2. Istilah “postmodern” dapat pula mengacu
satu era tertentu di mana kepercayaan
pada modernitas (the Enlightenment
belief) mulai memudar. Sebagai contoh
mulai hilangnya kepercayaan masa
modern, bahwa ilmu pengetahuan dapat
menciptakan kemakmuran; bahwa
modernitas dapat menghilangkan
kemiskinan dan ketidakadilan; bahwa ilmu
pengetahuan akan membawa kemajuan
bagi kemanusiaan (emansipasi dan
progress).
3. Kata postmodern berasal dari kata “modern”
yang berarti masa kini, terbaru, baru,
mutakhir, dan “post” artinya sesudah,
pasca. Dengan demikian “postmodern”
mengandung makna telah berakhirnya
masa modern.
4. Pemikiran Nietzsche dianggap sebagai penutup
dari periode filsafat modern untuk menyongsong
periode filsafat post-modern.
Konsekuensi dari modernisme nyata adalah apa
yang mungkin disebut oleh kaum post-modernis
sebagai de-realisasi.
Bagi kaum posmodernis, konsep genealogi
Nietzsche juga merupakan sebuah rujukan
penting.
Nietzsche merupakan titik temu antara filosof
postmodern dan Martin Heidegger, yang mana
meditasinya atas seni dan teknologi selalu
mereka kutip dan komentari.
5.
6. Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900)
Menurutnya manusia harus menggunakan
skeptisme radikal terhadap kemampuan akal.
Tidak ada yang dapat dipercaya dari akal.
Terlalu naif jika akal dipercaya mampu
memperoleh kebenaran. Kebenaran itu sendiri
tidak ada. Jika orang beranggapan dengan akal
diperoleh pengetahuan atau kebenaran, maka
akal sekaligus merupakan sumber kekeliruan.
7. Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930–Paris, 9
Oktober 2004)
Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting
abad ke 20 dan ke 21. Istilah-ilstilah falsafinya
yang terpenting adalah dekonstruksi, dan
différance..
8. Pascamodern adalah sebuah kritik dari filsafat
modern yang muncul ketika akhir abad 19.
Toynbee dalam A Study of History (1974)
menggunakan istilah postmodern untuk
menjelaskan siklus sejarah di mana dominasi
Barat mulai menyusut, individualisme,
kapitalisme dan kristianisme serta bangkitnya
kebudayaan non-barat serta menonjolnya
pluralisme dalam kebudayaan dunia sebagai
awal dari kebudayaan postmodern (Toynbee,
1974, Akhyar Yusuf Lubis, 2004: 12-13).