Kelompok terdiri dari 7 orang. Model spiral/spiral Boehm merupakan model yang mengkombinasikan prototyping dan waterfall dengan mengidentifikasi resiko secara berulang. Terdiri dari tahap perencanaan, analisis resiko, rekayasa, konstruksi, dan evaluasi yang diulang setiap loopnya. Kelebihannya adalah fleksibel dan mudah mengurangi resiko, namun sulit memastikan kontrol dan butuh waktu lama.
1. Nama kelompok
1. Avinda Femilia
2. Febrianti Nurul Ma’rifah
3. Gati Baitul Mahmudah
4. Juwita Rena NingR
5. Kartika Apriliani
6. Kristina Wulandari
7. Lina Anggraini
2. Model Spiral/Spiral Boehm
• Model spiral Model ini mengadaptasi dua model
perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping
dengan pengulangannya dan model waterfall dengan
pengendalian dan sistematikanya. Model ini dikenal
dengan sebutan Spiral Boehm. Pendekatan alternatif
diusulkan oleh Boehm (1988). Boehm mengusulkan
sebuah model yang secara explisit menjelaskan bahwa
resiko yang disadari mungkin membentuk dasar model
proses umum. Pengembang dalam model ini
memadupadankan beberapa model umum tersebut
untuk menghasilkan produk khusus atau untuk
menjawab persoalan-persoalan tertentu selama proses
pengerjaan proyek.
3. Tahap-tahap spiral
• Siklus spiral dimulai dengan penguraian tujuan-tujuan seperti
performance, kegunaan, dan seterusnya. Cara alternatif
dalam pencapaian tujuan dan hambatan dipergunakan
dengan sebaik-baiknya kemudian diperhitungkan. Setiap
alternatif diperhitungan bertentangan dengan tujuan. Ini
biasanya menghasilkan identifikasi sumber resiko proyek.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi resiko-resiko ini
dengan aktivitas seperti analisis yang lebih detail, pembuatan
model/contoh, simulasi dan seterusnya. Untuk menggunakan
model spiral, Boehm menyarankan sebuah bentuk umum
yang dipenuhi dalam setiap daerah spiral. Bentuk ini mungkin
dilengkapi pada sebuah level abtrak atau perkiraan rinci yang
imbang dari pengembangan produk.
4.
5. Tahap-tahap
• Tahap Liason: pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai
• Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber
informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan
proyek.
• Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang
menjadi resiko baik teknis maupun manajemen.
• Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe
• Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan
pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan
diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan proyek.
• Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan
masukan berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan
instalasi.
6. Setiap loop dibagi dalam 4 sektor
1. Pembuatan tujuan
Tujuan, hambatan dalam proses ataupun produk serta resiko-resiko proyek
ditentukan. Rencana rinci manajemen juga ditulis lengkap. Pembuatan
strategi-strategi alternatif direncanakan sesuai dengan resiko yang ada.
2. Perkiraan dan pengurangan resiko
Untuk setiap resiko yang telah diidentifikasi, akan dibuat analisis rincinya.
Kemudian diambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko. contohnya,
jika ada resiko bahwa persyaratan-persyaratan tidak tepat maka sebuah
model contoh mungkin dapat dikembangkan.
3. Pengembangan dan validasi
Setelah evaluasi resiko, sebuah model pengembangan untuk sistem dipilih
4. Perencanaan
Jika diputuskan untuk melanjutkan pada loop spiral berikutnya maka
proyek dibicarakan kembali dan rencana dibuat untuk tahap selanjutnya.
7. Kelebihan
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan
memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga
mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
8. Kekurangan
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan
evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan
menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak
ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju
kepastian yang absolut