SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
HUKUM
MENDEL




Selama abad 19 berkembang konsep tentang
heriditas Lamarck
Hipotesa Darwin ‘Pangenesis”
germ sel mengandung semua komponen sel dari
keseluruhan tubuh, yang artinya materi genetik
pada germ sell sama dengan materi genetik yang
ada pada tubuh
Konsep maternal.>< Paternal
EKsperiment Darwin










fenotif suatu tanaman (Pisum sativoum), yang
memiliki sifat
bentuk biji (bundar& keriput),
Warna Biji (Kuning& hijau),
Warna bungga (Putih &merah-unggu),
Perbedaan Bentuk polong (Mengembung & keriput),
Perbedaan kedudukan bunga (Aksial dan terminal)
serta
perbedaan tinggi Tanaman.






Pada tahap awal Mendel Mengisolasi semua jenis
tanaman tersebut dalam tempat yang terpisah dan
melakukan seleksi fenotif (galur murni)
Kemudian dilakukan uji peryerbukan buatan antar
varietas untuk mendapatkan filial pertamanya
berdasarkan pasangan tetuanya. Selanjutnya F1
tersebut ditanam kembali dan dibiarkan terjadi
peryerbukan secara alami untuk mendapatkan F2.
berdasarkan sifat sifat yang muncul dari F2, sifat F3,
dari perkawinan antar F 2. dsb, Mendel menyusun
teori hereditasnya.








Gregor mendel mengembangkan konsep sistim
hereditas dari suatu ekprimen,
bahwa material heriditas berasal dari kedua
induknya (Maternal-Paternal) dalam bentuk unit
terpisah
dimana akan berekspresi dalam anakan pada
generasi berikutnya.
Dari hasil penemuan tentang konsep hereditas ini
mendel disebut sebagai peletak pertama konsep
genetika
hipotesa mendel






Informasi untuk semua sifat (Warna) adalah
faktor tertentu yang diwariskan oleh (Gen)
Gen berada dalam bentuk berpasangan
yang disebut alel.
Pada organisme diploid, alel dominan suatu
gen mungkin menutupi ekspresi alel resesif









Mc Lord ,Avery dan dan Mc Carty.
Disebut sebagai tonggak kedua perkembangan ilmu
genetik karena penjelasannya bahwa gen itu adalah
DNA.
DNA merupakan senyawa nukleotida yang mampu
mengadakan self reproduktif menghasilkan copi
duplikasi
Struktur DNA berhasil ditemukan seiring dengan
perkembangan miskroskop elektron
Watson dan Crik menunjukkan model heliksrangkap dari DNA.
Sifat Pewarisan materi
genetik

Hukum Mendel I & II
Penjelasan lebih lanjut

Bentuk aksi gen dalam
pewarisan suatu fenotif

Dilihat dari jumlah gen pengaur

Aksi gen Tunggal

fenotif

Aksi dua gen

aditif

komplet

Tidak komnplit

Aksi banyak gen

epistatik
GENETIKA IKAN
Ikan memiliki varisi fenotif yang beragam. Ada dua tipe
variasi fenotif:
 Kuantitati variasi, variasi fenotif yang terukur; panjang,
berat.
 Kualitatif variasi, variasi fenotif yang tidak terukur, disebut
juga sebagai fenotif (warna, spot, miror dll)
Kualitatif fenotif sering disebut sebagai genetik mendel..
 Gen bisa berada dalam autosom maupun kromoson sex,.
 Secara umum Ekspresi gen autosom terdiri atas:
Aditif
: tiap alel menghasilkan efek fenotif yang seimbang
Non adiftif : apabila salah satu alel menghasilkan ekpresi
fenotif yang lebih kuat dari alel yang lain
WARNA IKAN
Pada ikan warna yang muncul merupakan pengabungan dari
beberapa tipe pigmentasi:






pigmen hitam dan melanin ada pada melanophore
pigmen kuning ada pada xanthophore
pigmen merah ada pada erythophore
pigmen silver ada pad iridocyte pada sel ephithel
biru pada guanophore

ikan yang kekurangan pigmen melanin/ hitam, terjadi
reduksi/ pengurangan pigmen yang lain sehingga akan
berwarna putih/pale cream dan ikannya disebut sebagai
albino.
BENTUK AKSI GEN
SINGLE GENOTIF
 COMPLET DOMINAN




Aksi dominan muncul jika suatu alel berekspresi
lebih kuat dari alel lainnya. Alel yang memiliki
ekspresi lebih kuat disebut dominan,
sedang yang ekspresinya lemah disebut resesif.
Jika bentuk aksi gen bersifat komplet dominan,
maka hanya ada dua feotif,


Ikan F1 akan menghasilkan ikan berwarna (heterozigot) dan albino,
apabila dikawinkan sesamannya. F2 terdiri dari 3 genotif dan 2
fenotif, dominasi alel warna terhadap alel resesif albino terlihat pada
genotif heterozigot Aa yan menghasilkan fenotif ikan berwarna .

(warna)

AA
AA

F2 (3:1)

><

aa (albino)
Aa
>< Aa

AA

Aa

(F1)

aa
Non komplit dominan
V gen mmenunjukkan jumlah guanophore yang mempengaruhi warna tubuh,
karena dominasinya yang tidak komplit, genotif heterozigotnya menghasilkan




Adalah bentuk dominasi alel
dominan terhadap alel resesif,
tetapi tidak cukup mempengaruhi
fenotif pada kondisi genotif
hetorozigot. Gen yang memiliki
alel non komplit dominan
menghasilkan 3 genotif dan
fenotif.
Pada kondisi heteozigot kedua
alel saling mempengaruhi
membentuk fenotif baru.
Mendekati gen dominan Contoh:
pada ikan Siamese finging fish.

fenotif yang mendekati warna fenotif dominan, dimana pengaruhnya lebih besar
dari pada fenotid resesif sehingga menghasilkan warna yang khas.
Genotif
VV
Vv
vv

Fenotif
Biru tua
Blue
hijau

Hal menarik lagi dari fenomena non komplit dominan terjadi pada Tilapia aureta
yang memiliki gene S sebagai sekspresi gen lethal dominant. Apabila kita
mengawinkan dua ikan seddle back, maka

rasio genotif dan fenotif yang

diharapkan adalah (1:2:1) karena homozigot dominan akan mati maka yang
terlihat hanya (2S+: 1++)
Genotif
SS
S+
++

Fenotif
death
Saddleback (abnormal Dorsal .fin)
normal
C. Aditif


Sifat ini muncul Jika kedua alel sama sama dominan. Kontribusi
pengaruh kedua alel dalam kondisi seimbang terhadap fenotif.
Fenotif Heterozigot adalah intermediat antara dua fenotif
homozigot.
Contoh fenomena aditif pada rainbow trout. Yang memiliki gen G menghasilkan
fenotif golden, palomonia, normal pigmen
Genotif

Fenotif

G’G’
G G’
GG

Golden
palomonia
Normal pigmen
Aksi Dua Gen pada Autosom
Jika dua atau lebih gen independen (autosom), masing2
gen mempengaruhi fenotif, gen tersebut bisa merupakan
bagian dari fenotif atau kombinasi fenotif. Tiap gen
diwariskan secara independen,
DOMINAN
G menghasilkan grey guppies, resesif alel g menghasilkan gold
gupy. Gen Cu mempengaruhi bentuk spine, Cu alel dominan
untuk normal spine, resesif alel cu menghasilkan bentuk spine
curvatur.
Jika dua heterozigot grey gupy dengan normal spine (Gg,Cucu) dikawinkan:
Jantan-betina

G,Cu

G,cu

G,Cu

g,cu

G,Cu
G,cu
G,Cu
g,cu
G : grey
Cu : normal Spine

g : gold
cu Curve spine

Rasio fenotif (9:3:3:1 (Grey-normal S, grey curve S, gold nolmal S, gold Cuve
S) ) karena aksi gen G dan Cu adalah komplit dominan (lihat tabel punnet).
B.


Aditif
Interaksi gen aditif dengan 2 atau lebih loci yang sama dengan aksi
gen tungal. maka ada lebih banyak kemungkinan fenotif karena ada
banyak kemungkinan genotif.
Contoh , warna tubuh melanistik pada stock domestifikasi dari ikan Moly.
Fenotif dikontol oleh gen M dan N. Fenotif melanistik diatur oleh banyaknya
jumlah alel warna M dan N dari pasangan alel (MM,Mm, mm, NN.Nn.nn).
Genotif

Jumlah

Klas warna

alel warna
MM,NN

4

IV b

MM,Nn; MmNN:

3

IV a

Mm,Nn:

2

IIIb

MM,nn; mm,NN

2

IIIa

Mm,nn; mm,Nn

1

II

mm,nn

0

I
Apabila kita mengawinkan dua heterozigot Mm,Nn, frekwensi
fenotif anaknya adalah (Lihat tabel Punet)
..1: 4: 6: 4:1 ( IVb : Iva: III: II: I)
Genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1

Manual prosedur:
Jantan-betina
MN
Mn
mN
NN

MN

Mn

mN

mn
Epistatik


Epistatic adalah interaksi alel dari dua loci atau lebih yang
menghasilkan fenotif yang berbeda dengan produk gen itu
sendiri. Jika kombinasi spesifik alel dari 2 gen menghasilkan
suatu fenotif, maka interaksi normal antara 2 loci menghasilkan
F2. 9:3:3:1 (Lihat tabel Punnet). Jika ada model interaksi
epistatic jumlah fenotif yang muncul berkurang menjadi 2 atau 3
tergantung tipe epistaticnya.
Dominan epistatik


Jika alel dominan pada satu lokus (lokus epistatik), menghasilkan suatu
fenotif tertentu (Khas), Gen kedua dapat berekspresi menghasilkan fenotif
jika locus pertama(epistatik) resesif homozigot. Gen kedua ini
menghasilkan dua fenotif tambahan. Rasio fenotif dominan epistatic F2.
12:3:1 (tabel punnet)



Contoh: kejadian albino pada ikan Goldfish. Yang di kontrol oleh
dominan epistatic. Gen M adalah lokus epistatik mengekspresikan
“dark goldfish”, jika lokus M homozigot (mm), lokus S dapat
menghasilkan pewarnaan “light”(SS dan Ss) dan albino (ss), jika
dua ikan heretozigot dikawinkan (Mm,Ss) maka:
Jantan-betina

MS

Ms

mS

ms

MS
Ms
mS
ms

Rasio Fenotif
Genotif

:12:3:1 (Drak, light, albino)
: 1:2:2:4:1:2:1:2:1

Normal pigmet

+a >< + a Normal pigmet
+

Jantan

a

Betina
+
a

++
+a

Rasio genotif : 1(++): 2 (+a): 1 (aa)
Rasio fenotif : Normal pigmen (3) : albino (1)

+a
aa







Tipe sisik ikan mas diatur oleh gen S dan N dengan aksi gen
dominan epistatik terhadap gen N, (dominan epistatik lethal). Jika
N lokus homozigot maka ikan mati.
Gen S complet dominan terhadap s. Resesif fenotif diatur oleh alel s
dimana akan terjadi penurunan jumlah sisik dan pembesaran sisik
(miror).
Satu alel N merubah sisik ikan menjadi pola garis (leather).
Satu alel S dan N meyebabkan sisik terbatas pada dorsal, ventral dan
lateral line)
Genotif
SS,nn: Ss,nn
Ss nn
SS,Nn: Ss,Nn
Ss,Nn
SS,NN:Ss,NN: ss NN

Fenotif
Scaled
mirror
Line
Leather
Death
Jika heterozigot saling dikawinkan, maka
Jantan-betina

SN

Sn

SN
Sn
nS
ns
Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1
Rasio fenotif: 4:6:2:3:1 (death, line, lether, scaled, miror)

nS

ns
C.2. Resesif epistatik


Terjadi jika genotif resesif pada suatu lokus (lokus
epiststik) menekan ekspresi fenotif lokus lain, genotif
pada lokus kedua hanya dapat berekspresi jika ada alel
dominan pada lokus epistatik(pertama)



Contoh pada warna bola mata ikan Mexican, warna
‘black, brown dan pink pada mata ikan ini diatur oleh gen
ab dan bw. ab lokus epistatik, abab menghasilkan genotif
warna mata pink tampa memperdulikan alel bw, suatu
alel dominan ab(+) diikuti bw menghasilkan fenotif
warna mata brown.
Jika heterozigot saling dikawinkan, maka
Jantan-betina

++

+bw

ab+

abbw

++
+bw
ab+
abbw
Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Rasio fenotif: 9:3:4 (black: brown:pink)
Tabel . Punnet square.
Rasio fenotif F2

Tipe gen aksi
Single autosom gene

3:1

Complet dominan

1:2:1

Incomplite dominan: additiv: codominan
Two autosomal genes, each producing different phenotypes

9:3:3:1

Two genes with complete dominan

3:6:3:1:2:1

Two genes : one complete dominance; the other with either
additive, incomplete dominan or codominn gene action
1:2:1:2:4:2:1:2:1 Two genes, any combination of genes with additive,
codominant or incomplete dominan gene action
Two autosomal genes producing the phenotype thraugh additive interaction
1:4:6:4:1

additive

Two autosomal genes producing the phenotype through epistatik interaction
12:3:1

dominan epistasis

9:3:4

recessive epistasis

9:6:1

duplicate genes with cumulative effects

15:1

duplicate dominace genes

9:7

Duplicate recessive

13:3

Dominan and recessive interaction

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Skl 34. pembentukan gamet
Skl 34. pembentukan gametSkl 34. pembentukan gamet
Skl 34. pembentukan gamet
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifat Pewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Pola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPAPola pola-hereditas XII IPA
Pola pola-hereditas XII IPA
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
 
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
 
Buku cetak!
Buku cetak!Buku cetak!
Buku cetak!
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum MendelPenyimpangan Semu Hukum Mendel
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditas
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
 
Pewarisan sifat kls.9
Pewarisan sifat kls.9Pewarisan sifat kls.9
Pewarisan sifat kls.9
 
Buku Hereditas
Buku HereditasBuku Hereditas
Buku Hereditas
 
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 

Similar a MENDEL MENDELI

Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendelahmaddzul
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptssuserbda8a2
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfWinengRohmah
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelNanda Reda
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanAswin Ndraha
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel editSirod Judin
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx1023LeoniRannuMangir
 
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfPPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfShafrinaLee
 
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...Gita Puspita
 

Similar a MENDEL MENDELI (20)

Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Genetika Mendel
Genetika MendelGenetika Mendel
Genetika Mendel
 
Mendelisme1
Mendelisme1Mendelisme1
Mendelisme1
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendel
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
V.genetika mendel edit
V.genetika mendel editV.genetika mendel edit
V.genetika mendel edit
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdfPPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf
 
Pola hereditas.ppt
Pola hereditas.pptPola hereditas.ppt
Pola hereditas.ppt
 
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...
Istilah-istilah dalam Materi Pewarisan Sifat (Terms in Inheritance Subject Ma...
 
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMABab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
Bab 4 hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA
 

Más de Muhammad Ramdhani (10)

Factbook bapepam-lk-2011
Factbook bapepam-lk-2011Factbook bapepam-lk-2011
Factbook bapepam-lk-2011
 
Gayalorentz
GayalorentzGayalorentz
Gayalorentz
 
Kinematika gerak lurus
Kinematika gerak lurusKinematika gerak lurus
Kinematika gerak lurus
 
Nurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang BunyiNurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang Bunyi
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
 
Evolusi Materi Ipa
Evolusi Materi IpaEvolusi Materi Ipa
Evolusi Materi Ipa
 
Materi Biologi Mutasi
Materi Biologi MutasiMateri Biologi Mutasi
Materi Biologi Mutasi
 
Pola - Pola Hereditas
Pola - Pola HereditasPola - Pola Hereditas
Pola - Pola Hereditas
 

Último

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Último (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

MENDEL MENDELI

  • 2.   Selama abad 19 berkembang konsep tentang heriditas Lamarck Hipotesa Darwin ‘Pangenesis” germ sel mengandung semua komponen sel dari keseluruhan tubuh, yang artinya materi genetik pada germ sell sama dengan materi genetik yang ada pada tubuh Konsep maternal.>< Paternal
  • 3. EKsperiment Darwin        fenotif suatu tanaman (Pisum sativoum), yang memiliki sifat bentuk biji (bundar& keriput), Warna Biji (Kuning& hijau), Warna bungga (Putih &merah-unggu), Perbedaan Bentuk polong (Mengembung & keriput), Perbedaan kedudukan bunga (Aksial dan terminal) serta perbedaan tinggi Tanaman.
  • 4.    Pada tahap awal Mendel Mengisolasi semua jenis tanaman tersebut dalam tempat yang terpisah dan melakukan seleksi fenotif (galur murni) Kemudian dilakukan uji peryerbukan buatan antar varietas untuk mendapatkan filial pertamanya berdasarkan pasangan tetuanya. Selanjutnya F1 tersebut ditanam kembali dan dibiarkan terjadi peryerbukan secara alami untuk mendapatkan F2. berdasarkan sifat sifat yang muncul dari F2, sifat F3, dari perkawinan antar F 2. dsb, Mendel menyusun teori hereditasnya.
  • 5.     Gregor mendel mengembangkan konsep sistim hereditas dari suatu ekprimen, bahwa material heriditas berasal dari kedua induknya (Maternal-Paternal) dalam bentuk unit terpisah dimana akan berekspresi dalam anakan pada generasi berikutnya. Dari hasil penemuan tentang konsep hereditas ini mendel disebut sebagai peletak pertama konsep genetika
  • 6. hipotesa mendel    Informasi untuk semua sifat (Warna) adalah faktor tertentu yang diwariskan oleh (Gen) Gen berada dalam bentuk berpasangan yang disebut alel. Pada organisme diploid, alel dominan suatu gen mungkin menutupi ekspresi alel resesif
  • 7.      Mc Lord ,Avery dan dan Mc Carty. Disebut sebagai tonggak kedua perkembangan ilmu genetik karena penjelasannya bahwa gen itu adalah DNA. DNA merupakan senyawa nukleotida yang mampu mengadakan self reproduktif menghasilkan copi duplikasi Struktur DNA berhasil ditemukan seiring dengan perkembangan miskroskop elektron Watson dan Crik menunjukkan model heliksrangkap dari DNA.
  • 8. Sifat Pewarisan materi genetik Hukum Mendel I & II Penjelasan lebih lanjut Bentuk aksi gen dalam pewarisan suatu fenotif Dilihat dari jumlah gen pengaur Aksi gen Tunggal fenotif Aksi dua gen aditif komplet Tidak komnplit Aksi banyak gen epistatik
  • 9. GENETIKA IKAN Ikan memiliki varisi fenotif yang beragam. Ada dua tipe variasi fenotif:  Kuantitati variasi, variasi fenotif yang terukur; panjang, berat.  Kualitatif variasi, variasi fenotif yang tidak terukur, disebut juga sebagai fenotif (warna, spot, miror dll) Kualitatif fenotif sering disebut sebagai genetik mendel..  Gen bisa berada dalam autosom maupun kromoson sex,.  Secara umum Ekspresi gen autosom terdiri atas: Aditif : tiap alel menghasilkan efek fenotif yang seimbang Non adiftif : apabila salah satu alel menghasilkan ekpresi fenotif yang lebih kuat dari alel yang lain
  • 10. WARNA IKAN Pada ikan warna yang muncul merupakan pengabungan dari beberapa tipe pigmentasi:      pigmen hitam dan melanin ada pada melanophore pigmen kuning ada pada xanthophore pigmen merah ada pada erythophore pigmen silver ada pad iridocyte pada sel ephithel biru pada guanophore ikan yang kekurangan pigmen melanin/ hitam, terjadi reduksi/ pengurangan pigmen yang lain sehingga akan berwarna putih/pale cream dan ikannya disebut sebagai albino.
  • 11. BENTUK AKSI GEN SINGLE GENOTIF  COMPLET DOMINAN   Aksi dominan muncul jika suatu alel berekspresi lebih kuat dari alel lainnya. Alel yang memiliki ekspresi lebih kuat disebut dominan, sedang yang ekspresinya lemah disebut resesif. Jika bentuk aksi gen bersifat komplet dominan, maka hanya ada dua feotif,
  • 12.  Ikan F1 akan menghasilkan ikan berwarna (heterozigot) dan albino, apabila dikawinkan sesamannya. F2 terdiri dari 3 genotif dan 2 fenotif, dominasi alel warna terhadap alel resesif albino terlihat pada genotif heterozigot Aa yan menghasilkan fenotif ikan berwarna . (warna) AA AA F2 (3:1) >< aa (albino) Aa >< Aa AA Aa (F1) aa
  • 13. Non komplit dominan V gen mmenunjukkan jumlah guanophore yang mempengaruhi warna tubuh, karena dominasinya yang tidak komplit, genotif heterozigotnya menghasilkan   Adalah bentuk dominasi alel dominan terhadap alel resesif, tetapi tidak cukup mempengaruhi fenotif pada kondisi genotif hetorozigot. Gen yang memiliki alel non komplit dominan menghasilkan 3 genotif dan fenotif. Pada kondisi heteozigot kedua alel saling mempengaruhi membentuk fenotif baru. Mendekati gen dominan Contoh: pada ikan Siamese finging fish. fenotif yang mendekati warna fenotif dominan, dimana pengaruhnya lebih besar dari pada fenotid resesif sehingga menghasilkan warna yang khas. Genotif VV Vv vv Fenotif Biru tua Blue hijau Hal menarik lagi dari fenomena non komplit dominan terjadi pada Tilapia aureta yang memiliki gene S sebagai sekspresi gen lethal dominant. Apabila kita mengawinkan dua ikan seddle back, maka rasio genotif dan fenotif yang diharapkan adalah (1:2:1) karena homozigot dominan akan mati maka yang terlihat hanya (2S+: 1++) Genotif SS S+ ++ Fenotif death Saddleback (abnormal Dorsal .fin) normal
  • 14. C. Aditif  Sifat ini muncul Jika kedua alel sama sama dominan. Kontribusi pengaruh kedua alel dalam kondisi seimbang terhadap fenotif. Fenotif Heterozigot adalah intermediat antara dua fenotif homozigot. Contoh fenomena aditif pada rainbow trout. Yang memiliki gen G menghasilkan fenotif golden, palomonia, normal pigmen Genotif Fenotif G’G’ G G’ GG Golden palomonia Normal pigmen
  • 15. Aksi Dua Gen pada Autosom Jika dua atau lebih gen independen (autosom), masing2 gen mempengaruhi fenotif, gen tersebut bisa merupakan bagian dari fenotif atau kombinasi fenotif. Tiap gen diwariskan secara independen, DOMINAN G menghasilkan grey guppies, resesif alel g menghasilkan gold gupy. Gen Cu mempengaruhi bentuk spine, Cu alel dominan untuk normal spine, resesif alel cu menghasilkan bentuk spine curvatur.
  • 16. Jika dua heterozigot grey gupy dengan normal spine (Gg,Cucu) dikawinkan: Jantan-betina G,Cu G,cu G,Cu g,cu G,Cu G,cu G,Cu g,cu G : grey Cu : normal Spine g : gold cu Curve spine Rasio fenotif (9:3:3:1 (Grey-normal S, grey curve S, gold nolmal S, gold Cuve S) ) karena aksi gen G dan Cu adalah komplit dominan (lihat tabel punnet).
  • 17. B.  Aditif Interaksi gen aditif dengan 2 atau lebih loci yang sama dengan aksi gen tungal. maka ada lebih banyak kemungkinan fenotif karena ada banyak kemungkinan genotif. Contoh , warna tubuh melanistik pada stock domestifikasi dari ikan Moly. Fenotif dikontol oleh gen M dan N. Fenotif melanistik diatur oleh banyaknya jumlah alel warna M dan N dari pasangan alel (MM,Mm, mm, NN.Nn.nn). Genotif Jumlah Klas warna alel warna MM,NN 4 IV b MM,Nn; MmNN: 3 IV a Mm,Nn: 2 IIIb MM,nn; mm,NN 2 IIIa Mm,nn; mm,Nn 1 II mm,nn 0 I
  • 18. Apabila kita mengawinkan dua heterozigot Mm,Nn, frekwensi fenotif anaknya adalah (Lihat tabel Punet) ..1: 4: 6: 4:1 ( IVb : Iva: III: II: I) Genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Manual prosedur: Jantan-betina MN Mn mN NN MN Mn mN mn
  • 19. Epistatik  Epistatic adalah interaksi alel dari dua loci atau lebih yang menghasilkan fenotif yang berbeda dengan produk gen itu sendiri. Jika kombinasi spesifik alel dari 2 gen menghasilkan suatu fenotif, maka interaksi normal antara 2 loci menghasilkan F2. 9:3:3:1 (Lihat tabel Punnet). Jika ada model interaksi epistatic jumlah fenotif yang muncul berkurang menjadi 2 atau 3 tergantung tipe epistaticnya.
  • 20. Dominan epistatik  Jika alel dominan pada satu lokus (lokus epistatik), menghasilkan suatu fenotif tertentu (Khas), Gen kedua dapat berekspresi menghasilkan fenotif jika locus pertama(epistatik) resesif homozigot. Gen kedua ini menghasilkan dua fenotif tambahan. Rasio fenotif dominan epistatic F2. 12:3:1 (tabel punnet)  Contoh: kejadian albino pada ikan Goldfish. Yang di kontrol oleh dominan epistatic. Gen M adalah lokus epistatik mengekspresikan “dark goldfish”, jika lokus M homozigot (mm), lokus S dapat menghasilkan pewarnaan “light”(SS dan Ss) dan albino (ss), jika dua ikan heretozigot dikawinkan (Mm,Ss) maka:
  • 21. Jantan-betina MS Ms mS ms MS Ms mS ms Rasio Fenotif Genotif :12:3:1 (Drak, light, albino) : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Normal pigmet +a >< + a Normal pigmet + Jantan a Betina + a ++ +a Rasio genotif : 1(++): 2 (+a): 1 (aa) Rasio fenotif : Normal pigmen (3) : albino (1) +a aa
  • 22.     Tipe sisik ikan mas diatur oleh gen S dan N dengan aksi gen dominan epistatik terhadap gen N, (dominan epistatik lethal). Jika N lokus homozigot maka ikan mati. Gen S complet dominan terhadap s. Resesif fenotif diatur oleh alel s dimana akan terjadi penurunan jumlah sisik dan pembesaran sisik (miror). Satu alel N merubah sisik ikan menjadi pola garis (leather). Satu alel S dan N meyebabkan sisik terbatas pada dorsal, ventral dan lateral line) Genotif SS,nn: Ss,nn Ss nn SS,Nn: Ss,Nn Ss,Nn SS,NN:Ss,NN: ss NN Fenotif Scaled mirror Line Leather Death
  • 23. Jika heterozigot saling dikawinkan, maka Jantan-betina SN Sn SN Sn nS ns Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Rasio fenotif: 4:6:2:3:1 (death, line, lether, scaled, miror) nS ns
  • 24. C.2. Resesif epistatik  Terjadi jika genotif resesif pada suatu lokus (lokus epiststik) menekan ekspresi fenotif lokus lain, genotif pada lokus kedua hanya dapat berekspresi jika ada alel dominan pada lokus epistatik(pertama)  Contoh pada warna bola mata ikan Mexican, warna ‘black, brown dan pink pada mata ikan ini diatur oleh gen ab dan bw. ab lokus epistatik, abab menghasilkan genotif warna mata pink tampa memperdulikan alel bw, suatu alel dominan ab(+) diikuti bw menghasilkan fenotif warna mata brown.
  • 25. Jika heterozigot saling dikawinkan, maka Jantan-betina ++ +bw ab+ abbw ++ +bw ab+ abbw Rasio genotif : 1:2:2:4:1:2:1:2:1 Rasio fenotif: 9:3:4 (black: brown:pink)
  • 26. Tabel . Punnet square. Rasio fenotif F2 Tipe gen aksi Single autosom gene 3:1 Complet dominan 1:2:1 Incomplite dominan: additiv: codominan Two autosomal genes, each producing different phenotypes 9:3:3:1 Two genes with complete dominan 3:6:3:1:2:1 Two genes : one complete dominance; the other with either additive, incomplete dominan or codominn gene action 1:2:1:2:4:2:1:2:1 Two genes, any combination of genes with additive, codominant or incomplete dominan gene action Two autosomal genes producing the phenotype thraugh additive interaction 1:4:6:4:1 additive Two autosomal genes producing the phenotype through epistatik interaction 12:3:1 dominan epistasis 9:3:4 recessive epistasis 9:6:1 duplicate genes with cumulative effects 15:1 duplicate dominace genes 9:7 Duplicate recessive 13:3 Dominan and recessive interaction