Kritisi matinya fungsi negara akibat neoliberalisme
Memoar dari penjara indahnya bersahabat dengan amir ht (bagian kedua)
1. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 1/6
Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir
HT (Bagian Kedua)
April 3rd, 2014 by kafi
Oleh: Salim al- Amr
Majalah Al-Waie edisi Arab menerima beberapa memoar dari Yang Terhormat, Salim al-Amr.
Kami telah mempublikasikan sebagian dari memoar itu karena Insya Allah di dalamnya
terdapat pelajaran dan manfaat bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Kami
menyampaikan terima-kasih dan penghargaan kepada Saudara Salim untuk memoar yang
ekspresif dan menggugah ini. Kami memohon kepada Allah SWT untuk memberikan kepada
dia apa yang yang akhirnya akan datang. Semoga Allah menjaga dia dari segala keburukan
dan kejahatan.
Setelah beberapa minggu, Abu Yasin akan menyelesaikan hukumannya dan akan bebas.
Hukumannya adalah tiga setengah tahun. Saya tentu berduka cita karena waktu
pembebasannya segera tiba Ia akan segara berada di antara keluarganya, orang-orang yang
dicintai, dan partainya yang sedang menunggu dengan penuh kesabaran Namun, saat itu
terjadilah suatu peristiwa serius yang di luar dugaan, yakni adanya upaya pembangkangan
terhadap Hizb dari sebagian syabab. Saya tidak menemukan beliau sangat terpengaruh
kecuali pada masa sulit ini. Perkara yang sangat menyakitkan beliau adalah adanya sebagian
orang yang sakit hatinya menebarkan fitnah kepada beliau bahwa dia telah memisahkan diri
dari kepemimpinan Syaikh Abdul Qadim Zallum—semoga Allah SWT merahmati beliau.
Saat banyak orang yang berkunjung membawa berita buruk tentang masalah ini, beliau tidak
menemukan tempat mengadu terkait masalah ini kecuali kepada Allah di sepertiga malam
yang terakhir. Sungguh mulia beliau pada saat bermunajat kepada Allah. Namun, saya semakin
bersedih karena akan berpisah dengan beliau. Beliau merupakan bapak saudara sekaligus
teman saya. Meski beliau mengalami musibah yang sangat berat, beliau selalu berupaya untuk
tidak memperlihatkan masalah ini kepada yang lain.
Saat itu saya belum menjadi syabab Hizb. Saya duduk sendiri dan ber-istikharah kepada Allah
untuk bergabung dan berjuang bersama syababHizbut Tahrir. Setelah ber-istikharah, saya
segera menyampaikan keinginan saya agar beliau memperkenankan saya menjadi salah satu
bagian dari syabab Hizb. Wajah beliau pun berseri dan beliau menebar senyum. Beliau sangat
berkeinginan agar saya bisa menyelesaikan pelajaran dasar dalam Hizb sebelum beliau
keluar. Waktu yang tersisa tinggal seminggu lagi. Hanya saja saya menolak karena sulitnya
kurikulum dan tidak adanya kitab-kitab pendukung. Akhirnya, beliau mengajari saya sebagian
garis-garis besar dan sebagian perkara administratif dalam Hizb sebagai sebuah pemikiran
yang masih bersifat umum. Sejak itu saya merasa bahwa diri saya seolah-olah baru dilahirkan
2. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 2/6
kembali pada tahun 1998, yakni karena mulianya bergabung dengan para syabab Hizbut
Tahrir. Sungguh karunia ini, selain hakikatnya karena Allah, wasilahnya adalah karena Abu
Yasin. Semoga Allah selalu menjaga beliau.
*****
Abu Yassin sangat mengagumi kepribadian Muhammad al-Fatih. Saya ingat bahwa dia pernah
menggambar peta dunia di atas selembar kertas, dalam waktu dua menit, untuk menunjukkan
di mana Komandan Muhammad al-Fatih mencapai penaklukannya.
Ketika saya meminta izin untuk meninggalkan beliau dari duduk untuk pergi tidur, dia akan
berkata kepada saya, “Mudah-mudahan itu menjadi tidur yang baik.” Sebelum terlelap tidur,
beliau selalu memberi kami kata perpisahan, yakni keyakinan yang mendalam akan harapan
mendapat kemuliaan, pertolongan dan keteguhan dari Allah.
Abu Yasin adalah seorang penyair. Bisanya ia menulis beberapa bait bagi para syabab yang
dimuliakan Allah. Dia memiliki diwan (antologi puisi) yang selalu beliau simpan, namun
kemudian disita. Saya masih ingat beberapa bait yang selalu dilantunkannya berkali-kali, di
antaranya:
اﻟﻣﻧون ﻧﺧﺷﻰ ﻻ اﻷرواح ﻧﺑذل – ﺗﮭون دﻧﯾﺎﻧﺎ ﷲ ﺳﺑﯾل ﻓﻲ
Di jalan Allah dunia kita jadi hina/Kita kan pasrahkan nyawa, tak takut mati menimpa
Pada malam pembebasannya, dia menulis beberapa bait sajak untuk menghibur para aktivis
dari organisasi/kelompok lain yang datang untuk mengucapkan selamat atas pembebasannya.
Abu Yasin adalah orang yang paling mulia di antara kami. Ia mengingatkan saya bahwa saya
telah berbuat baik kepada beliau. Itu hanya karena kadang aku melayani kebutuhan beliau.
Beliau berkata, “Engkau telah banyak berbuat baik kepadaku. Aku memohon semoga Allah
mengumpulkan kita kelak di selain tempat ini.”
Padahal realitasnya, andai kata saya berbuat baik kepada beliau setahun penuh maka niscaya
saya tidak akan bisa membalas secuil pun dari kebaikan kepada saya. Beliau tidak tahu
bahwa saya merasakan kenikmatan tersendiri ketika berkhidmat kepada beliau. Allahlah Yang
menjadi saksi akan hal ini.
Abu Yasin dibebaskan dari Penjara Salt. Beliau meninggalkan kesepian yang mendalam di
belakang beliau. Kami merasa sakit akan perpisahan ini selama berbulan-bulan hingga kami
dipindahkan ke Penjara Gurun Jafr di Selatan Jordan.
3. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 3/6
*****
Situasi Penjara Salth mulai bergejolak Ini adalah akibat dari apa yang disebut sebagai kasus
pembunuhan Khaled Meshaal, sementara Zionis Mossad yang melakukan operasi ini dilepas
tanpa dibawa ke pengadilan. Pemerintahan Yordania seolah mengatakan, “Orang-orang
Yahudi adalah milik kita yang paling berharga.”
Sebagai akibat dari kekacauan dalam penjara oleh tahanan politik dan tahanan yang yang
berpikir serius untuk melarikan diri, yakni mereka yang dijatuhi hukuman yang lama, terutama
karena sebagian keluarga Fir’aun (aparat negara) yang menyembunyikan keimanan, mereka
bersiap-siap untuk memudahkan pelarian dari penjara, karena mereka percaya bahwa
keadilan akan berpihak kepada kami.
Setelah pengurus penjara mencurigai urusan ini, mereka memutuskan untuk memindahkan
kami ke Penjara Gurun Jafr di ujung selatan Jordan. Di sepertiga malam yang terakhir, dalam
kegelapan malam, kami dipindahkan setelah mereka mengikat erat mata kami, dan di bawah
penjagaan ketat membawa kami dipindahkan ke Penjara Jafr. Ini terjadi pada akhir tahun 1998.
Penjara Jafr adalah salah satu penjara tertua yang hampir tidak cocok untuk ditempati. Namun,
Allah SWT memberikan karunia kepada kami dengan memberi kami ketenangan dan
kedamaian pada hati kami. Ketika pengurus penjara menyadari bahwa kami merasa betah
dengan tempat itu, mereka menambahkan ke dalam kamar lebih dari 15 tahanan yang
ditangkap dalam kasus narkoba, kekerasan dan yang lainnya dari kasus-kasus kriminal. Aparat
penjara melakukan ini karena mengira bahwa kami akan berbenturan dengan mereka. Namun
sebaliknya, kami menganggap mereka sebagai saudara, memperlakukan mereka dengan baik
dan mulai memengaruhi mereka. Tidak ada seorang pun dari syabab di penjara pada saat itu
kecuali saya dan saya berada di sana sendirian di antara anggota kelompok-kelompok yang
mengadopsi perjuangan bersenjata. Ini adalah ujian.
Kami menjalin hubungan baik dengan para sipir penjara dan mengetahui dari mereka bahwa
para tahanan baru akan dipindahkan besok ke penjara itu. Saya melihat daftar nama-nama
yang ada yang akan dipindahkan itu dari salah satu sipir, dan menemukan bahwa Atha bin
Khalil Abu al-Rashtah ada di dalamnya. Saya tidak tahu bahwa sekali lagi Abu Yasin telah
ditangkap, terutama karena beliau berada di luar penjara hanya empat bulan atau kurang.
Hatiku seakan terbang karena bahagia. Banyak sekali kesulitan yang membawa manfaat.
seolah-olah berita yang baru saja dibaca adalah keputusan akan pembebasan diriku dari
penjara.
Kami berjanji bertemu dengan Abu Yasin pada malam berikutnya. Sungguh, beliau adalah
sebaik-baiknya tawanan dan sebaik-baiknya tamu. Secara jujur, semua orang senang dengan
kedatangan beliau. Beliau adalah orang yang mendapat penghormatan dan layak untuk
mendapatkannya.
4. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 4/6
Pada hari itu, saya mulai mempersiapkan diri untuk belajar selama berada di dalam penjara.
Ayah dan ibuku—semoga Allah SWT melimpahi mereka dengan rahmat-Nya—membawakan
semua buku yang diperlukan. Mereka menertawakanku, bagaimana saya bisa berpikir tentang
belajar. Padahal saya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Saya pun mulai membuat perencanaan dan mulai belajar. Karena keberuntunganku, datanglah
orang yang membangkitkan semangat saya. Beliau adalah Abu Yasin. Beliau mengajari saya
beberapa materi. Sungguh sangat indah uslub-uslub yang beliau bawakan. Beliau
menguraikan materi dengan cepat dan tidak terduga. Materi yang biasanya memerlukan waktu
berbulan-bulan, hanya saya selesaikan kurang dari satu bulan. Semoga Allah SWT membalas
beliau dengan balasan yang berlimpah.
Saya tidak begitu yakin dengan Ahlun-Nushrah (orang-orang yang memiliki kekuatan untuk
memberi dukungan terhadap dakwah). Saya lalu membicarakan hal ini dengan beliau.
Kemudian beliau memberi saya pelajaran praktis dalam hal ini.
Pada suatu hari, beliau memanggil saya seraya berkata, “Bacalah!” Tiba-tiba saya menemukan
sebuah nasyrah (selebaran resmi ) dari Hizbut Tahrir yang baru sampai kepada beliau.
Gerangan siapakah yang menyampaikan nasyrah tersebut kepada beliau? Saya akhirnya
tahu, bahwa kebaikan (perlindungan terhadap dakwah) itu telah terwujud dan
bahwa nushrah itu telah ada (telah siap).
Setelah melewati beberapa bulan, berita tentang amnesti umum terdengar di mana-mana di
penjara setelah kematian Raja Hussein. Itu hanya beberapa hari. Setelah itu kami berada di
luar tembok penjara—Mahasuci Allah yang di Tangan-Nya kunci segala sesuatu.
Kisah pembebasan saya dari penjara adalah salah satu yang menakjubkan dan aneh.
Bagaimana bisa saya dibebaskan, padahal saya dihukum seumur hidup, dan dikecualikan dari
undang-undang amnesti. “Teroris” dikecualikan dari amnesti itu. Namun, karena celah dalam
undang-undang amnesti, saya keluar Padahal saya berada di tahanan dengan hukuman
terpanjang (hukuman seumur hidup). Sebaliknya, teman saya, Ahmad al-Sa’ub, tetap di
penjara. Dia dihukum 10 tahun. Dia telah dipindahkan ke Penjara Sawaqa dalam persiapan
untuk pembebasannya oleh Raja Hussein. Namun kemudian, Raja meninggal, sementara Raja
Segala Raja (Allah SWT) tetap hidup! Saya dibebaskan, sementara Ahmad tetap di Penjara
Sawaqa.
Di sini saya teringat kata-kata Abu Yasin, “Tidak ada yang ditentukan di bumi, kecuali bahwa
hal itu telah ditentukan terlebih dulu di langit.”
*****
5. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 5/6
Selama periode itu, Abu Yasin berpuasa pada sebagian besar hari-harinya. Setiap kali dia
melakukan shalat fardhu, selalu ia ikuti dengan fardhu yang lain sebagai qadha’. Kami bertanya
kepada beliau tentang hal itu. Beliau menjawab, “Di hari-hari masa muda saya, shalat saya
tidak sesempurna yang seharusnya sehingga saya ingin menggantinya.”
Saya melihat Abu Yasin bahagia dalam hari-hari itu dan saya bertanya-tanya mengapa hal itu
terjadi. Beliau mengatakan bahwa partai telah kembali menjadi lebih kuat dari sebelum
terjadinya pembelotan, yang banyak orang berpikir bahwa hal itu akan menjadi akhir Hizbut
Tahrir. Beliau menambahkan, “Saya juga telah menikahkan anak saya Yasin beberapa bulan
yang setelah pembebasan saya. Sebelumnya, Yasin menolak untuk menikah, sementara
ayahnya di penjara. Yang terpenting adalah kami telah keluar dari penjara dengan karunia
Allah.
Beberapa hari kemudian saya datang menemui Abu Yasin, saya mengunjungi beliau di rumah
beliau Kota Rusaifa. Sungguh betapa indahnya pertemuan dan sambutan beliau saat itu. Saya
terlambat datang malam itu. Saya menduga, jamuan malam akan mewah sekali.
Setelah sambutan hangat selama beberapa waktu, beliau meminta anak-anak beliau untuk
membawa makan malam, dan saya terkejut karena mereka membawakan minyak zaitun,
rempah-rempah, telur, dan kentang. Namun, saya bersumpah demi Allah bahwa saya belum
pernah melihat makan malam yang lebih baik dalam hidup saya, meskipun itu sederhana. Jika
beliau mempunyai sesuatu yang lebih baik, pasti itu telah disajikan (Beliau mengajari saya
bahwa berbuat baik adalah dari barang yang ada, seseorang tidak harus mempersulit diri dan
mengada-ada). Beliau telah memberikan suatu pelajaran bahwa saya harus menjadi saya apa
adanya, dan bahwa memuliakan tamu itu adalah dengan sambutan yang baik sebelum dengan
yang lainnya.
Saya menghabiskan malam itu dengan Abu Yasin dan itu adalah malam yang paling indah.
Beliau memberi saya salam perpisahan pada pagi harinya setelah kami berdoa subuh di
masjid. Beliau menjadi imam shalat saat itu.
Saya belum melihat Abu Yasin lagi sejak tahun 1999 hingga hari ini. Saya memohon kepada
Allah SWT untuk memberikan rahmat kepada kita dengan Khilafah setelah Dia memberi
rahmat kepada kita dengan ulama yang mulia ini, Amir Hizbut Tahrir. Semoga Allah dan untuk
membebaskan Yerusalem dan menaklukkan Roma di bawah kepemimpinannya. Sungguh
Allahlah yang akan mengatur dan berkuasa akan hal itu. []
Baca juga :
1. Memoar dari Penjara Indahnya Bersahabat Dengan Amir HT (Bagian I)
2. Memoar dari Penjara dan Indahnya Persahabatan bersama Amir Hizbut Tahrir, Al-
Alim –Al-Jalil Sheikh Ata bin Khalil Abu al- Rashtah
6. 3/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Memoar dari Penjara: Indahnya Bersahabat dengan Amir HT (Bagian Kedua)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/03/memoar-dari-penjara-indahnya-bersahabat-dengan-amir-ht-bagian-kedua/ 6/6
3. Syaikh Abdul Qadim Zallum, Amir Hizbut Tahrir kedua
4. Islam Menyebar Dibalik Jeruji Penjara Negara Bagian AS
5. Hizbut Tahrir Bangladesh Menyatakan Rasa Syukur kepada Allah SWT Atas
Bebasnya Sepuluh Anggota Hizb dari Penjara