SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
2.1. Aspek Fisik
2.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara berada pada 1 - 4 Lintang Utara dan 98 -
100 Bujur Timur. Provinsi ini berada pada posisi yang strategis karena berada pada jalur
pelayaran Selat Malaka, dimana jalur ini merupakan jalur pelayaran internasional yang
menghubungkan antara Pulau Jawa,Pulau Sumatera dan negara tetangga.
Luas wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 181.860,65 km² yang
terdiri dari daratan seluas 71.680,68 km² atau 3.73 % dari luas wilayah Republik
Indonesia dan lautan seluas 110.000,65 km² yang sebagian besar berada di daratan
Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta
beberapa pulau kecil, baik di perairan bagian barat maupun di bagian timur Pulau
Sumatera. Batas-batas wilayah administrasi provinsi ini adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Provinsi Aceh
Sebelah Timur : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Batas administrasi Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan pada Gambar 4.1.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-2
PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-3
2.1.2. Ketinggian dan Topografi
Secara umum Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah dengan ketinggian yang
bervariasi, yaitu antara 0 sampai 2.000 meter dpl. Wilayah provinsi ini juga meliputi
dataran rendah/pantai, pegunungan dan dataran tinggi, dimana sebagian di antaranya
merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Sesuai dengan ketinggian dan letaknya,
wilayah Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi dalam 3 kawasan, yaitu:
a. Kawasan Pantai Timur, merupakan dataran rendah / pantai yang memanjang dan
berbatasan dengan Selat Malaka. Kawasan ini memiliki topografi landai dan
mengalami tingkat urbanisasi dan konsentrasi penduduk tertinggi.
b. Kawasan Pantai Barat, merupakan dataran rendah dan berbukit serta kepulauan
yang memanjang dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Kawasan ini memiliki
topografi landai dan berbukit, serta mengalami aksesibilitas yang rendah terhadap
pusat pertumbuhan provinsi.
c. Kawasan Dataran Tinggi, merupakan dataran tinggi yang merupakan bagian dari
jajaran Bukit Barisan. Kawasan ini memiliki topografi landai dan berbukit, sebagian
terjal, serta memiliki kota-kota sekunder yang berperan sebagai kolektor dan
distributor komoditas pertanian. Secara keseluruhan, kondisi topografi Provinsi
Sumatera Utara ditunjukkan pada Gambar 2.2.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-4
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA
UTARA
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-5
2.1.3. Hidrologi
2.1.4. Geologi
2.1.5. Potensi Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Provinsi Sumatera Utara dibagi kedalam beberapa kawasan,
yaitu kawasan kawasan rawan massa gerakan tanah/tanah longsor, kawasan rawan zona
patahan aktif, kawasan rawan gelombang pasang air laut/ abrasi/ tsunami, kawasan
rawan banjir/banjir bandang, kawasan rawan angin puting beliung, kawasan rawan
kebakaran hutan, dan kawasan rawan letusan gunung berapi. Wilayah Sumatera Utara
merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap terjadinya longsor
(gerakan tanah), gelombang pasang (tsunami), banjirdan peristiwa gempa.
A. Massa GerakanTanah/ Tanah Longsor
Insiden gerakan tanah di Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
 Kemiringan Lereng.
Kemiringan Lereng yang terjal pada bagian barat Pegunungan Bukit Barisan.
Perbedaan elevasi satu tempat dengan tempat lain menjadi sumber energi gaya
berat untuk mempermudah terjadinya gerakan.
 Kondisi Geologi.
Batuan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara adalah batuan yang
dicacah-cacah oleh patahan-patahan. Di Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) ruas
patahan utama yaitu Renun, Toru dan Angkola. Keadaan geologi lainnya adalah
kedudukan atau kemiringan lapisan tanah dan batuan di daerah (desa, kota)
tersebut. Semakin miring lapisan tanah/batuan maka semakin labil atau semakin
mudah longsor, demikian pula jika kemiringan topografi suatu daerah semakin
curam atau semakin terjal, maka akan semakin mudah longsor.
 Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi terdapat pada daerah perbukitan bagian barat Bukit
Barisan serta disekitar Pegunungan Leuseur. Selanjutnya kondisi dan pola
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-6
pengeringan air hujan yang jatuh di suatu daerah akan menentukan tingkat
kerawanan terjadinya longsor disuatu daerah. Daerah dengan kondisi
pengeringan alamiah (drainage) yang buruk akan menyebabkan genangan yang
melumas bidang gelincir massa batuan dan memicu terjadinya longsor.
 Gempa
Adanya gempa bumi dapat memicu terjadinya longsor, seperti yang terjadi di
Muara Sipongi pada Desember 2006.
 Perubahan Vegetasi & Aktifitas Manusia
Penebangan hutan, alih fungsi lahan pembukaan lahan hutan untuk jalan,
permukiman dan infrastruktur lainnya turut memicu terjadinya gerakan tanah.
Kawasan yang terletak pada daerah rawan massa gerakan tanah/tanah longsor
antara lain pada sebagian besar wilayah Sumatera Utara di sekitar Bukit Barisan
membujur arah Utara – Selatan. Kawasantersebutpada dasarnya potensial terhadap
gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang pasang dan banjir bandang.
Kabupaten yang termasuk dalam kawasan ini adalah Kabupaten Tapanuli Utara
pada Kecamatan Muara, Sipoholon, Dolok Sanggul, Lintong Nihuta, Siborong-
borong, Pagaran, Onan Ganjang, Tarutung, Adian Koting, Pahae JuludanPahae
Jae; Kabupaten Toba Samosir pada Kecamatan Simanindo, Pangururan, Sianjur
Mula-Mula, Harian Boho, Palipi, Onan Runggu, Laguboti, PorseadanHabinsaran;
Kabupaten Tapanuli Tengah pada Kecamatan Barus, Kolang, Tapian Nauli,
LumutdanSibabangun;Kabupaten Mandailing Natal pada Kecamatan Siabu,
Panyabungan, Batang NataldanKotanopan; KabupatenPakpak Bharat; Kabupaten
Dairi pada Kecamatan Tigalingga, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga,
Pegagan, Sumbul, Sidikalang, ParbuluandanKerajaan; Kabupaten Simalungun pada
Kecamatan Dolok Silau, Silimakuta, Dolok Pardamean, Sidamanik, Dolok
PanribuandanGirsang Sipangan Bolon; Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan
Namorambe, STM Hilir, Biriu-biru, Sibolangit, STM HuludanBangun Purba;
Kabupaten Karo pada Kecamatan Mardinding, Kutabuluh, Lau Baleng, Tiga
Binanga, Simpang Empat, Kabanjahe, BarusjahedanMerek; Kabupaten Langkat
pada Kecamatan Padangtualang, Bahorok, Salapian, KwaladanSei Bingai;
Termasuk Pulau Nias bagian Selatan dan bagian Tengah meliputi Kabupaten Nias
Selatan, Kabupaten Nias pada Kecamatan Hiliduho; Kabupaten Nias Barat,
danKota Gunungsitoli.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-7
B. Rawan Zona Patahan Aktif
Di wilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) ruas patahan utama yaitu
Renun, Toru dan Angkola.Kawasan rawan zona patahan aktif yaitu di Wilayah
Pantai Barat Sumatera Utara dan wilayah daratan Sumatera Utara.
C. Rawan Gelombang Pasang Air laut/ Abrasi/ Tsunami
Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa bumi atau
longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang semacam ini bisa melanda
daerah pantai sampai puluhan meter tingginya dan ratusan meter jauhnya dari
pantai, sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada di pantai dan di
daratan, seperti yang tejadi di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26
Desember 2004. Tsunami yang menerjang pantai barat Aceh dan Sumatera Utara
terjadi 20 menit sampai 5 jam setelah gempa tektonik. Kecepatan gelombang
tsunaminya rata rata 50 – 100 kilometer per jam. Di pusat gempa, kecepatan
tsunami Aceh secara teoretis dapat dihitung, yaitu antara 400 - 800 kilometer per
jam. Daerah rawan tsunami tersebar di Pantai Barat pada elevasi kurang dari 5
meter.
Di Provinsi Sumatera Utara yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang air
laut/ abrasi/ tsunami meliputi wilayah pantai timur, pantai barat dan wilayah pantai
Kepulauan Nias.
D. Banjir/Banjir Bandang
Kawasan rawan banjir bandang terletak di sepanjang Pantai Timur yang dilalui oleh
jalur lintas timur Sumatera. Termasuk dalam kawasan ini yaitu Kabupaten
Simalungun pada Kecamatan Silau Kahean, Raya Kahean, Bandar, Pematang
Bandar, Dolok Batunanggar, Tapian Dolok, Siantar, Bosar Maligas, Ujung Padang,
Hutabayu Raja dan Tanah Jawa; Kabupaten Tapanuli Tengah pada Kecamatan
Manduamas, Barus, Sorkam, Kolang, Tapian Nauli, Sibolga, Lumut dan
Sibabangun; Kabupaten Mandailing Natal pada Kecamatan Natal, Muara Batang
Gadis dan Batahan; Kabupaten Langkat pada Kecamatan Pangkalan Susu,
Brandan Barat, Babalan, Besitang, Tanjungpura, Gebang, Secanggang, Hinai,
Stabat, Padangtualang dan Bahorok; Kabupaten Labuhan Batu pada Kecamatan
Panai Hilir, Panai Tengah, Pangkatan dan Bilah Hilir; Kabupaten Labuhan Batu
Utara pada Kecamatan Kualuh Hilir; Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan
Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe, Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai
Labu, Batang Kuis, Beringin dan Lubuk Pakam; Kabupaten Serdang Bedagai pada
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-8
Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan
Sei Rampah.
Termasuk juga pada Kabupaten Nias pada Kecamatan Idano Gawo, Gido;
Kabupaten Nias Utara pada Kecamatan Tuhemberua, Lahewa, Alasa; Kabupaten
Nias Barat pada Kecamatan Mandrehe, Sirombu, Kabupaten Nias Selatan pada
Kecamatan Lolowau, Amandraya, Teluk Dalam, Lahusa; Kota Gunungsitoli pada
Kecamatan Gunungsitoli.
E. Angin Puting Beliung
Pada kawasan Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang
Bedagaidan Kabupaten Mandailing Natal, terdapat kawasan rawan bencana angin
puting beliung.
F. Kebakaran Hutan
Selain peristiwa bencana alam, di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki kawasan
rawan bencana kebakaran hutan antara lain kawasan yang berada di sekitar Danau
Toba.
G. Letusan Gunung Berapi
Terdapat 6 (enam) gunung berapi yang aktif di wilayah Sumatera Utara yakni
Gunung Sorik Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Dolok Martimbang, Gunung
Sibayak, Gunung Pusuk Buhit dan Gunung Sibual-buali. Keenam gunung api
tersebut dapat dibagi kedalam 3 klasifikasi gunung api sebagai berikut:
 Tipe A, yaitu gunung yang pernah tercatat meledak paling tidak sekali sejak
tahun 1600. Gunung api tipe ini paling rentan meletus. Gunung api di Provinsi
Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini ialah Gunung Sorik Merapi di
Kabupaten Mandailing Natal dan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.
 Tipe B, yaitu gunung api aktif yang tercatat tidak pernah meletus sejak tahun
1600. Sumatera Utara memiliki 3 (tiga) gunung api jenis ini, yaitu Gunung
Sibayak di Kabupaten Karo;Gunung Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir; dan
Gunung Sibual-buali di Kabupaten Tapanuli Selatan.
 Tipe C, yaitu gunung yang tidak pernah tercatat meletus. Namun melihat tanda-
tanda di sekitar gunung itu, diyakini gunung itu adalah gunung api. Gunung di
Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini ialah Gunung Dolok
Martimbang/Namoralangit/Hela toba di Kabupaten Tapanuli Utara.
Peta sebaran kawasan rawan bencana dapat dilihat pada Gambar 4.3.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-9
PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-10
2.1.6. Penggunaan Lahan
Data penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara diperoleh berdasarkan hasil interpretasi
citra landsat tahun 2008 yang tertuang dalam dokumen RTRW Provinsi Sumatera
Utara.Hasil interpretasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.4, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut di atas antara lain:
1. Pola penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi 6 jenis guna lahan,
yaitu hutan lindung, hutan produksi, perkebunan, pertanian lahan basah, pertanian
lahan kering dan permukiman (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3).
2. Pola penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 didominasi oleh hutan
produksi, perkebunan dan hutan lindung, dengan proporsi masing-masing sebesar
27,22%, 25,11% dan 24,68% dari luas total daratan. Sementara jenis penggunaan
lahan lainnya meliputi proporsi yang relatif kecil, yaitu pertanian lahan kering sebesar
12,16%, pertanian lahanbasah sebesar 7,84% dan permukiman sebesar 2,98%
(Tabel 2.2).
3. Lahan permukiman pada dasarnya meliputi semua jenis penggunaan lahan
perkotaan, seperti industri, perdagangan dan jasa, perkantoran dan
perumahan/hunian. Karena itu, proporsi lahan permukiman dan persebarannya
mencerminkan pola perkembangan kota.
4. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah Pantai Timur,
yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 57% dari luas areal pertanian Sumatera Utara.
Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat, yaitu seluas ± 69% dari
luas hutan di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan pertanian mendominasi wilayah Pantai
Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan
secara relatif berimbang.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-11
Tabel 2.2
Rekapitulasi Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Proporsi (Ha)
1 Hutan Lindung 1.747.826 24,68
2 Hutan Produksi 1.927.940 27,22
3 Perkebunan 1.778.488 25,11
4 Pertanian Lahan Basah 555.397 7,84
5 Pertanian Lahan Kering 861.203 12,16
6 Permukiman 211.103 2,98
LUAS TOTAL 7.081.957 100,00
Sumber : RTRW Prov. SUmut
Gambar 2.1
Proporsi Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2013
24.68
27.22
25.11
7.84
12.16
2.98
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Perkebunan
Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Permukiman
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N
D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-12
Pola Sebaran Permukiman
Data sebaran permukiman Provinsi Sumatera Utara diperoleh berdasarkan hasil
interpretasi citra landsat tahun 2008 yang tertuang dalam dokumen RTRW Provinsi
Sumatera Utara.Hasil interpretasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut di atas antara lain:
1. Luas total lahan permukiman di Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2008 seluas
211.103 Ha atau 2,98% dari total luas daratan. Lahan permukiman menempati
proporsi terendah dalam pola penggunaan lahan provinsi.
2. Sebagian besar dari lahan permukiman tersebar di wilayah Pantai Timur, yaitu seluas
139.851 Ha atau 66,25% dari total lahan permukiman. Sisanya tersebar di wilayah
Dataran Tinggi, yaitu seluas 47.549 Ha atau 22,52%, dan wilayah Pantai Barat, yaitu
seluas 23.703 Ha atau 11,23 Ha.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I
S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-13
Tabel 2.3 Pola Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara
No Nama Kabupaten /
Kota
Luas (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Luas Pertanian Luas
Kab/Kota HSA HL HP HPT HPK Perkebunan L.
Basah
L.
Kering
Permukiman
1 Nias 82.503 - 29.783 - 6785 990 10967 15070 17019 1889
2 Mandailing Natal 641.480 107.691 118.192 14907 157520 109160 32126 92978 8906
3 Tapanuli Selatan 429.932 14.072 125.270 82126 84028 1512 102523 13549 5788 1064
4 Tapanuli Tengah 230.812 - 55.166 7709 50548 40358 19650 48328 9053
5 Tapanuli Utara 379.908 2.234 62.534 113252 107104 16609 20183 54982 3010
6 Toba Samosir 203.884 22.227 111.726 5389 17417 206 19630 25015 2274
7 Labuhan Batu 269.322 - 27.291 16807 - 185813 21569 14429 3413
8 Asahan 370.276 - 62.745 30271 19987 14914 197650 25489 1698 17522
9 Simalungun 434.313 2.261 27.864 97718 11195 156361 62827 64106 11981
10 Dairi 199.956 278 52.801 12994 64873 3291 9547 55451 721
11 Karo 216.503 22.523 72.611 14521 14640 277 10412 78966 2553
12 Deli Serdang 257.191 22.522 8.963 42782 7455 1027 62210 54998 26806 30428
13 Langkat 614.376 210.043 4.036 41168 56812 170430 31694 79603 20590
14 Nias Selatan 249.369 9.615 84.108 73026 22396 19587 15417 7900 15592 1728
15 Humbang Hasundutan 243.811 63 65.586 59919 16631 18282 36608 46255 467
16 Pakpak Bharat 135.127 6.048 43.703 10330 56995 1729 792 15530
17 Samosir 126.965 - 79.069 16186 2 9238 14592 5393 2485
18 Serdang Bedagai 194.298 - 3.039 20502 7499 79213 62355 3528 18162
19 Batubara 89.440 - 2.899 - 12267 45831 17049 8492 2902
20 Padang Lawas Utara 385.438 3.720 108.041 104942 46723 109520 1795 10321 376
21 Padang Lawas 378.293 27.033 41.181 125323 40314 51502 21259 54684 16997
22 Labuhan Batu Selatan 320.257 1.510 13.195 43942 4173 223282 4117 25154 4884
23 Labuhan Batu Utara 356.187 818 42.937 74622 39771 2577 122456 26979 35647 10380
24 Nias Utara 123.539 - 29.301 4760 12797 4199 19101 9956 42664 761
25 Nias Barat 49.827 - 16.733 - 6771 1812 7735 2553 13755 468
26 Sibolga 1.123 - 226 - - 67 23 235 572
28 Tanjungbalai 5.654 - - - 112 3026 156 1345 1015
29 Pematang Siantar 7.943 - - - - 623 3221 0 4099
30 Tebing Tinggi 3.826 - - - - 834 254 506 2232
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I
S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-14
No Nama Kabupaten /
Kota
Luas (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Luas Pertanian Luas
Kab/Kota HSA HL HP HPT HPK Perkebunan L.
Basah
L.
Kering
Permukiman
31 Medan 29.014 - - - - 337 252 5085 23340
32 Binjai 9.162 - - - - 2873 1248 58 4983
33 Gunung Sitoli 27.633 - 6.138 - - 738 9927 2778 7726 326
34 Padangsidimpuan 14.595 22 8 2573 - 1640 4766 4064 1522
LUAS PROVINSI SUMUT 7.081.957 452.680 1.295.146 1.015.769 864.815 47.356 1.778.488 555.397 861.203 211.103
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-15
PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-16
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-17
2.2. Aspek Perekonomi Wilayah
Pembahasan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Utara akan menguraikan Struktur
Ekonomi, Perkembangan Investasi dan Perkembangan Ekspor Impor dan kondisi
PDRB di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
2.2.1. Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Utara
Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata di Provinsi Sumatera Utara selama 4 tahun
terakhir (2009-2012) sebesar 5,91%. Kabupaten/kota yang memiliki rata-rata
pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Kabupaten Serdang Bedagai yaitu 4,16%
sedangkan laju pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi di Kabupaten Asahan
yaitu -13,03%. Hal ini disebabkan pemekaran yang terjadi dimana beberapa
kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan memisahkan diri dan membentuk
kabupaten baru yaitu Kabupaten Batubara.
Provinsi Sumatera Utara sendiri rata-rata pertumbuhan ekonominya selama 4 tahun
terakhir sebesar 1,89% (tahun 2009 sebesar 5,95%, tahun 2010 4,19%, tahun 2011
3,54% dan tahun 2012 sebesar 4,01%). Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota
lainnya di Provinsi Sumatera Utara maka laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Sumatera Utara tergolong sedang. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel II.7.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-18
TABEL II.7
LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA ATAS DASAR HARGA
KONSTAN TAHUN 2000 DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2009-2012 (%)
No KABUPATEN/KOTA
Tahun
Rata-rata
2009 2010 2011 2012
Kabupaten
1 Nias 5,13 -3,61 4.65 6.75 2.85
2 Mandailing Natal 5,47 5,85 6.12 6.46 3.15
3 Tapanuli Selatan 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55
4 Tapanuli Tengah 5,70 5,14 5.50 6.67 3.04
5 Tapanuli Utara 4,74 5,04 5.44 6.03 2.87
6 Toba Samosir 5.29 5,05 5.17 5.77 5.73
7 Labuhanbatu 3,80 4,14 5.33 6.71 3.01
8 Asahan 4,94 3,00 4.17 -56.30 -13.03
9 Simalungun 2,72 3,06 4.76 5.31 2.52
10 Dairi 5,83 5,34 4.28 5.03 2.33
11 Karo 3,32 4,71 4.96 5.13 2.52
12 Deli Serdang 4,03 5,15 5.44 5.74 2.80
13 Langkat 1,01 3,47 2.88 4.91 1.95
14 Nias Selatan 7,16 -2,12 3.99 4.83 2.21
15 Humbang Hasundutan 5,71 5,65 5.77 6.05 2.95
16 Pakpak Bharat 7,86 7,79 5.66 5.79 2.86
17 Samosir 3,91 4,11 3.64 4.59 2.74
18 Serdang Bedagai 5,49 5,91 6.22 6.25 4.16
19 Batubara 3,80 4,14 5.33 6.71 3.01
20 Padang Lawas Utara 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55
21 Padang Lawas 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55
Kota
1 Sibolga 4,76 4,01 5.22 5.53 2.69
2 Tanjungbalai 5,95 4,19 3.54 4.01 1.89
3 Pematang Siantar 3,83 5,67 5.96 5.12 2.77
4 Tebing Tinggi 5,53 4,38 5.33 5.98 2.83
5 Medan 7,29 6,98 7.76 7.78 3.89
6 Binjai 9,00 5,08 5.32 5.68 2.75
7 Padangsidimpuan 4,63 4,71 5.49 6.18 2.92
Sumatera Utara 5.74 5.48 6.20 6.90 6.08
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2010-2013, Hasil Perhitungan
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-19
Dalam kurun waktu tahun 2008-2012 struktur perekonomian di Provinsi Sumatera
Utara didominasi oleh sektor pertanian dengan nilai berkisar di angka 23,9%-26,3%
sedangkan peranan terkecil dipegang oleh sektor listrik, gas dan air minum dengan
kontribusi berkisar antara 0,74%-0,84%. Secara sektoral ada 3 sektor yang dominan
dalam pembentukan PDRB Provinsi Sumatera Utara yaitu sektor pertanian 23,19%,
sektor industri 23,66% dan perdagangan, hotel dan restoran 18,42%.
2.2.2. Perkembangan Investasi
1) Investasi PMDN
Perkembangan penanaman modal baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA), terus mengalami padang surut dalam lima
tahun belakangan ini, baik dilihat dari jumlah proyek maupun jumlah dana yang
terealisasi. Hanya pada tahun 2009 terjadi sedikit peningkatan nilai investasi yang
terealisasi dan kemudian menurun kembali pada tahun 2010
Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah proyek PMDN direncanakan
sebanyak 73 proyek dengan nilai investasi Rp. 24,62 trilyun, sedangkan realisasi
PMDN yaitu 64 proyek (84%) dengan nilai investasi Rp. 6,25 trilyun (25%).
Tabel II-18
Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara
N
O
TAHU
N
JUMLAH PROYEK INVESTASI (Rp. Juta)
RENCAN
A
REALISAS
I
%
RENCANA REALISASI
%
1 2006 13 10 77% 7.330.166,81 594.245,38 8%
2 2007
14 11 79% 10.627.748.,0
3
1.672.463,3
3
16%
3 2008 18 13 72% 880.881,35 391.333,72 44%
4 2009
22 14 64% 5.575.321,37 2.644.965,2
6
47%
5 2010
6 13 217
%
205.857,56 954.170,40 464
%
Jumlah
Kumulatif
73 61
84%
24.619.975,12
6.257.178,0
9
25%
Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu
Hampir semua bidang usaha diminati dan direalisasi oleh PMDN, dan jika dilihat dari
nilai realisasinya sampai tahun 2010, bidang usaha yang paling diminati, adalah:
perkebunan, industri makanan, industri kimia diikuti oleh bidang usaha industri
kertas, industri logam dasar, industri lainnya dan perhotelan. Sedangkan dibawahnya
adalah pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, tekstil, industri barang
logam, konstruksi, jasa serta perumahan dan perkantoran.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-20
2) Investasi PMA
Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah proyek PMA direncanakan
sebanyak 195 proyek dengan nilai investasi US$ 2,99 milyar, sedangkan realisasi
PMA yaitu 91 proyek (47%) dengan nilai investasi US$ 1,69 milyar (56%).
Tabel II-19
Realisasi Investasi PMAdi Provinsi Sumatera Utara
NO TAHUN
JUMLAH PROYEK INVESTASI (US$.000)
RENCANA REALISASI % RENCANA REALISASI %
1 2006 34 12 35% 1.559.072,88 54.156,31 3%
2 2007 41 26 63% 392.487,90 330.250,53 84%
3 2008 53 24 45% 506.981,44 255.176,02 50%
4 2009 52 20 38% 397.085,24 940.296,46 237%
5 2010 15 9 60% 140.134,41 110.089,62 79%
Jumlah
Kumulatif
195 91 47% 2.995.761,87 1.689.968,94 56%
Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu
Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
mengalami peningkatan dimana tahun 2007 realisasi investasi PMA dari jumlah
proyek meningkat dari 35% pada tahun 2006 menjadi 63% pada tahun 2007 akan
tetapi realisasi investasi ini mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009
dimana masing-masing nilai realisasinya hanya sebesar 45% dan 38 % hal ini
sebagai dampak dari terjadinya krisis ekonomi global dan jatuhnya beberapa bursa
saham dunia yang implikasi langsung pada Foreign Direct Investment ditambah lagi
bahwa beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.
Bidang usaha yang tidak direalisasikan oleh PMA adalah pertambangan, kehutanan
dan pengangkutan. Bidang yang paling diminati adalah industri logam dasar,
perkebunan, kimia, industri lainnya dan barang logam.
Sektor berbasis sumberdaya alam dan industri pengolahnya, serta potensi wisata
alam dan budaya belum menjadi investasi yang dominan, dan selayaknya perlu
semakin didorong kualitasnya sehingga menjadi bidang usaha yang diminati dan
berpersn besar dalam perekonomian Sumatera Utara.
3) Arahan Investasi
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-21
Penyelenggaraan penanaman modal diselenggarakan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pemberian izin penanaman modal yang akan diberikan kepada investor agar
mengacu kepada rencana tata ruang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah.
4) Potensi Investasi
Potensi investasi yang ada di Sumatera Utara sebagian besar adalah perkebunan
serta industri hulu dan hilirnya. Potensi investasi ini berbasis sumberdaya alam dan
budaya masyarakat Sumatera Utara. Pada Tabel 1-20berikut ditampilkan daftar
potensi investasi Provinsi Sumatera Utara.
Tabel II-20
Daftar Potensi Investasi Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten/Kota
Pertanian / Perkebunan Perikanan
Kehutan
an
Tamban
g
Industri
NonMtl
Wisata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 1 1 2 3 1 2 3
Kabupaten
1 Nias x x x x x
2 Mandailing Natal x
3 Tapanuli Selatan x x x x
4 Tapanuli Tengah x x x x x
5 Tapanuli Utara x x x x x x x x x x
6 Toba Samosir x
7 Labuhan Batu x
8 Asahan x x x x
9 Simalungun x x x x
10 Dairi x x x x
11 Karo x x x x
12 Deli Serdang x x x x x x x x x x x x x
13 Langkat x x x x
14 Nias Selatan x x x
15
Humbang
Hasundutan x
16 Pakpak Bharat x x x x x
17 Samosir x
18 Serdang Bedagai x x x x x x x x
19 Batubara
20
Padang Lawas
Utara
21 Padang Lawas
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-22
Kabupaten/Kota
Pertanian / Perkebunan Perikanan
Kehutan
an
Tamban
g
Industri
NonMtl
Wisata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 1 1 2 3 1 2 3
Kota
1 Sibolga x
2 Tanjung Balai
3 Pematangsiantar
4 Tebing Tinggi
5 Medan x x x x x x x x
6 Binjai
7 Padangsidimpuan
Sumbar: RTRW Provinsi Sumatera Utara
Keterangan :
A
Pertanian /
Perkebunan B Perikanan
1 Industri karet 1
Pertambakan
laut
2
Pengolahan Minyak
Sawit 2 Daging Ikan
3 Perkebunan Kopi 3
Penangkapan ikan
lepas
4
Hortikultura (sayur, bunga tanpa
pupuk) 4
Rekreasi, penangkapan
ikan
5
Hortikulture (nenas, pisang,
jambu) C
Potensi hutan (industri
kerajinan kayu)
6
Perkebunan, Pabrik
Coklat D
Pertambangan
(industri semen)
7
Bijian (kelapa, keledai, dan
jagung) E
Industri non
metal
8 Pabrik tembakau 1 Industri kimia
9 Perkebunan, rempah 2
Industri galian non
metal
10 Nilam 3 Pengolahan
F Pariwisata
1
Pengembangan Danau Toba (daerah tujuan wisata, wisata olah raga
air)
2
Pusat Ekspedisi dan
Konveksi
3
Pengembangan Pariwisata Nias (kapal jelajah mini, batik, rekreasi, penangkapan
ikan)
2.2.3. Perkembangan Ekspor-Impor
Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah pengekspor komoditi-komoditi
perkebunan. Saat ini kondisi tersebut masih dan terus berlangsung dan komoditi
ekspor semakin melebar pada komoditi pertanian lainnya, buah dan sayuran. Begitu
juga untuk kebutuhan dalam provinsi membutuhkan bahan/komoditi yang harus
diimpor dari luar negeri, untuk kebutuhan diolah kembali maupun dikonsumsi.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-23
Volume dan nilai perdagangan ekspor Sumatera Utara agak berfluktuasi, sedangkan
nilai impor meningkat stabil. Volume dan nilai ekspor pada tahun 2005 sebesar 8,17
juta ton dengan nilai 4,563 milyar US$, pada tahun 2006 meningkat sebesar 8,7 juta
ton dengan nilai 5,42 milyar US$, tetapi pada tahun 2007 diperkirakan akan menurun
sedikit menjadi 8,39 juta ton dan 3,74 milyar US$.
Volume dan nilai impor Sumatera Utara meningkat dari tahun 2005 sebesar 3,72 juta
ton dengan nilai 1,178 milyar US$, meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,4 juta ton
dan 1,4 milyar US$, tetapi pada tahun 2007 diperkirakan nilai tetap meningkat
sebesar 1,63 milyar US$ walaupun tonase menurun menjadi 3,74 juta ton. Hal ini
menggambarkan bahwa barang-barang yang diimpor adalah barang jadi bernilai
tinggi bukan bahan baku.
Neraca perdagangan luar negeri dari Sumatera Utara selalu surplus. Pada tahun
2005 neraca perdagangan luar negeri sebesar US$ 3,39 M dan meningkat pada
tahun 2006 menjadi sebesar US$ 4,06 M, dan pada tahun 2007 sampai Triwulan II
surplus sudah mencapai US$ 1,37 M.
Pintu gerbang ekspor-impor Sumatera Utara terutama (99,7 % tonase) berada pada
Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Asahan dan Kuala Tanjung di Pantai Timur,
sedang Pelabuhan Sibolga di Pantai Barat digunakan sebagian kecil perdagangan
luar negeri dan hanya untuk mengekspor komoditi yang berasal dari wilayah Pantai
Barat dan sekitarnya.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-24
2.2.4. Kondisi PDRB
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 mengalami
kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2011. Berdasarkan perhitungan PDRB
atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara
adalah sekitar 6,01 persen. Nilan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2012adalah 126.587,62 Milyar Rupiah, pada ahun 2012meningkat menjadi
34.463,95 MilyarRupiah. Untuk melihat rincian jumlah PDRB perlapangan Usaha di
Provinsi Sumatera Utara, dapat diperhatikan pada Tabel II.8 dan Tabel II.9.
TABEL II.8.
PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH KONSTAN 2000
(MILIYAR RUPIAH)
No Sektor/Lapangan Usaha
Jumlah PDRB (Miliar Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
I Primer
1 Pertanian 25 300,64 26 526,92 28040,20 29 390,58 30 778,67
2 Pertambangan dan Penggalian 1 304,35 1 322,98 1400,65 1 494,85 1 525,32
II Sekunder
3 Industri 24 305,23 24 977,11 26015,21 26 548,66 27 513,09
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 772,94 816,00 872,14 943,75 976,09
5 Bangunan 7 090,65 7 554,36 8066,15 8 754,63 9 348,16
III Tersier
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
19 515,52 20 575,43 21919,34 23 693,43
25 406,77
7 Pengangkutan & Komunikasi 9 883,24 10 630,44 11633,90 12 799,43 13 856,60
8 Keuangan 7 479,84 7 939,21 8795,14 9 992,48 11 111,51
9 Jasa-jasa 10 519,96 11 216,75 11976,16 12 969,81 13 947,74
Jumlah
106
172,36
111
559,22
118
718,902
126
587,62
134463,95
Sumber: BPS – Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2013
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-25
GAMBAR 2.3
STRUKTUR PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH KONSTAN
2000 (MILIYAR RUPIAH)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
TABEL II.9
PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH BERLAKU (MILIYAR
RUPIAH)
No Sektor/Lapangan Usaha
Jumlah PDRB (Miliar Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
I Primer
1 Pertanian 48 871,76 54431,19 62 984,34 70 655,87 76 838,11
2 Pertambangan dan Penggalian 2 980,89 3229,57 3 759,75 4 341,19 4 635,32
II Sekunder
3 Industri 51 640,68 55050,58 63 013,45 70 672,27 77 484,96
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 2 073,31 2324,64 2 602,69 2 966,49 3 178,78
5 Bangunan 12 762,99 14901,55 17 519,79 20 172,80 23 595,94
III Tersier
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
41 281,12 44941,66 52 395,32 60 387,52
67 027,28
7 Pengangkutan & Komunikasi 18 568,82 21040,75 24 907,45 28 964,29 32 854,36
8 Keuangan 14 409,71 15728,68 18 163,84 21 887,63 26 442,21
9 Jasa-jasa 21 342,41 24704,99 29 709,88 34 324,37 39 061,18
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-26
Jumlah
213
931,70
236
353,62 275 056,51 314372,44
351
118,16
Sumber: BPS – Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2013
GAMBAR 2.4
STRUKTUR PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH BERLAKU
(MILIYAR RUPIAH)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
Dari tabel dan grafik diatas, dapat diperhatikan bahwa lapangan usaha yang memberi
kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara adalah sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran yang disusul oleh sektor Industri dan Sektor Pertanian. Sedangkan
sektor yang paling sedikit memberi kontribusi adalah sektor Listrik, Gas, dan Air Minum.
2.3.1. Laju PertumbuhanPDRB Provinsi Sumatera Utara
Secara umum laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara mengalami
pertumbuhan sebesar 8,8 % dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Untuk lebih jelasnya
mengenai laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel II.10
dan Gambar 2.8.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-27
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-28
TABEL II.10
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH
KONSTAN 2000 (%)
No Lapangan Usaha 9Sektor
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 4.8 5.7 4.8 4.7
2 Pertambangan dan Penggalian 1.4 5.9 6.7 2.0
3 Industri 2.8 4.2 2.1 3.6
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 5.6 6.9 8.2 3.4
5 Bangunan 6.5 6.8 8.5 6.8
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran 5.4 6.5 8.1 7.2
7 Pengangkutan & Komunikasi 7.6 9.4 10.0 8.3
8 Keuangan 6.1 10.8 13.6 11.2
9 Jasa-jasa 6.6 6.8 8.3 7.5
Laju Sumatera Utara 5.1 6.4 6.6 6.2
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
GAMBAR 2.5
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH
BERLAKU
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-29
2.3. Aspek Kependudukan
2.3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Data jumlah dan persebaranpenduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data
Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2013 dan data Sensus Penduduk Tahun 2010
(sumber : BPS).Data kependudukan dirinci menurut kabupaten/kota dimana keseluruhannya
dikelompokkan dalam 4 kawasan (Pantai Timur, Dataran Tinggi, Pantai Barat dan
Kepulauan Nias).Data jumlah dan persebaran penduduk ditunjukkan pada Tabel 4.4. dan
Tabel 4.5.
Tabel 2.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
No. Kabupaten/Kota
Luas Wilayah
(km2
)
PendudukTahun 2012
PembagianKa
wasanJumlah Kepadatan
(Jiwa/km2
)(Jiwa)
1 Nias 980,32 132,860 136 Kep. Nias
2 Mandailing Natal 6.620,70 410,931 62 Pantai Barat
3 Tapanuli Selatan 4.352,86 268,095 62 DataranTinggi
4 Tapanuli Tengah 2.158,00 318,908 148 Pantai Barat
5 Tapanuli Utara 3.764,65 283,871 75 DataranTinggi
6 Toba Samosir 2.352,35 174,865 74 DataranTinggi
7 Labuhan Batu 2.561,38 424,644 166 PantaiTimur
8 Asahan 3.675,79 677,876 184 PantaiTimur
9 Simalungun 4.386,60 830,986 189 DataranTinggi
10 Dairi 1.927,80 273,394 142 DataranTinggi
11 Karo 2.127,25 358,823 169 DataranTinggi
12 Deli Serdang 2.486,14 1,845,615 742 PantaiTimur
13 Langkat 6.263,29 976,885 156 PantaiTimur
14 Nias Selatan 1.625,91. 294,069 181 Kep. Nias
15 Humbang Hasundutan 2.297,20 174,765 76 DataranTinggi
16 Pakpak Bharat 1.218,30 41,492 34 DataranTinggi
17 Samosir 2.433,50 121,594 50 DataranTinggi
18 Serdang Bedagai 1.913,33 604,026 316 PantaiTimur
19 Batu Bara 904,96 381,023 421 PantaiTimur
20 Padang Lawas Utara 3.918,05 229,064 58 DataranTinggi
21 Padang Lawas 3.892,74 232,166 60 DataranTinggi
22 Labuhan Batu Selatan 3.116,00 284,809 91 PantaiTimur
23 Labuhan Batu Utara 3.545.80 335,459 1 PantaiTimur
24 Nias Utara 1.501,63 128,533 86 Kep. Nias
25 Nias Barat 544,09 82,701 152 Kep. Nias
26 Kota Sibolga 10,77 85,852 7971 Pantai Barat
27 Kota Tanjungbalai 61,52 157,175 2555 PantaiTimur
28 Kota Pematang Siantar 79,97 236,947 2963 DataranTinggi
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-30
No. Kabupaten/Kota
Luas Wilayah
(km2
)
PendudukTahun 2012
PembagianKa
wasanJumlah Kepadatan
(Jiwa/km2
)(Jiwa)
29 Kota Tebing Tinggi 38,44 147,771 3844 PantaiTimur
30 Kota Medan 265,10 2,122,804 8008 PantaiTimur
31 Kota Binjai 90,24 250,252 2773 PantaiTimur
32 Kota Padangsidimpuan 114,65 198,809 1734 DataranTinggi
33 Kota Gunungsitoli 469,36 128,337 273 Kep. Nias
Provinsi Sumatera Utara 71.680,68 13,215,401 184
Sumber : Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2013
Tabel 2.5
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/Kota
JumlahPenduduk
PembagianKawasan
2000 2010
1 Nias 683,416 132,329 Kep. Nias
2 Mandailing Natal 359,849 403,894 Pantai Barat
3 Tapanuli Selatan 734,364 264,108 DataranTinggi
4 Tapanuli Tengah 244,679 310,962 Pantai Barat
5 Tapanuli Utara 407,711 278,897 DataranTinggi
6 Toba Samosir 304,125 172,933 DataranTinggi
7 LabuhanBatu 844,924 414,417 PantaiTimur
8 Asahan 935,855 667,563 PantaiTimur
9 Simalungun 855,802 818,104 DataranTinggi
10 Dairi 292,857 269,848 DataranTinggi
11 Karo 283,713 350,479 DataranTinggi
12 Deli Serdang 1,959,488 1,789,243 PantaiTimur
13 Langkat 906,565 966,133 PantaiTimur
14 Nias Selatan * - 289,876 Kep. Nias
15 HumbangHasundutan
*
- 171,687 DataranTinggi
16 Pakpak Bharat * - 40,481 DataranTinggi
17 Samosir * - 119,650 DataranTinggi
18 SerdangBedagai * - 593,803 PantaiTimur
19 Batubara * - 374,535 PantaiTimur
20 Padang Lawas Utara * - 223,049 DataranTinggi
21 Padang Lawas * - 223,480 DataranTinggi
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-31
No. Kabupaten/Kota
JumlahPenduduk
PembagianKawasan
2000 2010
22 LabuhanBatu Selatan
*
- 277,549 PantaiTimur
23 LabuhanBatu Utara * - 331,660 PantaiTimur
24 Nias Utara * - 127,530 Kep. Nias
25 Nias Barat * - 81,461 Kep. Nias
26 Sibolga 82,310 84,444 Pantai Barat
27 TanjungBalai 132,438 154,426 PantaiTimur
28 PematangSiantar 241,524 234,885 DataranTinggi
29 TebingTinggi 125,006 145,180 PantaiTimur
30 Medan 1,905,587 2,109,339 PantaiTimur
31 Binjai 213,760 246,010 PantaiTimur
32 Padangsidimpuan * - 191,554 DataranTinggi
33 Gunungsitoli * - 125,566 Kep. Nias
JUMLAH 11,513,973 12,985,075
Sumber :Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010
Keterangan : * Kabupaten/Kota hasil pemekaran
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-32
Tabel 2.6
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kawasan
No. Kawasan
2000 2010
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1 PantaiTimur 7,023,623 61.00 8,069,858 62.15
2 DataranTinggi 3,120,096 27.10 3,359,155 25.87
3 Pantai Barat 686,838 5.97 799,300 6.16
4 KepulauanNias 683,416 5.94 756,762 5.83
11,513,973 100.00 12,985,075 100.00
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2014.
Gambar 2.2.
Proporsi Penduduk Menurut Kawasan di Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013
62.15
25.87
6.16
5.83
Pantai Timur
Dataran Tinggi
Pantai Barat
Kepulauan Nias
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-33
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain:
1. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 sebesar 13.215.401 jiwa,
sementara kepadatan penduduk sebesar 184 jiwa/km2
. Angka tersebut berarti bahwa
Provinsi Sumatera Utara memiliki penduduk dengan jumlah terbesar di Pulau
Sumatera, atau keempat terbesar secara nasional (setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa
Timur dan Jawa Tengah).
2. Penduduk Provinsi Sumatera Utara tersebar di berbagai kabupaten/kota dimana jumlah
penduduk terbesar berada di Kota Medan, yaitu sebanyak 2.122.804 jiwa, diikuti oleh
Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebanyak 1.845.615 jiwa. Jumlah penduduk terendah
berada di Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Barat dan Kota Sibolga, masing-masing
sebanyak 41,492 jiwa, 82,701 jiwa dan 85,852 jiwa.
3. Untuk dapat melihat pola persebaran penduduk, kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara dikelompokkan menjadi 4 kawasan, yaitu Kawasan Pantai Timur, DataranTinggi,
Pantai Barat dan KepulauanNias.
4. Lebih dari separuh penduduk Provinsi Sumatera Utara berada di Kawasan Pantai Timur
dan cenderung semakin terkonsentrasi di kawasan tersebut. Bila padaTahun 2000,
terdapat sebesar 61% penduduk yang berada di Kawasan Pantai Timur, maka pada
Tahun 2010 telah menjadi sebesar 62,15% (Tabel 4.6). Di sisi lain, Kawasan Dataran
Tinggi dan Kepulauan Nias mengalami penurunan proporsi, sedangkan Kawasan
Pantai Barat mengalami kenaikan proporsi yang tidak signifikan (0,19%).
5. Terkonsentrasinya penduduk di Kawasan Pantai Timur berkaitan erat dengan pola
urbanisasi dan migrasi antarkawasan di Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut
mengindikasikan tingginya proses urbanisasi di Kawasan Pantai Timur yang
perwujudannya adalah pembentukan wilayah perkotaan Medan dan Sekitarnya
(memunculkan konsep KSN Mebidangro) serta tumbuhnya kota-kota utama di
sepanjang jalur transportasi Lintas Timur (Stabat, Binjai, Medan, TebingTinggi, Kisaran,
Rantau Prapat, dll). Hal ini juga mengindikasikan bahwa telah terjadi proses migrasi
dari berbagai kawasan di Provinsi Sumatera Utara menuju Kawasan Pantai Timur.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-34
PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-35
2.3.2.Laju Pertumbuhan Penduduk
Data laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data Sensus
Penduduk (sumber : BPS) mulai Tahun 1961 sampai 2010. Data laju pertumbuhan
penduduk ditunjukkan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8, dan Gambar 4.2.
Tabel 2.7
Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1961 4.964.734
1971 6.621.831
1980 8.360.894
1990 10.256.027
2000 11.513.973
2010 12.982.204
Sumber: BPS, Sensus Penduduk Tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010.
Tabel 2.8
Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Periode
PertambahanJumlah
Penduduk
(Jiwa)
Laju Pertumbuhan
Rata-Rata
(%)
1961-1971 1,657,097 3.34
1971-1980 1,739,063 2.92
1980-1990 1,895,133 2.27
1990-2000 1,257,946 1.23
2000-2010 1,468,231 1.28
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-36
Gambar 2.3
Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain:
1. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara terus mengalami kenaikan selama 5
dekade terakhir (1961-2010). Dalam 5 dekade tersebut, jumlah penduduk provinsi
telah bertambah lebih dari 2 kali lipat, yaitu dari 4,9 juta pada Tahun 1961 menjadi
12,9 juta pada Tahun 2010.
2. Laju pertumbuhan rata-rata tertinggi terjadi pada periode 1961-1971, yaitu 3,34% per
tahun, lalu secara bertahap terus menurun sampai periode 1990-2000, yaitu 1,23% per
tahun.
3. Pada periode 2000-2010 laju pertumbuhan rata-rata sedikit meningkat, yaitu 1,28%
per tahun.
-
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
1961 1971 1980 1990 2000 2010
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-37
2.3.3.Komposisi Penduduk
a) Penduduk Perkotaan dan Perdesaan
Data penduduk perkotaan dan perdesaan Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data
Sensus Penduduk (sumber : BPS) Tahun 2000 dan 2010 (Tabel 4.2 dan Gambar 4.2).
Berdasarkan data tersebut didapatkan beberapa informasi antara lain:
1. Proporsi penduduk perkotaan provinsi mengalami kenaikan selama periode 2000-2010,
yaitu dari 43,06% menjadi 49,16%. Sebaliknya, proporsi penduduk desa mengalami
penurunan dari 56,94% menjadi 50,84% pada periode yang sama.
2. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini separuh dari penduduk Provinsi
Sumatera Utara telah menjadi penduduk perkotaan (urban). Bila kecenderungan ini
terus berlangsung, maka pada dekade selanjutnya sebagian besar dari penduduk
provinsi akan menjadi penduduk perkotaan (urban). Hal ini sekaligus menunjukkan
semakin meningkatnya kebutuhan dan tingkat permasalahan di wilayah perkotaan
termasuk didalamnya adalah perumahan dan permukiman seperti backlog, permukiman
kumuh, permukiman ilegal dan sebagainya.
3. Kota-kota di Provinsi Sumatera Utara umumnya sudah memiliki proporsi penduduk
perkotaan yang tinggi, kecuali Kota Gunungsitoli (28,5%). Sementara kabupaten yang
memiliki proporsi penduduk perkotaan yang tinggi adalah Kabupaten Deli Serdang
(75,7%), Labuhan Batu (40%) danAsahan (39,4%). Hal ini menjadi indikasi bahwa
permasalahan perkotaan termasuk perumahan dan permukiman yang kompleks terjadi
di kabupaten/kota tersebut.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-38
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Provinsi Sumatera Utara
Tahun
Perkotaan Perdesaan Perkotaan +
Perdesaan
(Jiwa)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
2000 4.955.171 43,06 6.551.637 56,94 11.506.808
2010 6.382.672 49,16 6.599.532 50,84 12.982.204
Sumber : BPS, Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010.
Gambar 2.4
Pertumbuhan Penduduk Perkotaan Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Hasil Anlisis Konsultan, 2014
Perkotaan
Perdesaan
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
2000 2010
Perkotaan
Perdesaan
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-39
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Perkotaan Perdesaan Perkotaan +
Perdesaan
1 Nias 1.573 129.804 131.377
2 Mandailing Natal 67.712 337.233 404.945
3 Tapanuli Selatan 11.862 251.953 263.815
4 Tapanuli Tengah 79.047 232.185 311.232
5 Tapanuli Utara 29.590 249.667 279.257
6 Toba Samosir 42.977 130.152 173.129
7 Labuhan Batu 166.148 248.962 415.110
8 Asahan 263.320 404.952 668.272
9 Simalungun 259.904 557.816 817.720
10 Dairi 48.604 221.449 270.053
11 Karo 90.748 260.212 350.960
12 Deli Serdang 1.355.844 434.587 1.790.431
13 Langkat 320.159 647.376 967.535
14 Nias Selatan 9.277 280.431 289.708
15 Humbang Hasundutan 21.866 149.784 171.650
16 Pakpak Bharat 1.765 38.740 40.505
17 Samosir 11.427 108.226 119.653
18 Serdang Bedagai 217.846 376.537 594.383
19 Batu Bara 119.996 255.889 375.885
20 Padang Lawas Utara 12.333 211.198 223.531
21 Padang Lawas 24.015 201.244 225.259
22 Labuhan Batu Selatan 54.401 223.272 277.673
23 Labuhan Batu Utara 44.927 285.774 330.701
24 Nias Utara 3.155 124.089 127.244
25 Nias Barat 0 81.807 81.807
26 Kota Sibolga 84.481 0 84.481
27 Kota Tanjungbalai 154.445 0 154.445
28 Kota Pematang Siantar 234.698 0 234.698
29 Kota Tebing Tinggi 145.248 0 145.248
30 Kota Medan 2.097.610 0 2.097.610
31 Kota Binjai 235.450 10.704 246.154
32 Kota Padangsidimpuan 136.275 55.256 191.531
33 Kota Gunungsitoli 35.969 90.233 126.202
Provinsi Sumatera Utara 6.382.672 6.599.532 12.982.204
Sumber : BPS, Sensus Penduduk Tahun 2010.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-40
b) Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Datapenduduk menurut mata pencaharian bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber :
BPS) Tahun 2000 dan 2010. Mata pencaharian dibagi menjadi 7 kategori dan dibagi
menurut kabupaten/kota. Datapenduduk menurut mata pencaharianditunjukkan pada Tabel
4.11 dan Tabel 4.12.
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain:
1. Data penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan antara lain pergeseran
struktur mata pencaharian, struktur perekonomian serta tingkat perkembangan kota.
2. Dalam kurun waktu 2000-2010, Provinsi Sumatera Utara mengalami pergeseran
struktur mata pencaharian yang cukup signifikan yang ditandai meningkatnya proporsi
sektor sekunder (industri) dan tersier (perdagangan dan jasa). Sektor sekunder
meningkat dari 5,22% menjadi 6,41%, sementara sektor tersier meningkat dari 42,44%
menjadi 46,68%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir proporsi pekerja /
rumah tangga pada sektor-sektor perkotaan meningkat pesat.
3. Dalam kurun waktu yang sama, terjadi juga pergeseran yang signifikan antar sub sektor
pertanian dimana sub sektor pertanian tanaman pangan mengalami penurunan dari
34,86% menjadi 22,86%, demikian juga sub sektor peternakan dari 5,58% menjadi
0,95%, sementara sub sektor perkebunan meningkat pesat dari 9,7% menjadi 20,61%.
4. Pergeseran struktur mata pencaharian akan membawa implikasi pada kebutuhan
perumahan, dimana akan muncul kebutuhan perumahan baru pada pekerja-pekerja di
perkotaan dan sektor perkebunan.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-41
Tabel 2.11.
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian
No. Sektor
Tahun 2000 Tahun 2010
Jumlah
(Jiwa)
Persen
(%)
Jumlah
(Jiwa)
Persen
(%)
1 PertanianTanamanPangan 1,664,026 34.86 1,202,961 22.86
2 Perkebunan 462,905 9.70 1,084,568 20.61
3 Perikanan 104,978 2.20 131,752 2.50
4 PeternakanDll 266,577 5.58 49,808 0.95
5 Industri 249,330 5.22 337,298 6.41
6 Perdagangan 476,771 9.99 854,400 16.24
7 Jasa-Jasa 1,549,086 32.45 1,601,835 30.44
4,773,673 100.00 5,262,622 100.00
Sumber: Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2012
Gambar 2.5.
Struktur Mata PencaharianPenduduk Tahun 2010
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
22.86
20.61
2.50.95
6.41
16.24
30.44
Pertanian Tanaman Pangan
Perkebunan
Perikanan
Peternakan, Dll
Industri
Perdagangan
Jasa-Jasa
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I
S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-42
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Sumatera Utara
NamaKabupaten/Kota
Lapangan Us aha
Pertani
an
Perke-
bunan
Peri-
kanan
Peter-
nakan
Kehu-
tanan
Perta
m-
bang
an
Industr
i
Pengo-
lahan
Listri
k
dan
Gas
Konstr
uk/
Bangu
n
Perda
ga-
ngan
Hotel
dan
Rumah
Makan
Transp
ort dan
Pergud
gn
Infor
ms
dan
Komn
ks
Keu.
dan
Asur
ansi
Jasa
Pendi-
dikan
Jasa
Kese-
hatan
Jasa
Kema
-sya-
rakat
an
Lainn
ya
Jumlah
1 Nias 20,290 35,126 466 330 18 51 199 29 676 1,120 34 607 16 44 1,197 149 1,257 338 61,947
2 Mandailing Natal 68,584 53,110 2,395 401 426 4,830 2,393 189 3,359 18,603 635 5,226 243 255 8,549 1,458 7,507 1,628 179,791
3 Tapanuli Selatan 63,728 38,919 287 109 173 519 2,043 107 1,040 8,099 1,883 2,706 86 116 4,162 788 2,517 631 127,913
4 Tapanuli Tengah 37,325 36,964 10,862 548 331 591 3,181 510 4,294 13,454 2,227 5,198 337 361 6,218 1,164 7,591 867 132,023
5 Tapanuli Utara 66,465 39,814 187 624 335 245 4,979 156 1,698 9,082 2,053 3,096 341 356 6,259 1,079 7,283 432 144,484
6 Toba Samosir 46,229 14,846 659 253 236 175 2,702 434 1,484 7,896 1,063 2,260 264 288 4,020 1,149 5,729 700 90,387
7 LabuhanBatu 11,438 53,374 4,222 302 162 462 4,283 414 5,435 22,360 1,002 9,945 495
1,13
4
6,297 1,859
17,20
5
2,345 142,734
8 Asahan 22,297 65,370 13,423 2,442 1,198 665 15,365 738
14,83
2
35,323 1,571 12,577 907
1,43
8
10,770 2,801
27,98
8
6,047 235,752
9 Simalungun
113,87
5
96,146 2,585 3,053 731 1,218 12,846 548
13,68
3
37,883 4,100 12,305 771 932 13,649 2,962
27,80
1
5,319 350,407
10 Dairi 68,006 40,307 176 487 163 248 1,233 162 1,550 10,278 1,320 3,421 323 247 5,146 1,148 7,675 789 142,679
11 Karo
120,14
8
14,238 145 1,623 119 254 2,588 212 3,103 19,649 3,422 6,075 610 537 6,033 1,911
13,15
1
1,752 195,570
12 Deli Serdang 97,148 35,470 8,195 8,510 996 2,144 99,577
4,21
9
91,28
7
121,28
3
9,841 53,780 5,018
6,34
5
30,457 9,568
88,58
5
22,13
6
694,559
13 Langkat 61,845 97,459 16,518 6,577 2,504 2,446 20,309
1,56
1
24,56
2
51,809 2,970 15,922 967 830 14,207 3,464
31,16
8
6,596 361,714
14 Nias Selatan 58,935 48,581 3,754 2,409 278 494 937 74 2,345 3,426 193 1,469 77 80 3,817 518 3,810 487 131,684
15 Humbang Has. 48,951 23,580 213 438 214 202 532 91 950 4,321 963 1,335 91 140 4,003 629 3,528 230 90,411
16 Pakpak Bharat 11,486 4,462 8 34 43 42 52 29 203 916 101 301 29 21 1,100 227 1,494 77 20,625
17 Samosir 31,858 14,474 1,302 313 48 62 2,020 86 670 4,807 814 1,218 116 83 3,055 721 3,028 624 65,299
18 SerdangBedagai 68,806 40,858 8,983 2,910 422 743 18,111 511 9,786 31,955 2,316 10,201 567 421 8,218 1,940
17,67
3
2,883 227,304
19 Batu Bara 31,585 16,369 16,657 1,051 241 628 10,586 359 6,603 19,269 2,736 7,161 349 303 5,688 1,102
10,01
8
1,665 132,370
20 Padang L. Utara 38,218 49,647 150 126 118 208 1,023 81 570 5,392 960 1,691 101 127 3,157 685 2,949 520 105,723
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I
S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-43
NamaKabupaten/Kota
Lapangan Us aha
Pertani
an
Perke-
bunan
Peri-
kanan
Peter-
nakan
Kehu-
tanan
Perta
m-
bang
an
Industr
i
Pengo-
lahan
Listri
k
dan
Gas
Konstr
uk/
Bangu
n
Perda
ga-
ngan
Hotel
dan
Rumah
Makan
Transp
ort dan
Pergud
gn
Infor
ms
dan
Komn
ks
Keu.
dan
Asur
ansi
Jasa
Pendi-
dikan
Jasa
Kese-
hatan
Jasa
Kema
-sya-
rakat
an
Lainn
ya
Jumlah
21 Padang Lawas 37,846 35,981 107 143 137 80 1,531 108 830 9,307 619 2,910 108 162 3,308 667 3,033 658 97,535
22
Lab. Batu
Selatan
1,517 70,376 401 88 719 43 2,548 126 1,382 10,351 581 3,516 151 330 3,273 862 6,533 1,144 103,941
23 Lab.Batu Utara 15,207 59,107 2,683 249 228 405 2,343 201 2,054 12,490 536 4,105 190 305 4,845 1,105 7,672 1,929 115,654
24 Nias Utara 10,209 36,151 1,587 470 29 203 254 14 811 1,234 25 396 20 27 1,630 206 1,597 340 55,203
25 Nias Barat 5,652 28,200 299 540 41 56 220 17 645 992 30 354 11 20 1,091 125 1,326 143 39,762
71 Kota Sibolga 152 160 6,121 47 26 36 603 203 1,619 7,746 864 3,104 291 335 1,493 573 6,226 459 30,058
72 Kota Tj.Balai 998 930 11,537 170 104 112 2,209 156 2,290 12,989 1,150 6,307 386 503 3,354 1,012 9,525 452 54,184
73 Kota P. Siantar 6,183 932 101 281 96 127 6,784 340 5,721 26,098 2,038 6,691 1,006
1,65
9
6,645 2,113
20,49
7
1,952 89,264
74 Kota TbgTinggi 1,948 1,524 79 353 53 138 4,938 221 4,255 15,740 2,029 5,586 438
1,16
6
3,629 1,247
10,85
3
689 54,886
75 Kota Medan 9,702 6,741 15,682 1,922 739 1,433 78,111
5,89
9
51,90
3
211,21
7
22,885 76,994
12,54
0
20,6
75
41,117
19,24
8
157,5
91
37,99
9
772,398
76 Kota Binjai 5,024 1,704 189 1,032 86 304 10,030 567
11,18
4
21,296 2,203 8,040 631
1,03
7
5,166 1,588
17,99
9
2,140 90,220
77 Kota Padang SP. 15,287 5,562 82 148 42 347 1,674 193 3,994 16,492 2,816 7,231 437 561 5,863 1,301
11,80
7
657 74,494
78
Kota
Gunungsitoli
6,019 18,086 1,697 728 41 574 1,009 154 2,942 5,154 389 2,157 192 171 2,512 662 7,759 1,401 51,647
Prov. Sumatera Utara
1,202,9
61
1,084,5
68
131,75
2
38,71
1
11,09
7
20,08
5
317,21
3
18,7
09
277,7
60
778,03
1
76,369
283,88
5
28,10
9
41,0
09
229,92
8
66,03
1
550,3
75
106,0
29
5262,62
Sumber:Data SensusPenduduk 2010 - BadanPusatStatistikRepublik Indonesia
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-44
c) Penduduk Menurut Kelompok Umur
Datapenduduk menurut kelompok umur bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber :
BPS) Tahun 2000 dan 2010. Datapenduduk menurut kelompok umur ditunjukkan pada
Tabel 4.11 dan Tabel 4.12.
Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain:
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2000
Kelompok Umur Perempuan Laki Laki-Laki +
Perempuan
0 - 4 645622 674154 1319776
5-9 652657 689629 1342286
10-14 686183 723999 1410182
15-19 684202 691975 1376177
20-24 550575 512921 1063496
25-29 494856 462126 956982
30-34 429138 413671 842809
35-39 391874 377212 769086
40-44 327812 336924 664736
45-49 244095 257784 501879
50-54 174165 175045 349210
55-59 140017 134224 274241
60-64 122541 117094 239635
65-69 85701 73713 159414
70-74 63524 58334 121858
75+ 63520 51496 115016
T.T 21 10 31
Sumber:BPS, Sensus Penduduk Tahun 2000
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-45
Tabel 2.14
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki +
Perempuan
0-4 744,374 706,319 1,450,693
5-9 750,888 706,009 1,456,897
10-14 723,815 684,095 1,407,910
15-19 640,079 624,541 1,264,620
20-24 550,253 559,810 1,110,063
25-29 551,237 553,946 1,105,183
30-34 494,373 492,350 986,723
35-39 448,195 455,114 903,309
40-44 400,598 412,031 812,629
45-49 344,796 360,378 705,174
50-54 293,428 299,424 592,852
55-59 209,213 211,116 420,329
60-64 121,965 139,687 261,652
65-69 88,094 111,585 199,679
70-74 60,765 81,532 142,297
75-79 31,680 49,329 81,009
80-84 18,385 29,730 48,115
85-89 7,052 12,817 19,869
90-94 2,686 5,507 8,193
95+ 1,478 3,530 5,008
Sumber:BPS, Sensus Penduduk Tahun 2010
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-46
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-47
2.4. Aspek Sarana dan Prasarana
2.4.1. Jaringan Transportasi
A. Jaringan Jalan
Dalam konteks tata ruang internal Sumatera Utara, kajian sektor transportasi
dititikberatkan pada sistem prasarana transportasi darat, oleh karena jaringan jalan
darat, angkutan sungai dan penyeberangan dan jaringan kereta api berpengaruh
langsung terhadap pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di wilayah
daratan Sumatera Utara.Meskipun demikian, pola lokasional prasarana angkutan
udara dan laut juga memberikan kerangka pembentukan struktur dan pola ruang
melalui penguatan pada pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di
wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi sentralistik dari kota dimana
bandara dibangun dan penguatan struktur wilayah sepanjang garis pantai dimana
pelabuhan-pelabuhan dibangun.
Kedua jenis angkutan yang disebut terakhir ini lebih menentukan perkembangan
wilayah dalam kaitan fungsinya sebagai outlet dan inlet bagi pergerakan penumpang
dan barang antara Sumatera Utara dengan wilayah eksternalnya.
Di Provinsi Sumatera Utara terjadi perkembangan kuantitas jaringan jalan untuk
semua jenis jalan, yaitu selama kurun 1999-2001 jalan nasional, jalan Provinsi, jalan
kabupaten, dan jalan kota bertambah dari 26.536,00 km menjadi 31.280,430 km atau
sekitar 4.744,43 km atau (15,16 %).sDari segi kualitas, secara umum telah terjadi
penurunan kualitas jalan. Pada tahun 1999, jaringan jalan di Sumatera Utara yang
mempunyai kondisi rusak dan rusak berat mencapai sekitar 55,99% dari panjang
jalan keseluruhan. Bila dilihat dari lokasinya, sebagian besar terdapat di wilayah
kabupaten (rural area). Keadaan ini menyebabkan ketimpangan akses desa-kota
yang merupakan sebagian dari penyebab terjadinya ketimpangan perkembangan
ekonomi antara wilayah perdesaan dengan perkotaan. Secara rinci panjang jalan di
Sumatera Utara menurut kondisi dan status jalan dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 2.17
Data Jalan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di Provsu
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-48
Dilihat dari kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah, jaringan
jalan nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah dataran tinggi di bagian
tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan Provinsi, rasio di wilayah pantai Timur
lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pantai Barat Provinsi Sumatera Utara.
Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan jalan
nasional, wilayah pantai Timur dapat dikatakan mengalami perkembangan yang lebih
pesat dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan dataran tinggi. Namun, hal
tersebut dikompensasi oleh tingkat perkembangan pembangunan jalan Provinsi yang
lebih tinggi di wilayah pantai Barat dan dataran tinggi.
Dikaitkan dengan fungsi masing-masing jenis jalan, wilayah pantai Timur memiliki
akses antar Provinsi yang baik. Di pihak lain, wilayah pantai Barat pada dasarnya
telah memiliki akses antar pusat kabupaten yang baik. Ketimpangan perkembangan
antara wilayah pantai Timur dengan pantai Barat dan dataran tinggi, merupakan
akibat dari rendahnya aksesibilitas bagi pergerakan lokal di wilayah pantai Barat dan
dataran tinggi.
Informasi kualitatif mengindikasikan masih minimnya pembangunan jaringan jalan
yang mampu memberikan akses hingga sentra-sentra aktifitas pada skala lokal. Di
pihak lain, sentra-sentra tersebut sangat potensial sebagai penguat perkembangan
ekonomi Sumatera Utara yang berbasis sumberdaya lokal.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-49
B. Jaringan Kereta Api
Prasarana dan sarana transportasi kereta api di Sumatera Utara selama kurun 1992-
2005 tidak mengalami perubahan yang berarti. Saat ini, panjang jalan kereta api
mencapai 599.205 km, yang beroperasi sepanjang 499.388 km, sedangkan 99.622
km lainnya tidak dioperasikan. Jumlah stasiun KA 48 buah dengan pintu perlintasan
382 buah.
TABEL 2.18
Panjang Lintasan dan Tipe Rel KAdi Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara
Pergerakan barang melalui sarana kereta api mengalami penurunan dengan laju
rata-rata -7,9 % per tahun selama kurun waktu 1992-1995. Penurunan terbesar
terjadi pada jenis komoditi perkebunan, sedangkan jenis komoditi pupuk mengalami
peningkatan. Jaringan rel kereta api secara nyata terkonsentrasi di wilayah pantai
Timur Sumatera Utara. Dikaitkan dengan karakteristik pelayanan, moda kereta api
relatif ekonomis dioperasikan untuk melayani angkutan penumpang dan barang jarak
jauh. Berarti wilayah pantai Timur telah memiliki sistem aktifitas sosial-ekonomi yang
memenuhi skala ekonomi bagi dioperasikannya moda transportasi kereta api.
Wilayah pantai Barat dan dataran tinggi di bagian Tengah tidak memiliki infrastruktur
jaringan kereta api oleh karena kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-50
2.4.2. Jaringan Sumber Daya Air
Gambaran umum jaringan sumber daya air adaah sebagai berikut :
A. Irigasi
Sesuai dengan UU No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air Pasal 41 Ayat (2), yang
mengatur tentang kewenangan dalam pengelolaan irigasi, dimana pembagian strata
penanganan kewenangan Daerah Irigasi tersebut pada Provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai berikut :
- Pemerintah Pusat ( > 3000 Ha ) seluas 70.530 Ha
- Pemerintah Provinsi ( 1000 - 3000 Ha )
dan Lintas Kabupaten/Kota seluas 88.773 Ha
- Pemerintah Kab/Kota ( < 1000 Ha ) seluas 261.061 Ha
Total 421.734 Ha
Kondisi Jaringan Irigasi secara keseluruhan saat ini masih banyak yang belum
dilengkapi bangunan irigasi baik yang berfungsi sebagai Pengatur pembagian air,
pengendali kelebihan air, maupun pengamanan terhadap kerusakan, sehingga
dirasakan saat ini setiap selesai dilakukan perbaikan pada daerah irigasi selalu
rentan terhadap kerusakan masa berikutnya.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-51
TABEL 2.34
Data Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi
Uraian
Eksisting
Volume Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Saluran Induk (m) 292.269 209.883 64.386 18.000
Tanah (m) 209.467 144.007 47.460 18.000
Pasangan/Tbk.
Pasangan
(m) 82.802 65.876 16.926 -
Saluran Sekunder (m) 472.752 330.230 125.642 16.880
Tanah (m) 419.089 287.324 114.885 16.880
Pasangan (m) 53.663 42.906 10.757 -
Bangunan Utama (Bh
)
73 9 51 13
Bangunan Pembawa
/Pelindung
(Bh
)
2.003 1.660 298 45
Bangunan Pengatur (Bh
)
822 340 430 52
Saluran Pembuang (m) 133.160 78.890 14.316 39.954
Bangunan Pembuang (m) 268 188 27 53
Jumlah Daerah Irigasi (Bh
)
67
Luas Total Areal (Ha
)
88.773
Sumber: Renstra Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara
B. Rawa
Daerah rawa adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang potensinya
belum termanfaatkan secara optimal, dan untuk pengembangannya memerlukan
koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang kaitannya dengan
daerah kawasan hutan.
Di Provinsi Sumatera Utara terdapat luas baku lahan rawa seluas 1.012.005 Ha dan
letaknya tersebar di Pantai Timur dan Pantai Barat. Dari Luas tersebut, yang dapat
dimanfaatkan/dikembangkan untuk lahan pertanian dan pertambakan mencapai
325.710 Ha (32,18 %) namun harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Departemen Kehutanan atas Kawasan untuk dapat dijadikan menjadi areal
pertanian,Lahan rawa yang potensial untuk pertanian 189.426 Ha, dan yang sudah
mempunyai tata air jaringan rawa (sudah fungsional) seluas 34.923 Ha (3,45 %).
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-52
TABEL 2.35
Data Kondisi Daerah Rawa Kewenangan Provinsi
No Kabupaten/Kota Jlh
DR
Luas
( Ha )
1 2 3 4
1 Deli Serdang 2 3.000
2 Karo 1 1.500
3 Labuhan Batu 10 21.116
4 Langkat 15 26.563
5 Mandailing Natal 2 3.000
6 Serdang Bedagai 2 4.000
7 Tapanuli Selatan 3 3.600
8 Tapanuli Utara 1 1.560
Jumlah 36 64.339
Sumber: Renstra Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara
2.4.3. Jaringan Energi
Pemanfaatan energi di Sumatera Utara terdapat dalam bentuk energi listrik, minyak dan
gas bumi serta batubara dan jenis energi lainnya dan terhadap potensi ketersediaan
sumber cadangan energi, Sumatera Utara masih belum optimal dimana kebutuhan
energi yang terus meningkat sementara kemampuan daya energi yang tersedia masih
terbatas.
Sumatera Utara saat masih krisis kekurangan energi listrik dengan kondisi daya mampu
1185 MW beban puncak 1275 MW dan kekurangan energi listrik sebesar 90 MW yang
menyebabkan sering terjadi pemadaman listrik, sehingga menghambat kegiatan
perekonomian. Sedangkan rasio desa berlistrik 82,18 % dan rasio elektrifikasi 75,54%.
Kemampuan pasokan tenaga listrik saat Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu
Beban Puncak (LWBP):
WBP LWBP
Daya Mampu Unit Belawan 764 MW 764 MW
Daya Mampu Unit Tersebar 251 MW 150 MW
Daya Mampu Pembangkit PLN: 1.015 MW 914
MW
Transfer dari Riau (Sumbangteng) 7 MW 7 MW
Total Daya Mampu PLN 1.022 MW 923 MW
Transfer dari PT. Inalum ke PLN 44 MW - 15 MW
Total Daya Mampu Sistem: 1.066 MW 908 MW
Beban Puncak Prakiraan: 1.250 MW 950 MW
Defisit Pasokan: 0 -184 MW 0 - 42 MW
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-53
Pembangkit yang tersebar dan sudah beroperasi dapat dilihat dari tabel berikut ini :
TABEL 2.29
Pembangkit Energi Listrik yang Telah beroperasi di Provinsi Sumatera Utara
NO
NAMA PEMBANGKIT
DAYA TERPASANG
(MW)
LOKASI
1 PLTG/U BELAWAN 1077,88 MW MEDAN
2 PLTG PAYA PASIR 123,123 MW MEDAN
3 PLTG GLUGUR 100 MW MEDAN
4 PLTD TITI KUNING 24,846 MW MEDAN
5 PLTA SIPANSIHAPORAS 50 MW TAPTENG
6 PLTA RENUN 82 MW DAIRI
7
PLTU LABUHAN ANGIN
(2 UNIT)
230 MW TAPTENG
8 PLTA INALUM 603 MW TOBASA
9 PLTP SIBAYAK 12 MW KARO
10 PLTM KOMBIH I & II 3 MW
PAKPAK
BHARAT
11 PLTM BOHO 0,2 MW SAMOSIR
12 PLTM SILANG 0,75 MW HUMBAHAS
13 PLTM SIBUNDONG 0,75 MW TAPUT
14 PLTD G. SITALI 9,89 MW NIAS
15 PLTD T. DALAM 2,81 MW NISEL
16
PLTMH BATANG GADIS I
& II
0,9 MW MADINA
17 PLTMH AEK RAISAN I & II 1,5 MW TAPTENG
Sumber : Renstra Dinas Pertambangan 2009
Disamping itu, kondisi penyaluran gas alam Sumatera Utara saat ini adalah sebesar 36
Million Metric Square Cubic Fee Per Day (MMSCFD) yang berasal dari wilayah
Pertamina EP Sumbagut, 24 MMSCFD disalurkan ke PT. PLN untuk pembangkitan
energi listrik dan12 MMSCFD untuk sektor industri melalui PT. PGN Medan.
Dengan kondisi tersebut PT. PLN kekurangan sekitar 50 MMSCFD sehingga harus
digantikan dengan BBM, saat ini 70 % energi primer PT. PLN menggunakan BBM
sedangkan sektor industri kekurangan sekitar 12 MMSCFD sehingga sebahagian
industri mengurangi bahkan berhenti berproduksi. Penyediaan energi listrik di daerah
terpencil dilakukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di wilayah Kabupaten Kota.
Sejak tahun 2005 hingga 2008 PLTS terpasang sebanyak Total 3.451 unit. Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH)air tersebar di berbagai kabupaten di
Sumatera Utara yaitu :
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-54
1. Skala Besar terdapat di 66 lokasi dengan daya sebesar 3.005.300 Kw;
2. Skala mini terdapat di 77 lokasi dengan daya sebesar 89.698,9 Kw;
3. Skala Mikro terdapat di 68 lokasi dengan daya sebesar 3.343,6 Kw
Total : 233 lokasi 3.098.075,4 Kw
Diihat dari potensi dan sebaran pembangkit listrik tand tersedia maka tingkat rasio
elektrifikasi terendah enam kabupaten yaitu Kab. Pakpak Bharat (56,22 %), Kab. Nias
Selatan (59,06%), Kab. Nias (60,85 %), Kab. Madina (62,38 %), Kab. Batubara (62,59
%), Kab. Tobasa (62,90 %) sebagaimana tabel berikut ini.
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-55
TABEL 2.30
Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik Per Kabupaten/Kota Tahun 2007
No Kab/Kota
Jumlah
Kota/Desa
Rasio Desa
Berlistrik
Rasio
Elektrifikasi
1. Deli Serdang 394 96,70 81,28
2. Serdang Bedagai 243 98,77 71,00
3. Langkat 260 82,31 66,59
4. Karo 258 76,96 61,72
5. Dairi 169 74,56 65,22
6. Pakpak Bharat 52 57,69 56,22
7. Simalungun 350 90,86 65,60
8. Asahan 182 97,80 65,27
9. Batubara 94 90,43 62,59
10. Labuhan Batu 242 95,45 64,51
11. Tapanuli Utara 243 76,06 66,75
12. Humbang Hasundutan 144 63,08 66,92
13. Toba Samosir 192 65,10 62,90
14. Samosir 117 79,49 62,95
15. Tapanuli Tengah 159 89,94 63,57
16. Tapanuli Selatan 1188 83,00 67,00
17. Mandailing Natal 376 71,28 62,38
18. Nias 443 70,33 60,85
19. Nias Selatan 214 48,37 59,06
Total Listrik Desa 5320 80,96 67,75
20. Medan 151 100,00 100,00
21. Binjai 37 99,46 100,00
22. Tebing Tinggi 35 98,57 100,00
23. Pematang Siantar 43 97,67 100,00
24. Tanjung Balai 31 98,55 99,71
25. Sibolga 17 99,12 100,00
26. Padang Sidimpuan 79 96,20 99,75
Total 5713 82,18 75,54
Sumber: Statistik 2007 PT. PLN Wilayah Sumatera Utara
Selain dari pada itu di Provinsi Sumatera Utara terdapat potensi dan sumber sumber
energi yang dapat dikembangkan antara lain :
a. Tenaga Air ( Hydro Power )
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, terdapat potensi pembangkit tenaga
air tersebar di berbagai kabupaten di Sumatera Utara yaitu :
Skala Besar : terdapat di 66 lokasi dengan daya sebesar 3.005.300 Kw;
Skala mini : terdapat di 77 lokasi dengan daya sebesar 89.698,9 Kw;
Skala Mikro : terdapat di 68 lokasi dengan daya sebesar 3.343,6 Kw
Total : 233 lokasi 3.098.075,4 Kw
b. Potensi Sumber Daya Biomassa
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-56
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, terdapat potensi biomassa yang
dapat dikembangkan sebagai sumberdaya energi alternatif di beberapa Kabupaten di
Sumatera Utara seperti terlihat pada berikut ini.
TABEL 2.31
Potensi Sumber Daya Biomassa
No Kabupaten
Sekam Padi Batok Kelapa
Cangkang
Kelapa Sawit
Ampas Tebu
A (ha) B( Ton) A (ha) B (Ton) A (ha) B (Ton) A (ha)
B
(Ton)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Deli
Serdang
Karo
Simalungun
Pakpak
Bharat
Asahan
Tj. Balai
Labuhan
Batu
Tapanuli
Selatan
Tapanuli
Utara
Humbang. H
Langkat
153.6
89
20.96
6
22.84
4
5.213
71.09
9
253
73.15
7
103.9
61
65.64
9
19.24
7
58.77
8
714.66
1
13.194
9.989,6
31.755
65.356
1.062
47.693
89.761,
15
74.816,
5
87.634
61,717
4.355
-
-
77
44.64
9
3.233
342
5.875
-
182
6.242
3.695
-
-
159
5.089,
2
2.743
287.41
8
252,8
-
88
4.729
33.856
-
11.048
1.304
85.439,
96
-
17.8749
,94
5.817
-
376
1.144,8
486.19
5
-
19.312
,2
5.216
70.422
.12
-
69,467
.68
2.303,
3
-
1.220
381,6
848,
69
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
144.40
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
96.000
Sumber: Renstra Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Utara
c. Potensi Sumber Daya Biogas
Potensi sumber daya biogas yang berasal dari kotoran ternak seperti terlihat pada
Tabel
TABEL 2.32
Potensi Biogas Dari Populasi Ternak Di Sumatera Utara
No JENIS TERNAK TAHUN 2006
1 SAPI PERAH 6.526
2 SAPI POTONG 251.488
3 KERBAU 261.794
4 K U D A 4.051
5 KAMBING 643.860
6 DOMBA 275.844
7 B A B I 822.790
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-57
8 AYAM BURAS 20.151.175
9 AYAM PETELUR 7.065.566
10 AYAM PEDAGING 34.030.041
11 I T I K 2.204.287
Sumber: Statistik Peternakan Sumatera Utara
2.4.4. Jaringan Telekomunikasi
Kondisi telekomunikasi di Provinsi Sumatera Utara meningkat dengan tajam terlihat
dengan pembangunan menara satelit pemancar dengan ketinggian bervariasi
tergantung kepada lokasi dan posisi bandara yang terdapat di sekitarnya bagi operator
telekomunikasi. Data menara di Sumatera Utara dan operatornya dapat dilihat pada
tabel berikut ini
P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N
K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
BUKU DATA DAN ANALISIS II-58
TABEL 2.33
Menara Telekomunikasi Di Sumatera Utara
NO
TAHUN
PEMBANGU
NAN
JUML
AH
OPERATOR
1 1996 4 TELKOM, SATELINDO.
2 1997 20 KOMSELINDO, PRAMIDO, EXCELCOM.
3 1998 12 TELKOMSEL, SATELINDO, PRAMIDO.
4 1999 1 TELKOMSEL.
5 2000 16 TELKOMSEL, SATELINDO.
6 2001 15 TELKOMSEL, SATELINDO.
7 2002 56 KOSA-FM, PT. RADIO MEDAN CIPTA
PERDANA, TELKOMSEL, IDEM,
EXELCOMINDO PRATAMA, INDOSAT
SATELINDO.
8 2003 12 TELKOMSEL, IDEM, PT. RADIO BONITA
JAYA SUARA, SATELINDO.
9 2004 110 TELKOMSEL, INDOSAT, EXCELCOM,
FLEXI.
10 2005 149 TELKOMSEL, EXCELCOM, FLEXI,
INDOSAT, ROYAL SUMATRA
11 2006 193 TELKOMSEL, EXCELCOM, PT. MEDIA,
EXCELKOMINDO.
12 2007 291 TELKOMSEL, INDOSAT, SIEMENS,
EXCELCOM, BAKRI TELCOM, DIREKT.
JEND. KERETA API, FRIEN, HCPT, PT.
SMT, PT. PTI, PROFESIONAL, PT. RPP,
PT. CNPT, PT. KOMET, PT. HCP.
Data : Dinas Kominfo Provsu 2007

More Related Content

What's hot

MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAANMANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Chan Maro
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Anton Riyanto
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Septinia Silviana
 

What's hot (20)

Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
 
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAANMANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
 
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesiaBentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduk indonesia
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Batas wilayah
Batas wilayahBatas wilayah
Batas wilayah
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
 
Persebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di duniaPersebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di dunia
 
Konsep kampung nelayan modern 4.0
Konsep kampung nelayan modern 4.0Konsep kampung nelayan modern 4.0
Konsep kampung nelayan modern 4.0
 

Viewers also liked

Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Awang Deswari
 
Peta penggunaan kawasan hutan riau 2012
Peta penggunaan kawasan hutan riau   2012Peta penggunaan kawasan hutan riau   2012
Peta penggunaan kawasan hutan riau 2012
wiratama30
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otn
dinaka_
 
Contoh ms. access aplikasi penjualan
Contoh ms. access aplikasi penjualanContoh ms. access aplikasi penjualan
Contoh ms. access aplikasi penjualan
Sis Wanti
 

Viewers also liked (15)

Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
 
Peta penggunaan kawasan hutan riau 2012
Peta penggunaan kawasan hutan riau   2012Peta penggunaan kawasan hutan riau   2012
Peta penggunaan kawasan hutan riau 2012
 
Gambaran geografis daerah tingkat ii provinsi sumatera utara
Gambaran geografis daerah tingkat ii provinsi sumatera utaraGambaran geografis daerah tingkat ii provinsi sumatera utara
Gambaran geografis daerah tingkat ii provinsi sumatera utara
 
Executive Summary Barus
Executive Summary BarusExecutive Summary Barus
Executive Summary Barus
 
Bab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjungBab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjung
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
 
Makalah otn
Makalah otnMakalah otn
Makalah otn
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanRencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
 
Sumatera utara
Sumatera utaraSumatera utara
Sumatera utara
 
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, RiauRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru, Riau
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Contoh ms. access aplikasi penjualan
Contoh ms. access aplikasi penjualanContoh ms. access aplikasi penjualan
Contoh ms. access aplikasi penjualan
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 

Similar to Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara

Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
rizal92
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Rossiana Fazri
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
arif878
 
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantulProfil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Sapik Bubud
 
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
setiawan99
 
Sulbar
SulbarSulbar
Sulbar
lhetoy
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
Repository Ipb
 

Similar to Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara (20)

Bab ii rkpd 2012
Bab ii   rkpd 2012Bab ii   rkpd 2012
Bab ii rkpd 2012
 
Analisis Potensi Kegempaan
Analisis Potensi KegempaanAnalisis Potensi Kegempaan
Analisis Potensi Kegempaan
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
 
Imam pp kdmp
Imam pp kdmpImam pp kdmp
Imam pp kdmp
 
8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umum8. bab ii tinjauan umum
8. bab ii tinjauan umum
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
 
Gambaran umum wilayah kabupaten kuningan
Gambaran umum wilayah kabupaten kuninganGambaran umum wilayah kabupaten kuningan
Gambaran umum wilayah kabupaten kuningan
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
 
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantulProfil kesiapsiagaan kabupaten bantul
Profil kesiapsiagaan kabupaten bantul
 
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaKuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
 
Bab 4 renc pola ruang
Bab 4 renc pola ruangBab 4 renc pola ruang
Bab 4 renc pola ruang
 
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
Bab iii-pembagian-jalur-gempa-di-indonesia-rekayasa-gempa1
 
Sulbar
SulbarSulbar
Sulbar
 
Geologi pulau miangas
Geologi pulau miangasGeologi pulau miangas
Geologi pulau miangas
 
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
 
Syahrani ayu sabila
Syahrani ayu sabilaSyahrani ayu sabila
Syahrani ayu sabila
 
Draf usul prog bnpb apbn p 2015
Draf usul prog bnpb apbn p 2015Draf usul prog bnpb apbn p 2015
Draf usul prog bnpb apbn p 2015
 
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
 

Recently uploaded (7)

PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 

Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara

  • 1. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA 2.1. Aspek Fisik 2.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara berada pada 1 - 4 Lintang Utara dan 98 - 100 Bujur Timur. Provinsi ini berada pada posisi yang strategis karena berada pada jalur pelayaran Selat Malaka, dimana jalur ini merupakan jalur pelayaran internasional yang menghubungkan antara Pulau Jawa,Pulau Sumatera dan negara tetangga. Luas wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 181.860,65 km² yang terdiri dari daratan seluas 71.680,68 km² atau 3.73 % dari luas wilayah Republik Indonesia dan lautan seluas 110.000,65 km² yang sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di perairan bagian barat maupun di bagian timur Pulau Sumatera. Batas-batas wilayah administrasi provinsi ini adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Provinsi Aceh Sebelah Timur : Selat Malaka Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat Sebelah Barat : Samudera Hindia Batas administrasi Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan pada Gambar 4.1.
  • 2. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-2 PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
  • 3. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-3 2.1.2. Ketinggian dan Topografi Secara umum Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah dengan ketinggian yang bervariasi, yaitu antara 0 sampai 2.000 meter dpl. Wilayah provinsi ini juga meliputi dataran rendah/pantai, pegunungan dan dataran tinggi, dimana sebagian di antaranya merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Sesuai dengan ketinggian dan letaknya, wilayah Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi dalam 3 kawasan, yaitu: a. Kawasan Pantai Timur, merupakan dataran rendah / pantai yang memanjang dan berbatasan dengan Selat Malaka. Kawasan ini memiliki topografi landai dan mengalami tingkat urbanisasi dan konsentrasi penduduk tertinggi. b. Kawasan Pantai Barat, merupakan dataran rendah dan berbukit serta kepulauan yang memanjang dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Kawasan ini memiliki topografi landai dan berbukit, serta mengalami aksesibilitas yang rendah terhadap pusat pertumbuhan provinsi. c. Kawasan Dataran Tinggi, merupakan dataran tinggi yang merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Kawasan ini memiliki topografi landai dan berbukit, sebagian terjal, serta memiliki kota-kota sekunder yang berperan sebagai kolektor dan distributor komoditas pertanian. Secara keseluruhan, kondisi topografi Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan pada Gambar 2.2.
  • 4. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
  • 5. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-5 2.1.3. Hidrologi 2.1.4. Geologi 2.1.5. Potensi Rawan Bencana Kawasan rawan bencana di Provinsi Sumatera Utara dibagi kedalam beberapa kawasan, yaitu kawasan kawasan rawan massa gerakan tanah/tanah longsor, kawasan rawan zona patahan aktif, kawasan rawan gelombang pasang air laut/ abrasi/ tsunami, kawasan rawan banjir/banjir bandang, kawasan rawan angin puting beliung, kawasan rawan kebakaran hutan, dan kawasan rawan letusan gunung berapi. Wilayah Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap terjadinya longsor (gerakan tanah), gelombang pasang (tsunami), banjirdan peristiwa gempa. A. Massa GerakanTanah/ Tanah Longsor Insiden gerakan tanah di Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:  Kemiringan Lereng. Kemiringan Lereng yang terjal pada bagian barat Pegunungan Bukit Barisan. Perbedaan elevasi satu tempat dengan tempat lain menjadi sumber energi gaya berat untuk mempermudah terjadinya gerakan.  Kondisi Geologi. Batuan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara adalah batuan yang dicacah-cacah oleh patahan-patahan. Di Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) ruas patahan utama yaitu Renun, Toru dan Angkola. Keadaan geologi lainnya adalah kedudukan atau kemiringan lapisan tanah dan batuan di daerah (desa, kota) tersebut. Semakin miring lapisan tanah/batuan maka semakin labil atau semakin mudah longsor, demikian pula jika kemiringan topografi suatu daerah semakin curam atau semakin terjal, maka akan semakin mudah longsor.  Curah Hujan Curah hujan yang tinggi terdapat pada daerah perbukitan bagian barat Bukit Barisan serta disekitar Pegunungan Leuseur. Selanjutnya kondisi dan pola
  • 6. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-6 pengeringan air hujan yang jatuh di suatu daerah akan menentukan tingkat kerawanan terjadinya longsor disuatu daerah. Daerah dengan kondisi pengeringan alamiah (drainage) yang buruk akan menyebabkan genangan yang melumas bidang gelincir massa batuan dan memicu terjadinya longsor.  Gempa Adanya gempa bumi dapat memicu terjadinya longsor, seperti yang terjadi di Muara Sipongi pada Desember 2006.  Perubahan Vegetasi & Aktifitas Manusia Penebangan hutan, alih fungsi lahan pembukaan lahan hutan untuk jalan, permukiman dan infrastruktur lainnya turut memicu terjadinya gerakan tanah. Kawasan yang terletak pada daerah rawan massa gerakan tanah/tanah longsor antara lain pada sebagian besar wilayah Sumatera Utara di sekitar Bukit Barisan membujur arah Utara – Selatan. Kawasantersebutpada dasarnya potensial terhadap gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang pasang dan banjir bandang. Kabupaten yang termasuk dalam kawasan ini adalah Kabupaten Tapanuli Utara pada Kecamatan Muara, Sipoholon, Dolok Sanggul, Lintong Nihuta, Siborong- borong, Pagaran, Onan Ganjang, Tarutung, Adian Koting, Pahae JuludanPahae Jae; Kabupaten Toba Samosir pada Kecamatan Simanindo, Pangururan, Sianjur Mula-Mula, Harian Boho, Palipi, Onan Runggu, Laguboti, PorseadanHabinsaran; Kabupaten Tapanuli Tengah pada Kecamatan Barus, Kolang, Tapian Nauli, LumutdanSibabangun;Kabupaten Mandailing Natal pada Kecamatan Siabu, Panyabungan, Batang NataldanKotanopan; KabupatenPakpak Bharat; Kabupaten Dairi pada Kecamatan Tigalingga, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Pegagan, Sumbul, Sidikalang, ParbuluandanKerajaan; Kabupaten Simalungun pada Kecamatan Dolok Silau, Silimakuta, Dolok Pardamean, Sidamanik, Dolok PanribuandanGirsang Sipangan Bolon; Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan Namorambe, STM Hilir, Biriu-biru, Sibolangit, STM HuludanBangun Purba; Kabupaten Karo pada Kecamatan Mardinding, Kutabuluh, Lau Baleng, Tiga Binanga, Simpang Empat, Kabanjahe, BarusjahedanMerek; Kabupaten Langkat pada Kecamatan Padangtualang, Bahorok, Salapian, KwaladanSei Bingai; Termasuk Pulau Nias bagian Selatan dan bagian Tengah meliputi Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias pada Kecamatan Hiliduho; Kabupaten Nias Barat, danKota Gunungsitoli.
  • 7. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-7 B. Rawan Zona Patahan Aktif Di wilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) ruas patahan utama yaitu Renun, Toru dan Angkola.Kawasan rawan zona patahan aktif yaitu di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara dan wilayah daratan Sumatera Utara. C. Rawan Gelombang Pasang Air laut/ Abrasi/ Tsunami Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa bumi atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang semacam ini bisa melanda daerah pantai sampai puluhan meter tingginya dan ratusan meter jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada di pantai dan di daratan, seperti yang tejadi di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004. Tsunami yang menerjang pantai barat Aceh dan Sumatera Utara terjadi 20 menit sampai 5 jam setelah gempa tektonik. Kecepatan gelombang tsunaminya rata rata 50 – 100 kilometer per jam. Di pusat gempa, kecepatan tsunami Aceh secara teoretis dapat dihitung, yaitu antara 400 - 800 kilometer per jam. Daerah rawan tsunami tersebar di Pantai Barat pada elevasi kurang dari 5 meter. Di Provinsi Sumatera Utara yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang air laut/ abrasi/ tsunami meliputi wilayah pantai timur, pantai barat dan wilayah pantai Kepulauan Nias. D. Banjir/Banjir Bandang Kawasan rawan banjir bandang terletak di sepanjang Pantai Timur yang dilalui oleh jalur lintas timur Sumatera. Termasuk dalam kawasan ini yaitu Kabupaten Simalungun pada Kecamatan Silau Kahean, Raya Kahean, Bandar, Pematang Bandar, Dolok Batunanggar, Tapian Dolok, Siantar, Bosar Maligas, Ujung Padang, Hutabayu Raja dan Tanah Jawa; Kabupaten Tapanuli Tengah pada Kecamatan Manduamas, Barus, Sorkam, Kolang, Tapian Nauli, Sibolga, Lumut dan Sibabangun; Kabupaten Mandailing Natal pada Kecamatan Natal, Muara Batang Gadis dan Batahan; Kabupaten Langkat pada Kecamatan Pangkalan Susu, Brandan Barat, Babalan, Besitang, Tanjungpura, Gebang, Secanggang, Hinai, Stabat, Padangtualang dan Bahorok; Kabupaten Labuhan Batu pada Kecamatan Panai Hilir, Panai Tengah, Pangkatan dan Bilah Hilir; Kabupaten Labuhan Batu Utara pada Kecamatan Kualuh Hilir; Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe, Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu, Batang Kuis, Beringin dan Lubuk Pakam; Kabupaten Serdang Bedagai pada
  • 8. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-8 Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Sei Rampah. Termasuk juga pada Kabupaten Nias pada Kecamatan Idano Gawo, Gido; Kabupaten Nias Utara pada Kecamatan Tuhemberua, Lahewa, Alasa; Kabupaten Nias Barat pada Kecamatan Mandrehe, Sirombu, Kabupaten Nias Selatan pada Kecamatan Lolowau, Amandraya, Teluk Dalam, Lahusa; Kota Gunungsitoli pada Kecamatan Gunungsitoli. E. Angin Puting Beliung Pada kawasan Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagaidan Kabupaten Mandailing Natal, terdapat kawasan rawan bencana angin puting beliung. F. Kebakaran Hutan Selain peristiwa bencana alam, di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki kawasan rawan bencana kebakaran hutan antara lain kawasan yang berada di sekitar Danau Toba. G. Letusan Gunung Berapi Terdapat 6 (enam) gunung berapi yang aktif di wilayah Sumatera Utara yakni Gunung Sorik Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Dolok Martimbang, Gunung Sibayak, Gunung Pusuk Buhit dan Gunung Sibual-buali. Keenam gunung api tersebut dapat dibagi kedalam 3 klasifikasi gunung api sebagai berikut:  Tipe A, yaitu gunung yang pernah tercatat meledak paling tidak sekali sejak tahun 1600. Gunung api tipe ini paling rentan meletus. Gunung api di Provinsi Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini ialah Gunung Sorik Merapi di Kabupaten Mandailing Natal dan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.  Tipe B, yaitu gunung api aktif yang tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Sumatera Utara memiliki 3 (tiga) gunung api jenis ini, yaitu Gunung Sibayak di Kabupaten Karo;Gunung Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir; dan Gunung Sibual-buali di Kabupaten Tapanuli Selatan.  Tipe C, yaitu gunung yang tidak pernah tercatat meletus. Namun melihat tanda- tanda di sekitar gunung itu, diyakini gunung itu adalah gunung api. Gunung di Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini ialah Gunung Dolok Martimbang/Namoralangit/Hela toba di Kabupaten Tapanuli Utara. Peta sebaran kawasan rawan bencana dapat dilihat pada Gambar 4.3.
  • 9. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-9 PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
  • 10. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-10 2.1.6. Penggunaan Lahan Data penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara diperoleh berdasarkan hasil interpretasi citra landsat tahun 2008 yang tertuang dalam dokumen RTRW Provinsi Sumatera Utara.Hasil interpretasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.4, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut di atas antara lain: 1. Pola penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi 6 jenis guna lahan, yaitu hutan lindung, hutan produksi, perkebunan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan permukiman (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). 2. Pola penggunaan lahan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 didominasi oleh hutan produksi, perkebunan dan hutan lindung, dengan proporsi masing-masing sebesar 27,22%, 25,11% dan 24,68% dari luas total daratan. Sementara jenis penggunaan lahan lainnya meliputi proporsi yang relatif kecil, yaitu pertanian lahan kering sebesar 12,16%, pertanian lahanbasah sebesar 7,84% dan permukiman sebesar 2,98% (Tabel 2.2). 3. Lahan permukiman pada dasarnya meliputi semua jenis penggunaan lahan perkotaan, seperti industri, perdagangan dan jasa, perkantoran dan perumahan/hunian. Karena itu, proporsi lahan permukiman dan persebarannya mencerminkan pola perkembangan kota. 4. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 57% dari luas areal pertanian Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat, yaitu seluas ± 69% dari luas hutan di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan pertanian mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan secara relatif berimbang.
  • 11. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-11 Tabel 2.2 Rekapitulasi Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Proporsi (Ha) 1 Hutan Lindung 1.747.826 24,68 2 Hutan Produksi 1.927.940 27,22 3 Perkebunan 1.778.488 25,11 4 Pertanian Lahan Basah 555.397 7,84 5 Pertanian Lahan Kering 861.203 12,16 6 Permukiman 211.103 2,98 LUAS TOTAL 7.081.957 100,00 Sumber : RTRW Prov. SUmut Gambar 2.1 Proporsi Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2013 24.68 27.22 25.11 7.84 12.16 2.98 Hutan Lindung Hutan Produksi Perkebunan Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Permukiman
  • 12. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-12 Pola Sebaran Permukiman Data sebaran permukiman Provinsi Sumatera Utara diperoleh berdasarkan hasil interpretasi citra landsat tahun 2008 yang tertuang dalam dokumen RTRW Provinsi Sumatera Utara.Hasil interpretasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4. Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut di atas antara lain: 1. Luas total lahan permukiman di Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2008 seluas 211.103 Ha atau 2,98% dari total luas daratan. Lahan permukiman menempati proporsi terendah dalam pola penggunaan lahan provinsi. 2. Sebagian besar dari lahan permukiman tersebar di wilayah Pantai Timur, yaitu seluas 139.851 Ha atau 66,25% dari total lahan permukiman. Sisanya tersebar di wilayah Dataran Tinggi, yaitu seluas 47.549 Ha atau 22,52%, dan wilayah Pantai Barat, yaitu seluas 23.703 Ha atau 11,23 Ha.
  • 13. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-13 Tabel 2.3 Pola Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara No Nama Kabupaten / Kota Luas (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Luas Pertanian Luas Kab/Kota HSA HL HP HPT HPK Perkebunan L. Basah L. Kering Permukiman 1 Nias 82.503 - 29.783 - 6785 990 10967 15070 17019 1889 2 Mandailing Natal 641.480 107.691 118.192 14907 157520 109160 32126 92978 8906 3 Tapanuli Selatan 429.932 14.072 125.270 82126 84028 1512 102523 13549 5788 1064 4 Tapanuli Tengah 230.812 - 55.166 7709 50548 40358 19650 48328 9053 5 Tapanuli Utara 379.908 2.234 62.534 113252 107104 16609 20183 54982 3010 6 Toba Samosir 203.884 22.227 111.726 5389 17417 206 19630 25015 2274 7 Labuhan Batu 269.322 - 27.291 16807 - 185813 21569 14429 3413 8 Asahan 370.276 - 62.745 30271 19987 14914 197650 25489 1698 17522 9 Simalungun 434.313 2.261 27.864 97718 11195 156361 62827 64106 11981 10 Dairi 199.956 278 52.801 12994 64873 3291 9547 55451 721 11 Karo 216.503 22.523 72.611 14521 14640 277 10412 78966 2553 12 Deli Serdang 257.191 22.522 8.963 42782 7455 1027 62210 54998 26806 30428 13 Langkat 614.376 210.043 4.036 41168 56812 170430 31694 79603 20590 14 Nias Selatan 249.369 9.615 84.108 73026 22396 19587 15417 7900 15592 1728 15 Humbang Hasundutan 243.811 63 65.586 59919 16631 18282 36608 46255 467 16 Pakpak Bharat 135.127 6.048 43.703 10330 56995 1729 792 15530 17 Samosir 126.965 - 79.069 16186 2 9238 14592 5393 2485 18 Serdang Bedagai 194.298 - 3.039 20502 7499 79213 62355 3528 18162 19 Batubara 89.440 - 2.899 - 12267 45831 17049 8492 2902 20 Padang Lawas Utara 385.438 3.720 108.041 104942 46723 109520 1795 10321 376 21 Padang Lawas 378.293 27.033 41.181 125323 40314 51502 21259 54684 16997 22 Labuhan Batu Selatan 320.257 1.510 13.195 43942 4173 223282 4117 25154 4884 23 Labuhan Batu Utara 356.187 818 42.937 74622 39771 2577 122456 26979 35647 10380 24 Nias Utara 123.539 - 29.301 4760 12797 4199 19101 9956 42664 761 25 Nias Barat 49.827 - 16.733 - 6771 1812 7735 2553 13755 468 26 Sibolga 1.123 - 226 - - 67 23 235 572 28 Tanjungbalai 5.654 - - - 112 3026 156 1345 1015 29 Pematang Siantar 7.943 - - - - 623 3221 0 4099 30 Tebing Tinggi 3.826 - - - - 834 254 506 2232
  • 14. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-14 No Nama Kabupaten / Kota Luas (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Luas Pertanian Luas Kab/Kota HSA HL HP HPT HPK Perkebunan L. Basah L. Kering Permukiman 31 Medan 29.014 - - - - 337 252 5085 23340 32 Binjai 9.162 - - - - 2873 1248 58 4983 33 Gunung Sitoli 27.633 - 6.138 - - 738 9927 2778 7726 326 34 Padangsidimpuan 14.595 22 8 2573 - 1640 4766 4064 1522 LUAS PROVINSI SUMUT 7.081.957 452.680 1.295.146 1.015.769 864.815 47.356 1.778.488 555.397 861.203 211.103
  • 15. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-15 PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
  • 16. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-16 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
  • 17. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-17 2.2. Aspek Perekonomi Wilayah Pembahasan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Utara akan menguraikan Struktur Ekonomi, Perkembangan Investasi dan Perkembangan Ekspor Impor dan kondisi PDRB di wilayah Provinsi Sumatera Utara. 2.2.1. Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata di Provinsi Sumatera Utara selama 4 tahun terakhir (2009-2012) sebesar 5,91%. Kabupaten/kota yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Kabupaten Serdang Bedagai yaitu 4,16% sedangkan laju pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi di Kabupaten Asahan yaitu -13,03%. Hal ini disebabkan pemekaran yang terjadi dimana beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan memisahkan diri dan membentuk kabupaten baru yaitu Kabupaten Batubara. Provinsi Sumatera Utara sendiri rata-rata pertumbuhan ekonominya selama 4 tahun terakhir sebesar 1,89% (tahun 2009 sebesar 5,95%, tahun 2010 4,19%, tahun 2011 3,54% dan tahun 2012 sebesar 4,01%). Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara maka laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara tergolong sedang. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel II.7.
  • 18. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-18 TABEL II.7 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2009-2012 (%) No KABUPATEN/KOTA Tahun Rata-rata 2009 2010 2011 2012 Kabupaten 1 Nias 5,13 -3,61 4.65 6.75 2.85 2 Mandailing Natal 5,47 5,85 6.12 6.46 3.15 3 Tapanuli Selatan 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55 4 Tapanuli Tengah 5,70 5,14 5.50 6.67 3.04 5 Tapanuli Utara 4,74 5,04 5.44 6.03 2.87 6 Toba Samosir 5.29 5,05 5.17 5.77 5.73 7 Labuhanbatu 3,80 4,14 5.33 6.71 3.01 8 Asahan 4,94 3,00 4.17 -56.30 -13.03 9 Simalungun 2,72 3,06 4.76 5.31 2.52 10 Dairi 5,83 5,34 4.28 5.03 2.33 11 Karo 3,32 4,71 4.96 5.13 2.52 12 Deli Serdang 4,03 5,15 5.44 5.74 2.80 13 Langkat 1,01 3,47 2.88 4.91 1.95 14 Nias Selatan 7,16 -2,12 3.99 4.83 2.21 15 Humbang Hasundutan 5,71 5,65 5.77 6.05 2.95 16 Pakpak Bharat 7,86 7,79 5.66 5.79 2.86 17 Samosir 3,91 4,11 3.64 4.59 2.74 18 Serdang Bedagai 5,49 5,91 6.22 6.25 4.16 19 Batubara 3,80 4,14 5.33 6.71 3.01 20 Padang Lawas Utara 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55 21 Padang Lawas 3,15 3,37 5.79 4.39 2.55 Kota 1 Sibolga 4,76 4,01 5.22 5.53 2.69 2 Tanjungbalai 5,95 4,19 3.54 4.01 1.89 3 Pematang Siantar 3,83 5,67 5.96 5.12 2.77 4 Tebing Tinggi 5,53 4,38 5.33 5.98 2.83 5 Medan 7,29 6,98 7.76 7.78 3.89 6 Binjai 9,00 5,08 5.32 5.68 2.75 7 Padangsidimpuan 4,63 4,71 5.49 6.18 2.92 Sumatera Utara 5.74 5.48 6.20 6.90 6.08 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2010-2013, Hasil Perhitungan
  • 19. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-19 Dalam kurun waktu tahun 2008-2012 struktur perekonomian di Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh sektor pertanian dengan nilai berkisar di angka 23,9%-26,3% sedangkan peranan terkecil dipegang oleh sektor listrik, gas dan air minum dengan kontribusi berkisar antara 0,74%-0,84%. Secara sektoral ada 3 sektor yang dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi Sumatera Utara yaitu sektor pertanian 23,19%, sektor industri 23,66% dan perdagangan, hotel dan restoran 18,42%. 2.2.2. Perkembangan Investasi 1) Investasi PMDN Perkembangan penanaman modal baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), terus mengalami padang surut dalam lima tahun belakangan ini, baik dilihat dari jumlah proyek maupun jumlah dana yang terealisasi. Hanya pada tahun 2009 terjadi sedikit peningkatan nilai investasi yang terealisasi dan kemudian menurun kembali pada tahun 2010 Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah proyek PMDN direncanakan sebanyak 73 proyek dengan nilai investasi Rp. 24,62 trilyun, sedangkan realisasi PMDN yaitu 64 proyek (84%) dengan nilai investasi Rp. 6,25 trilyun (25%). Tabel II-18 Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara N O TAHU N JUMLAH PROYEK INVESTASI (Rp. Juta) RENCAN A REALISAS I % RENCANA REALISASI % 1 2006 13 10 77% 7.330.166,81 594.245,38 8% 2 2007 14 11 79% 10.627.748.,0 3 1.672.463,3 3 16% 3 2008 18 13 72% 880.881,35 391.333,72 44% 4 2009 22 14 64% 5.575.321,37 2.644.965,2 6 47% 5 2010 6 13 217 % 205.857,56 954.170,40 464 % Jumlah Kumulatif 73 61 84% 24.619.975,12 6.257.178,0 9 25% Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu Hampir semua bidang usaha diminati dan direalisasi oleh PMDN, dan jika dilihat dari nilai realisasinya sampai tahun 2010, bidang usaha yang paling diminati, adalah: perkebunan, industri makanan, industri kimia diikuti oleh bidang usaha industri kertas, industri logam dasar, industri lainnya dan perhotelan. Sedangkan dibawahnya adalah pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, tekstil, industri barang logam, konstruksi, jasa serta perumahan dan perkantoran.
  • 20. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-20 2) Investasi PMA Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah proyek PMA direncanakan sebanyak 195 proyek dengan nilai investasi US$ 2,99 milyar, sedangkan realisasi PMA yaitu 91 proyek (47%) dengan nilai investasi US$ 1,69 milyar (56%). Tabel II-19 Realisasi Investasi PMAdi Provinsi Sumatera Utara NO TAHUN JUMLAH PROYEK INVESTASI (US$.000) RENCANA REALISASI % RENCANA REALISASI % 1 2006 34 12 35% 1.559.072,88 54.156,31 3% 2 2007 41 26 63% 392.487,90 330.250,53 84% 3 2008 53 24 45% 506.981,44 255.176,02 50% 4 2009 52 20 38% 397.085,24 940.296,46 237% 5 2010 15 9 60% 140.134,41 110.089,62 79% Jumlah Kumulatif 195 91 47% 2.995.761,87 1.689.968,94 56% Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami peningkatan dimana tahun 2007 realisasi investasi PMA dari jumlah proyek meningkat dari 35% pada tahun 2006 menjadi 63% pada tahun 2007 akan tetapi realisasi investasi ini mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 dimana masing-masing nilai realisasinya hanya sebesar 45% dan 38 % hal ini sebagai dampak dari terjadinya krisis ekonomi global dan jatuhnya beberapa bursa saham dunia yang implikasi langsung pada Foreign Direct Investment ditambah lagi bahwa beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif. Bidang usaha yang tidak direalisasikan oleh PMA adalah pertambangan, kehutanan dan pengangkutan. Bidang yang paling diminati adalah industri logam dasar, perkebunan, kimia, industri lainnya dan barang logam. Sektor berbasis sumberdaya alam dan industri pengolahnya, serta potensi wisata alam dan budaya belum menjadi investasi yang dominan, dan selayaknya perlu semakin didorong kualitasnya sehingga menjadi bidang usaha yang diminati dan berpersn besar dalam perekonomian Sumatera Utara. 3) Arahan Investasi
  • 21. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-21 Penyelenggaraan penanaman modal diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberian izin penanaman modal yang akan diberikan kepada investor agar mengacu kepada rencana tata ruang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. 4) Potensi Investasi Potensi investasi yang ada di Sumatera Utara sebagian besar adalah perkebunan serta industri hulu dan hilirnya. Potensi investasi ini berbasis sumberdaya alam dan budaya masyarakat Sumatera Utara. Pada Tabel 1-20berikut ditampilkan daftar potensi investasi Provinsi Sumatera Utara. Tabel II-20 Daftar Potensi Investasi Provinsi Sumatera Utara Kabupaten/Kota Pertanian / Perkebunan Perikanan Kehutan an Tamban g Industri NonMtl Wisata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 1 1 2 3 1 2 3 Kabupaten 1 Nias x x x x x 2 Mandailing Natal x 3 Tapanuli Selatan x x x x 4 Tapanuli Tengah x x x x x 5 Tapanuli Utara x x x x x x x x x x 6 Toba Samosir x 7 Labuhan Batu x 8 Asahan x x x x 9 Simalungun x x x x 10 Dairi x x x x 11 Karo x x x x 12 Deli Serdang x x x x x x x x x x x x x 13 Langkat x x x x 14 Nias Selatan x x x 15 Humbang Hasundutan x 16 Pakpak Bharat x x x x x 17 Samosir x 18 Serdang Bedagai x x x x x x x x 19 Batubara 20 Padang Lawas Utara 21 Padang Lawas
  • 22. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-22 Kabupaten/Kota Pertanian / Perkebunan Perikanan Kehutan an Tamban g Industri NonMtl Wisata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 1 1 1 2 3 1 2 3 Kota 1 Sibolga x 2 Tanjung Balai 3 Pematangsiantar 4 Tebing Tinggi 5 Medan x x x x x x x x 6 Binjai 7 Padangsidimpuan Sumbar: RTRW Provinsi Sumatera Utara Keterangan : A Pertanian / Perkebunan B Perikanan 1 Industri karet 1 Pertambakan laut 2 Pengolahan Minyak Sawit 2 Daging Ikan 3 Perkebunan Kopi 3 Penangkapan ikan lepas 4 Hortikultura (sayur, bunga tanpa pupuk) 4 Rekreasi, penangkapan ikan 5 Hortikulture (nenas, pisang, jambu) C Potensi hutan (industri kerajinan kayu) 6 Perkebunan, Pabrik Coklat D Pertambangan (industri semen) 7 Bijian (kelapa, keledai, dan jagung) E Industri non metal 8 Pabrik tembakau 1 Industri kimia 9 Perkebunan, rempah 2 Industri galian non metal 10 Nilam 3 Pengolahan F Pariwisata 1 Pengembangan Danau Toba (daerah tujuan wisata, wisata olah raga air) 2 Pusat Ekspedisi dan Konveksi 3 Pengembangan Pariwisata Nias (kapal jelajah mini, batik, rekreasi, penangkapan ikan) 2.2.3. Perkembangan Ekspor-Impor Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah pengekspor komoditi-komoditi perkebunan. Saat ini kondisi tersebut masih dan terus berlangsung dan komoditi ekspor semakin melebar pada komoditi pertanian lainnya, buah dan sayuran. Begitu juga untuk kebutuhan dalam provinsi membutuhkan bahan/komoditi yang harus diimpor dari luar negeri, untuk kebutuhan diolah kembali maupun dikonsumsi.
  • 23. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-23 Volume dan nilai perdagangan ekspor Sumatera Utara agak berfluktuasi, sedangkan nilai impor meningkat stabil. Volume dan nilai ekspor pada tahun 2005 sebesar 8,17 juta ton dengan nilai 4,563 milyar US$, pada tahun 2006 meningkat sebesar 8,7 juta ton dengan nilai 5,42 milyar US$, tetapi pada tahun 2007 diperkirakan akan menurun sedikit menjadi 8,39 juta ton dan 3,74 milyar US$. Volume dan nilai impor Sumatera Utara meningkat dari tahun 2005 sebesar 3,72 juta ton dengan nilai 1,178 milyar US$, meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,4 juta ton dan 1,4 milyar US$, tetapi pada tahun 2007 diperkirakan nilai tetap meningkat sebesar 1,63 milyar US$ walaupun tonase menurun menjadi 3,74 juta ton. Hal ini menggambarkan bahwa barang-barang yang diimpor adalah barang jadi bernilai tinggi bukan bahan baku. Neraca perdagangan luar negeri dari Sumatera Utara selalu surplus. Pada tahun 2005 neraca perdagangan luar negeri sebesar US$ 3,39 M dan meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar US$ 4,06 M, dan pada tahun 2007 sampai Triwulan II surplus sudah mencapai US$ 1,37 M. Pintu gerbang ekspor-impor Sumatera Utara terutama (99,7 % tonase) berada pada Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Asahan dan Kuala Tanjung di Pantai Timur, sedang Pelabuhan Sibolga di Pantai Barat digunakan sebagian kecil perdagangan luar negeri dan hanya untuk mengekspor komoditi yang berasal dari wilayah Pantai Barat dan sekitarnya.
  • 24. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-24 2.2.4. Kondisi PDRB Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2011. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara adalah sekitar 6,01 persen. Nilan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012adalah 126.587,62 Milyar Rupiah, pada ahun 2012meningkat menjadi 34.463,95 MilyarRupiah. Untuk melihat rincian jumlah PDRB perlapangan Usaha di Provinsi Sumatera Utara, dapat diperhatikan pada Tabel II.8 dan Tabel II.9. TABEL II.8. PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH KONSTAN 2000 (MILIYAR RUPIAH) No Sektor/Lapangan Usaha Jumlah PDRB (Miliar Rupiah) 2008 2009 2010 2011 2012 I Primer 1 Pertanian 25 300,64 26 526,92 28040,20 29 390,58 30 778,67 2 Pertambangan dan Penggalian 1 304,35 1 322,98 1400,65 1 494,85 1 525,32 II Sekunder 3 Industri 24 305,23 24 977,11 26015,21 26 548,66 27 513,09 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 772,94 816,00 872,14 943,75 976,09 5 Bangunan 7 090,65 7 554,36 8066,15 8 754,63 9 348,16 III Tersier 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 19 515,52 20 575,43 21919,34 23 693,43 25 406,77 7 Pengangkutan & Komunikasi 9 883,24 10 630,44 11633,90 12 799,43 13 856,60 8 Keuangan 7 479,84 7 939,21 8795,14 9 992,48 11 111,51 9 Jasa-jasa 10 519,96 11 216,75 11976,16 12 969,81 13 947,74 Jumlah 106 172,36 111 559,22 118 718,902 126 587,62 134463,95 Sumber: BPS – Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2013
  • 25. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-25 GAMBAR 2.3 STRUKTUR PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH KONSTAN 2000 (MILIYAR RUPIAH) Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014 TABEL II.9 PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH BERLAKU (MILIYAR RUPIAH) No Sektor/Lapangan Usaha Jumlah PDRB (Miliar Rupiah) 2008 2009 2010 2011 2012 I Primer 1 Pertanian 48 871,76 54431,19 62 984,34 70 655,87 76 838,11 2 Pertambangan dan Penggalian 2 980,89 3229,57 3 759,75 4 341,19 4 635,32 II Sekunder 3 Industri 51 640,68 55050,58 63 013,45 70 672,27 77 484,96 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 2 073,31 2324,64 2 602,69 2 966,49 3 178,78 5 Bangunan 12 762,99 14901,55 17 519,79 20 172,80 23 595,94 III Tersier 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 41 281,12 44941,66 52 395,32 60 387,52 67 027,28 7 Pengangkutan & Komunikasi 18 568,82 21040,75 24 907,45 28 964,29 32 854,36 8 Keuangan 14 409,71 15728,68 18 163,84 21 887,63 26 442,21 9 Jasa-jasa 21 342,41 24704,99 29 709,88 34 324,37 39 061,18
  • 26. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-26 Jumlah 213 931,70 236 353,62 275 056,51 314372,44 351 118,16 Sumber: BPS – Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2013 GAMBAR 2.4 STRUKTUR PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH BERLAKU (MILIYAR RUPIAH) Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014 Dari tabel dan grafik diatas, dapat diperhatikan bahwa lapangan usaha yang memberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang disusul oleh sektor Industri dan Sektor Pertanian. Sedangkan sektor yang paling sedikit memberi kontribusi adalah sektor Listrik, Gas, dan Air Minum. 2.3.1. Laju PertumbuhanPDRB Provinsi Sumatera Utara Secara umum laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 8,8 % dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel II.10 dan Gambar 2.8.
  • 27. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-27
  • 28. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-28 TABEL II.10 LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH KONSTAN 2000 (%) No Lapangan Usaha 9Sektor Laju Pertumbuhan PDRB (%) 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 4.8 5.7 4.8 4.7 2 Pertambangan dan Penggalian 1.4 5.9 6.7 2.0 3 Industri 2.8 4.2 2.1 3.6 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 5.6 6.9 8.2 3.4 5 Bangunan 6.5 6.8 8.5 6.8 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.4 6.5 8.1 7.2 7 Pengangkutan & Komunikasi 7.6 9.4 10.0 8.3 8 Keuangan 6.1 10.8 13.6 11.2 9 Jasa-jasa 6.6 6.8 8.3 7.5 Laju Sumatera Utara 5.1 6.4 6.6 6.2 Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014 GAMBAR 2.5 LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008 – 2012 ADH BERLAKU Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014
  • 29. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-29 2.3. Aspek Kependudukan 2.3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk Data jumlah dan persebaranpenduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2013 dan data Sensus Penduduk Tahun 2010 (sumber : BPS).Data kependudukan dirinci menurut kabupaten/kota dimana keseluruhannya dikelompokkan dalam 4 kawasan (Pantai Timur, Dataran Tinggi, Pantai Barat dan Kepulauan Nias).Data jumlah dan persebaran penduduk ditunjukkan pada Tabel 4.4. dan Tabel 4.5. Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2 ) PendudukTahun 2012 PembagianKa wasanJumlah Kepadatan (Jiwa/km2 )(Jiwa) 1 Nias 980,32 132,860 136 Kep. Nias 2 Mandailing Natal 6.620,70 410,931 62 Pantai Barat 3 Tapanuli Selatan 4.352,86 268,095 62 DataranTinggi 4 Tapanuli Tengah 2.158,00 318,908 148 Pantai Barat 5 Tapanuli Utara 3.764,65 283,871 75 DataranTinggi 6 Toba Samosir 2.352,35 174,865 74 DataranTinggi 7 Labuhan Batu 2.561,38 424,644 166 PantaiTimur 8 Asahan 3.675,79 677,876 184 PantaiTimur 9 Simalungun 4.386,60 830,986 189 DataranTinggi 10 Dairi 1.927,80 273,394 142 DataranTinggi 11 Karo 2.127,25 358,823 169 DataranTinggi 12 Deli Serdang 2.486,14 1,845,615 742 PantaiTimur 13 Langkat 6.263,29 976,885 156 PantaiTimur 14 Nias Selatan 1.625,91. 294,069 181 Kep. Nias 15 Humbang Hasundutan 2.297,20 174,765 76 DataranTinggi 16 Pakpak Bharat 1.218,30 41,492 34 DataranTinggi 17 Samosir 2.433,50 121,594 50 DataranTinggi 18 Serdang Bedagai 1.913,33 604,026 316 PantaiTimur 19 Batu Bara 904,96 381,023 421 PantaiTimur 20 Padang Lawas Utara 3.918,05 229,064 58 DataranTinggi 21 Padang Lawas 3.892,74 232,166 60 DataranTinggi 22 Labuhan Batu Selatan 3.116,00 284,809 91 PantaiTimur 23 Labuhan Batu Utara 3.545.80 335,459 1 PantaiTimur 24 Nias Utara 1.501,63 128,533 86 Kep. Nias 25 Nias Barat 544,09 82,701 152 Kep. Nias 26 Kota Sibolga 10,77 85,852 7971 Pantai Barat 27 Kota Tanjungbalai 61,52 157,175 2555 PantaiTimur 28 Kota Pematang Siantar 79,97 236,947 2963 DataranTinggi
  • 30. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-30 No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2 ) PendudukTahun 2012 PembagianKa wasanJumlah Kepadatan (Jiwa/km2 )(Jiwa) 29 Kota Tebing Tinggi 38,44 147,771 3844 PantaiTimur 30 Kota Medan 265,10 2,122,804 8008 PantaiTimur 31 Kota Binjai 90,24 250,252 2773 PantaiTimur 32 Kota Padangsidimpuan 114,65 198,809 1734 DataranTinggi 33 Kota Gunungsitoli 469,36 128,337 273 Kep. Nias Provinsi Sumatera Utara 71.680,68 13,215,401 184 Sumber : Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2013 Tabel 2.5 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota No. Kabupaten/Kota JumlahPenduduk PembagianKawasan 2000 2010 1 Nias 683,416 132,329 Kep. Nias 2 Mandailing Natal 359,849 403,894 Pantai Barat 3 Tapanuli Selatan 734,364 264,108 DataranTinggi 4 Tapanuli Tengah 244,679 310,962 Pantai Barat 5 Tapanuli Utara 407,711 278,897 DataranTinggi 6 Toba Samosir 304,125 172,933 DataranTinggi 7 LabuhanBatu 844,924 414,417 PantaiTimur 8 Asahan 935,855 667,563 PantaiTimur 9 Simalungun 855,802 818,104 DataranTinggi 10 Dairi 292,857 269,848 DataranTinggi 11 Karo 283,713 350,479 DataranTinggi 12 Deli Serdang 1,959,488 1,789,243 PantaiTimur 13 Langkat 906,565 966,133 PantaiTimur 14 Nias Selatan * - 289,876 Kep. Nias 15 HumbangHasundutan * - 171,687 DataranTinggi 16 Pakpak Bharat * - 40,481 DataranTinggi 17 Samosir * - 119,650 DataranTinggi 18 SerdangBedagai * - 593,803 PantaiTimur 19 Batubara * - 374,535 PantaiTimur 20 Padang Lawas Utara * - 223,049 DataranTinggi 21 Padang Lawas * - 223,480 DataranTinggi
  • 31. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-31 No. Kabupaten/Kota JumlahPenduduk PembagianKawasan 2000 2010 22 LabuhanBatu Selatan * - 277,549 PantaiTimur 23 LabuhanBatu Utara * - 331,660 PantaiTimur 24 Nias Utara * - 127,530 Kep. Nias 25 Nias Barat * - 81,461 Kep. Nias 26 Sibolga 82,310 84,444 Pantai Barat 27 TanjungBalai 132,438 154,426 PantaiTimur 28 PematangSiantar 241,524 234,885 DataranTinggi 29 TebingTinggi 125,006 145,180 PantaiTimur 30 Medan 1,905,587 2,109,339 PantaiTimur 31 Binjai 213,760 246,010 PantaiTimur 32 Padangsidimpuan * - 191,554 DataranTinggi 33 Gunungsitoli * - 125,566 Kep. Nias JUMLAH 11,513,973 12,985,075 Sumber :Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 Keterangan : * Kabupaten/Kota hasil pemekaran
  • 32. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-32 Tabel 2.6 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kawasan No. Kawasan 2000 2010 Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 PantaiTimur 7,023,623 61.00 8,069,858 62.15 2 DataranTinggi 3,120,096 27.10 3,359,155 25.87 3 Pantai Barat 686,838 5.97 799,300 6.16 4 KepulauanNias 683,416 5.94 756,762 5.83 11,513,973 100.00 12,985,075 100.00 Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2014. Gambar 2.2. Proporsi Penduduk Menurut Kawasan di Provinsi Sumatera Utara Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013 62.15 25.87 6.16 5.83 Pantai Timur Dataran Tinggi Pantai Barat Kepulauan Nias
  • 33. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-33 Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain: 1. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 sebesar 13.215.401 jiwa, sementara kepadatan penduduk sebesar 184 jiwa/km2 . Angka tersebut berarti bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki penduduk dengan jumlah terbesar di Pulau Sumatera, atau keempat terbesar secara nasional (setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah). 2. Penduduk Provinsi Sumatera Utara tersebar di berbagai kabupaten/kota dimana jumlah penduduk terbesar berada di Kota Medan, yaitu sebanyak 2.122.804 jiwa, diikuti oleh Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebanyak 1.845.615 jiwa. Jumlah penduduk terendah berada di Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Barat dan Kota Sibolga, masing-masing sebanyak 41,492 jiwa, 82,701 jiwa dan 85,852 jiwa. 3. Untuk dapat melihat pola persebaran penduduk, kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dikelompokkan menjadi 4 kawasan, yaitu Kawasan Pantai Timur, DataranTinggi, Pantai Barat dan KepulauanNias. 4. Lebih dari separuh penduduk Provinsi Sumatera Utara berada di Kawasan Pantai Timur dan cenderung semakin terkonsentrasi di kawasan tersebut. Bila padaTahun 2000, terdapat sebesar 61% penduduk yang berada di Kawasan Pantai Timur, maka pada Tahun 2010 telah menjadi sebesar 62,15% (Tabel 4.6). Di sisi lain, Kawasan Dataran Tinggi dan Kepulauan Nias mengalami penurunan proporsi, sedangkan Kawasan Pantai Barat mengalami kenaikan proporsi yang tidak signifikan (0,19%). 5. Terkonsentrasinya penduduk di Kawasan Pantai Timur berkaitan erat dengan pola urbanisasi dan migrasi antarkawasan di Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut mengindikasikan tingginya proses urbanisasi di Kawasan Pantai Timur yang perwujudannya adalah pembentukan wilayah perkotaan Medan dan Sekitarnya (memunculkan konsep KSN Mebidangro) serta tumbuhnya kota-kota utama di sepanjang jalur transportasi Lintas Timur (Stabat, Binjai, Medan, TebingTinggi, Kisaran, Rantau Prapat, dll). Hal ini juga mengindikasikan bahwa telah terjadi proses migrasi dari berbagai kawasan di Provinsi Sumatera Utara menuju Kawasan Pantai Timur.
  • 34. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-34 PENYUSUNAN NSPM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
  • 35. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-35 2.3.2.Laju Pertumbuhan Penduduk Data laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber : BPS) mulai Tahun 1961 sampai 2010. Data laju pertumbuhan penduduk ditunjukkan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8, dan Gambar 4.2. Tabel 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1961 4.964.734 1971 6.621.831 1980 8.360.894 1990 10.256.027 2000 11.513.973 2010 12.982.204 Sumber: BPS, Sensus Penduduk Tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010. Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara Periode PertambahanJumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Rata-Rata (%) 1961-1971 1,657,097 3.34 1971-1980 1,739,063 2.92 1980-1990 1,895,133 2.27 1990-2000 1,257,946 1.23 2000-2010 1,468,231 1.28 Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013.
  • 36. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-36 Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014 Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain: 1. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara terus mengalami kenaikan selama 5 dekade terakhir (1961-2010). Dalam 5 dekade tersebut, jumlah penduduk provinsi telah bertambah lebih dari 2 kali lipat, yaitu dari 4,9 juta pada Tahun 1961 menjadi 12,9 juta pada Tahun 2010. 2. Laju pertumbuhan rata-rata tertinggi terjadi pada periode 1961-1971, yaitu 3,34% per tahun, lalu secara bertahap terus menurun sampai periode 1990-2000, yaitu 1,23% per tahun. 3. Pada periode 2000-2010 laju pertumbuhan rata-rata sedikit meningkat, yaitu 1,28% per tahun. - 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 1961 1971 1980 1990 2000 2010
  • 37. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-37 2.3.3.Komposisi Penduduk a) Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Data penduduk perkotaan dan perdesaan Provinsi Sumatera Utara bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber : BPS) Tahun 2000 dan 2010 (Tabel 4.2 dan Gambar 4.2). Berdasarkan data tersebut didapatkan beberapa informasi antara lain: 1. Proporsi penduduk perkotaan provinsi mengalami kenaikan selama periode 2000-2010, yaitu dari 43,06% menjadi 49,16%. Sebaliknya, proporsi penduduk desa mengalami penurunan dari 56,94% menjadi 50,84% pada periode yang sama. 2. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini separuh dari penduduk Provinsi Sumatera Utara telah menjadi penduduk perkotaan (urban). Bila kecenderungan ini terus berlangsung, maka pada dekade selanjutnya sebagian besar dari penduduk provinsi akan menjadi penduduk perkotaan (urban). Hal ini sekaligus menunjukkan semakin meningkatnya kebutuhan dan tingkat permasalahan di wilayah perkotaan termasuk didalamnya adalah perumahan dan permukiman seperti backlog, permukiman kumuh, permukiman ilegal dan sebagainya. 3. Kota-kota di Provinsi Sumatera Utara umumnya sudah memiliki proporsi penduduk perkotaan yang tinggi, kecuali Kota Gunungsitoli (28,5%). Sementara kabupaten yang memiliki proporsi penduduk perkotaan yang tinggi adalah Kabupaten Deli Serdang (75,7%), Labuhan Batu (40%) danAsahan (39,4%). Hal ini menjadi indikasi bahwa permasalahan perkotaan termasuk perumahan dan permukiman yang kompleks terjadi di kabupaten/kota tersebut.
  • 38. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-38 Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Provinsi Sumatera Utara Tahun Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 2000 4.955.171 43,06 6.551.637 56,94 11.506.808 2010 6.382.672 49,16 6.599.532 50,84 12.982.204 Sumber : BPS, Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010. Gambar 2.4 Pertumbuhan Penduduk Perkotaan Provinsi Sumatera Utara Sumber: Hasil Anlisis Konsultan, 2014 Perkotaan Perdesaan 0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 2000 2010 Perkotaan Perdesaan
  • 39. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-39 Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kabupaten/Kota No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan 1 Nias 1.573 129.804 131.377 2 Mandailing Natal 67.712 337.233 404.945 3 Tapanuli Selatan 11.862 251.953 263.815 4 Tapanuli Tengah 79.047 232.185 311.232 5 Tapanuli Utara 29.590 249.667 279.257 6 Toba Samosir 42.977 130.152 173.129 7 Labuhan Batu 166.148 248.962 415.110 8 Asahan 263.320 404.952 668.272 9 Simalungun 259.904 557.816 817.720 10 Dairi 48.604 221.449 270.053 11 Karo 90.748 260.212 350.960 12 Deli Serdang 1.355.844 434.587 1.790.431 13 Langkat 320.159 647.376 967.535 14 Nias Selatan 9.277 280.431 289.708 15 Humbang Hasundutan 21.866 149.784 171.650 16 Pakpak Bharat 1.765 38.740 40.505 17 Samosir 11.427 108.226 119.653 18 Serdang Bedagai 217.846 376.537 594.383 19 Batu Bara 119.996 255.889 375.885 20 Padang Lawas Utara 12.333 211.198 223.531 21 Padang Lawas 24.015 201.244 225.259 22 Labuhan Batu Selatan 54.401 223.272 277.673 23 Labuhan Batu Utara 44.927 285.774 330.701 24 Nias Utara 3.155 124.089 127.244 25 Nias Barat 0 81.807 81.807 26 Kota Sibolga 84.481 0 84.481 27 Kota Tanjungbalai 154.445 0 154.445 28 Kota Pematang Siantar 234.698 0 234.698 29 Kota Tebing Tinggi 145.248 0 145.248 30 Kota Medan 2.097.610 0 2.097.610 31 Kota Binjai 235.450 10.704 246.154 32 Kota Padangsidimpuan 136.275 55.256 191.531 33 Kota Gunungsitoli 35.969 90.233 126.202 Provinsi Sumatera Utara 6.382.672 6.599.532 12.982.204 Sumber : BPS, Sensus Penduduk Tahun 2010.
  • 40. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-40 b) Penduduk Menurut Mata Pencaharian Datapenduduk menurut mata pencaharian bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber : BPS) Tahun 2000 dan 2010. Mata pencaharian dibagi menjadi 7 kategori dan dibagi menurut kabupaten/kota. Datapenduduk menurut mata pencaharianditunjukkan pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain: 1. Data penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan antara lain pergeseran struktur mata pencaharian, struktur perekonomian serta tingkat perkembangan kota. 2. Dalam kurun waktu 2000-2010, Provinsi Sumatera Utara mengalami pergeseran struktur mata pencaharian yang cukup signifikan yang ditandai meningkatnya proporsi sektor sekunder (industri) dan tersier (perdagangan dan jasa). Sektor sekunder meningkat dari 5,22% menjadi 6,41%, sementara sektor tersier meningkat dari 42,44% menjadi 46,68%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir proporsi pekerja / rumah tangga pada sektor-sektor perkotaan meningkat pesat. 3. Dalam kurun waktu yang sama, terjadi juga pergeseran yang signifikan antar sub sektor pertanian dimana sub sektor pertanian tanaman pangan mengalami penurunan dari 34,86% menjadi 22,86%, demikian juga sub sektor peternakan dari 5,58% menjadi 0,95%, sementara sub sektor perkebunan meningkat pesat dari 9,7% menjadi 20,61%. 4. Pergeseran struktur mata pencaharian akan membawa implikasi pada kebutuhan perumahan, dimana akan muncul kebutuhan perumahan baru pada pekerja-pekerja di perkotaan dan sektor perkebunan.
  • 41. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-41 Tabel 2.11. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian No. Sektor Tahun 2000 Tahun 2010 Jumlah (Jiwa) Persen (%) Jumlah (Jiwa) Persen (%) 1 PertanianTanamanPangan 1,664,026 34.86 1,202,961 22.86 2 Perkebunan 462,905 9.70 1,084,568 20.61 3 Perikanan 104,978 2.20 131,752 2.50 4 PeternakanDll 266,577 5.58 49,808 0.95 5 Industri 249,330 5.22 337,298 6.41 6 Perdagangan 476,771 9.99 854,400 16.24 7 Jasa-Jasa 1,549,086 32.45 1,601,835 30.44 4,773,673 100.00 5,262,622 100.00 Sumber: Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2012 Gambar 2.5. Struktur Mata PencaharianPenduduk Tahun 2010 Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2014 22.86 20.61 2.50.95 6.41 16.24 30.44 Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Perikanan Peternakan, Dll Industri Perdagangan Jasa-Jasa
  • 42. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-42 Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Sumatera Utara NamaKabupaten/Kota Lapangan Us aha Pertani an Perke- bunan Peri- kanan Peter- nakan Kehu- tanan Perta m- bang an Industr i Pengo- lahan Listri k dan Gas Konstr uk/ Bangu n Perda ga- ngan Hotel dan Rumah Makan Transp ort dan Pergud gn Infor ms dan Komn ks Keu. dan Asur ansi Jasa Pendi- dikan Jasa Kese- hatan Jasa Kema -sya- rakat an Lainn ya Jumlah 1 Nias 20,290 35,126 466 330 18 51 199 29 676 1,120 34 607 16 44 1,197 149 1,257 338 61,947 2 Mandailing Natal 68,584 53,110 2,395 401 426 4,830 2,393 189 3,359 18,603 635 5,226 243 255 8,549 1,458 7,507 1,628 179,791 3 Tapanuli Selatan 63,728 38,919 287 109 173 519 2,043 107 1,040 8,099 1,883 2,706 86 116 4,162 788 2,517 631 127,913 4 Tapanuli Tengah 37,325 36,964 10,862 548 331 591 3,181 510 4,294 13,454 2,227 5,198 337 361 6,218 1,164 7,591 867 132,023 5 Tapanuli Utara 66,465 39,814 187 624 335 245 4,979 156 1,698 9,082 2,053 3,096 341 356 6,259 1,079 7,283 432 144,484 6 Toba Samosir 46,229 14,846 659 253 236 175 2,702 434 1,484 7,896 1,063 2,260 264 288 4,020 1,149 5,729 700 90,387 7 LabuhanBatu 11,438 53,374 4,222 302 162 462 4,283 414 5,435 22,360 1,002 9,945 495 1,13 4 6,297 1,859 17,20 5 2,345 142,734 8 Asahan 22,297 65,370 13,423 2,442 1,198 665 15,365 738 14,83 2 35,323 1,571 12,577 907 1,43 8 10,770 2,801 27,98 8 6,047 235,752 9 Simalungun 113,87 5 96,146 2,585 3,053 731 1,218 12,846 548 13,68 3 37,883 4,100 12,305 771 932 13,649 2,962 27,80 1 5,319 350,407 10 Dairi 68,006 40,307 176 487 163 248 1,233 162 1,550 10,278 1,320 3,421 323 247 5,146 1,148 7,675 789 142,679 11 Karo 120,14 8 14,238 145 1,623 119 254 2,588 212 3,103 19,649 3,422 6,075 610 537 6,033 1,911 13,15 1 1,752 195,570 12 Deli Serdang 97,148 35,470 8,195 8,510 996 2,144 99,577 4,21 9 91,28 7 121,28 3 9,841 53,780 5,018 6,34 5 30,457 9,568 88,58 5 22,13 6 694,559 13 Langkat 61,845 97,459 16,518 6,577 2,504 2,446 20,309 1,56 1 24,56 2 51,809 2,970 15,922 967 830 14,207 3,464 31,16 8 6,596 361,714 14 Nias Selatan 58,935 48,581 3,754 2,409 278 494 937 74 2,345 3,426 193 1,469 77 80 3,817 518 3,810 487 131,684 15 Humbang Has. 48,951 23,580 213 438 214 202 532 91 950 4,321 963 1,335 91 140 4,003 629 3,528 230 90,411 16 Pakpak Bharat 11,486 4,462 8 34 43 42 52 29 203 916 101 301 29 21 1,100 227 1,494 77 20,625 17 Samosir 31,858 14,474 1,302 313 48 62 2,020 86 670 4,807 814 1,218 116 83 3,055 721 3,028 624 65,299 18 SerdangBedagai 68,806 40,858 8,983 2,910 422 743 18,111 511 9,786 31,955 2,316 10,201 567 421 8,218 1,940 17,67 3 2,883 227,304 19 Batu Bara 31,585 16,369 16,657 1,051 241 628 10,586 359 6,603 19,269 2,736 7,161 349 303 5,688 1,102 10,01 8 1,665 132,370 20 Padang L. Utara 38,218 49,647 150 126 118 208 1,023 81 570 5,392 960 1,691 101 127 3,157 685 2,949 520 105,723
  • 43. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-43 NamaKabupaten/Kota Lapangan Us aha Pertani an Perke- bunan Peri- kanan Peter- nakan Kehu- tanan Perta m- bang an Industr i Pengo- lahan Listri k dan Gas Konstr uk/ Bangu n Perda ga- ngan Hotel dan Rumah Makan Transp ort dan Pergud gn Infor ms dan Komn ks Keu. dan Asur ansi Jasa Pendi- dikan Jasa Kese- hatan Jasa Kema -sya- rakat an Lainn ya Jumlah 21 Padang Lawas 37,846 35,981 107 143 137 80 1,531 108 830 9,307 619 2,910 108 162 3,308 667 3,033 658 97,535 22 Lab. Batu Selatan 1,517 70,376 401 88 719 43 2,548 126 1,382 10,351 581 3,516 151 330 3,273 862 6,533 1,144 103,941 23 Lab.Batu Utara 15,207 59,107 2,683 249 228 405 2,343 201 2,054 12,490 536 4,105 190 305 4,845 1,105 7,672 1,929 115,654 24 Nias Utara 10,209 36,151 1,587 470 29 203 254 14 811 1,234 25 396 20 27 1,630 206 1,597 340 55,203 25 Nias Barat 5,652 28,200 299 540 41 56 220 17 645 992 30 354 11 20 1,091 125 1,326 143 39,762 71 Kota Sibolga 152 160 6,121 47 26 36 603 203 1,619 7,746 864 3,104 291 335 1,493 573 6,226 459 30,058 72 Kota Tj.Balai 998 930 11,537 170 104 112 2,209 156 2,290 12,989 1,150 6,307 386 503 3,354 1,012 9,525 452 54,184 73 Kota P. Siantar 6,183 932 101 281 96 127 6,784 340 5,721 26,098 2,038 6,691 1,006 1,65 9 6,645 2,113 20,49 7 1,952 89,264 74 Kota TbgTinggi 1,948 1,524 79 353 53 138 4,938 221 4,255 15,740 2,029 5,586 438 1,16 6 3,629 1,247 10,85 3 689 54,886 75 Kota Medan 9,702 6,741 15,682 1,922 739 1,433 78,111 5,89 9 51,90 3 211,21 7 22,885 76,994 12,54 0 20,6 75 41,117 19,24 8 157,5 91 37,99 9 772,398 76 Kota Binjai 5,024 1,704 189 1,032 86 304 10,030 567 11,18 4 21,296 2,203 8,040 631 1,03 7 5,166 1,588 17,99 9 2,140 90,220 77 Kota Padang SP. 15,287 5,562 82 148 42 347 1,674 193 3,994 16,492 2,816 7,231 437 561 5,863 1,301 11,80 7 657 74,494 78 Kota Gunungsitoli 6,019 18,086 1,697 728 41 574 1,009 154 2,942 5,154 389 2,157 192 171 2,512 662 7,759 1,401 51,647 Prov. Sumatera Utara 1,202,9 61 1,084,5 68 131,75 2 38,71 1 11,09 7 20,08 5 317,21 3 18,7 09 277,7 60 778,03 1 76,369 283,88 5 28,10 9 41,0 09 229,92 8 66,03 1 550,3 75 106,0 29 5262,62 Sumber:Data SensusPenduduk 2010 - BadanPusatStatistikRepublik Indonesia
  • 44. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-44 c) Penduduk Menurut Kelompok Umur Datapenduduk menurut kelompok umur bersumber dari data Sensus Penduduk (sumber : BPS) Tahun 2000 dan 2010. Datapenduduk menurut kelompok umur ditunjukkan pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Informasi yang dapat diperoleh dari data tersebut antara lain: Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2000 Kelompok Umur Perempuan Laki Laki-Laki + Perempuan 0 - 4 645622 674154 1319776 5-9 652657 689629 1342286 10-14 686183 723999 1410182 15-19 684202 691975 1376177 20-24 550575 512921 1063496 25-29 494856 462126 956982 30-34 429138 413671 842809 35-39 391874 377212 769086 40-44 327812 336924 664736 45-49 244095 257784 501879 50-54 174165 175045 349210 55-59 140017 134224 274241 60-64 122541 117094 239635 65-69 85701 73713 159414 70-74 63524 58334 121858 75+ 63520 51496 115016 T.T 21 10 31 Sumber:BPS, Sensus Penduduk Tahun 2000
  • 45. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-45 Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan 0-4 744,374 706,319 1,450,693 5-9 750,888 706,009 1,456,897 10-14 723,815 684,095 1,407,910 15-19 640,079 624,541 1,264,620 20-24 550,253 559,810 1,110,063 25-29 551,237 553,946 1,105,183 30-34 494,373 492,350 986,723 35-39 448,195 455,114 903,309 40-44 400,598 412,031 812,629 45-49 344,796 360,378 705,174 50-54 293,428 299,424 592,852 55-59 209,213 211,116 420,329 60-64 121,965 139,687 261,652 65-69 88,094 111,585 199,679 70-74 60,765 81,532 142,297 75-79 31,680 49,329 81,009 80-84 18,385 29,730 48,115 85-89 7,052 12,817 19,869 90-94 2,686 5,507 8,193 95+ 1,478 3,530 5,008 Sumber:BPS, Sensus Penduduk Tahun 2010
  • 46. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-46
  • 47. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-47 2.4. Aspek Sarana dan Prasarana 2.4.1. Jaringan Transportasi A. Jaringan Jalan Dalam konteks tata ruang internal Sumatera Utara, kajian sektor transportasi dititikberatkan pada sistem prasarana transportasi darat, oleh karena jaringan jalan darat, angkutan sungai dan penyeberangan dan jaringan kereta api berpengaruh langsung terhadap pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di wilayah daratan Sumatera Utara.Meskipun demikian, pola lokasional prasarana angkutan udara dan laut juga memberikan kerangka pembentukan struktur dan pola ruang melalui penguatan pada pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi sentralistik dari kota dimana bandara dibangun dan penguatan struktur wilayah sepanjang garis pantai dimana pelabuhan-pelabuhan dibangun. Kedua jenis angkutan yang disebut terakhir ini lebih menentukan perkembangan wilayah dalam kaitan fungsinya sebagai outlet dan inlet bagi pergerakan penumpang dan barang antara Sumatera Utara dengan wilayah eksternalnya. Di Provinsi Sumatera Utara terjadi perkembangan kuantitas jaringan jalan untuk semua jenis jalan, yaitu selama kurun 1999-2001 jalan nasional, jalan Provinsi, jalan kabupaten, dan jalan kota bertambah dari 26.536,00 km menjadi 31.280,430 km atau sekitar 4.744,43 km atau (15,16 %).sDari segi kualitas, secara umum telah terjadi penurunan kualitas jalan. Pada tahun 1999, jaringan jalan di Sumatera Utara yang mempunyai kondisi rusak dan rusak berat mencapai sekitar 55,99% dari panjang jalan keseluruhan. Bila dilihat dari lokasinya, sebagian besar terdapat di wilayah kabupaten (rural area). Keadaan ini menyebabkan ketimpangan akses desa-kota yang merupakan sebagian dari penyebab terjadinya ketimpangan perkembangan ekonomi antara wilayah perdesaan dengan perkotaan. Secara rinci panjang jalan di Sumatera Utara menurut kondisi dan status jalan dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2.17 Data Jalan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di Provsu
  • 48. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-48 Dilihat dari kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah, jaringan jalan nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah dataran tinggi di bagian tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan Provinsi, rasio di wilayah pantai Timur lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pantai Barat Provinsi Sumatera Utara. Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan jalan nasional, wilayah pantai Timur dapat dikatakan mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan dataran tinggi. Namun, hal tersebut dikompensasi oleh tingkat perkembangan pembangunan jalan Provinsi yang lebih tinggi di wilayah pantai Barat dan dataran tinggi. Dikaitkan dengan fungsi masing-masing jenis jalan, wilayah pantai Timur memiliki akses antar Provinsi yang baik. Di pihak lain, wilayah pantai Barat pada dasarnya telah memiliki akses antar pusat kabupaten yang baik. Ketimpangan perkembangan antara wilayah pantai Timur dengan pantai Barat dan dataran tinggi, merupakan akibat dari rendahnya aksesibilitas bagi pergerakan lokal di wilayah pantai Barat dan dataran tinggi. Informasi kualitatif mengindikasikan masih minimnya pembangunan jaringan jalan yang mampu memberikan akses hingga sentra-sentra aktifitas pada skala lokal. Di pihak lain, sentra-sentra tersebut sangat potensial sebagai penguat perkembangan ekonomi Sumatera Utara yang berbasis sumberdaya lokal.
  • 49. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-49 B. Jaringan Kereta Api Prasarana dan sarana transportasi kereta api di Sumatera Utara selama kurun 1992- 2005 tidak mengalami perubahan yang berarti. Saat ini, panjang jalan kereta api mencapai 599.205 km, yang beroperasi sepanjang 499.388 km, sedangkan 99.622 km lainnya tidak dioperasikan. Jumlah stasiun KA 48 buah dengan pintu perlintasan 382 buah. TABEL 2.18 Panjang Lintasan dan Tipe Rel KAdi Provinsi Sumatera Utara Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara Pergerakan barang melalui sarana kereta api mengalami penurunan dengan laju rata-rata -7,9 % per tahun selama kurun waktu 1992-1995. Penurunan terbesar terjadi pada jenis komoditi perkebunan, sedangkan jenis komoditi pupuk mengalami peningkatan. Jaringan rel kereta api secara nyata terkonsentrasi di wilayah pantai Timur Sumatera Utara. Dikaitkan dengan karakteristik pelayanan, moda kereta api relatif ekonomis dioperasikan untuk melayani angkutan penumpang dan barang jarak jauh. Berarti wilayah pantai Timur telah memiliki sistem aktifitas sosial-ekonomi yang memenuhi skala ekonomi bagi dioperasikannya moda transportasi kereta api. Wilayah pantai Barat dan dataran tinggi di bagian Tengah tidak memiliki infrastruktur jaringan kereta api oleh karena kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan.
  • 50. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-50 2.4.2. Jaringan Sumber Daya Air Gambaran umum jaringan sumber daya air adaah sebagai berikut : A. Irigasi Sesuai dengan UU No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air Pasal 41 Ayat (2), yang mengatur tentang kewenangan dalam pengelolaan irigasi, dimana pembagian strata penanganan kewenangan Daerah Irigasi tersebut pada Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : - Pemerintah Pusat ( > 3000 Ha ) seluas 70.530 Ha - Pemerintah Provinsi ( 1000 - 3000 Ha ) dan Lintas Kabupaten/Kota seluas 88.773 Ha - Pemerintah Kab/Kota ( < 1000 Ha ) seluas 261.061 Ha Total 421.734 Ha Kondisi Jaringan Irigasi secara keseluruhan saat ini masih banyak yang belum dilengkapi bangunan irigasi baik yang berfungsi sebagai Pengatur pembagian air, pengendali kelebihan air, maupun pengamanan terhadap kerusakan, sehingga dirasakan saat ini setiap selesai dilakukan perbaikan pada daerah irigasi selalu rentan terhadap kerusakan masa berikutnya.
  • 51. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-51 TABEL 2.34 Data Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Uraian Eksisting Volume Baik Rusak Ringan Rusak Berat Saluran Induk (m) 292.269 209.883 64.386 18.000 Tanah (m) 209.467 144.007 47.460 18.000 Pasangan/Tbk. Pasangan (m) 82.802 65.876 16.926 - Saluran Sekunder (m) 472.752 330.230 125.642 16.880 Tanah (m) 419.089 287.324 114.885 16.880 Pasangan (m) 53.663 42.906 10.757 - Bangunan Utama (Bh ) 73 9 51 13 Bangunan Pembawa /Pelindung (Bh ) 2.003 1.660 298 45 Bangunan Pengatur (Bh ) 822 340 430 52 Saluran Pembuang (m) 133.160 78.890 14.316 39.954 Bangunan Pembuang (m) 268 188 27 53 Jumlah Daerah Irigasi (Bh ) 67 Luas Total Areal (Ha ) 88.773 Sumber: Renstra Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara B. Rawa Daerah rawa adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang potensinya belum termanfaatkan secara optimal, dan untuk pengembangannya memerlukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang kaitannya dengan daerah kawasan hutan. Di Provinsi Sumatera Utara terdapat luas baku lahan rawa seluas 1.012.005 Ha dan letaknya tersebar di Pantai Timur dan Pantai Barat. Dari Luas tersebut, yang dapat dimanfaatkan/dikembangkan untuk lahan pertanian dan pertambakan mencapai 325.710 Ha (32,18 %) namun harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Departemen Kehutanan atas Kawasan untuk dapat dijadikan menjadi areal pertanian,Lahan rawa yang potensial untuk pertanian 189.426 Ha, dan yang sudah mempunyai tata air jaringan rawa (sudah fungsional) seluas 34.923 Ha (3,45 %).
  • 52. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-52 TABEL 2.35 Data Kondisi Daerah Rawa Kewenangan Provinsi No Kabupaten/Kota Jlh DR Luas ( Ha ) 1 2 3 4 1 Deli Serdang 2 3.000 2 Karo 1 1.500 3 Labuhan Batu 10 21.116 4 Langkat 15 26.563 5 Mandailing Natal 2 3.000 6 Serdang Bedagai 2 4.000 7 Tapanuli Selatan 3 3.600 8 Tapanuli Utara 1 1.560 Jumlah 36 64.339 Sumber: Renstra Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara 2.4.3. Jaringan Energi Pemanfaatan energi di Sumatera Utara terdapat dalam bentuk energi listrik, minyak dan gas bumi serta batubara dan jenis energi lainnya dan terhadap potensi ketersediaan sumber cadangan energi, Sumatera Utara masih belum optimal dimana kebutuhan energi yang terus meningkat sementara kemampuan daya energi yang tersedia masih terbatas. Sumatera Utara saat masih krisis kekurangan energi listrik dengan kondisi daya mampu 1185 MW beban puncak 1275 MW dan kekurangan energi listrik sebesar 90 MW yang menyebabkan sering terjadi pemadaman listrik, sehingga menghambat kegiatan perekonomian. Sedangkan rasio desa berlistrik 82,18 % dan rasio elektrifikasi 75,54%. Kemampuan pasokan tenaga listrik saat Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP): WBP LWBP Daya Mampu Unit Belawan 764 MW 764 MW Daya Mampu Unit Tersebar 251 MW 150 MW Daya Mampu Pembangkit PLN: 1.015 MW 914 MW Transfer dari Riau (Sumbangteng) 7 MW 7 MW Total Daya Mampu PLN 1.022 MW 923 MW Transfer dari PT. Inalum ke PLN 44 MW - 15 MW Total Daya Mampu Sistem: 1.066 MW 908 MW Beban Puncak Prakiraan: 1.250 MW 950 MW Defisit Pasokan: 0 -184 MW 0 - 42 MW
  • 53. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-53 Pembangkit yang tersebar dan sudah beroperasi dapat dilihat dari tabel berikut ini : TABEL 2.29 Pembangkit Energi Listrik yang Telah beroperasi di Provinsi Sumatera Utara NO NAMA PEMBANGKIT DAYA TERPASANG (MW) LOKASI 1 PLTG/U BELAWAN 1077,88 MW MEDAN 2 PLTG PAYA PASIR 123,123 MW MEDAN 3 PLTG GLUGUR 100 MW MEDAN 4 PLTD TITI KUNING 24,846 MW MEDAN 5 PLTA SIPANSIHAPORAS 50 MW TAPTENG 6 PLTA RENUN 82 MW DAIRI 7 PLTU LABUHAN ANGIN (2 UNIT) 230 MW TAPTENG 8 PLTA INALUM 603 MW TOBASA 9 PLTP SIBAYAK 12 MW KARO 10 PLTM KOMBIH I & II 3 MW PAKPAK BHARAT 11 PLTM BOHO 0,2 MW SAMOSIR 12 PLTM SILANG 0,75 MW HUMBAHAS 13 PLTM SIBUNDONG 0,75 MW TAPUT 14 PLTD G. SITALI 9,89 MW NIAS 15 PLTD T. DALAM 2,81 MW NISEL 16 PLTMH BATANG GADIS I & II 0,9 MW MADINA 17 PLTMH AEK RAISAN I & II 1,5 MW TAPTENG Sumber : Renstra Dinas Pertambangan 2009 Disamping itu, kondisi penyaluran gas alam Sumatera Utara saat ini adalah sebesar 36 Million Metric Square Cubic Fee Per Day (MMSCFD) yang berasal dari wilayah Pertamina EP Sumbagut, 24 MMSCFD disalurkan ke PT. PLN untuk pembangkitan energi listrik dan12 MMSCFD untuk sektor industri melalui PT. PGN Medan. Dengan kondisi tersebut PT. PLN kekurangan sekitar 50 MMSCFD sehingga harus digantikan dengan BBM, saat ini 70 % energi primer PT. PLN menggunakan BBM sedangkan sektor industri kekurangan sekitar 12 MMSCFD sehingga sebahagian industri mengurangi bahkan berhenti berproduksi. Penyediaan energi listrik di daerah terpencil dilakukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di wilayah Kabupaten Kota. Sejak tahun 2005 hingga 2008 PLTS terpasang sebanyak Total 3.451 unit. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH)air tersebar di berbagai kabupaten di Sumatera Utara yaitu :
  • 54. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-54 1. Skala Besar terdapat di 66 lokasi dengan daya sebesar 3.005.300 Kw; 2. Skala mini terdapat di 77 lokasi dengan daya sebesar 89.698,9 Kw; 3. Skala Mikro terdapat di 68 lokasi dengan daya sebesar 3.343,6 Kw Total : 233 lokasi 3.098.075,4 Kw Diihat dari potensi dan sebaran pembangkit listrik tand tersedia maka tingkat rasio elektrifikasi terendah enam kabupaten yaitu Kab. Pakpak Bharat (56,22 %), Kab. Nias Selatan (59,06%), Kab. Nias (60,85 %), Kab. Madina (62,38 %), Kab. Batubara (62,59 %), Kab. Tobasa (62,90 %) sebagaimana tabel berikut ini.
  • 55. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-55 TABEL 2.30 Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik Per Kabupaten/Kota Tahun 2007 No Kab/Kota Jumlah Kota/Desa Rasio Desa Berlistrik Rasio Elektrifikasi 1. Deli Serdang 394 96,70 81,28 2. Serdang Bedagai 243 98,77 71,00 3. Langkat 260 82,31 66,59 4. Karo 258 76,96 61,72 5. Dairi 169 74,56 65,22 6. Pakpak Bharat 52 57,69 56,22 7. Simalungun 350 90,86 65,60 8. Asahan 182 97,80 65,27 9. Batubara 94 90,43 62,59 10. Labuhan Batu 242 95,45 64,51 11. Tapanuli Utara 243 76,06 66,75 12. Humbang Hasundutan 144 63,08 66,92 13. Toba Samosir 192 65,10 62,90 14. Samosir 117 79,49 62,95 15. Tapanuli Tengah 159 89,94 63,57 16. Tapanuli Selatan 1188 83,00 67,00 17. Mandailing Natal 376 71,28 62,38 18. Nias 443 70,33 60,85 19. Nias Selatan 214 48,37 59,06 Total Listrik Desa 5320 80,96 67,75 20. Medan 151 100,00 100,00 21. Binjai 37 99,46 100,00 22. Tebing Tinggi 35 98,57 100,00 23. Pematang Siantar 43 97,67 100,00 24. Tanjung Balai 31 98,55 99,71 25. Sibolga 17 99,12 100,00 26. Padang Sidimpuan 79 96,20 99,75 Total 5713 82,18 75,54 Sumber: Statistik 2007 PT. PLN Wilayah Sumatera Utara Selain dari pada itu di Provinsi Sumatera Utara terdapat potensi dan sumber sumber energi yang dapat dikembangkan antara lain : a. Tenaga Air ( Hydro Power ) Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, terdapat potensi pembangkit tenaga air tersebar di berbagai kabupaten di Sumatera Utara yaitu : Skala Besar : terdapat di 66 lokasi dengan daya sebesar 3.005.300 Kw; Skala mini : terdapat di 77 lokasi dengan daya sebesar 89.698,9 Kw; Skala Mikro : terdapat di 68 lokasi dengan daya sebesar 3.343,6 Kw Total : 233 lokasi 3.098.075,4 Kw b. Potensi Sumber Daya Biomassa
  • 56. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-56 Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, terdapat potensi biomassa yang dapat dikembangkan sebagai sumberdaya energi alternatif di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara seperti terlihat pada berikut ini. TABEL 2.31 Potensi Sumber Daya Biomassa No Kabupaten Sekam Padi Batok Kelapa Cangkang Kelapa Sawit Ampas Tebu A (ha) B( Ton) A (ha) B (Ton) A (ha) B (Ton) A (ha) B (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Deli Serdang Karo Simalungun Pakpak Bharat Asahan Tj. Balai Labuhan Batu Tapanuli Selatan Tapanuli Utara Humbang. H Langkat 153.6 89 20.96 6 22.84 4 5.213 71.09 9 253 73.15 7 103.9 61 65.64 9 19.24 7 58.77 8 714.66 1 13.194 9.989,6 31.755 65.356 1.062 47.693 89.761, 15 74.816, 5 87.634 61,717 4.355 - - 77 44.64 9 3.233 342 5.875 - 182 6.242 3.695 - - 159 5.089, 2 2.743 287.41 8 252,8 - 88 4.729 33.856 - 11.048 1.304 85.439, 96 - 17.8749 ,94 5.817 - 376 1.144,8 486.19 5 - 19.312 ,2 5.216 70.422 .12 - 69,467 .68 2.303, 3 - 1.220 381,6 848, 69 - - - - - - - - - - 144.40 9 - - - - - - - - - 96.000 Sumber: Renstra Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Utara c. Potensi Sumber Daya Biogas Potensi sumber daya biogas yang berasal dari kotoran ternak seperti terlihat pada Tabel TABEL 2.32 Potensi Biogas Dari Populasi Ternak Di Sumatera Utara No JENIS TERNAK TAHUN 2006 1 SAPI PERAH 6.526 2 SAPI POTONG 251.488 3 KERBAU 261.794 4 K U D A 4.051 5 KAMBING 643.860 6 DOMBA 275.844 7 B A B I 822.790
  • 57. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-57 8 AYAM BURAS 20.151.175 9 AYAM PETELUR 7.065.566 10 AYAM PEDAGING 34.030.041 11 I T I K 2.204.287 Sumber: Statistik Peternakan Sumatera Utara 2.4.4. Jaringan Telekomunikasi Kondisi telekomunikasi di Provinsi Sumatera Utara meningkat dengan tajam terlihat dengan pembangunan menara satelit pemancar dengan ketinggian bervariasi tergantung kepada lokasi dan posisi bandara yang terdapat di sekitarnya bagi operator telekomunikasi. Data menara di Sumatera Utara dan operatornya dapat dilihat pada tabel berikut ini
  • 58. P E N Y U S U N A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N P E R M U K I M A N ( R P 3 K P ) P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A BUKU DATA DAN ANALISIS II-58 TABEL 2.33 Menara Telekomunikasi Di Sumatera Utara NO TAHUN PEMBANGU NAN JUML AH OPERATOR 1 1996 4 TELKOM, SATELINDO. 2 1997 20 KOMSELINDO, PRAMIDO, EXCELCOM. 3 1998 12 TELKOMSEL, SATELINDO, PRAMIDO. 4 1999 1 TELKOMSEL. 5 2000 16 TELKOMSEL, SATELINDO. 6 2001 15 TELKOMSEL, SATELINDO. 7 2002 56 KOSA-FM, PT. RADIO MEDAN CIPTA PERDANA, TELKOMSEL, IDEM, EXELCOMINDO PRATAMA, INDOSAT SATELINDO. 8 2003 12 TELKOMSEL, IDEM, PT. RADIO BONITA JAYA SUARA, SATELINDO. 9 2004 110 TELKOMSEL, INDOSAT, EXCELCOM, FLEXI. 10 2005 149 TELKOMSEL, EXCELCOM, FLEXI, INDOSAT, ROYAL SUMATRA 11 2006 193 TELKOMSEL, EXCELCOM, PT. MEDIA, EXCELKOMINDO. 12 2007 291 TELKOMSEL, INDOSAT, SIEMENS, EXCELCOM, BAKRI TELCOM, DIREKT. JEND. KERETA API, FRIEN, HCPT, PT. SMT, PT. PTI, PROFESIONAL, PT. RPP, PT. CNPT, PT. KOMET, PT. HCP. Data : Dinas Kominfo Provsu 2007