03. tren dan isu terkait gangguan persyarapan ( pertemuan ketiga)
Bab i...
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sehingga dapat
menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri.
Bahaya tersebut dapat berupa gigitan, sepakan, desakan, dan injakan dari hewan saat akan
diperiksa kesehatannya , dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi, maupun
dibersihkan. Bahaya atau resiko untuk hewannya sendiri dapat berupa luka benturan
karena sepakan yang mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku,
potongan kayu dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores
dan pendarahan sampai patah tulang.
Dalam merestrain harus dilakukan dengan tepat dan menggunakan metode yang
benar. kuda merupakan salah satu hewan yang sering ditangani oleh dokter hewan,
sehingga harus benar benar dikuasai cara merestrain dan mengcasting baik secara fisik
maupun kimiawi. Kuda memiliki tenaga yang kuat, ukuran tubuh yang besar,
temperamen, kuat dan cepat. Hal inilah yang membuat setiap orang yang menghandel
kuda kesulitan dalam menangani khususnya saat melakukan pemeriksaan sehingga harus
benar benar dibutuhkan pengetahuan bagaimana cara melakukan restrain dan casting.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara restrain kuda?
2. Bagaimana cara casting kuda?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara restrain dan casting kuda dengan baik dan benar.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Restrain Kuda
Kuda, jika mungkin, harus didekati dari sisi kiri mereka. Biasanya akan lebih
mudah untuk bekerja dari sisi itu. Tempat terbaik untuk bekerja adalah dekat bahu, sedikit
ke sisi-namun tidak langsung di depan. Umumnya, handler dan pemeriksa harus berada di
sisi yang sama dari kuda bila memungkinkan.
Ada tiga kategori utama dari restrain: fisik, verbal dan kimia- dapat digunakan
sendiri atau bersama-sama. Dalam melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada
kemampuan, tidak ragi-ragu, waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak
haruslah merencanakan metodenya serta menyiapkan peralatannya.
a. Restrain Fisik
Ada beberapa cara melakukan restrain fisik pada kuda yaitu :
Mengangkat salah satu kaki kuda
Dengan mengangkat salah satu kaki kuda
umumnya dilakukan pada kaki depan kuda
akan kehilangan keseimbangan apabila mau
menendang, karena kuda menendang dengan
kedua kaki belakang secara bersamaan. Cara
ini sering dilakukan untuk tujuan
pemeriksaan ataupun dalam melakukan
pengobatan.
Metode haltering (menggunakan halter)
Metode ini dengan menggunakan halter
(pakaian kuda) atau dapat juga dengan
menggunakan tali yang diikatkan dibelakang
telinga lalu dimasukkan kedalam mulut dan
kemudian ditarik kedepan.
3. 3
Metode paksaan
Metode ini dilakukan untuk
mengalihkan perhatian kuda, dapat
dilakukan dengan menutup matanya
dengan menggunakan kain/handuk atau
dengan menggunakan alat
(pram/twitch). Pram dipasang pada bibir
atas lalu diputar sedemikian ruoa
sehingga timbul rasa sakit untuk
mengalihkan perhatian kuda. Metode ini
dilakukan terutama pada kuda-kuda
yang memiliki temperamen yang tinggi
apabila dengan cara yang pertama dan
kedua sulit dilakukan untuk menguasai
hewan.
b. Restrain Verbal
Berbicara dengan kuda memiliki pengaruh besar. Berbicara dengan nada yang
menenangkan dan menyakinkan akan lebih baik dibandingkan dengan nada yang
keras dan kasar.
c. Restrain Chemical
Chemical restrain adalah pengendalian hewan dengan bahan-bahan kimia.
Bahan kimia yang dapat digunakan antara lain yaitu acepromazine maleat dan
xylazine hidroklorida yang dianggap sebagai obat penenang paling berguna dalam
restrain kuda. (Dodman NH, Equine Vet J. 1980)
4. 4
2.2 Casting Kuda
Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.
Syarat-ayarat melakukan casting adalah:
1. Berhati-hati, jangan sampai melukai kuda
2. Tempat cukup lapang, rata, empuk, dan jauh dari pepohonan, tembok,
batu/benda lain yang membahayakan. Alas dibuat dari jerami
kering/rumputyang kering, usahakan di tempat yang teduh.
3. Tali yang digunakan cukup besar dan panjang
4. Sediakan tenaga manusia 4-5 orang, satu untuk mengarahkan jatuhnya kuda,
sedangkan yang lain sebagai penarik tali
5. Setelah kuda rebah, cepat dikuasai agar tidak berusaha berdiri kembali
6. Pada kuda bunting sebaiknya jangan dilakukan
Casting pada kuda umumnya dilakukan untuk tujuan terapi (surgical therapy) dapat
dilakukan dengan :
Hoble/Kluister
Hoble berupa tali tambang yang dipasang pada salah satu kaki belakang
kemudian dihubungkan ke leher dan satu ujungnya masuk ke dalam tali yang ada
di leher dan ditarik ke belakang dan kuda akan jatuh pada bagian yang ada talinya
lalu dilakukan pengikatan pada kaki.
5. 5
Metode Harness
Cara ini dengan menggunakan semacam sabuk dari kulit dengan talinya. Alat ini
dipasang melingkar pada dada dan kedua kaki belakang dihubungkan dengan ring
yang ada dan kedua ujung tali ditarik ke belakang dan kuda akan terjatuh lalu
dilakukan pengikatan pada kaki. Dari kedua metode diatas metode Harness lebih
sering digunakan karena lebih aman dan mudah dilakukan.
6. 6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan pemeriksaan, pengobatan, bahkan operasi pada hewan
khususnya kuda akan sangat sulit dilakukan apa bila hewan tersebut terus bergerak dan
tidak terkendali. Dokter hewan yang menangani bisa saja tergigit bahkan terinjak. Untuk
menghindari hal itu maka ada teknik yang disebut dengan restrain dan casting. Restrain
maupun casting adalah teknik yang dilakukan untuk menghalangi gerak/aksi dari hewan.
Restrain pada kuda dapat dibagi menjadi tiga kategori, yang pertama yaitu restrain
fisik yang terdiri dari mengangkat salah satu kaki kuda, metode haltering, dan metode
paksaan. Yang kedua restrain verbal dan yang ketiga yaitu restrain chemical.
Casting pada kuda umumnya dilakukan untuk tujuan terapi dapat dilakukan
dengan hobble/kluister dan metode harness.
7. 7
Daftar Pustaka
Dodman NH. Chemical restraint in the horse. Equine Vet J. 1980 Oct;12(4):166-70.
Keith Javic - Class of 2003, C. Nikki Conroy - Class of 2003. EQUINE RESTRAINT.
http://cal.vet.upenn.edu/projects/fieldservice/Equine/eqrestr/eqrestr.htm (diakses 28 februari
2014)
Smith Robyn Dr. 2007. STANDARD OPERATING PROCEDURE (Restraint of Horses)
Wardhita, et. al. 2008. ILMU BEDAH UMUM VETERINER I. laboratorium bedah veteriner.
Denpasar (diakses 28 februari2014)