‘arabiyah,. Darul Fikr, Beirut.libanon
hal. 415
6. 2.3.2. Isytiqoq Fi’il Mudhari’
Fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi dengan menambahkan salah
satu huruf mudhara’ah yaitu hamzah ( ,)همزةta’ ( ,)تاءnun ( ,)نونdan ya’
(.)ياء
1) Hamzah sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan
mufrad mutakkallim (orang pertama tunggal) seperti:
a) = اكتبsaya menulis
b) = امشىsaya berjalan
2) Ta’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Mukhathab (orang ke dua lelaki)
b) Mukhathabah (orang ke dua perempuan)
c) Mufradah ghaibah (orang ke tiga tunggal perempuan)
d) Mutsanna ghaibah (dua orang ketiga perempuan)
No. Dilalah
a.
Mukhathab
Contoh
انت تكتب
انتما تكتبان
انتم تكتبون
Artinya
Engkau (lk) menulis
Engkau berdua (lk) menulis
Engkau lelaki (tiga orang
atau lebih) menulis
Mukhathabah
انت تكتبين
Engkau (pr) menulis
انتما تكتبان
b.
Engkau berdua (pr) menulis
انتن تكتبن
Engkau
perempuan
(tiga
orang atau lebih) menulis
c.
Mufradah ghaibah
فاطمة تكتبFatimah menulis
هى تكتب
d.
Mutsanna ghaibah
الفاطمتان
تكتبان
Dia (pr) menulis
Dua Fatimah menulis
7. 3) Nun sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Muttakalim ma’al ghair ( dua atau lebih orang pertama)
Seperti :
1. = نحن نكتبkami menulis
2. = نحن نقرأkami membaca
b) Muttakalim wahdah yang mengagungkan dirinya ( mu”azhzhim
nafsah)
Seperti :
1. ( نرفع درجات من نشآءkami tinggikan derajat orang yang
Kami kehendaki) QS. Yusuf : 76.
2. ( نتكلم على المنبرkami berbicara diatas mimbar)
4) Ya’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Mudzakar goib ( oarng ketiga pria ) mufrad, mutsanna, maupun
jamak seperti:
1. = هو يكتبia (satu orang lelaki) menulis
2. = هما يكتبانmereka (dua orang lelaki) menulis
3. = هم يكتبونmereka (tiga orang lelaki atau lebih) menulis
b) Jamak mu’annats ghaibah, seperti :
1. = التلميذات يكتبنmurid-murid perempuan (tiga orang atau
lebih) menulis
2. = الوالدات يرضعن اولدهنibu-ibu (tiga orang atau lebih)
menyusui anak-anak mereka.
5) Harkat huruf mudhara’ah
Huruf mudhara’ah baik yang berupa hamzah, nun,. Ta’ ataupun ya ‘
dibaca fathah kecuali apabila fiil madhinya terdiri atas empat huruf, maka
huruf modara’ah) dibaca dhammah seperti:
a) كاتب – قابلmenjadi يكاتب يقابل
b) قبل – دحرجmenjadi يقبل يدحرج
ّ
ّ
2.3.2.1.
Cara membentuk Fi’il Mudhari’
8. Apabila fiil madhinya terdiri atas tiga huruf, maka huruf paling
depan (fa’fiil) dibaca sukun setelah diberi huruf mudhara’ah, seperti:
( كرمmulia), ( أخذmengambil), ( سألbertanya, minta), menjadi يكرم
, يأخذdan يسأل
Sedangkan huruf yang kedua (ain fiil ada yang dibaca fathah,
dhammah dan ada pula yang di baca kasrah sesuai ketentuan lughat
yang berlaku, seperti ( يعلمmengetahui).( يكتبmenulis) dan يحمل
(membawa).
Jika fiil madhinya terdiri atas empat huruf atau lebih., maka :
a) Apabila di dahului dengan hamzah zaidah, maka huruf sebelum
akhir dibaca kasrah, seperti ( اكرمmemuliakan), انطلق
(berangkat), ( استغفرmohon ampun), menjadi يستغفر – ينطلق
يكرمb) Apabila didahului dengan ta’ zaidah, maka bentuk mudhari’nya
tetap seperti bentuk madi tanpa adanya perubahan. Seperti :
( تكلمberbicara), ( تقابلberhadapan), menjadi بتقابل - يتكلم
c) Apabila tidak didahului dengan hamzah atau ta’ zaidah, maka
huruf sebelum akhir dibaca kasrah (fiil madi ini pasti terdiri atas
empat huruf sebab ffiil madi yang terdiri atas lima atau enam
huruf tentu didahuluai dengan hamzah atau ta’ zaidah) seperti :
( عظمmengagungkan), ( تابعmengikuti), ( دحرجbergulir),
ّ
menjadi يدحرج – يتابع - يعظم
ّ
2.3.3. Isytiqoq Fi’il Amar
Bentuk fiil amar diambil dari fiil mudhari’ dengan membuang
huruf mudhara’ah (dan dengan menjazamkan fiil mudhari’ tersebut karena
fiil amar selalu dimabnikan atas alamat jazamnya fiil mudhari’ – pen).
Apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang berharakat,
maka pembentukan fiil amar tersebut cukup dengan menghilangkan huruf
9. mudhara’ah
saja
tanpa
perubahan
atau
penambahan
(kecuali
menjazamkan), seperti يدحرج – يتعلم – يعظمmenjadi – دحرج –تعلم
ّ
ّ
ّ
عظم
ّ
Sedangkan apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang
dibaca sukun, maka tambahkanlah hamzah (setelah membuang huruf
mudhara’ah – pen), seperti: يكتب – يكرم – ينطلق – يستغفرmenjadi
اكتب – اكرم – انطلق – استغفر
2.3.3.1.
Hamzah fiil amar
Hamzah fiil amar adalah hamzah washal yang dibaca kasrah,
seperti: اعلم – انطلق – استقبلkecuali:
a) Apabila fiil madhinya empat huruf dan mengikuti wazan افعل
maka hamzahnya adalah hamzah qath’ yang dibaca fathah.
Seperti: ( اكرمmuliakanlah), ( احسنberbuat baiklah), اعط
(berilah) dari: اكرم, احسن ,اعطى
b) Apabila fiil madhinya tiga huruf dan ain fiil mudhari’nya dibaca
dhammah, maka hamzahnya adalah washal yang dibaca
dhammah. Seperti : ( اكتبtulislah) ( انصرtolonglah) ادخل
(masuklah) dari يكتب ينصر يدخل
2.4.
Beberapa Pandangan Mengenai Isytiqaq
Pembahasan mengenai Isytiqâq sampai pada paruh abad keempat hijriyah
tidak keluar dari kata yang bersesuaian dalam lafazh dan makna bersamaan
dengan runtutan huruf. Pembahasan ini dinamakan dengan isytiqâq al-shaghîr atau
ashghâr. Setelah paruh akhir abad keempat hijriyah pembahasan mengenai
isytiqâq mulai dibahas dari sudut pertukaran lafal yang satu, dan dapat difahami
bahwa dari hal itu ada keterkaitan arti dari satu lafal yang diputar dan dibalik
lafalnya yang dikenal dengan isytiqâq kabîr. Tokoh yang pertama mempunyai ide
mengenai isytiqâq ini adalah Ibn Jinni. Namun, pada waktu itu, juga sudah ada
10. yang menulis kamus berdasarkan kosa kata isytiqâq yang dimulai dengan huruf
’ain dan sebanyak 15 jilid. Kitab ini dikenal dengan nama Tahdzîb al-Lughah.
Isytiqâq merupakan salah satu keistimewaan dalam bahasa Arab. Selain
bahasa Arab tidak mengenal mengenai isytiqâq. Namun demikian, para sarjana
bahasa Arab berbeda pendapat mengenai isytiqâq. Menurut mereka setiap kata
adalah ashl, adapula yang berpendapat bahwa setiap bahasa adalah musytâq.
Adapun pendapat yang mengakui adanya isytiqâq adalah kelompok ahli bahasa
seperti al-Ashmu’i (w. 216 H), Quthrub (w.206 H), al-Akhfasy (w. 210 H), Abû
Nashr al-Bahilî, al-Mufadhal Ibn Salmah, al-Mubarrad Ibn Duraid (w.321 H), alZajjâj, Ibn al-Sarrâj, al-Rumâni (386 H), al-Nuhâs dan lain sebagainya. Mereka
sepakat bahwa sebagian kata ada yang musytâq, namun adapula yang tidak
musytaq. Sedangkan yang mengakui bahwa setiap kata itu ashl adalah al-Sîrrâfî
(w. 368 H).
1) Menurut Tamam Hasan isytiqâq adalah kata-kata yang mempunyai bentuk
yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan dalam tiga huruf asli pada fa’,
‘ain dan lam fi`ilnya. Ibrahim Anis berpendapat isytiqâq adalah proses
pengeluaran lafal dari lafal atau bentuk (sighah) dari bentuk yang lain.
Selain itu Anis juga mengutip sebuah definisi mengenai isytiqâq dengan
“mengeluarkan lafal dari yang lain yang sama dalam segi makna dan huruf
aslinya. Dalam Mu’jam Maqâyis al-Lughah dinyatakan bahwa setiap kata
yang mempunyai bentuk dasar dari Syin dan Qaf maka ia mempunyai arti
pergumulan dalam sesuatu. Termasuk dalam hal isytiqâq yang mempunyai
arti perubahan dalam kalam dari sisi kanan dan kiri dengan meninggalkan
tujuan.
2) Al-Jurjâni dalam karyanya, al-Ta’rifat, mendefinisikan Isytiqâq dengan
membentuk suatu lafal dari yang lain dengan syarat ada keterkaitan antara
makna dan urutan dan berubah dalam syighatnya. Ia juga menyebutkan
secara langsung mengenai isytiqâq shaghîr, isytiqâq kabîr dan isytiqâq
akbar. Isytiqâq shaghir yaitu antara dua lafal berkaitan dalam huruf dan
urutannya. Isytiqâq kabîr yaitu antara dua lafal berkaitan dalam lafal dan
11. makna bukan urutannya. Isytiqâq akbar yaitu antara lafal berkaitan dalam
makhrajnya.
3) Muhammad al-Tunjî menyatakan pada dasarnya setiap isytiqâq ada
keterkaitan (munâsabah) dari sudut materi (mâddah) dan makna. Dalam
isytiqâq, yang muncul adalah perluasan makna dari makna pertama. `Abd
Allah Amin mendefinisikan isytiqâq dengan mengambil satu kata dari kata
lain atau lebih dengan syarat ada keterkaitan antara yang mengambil dan
diambil dalam lafal dan makna secara keseluruhan. Definisi ini diklaim
sudah mencakup kesemua macam isytiqâq dan tinggal penjabarannya saja.
2.5.
Hubungan Isytiqâq dengan Bahasa
Bahasa adalah potret dari kebudayaan masyarakat tersebut. Dengan bahasa
dapat diketahui peradaban, bentuk sosial, masyarakat, kekayaan, kepandaian dan
lain sebagainya masyarakat tersebut. Dalam bahasa di antara yang dibahas adalah
isytiqâq, oleh karena itu secara langsung atau tidak langsung isytiqâq juga
mempengaruhi dan mempunyai hubungan dengan budaya dan bahasa. Secara
langsung, bahasa Arab yang merupakan bagian dari bahasa Semit menjadi bahasa
yang unik dan aneh dengan adanya isytiqâq. Sebagaimana diketahui bahwa
isytiqâq hanya ada dalam bahasa Arab saja. Selain bahasa Arab jika ada kalimat
yang seperti isytiqâq maka tidak dalam isytiqâq kabîr seperti yang dibahas.
Isytiqâq ini mempengaruhi beberapa makna secara general dan juga dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam bahasa. Dengan mengetahui isytiqâq
seperti ini, seseorang dapat mengerti bahwa ada ciri khas kesamaan makna bagi
huruf tertentu. Hal ini tidak hanya berlaku pada Isytiqâq kabîr, namun juga dalam
Isytiqâq shaghîr.
Isytiqâq juga mempengaruhi dalam membuat syair. Ketika ada syi`ir yang
diperkirakan qafiyahnya tidak serasi maka ahli bahasa mempunyai kesempatan
untuk merubah yaitu dengan cara isytiqâq dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
isytiqâq merupakan salah satu yang sangat membantu dan mempengaruhi proses
berjalannya bahasa.
12. Dengan isytiqâq pula semua istilah asing mempunyai penyerapan makna
sendiri tanpa harus memasukkan bahasa yang dari asing seperti dengan cara naht.
Jadi, isytiqâq merupakan salah satu bagian kajian dalam bahasa yang sangat
berpengaruh dan dapat memperluas dalam memahami arti sebuah bahasa itu
sendiri. Oleh karena itu, adalah perlu mempelajari mengenai isytiqâq dengan
berbagai derivasinya sebagai bagian dari pengembangan bahasa itu sendiri.
Selanjutnya, ketika isytiqâq dapat dianggap sebagai dapat mempengaruhi bahasa,
walaupun statusnya diperdebatkan, maka akan dibahas pula mengenai pengaruh
bahasa terhadap budaya.
Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya dan dengan bahasa Arab pula orang-orang
Islam menjadi maju dalam peradabannya. Dalam hal ini misalnya al-Jabiri yang
menyatakan salah satu sebab majunya peradaban Arab adalah kekuatan lafal atau
kekuatan atas bentuk bahasanya. Jadi dengan bahasa Arab yang sangat baik ini,
maka peradaban ’Arab’ menjadi maju. Pada masa kemajuan peradaban ’Arab’
hampir semua orang menggunakan bahasa Arab, dan karya tulis banyak sekali
dihasilkan dari berbagai bidang dari bahasa Arab pula.