Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa ke-16 yang melawan kolonialisme Belanda. Ia menolak monopoli perdagangan Belanda di Makassar namun akhirnya dikalahkan dalam Perjanjian Bongaya tahun 1667. Hasanuddin wafat pada usia 39 tahun dan diangkat sebagai pahlawan nasional karena perlawanannya melawan kolonialisme.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Sultan Hasanuddin Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda
1. Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah « sejarah kolonialisme barat »
Disusun oleh : PUJI SUSANTI
NIRM : 4322311030026
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG
2. Siapakah Sultan Hasanudin ?
1. Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi
Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar,
Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun
adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional
Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng
Bonto Mangepe.
3. Siapakah Sultan Hasanudin ?
2. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat
tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri
Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia
dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda
yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur.
Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa.
4. BAGAIMANA LATAR BELAKANG TERJADINYA
PERLAWANAN SULTAN HASANUDDIN ? :
• Belanda Menganggap Makasar sebagai
Pelabuhan Gelap.
• Belanda mengadakan blokade ekonomi
terhadap Makasar.
• Sultan Hasanuddin menolak monopoli
perdagangan Belanda di Makasar.
5. BAGAIMANA Konfrontasi Hasanuddin –
Belanda ?
• Pada tahun 1633, Belanda mengepung pelabuhan
Makasar dengan jalan blokade dan sabotase,
tetapi sia-sia. Sebab kekuatan pasukan Sultan
Hasanuddin mampu mendobrak blokade itu dan
mematahkan semua sabotase yang dilakukan
Belanda. Kegagalan ini mendorong pihak Belanda
mengadakan damai dengan Sultan.
6. • Pada tahnn 1654 sekali lagi Belanda-Kristen
mengerahkan armadanya yang besar untuk
menyerang Makasar. Pertempuran berkobar
dengan dahsyat, tetapi berkat keberanian
tentara Islam Hasanuddin berhasil memukul
mundur dan memporakporandakan armada
Belanda-Kristen. Dan untuk kesekian kalinya
Belanda mengajak damai dengan Sultan.
7. • Dari kegagalan penyerangan yang kedua ini, Belanda
mempelajari dengan sungguh - sungguh
tentang kondisi psikologis dan politik Kesultanan
Hasanuddin. Akhirnya didapatkan bahwa kekuasaan
Sultan Hasanuddin Makasar sangat tidak disenangi
oleh sultan-sultan bawahannya dari Bugis. Ketidak-
senangan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh
Belanda dengan jalan mengundang Aru Palaka, Sultan
Bugis di Bone untuk datang ke Batavia dalam rangka
kerjasama, politik dan militer.
8. • Pertemuan antara Aru Palaka dengan Gubernur
Jenderal Brouwer menghasilkan perjanjian
kerjasama politik-militer, yaitu Aru Palaka dan
Belanda akan bersama-sama menyerang
Makasar; dan jika serangan ini berhasil
mengalahkan Makasar, maka Aru Palaka akan
diangkat menjadi Sultan Bugis di Bone secara
penuh dan bersahabat hanya dengan Belanda.
9. • Pada tahun 1666 armada laut Belanda yang berkekuatan 20 buah
kapal dengan prajurit 600 orang, dibawah pimpinan Laksamana
Cornelis Speelman menyerang pasukan
Makasar dari laut dan pasukan Aru Palaka Bone yang dipersenjatai
oleh Belanda menyerang dari arah darat melalui Sopeng. Menghadapi
serangan dari dua jurusan pasukan Sultan Hasanuddin bertekad bulat
untuk mati syahid, mempertahankan Islam dan kehormatan kaum
muslimin. Pertempuran dahsyat terjadi, perang tanding antara
pasukan Makasar dengan pasukan Aru Palaka berjalan sangat
mengerikan dan pasukan Belanda secara gencar menembakkan
meriam-meriamnya dari laut, sehingga korban
berjatuhan tak terhingga banyaknya, terutama di pihak pasukan
Makasar.
10. • Dalam kondisi yang demikian, Sultan
Hasanuddin mengundurkan pasukannya sambil
melakukan konsolidasi yang lebih baik. Setelah
konsolidasi dilakukan, pertempuran
dimulai lagi dengan penuh semangat mati
syahid. Tetapi karena kekuatan tak seimbang,
baik dalam bentuk jumlah pasukan maupun
persenjataan, akhirnya pada tahun 1667
menyerahlah Sultan Hasanuddin
11. APA ISI "Perjanjian Bongaya”
Pada Tanggal 18 November 1667 ?
Isi perjanjian Bongaya antara lain:
Sultan hasanuddin harus memberikan kebebasan
kepada VOC berdagang dikawasan Makassar dan Maluku
VOC memegang monopoly perdagangan di wilyah
Indonesia bagian Timur denagn pusatnya Makassar
Sultan Hasanuddin harus mengakui bahwa Aru Palaka
adalah Raja Bone
12. KENAPA SULTAN HASANUDDINMENERIMA
PERJANJIAN ?
Dengan menerima perjanjian tersebut Sultan
Hasanudin dapat mencegah banyaknya korban
jatuh di kedua belah pihak, apalagi ternyata
pasukannya harus berhadapan dengan bangsa
sendiri yaitu Tidore, Ternate, Buton dan Bone yang
membantu Belanda. Penghentian sementara perang
ini juga merupakan strategi Sultan Hasanudin untuk
mengatur nafas sebelum menghadapi perang
selanjutnya.
13. KAPAN SULTAN HASANUDIN WAFAT ?
Sultan Hasanudin wafat pada tanggal 12 Juni
1670 dalam usia yang relatif muda yakni 39
tahun. Dalam usianya yang pendek banyak
hal yang telah dikerjakannya, atas jasanya
diberikan penghargaan sebagai Pahlawan
Nasional oleh Pemerintah RI pada tahun
1973.