3. PPeennddaahhuulluuaann
• Setiap Negara menggunakan sistem perekonomian
yang berbeda-beda
• Campur tangan pemerintah atau kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi, seberapa jauh peran
sektor swasta dalam mendukung pemerintahan,
harus menjadi perhatian setiap perusahaan
• Campur tangan tersebut, berbeda bagi masing-masing
sistem perekonomian yang dianut oleh
masing-masing negara
4. HHaakkiikkaatt EEkkoonnoommii
• Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka,
ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan
dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun
(3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
BBiiddaanngg EEkkoonnoommii
IIllmmuu EEkkoonnoommii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
Memperbanyak jumlah, dan menjaga
pengadaannya
(Faktor Produksi)
Tatacara distribusi kekayaan di tengah
masyarakat
(Pemikiran & Konsep Ekonomi)
5. AAssppeekk PPeennttiinngg
ddaallaamm SSiisstteemm EEkkoonnoommii
Unsur-unsur Sistem Ekonomi,
antara lain :
1. Unit-unit ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, serikat
buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
2. Pelaku-pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, buruh,
investor dan pejabat-pejabat yang terkait.
3. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya
Manusia (SDM), Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya
Teknologi (SDT).
6. AAssppeekk PPeennttiinngg
ddaallaamm SSiisstteemm EEkkoonnoommii
Hubungan antar Elemen Sistem
• SEektiaopn koommpoinen dalam sistem ekonomi saling berhubungan
satu
• sama lain dengan pola hubungan tertentu, sehingga
menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
• Pola-pola hubungan tergantung dari sifat hubungan antar
elemen. Dengan demikian proses kegiatan ekonomi bisa
berlangsung secara efisien, tidak efisien atau produktif, kurang
produktif, karena perbedaan dalam menjalankan fungsi
elemen dan pola hubungan elemen
7. KKllaassiiffiikkaassii
SSiisstteemm EEkkoonnoommii
Berdasarkan Mekanisme Koordinasinya
1. Sistem Tradisi (Tradition Economy)
• Mekanisme kordinasi berdasarkan tradisi berlaku dalam perekonomian yang masih
sederhana.
• Kegiatan ekonomi sangat terbatas, dimana tujuan ekonomi tidak untuk memperoleh
keuntungan, melainkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsitence level).
2. Sistem Komando (Command Economy)
• Mekanisme kordinasinya berdasarkan komando dari pusat kekuasaan (central
authority). Lembaga yang diberikan hak kordinasi ekonomi disebut perencanaan
terpusat.
• Sistem ekonomi komando sangat menolak mekanisme pasar. Menurut mereka,
sistem perencanaan terpusat sangat efisien dalam mengalokasikan sumber daya.
3. Sistem Pasar (Market Economy)
• Mengandalkan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai alat alokasi
yang efisien
8. KKllaassiiffiikkaassii
SSiisstteemm EEkkoonnoommii
Berdasarkan Ideologi
1. Sistem Kapitalis (Capitalist Economy)
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan atau
faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara
tujuan kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba
2. Sistem Sosialis (Socialist Economy)
Sistem sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai
bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset ekonomi atau faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.
3. Sistem Islami (Islamic Economy)
Sistem Ekonmi Islam menjadikan Aqidah Islam dan Syariatnya sebagai landasan
sistem ekonominya, yang memisahkan kepemilikan individu, umum dan negara, yang
menitikberatkan pada pola distribusi kekayaan yang merata dan memberikan
kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk memernuhi kebutuhannya.
9. SSiisstteemm EEkkoonnoommii
KKAAPPIITTAALLIISS
• Faham kapitalisme berasal dari Inggris pada abad ke-17, kemudian menyebar ke
Eropa Barat dan Amerika Utara. Dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis
bersumber dari pemikiran Adam Smith tentang mekanisme pasar. Smith
berpendapat bahwa motif seseorang melakukan kegiatan ekonomi adalah atas
dasar dorongan kepentingan pribadi untuk memperoleh keuntungan.
• Smith berpendapat motif manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah atas dasar
dorongan kepentingan pribadi yang bert indak sebagai tenaga pendorong dan
membimbing manusia mengerj akan apa saj a asal masyarakat sedia membayar.
• Smith berkata : "Bukan berkat kemurahan tukang daging, tukang pembuat bir, atau
tukang pembuat roti kita dapat makan siang, akan tetapi karena mereka
memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara bukan kepada rasa
perikemanusiaan mereka, melainkan kepada cinta mereka kepada diri mereka
sendiri, dan janganlah sekali-kali berbicara tentang keperluan-keperluan kita,
melainkan tentang keuntungan-keuntungan mereka."(Robert L. Heilbroner;1986, UI
Press).
10. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
KK AA PP II TT AA LL II SS
1. Motif yang menggerakkan perekonomian mencari keuntungan
• Dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis bersumber dari pemikiran
Adam Smith tentang mekanisme pasar. Smith berpendapat bahwa motif
seseorang melakukan kegiatan ekonomi adalah atas dasar dorongan
kepentingan pribadi untuk memperoleh keuntungan.
• Smith berpendapat mot if manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah
atas dasar dorongan kepent ingan pribadi yang bertindak sebagai tenaga
pendorong dan membimbing manusia mengerjakan apa saja asal
masyarakat sedia membayar.
2. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
• Menurut Jean Baptiste Say., pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya
yang efisien jika dilandasi oleh semangat kebebasan individu yang
rasional dalam memperj uangkan keuntungan pribadi. Sehingga timbullah
individualisme ekonomi dan kebebasan dalam berekonomi.
11. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
KK AA PP II TT AA LL II SS
3. Perekonomian diatur oleh Mekanisme Pasar
• Smith berpendapat motif manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah
atas dasar dorongan kepent ingan pribadi yang bertindak sebagai tenaga
pendorong dan membimbing manusia mengerjakan apa saja asal
masyarakat sedia membayar.
4. Campur tangan pemerintah diminimalkan
• Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya
sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan
dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk
mencapai yang terbaik pada masyarakat.
• Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat seorang
ekonom Prancis, Jean Baptiste Say. Menurutnya pemerintah tidak
dibolehkan turut serta dalam dunia usaha Laissez nous faire (jangan
mengganggu kita (dunia usaha), kata ini dikenal kemudian sebagai laissez
faire yang diartikan sebagai tidak adanya intervensi pemerintah.
12. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
SS OO SS II AA LL II SS
1. Menurut sosialis, kemakmuran akan tercapai jika berdasarkan pada
kemakmuran bersama melalui konsep kepemilikan sosial.
2. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan
terhadap ketidak adilan yang timbul dari sistem kapitalisme).
Ketidakadilan muncul akibat adanya legitimasi bagi kaum kapitalis
(yang disebut kaum borjuis) untuk mengeksploitasi buruh. Hal inilah
yang menurut Karl Marx (ahli ekonomi sosialis) dianggap tidak sesuai
dengan aspek kemasyarakatan.
3. Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme
atau rasa kerbersamaan. Untuk mewujudkan kepemilikan sosial atas
dasar rasa kebersamaan tersebut, alokasi produksi dan cara
pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur oleh negara.
Sehingga penguasaan atas asset-asset ekonomi oleh individu/swasta
harus ditekan sesedikit mungkin.
13. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
II SS LL AA MM
1. Ekonomi Syariah
• Berbeda halnya dengan sistem ekonomi kapitalis dimana kepemilikan
berada pada individu secara mutlak, ataupun sistem ekonomi sosialis
yang mengedepankan kepemilikan terpusat yang diatur negara, dalam
sistem ekonomi Islam kepemilikan atas sesuatu adalah kepunyaan Allah
SWT, sementara manusia hanya bertindak sebagai khalifah atas harta
miliknya.
2. Hak Kepemilikan
Dalam ajaran Islam, hak kepemilikan dikategorikan menjadi tiga,yaitu:
• Hak milik individual (milkiyah fardhiah/private ownership)
• Hak milik umum (milkiyah ammah/public ownership)
• Hak milik negara (milkiyah daulah/state ownership).
14. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
II SS LL AA MM
3. Konsep Kepemilikan
• Berbeda halnya dengan sistem ekonomi kapitalis dimana kepemilikan
berada pada individu secara mutlak, ataupun sistem ekonomi sosialis
yang mengedepankan kepemilikan terpusat yang diatur negara, dalam
sistem ekonomi Islam kepemilikan atas sesuatu adalah kepunyaan Allah
SWT, sementara manusia hanya bertindak sebagai khalifah atas harta
miliknya.
• Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi,
tetapi setiap orang atau badan dituntut kemampuannya untuk
memanfaatkan sumber-sumber ekonomi tersebut.
• Lama kepemilikan manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya
manusia tersebut hidup di dunia.
• Sumber daya yang menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi
hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum.
15. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
II SS LL AA MM
4. Kebebasan Berekonomi
• Dalam pandangan kapitalisme yang memberikan nilai tertinggi pada
kebebasan tak terbatas pada set iap individu, memungkinkan individu
mengejar kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan kekayaan dan
memuaskan keinginannya. Dengan demikian maka konsep kebebasan
tersebut akan menimbulkan kekacauan dalam proses distribusi
kekayaan.
• Islam juga tidak sejalan dengan paham ekonomi sosialis yang
mengabaikan konsep pemilikan pribadi. Sehingga tidak adanya
kebebasan bagi individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
• Dalam konsep ekonomi Islam, kepemilikan dan kebebasan individu
dibenarkan sepanjang sesuai dengan syariat, sekaligus memberikan
ruang gerak pula bagi pemerintah dalam melakukan kebijakankebijakan
yang sesuai dengan syariat.
16. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
II SS LL AA MM
5. Spiritualisme Sistem Ekonomi Islam
• Sistem ekonomi kontemporer hanya konsen terhadap peningkatan utilitas
(kepuasan) dan nilai-nilai materialisme suatu barang tanpa menyentuh
nilai-nilai spiritualisme dan etika kehidupan masyarakat. Dalam ekonomi
Islam terdapat dialektika antara nilai-nilai spiritualisme dan materialisme.
~ Nurul huda (2008: 4).
• Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai bukan semata-mata materi,
tetapi didasarkan pada konsep-konsepnya sendiri mengenai kesejah-teraan
manusia (falah) dan kehidupan yang baik (hayat thayyibah) yang
memberikan nilai sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosio-ekonomi
dan menuntut kepuasan yang seimbang baik dalam bentuk
kebutuhan jasmani (materi) maupun rohani (jiwa).
17. CCiirrii--cciirrii SSiisstteemm EEkkoonnoommii
II SS LL AA MM
6. Konsep Rasionalitas Ekonomi
• Setiap analisis ekonomi selalu didasarkan atas asumsi mengenai perilaku
para pelakunya. Secara umum diasumsikan bahwa dalam melakukan
pengambilan keputusan ekonomi, pelaku ekonomi selalu berpikir dan
bertindak secara rasional untuk memaksimalkan keuntungannya.
• Dalam pendekatan ekonomi konvensional terutama sistem kapitalis,
aspek moral dan etika acapkali diabaikan bila tidak sesuai dengan
perilaku yang menurutnya rasional. Artinya konsep etis dan tidak etis
dalam melakukan aktivitas ekonomi (misalkan konsumsi) dianggap dapat
mengorbankan kepentingan individu dalam memuaskan kebutuhannya.
• Sementara dalam pandangan Islam, perilaku ekonomi di samping
didasarkan pada pertimbangan rasional (memperoleh falah dan atau
maslahah yang lebih besar) juga mengedepankan pada aspek nilai-nilai
ilahiyah, etika, dan moral.
18. PPeerrbbaannddiinnggaann
KKoonnsseepp KKeeppeemmiilliikkaann
INDIKATOR KAPITALISME SOSIALISME ISLAM
Sifat Kepemilikan Kepemilikan mutlak oleh
manusia
Kepemilikan mutlak oleh
manusia
Allah adalah
pemilik mutlak,
sementara
manusia
memiliki hak
kepemilikan
terbatas
Hak Pemanfaatan Manusia bebas
memanfaatkannya
Manusia bebas
memanfaatkannya
Pemanfaatan
oleh manusia
mengikuti
ketentuan Allah
Prioritas Kepemilikan Hak milik individu
dijunjung tinggi
Hak milik
kolektif/sosial
dijunjung tinggi
Hak milik
individu dan
kolektif diatur
oleh agama
19. PPeerrbbaannddiinnggaann
KKoonnsseepp KKeeppeemmiilliikkaann
INDIKATOR KAPITALISME SOSIALISME ISLAM
Peran Individu &
Negara
Individu bebas
memanfaatkan
sumber daya
Negara yang
mengatur
pemanfaatan
sumber daya
Terdapat kewajiban
individumasyarakat-negara
secara proporsional
Distribusi Kepemilikan Bertumpu pada
mekanisme pasar
Bertumpu pada
peran pemerintah
Sebagian diatur
oleh pasar,
pemerintah, dan
langsung oleh al-
Qur an
Tanggungjawab
Pemanfaatan
Pertanggung
jawaban kepada
diri sendiri secara
ekonomis teknis
belaka
Pertanggung
jawaban kepada
diri sendiri secara
ekonomis teknis
belaka
Pertanggung
jawaban kepada
diri, publik dan
Allah di dunia dan
akhirat