SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEH
   PADA PEMBUATAN TELUR ASIN REBUS TERHADAP
      JUMLAH BAKTERI DAN DAYA TERIMANYA

THE INFLUENCE OF TEA LEAF EXTRACT CONCENTRATION
       IN MAKING BOILED SALTY EGG TOWARD
      TOTAL BACTERY AND ITS ACCEPTIBILITY

               Siti Zulaekah dan Endang Nur Widiyaningsih
              Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kedokteran
                 Universitas Muhammadiyah Surakarta


                                   ABSTRAK
Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas yang
mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu mendapatkan penanganan yang
cermat. Pengawetan telur dengan pengasinan akan menghasilkan telur asin bercita
rasa khas dan umumnya disukai, tetapi menyebabkan kerugian yang relatif besar
yaitu kehilangan berat. Penggunaan ekstrak daun teh akan memperkecil kerugian
dan dapat meningkatkan cita rasa telur asin. Alasan tersebut yang mendasari
perlunya dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh
pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya.
Penghitungan jumlah bakteri dilakukan dengan uji total bakteri metode Total
Plate Count (TPC) sedangkan penilaian daya terima menggunakan uji
organoleptik metode hedonik meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur telur asin
rebus. Hasil analisis of varians terhadap total bakteri menunjukkan ada pengaruh
nyata konsentrasi ekstrak daun teh terhadap jumlah total bakteri pada telur asin
rebus sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa telur asin rebus yang
paling disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya menggunakan
perendaman ekstrak daun teh dengan konsentrasi 3 %.

Kata kunci : ekstrak daun teh, jumlah bakteri, daya terima

                                 ABSTRACT
An egg is one of food products produced by poultry breeder that is easy
broken and spolied, therefore it needs a serius handling. The egg preserving by

        Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   1
salting will result salty egg with special taste and usuallly people like it, how-
    ever, it can make relatively big enough detriment of weight. Using tea leaf exstract
    will reduce the detriment dan increase the salty egg taste. The reason above is
    as a background for doing the research on the influence of tea leaf extract in
    making boiled salty egg toward the total bactery and its acceptibility. The counting
    of bactery is done by applying Total Plate Count (TPC) method, while scoring
    the acceptibility is done by using organoleptic test method covering color, aroma,
    taste, and boiled salty egg texture. The result of variant analysis toward total of
    bactery shows that there is a significant influence of tea leaf extract concentra-
    tion toward total bactery in boiled salty egg, while the result of organoleptic test
    shows that the most favourite boiled salty egg is the boiled salty egg that uses
    soaking tea leaf extratct with 3 % concentration.

    Keywords: tea leaf extract, total bactery, acceptibility.



PENDAHULUAN
        Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas
yang mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang cermat
sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai penyimpanan
pada konsumen (Buckle et all, 1987). Salah satu langkah yang dapat dilakukan
adalah dengan cara pengawetan. Dengan cara ini, telur dapat disimpan lebih
lama, dapat meningkatkan selera konsumen, dapat mencegah hilangnya air
dan CO2 pada telur dan dapat mencegah masuknya bakteri dan kapang pada
telur. pengawetan telur yang paling mudah dan umum dilakukan oleh masyarakat
adalah dengan pengasinan atau pembuatan telur asin. Telur- telur yang biasa
diasinkan adalah telur itik (Muslim,1992).
        Pengawetan telur dengan penambahan garam ini adalah salah cara
pengawetan telur utuh yang secara tradisional dilakukan rakyat. Cara ini meng-
hasilkan telur asin bercita rasa khas dan umumnya disukai, tetapi menyebabkan
kerugian yang relatif besar yaitu : kehilangan berat. Kerugian ini disebabkan
oleh difusi air serta pelepasan air dan gas-gas keluar dari telur. Penambahan ga-
ram pada telur dalam jumlah tertentu dapat menaikkan tekanan osmotik yang
menyebabkan plasmolisa pada sel mikroba, mengurangi daya kelarutan oksigen,
menghambat kegiatan enzim proteolitik dan sifat garam yang hidroskopik me-
nyebabkan aw menurun (Sarwono, 1987).
        Cara lain yang dapat digunakan untuk pengawetan telur adalah dengan
menggunakan ekstrak daun teh dan disertai dengan pengasinan. Penggunaan

2      Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
ekstrak daun teh dapat memperkecil kehilangan berat dan dapat meningkat
cita rasa lebih baik (Wijaya, ‘tt”) . Hal ini dimungkinkan karena ekstrak daun
teh merupakan larutan yang mengandung tanin, sedangkan larutan tanin dari
bahan nabati dapat menyamak kulit telur sehingga dapat mengurangi penguapan
air pada telur (Fardiaz, 1992 ; Makfoeld, 1992). Penggunaan ekstrak daun teh
lebih efektif jika dilakukan setelah pengasinan, sebab proses pengasinan tidak
akan terhambat dan kulit telur akan menjadi lebih impermiabel setelah peren-
daman.
       Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
apakah ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin
rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya .
       Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi
ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan
daya terimanya. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
1. Menghitung jumlah bakteri pada telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak
     daun teh yang berbeda.
2. Membandingkan jumlah bakteri pada telur asin rebus dalam konsentrasi
     ekstrak daun teh yang berbeda dengan telur asin rebus yang dibuat dengan
     konsentrasi ekstrak daun teh 0 %.
3. Menganalisa daya terima telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun
     teh yang berbeda.
4. Membandingkan daya terima pada telur asin rebus dalam konsentrasi eksrtak
     daun teh yang berbeda dengan telur asin rebus yang dibuat dengan konsen-
     trasi ekstrak daun teh 0 %.
5. Mencari konsentrasi ekstrak daun teh yang tepat untuk menghasilkan telur
     asin rebus dengan daya terima tinggi dan nilai keamanan yang lebih baik.

METODOLOGI
      Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium
Tekhnologi Pangan Akademi Gizi Semarang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak
Lengkap ( RAL) dengan perlakuan penambahan konsentrasi ekstrak daun teh
yang terdiri dari empat level yaitu : 0 %, 1 %, 2 % dan 3 %. Tiap –tiap perlakuan
diulang tiga kali dilakukan secara duplo.
      Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur itik yang didapat
langsung dari peternak itik, garam halus, nutrien agar air, larutan NaCl fisiologis,
alkohol teknis, air matang, aquades, amplas dan teh hitam.
      Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap;
1. Pembuatan telur asin rebus dengan langkah:

           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   3
Telur itik

                                       Dicuci bersih

                              Ditiriskan dan dilap kering

                                           Disortir

                                          Diamplas

                            Direndam larutan garam 25 %

                             Disimpan selama tiga minggu

                                  Dicuci dan ditiriskan

      Direndam larutan ekstrak daun teh yang konsentrasinya berbeda

                             Disimpan selama satu minggu

                              Dicuci bersih dan ditiriskan

                                Direbus selama 15 menit

                                      Telur asin rebus

                                  Bagan 1.
                 Langkah-langkah Pembuatan Telur Asin Rebus

2. Pemeriksaan jumlah bakteri dengan metode Total Plate Count
   Pemeriksaan ini dilakukan pada telur asin rebus yang sudah dibiarkan selama
   14 hari dengan alasan masa simpan telur asin rebus adalah 14 hari.. Tiap -
   tiap perlakuan diulang tiga kali dilakukan secara duplo.
3. Uji organoleptik
   Uji organoleptik dilakukan untuk menguji kesukaan atau daya terima
   konsumen, sehingga yang dilakukan adalah uji kesukaan. Uji kesukaan
   yang dinilai meliputi warna, rasa,aroma, dan tekstur telur asin rebus. Penilai-
   an dilakukan oleh 20 panelis agak terlatih yang dipilih.


4     Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak
daun teh terhadap jumlah total bakteri dilakukan dengan analisa statistik anova
dan dilanjutkan dengan uji LSD. Sedangkan untuk mengetahui daya terima
telur asin rebus dilakukan uji hedonik Friedman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
      Hasil perhitungan jumlah total bakteri pada telur asin rebus dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah ini :

                Tabel 1 Hasil Perhitungan jumlah Total Bakteri




Konsentrasi ekstrak                Ulangan                Rata-rata Jumlah
       Uji organoleptik dilakukan dengan cara panelis mencicipi Bakteri re-
    Daun teh                 I         II          III      Total telur asin
bus kemudian mengisi formulir5 yang telah disediakan.5Rentang nilai yang dipilih
         0%            4,2 . 10 1,6 .105      3,6 . 10        3,1 . 10 5
adalah nilai 1 untuk sangat tidak suka, nilai 2 untuk tidak suka, nilai 3 untuk
agak suka, nilai 4 untuk suka dan0,4 . 10untuk sangat5 suka. Hasil penilaian pa-
         1%            4,4 . 105 nilai 5 5 3,1 . 10           2,6 . 10 5
nelis terhadap telur asin rebus yang pembuatannya dengan perendaman5ekstrak
         2 yang         0,7 . 105 0,4 . 105 0,5 . 105
daun teh % berbeda dapat dilihat sebagai berikut :             0,5 . 10
         3%             0,1 . 105 0,1 . 105 0,5 .105           0,2 . 10 5
                 Tabel 2 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap
                          Warna Putih Telur Asin rebus
  Konsentrasi ekstrak
                                  Nilai          Rata-rata             Keterangan
      Daun teh
        0%                         81                4,05                  suka
        1%                         60                3                   agak suka
        2%                         63                3,15                agak suka
        3%                         64                3,20                agak suka


           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   5
Tabel 3 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap
                       Warna Kuning Telur Asin Rebus
    Konsentrasi ekstrak
                                   Nilai          Rata-rata          Keterangan
        Daun teh
          0%                         71              3,55               suka
          1%                         58              2,9              agak suka
          2%                         57              2,85             agak suka
          3%                         74              3,70             agak suka

                 Tabel 4 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap
                          Aroma Telur Asin Rebus
    Konsentrasi ekstrak
                                    Nilai          Rata-rata          Keterangan
        Daun teh
          0%                         46               2,3                suka
          1%                         70               3,5              agak suka
          2%                         66               3,3              agak suka
          3%                         58               2,5              agak suka

                 Tabel 5 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap
                           Rasa Telur Asin Rebus
    Konsentrasi ekstrak
                                    Nilai          Rata-rata          Keterangan
        Daun teh
          0%                          52               2,6             tidak suka
          1%                          65               3,25            agak suka
          2%                          73               3,65               suka
          3%                          61               3,05            agak suka

                 Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap
                          Tekstur Telur Asin Rebus
    Konsentrasi ekstrak
                                    Nilai          Rata-rata          Keterangan
        Daun teh
          0%                         65               3,25             agak suka
          1%                         65               3,25             agak suka
          2%                         65               3,25             agak suka
          3%                         70               3,5              suka


6   Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Uji uji Organoleptik
                    Telur Asin Rebus yang Paling Disukai
 Konsentrasi ekstrak     Warna       Warna
                                                   Aroma       Rasa      Tekstur     Total
     Daun teh            Putih       Kuning
        0%                 81           71           46          52         65           315
        1%                 60           58           70          65         65           318
        2%                 63           57           66          73         65           324
        3%                 64           74           58          61         70           327


Pembahasan
1. Jumlah Total Bakteri
       Hasil perhitungan jumlah total bakteri, menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun teh yang digunakan pada pembuatan telur asin
akan menghasilkan telur asin rebus dengan jumlah total bakteri paling sedikit.
Dengan konsentrasi 3 % diperoleh bakteri telur asin rebus sebanyak 0,2 . 10 5
pada penyimpanan selama dua minggu dari waktu perebusan angka tersebut ja-
uh berbeda bila dibandingkan dengan bakteri pada telur asin rebus yang proses
pembuatannya tidak menggunakan ekstrak daun teh yaitu : 3,1 . 10 %5 . Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pada konsentrasi 3% jumlah teh
yang digunakan paling banyak dibandingkan konsentrasi yang lain.
       Ekstrak daun teh merupakan larutan yang mengandung tanin, sedang la-
rutan tanin dari bahan nabati digunakan untuk menamak kulit telur (Fardiaz,
1972). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun teh pada proses pembuatan te-
lur asin rebus maka semakin tinggi pula kadar tanin yang berfungsi sebagai bahan
penyamak kulit telur. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme yang ada diluar
telur akan lebih sulit masuk dalam telur sehingga jumlahnya akan lebih sedikit.
       Schamderl (1970) menyebutkan bahwa tanin adalah suatu senyawa fenol
aktif pada penyamakan kulit dan penyebab rasa sepet. Sebagai senyawa fenol
maka tanin mempunyai sifat-sifat menyerupai alkohol yang salah satunya adalah
bersifat antiseptik. Salah satu prinsip pengawetan yang dapat diterapkan untuk
memperpanjang masa simpan makanan adalah dengan penambahan zat peng-
hambat jasad renik atau komponen anti mikroba yang salah satunya adalah
antiseptik. Keadaan ini membuat lingkunagan yang tidak cocok untuk pertum-
buhan jasad renik (Fardiaz, 1989).
       Pada konsenstrasi ekstrak daun teh 2 % bakteri yang terdapat pada te-lur
asin rebus sebesar 0,5 . 10 5 . Jumlah ini jauh berbeda dengan jumlah bakteri

           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)         7
pada konsentrasi ekstrak daun teh 3 %. Sedangkan pada konsentrasi ekstrak
daun teh 1 % bakteri yang terdapat pada telur asin rebus sebesar 2,6 . 10 5. Jum-
lah ini juga mempunyai perbedaan yang cukup besar bila dibanding dengan
jumlah bakteri pada telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %.
Meskipun demikian dengan penambahan ekstrak daun teh pada pembuatan
telur asin rebus terbukti jumlah total bakteri telur asin rebus yang sudah berusia
dua minggu akan mengalami penurunan.
       Pada penambahan ekstrak daun teh dengan konsentrasi 3 % menunjukkan
jumlah total bakteri yang paling rendah. Hasil tersebut juga dibuktikan oleh uji
statistik LSD, yaitu konsentrasi ekstrak daun teh yang menunjukkan beda nyata
adalah konsentrasi 3 % dibanding kontrol atau konsentrasi 0 %, konsentrasi 2
% dibanding konsentrasi 0 % dan konsentrasi 3 % dibanding konsentrasi 1%.
       Hasil uji statistik analisis of varians dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

     Tabel 8 Analisis Of Varians Pengaruh Konsenstrasi Ekstrak Daun Teh
         Pada Pembuatan Telur Asin Rebus Terhadap Jumlah Bakteri
    Sumber            Derajat        Jumlah            Kuadrat              Nilai F
    Keragaman         Bebas         Kuadrat           Tengah            _______________
     (SK)             n sama         n sama                              Hitung Tabel
    Perlakuan             3       1,9260 . 1011      0,6420 . 1011      4,23    4,07
    Galat                8        1,2187 . 1011      0,1523 . 1011
    Total                11       3,1447 . 1011


       Tabel diatas menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari pada F tabel
pada a = 5 %. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang nyata antara
konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan telur asin rebus
terhadap jumlah total bakteri.
        Adanya pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur
asin rebus terhadap jumlah bakteri, kemungkinan karena larutan ekstrak daun
teh yang digunakan dalam pembuatan telur asin merupakan larutan yang me-
ngandung tanin, sedangkan fungsi tanin dari teh dalam pembuatan telur asin
rebus sebagai bahan antiseptik anti mikroba juga sebagai bahan penyamak kulit
telur.
       Penggunaan ekstrak daun teh dilakukan setelah pengasinan dengan tujuan
agar proses pengasinan tidak akan terhambat. Penambahan garam pada suatu
bahan dalam jumlah tertentu dapat menaikkan tekanan osmotik yang
menyebabkan plasmolisa pada sel mikroba, mengurangi daya kelarutan oksigen,

8      Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
menghambat kegiatan dan enzim proteolitik dan sifat garam yang hidroskopik
menyebabkan aW menurun, kesemuanya ini dapat membuat bahan makanan
awet termasuk telur (Wijaya “tt”). Dengan demikian pengasinan merupakan
pengawetan dari dalam telur sendiri, sedang perendaman ekstrak daun teh meru-
pakan pengawetan telur dari luar, yaitu dengan cara membunuh mikroba dari
luar dan dengan cara penyamakan kulit telur.
       Proses pengasinan yang disertai dengan penyamakan kulit telur menggu-
nakan ekstrak daun teh akan menghasilkan telur yang lebih awet, karena telur
mengalami dua kali pengawetan sehingga junlah awal sel jasad renik di dalam
telur akan berkurang. Kelebihan lainnya yaitu fase adaptasi jasad renik terhadap
substrak akan lebih panjang, pertumbuhan jasad renik diperlambat, pertambahan
jumlah dan kecepatan pertumbuhan jasad renik terhambat serta fase kematian
sel jasad renik akan lebih cepat.
       Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada penyimpanan telur
asin rebus lebih dari dua minggu masih memenuhi standar yang diperbolehkan
untuk dikonsumsi adalah telur asin dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %.
Hal ini disebabkan karena jumlah bakteri masih kurang dari 25.000/gram. Pada
perlakuan tanpa ekstrak daun teh diperoleh jumlah bakteri paling tinggi dan
sudah tidak sesuai dengan standar yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan karena
daya simpan untuk telur asin dengan larutan garan jenuh adalah 15 hari, sehingga
aktivitas bakteri akan meningkat setelah melebihi waktu itu.
       Pada perlakuan ekstrak daun teh 2 % dan 1 % jumlah bakterinya juga
sudah tidak memenuhi standar yang diperbolehkan lagi, hal ini kemungkinan
disebabkan karena konsentrasi ekstrak tersebut belum sesuai untuk mempercepat
fase kematian bakteri dan untuk menghambat pertumbuhan serta aktivitas bak-
teri, sehingga bakteri golongan Pseudomonas masih dapat tumbuh. Sesuai pen-
dapat Rahayu, 1989 bahwa bakteri golongan Pseudomonas sering merupakan
bakteri pertama yang masuk dan berkembang dalam telur karena kemampuannya
untuk bergerak dan menembus lapisan-lapisan penghambat telur, melepaskan
senyawa berfluorerensi yang bersaing mengikat dan melepas logam dari konal-
bumin.

2. Daya Terima
      Pengolahan terhadap cita rasa untuk menunjukkan penerimaan konsu-
men terhadap suatu bahan makanan umumnya dilakukan dengan alat indera
manusia. Bahan makanan akan diujicobakan kepada beberapa orang panelis
pencicip. Masing-masing panelis akan memberi nilai terhadap cita rasa bahan
tersebut. Jumlah nilai dari para panelis akan menentukan mutu atau penerimaan
terhadap bahan yang diuji.

           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   9
Hasil uji organoleptik terhadap warna putih telur asin rebus menunjuk-
kan bahwa telur asin rebus paling disukai warna putihnya adalah telur asin
yang pembuatannya tanpa menggunakan ekstrak daun teh. Sedangkan yang
paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya menggunakan
ekstrak daun teh 1 %, sebab warnanya agak kecoklatan. Keadaan ini kemung-
kinan disebabkan karena adanya penetrasi ekstrak aun teh ke dalam telur melalui
pori-pori kulit telur secara difusi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemuka-
kan oleh Siswoputranto,1978 bahwa senyawa tanin dalam teh hitam setelah
difermentasi akan memberi rasa dan warna yang khas dari seduhan teh, sehingga
telur yang direndam dalam larutan ini akan berwarna kecoklatan. Setelah dilaku-
kan uji statistik diketahui X2 hitung > X2 tabel. Hal ini menunjukkan ada per-
bedaan pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima
warna putih telur asin rebus. Apabila dibandingkan antar perlakuan, yang
menunjukkan perbedaan adalah telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak
0% terhadap konsentrasi 3% dan telur asin rebus dengan konsentrasi 0%
terhadap konsentrasi 1 %.
       Hasil uji organoleptik terhadap warna kuning telur asin rebus menunjuk-
kan bahwa telur asin rebus paling disukai warna kuningnya adalah telur
asin yang pembuatannya dengan menggunakan ekstrak daun teh 3%. Sedangkan
yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya mengguna-
kan ekstrak daun teh 2 %.. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung
< X2 tabel. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh antara konsen-
trasi ekstrak daun teh terhadap daya terima warna kuning telur asin rebus. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena warna kuning telur asing yang dihasilkan
dipengaruhi oleh warna kuning telur itik aslinya. Warna kuning telur itik antara
telur yang satu dengan telur yang lain berbeda, yaitu dari warna kuning sampai
warna jingga ( Sarwono, 1994 ).
       Aroma makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan. Aroma
atau bau makanan banyak sangkut pautnya dengan alat panca indera hidung
dan tidak tergantung pada penglihatan (Winarno, 1992 ). Hasil uji organoleptik
terhadap aroma telur asin rebus menunjukkan bahwa telur asin rebus paling
disukai aromanya adalah telur asin yang pembuatannya menggunakan ekstrak
daun teh 1 %. Sedangkan yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang
pembuatannya tanpa menggunakan ekstrak daun. Setelah dilakukan uji statistik
diketahui X2 hitung > X2 tabel. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh
antara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima aroma telur asin re-
bus. Apabila dibandingkan antar perlakuan, yang menunjukkan perbedaan ada-
lah telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak 0% terhadap konsentrasi 2%.
Selain itu apabila dibandingkan maka perlakuan telur asin rebus dengan konsen-

10    Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
trasi 0% menunjukkan perbedaan dengan perlakuan telur asin dengan konsen-
trasi ekstrak daun teh 1 %.
       Rasa makanan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Rasa dipenga-
ruhi oleh faktor senyawa kimia, suhu , konsentrasi dan interaksi dengan kompo-
nen rasa yang lain. Rasa sepet pada bahan pangan mengandung tanin seperti
teh, kopi, nuah-buahan dan lainnya dicirikan dengan perasaan kering atau
mengkerut dalam mulut, karena menurunnya kegiatan pengenceran gluko-pro-
tein dalam air liur atau saliva (swan, 1985). Hasil uji organoleptik terhadap rasa
telur asin rebus menunjukkan bahwa telur asin rebus paling disukai rasanya
adalah telur asin yang pembuatannya menggunakan ekstrak daun teh 2 %. Hal
ini disebabkan karena konsentrasi ini merupakan konsentrasi yang biasa diguna-
kan untuk menyamak kulit telur, sehingga berat telur dapat dipertahankan dan
rasa telur dapat ditingkatkan. Konsentrasi 3 % menghasilkan telur asin kurang
disukai. Hal ini disebabkan rasa sepet dari tanin sedikit terasa. Sedangkan yang
paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya tanpa mengguna-
kan ekstrak daun. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung > X2 tabel.
Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun
teh terhadap daya terima rasa telur asin rebus. Apabila dibandingkan antar per-
lakuan, yang menunjukkan perbedaan adalah telur asin rebus dengan konsentra-
si ekstrak 0% terhadap konsentrasi 3%.
       Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang
ditimbulkan oleh bahan tersebut. Perubahan tekstur atau viskositas bahan dapat
mengubah rasa dan bau yang timbul. Semakin kental suatu bahan, penerimaan
terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa semakin berkurang (Winarno,1992).
Hasil uji organoleptik terhadap tekstur telur asin rebus menunjukkan bahwa
telur asin rebus paling disukai teksturnya adalah telur asin yang pembuatannya
menggunakan ekstrak daun teh 3 %.. Setelah dilakukan uji statistik diketahui
X2 hitung < X2 tabel. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh an-
tara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima tekstur telur asin rebus.
Tidak adanya perbedaan pengaruh ini kemungkinan karena tingkat kesukaan
panelis terhadap tekstur telur berbeda-beda ada yang menyukai tekstur keras
ada pula yang menyukai tekstur lunak, sehingga masing-masing panelis memberi-
kan penilaian yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai yang
dihasilkan antara perlakuan mempunyai nilai yang tidak terpaut jauh dengan
perlakuan lain, akan tetapi nilai rata-rata yang tertinggi pada telur asin rebus
dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %, sehingga panelis lebih menyukai
tekstur telur dengan konsentrasi ini.
       Hasil rekapitulasi hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa telur asin
yang paling disukai oleh panelis adalah telur asin yang pembuatannya mengguna-

           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   11
kan ekstrak daun teh 3 %. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantara-
nya adalah : konsentrasi ini menghasilkan warna kuning dan tekstur telur yang
sesuai dengan selera panelis. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz, 1972 bahwa
dengan menggunakan ekstrak daun teh dapat meningkatkan cita rasa telur
asin rebus.


SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
     Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :
1. Jumlah total bakteri telur asin yang paling sedikit dan masih memenuhi
   standar adalah bakteri pada telur asin rebus yang pembuatannya mengguna-
   kan ekstrak daun teh 3 %.
2. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan relur asin re-
   bus berpengaruh terhadap jumlah bakteri.
3. Semakin rendah konsentrasi ekstrak daun teh semakin besar jumlah bakteri-
   nya.
4. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan telur asin re-
   bus berpengaruh terhadap daya terima warna putih telur, aroma dan rasa
   telur asin rebus.
5. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan relur asin re-
   bus tidak berpengaruh terhadap daya terima warna kuning telur dan tekstur
   telur asin rebus.
6. Konsentrasi rendaman ektrak dan teh yang menghasilkan telur asin rebus
   dengan daya terima konsumen paling tinggi dan nilai keamanan yang lebih
   baik dalam penelitian ini adalah 3 %.

Saran
      Hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang man-
faat perendaman denag ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin dengan
konsentrasi- konsentrasi ekstrak daun teh yang lain.




12    Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, KA,et all. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia pustaka Utama.
——————. 1993. Analisis Mikroniologi Pangan. Jakarta: Manajemen PT
   Raja Grafindo Persada.
Hendrokesowo,T dkk.1989. Petunjuk laboratorium Mikrobiologi Pangan.
      Yogyakarta: PAU Pangan dan gizi UGM.
Kartasapoetra, G.1993. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka
        Cipta.
Makfoeld,D. 1992. Polifenol. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Gajah Mada.
Murtdijo,BA. 1991. Mengelola Itik. Yogyakarta: Kanisius.
Muslim, DA. 1992. Budidaya Mina Itik. Yogyakarta: Kanisius.
Rahayu, K. dkk. Mikrobiologi Pangan.Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Gajah
        Mada.
Sarwono,B. 1986. Telur : Pengawetan dan Manfatnya. Jakarta: PT Penebar
       Swadaya.
Setiawati, I dan Nasikun. 1991. TEH : Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya
         Media.
Sudjono, M. 1995. Uji Cita Rasa dan Penerapan Uji Statistik yang Tepat. Buletin
        Gizi No.2 Volume IX. Jakarta
Wijaya,H.”tt”. Paduan Proses Pengawetan Telur Utuh dengan Cara Pengasinan dan
        Penyamakan. Bogor: Fateba-IPB.
Winarno,FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
       Utama.




           Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.)   13

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasSalsabila Azzahra
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaLee Hye
 
57 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-2018042357 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-20180423Lailatul Rofiah
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminariyudhi18
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimBojey Peskins
 
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANchindest
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Ginanjar Puspanegara
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikanandajpz
 
Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan
Meneliti Kandungan Boraks Pada MakananMeneliti Kandungan Boraks Pada Makanan
Meneliti Kandungan Boraks Pada MakananPriscillia Vinda
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...Repository Ipb
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
 

La actualidad más candente (20)

Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi Enzim
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
 
57 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-2018042357 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-20180423
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzim
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
 
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang LaktosaJurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
 
Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan
Meneliti Kandungan Boraks Pada MakananMeneliti Kandungan Boraks Pada Makanan
Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
 

Similar a pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdfadelbb
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Muhammad Eko
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdfAsrilBurhan1
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi panganaripoknga
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi panganaripoknga
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Ppt teknologi fermentasi.new
Ppt teknologi fermentasi.newPpt teknologi fermentasi.new
Ppt teknologi fermentasi.newrin26
 
Telur persentasiii.pptx
Telur persentasiii.pptxTelur persentasiii.pptx
Telur persentasiii.pptxRositaIzlin1
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptxPPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptxArif Prashadi
 

Similar a pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
Ppt sidang husnul
Ppt sidang husnulPpt sidang husnul
Ppt sidang husnul
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
 
Ekstraksi protein
Ekstraksi proteinEkstraksi protein
Ekstraksi protein
 
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi pangan
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxCONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi pangan
 
A08aka
A08akaA08aka
A08aka
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
 
Ppt teknologi fermentasi.new
Ppt teknologi fermentasi.newPpt teknologi fermentasi.new
Ppt teknologi fermentasi.new
 
PP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptxPP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptx
 
Telur persentasiii.pptx
Telur persentasiii.pptxTelur persentasiii.pptx
Telur persentasiii.pptx
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptxPPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
PPT LAPORAN KEMAJUAN SOYGHURT INULIN.pptx
 
Telur.pptx
Telur.pptxTelur.pptx
Telur.pptx
 

Más de REISA Class

Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensiREISA Class
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksiREISA Class
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh) REISA Class
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanREISA Class
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011REISA Class
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDREISA Class
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia diniREISA Class
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangREISA Class
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanREISA Class
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakREISA Class
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakREISA Class
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normalREISA Class
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakREISA Class
 

Más de REISA Class (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
sindrom down
sindrom downsindrom down
sindrom down
 
Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensi
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksi
 
lipid
lipidlipid
lipid
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh)
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraan
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dini
 
Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbang
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anak
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anak
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normal
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anak
 

pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya

  • 1. PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEH PADA PEMBUATAN TELUR ASIN REBUS TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN DAYA TERIMANYA THE INFLUENCE OF TEA LEAF EXTRACT CONCENTRATION IN MAKING BOILED SALTY EGG TOWARD TOTAL BACTERY AND ITS ACCEPTIBILITY Siti Zulaekah dan Endang Nur Widiyaningsih Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas yang mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu mendapatkan penanganan yang cermat. Pengawetan telur dengan pengasinan akan menghasilkan telur asin bercita rasa khas dan umumnya disukai, tetapi menyebabkan kerugian yang relatif besar yaitu kehilangan berat. Penggunaan ekstrak daun teh akan memperkecil kerugian dan dapat meningkatkan cita rasa telur asin. Alasan tersebut yang mendasari perlunya dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya. Penghitungan jumlah bakteri dilakukan dengan uji total bakteri metode Total Plate Count (TPC) sedangkan penilaian daya terima menggunakan uji organoleptik metode hedonik meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur telur asin rebus. Hasil analisis of varians terhadap total bakteri menunjukkan ada pengaruh nyata konsentrasi ekstrak daun teh terhadap jumlah total bakteri pada telur asin rebus sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa telur asin rebus yang paling disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya menggunakan perendaman ekstrak daun teh dengan konsentrasi 3 %. Kata kunci : ekstrak daun teh, jumlah bakteri, daya terima ABSTRACT An egg is one of food products produced by poultry breeder that is easy broken and spolied, therefore it needs a serius handling. The egg preserving by Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 1
  • 2. salting will result salty egg with special taste and usuallly people like it, how- ever, it can make relatively big enough detriment of weight. Using tea leaf exstract will reduce the detriment dan increase the salty egg taste. The reason above is as a background for doing the research on the influence of tea leaf extract in making boiled salty egg toward the total bactery and its acceptibility. The counting of bactery is done by applying Total Plate Count (TPC) method, while scoring the acceptibility is done by using organoleptic test method covering color, aroma, taste, and boiled salty egg texture. The result of variant analysis toward total of bactery shows that there is a significant influence of tea leaf extract concentra- tion toward total bactery in boiled salty egg, while the result of organoleptic test shows that the most favourite boiled salty egg is the boiled salty egg that uses soaking tea leaf extratct with 3 % concentration. Keywords: tea leaf extract, total bactery, acceptibility. PENDAHULUAN Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas yang mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang cermat sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai penyimpanan pada konsumen (Buckle et all, 1987). Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengawetan. Dengan cara ini, telur dapat disimpan lebih lama, dapat meningkatkan selera konsumen, dapat mencegah hilangnya air dan CO2 pada telur dan dapat mencegah masuknya bakteri dan kapang pada telur. pengawetan telur yang paling mudah dan umum dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pengasinan atau pembuatan telur asin. Telur- telur yang biasa diasinkan adalah telur itik (Muslim,1992). Pengawetan telur dengan penambahan garam ini adalah salah cara pengawetan telur utuh yang secara tradisional dilakukan rakyat. Cara ini meng- hasilkan telur asin bercita rasa khas dan umumnya disukai, tetapi menyebabkan kerugian yang relatif besar yaitu : kehilangan berat. Kerugian ini disebabkan oleh difusi air serta pelepasan air dan gas-gas keluar dari telur. Penambahan ga- ram pada telur dalam jumlah tertentu dapat menaikkan tekanan osmotik yang menyebabkan plasmolisa pada sel mikroba, mengurangi daya kelarutan oksigen, menghambat kegiatan enzim proteolitik dan sifat garam yang hidroskopik me- nyebabkan aw menurun (Sarwono, 1987). Cara lain yang dapat digunakan untuk pengawetan telur adalah dengan menggunakan ekstrak daun teh dan disertai dengan pengasinan. Penggunaan 2 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 3. ekstrak daun teh dapat memperkecil kehilangan berat dan dapat meningkat cita rasa lebih baik (Wijaya, ‘tt”) . Hal ini dimungkinkan karena ekstrak daun teh merupakan larutan yang mengandung tanin, sedangkan larutan tanin dari bahan nabati dapat menyamak kulit telur sehingga dapat mengurangi penguapan air pada telur (Fardiaz, 1992 ; Makfoeld, 1992). Penggunaan ekstrak daun teh lebih efektif jika dilakukan setelah pengasinan, sebab proses pengasinan tidak akan terhambat dan kulit telur akan menjadi lebih impermiabel setelah peren- daman. Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya . Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri dan daya terimanya. Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Menghitung jumlah bakteri pada telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda. 2. Membandingkan jumlah bakteri pada telur asin rebus dalam konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda dengan telur asin rebus yang dibuat dengan konsentrasi ekstrak daun teh 0 %. 3. Menganalisa daya terima telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda. 4. Membandingkan daya terima pada telur asin rebus dalam konsentrasi eksrtak daun teh yang berbeda dengan telur asin rebus yang dibuat dengan konsen- trasi ekstrak daun teh 0 %. 5. Mencari konsentrasi ekstrak daun teh yang tepat untuk menghasilkan telur asin rebus dengan daya terima tinggi dan nilai keamanan yang lebih baik. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Tekhnologi Pangan Akademi Gizi Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan perlakuan penambahan konsentrasi ekstrak daun teh yang terdiri dari empat level yaitu : 0 %, 1 %, 2 % dan 3 %. Tiap –tiap perlakuan diulang tiga kali dilakukan secara duplo. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur itik yang didapat langsung dari peternak itik, garam halus, nutrien agar air, larutan NaCl fisiologis, alkohol teknis, air matang, aquades, amplas dan teh hitam. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap; 1. Pembuatan telur asin rebus dengan langkah: Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 3
  • 4. Telur itik Dicuci bersih Ditiriskan dan dilap kering Disortir Diamplas Direndam larutan garam 25 % Disimpan selama tiga minggu Dicuci dan ditiriskan Direndam larutan ekstrak daun teh yang konsentrasinya berbeda Disimpan selama satu minggu Dicuci bersih dan ditiriskan Direbus selama 15 menit Telur asin rebus Bagan 1. Langkah-langkah Pembuatan Telur Asin Rebus 2. Pemeriksaan jumlah bakteri dengan metode Total Plate Count Pemeriksaan ini dilakukan pada telur asin rebus yang sudah dibiarkan selama 14 hari dengan alasan masa simpan telur asin rebus adalah 14 hari.. Tiap - tiap perlakuan diulang tiga kali dilakukan secara duplo. 3. Uji organoleptik Uji organoleptik dilakukan untuk menguji kesukaan atau daya terima konsumen, sehingga yang dilakukan adalah uji kesukaan. Uji kesukaan yang dinilai meliputi warna, rasa,aroma, dan tekstur telur asin rebus. Penilai- an dilakukan oleh 20 panelis agak terlatih yang dipilih. 4 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun teh terhadap jumlah total bakteri dilakukan dengan analisa statistik anova dan dilanjutkan dengan uji LSD. Sedangkan untuk mengetahui daya terima telur asin rebus dilakukan uji hedonik Friedman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil perhitungan jumlah total bakteri pada telur asin rebus dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini : Tabel 1 Hasil Perhitungan jumlah Total Bakteri Konsentrasi ekstrak Ulangan Rata-rata Jumlah Uji organoleptik dilakukan dengan cara panelis mencicipi Bakteri re- Daun teh I II III Total telur asin bus kemudian mengisi formulir5 yang telah disediakan.5Rentang nilai yang dipilih 0% 4,2 . 10 1,6 .105 3,6 . 10 3,1 . 10 5 adalah nilai 1 untuk sangat tidak suka, nilai 2 untuk tidak suka, nilai 3 untuk agak suka, nilai 4 untuk suka dan0,4 . 10untuk sangat5 suka. Hasil penilaian pa- 1% 4,4 . 105 nilai 5 5 3,1 . 10 2,6 . 10 5 nelis terhadap telur asin rebus yang pembuatannya dengan perendaman5ekstrak 2 yang 0,7 . 105 0,4 . 105 0,5 . 105 daun teh % berbeda dapat dilihat sebagai berikut : 0,5 . 10 3% 0,1 . 105 0,1 . 105 0,5 .105 0,2 . 10 5 Tabel 2 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap Warna Putih Telur Asin rebus Konsentrasi ekstrak Nilai Rata-rata Keterangan Daun teh 0% 81 4,05 suka 1% 60 3 agak suka 2% 63 3,15 agak suka 3% 64 3,20 agak suka Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 5
  • 6. Tabel 3 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap Warna Kuning Telur Asin Rebus Konsentrasi ekstrak Nilai Rata-rata Keterangan Daun teh 0% 71 3,55 suka 1% 58 2,9 agak suka 2% 57 2,85 agak suka 3% 74 3,70 agak suka Tabel 4 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap Aroma Telur Asin Rebus Konsentrasi ekstrak Nilai Rata-rata Keterangan Daun teh 0% 46 2,3 suka 1% 70 3,5 agak suka 2% 66 3,3 agak suka 3% 58 2,5 agak suka Tabel 5 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap Rasa Telur Asin Rebus Konsentrasi ekstrak Nilai Rata-rata Keterangan Daun teh 0% 52 2,6 tidak suka 1% 65 3,25 agak suka 2% 73 3,65 suka 3% 61 3,05 agak suka Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaan terhadap Tekstur Telur Asin Rebus Konsentrasi ekstrak Nilai Rata-rata Keterangan Daun teh 0% 65 3,25 agak suka 1% 65 3,25 agak suka 2% 65 3,25 agak suka 3% 70 3,5 suka 6 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 7. Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Uji uji Organoleptik Telur Asin Rebus yang Paling Disukai Konsentrasi ekstrak Warna Warna Aroma Rasa Tekstur Total Daun teh Putih Kuning 0% 81 71 46 52 65 315 1% 60 58 70 65 65 318 2% 63 57 66 73 65 324 3% 64 74 58 61 70 327 Pembahasan 1. Jumlah Total Bakteri Hasil perhitungan jumlah total bakteri, menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun teh yang digunakan pada pembuatan telur asin akan menghasilkan telur asin rebus dengan jumlah total bakteri paling sedikit. Dengan konsentrasi 3 % diperoleh bakteri telur asin rebus sebanyak 0,2 . 10 5 pada penyimpanan selama dua minggu dari waktu perebusan angka tersebut ja- uh berbeda bila dibandingkan dengan bakteri pada telur asin rebus yang proses pembuatannya tidak menggunakan ekstrak daun teh yaitu : 3,1 . 10 %5 . Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pada konsentrasi 3% jumlah teh yang digunakan paling banyak dibandingkan konsentrasi yang lain. Ekstrak daun teh merupakan larutan yang mengandung tanin, sedang la- rutan tanin dari bahan nabati digunakan untuk menamak kulit telur (Fardiaz, 1972). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun teh pada proses pembuatan te- lur asin rebus maka semakin tinggi pula kadar tanin yang berfungsi sebagai bahan penyamak kulit telur. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme yang ada diluar telur akan lebih sulit masuk dalam telur sehingga jumlahnya akan lebih sedikit. Schamderl (1970) menyebutkan bahwa tanin adalah suatu senyawa fenol aktif pada penyamakan kulit dan penyebab rasa sepet. Sebagai senyawa fenol maka tanin mempunyai sifat-sifat menyerupai alkohol yang salah satunya adalah bersifat antiseptik. Salah satu prinsip pengawetan yang dapat diterapkan untuk memperpanjang masa simpan makanan adalah dengan penambahan zat peng- hambat jasad renik atau komponen anti mikroba yang salah satunya adalah antiseptik. Keadaan ini membuat lingkunagan yang tidak cocok untuk pertum- buhan jasad renik (Fardiaz, 1989). Pada konsenstrasi ekstrak daun teh 2 % bakteri yang terdapat pada te-lur asin rebus sebesar 0,5 . 10 5 . Jumlah ini jauh berbeda dengan jumlah bakteri Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 7
  • 8. pada konsentrasi ekstrak daun teh 3 %. Sedangkan pada konsentrasi ekstrak daun teh 1 % bakteri yang terdapat pada telur asin rebus sebesar 2,6 . 10 5. Jum- lah ini juga mempunyai perbedaan yang cukup besar bila dibanding dengan jumlah bakteri pada telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %. Meskipun demikian dengan penambahan ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terbukti jumlah total bakteri telur asin rebus yang sudah berusia dua minggu akan mengalami penurunan. Pada penambahan ekstrak daun teh dengan konsentrasi 3 % menunjukkan jumlah total bakteri yang paling rendah. Hasil tersebut juga dibuktikan oleh uji statistik LSD, yaitu konsentrasi ekstrak daun teh yang menunjukkan beda nyata adalah konsentrasi 3 % dibanding kontrol atau konsentrasi 0 %, konsentrasi 2 % dibanding konsentrasi 0 % dan konsentrasi 3 % dibanding konsentrasi 1%. Hasil uji statistik analisis of varians dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 8 Analisis Of Varians Pengaruh Konsenstrasi Ekstrak Daun Teh Pada Pembuatan Telur Asin Rebus Terhadap Jumlah Bakteri Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Nilai F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah _______________ (SK) n sama n sama Hitung Tabel Perlakuan 3 1,9260 . 1011 0,6420 . 1011 4,23 4,07 Galat 8 1,2187 . 1011 0,1523 . 1011 Total 11 3,1447 . 1011 Tabel diatas menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari pada F tabel pada a = 5 %. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang nyata antara konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah total bakteri. Adanya pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhadap jumlah bakteri, kemungkinan karena larutan ekstrak daun teh yang digunakan dalam pembuatan telur asin merupakan larutan yang me- ngandung tanin, sedangkan fungsi tanin dari teh dalam pembuatan telur asin rebus sebagai bahan antiseptik anti mikroba juga sebagai bahan penyamak kulit telur. Penggunaan ekstrak daun teh dilakukan setelah pengasinan dengan tujuan agar proses pengasinan tidak akan terhambat. Penambahan garam pada suatu bahan dalam jumlah tertentu dapat menaikkan tekanan osmotik yang menyebabkan plasmolisa pada sel mikroba, mengurangi daya kelarutan oksigen, 8 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 9. menghambat kegiatan dan enzim proteolitik dan sifat garam yang hidroskopik menyebabkan aW menurun, kesemuanya ini dapat membuat bahan makanan awet termasuk telur (Wijaya “tt”). Dengan demikian pengasinan merupakan pengawetan dari dalam telur sendiri, sedang perendaman ekstrak daun teh meru- pakan pengawetan telur dari luar, yaitu dengan cara membunuh mikroba dari luar dan dengan cara penyamakan kulit telur. Proses pengasinan yang disertai dengan penyamakan kulit telur menggu- nakan ekstrak daun teh akan menghasilkan telur yang lebih awet, karena telur mengalami dua kali pengawetan sehingga junlah awal sel jasad renik di dalam telur akan berkurang. Kelebihan lainnya yaitu fase adaptasi jasad renik terhadap substrak akan lebih panjang, pertumbuhan jasad renik diperlambat, pertambahan jumlah dan kecepatan pertumbuhan jasad renik terhambat serta fase kematian sel jasad renik akan lebih cepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada penyimpanan telur asin rebus lebih dari dua minggu masih memenuhi standar yang diperbolehkan untuk dikonsumsi adalah telur asin dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %. Hal ini disebabkan karena jumlah bakteri masih kurang dari 25.000/gram. Pada perlakuan tanpa ekstrak daun teh diperoleh jumlah bakteri paling tinggi dan sudah tidak sesuai dengan standar yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan karena daya simpan untuk telur asin dengan larutan garan jenuh adalah 15 hari, sehingga aktivitas bakteri akan meningkat setelah melebihi waktu itu. Pada perlakuan ekstrak daun teh 2 % dan 1 % jumlah bakterinya juga sudah tidak memenuhi standar yang diperbolehkan lagi, hal ini kemungkinan disebabkan karena konsentrasi ekstrak tersebut belum sesuai untuk mempercepat fase kematian bakteri dan untuk menghambat pertumbuhan serta aktivitas bak- teri, sehingga bakteri golongan Pseudomonas masih dapat tumbuh. Sesuai pen- dapat Rahayu, 1989 bahwa bakteri golongan Pseudomonas sering merupakan bakteri pertama yang masuk dan berkembang dalam telur karena kemampuannya untuk bergerak dan menembus lapisan-lapisan penghambat telur, melepaskan senyawa berfluorerensi yang bersaing mengikat dan melepas logam dari konal- bumin. 2. Daya Terima Pengolahan terhadap cita rasa untuk menunjukkan penerimaan konsu- men terhadap suatu bahan makanan umumnya dilakukan dengan alat indera manusia. Bahan makanan akan diujicobakan kepada beberapa orang panelis pencicip. Masing-masing panelis akan memberi nilai terhadap cita rasa bahan tersebut. Jumlah nilai dari para panelis akan menentukan mutu atau penerimaan terhadap bahan yang diuji. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 9
  • 10. Hasil uji organoleptik terhadap warna putih telur asin rebus menunjuk- kan bahwa telur asin rebus paling disukai warna putihnya adalah telur asin yang pembuatannya tanpa menggunakan ekstrak daun teh. Sedangkan yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya menggunakan ekstrak daun teh 1 %, sebab warnanya agak kecoklatan. Keadaan ini kemung- kinan disebabkan karena adanya penetrasi ekstrak aun teh ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur secara difusi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemuka- kan oleh Siswoputranto,1978 bahwa senyawa tanin dalam teh hitam setelah difermentasi akan memberi rasa dan warna yang khas dari seduhan teh, sehingga telur yang direndam dalam larutan ini akan berwarna kecoklatan. Setelah dilaku- kan uji statistik diketahui X2 hitung > X2 tabel. Hal ini menunjukkan ada per- bedaan pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima warna putih telur asin rebus. Apabila dibandingkan antar perlakuan, yang menunjukkan perbedaan adalah telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak 0% terhadap konsentrasi 3% dan telur asin rebus dengan konsentrasi 0% terhadap konsentrasi 1 %. Hasil uji organoleptik terhadap warna kuning telur asin rebus menunjuk- kan bahwa telur asin rebus paling disukai warna kuningnya adalah telur asin yang pembuatannya dengan menggunakan ekstrak daun teh 3%. Sedangkan yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya mengguna- kan ekstrak daun teh 2 %.. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung < X2 tabel. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh antara konsen- trasi ekstrak daun teh terhadap daya terima warna kuning telur asin rebus. Hal ini kemungkinan disebabkan karena warna kuning telur asing yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna kuning telur itik aslinya. Warna kuning telur itik antara telur yang satu dengan telur yang lain berbeda, yaitu dari warna kuning sampai warna jingga ( Sarwono, 1994 ). Aroma makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan. Aroma atau bau makanan banyak sangkut pautnya dengan alat panca indera hidung dan tidak tergantung pada penglihatan (Winarno, 1992 ). Hasil uji organoleptik terhadap aroma telur asin rebus menunjukkan bahwa telur asin rebus paling disukai aromanya adalah telur asin yang pembuatannya menggunakan ekstrak daun teh 1 %. Sedangkan yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya tanpa menggunakan ekstrak daun. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung > X2 tabel. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima aroma telur asin re- bus. Apabila dibandingkan antar perlakuan, yang menunjukkan perbedaan ada- lah telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak 0% terhadap konsentrasi 2%. Selain itu apabila dibandingkan maka perlakuan telur asin rebus dengan konsen- 10 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 11. trasi 0% menunjukkan perbedaan dengan perlakuan telur asin dengan konsen- trasi ekstrak daun teh 1 %. Rasa makanan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Rasa dipenga- ruhi oleh faktor senyawa kimia, suhu , konsentrasi dan interaksi dengan kompo- nen rasa yang lain. Rasa sepet pada bahan pangan mengandung tanin seperti teh, kopi, nuah-buahan dan lainnya dicirikan dengan perasaan kering atau mengkerut dalam mulut, karena menurunnya kegiatan pengenceran gluko-pro- tein dalam air liur atau saliva (swan, 1985). Hasil uji organoleptik terhadap rasa telur asin rebus menunjukkan bahwa telur asin rebus paling disukai rasanya adalah telur asin yang pembuatannya menggunakan ekstrak daun teh 2 %. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ini merupakan konsentrasi yang biasa diguna- kan untuk menyamak kulit telur, sehingga berat telur dapat dipertahankan dan rasa telur dapat ditingkatkan. Konsentrasi 3 % menghasilkan telur asin kurang disukai. Hal ini disebabkan rasa sepet dari tanin sedikit terasa. Sedangkan yang paling tidak disukai adalah telur asin rebus yang pembuatannya tanpa mengguna- kan ekstrak daun. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung > X2 tabel. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima rasa telur asin rebus. Apabila dibandingkan antar per- lakuan, yang menunjukkan perbedaan adalah telur asin rebus dengan konsentra- si ekstrak 0% terhadap konsentrasi 3%. Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan tersebut. Perubahan tekstur atau viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul. Semakin kental suatu bahan, penerimaan terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa semakin berkurang (Winarno,1992). Hasil uji organoleptik terhadap tekstur telur asin rebus menunjukkan bahwa telur asin rebus paling disukai teksturnya adalah telur asin yang pembuatannya menggunakan ekstrak daun teh 3 %.. Setelah dilakukan uji statistik diketahui X2 hitung < X2 tabel. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh an- tara konsentrasi ekstrak daun teh terhadap daya terima tekstur telur asin rebus. Tidak adanya perbedaan pengaruh ini kemungkinan karena tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur telur berbeda-beda ada yang menyukai tekstur keras ada pula yang menyukai tekstur lunak, sehingga masing-masing panelis memberi- kan penilaian yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai yang dihasilkan antara perlakuan mempunyai nilai yang tidak terpaut jauh dengan perlakuan lain, akan tetapi nilai rata-rata yang tertinggi pada telur asin rebus dengan konsentrasi ekstrak daun teh 3 %, sehingga panelis lebih menyukai tekstur telur dengan konsentrasi ini. Hasil rekapitulasi hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa telur asin yang paling disukai oleh panelis adalah telur asin yang pembuatannya mengguna- Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 11
  • 12. kan ekstrak daun teh 3 %. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantara- nya adalah : konsentrasi ini menghasilkan warna kuning dan tekstur telur yang sesuai dengan selera panelis. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz, 1972 bahwa dengan menggunakan ekstrak daun teh dapat meningkatkan cita rasa telur asin rebus. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan : 1. Jumlah total bakteri telur asin yang paling sedikit dan masih memenuhi standar adalah bakteri pada telur asin rebus yang pembuatannya mengguna- kan ekstrak daun teh 3 %. 2. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan relur asin re- bus berpengaruh terhadap jumlah bakteri. 3. Semakin rendah konsentrasi ekstrak daun teh semakin besar jumlah bakteri- nya. 4. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan telur asin re- bus berpengaruh terhadap daya terima warna putih telur, aroma dan rasa telur asin rebus. 5. Konsentrasi ekstrak daun teh yang berbeda pada pembuatan relur asin re- bus tidak berpengaruh terhadap daya terima warna kuning telur dan tekstur telur asin rebus. 6. Konsentrasi rendaman ektrak dan teh yang menghasilkan telur asin rebus dengan daya terima konsumen paling tinggi dan nilai keamanan yang lebih baik dalam penelitian ini adalah 3 %. Saran Hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang man- faat perendaman denag ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin dengan konsentrasi- konsentrasi ekstrak daun teh yang lain. 12 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 1-13
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Buckle, KA,et all. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia pustaka Utama. ——————. 1993. Analisis Mikroniologi Pangan. Jakarta: Manajemen PT Raja Grafindo Persada. Hendrokesowo,T dkk.1989. Petunjuk laboratorium Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan gizi UGM. Kartasapoetra, G.1993. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta. Makfoeld,D. 1992. Polifenol. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Gajah Mada. Murtdijo,BA. 1991. Mengelola Itik. Yogyakarta: Kanisius. Muslim, DA. 1992. Budidaya Mina Itik. Yogyakarta: Kanisius. Rahayu, K. dkk. Mikrobiologi Pangan.Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Gajah Mada. Sarwono,B. 1986. Telur : Pengawetan dan Manfatnya. Jakarta: PT Penebar Swadaya. Setiawati, I dan Nasikun. 1991. TEH : Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media. Sudjono, M. 1995. Uji Cita Rasa dan Penerapan Uji Statistik yang Tepat. Buletin Gizi No.2 Volume IX. Jakarta Wijaya,H.”tt”. Paduan Proses Pengawetan Telur Utuh dengan Cara Pengasinan dan Penyamakan. Bogor: Fateba-IPB. Winarno,FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh ... (Siti Zulaekah dan Endang Nur W.) 13