Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Kasus Enron menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan kecurangan akuntansi dan manipulasi laporan keuangan untuk menutupi kerugian selama bertahun-tahun
2) Tindakan tidak etis ini melibatkan manajemen senior Enron beserta auditor Arthur Andersen
3) Kecurangan ini akhirnya terungkap dan menyebabkan Enron bangkrut dengan hutang besar serta kerugian bagi investor
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ENRON-AUDIT
1. THE ENRON STORY:
YOU CAN FOOL SOME OF THE PEOPLE SOME OF THE TIME
TUGAS MATA KULIAH
SEMINAR AKUNTANSI
Oleh :
Nama: Hasunah
NIM : 110810301139
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2014
2. PENDAHULUAN
Enron adalah perusahaan yang berdiri pada 1986 dan merupakan
hasil marger dari perusahaan Houston Natural Gas dengan perusahaan
Internorth. Enron adalah salah satu perusahaan terkemuka di dunia yang
bergerak dalam bidang energi, gas alam, dan melakukan perluasan usaha
lainnya yang meliputi future transaction, trading commodity non energy
hingga bidang komunikasi yang berada di Houstan, Texas Amerika Serikat.
Pada saat itu jumlah pekerja di perusahaan ini mencapai 21.000 orang
pegawai. Sebelum kebangkrutannya pada tahun 2001, Enron mengaku
penghasilnnya mencapai $101 milyar pada tahun 2000. Kasus Enron yang
terungkap pada akhir 2001 tersebut bergulir hingga 2002 yang berpengaruh
sangat luas terhadap pasar keuangan global. Di mana terjadinya penurunan
harga saham secara drastis baik di Amerika, Eropa, hingga Asia. Enron
jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2
milyar.
Dari kilas balik cerita di atas telah menjelaskan judul yang ada diatas
bahwa mungkin kita dapat melakukan kecurangan, membohongi orang-
orang dan berperilaku tidak jujur namun hal tersebut tidak akan bertahan
lama karena pada nantinya akan terungkap semua yang telah
disembunyikan.
Topik ini begitu menarik untuk dibahas di mana kasus Enron
merupakan kisah nyata terungkapnya manipulasi atau bentuk kecurangan
terhadap penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh Enron dengan
auditornya yaitu Arthur Andersen selama bertahun-tahun. Kasus yang
memberikan contoh tentang adanya fraud accounting maupun pengabaian
etika bisnis untuk mencapai tujuan dengan menggunakan cara yang
salah.Berdasarkan kasus yang menyandung Enron tersebut kita akan belajar
mengenai etika dalam bisnis. Di mana etika yang baik harus diterapkan
disetiap akuntan karena akuntan bertanggung jawab atas laporan yang
disajikannya.
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berberapa point penting yang dapat memudahkan untuk menganalisa
jurnal ini adalah sebagai berikut:
Mengungkapkan secara kompleks transaksi keuangan yang
dilakukan oleh Enron
Menjelaskan peran penting dan tanggung jawab
Mengidentifikasi isu-isu tentang etika yang muncul dari kasus
tersebut
Membahas dampak dari tata kelola perusahaan Enron, audit dan
hubungan antara bisnis dengan pemerintah
Mengungkapkan secara Kompleks Transaksi Keuangan yang
Dilakukan oleh Enron
1. Manajemen laba
Laba yang dihasilkan perusahaan menjadifaktor utamadalam
menilai sebuah perusahaandiAS. Informasi atas labamerupakan informasi
yang penting dalam pengambilan suatu keputusan. Karena informasi
akan laba begitu penting maka muncullah perilaku pihak manajemen
yang tidak semestinya yaitu melakukan earnings manajemen atau
manajemen laba seperti yang dilakukan oleh Enron di mana Enron
memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan memberi kesan yang baik
pada kinerja perusahaan sehingga akan dapat merugikan pada pihak-
pihak yang berkepentingan khususnya pihak eksternal karena mereka
dapat melakukan kesalahan pengambilan keputusan atas manipulasi
laporan keuangan yang disajikan .
Sebenarnya praktik earnings management bersifat legal asalkan
tidak melanggar prinsip akuntansi berterima umum (PABU) namun pada
kenyataannya beberapa pihak memanfaatkan praktik ini dengan cara
yang salah demi mencapai tujuan yang diinginkan. Dari kasus Enron ini
telah menggambarkan betapa orang-orang telah mengabaikan etika bisnis
demi kepentingan pribadi.
2. SPE (Special Purpose Entities)
4. SPEdigunakan kembali olehEnronpadaawal 1990-
ansebagaialatuntuk menghasilkan
uangtanpamengungkapkantingkatpinjaman. Di sini Enron memperoleh
pembiayaan dengan cara meminjamkan saham induk perusahaan Enron
kepada anak perusahaannya sebagai modal dasar partnership-partnership
tersebut. Jadi sebenarnya Enron melakukan transaksi dengan dirinya
sendiri dan Enron pun juga tidak mengungkapkan operasi dari
partnershipnya dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada
pemegang saham dan SEC yang merupakan badan tertinggi pengawasan
perusahaan publik di Amerika Serikat.
Tidak berbeda dengan manajemen laba, dengan SPE juga
menunjukkan bahwa Enron telah mengabaikan etika dan moral
berbisnis. Enron melakukan cara-cara yang negatif demi kepentingan
pribadi tanpa memikirkan dampak yang timbul atas perbuatannya.
3. Mark to market accounting
Merupakan suatu metode pencatatan aset dalam laporan
keuangan berdasarkan nilai pasar setelah sebelumnya aset tersebut dinilai
oleh Lembaga Penilai Independent. Selisih harga pasar dengan nilai
sebelumnya dicatat sebagai laba/rugi. Jika nilai pasar lebih besar menjadi
laba, sedangkan bila lebih kecil menjadi rugi.Tujuannya adalah untuk
memanipulasi Laporan Keuangan agar rationya menjadi lebih baik.
Beberapa asset Enron dijual dengan harga pasar. Ini dilakukan untuk
menunjukan bahwa harga pasar yang dicatat dalam laporan keuangan
tersebut wajar, namun pembelinya adalah anak perusahaannya sendiri.
Artinya mereka melakukan transaksi di dalam perusahaan itu sendiri di
mana mereka adalah penjual dan merangkap sebagai pembelinya, hal ini
merupakan contoh perdagangan yang fiktif.
Peran dan Tanggung Jawab
1. Dewan Direksi
Dewan Direksi bertanggung jawab kepada para pemegang saham
terhadap bisnis perusahaan. Mereka harus mampu menjaga kode etik
yang berhubungan dengan bisnis agar bisnis tersebut menjadi efektif.
5. Dalam kasus Enron semua direksi Enron terlibat dalam skema tidak jujur
dan mereka mengerti bagaimana memperoleh keuntungan dengan cara
yang tidak benar. Salah satu direktur atau ahli keuangan Andrew Fastow
yang bertanggung jawab dalam menciptakan banyak kemitraan seperti
JEDI, Chewco, dan Raptors, dan perusahaan tahu persis bagaimana
keuntungan yang sedang dilakukan bersama dengan beberapa sutradara
lain di dewan direksi. Direktur – direktur dari semua bagian membuat
skema keuangan untuk terus mendapatkan keuntungan internal tanpa
pengetahuan dari pemegang saham atau direksi lainnya.
2. Eksekutif dan Senior Manajemen
3. Auditor
Arthur Andersen adalah auditor untuk Enron. Satu dari lima
perusahaan akuntansi terbesar adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari
Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian
apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted
accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron.
Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana sebenarnya
hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik pada umumnya.
Arthur Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan
pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan audit Enron. Perbuatan yang dilakukan oleh Arthur
Andersen tidak sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) dan Generally Accepted Auditing Standard (GAAS).
Seharusnya Arthur Andersen bekerja dengan penuh kehati-hatian
sehingga informasi keuangan yang telah diauditnya dapat dipercaya tidak
mengandung keragu-raguan.
Mengidentifikasi isu-isu tentang etika yang muncul dari kasus
Enron bersama dengan Arthur Andersen telah melakukan fraud
accounting yaitu melakukan kecurangan, maipulasi laporan keuangan
dengan cara melakukan earnigs management atau manajemen laba, SPE dan
mark to market accounting. Hal tersebut merupakan perbuatan Enron
maupun Arthur Andersen yang mengabaikan moral, akhlak, etika dalam
6. berbisnisyang memberikan dampak yang luar biasa, membuat Enron jatuh
bangkrut dengan meninggalkan milyaran hutang. Tidak hanya berdampak
pada Enron dan Arthur Endersen yang sudah tidak dipercaya lagi oleh
publik atas KAPnya tetapi juga banyak pihak di antaranya adalah para
investor dan para karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalam saham perusahaan. Sebenarnya hal tersebut dapat dihindari dengan
memperhatikan moral, akhlak, perilaku dalam berbisnis dan yakin bahwa
dengan memiliki moral yang baik terhadap kepercayaan publik maupun diri
sendiri.
Dampak dari Tata Kelola Perusahaan Enron, Audit dan Hubungan
antara Bisnis dengan Pemerintah
Kegagalan Enron, dan KAP Arthur-Andersen merupakan pemicu
tentang harapan baru dalam tata kelola dan akuntabilitas di Amerika. Para
politisi Amerika menciptakan kerangka tata kelola dan akuntabilitas baru
yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act untuk memulihkan kembali
kepercayaan masyarakat dan memfokuskan kembali tata kelola perusahaan
pada tanggung jawab direksi terhadap kewajiban fidusia mereka terhadap
kepentingan shareholders dan masyarakat.
Critical Review
Secara keseluruhan jurnal ini telah membahas tuntas tentang kasus
Enron. Isi yan ditulis di dalamnya telah menjelaskan secara detail atas judul
yang tertulis di atas. Menjelaskan mulai dari praktik keuangan yang tidak
sehat yang dilakukan oleh Enron dan KAP Arthur, menjelaskan tentang
peran orang-orang yang terlibat di dalamnya baik investor hingga
pemerintah serta berbagai implikasi yang muncul atas tindakan mereka.
Bahwasannya mereka dengan melakukan kecurangan tersebut dengan
mengabaikan kejujuran pada suatu saat nanti pasti akan terungkap. Dan
membuat orang lain dapat mengambil pelajaran dari kasus ini bahwa cara
yang tidak baik akan membawa pada hal yang negatif pula.
Jurnal ini konsisten dengan judulnya mulai awal hingga akhir fokus
terhadap satu hal yaitu benar-benar menjelaskan secara detail semua
7. kejahatan yang dilakukan oleh Enron dan Arthur serta beberapa pihak lain
yang ikut terlibat.
KESIMPULAN
Enron dan KAP Arthur Andersen telah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar.
Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron,
tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan
Enron dan KAP Arthur Andersen.
Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen, karena perbuatannya kedua-
duanya menuai kehancuran.
Terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan
keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami
kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
saham tetap diminati investor.
Merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor
yang terjadi di Amerika Serikat.
Kasus ini adalah buah dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari
praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping
proses peradilan dan tuntutan hukum.
Keterbatasan Analisis
Saya menyadari betul bahwa kemampuan saya masih sangat lemah
untuk menterjemahkan jurnal tersebut ke dalam Bahasa Indonesia. Apalagi
bahasa yang digunakan dalam jurnal tersebut merupakan bahasa ilmiah,
sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pembahasan saya di atas yang
mungkin kurang sesuai dengan arti sebenarnya di Bahasa Indonesia dan
membuat saya menggunakan referensi yang ada di internet.