SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
BAB 2

                            TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pertumbuhan dan Perkembangan
      Menurut Doyle (2009), pertumbuhan atau physical growth adalah
peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu tinggi badan, berat badan dan juga
bertambah besarnya ukuran organ kecuali jaringan limfa yang akan mengecil
ketika usia anak bertambah.
      Dorland Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan
adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme yang disebabkan oleh
accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh. Sedangkan Tanuwidjaya (2002),
mendefinisikan pertumbuhan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan intraseluler, yang bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
      Doyle (2009) menyatakan bahwa perkembangan adalah peningkatan
fungsi dan kapabilitas seorang anak. Dalam mempelajari perkembangan dapat
dibagi atas beberapa kategori yang spesifik seperti gerakan motorik kasar,
gerakan motorik halus, perkembangan bahasa, sosial dan emosional. Pada anak
yang normal, proses perkembangan terjadi dalam kecepatan yang berbeda
misalnya ada anak yang berjalan dalam usia yang lebih cepat dari sebagian anak
lain namun lambat dalam perkembangan berbicaranya dan Tanuwidjaya (2002)
menyebutkan bahwa perkembangan anak ialah bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dan bersifat kualitatif.


2.2.Masa Pertumbuhan dan Perkembagan
      Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu
masa prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam
kandungan, dan terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa
embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu,
dimana ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat
hingga membentuk suatu sistem organ dalam tubuh. Masa fetus adalah




                                                          Universitas Sumatera Utara
kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu masa fetus
dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9
minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang
meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk
manusia dengan organ – organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester
kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase
fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan
fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer
immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta sedangkan di daerah
otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial dari seri omega 3
dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2002).
      Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa
post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0-
28 hari), masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah
atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002).
      Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan, yang
termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya berfungsi berbagai organ –
organ tubuhnya yang lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S, 2002).
      Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang
terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari
usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi
dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung secara
berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2002).
      Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir,
yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan
pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi.
      Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah
(preschooler), di usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan
terjadi perkembangan dengan aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi




                                                         Universitas Sumatera Utara
pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga 10 tahun, sedangkan anak laki laki
 usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan mengalami pertumbuhan
 yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan
 intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok dengan jenis
 kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi 2
 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa
 adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan
 mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan
 transisi periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi
 percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang
 disebut Adolescent Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan
 dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin
 sekunder (Tanuwidjaya. S, 2002).


2.3.   Monitoring pertumbuhan dan perkembangan
       Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan
 parameter ukur tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian milestones
 perkembangan (Narendra, 2002). Penilaian pertumbuhan anak menggunakan
 parameter ukuran antropometrik yang sering dipakai pada penilaian pertumbuhan
 fisik yaitu berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit dan
 lingkaran lengan atas panjang (Narendra, 2002).
       Untuk berat badan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan
 timbangan   seperti   timbangan    injak.   Berat   badan   merupakan    ukuran
 antropometrik terpenting, karena merupakan hasil keseluruhan peningkatan
 jaringan-jaringan tulang, otot, lemak dan juga cairan tubuh. Berat badan pada
 saat ini merupakan indikator yang baik untuk menentukan status gizi anak serta
 keadaan tumbuh kembang anak (Narendra, 2002).
       Pengukuran tinggi badan pada usia hingga 2 tahun diukur dengan
 menggunakan alat infantometer. Bayi dalam posisi berbaring diantara alat, dan
 satu bagian dari alat menempel dibagian ubun-ubun bayi. Untuk anak usia diatas
 2 tahun dapat digunakan alat seperti stadiometer, microtoise, dan tinggi duduk




                                                         Universitas Sumatera Utara
(Narendra, 2002). Tujuan dari pengukuran ini adalah mendapatkan jarak tinggi
dari permukaan kepala hingga telapak kaki, atau hingga ujung tulang sacrum
pada tinggi duduk. Anak biasanya disarankan untuk menarik nafas dalam-dalam
dan berdiri tegak untuk meluruskan posisi tubuh jika sang anak menderita kifosis
atau lordosis. Keistimewaan dari pengukuran tinggi badan adalah nilai tinggi
badan yang terus meningkat walaupun laju tumbuh akan berubah dari masa ke
masa. Tinggi badan hanya menyusut pada usia lanjut maka dari itu nilai tinggi
badan dapat digunakan untuk dasar perbandingan terhadap perubahan-perubahan
relatif seperti berat badan dan lingkaran lengan atas (Narendra, 2002).
         Pengukuran lingkaran kepala dilakukan pada daerah occipitofrontal anak,
dan mencerminkan volume intrakranial yang merupakan ukuran pertumbuhan
otak. Laju tumbuh akan pesat dalam waktu 6 bulan pertama semenjak lahir, dan
akan terus berkurang hingga usia 3 tahun. Maka manfaat pengukuran lingkaran
kepala terbatas hingga usia 3 tahun kecuali pada kasus hidrosefalus (Narendra,
2002).
         Lingkaran lengan atas dilakukan dari biasanya pada lengan kiri. Lengan
dibiarkan menggantung bebas disamping badan. Batas pengukuran adalah
pertengahan antara akromion dan olekranon pada lengan dibengkokkan 90
derajat. Pengukuran lingkaran lengan mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak dipengaruhi terlalu banyak oleh jumlah cairan tubuh
seperti berat badan. Ini juga bisa dipakai untuk menilai status gizi dan keadaan
tumbuh kembang pada anak di dalam kelompok usia prasekolah (Narendra
2002).
         Ketebalan lipatan kulit atau skinfold, dilakukan agar dapat menilai
tebalnya lemak subkutan. Alat yang dapat digunakan adalah Harpenden skinfold
caliper dan pengukuran dilakukan pada daerah biceps, triceps, subskapula dan
daerah panggul. Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler
merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang
merceminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi lipatan kulit akan
menipis dan dalam keadaan gizi yang berlebihan seperti obesitas lipatan kulit
dapat menebal (Narendra, 2002).




                                                          Universitas Sumatera Utara
Selain   menggunakan   pengukuran    antropometrik     untuk   menilai
pertumbuhan anak, dapat juga dilakukan pemantauan terhadap bentuk tubuh,
perbandingan bagian kepala, tubuh dan bagiannya, pertumbuhan rambut
termasuk warna rambut, diameter ketebalan atau ketipisan rambut dan akar
rambut.Pemantauan juga dapat dilakukan terhadap gigi, melihat kapan gigi susu
anak tumbuh atau erupsi dan penggantian dengan gigi permanen (Narendra,
2002).
         Kemajuan perkembangan pada anak dapat ditentukan oleh kemampuan
fungsionalnya yang dicapainya dengan prinsip-prinsip seperti terdapat pola
kemajuan perkembangan yang nyata dan konsisten dan dapat digambarkan
dengan patokan kemampuan perkembangan (milestones) berjenjang yang
penting. Kemajuan perkembangan pada setiap tahap harus dipertimbangkan
tercapai dalam batasan usia yang sesuai patokan dan dalam jangka waktu yang
tepat (Narendra, 2002).
         Perkembangan anak pada fase awal dapat dibagi menjadi 4 aspek
kemampuan fungsional yaitu motorik kasar, motorik halus serta penglihatan,
berbahasa, berbicara dan pendengaran dan juga secara sosial emosi dan perilaku.
Adanya kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat
mempengaruhi       kemampuan-kemampuan       seperti   perhatian,   kemampuan
konsentrasi dan sejauh mana kemampuan individual anak terintegrasi (Narendra,
2002). Terdapat variasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan baik pada
perkembagan motorik sosial maupun perilaku. Kurangnya stimulasi mungkin
berkaitan dengan keterlambatan perkembangan terutama pada kemampuan
berbicara, bahasa dan sosial. Selain mencapai tahap perkembangan, kualitas yang
dicapai juga penting. Anak mungkin akan mencapai tolok ukur berbahasa,
menyusun kalimat, pada tahap yang sesuai akan tetapi tidak mampu atau lemah
dalam berdikusi atau berkomunikasi dengan orang dilingkungannya (Narendra,
2002).




                                                       Universitas Sumatera Utara
Penilaian perkembangan anak kecil dilakukan diprogram kegiatan
 surveilans dan skrining, kepedulian orang tua dan apabila terdapat hal-hal yang
 ganjil ditemukan oleh para profesional pada perkembangan anak (Narendra,
 2002). Skrining perkembangan adalah instrumen yang standard dan valid yang
 telah diteliti kepekaannya untuk mendeteksi gangguan perkembangan pada anak.
 Instrumen standard pengukuran memerlukan kepekaan dan spesifisitas sebanyak
 70-80% (Glascoe, 2004). Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk
 deteksi gangguan perkembangan anak, salah satu yang paling sering digunakan
 secara internasional adalah DDST (Denver Developmental Screening Test)
 (Narendra, 2002). Sedangkan di Indonesia alat yang paling sering digunakan oleh
 para ahli medis seperti dokter, bidan , perawat dan juga dikalangan masyarakat
 oleh petugas PADU terlatih atau Guru TK terlatih, adalah KPSP atau Kuesioner
 Pra Skrining Perkembangan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005).
       KPSP adalah suatu kuesioner yang berisi 9 hingga 10 pertanyaan yang
 disusun merurut umur anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0 hingga 72 bulan.
 Acuan yang digunakan dalam penyusunan KPSP adalah 'Prescreening
 Developmental Questionaire' (PDQ) dari Frankenburg dkk pada tahun 1976.


2.4.   Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
       Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua golongan,
 internal dan eksternal atau faktor lingkungan.
       Faktor internal yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan
 adalah perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin
 (wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki - laki), kelainan gen atau
 kromosom.
       Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu yang
 termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi fetus normal atau tidak, salah satu
 kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh abnormalitas posisi fetus adalah
 club foot. Toksin atau obat-obatan yang bisa menyebabkan kelainan kongenital
 seperti thalidomide. Kelainan gejala endokrin seperti yang dialami oleh ibu hamil
 yang menderita gestational diabetes mellitus, (GDM), bayinya bisa mengalami




                                                           Universitas Sumatera Utara
makrosomia atau kardiomegali atau hiperplasia adrenal. Paparan terhadap sinar
radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata dan jantung. Ibu yang mengalami infeksi pada trimester pertama
dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks) dan penyakit menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung
congenital. Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya
dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana tubuh
sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah janin, dan
akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus, yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak janin. Gangguan fungsi plasenta seperti
anoksia embrio juga dapat mengganggu pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga
berperan penting dalam perkembangan janin.
      Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal, yaitu bila gizi
yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang mencukupi. Jika sang
anak atau bayi mengalami penyakit kronis atau kelainan congenital, serta
lingkungan fisik dan kimia, contohnya adalah tempat tinggal anak sanitasinya
baik atau tidak, kecukupan terpapar dengan sinar matahari untuk membentuk
vitamin D, terpapar terhadap rokok, merkuri dan biji timah hitam, yang
memberikan dampak negatif pada anak. Psikologis sang anak, caranya
berhubungan dan berinteraksi dengan orang sekitarnya, apakah sang anak tidak
dikehendaki oleh orang tuanya dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid
anak dapat mengakibatkan anak mengalami dwarfnism (hypothyroid) atau
gigantism (hyperthyroid) dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio-
ekonomi keluarga sang anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia
tumbuh pada lingkungan yang mendukung atau tidak (Tanuwidjaya, 2002).




                                                           Universitas Sumatera Utara
2.5.   Peyimpangan pada Pertumbuhan
2.5.1. Perawakan Pendek
       Perawakan pendek atau dwarfinism adalah ketinggian yang berada
 dibawah persentil kedua atau 0.4th centile. Hanya 1 dari 50 anak lebih pendek
 dari pada persentil kedua dan hanya 1 dari 250 anak lebih pendek dari 0.4th
 centile. Kebanyakan anak-anak walaupun memiliki badan yang kecil tetap
 berkembang normal namun ada kemungkinan besar ada gangguan patologis pada
 tahap pertumbuhannya (Lissauer, Clayden, 2002).


2.5.2. Perawakan Tinggi
       Walaupun jarang orang tua mengeluh tentang anaknya yang lebih tinggi
 dibandingkan kawan-kawannya, anak-anak remaja merasa cemas pada saat
 pubertal growth spurt, disebabkan tinggi mereka yang meningkat dengan cepat.
 Kebanyakan anak yang tinggi disebabkan genetik orang tua dan juga disebabkan
 karena mengkonsumsi makanan yang berlebihan. Ini mengakibatkan obesitas
 pada anak dan pertumbuhan yang cepat (Lissauer, Clayden, 2002).


2.5.3. Pertumbuhan Kepala Abnormal
       Pertumbuhan pesat kepala terjadi dalam dua tahun pertama dan 80% dari
 ukuran kepala dewasa telah dicapai pada usia 5 tahun. Ini memberi gambaran
 terhadap pertumbuhan otak, namun ukuran besar atau kecilnya kepala biasanya
 juga tergantung terhadap faktor keturunan dan biasanya perlu menggunakan mid-
 parental head percentile untuk menentukannya(Lissauer, Clayden, 2002).
       Pada saat lahir sutura dan fontanel masih belum tertutup. Setelah beberapa
 bulan hidup, sirkumferens kepala bayi akan lebih melebar, terutama ukuran
 badan bayi kecil dibanding umur gestasionalnya. Bagian posterior kepala tertutup
 dalam minggu ke delapan, sedangkan bagian anterior fontanel tertutup dalam 12
 hingga 18 bulan. Jika terjadi kecepatan pada kelebaran sirkumferens kepala,
 maka peningkatan tekanan intrakranial harus di eksklusikan.




                                                         Universitas Sumatera Utara
Berbagai gangguan pertumbuhan kepala yang dialami adalah termasuk
 mikrosefali, makrosefali, kepala asimetris dan kraniositosis (Lissauer, Clayden,
 2002).


2.6.       Penyimpangan pada Perkembangan
2.6.1. Gangguan Perkembangan motorik
           Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu
 seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana pada
 keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat dan faktor lingkungan pula
 seperti anak tidak kesempatan untuk belajar karena terlalu dimanjakan, selalu
 digendong atau diletakkan di babywalker terlalu lama dan juga anak yang
 mengalami deprivasi maternal. Disamping itu, faktor kepribadian anak misalnya
 anak sangat penakut, gangguan retardasi mental juga adalah penyebab
 perkembangan motorik yang lambat. Selain itu, kelainan tonus otot, obesitas,
 penyakit neuromuskular seperti penyakit duchenne muscular dystrophy dan buta
 juga merupakan antara gangguan perkembangan motorik (Soetjiningsih, 2002).


2.6.2. Gangguan Perkembangan bahasa
           Gangguan perkembangan bahasa dapat diakibatkan oleh berbagai faktor
 termasuk faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi yang rendah, kurang
 pergaulan dan kurang interaksi dengan lingkungan sekitarnya, maturasi yang
 lambat, gangguan lateralisasi dan juga masalah yang dialami oleh disleksia dan
 afasia.
           Gagap atau strutter mungkin disebabkan oleh tekanan dari orang tua
 supaya anak berbicara dengan jelas, ada juga kemungkinan disebabkan sang anak
 meniru seseorang dikeluarganya yang gagap, rasa tidak aman dan juga bisa oleh
 kepribadian anak. Penyebab lain yang dapat menganggu perkembangan sang
 anak dalam berbicara adalah kelainan kongenital seperti bibir sumbing atau cleft
 palate lip (Soetjiningsih, 2002).




                                                          Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Retardasi Mental
      Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang
rendah (IQ< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).


2.6.4. Cerebral Palsy
      Cerebral Palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, dan disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan di sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang dalam proses pertumbuhan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).


2.6.5. Sindrom Down
      Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat jumlah
kromosom 21 yang berlebihan. Perkembangan pada anak anak dengan sindrom
down biasanya lebih lambat dari anak yang normal.
      Anak dengan sindrom down biasanya juga menderita kelainan seperti
kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat dan juga masalah biologis
lainya yang dapat berperan dalam menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan menolong diri sendiri (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005).


2.6.6. Gangguan Autisme
      Ini adalah gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat dan mempengaruhi anak
dengan sepenuhnya. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2005).




                                                       Universitas Sumatera Utara
2.6.7. Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah
       Disfungsional susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan
 akedemik yang berada dibawah normal, kelainan perilaku dan juga gangguan
 dalam berinteraksi sosial, salah satu contoh adalah kasus ADHD dan disleksia
 (Soetjiningsih,2002).

2.7.   Gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
       Gizi memegang peran yang penting terhadap pertumbuhan dan
 perkembangan anak. Bermula dari saat bayi ada di dalam kandungan ibu, bila ibu
 mendapat makanan yang mencukupi, maka bayi yang dikandungnya akan lahir
 dengan berat badan lahir bayi normal, sedangkan ibu yang kurang gizi akan
 melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Maka dari itu asupan gizi pada
 ibu hamil harus mendapat perhatian yang lebih terutama pada triwulan terakhir
 kehamilan, karena pada masa itu terjadi proliferasi sel-sel otak yang pesat dan
 akumulasi long chain polyunsaturated fatty acids (LCPUFAs) pada retina dan
 otak yang pesat (Soetjiningsih, IKG, 2002).
       Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, proliferasi sel-sel
 otak dan akumulasi LCPUFAs masih berlangsung; disertai dengan proses
 mielinasi pertumbuhan dendrit dan sinaps yang pesat; sehingga terbentuk
 jaringan otak yang kompleks. Periode kritis pertumbuhan otak terletak pada masa
 triwulan terakhir kehamilan hingga anak berusia tiga tahun. Pada masa kritis ini
 anak harus mendapat gizi yang esensial dan memadai untuk mencukupi
 kebutuhan gizinya (Soetjiningsih, IKG, 2002).
       ASI adalah salah satu sumber yang baik untuk memenuhi kebutuhan anak
karena ASI telah dibuktikan mengandung LCPUFAs dalam jumlah yang memadai
untuk pertumbuhan otak anak. Selain gizi yang baik, pada masa periode kritis
tersebut, anak juga harus mendapat stimulasi mental dini yang memadai dan
dijaga kesehatannya agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik
(Soetjiningsih, IKG, 2002).




                                                         Universitas Sumatera Utara
Pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas disarankan agar memberikan
makanan tambahan untuk mendamping-ASI atau makanan sapihan, bagi bayi
yang tidak disusui lagi oleh ibunya. Proses ini dikenal sebagai proses weaning.
Pada tahap ini diet bayi akan berubah dari ASI saja ke makanan orang dewasa.
Masa transisi ini merupakan masa yang sangat kritikal bagi bayi, karenakan bayi
akan mudah terkena infeksi terutama infeski saluran cerna. Gangguan gizi juga
sering terjadi pada tahap ini disebabkan oleh keluarga atau sang ibu yang kurang
pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan-makanan yang bergizi yang
diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dan juga peran
ekonomi, dimana keluarga sang anak kurang mampu menyediakan makanan yang
bergizi (Soetjiningsih, IKG, 2002).
       Pada anak-anak yang berusia setahun hingga pra-remaja lebih cenderung
mengalami gangguan gizi yang disebabkan oleh asupan-asupan makanan yang
tidak tepat, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
asupan makanan seperti keluarga yaitu orang tua anak dan juga saudara-
saudaranya, media massa dimana gencaran iklan makanan dalam televisi dapat
bermain peran yang besar terhadap makanan asupan. Teman sebaya sang anak
terutama pada anak-anak pra-remaja karena bertambah luasnya kontak sosial anak
dengan lingkungannya maka tidak dapat dihindari. Penyakit dapat juga
berpengaruh terhadap nafsu makan sang anak dan juga asupan makanannya
(Soetjiningsih, IKG, 2002).

2.8.   Penentuan Status Gizi Anak
       Status gizi anak dapat diukur dengan beberapa cara yaitu dengan cara
 pengukuran    antropometrik,   klinik   dan   laboratorik.   Diantara   ketiganya,
 pengukuran antropometrik adalah yang relatif paling sederhana dan banyak
 dilakukan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003).
       Pengukuran antropometrik dilakukan dengan membandingkan pengukuran
 berat badan dibadingkan dengan umur atau dengan perbandingan pengukuran
 berat badan anak dengan tinggi badan anak dengan menggunakan Tabel Berat
 Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002) (Departemen Kesehatan




                                                          Universitas Sumatera Utara
Republik Indonesia, 2003). Dari pengukuran antropometri, status gizi anak dapat
diketahui dan dapat dibagi menjadi; status gizi baik (normal); status gizi kurang
(kurus); status gizi buruk (kurus sekali) dan status gizi lebih (gemuk)
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).




                                                        Universitas Sumatera Utara

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaPpt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaDita Yuniarti
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Istna Zakia Iriana
 
Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2Rizali Avenged
 
Perkembangan fisik motorik remaja
Perkembangan  fisik motorik remajaPerkembangan  fisik motorik remaja
Perkembangan fisik motorik remajaRizali Avenged
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayi
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayiPsikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayi
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayiSendiFebriyanto
 
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdfPjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdfMuhammad Aiman
 
karakteristik perkembangan individu
karakteristik perkembangan individukarakteristik perkembangan individu
karakteristik perkembangan individuBudi Sanjaya Saragih
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikTutik SR
 
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balitaSatuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balitaWarung Bidan
 
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2Mira Sumirah
 
Tumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahTumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahRizman Aji
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 

La actualidad más candente (20)

PKK (ckinda)
PKK (ckinda)PKK (ckinda)
PKK (ckinda)
 
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaPpt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
 
Konsep tumbuh kembang,ppt
Konsep tumbuh kembang,pptKonsep tumbuh kembang,ppt
Konsep tumbuh kembang,ppt
 
Power point pm
Power point pmPower point pm
Power point pm
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
 
Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2
 
Perkembangan fisik motorik remaja
Perkembangan  fisik motorik remajaPerkembangan  fisik motorik remaja
Perkembangan fisik motorik remaja
 
Perkembangan fisik Bayi (0-2 th)
Perkembangan fisik Bayi (0-2 th)Perkembangan fisik Bayi (0-2 th)
Perkembangan fisik Bayi (0-2 th)
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayi
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayiPsikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayi
Psikologi perkembangan sendi perkemabangan masa bayi
 
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdfPjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
 
karakteristik perkembangan individu
karakteristik perkembangan individukarakteristik perkembangan individu
karakteristik perkembangan individu
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
 
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balitaSatuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
 
Masa Emas Tumbuh Kembang Anak
Masa Emas Tumbuh Kembang Anak Masa Emas Tumbuh Kembang Anak
Masa Emas Tumbuh Kembang Anak
 
3 perkembangan-motor-tingkatan-4
3 perkembangan-motor-tingkatan-43 perkembangan-motor-tingkatan-4
3 perkembangan-motor-tingkatan-4
 
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2
Metode Pengembangan Fisik - Modul 1 dan 2
 
Tumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahTumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolah
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 

Destacado

Management and leadership
Management and leadershipManagement and leadership
Management and leadershipMukul Chaudhri
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDREISA Class
 
A.raport colegiul 1 senat
A.raport colegiul 1 senatA.raport colegiul 1 senat
A.raport colegiul 1 senataxasresearch
 
Rekabentuk (1)
Rekabentuk (1)Rekabentuk (1)
Rekabentuk (1)Mohd Smile
 
03. juknis analisis standar proses 2411
03. juknis analisis standar proses 241103. juknis analisis standar proses 2411
03. juknis analisis standar proses 2411Suaidin -Dompu
 
playbill-1415755073-448825759
playbill-1415755073-448825759playbill-1415755073-448825759
playbill-1415755073-448825759karen mcgarry
 
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDAD
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDADIMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDAD
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDADnicolasmontes2899
 
Pp for pictures
Pp for picturesPp for pictures
Pp for picturesmarinmou07
 
African children
African childrenAfrican children
African childrenmakarolia
 
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 241108. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411Suaidin -Dompu
 
Generatie Y = Blended learning
Generatie Y = Blended learningGeneratie Y = Blended learning
Generatie Y = Blended learningArnoud Wonnink
 
Introduction to Parameters in Foreman
Introduction to Parameters in ForemanIntroduction to Parameters in Foreman
Introduction to Parameters in ForemanTomer Brisker
 
Owning copyright and using copyrighted works (November 14, 2012)
Owning  copyright and using  copyrighted works (November 14, 2012)Owning  copyright and using  copyrighted works (November 14, 2012)
Owning copyright and using copyrighted works (November 14, 2012)lmd_presentations
 

Destacado (20)

Management and leadership
Management and leadershipManagement and leadership
Management and leadership
 
Presentacion
PresentacionPresentacion
Presentacion
 
Facebook for education
Facebook for educationFacebook for education
Facebook for education
 
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
 
Planitis mas
Planitis masPlanitis mas
Planitis mas
 
A.raport colegiul 1 senat
A.raport colegiul 1 senatA.raport colegiul 1 senat
A.raport colegiul 1 senat
 
Rekabentuk (1)
Rekabentuk (1)Rekabentuk (1)
Rekabentuk (1)
 
03. juknis analisis standar proses 2411
03. juknis analisis standar proses 241103. juknis analisis standar proses 2411
03. juknis analisis standar proses 2411
 
Reconocimiento grupo 298
Reconocimiento grupo 298Reconocimiento grupo 298
Reconocimiento grupo 298
 
Medio ambiente urbano
Medio ambiente urbanoMedio ambiente urbano
Medio ambiente urbano
 
playbill-1415755073-448825759
playbill-1415755073-448825759playbill-1415755073-448825759
playbill-1415755073-448825759
 
CTN capacities
CTN capacitiesCTN capacities
CTN capacities
 
Nm071 10
Nm071 10Nm071 10
Nm071 10
 
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDAD
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDADIMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDAD
IMPACTO DE LA TECNOLOGÍA EN LA SOCIEDAD
 
Pp for pictures
Pp for picturesPp for pictures
Pp for pictures
 
African children
African childrenAfrican children
African children
 
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 241108. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411
08. juknis analisis l lingkungan eksternal satdik 2411
 
Generatie Y = Blended learning
Generatie Y = Blended learningGeneratie Y = Blended learning
Generatie Y = Blended learning
 
Introduction to Parameters in Foreman
Introduction to Parameters in ForemanIntroduction to Parameters in Foreman
Introduction to Parameters in Foreman
 
Owning copyright and using copyrighted works (November 14, 2012)
Owning  copyright and using  copyrighted works (November 14, 2012)Owning  copyright and using  copyrighted works (November 14, 2012)
Owning copyright and using copyrighted works (November 14, 2012)
 

Similar a Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangREISA Class
 
Asuhan Neonatus
Asuhan NeonatusAsuhan Neonatus
Asuhan NeonatusMeniFuzi
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNyesintabella
 
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdfAgusSaepulMilah
 
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docxPengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx16INDIRAHMAH
 
Perkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPerkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPuputPutriWulan
 
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8NurInsyirah42
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiDhiah Febri
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikfajar riansyah
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptxAnjarVessalius
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
PPT Tahap Perkembangan.pptx
PPT Tahap Perkembangan.pptxPPT Tahap Perkembangan.pptx
PPT Tahap Perkembangan.pptxvacanalong
 
Perkembangan fizikal
Perkembangan fizikalPerkembangan fizikal
Perkembangan fizikalPieja Hanhae
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuAriefiandra Ariefiandra
 
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiZulfa Meizanita
 

Similar a Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (20)

Deteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbangDeteksi dini gangguan tumbang
Deteksi dini gangguan tumbang
 
Asuhan Neonatus
Asuhan NeonatusAsuhan Neonatus
Asuhan Neonatus
 
Anak
AnakAnak
Anak
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
 
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf
5 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN-dikonversi (5) (1).pdf
 
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docxPengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx
Pengertian pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak usia MI.docx
 
Perkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPerkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusia
 
KONSEP TUMBANG ANAK
KONSEP TUMBANG ANAKKONSEP TUMBANG ANAK
KONSEP TUMBANG ANAK
 
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8
BIMBINGAN TINGKAHLAKU MURID MURID BAB 1 - 8
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didik
 
Makalah pp didik
Makalah pp didikMakalah pp didik
Makalah pp didik
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
PPT Tahap Perkembangan.pptx
PPT Tahap Perkembangan.pptxPPT Tahap Perkembangan.pptx
PPT Tahap Perkembangan.pptx
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Perkembangan fizikal
Perkembangan fizikalPerkembangan fizikal
Perkembangan fizikal
 
Perkembangan Individu
Perkembangan IndividuPerkembangan Individu
Perkembangan Individu
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
 
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
 

Más de REISA Class

Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensiREISA Class
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksiREISA Class
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh) REISA Class
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanREISA Class
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011REISA Class
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia diniREISA Class
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanREISA Class
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakREISA Class
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakREISA Class
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normalREISA Class
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakREISA Class
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakPanduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakREISA Class
 

Más de REISA Class (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
sindrom down
sindrom downsindrom down
sindrom down
 
Antibiotika resistensi
Antibiotika resistensiAntibiotika resistensi
Antibiotika resistensi
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
jenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksijenis kulit dan produksi
jenis kulit dan produksi
 
lipid
lipidlipid
lipid
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh)
 
pengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraanpengantar kkewarganegaraan
pengantar kkewarganegaraan
 
Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011Anatomy and embryology of the eye 2011
Anatomy and embryology of the eye 2011
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
karakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dinikarakteristik anak usia dini
karakteristik anak usia dini
 
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuanperbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
perbandingan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
penyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anakpenyimpanan pada pertumbuhan anak
penyimpanan pada pertumbuhan anak
 
mengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anakmengukur pertumbuhan anak
mengukur pertumbuhan anak
 
Ciri bayi normal
Ciri bayi normalCiri bayi normal
Ciri bayi normal
 
Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anak
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anakPanduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
Panduan yankes - bayi berat lahir berbasis perlindungan anak
 

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  • 1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Doyle (2009), pertumbuhan atau physical growth adalah peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu tinggi badan, berat badan dan juga bertambah besarnya ukuran organ kecuali jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak bertambah. Dorland Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme yang disebabkan oleh accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh. Sedangkan Tanuwidjaya (2002), mendefinisikan pertumbuhan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. Doyle (2009) menyatakan bahwa perkembangan adalah peningkatan fungsi dan kapabilitas seorang anak. Dalam mempelajari perkembangan dapat dibagi atas beberapa kategori yang spesifik seperti gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, perkembangan bahasa, sosial dan emosional. Pada anak yang normal, proses perkembangan terjadi dalam kecepatan yang berbeda misalnya ada anak yang berjalan dalam usia yang lebih cepat dari sebagian anak lain namun lambat dalam perkembangan berbicaranya dan Tanuwidjaya (2002) menyebutkan bahwa perkembangan anak ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dan bersifat kualitatif. 2.2.Masa Pertumbuhan dan Perkembagan Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ dalam tubuh. Masa fetus adalah Universitas Sumatera Utara
  • 2. kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9 minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ – organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta sedangkan di daerah otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial dari seri omega 3 dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2002). Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0- 28 hari), masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002). Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya berfungsi berbagai organ – organ tubuhnya yang lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S, 2002). Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2002). Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi perkembangan dengan aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi Universitas Sumatera Utara
  • 3. pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga 10 tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi 2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan transisi periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder (Tanuwidjaya. S, 2002). 2.3. Monitoring pertumbuhan dan perkembangan Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan parameter ukur tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian milestones perkembangan (Narendra, 2002). Penilaian pertumbuhan anak menggunakan parameter ukuran antropometrik yang sering dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit dan lingkaran lengan atas panjang (Narendra, 2002). Untuk berat badan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan seperti timbangan injak. Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena merupakan hasil keseluruhan peningkatan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak dan juga cairan tubuh. Berat badan pada saat ini merupakan indikator yang baik untuk menentukan status gizi anak serta keadaan tumbuh kembang anak (Narendra, 2002). Pengukuran tinggi badan pada usia hingga 2 tahun diukur dengan menggunakan alat infantometer. Bayi dalam posisi berbaring diantara alat, dan satu bagian dari alat menempel dibagian ubun-ubun bayi. Untuk anak usia diatas 2 tahun dapat digunakan alat seperti stadiometer, microtoise, dan tinggi duduk Universitas Sumatera Utara
  • 4. (Narendra, 2002). Tujuan dari pengukuran ini adalah mendapatkan jarak tinggi dari permukaan kepala hingga telapak kaki, atau hingga ujung tulang sacrum pada tinggi duduk. Anak biasanya disarankan untuk menarik nafas dalam-dalam dan berdiri tegak untuk meluruskan posisi tubuh jika sang anak menderita kifosis atau lordosis. Keistimewaan dari pengukuran tinggi badan adalah nilai tinggi badan yang terus meningkat walaupun laju tumbuh akan berubah dari masa ke masa. Tinggi badan hanya menyusut pada usia lanjut maka dari itu nilai tinggi badan dapat digunakan untuk dasar perbandingan terhadap perubahan-perubahan relatif seperti berat badan dan lingkaran lengan atas (Narendra, 2002). Pengukuran lingkaran kepala dilakukan pada daerah occipitofrontal anak, dan mencerminkan volume intrakranial yang merupakan ukuran pertumbuhan otak. Laju tumbuh akan pesat dalam waktu 6 bulan pertama semenjak lahir, dan akan terus berkurang hingga usia 3 tahun. Maka manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas hingga usia 3 tahun kecuali pada kasus hidrosefalus (Narendra, 2002). Lingkaran lengan atas dilakukan dari biasanya pada lengan kiri. Lengan dibiarkan menggantung bebas disamping badan. Batas pengukuran adalah pertengahan antara akromion dan olekranon pada lengan dibengkokkan 90 derajat. Pengukuran lingkaran lengan mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak dipengaruhi terlalu banyak oleh jumlah cairan tubuh seperti berat badan. Ini juga bisa dipakai untuk menilai status gizi dan keadaan tumbuh kembang pada anak di dalam kelompok usia prasekolah (Narendra 2002). Ketebalan lipatan kulit atau skinfold, dilakukan agar dapat menilai tebalnya lemak subkutan. Alat yang dapat digunakan adalah Harpenden skinfold caliper dan pengukuran dilakukan pada daerah biceps, triceps, subskapula dan daerah panggul. Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang merceminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis dan dalam keadaan gizi yang berlebihan seperti obesitas lipatan kulit dapat menebal (Narendra, 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 5. Selain menggunakan pengukuran antropometrik untuk menilai pertumbuhan anak, dapat juga dilakukan pemantauan terhadap bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh dan bagiannya, pertumbuhan rambut termasuk warna rambut, diameter ketebalan atau ketipisan rambut dan akar rambut.Pemantauan juga dapat dilakukan terhadap gigi, melihat kapan gigi susu anak tumbuh atau erupsi dan penggantian dengan gigi permanen (Narendra, 2002). Kemajuan perkembangan pada anak dapat ditentukan oleh kemampuan fungsionalnya yang dicapainya dengan prinsip-prinsip seperti terdapat pola kemajuan perkembangan yang nyata dan konsisten dan dapat digambarkan dengan patokan kemampuan perkembangan (milestones) berjenjang yang penting. Kemajuan perkembangan pada setiap tahap harus dipertimbangkan tercapai dalam batasan usia yang sesuai patokan dan dalam jangka waktu yang tepat (Narendra, 2002). Perkembangan anak pada fase awal dapat dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional yaitu motorik kasar, motorik halus serta penglihatan, berbahasa, berbicara dan pendengaran dan juga secara sosial emosi dan perilaku. Adanya kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan-kemampuan seperti perhatian, kemampuan konsentrasi dan sejauh mana kemampuan individual anak terintegrasi (Narendra, 2002). Terdapat variasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan baik pada perkembagan motorik sosial maupun perilaku. Kurangnya stimulasi mungkin berkaitan dengan keterlambatan perkembangan terutama pada kemampuan berbicara, bahasa dan sosial. Selain mencapai tahap perkembangan, kualitas yang dicapai juga penting. Anak mungkin akan mencapai tolok ukur berbahasa, menyusun kalimat, pada tahap yang sesuai akan tetapi tidak mampu atau lemah dalam berdikusi atau berkomunikasi dengan orang dilingkungannya (Narendra, 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 6. Penilaian perkembangan anak kecil dilakukan diprogram kegiatan surveilans dan skrining, kepedulian orang tua dan apabila terdapat hal-hal yang ganjil ditemukan oleh para profesional pada perkembangan anak (Narendra, 2002). Skrining perkembangan adalah instrumen yang standard dan valid yang telah diteliti kepekaannya untuk mendeteksi gangguan perkembangan pada anak. Instrumen standard pengukuran memerlukan kepekaan dan spesifisitas sebanyak 70-80% (Glascoe, 2004). Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk deteksi gangguan perkembangan anak, salah satu yang paling sering digunakan secara internasional adalah DDST (Denver Developmental Screening Test) (Narendra, 2002). Sedangkan di Indonesia alat yang paling sering digunakan oleh para ahli medis seperti dokter, bidan , perawat dan juga dikalangan masyarakat oleh petugas PADU terlatih atau Guru TK terlatih, adalah KPSP atau Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005). KPSP adalah suatu kuesioner yang berisi 9 hingga 10 pertanyaan yang disusun merurut umur anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0 hingga 72 bulan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan KPSP adalah 'Prescreening Developmental Questionaire' (PDQ) dari Frankenburg dkk pada tahun 1976. 2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua golongan, internal dan eksternal atau faktor lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan adalah perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin (wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki - laki), kelainan gen atau kromosom. Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi fetus normal atau tidak, salah satu kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh abnormalitas posisi fetus adalah club foot. Toksin atau obat-obatan yang bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti thalidomide. Kelainan gejala endokrin seperti yang dialami oleh ibu hamil yang menderita gestational diabetes mellitus, (GDM), bayinya bisa mengalami Universitas Sumatera Utara
  • 7. makrosomia atau kardiomegali atau hiperplasia adrenal. Paparan terhadap sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata dan jantung. Ibu yang mengalami infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dan penyakit menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital. Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana tubuh sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah janin, dan akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus, yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak janin. Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio juga dapat mengganggu pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga berperan penting dalam perkembangan janin. Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal, yaitu bila gizi yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang mencukupi. Jika sang anak atau bayi mengalami penyakit kronis atau kelainan congenital, serta lingkungan fisik dan kimia, contohnya adalah tempat tinggal anak sanitasinya baik atau tidak, kecukupan terpapar dengan sinar matahari untuk membentuk vitamin D, terpapar terhadap rokok, merkuri dan biji timah hitam, yang memberikan dampak negatif pada anak. Psikologis sang anak, caranya berhubungan dan berinteraksi dengan orang sekitarnya, apakah sang anak tidak dikehendaki oleh orang tuanya dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid anak dapat mengakibatkan anak mengalami dwarfnism (hypothyroid) atau gigantism (hyperthyroid) dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio- ekonomi keluarga sang anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia tumbuh pada lingkungan yang mendukung atau tidak (Tanuwidjaya, 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 8. 2.5. Peyimpangan pada Pertumbuhan 2.5.1. Perawakan Pendek Perawakan pendek atau dwarfinism adalah ketinggian yang berada dibawah persentil kedua atau 0.4th centile. Hanya 1 dari 50 anak lebih pendek dari pada persentil kedua dan hanya 1 dari 250 anak lebih pendek dari 0.4th centile. Kebanyakan anak-anak walaupun memiliki badan yang kecil tetap berkembang normal namun ada kemungkinan besar ada gangguan patologis pada tahap pertumbuhannya (Lissauer, Clayden, 2002). 2.5.2. Perawakan Tinggi Walaupun jarang orang tua mengeluh tentang anaknya yang lebih tinggi dibandingkan kawan-kawannya, anak-anak remaja merasa cemas pada saat pubertal growth spurt, disebabkan tinggi mereka yang meningkat dengan cepat. Kebanyakan anak yang tinggi disebabkan genetik orang tua dan juga disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang berlebihan. Ini mengakibatkan obesitas pada anak dan pertumbuhan yang cepat (Lissauer, Clayden, 2002). 2.5.3. Pertumbuhan Kepala Abnormal Pertumbuhan pesat kepala terjadi dalam dua tahun pertama dan 80% dari ukuran kepala dewasa telah dicapai pada usia 5 tahun. Ini memberi gambaran terhadap pertumbuhan otak, namun ukuran besar atau kecilnya kepala biasanya juga tergantung terhadap faktor keturunan dan biasanya perlu menggunakan mid- parental head percentile untuk menentukannya(Lissauer, Clayden, 2002). Pada saat lahir sutura dan fontanel masih belum tertutup. Setelah beberapa bulan hidup, sirkumferens kepala bayi akan lebih melebar, terutama ukuran badan bayi kecil dibanding umur gestasionalnya. Bagian posterior kepala tertutup dalam minggu ke delapan, sedangkan bagian anterior fontanel tertutup dalam 12 hingga 18 bulan. Jika terjadi kecepatan pada kelebaran sirkumferens kepala, maka peningkatan tekanan intrakranial harus di eksklusikan. Universitas Sumatera Utara
  • 9. Berbagai gangguan pertumbuhan kepala yang dialami adalah termasuk mikrosefali, makrosefali, kepala asimetris dan kraniositosis (Lissauer, Clayden, 2002). 2.6. Penyimpangan pada Perkembangan 2.6.1. Gangguan Perkembangan motorik Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana pada keluarganya rata-rata perkembangan motorik lambat dan faktor lingkungan pula seperti anak tidak kesempatan untuk belajar karena terlalu dimanjakan, selalu digendong atau diletakkan di babywalker terlalu lama dan juga anak yang mengalami deprivasi maternal. Disamping itu, faktor kepribadian anak misalnya anak sangat penakut, gangguan retardasi mental juga adalah penyebab perkembangan motorik yang lambat. Selain itu, kelainan tonus otot, obesitas, penyakit neuromuskular seperti penyakit duchenne muscular dystrophy dan buta juga merupakan antara gangguan perkembangan motorik (Soetjiningsih, 2002). 2.6.2. Gangguan Perkembangan bahasa Gangguan perkembangan bahasa dapat diakibatkan oleh berbagai faktor termasuk faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi yang rendah, kurang pergaulan dan kurang interaksi dengan lingkungan sekitarnya, maturasi yang lambat, gangguan lateralisasi dan juga masalah yang dialami oleh disleksia dan afasia. Gagap atau strutter mungkin disebabkan oleh tekanan dari orang tua supaya anak berbicara dengan jelas, ada juga kemungkinan disebabkan sang anak meniru seseorang dikeluarganya yang gagap, rasa tidak aman dan juga bisa oleh kepribadian anak. Penyebab lain yang dapat menganggu perkembangan sang anak dalam berbicara adalah kelainan kongenital seperti bibir sumbing atau cleft palate lip (Soetjiningsih, 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 10. 2.6.3. Retardasi Mental Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). 2.6.4. Cerebral Palsy Cerebral Palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, dan disebabkan oleh karena kerusakan atau gangguan di sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang dalam proses pertumbuhan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). 2.6.5. Sindrom Down Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat jumlah kromosom 21 yang berlebihan. Perkembangan pada anak anak dengan sindrom down biasanya lebih lambat dari anak yang normal. Anak dengan sindrom down biasanya juga menderita kelainan seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat dan juga masalah biologis lainya yang dapat berperan dalam menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan menolong diri sendiri (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005). 2.6.6. Gangguan Autisme Ini adalah gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat dan mempengaruhi anak dengan sepenuhnya. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). Universitas Sumatera Utara
  • 11. 2.6.7. Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah Disfungsional susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan akedemik yang berada dibawah normal, kelainan perilaku dan juga gangguan dalam berinteraksi sosial, salah satu contoh adalah kasus ADHD dan disleksia (Soetjiningsih,2002). 2.7. Gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak Gizi memegang peran yang penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermula dari saat bayi ada di dalam kandungan ibu, bila ibu mendapat makanan yang mencukupi, maka bayi yang dikandungnya akan lahir dengan berat badan lahir bayi normal, sedangkan ibu yang kurang gizi akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Maka dari itu asupan gizi pada ibu hamil harus mendapat perhatian yang lebih terutama pada triwulan terakhir kehamilan, karena pada masa itu terjadi proliferasi sel-sel otak yang pesat dan akumulasi long chain polyunsaturated fatty acids (LCPUFAs) pada retina dan otak yang pesat (Soetjiningsih, IKG, 2002). Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, proliferasi sel-sel otak dan akumulasi LCPUFAs masih berlangsung; disertai dengan proses mielinasi pertumbuhan dendrit dan sinaps yang pesat; sehingga terbentuk jaringan otak yang kompleks. Periode kritis pertumbuhan otak terletak pada masa triwulan terakhir kehamilan hingga anak berusia tiga tahun. Pada masa kritis ini anak harus mendapat gizi yang esensial dan memadai untuk mencukupi kebutuhan gizinya (Soetjiningsih, IKG, 2002). ASI adalah salah satu sumber yang baik untuk memenuhi kebutuhan anak karena ASI telah dibuktikan mengandung LCPUFAs dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak. Selain gizi yang baik, pada masa periode kritis tersebut, anak juga harus mendapat stimulasi mental dini yang memadai dan dijaga kesehatannya agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik (Soetjiningsih, IKG, 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 12. Pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas disarankan agar memberikan makanan tambahan untuk mendamping-ASI atau makanan sapihan, bagi bayi yang tidak disusui lagi oleh ibunya. Proses ini dikenal sebagai proses weaning. Pada tahap ini diet bayi akan berubah dari ASI saja ke makanan orang dewasa. Masa transisi ini merupakan masa yang sangat kritikal bagi bayi, karenakan bayi akan mudah terkena infeksi terutama infeski saluran cerna. Gangguan gizi juga sering terjadi pada tahap ini disebabkan oleh keluarga atau sang ibu yang kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan-makanan yang bergizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dan juga peran ekonomi, dimana keluarga sang anak kurang mampu menyediakan makanan yang bergizi (Soetjiningsih, IKG, 2002). Pada anak-anak yang berusia setahun hingga pra-remaja lebih cenderung mengalami gangguan gizi yang disebabkan oleh asupan-asupan makanan yang tidak tepat, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi asupan makanan seperti keluarga yaitu orang tua anak dan juga saudara- saudaranya, media massa dimana gencaran iklan makanan dalam televisi dapat bermain peran yang besar terhadap makanan asupan. Teman sebaya sang anak terutama pada anak-anak pra-remaja karena bertambah luasnya kontak sosial anak dengan lingkungannya maka tidak dapat dihindari. Penyakit dapat juga berpengaruh terhadap nafsu makan sang anak dan juga asupan makanannya (Soetjiningsih, IKG, 2002). 2.8. Penentuan Status Gizi Anak Status gizi anak dapat diukur dengan beberapa cara yaitu dengan cara pengukuran antropometrik, klinik dan laboratorik. Diantara ketiganya, pengukuran antropometrik adalah yang relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Pengukuran antropometrik dilakukan dengan membandingkan pengukuran berat badan dibadingkan dengan umur atau dengan perbandingan pengukuran berat badan anak dengan tinggi badan anak dengan menggunakan Tabel Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002) (Departemen Kesehatan Universitas Sumatera Utara
  • 13. Republik Indonesia, 2003). Dari pengukuran antropometri, status gizi anak dapat diketahui dan dapat dibagi menjadi; status gizi baik (normal); status gizi kurang (kurus); status gizi buruk (kurus sekali) dan status gizi lebih (gemuk) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). Universitas Sumatera Utara