1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan interaksi dan
komunikasi dengan yang lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses
komunikasi tersebut, tentu membutuhkan bahasa sebagai medianya. Menurut
Keraf (Smarapradhipa, 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.Pengertian
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.Akan tetapi cakupannya tidak hanya
dalam kegiatan lisan tetapi juga kegiatan tulisan.
Komunikasi lisan dan tulisan sangat erat hubungannya karena sifat
penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam pernyataan
tersebut dinyatakan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan sama pentingnya
dengan komunikasi lisan. Namun dalam kenyataannya, keterampilan
berkomunikasi lewat tulisan belum mencapai hasil yang
menggembirakan.Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang
menyita banyak waktu, tenaga serta perhatian yang sungguh-sungguh.Di
samping itu, kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang tidak
dimiliki.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks
yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Tidaklah
2. berlebihan jika dikatakan demikian karena dalam kegiatan menulis banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya harus bermakna, jelas, atau lugas,
merupakan satu kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah
kebahasaan.
Selain itu, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Dalam penyampaian komunikasi yang tidak langsung ini dibutuhkan sekali
penulis yang mampu menuangkan gagasannya secara jelas, ringkas, dan tepat.
Tujuan keterampilan menulis di sekolah adalah siswa dapat memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia yang dapat dipergunakan untuk mengarang.
Selama kegiatan ini siswa disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara
penataan atau penyusunan kata. Termasuk dalam kegiatan menulis adalah
kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda
baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat bahkan pemilihan kata).Siswa
tidak hanya dilatih untuk menemukan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki
dan membenahinya.Untuk menuju ke arah itu, pendidik harus memberi
kesempatan kepada siswa berlatih menulis yang baik disertai dengan dorongan-
dorongan yang dapat merangsang potensi dalam menulis sehingga menulis itu
tidak selalu dianggap sulit dan tidak menyenangkan.
Ada juga yang menganggap bahwa kemampuan menulis merupakan bakat.
Jadi, bakat ini tidak dimiliki semua orang. Dengan kata lain, keterampilan
menulis hanya akan dimiliki oleh orang yang berbakat dalam hal itu. Namun
ternyata anggapan seperti ini sangat berbahaya karena dapat membunuh
3. potensi seseorang dalam menulis karena di lapangan terjadi hal yang
sebaliknya.Berdasarkan penemuan di lapangan, siswa belum memahami
tentang pembelajaran menulis karangan narasi yang bertemakan tentang
pengalaman pribadi.
Banyak penulis yang lahir bukan hanya didukung oleh bakat semata,
bahkan pada awalnya ada yang membenci menulis, tetapi setelah mengalami
latihan terus menerus, akhirnya jadilah penulis besar. Dengan demikian,
menulis adalah sebuah proses. Proses berlatih dan terus berlatih. Memang tidak
dapat disangkal, bahwa dapat berpengaruh juga, tetapi hanya sedikit.Semakin
seseorang sering menulis dia akan lebih terampil dalam menuangkan ide untuk
membuat suatu tulisan atau cerita. Salah satu cara yang peneliti lakukan dalam
hal ini yaitu dengan membiasakan siswa untuk menulis catatan harian.
Pembiasaan menulis catatan harian, akan memudahkan seseorang mencurahkan
ide yang ada dalam pikiran mereka melalui tulisan yang sifatnya lebih formal.
Pada kesempatan ini peneliti ingin membantu siswa untuk merangsang
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis yaitu menggunakan teknik
Quantum Writing.
Keterbatasan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan menulis
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pembelajaran menulis di
kelas yang belum maksimal, kemampuan guru dalam menyokong kemampuan
menulis siswa, kesadaran siswa tentang manfaat dan pentingnya menulis, dan
sebagainya.
4. Teknik Quantum Writing merupakan cara untuk memunculkan potensi
siswa dalam mengeluarkan apa saja yang ada dalam diri mereka saat menulis
yang dilakukan dengan langkah-langkah yang cukup mudah dan
menyenangkan bagi siswa. Kelebihan menggunakan teknik Quantum Writing
ini siswa memilih teknik yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang
dimiliki. Dengan menerapkan teknik Quantum Writing diharapkan bisa
menyokong kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan narasi. karena
teknik Quantum Writing bisa merespon kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi.
Untuk itulah peneliti ingin mencoba menerapkan teknik Quantum
Writing dalam pembelajaran menulis karangan, salah satunya karangan Narasi
yang terdapat dalam KTSP kelas VII MTs. Maka peneliti mengajukan judul
penelitian “Keefektifan Metode Quantum Writing pada Pembelajaran Menulis
Karangan Narasiterhadap Siswa Kelas VII MTs. AL – BAROKAH Kabupaten
Garut Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu penelitian dan guna memberikan batasan
yang jelas akan hal-hal yang diamati selama penelitian, peneliti membatasi
masalah pada penerapan teknik Quantum Writing dalam pembelajaran menulis
karangan Narasi dengan tema pengalaman pribadi.
5. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut ini.
1) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi sebelum menggunakan
teknik Quantum Writing?
2) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi sesudah menggunakan
teknik Quantum Writing?
3) Adakah perbedaan kemampuan menulis karangan narasi sebelum dan
sesudah nenggunakan Quantum Writing?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk
menilai pengaruh suatu perlakuan,tindakan, treatment pendidikan terhadap
tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh
tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut
maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibandingkan
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Kegiatan
yang peneliti lakukan tentu mempunyai tujuan. Adapun tujuan penelitiaan ini
yaitu sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menulis karangan narasi
sebelum menggunakan teknik Quantum Writing.
6. 2) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menulis karangan narasi
sesudah menggunakan teknik Quantum Writing.
3) Untuk mengetahui Adakah perbedaan kemampuan menulis karangan narasi
sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Writing.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi STKIP Garut dalam upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan media
pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Secara
praktis penelitian ini diharapkan bagi pihak – pihak berikut ini.
Bagi Guru dapat dijadikan sebagai acuan dalam menggunakan berbagai
metode dan teknik pembelajaran dan mengembangkan media pembelajaran
yang lebih bervariasi serta dapat membawa suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
Adapun bagi siswa itu sendiri mendapatkan suasana yang santai dan
menyenangkan, memiliki motivasi belajar, mendapatkan kegiatan belajar yang
lebih mudah, serta mendapatkan pengalaman yang baru selama proses
pembelajaran berlangsung.
Kemudian manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna juga bagi
peneliti dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan media pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa membantu siswa
memahami pembelajaran karangan Narasi khususnya untuk siswa MTs. Al-
7. Barokah sebagai objek penelitian diharapkan biasa lebih memberikan hasil
yang memuaskan dalam pembelajaran karangan Narasi.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah segala kebenaran, teori dan pendapat yang
dijadikan landasan dalam suatu penelitian.
Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Keberhasilan sebuah pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor di
antaranya adalah faktor penggunaan metode.
2. Penggunaan metode yang tepat dapat membantu guru untuk menyampaikan
materi pelajaran dan dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
3. Teknik Quantum Writing adalah teknik pembelajaran yang dapat
mempermudah munculnya ide untuk mengungkapkan gagasan.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang berupa generalisasi tentatif (sementara)
tentang suatu masalah. Menurut Arikunto (1996:2) Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyusun hipotesis sebagai
berikut : “ Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi sebelum
dan sesudah menggunakan teknik Quantum Writing”.
8. BAB II
KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING PADA
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI
A. Pembelajaran
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-
komponen sistem pembelajaran.Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat
dipahami dengan menganalisis aktifitas komponen pendidik, bahan ajar, media,
alat, prosedur, dan proses belajar. Perubahan dan munculnya beberapa konsep
dan pemahamannya merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah suatu
proses mencari kebenaran dan mengembangkannya untuk kepentingan
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan
upaya mengubah perilaku, sikap pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-
tugas selama hidupnya. Dalam proses pembelajaran terhadap unsur-unsur yang
akan menghasilkan hasil belajar. Maka pembelajaran bisa berkelanjutan
sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi.Pembelajaran
ialah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai
tujuan pengajaran (Tarigan, 1994 : 65). Selain itu, dapat pula berarti
mengalami, menghayati situasi yang aktual yang menimbulkan respon-respon
tertentu dari pihak pembelajaran, pengalaman yang berupa pelajaran akan
menghasilkan perubahan seperti menjadi dewasa, pola perilaku, dan akan
menambah informasi (Hastuti, 1997:4).
9. 2. Unsur – Unsur Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terhadap unsur-unsur yang akan menghasilkan
hasil belajar. Maka pembelajaran bisa berkelanjutan sehingga segala sesuatu
yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi. Pembelajaran ialah pengalaman
belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan pengajaran
(Tarigan, 1994 : 65). Selain itu dapat pula berarti mengalami, menghayati
situasi yang aktual yang menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak
pembelajaran, pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan
perubahan seperti menjadi dewasa, pola perilaku, dan akan menambah
informasi (Hastuti, 1997:4).
3. Teknik – Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang
telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik
yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal
atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu
mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa,
dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang
digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat
digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai
faktor tersebut. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran
adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
10. ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi
dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan
teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.Berikut ini adalah teknik-teknik
yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam
keterampilan menulis.
a. Teknik pembelajaran menulis
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyalin kalimat setelah itu
membuat kalimat, meniru model, setelah itu menulis cerita yang berbentuk
catatan harian, meringkas, paraphrase, melengkapi kalimat, menyusun kalimat
dan mengembangkan kata kunci.
B. Quantum Writing
1. Konsep Dasar Quantum Writing
Menurut D Porter (1999:16) quantum dapat dipahami sebagai interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya.
Teknik quantum writing adalah cara tepat dan bermanfaat untuk
merangsang munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang
disajikan secara individu dengan bantuan objek atau gambar untuk
menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.
Teknik quantum writing mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan
memudahkan proses belajar.
11. Konsep dasar quantum writing di atas dapat diterapkan dalam proses
belajar menulis, sesuai dengan kiat-kiat quantum learning diantaranya:
anggaplah menulis sebagai kreativitas yang menyenangkan.
2.Tujuan Pembelajaran Quantum Writing
Tujuan pembelajaran quantum writing yang ingin dicapai menurut
(Harnowo, 2003) adalah sebagai berikut:
a. Cara cepat memunculkan sisi untuk yang dimilikinya dan kemudian dapat
dikenalinya sendiri secara utuh;
b. Semangat untuk mengeluarkan apa saja yang ada pada diri saat menulis;
c. Merangsang munculnya keberanian untuk menulis;
d. Cara cepat untuk memperkaya mental seorang penulis.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
quantum writing adalah cara cepat untuk merangsang munculnya potensi
keterampilan menulis, khususnya pada anak sehingga anak mampu
meningkatkan menulis.
3. Manfaat Quantum Writing
Manfaat quantum writing (Harnowo, 2003) adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan motivasi siswa;
b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar;
c. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran menulis
meningkatkan kemampuan menulis siswa;
d. Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap menulis;
e. Proses belajar menulis praktis dan menyenangkan.
12. 4. Langkah – LangkahTeknik Quantum Writing
Tahap-tahap penulisan yang dikemukakan oleh Bobi De Porter dan
Mikhernacki adalah sebagai berikut.
a. Persiapan, pengelompokan (Clustering) dan menulis cepat adalah dua
teknik yang digunakan pada proses penulisan ini. Pada tahap ini, penulis
hanya membangun suatu pondasi untuk topik yang berdasarkan pada
pengetahuan, gagasan dan pengalaman siswa.
b. Draf-kasar, di sini memulai menelusuri dan mengembangkan gagasan.
Pusatkan pada tanda baca, tata bahasa atau ejaan. Dalam hal ini untuk
menunjukan bukan memberitahukan saat menulis.
c. Berbagi, bagian dari proses ini sangat penting. Sebagai penulis, akan
merasa sangat dekat dengan tulisan sehingga sulit bagi penulis untuk
menilai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan, perlu
meminta bantuan orang lain untuk membacanya dan memberikan umpan
balik. Mintalah seorang teman, rekan, pasangan teman sekelas, untuk
membacanya dan memperbaiki bagian-bagian mana benar-benar kurang
tepat.
d. Memperbaiki (revisi), pada tahap ini setelah mendapatkan umpan balik
tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan
perbaikilah. Manfaat umpan balik yang dianggap baik. Penyunting
(Editing), pada tahap ini perbaikilah semua kesalahan ejaan, tata bahasa,
dan tanda baca. Pastikan semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata
13. kerjanya tepat, dan kalimat-kalimatnya lengkap, penulisan kembali, pada
tahap ini, masukan isi yang baru dan perubahan-perubahan penyuntingan.
e. Evaluasi, pada tahap ini, untuk memastikan bahwa penulis telah
menyelesaikan tulisan yang direncanakan dan yang ingin disampaikan
walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung, tahap ini
menandai akhir pemeriksaan.
C. Menulis
1. Pengertian menulis
Menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa
melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai
sesuatu yang dikehendaki (Rahardi, 2003 :39). Menulis merupakan suatu alat
yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran
yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menulis memang merupakan
suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk penanggap tertentu dan
untuk situasi tertentu pula (Fachruddin, 1988:1). Maka menurut Fachruddin
ada beberapa unsur-unsur penting tersebut akan banyak membantu dalam
usaha mencapai tujuan si penulis. Menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya
(Akhadiah, 1997:13). Karena menulis itu sulit, kegiatan menulis perlu
mendapatkan bimbingan dari guru. Mengarang atau menulis merupakan
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan pengalaman
hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan bisa
dipahami orang lain (Marwoto, 1987 : 12). Sementara itu menurut Imron (1988
14. : 36 ) mengarang adalah kegiatan yang sangat kompleks dalam pengertian
melibatkan cara berpikir yang teratur dan kemampuan mengungkapkan dalam
bentuk bahasa tertulis dengan memperhatikan beberapa syarat, anatara lain
sebagai berikut.
1. Kesatuan gagasan atau ide yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh penulis.
2. Kemampuan menuangkan gagasan ke dalam kalimat yang jelas dan efektif.
3. Kecakapan menyusun paragraf.
4. Kekayaan bahasa atau kosa kata yang diperlukan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengarang
merupakan sebuah metode terbaik untuk mengembangkan kemampuan
didalam menggunakan bahasa.
2. Tujuan Menulis
Tujuan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi secara tidak
langsung.Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan.Pada
prinsipnya menulis adalah menyampaikan pesan penulis kepada pembaca,
sehingga pembaca memahami maksud yang dituangkan atau maksud yang
disampaikan melalui tulisan tersebut.Pada dasarnya orang yang menulis
mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Hal ini selaras dengan pendapat
Tarigan (1993: 24-25) menyebutkan, pada dasarnya menulis mempunyai tujuan
sebagai berikut.
1. Tujuan penguasaan (Assignment Purpose), tujuan penguasaan ini penulis
menulis karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri.
15. 2. Tujuan Altruistik, penulis bertujusn untuk menghibur atau menyenangkan
para pembaca, penulis ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya.
3. Tujuan Persuasif (Persuasif Purpose), tulisan yang bertujuan menyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang disampaikan.
4. Tujuan Informasi/Penerangan (informational Purpose), tulisan yang
bertujuan memberi informasi keterangan kepada pembaca.
5. Tujuan Pernyataan Diri (Self-Ekspressive Pupose), tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca.
6. Tujuan Kreatif (Creative Purpose), tulisan yang bertujuan mencapai nilai-
nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Purpose), tujuan sang
penulis adalah menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi meneliti secara
cermat pikiran atau gagasan sehingga dapat dimengerti dan diterima oleh
para pembaca.
3. Manfaat Menulis
Dibawah ini ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan
menulis, yaitu sebagai berikut ini.
a) Menulis dapat menyehatkan tubuh
Mernnisi (Hernowo, 2003:27) menyatakan,“Menulis lebih baik daripada
operasi pengencangan kulit wajah”. Maksud ungkapan Mernnisi tersebut
adalah menulis memberi manfaat pada kita karena menyehatkan kulit wajah
16. kita menjadi kencang akibat semangat berfikir yang memancar pada saat kita
menulis. Selain ungkapan itu Pennebaker (Harnowo, 2003:27) mengatakan,
“Menulis tentang hal-hal negatif akan memberikan pelepasan emosional yang
mengakibatkan rasa puas dan lega”.Salah satu timbulnya penyakit adalah
akibat kondisi psikis yang tidak sehat. Ini diakibatkan oleh emosional dan
perasaan-perasaan negatif tersebut maka kita akan merasa lega dan puas. Salah
satu cara melepaskan emosi negatif adalah dengan menuliskan perasaan-
perasaan negatif tersebut. Pennebaker (Harnowo, 2003:27) telah melakukan
penelitian tentang hubungan menulis dengan kesehatan tubuh. Hasilnya, orang
senantiasa melukiskan perasaan-perasaan negatifnya (kekecewaan, kesedihan,
trauma masa lalu, kemarahan dan lain-lain) merasa lebih sehat sehingga
intensitas kunjungan ke dokter menjadi berkurang. Selain itu orang-orang yang
melukiskan pikiran dan perasaan terdalam tentang pengalaman mereka
menunjukan meningkatnya fungsi kekebalan tubuh dibanding dengan orang
yang melukiskan masalah tak seberapa.
b) Menulis menjernihkan pikiran
Dengan menulis, pikiran kita menjadi jernih dengan menganalisis kembali
semua yang telah kita pikirkan dalam bentuk tulisan.
c) Menulis membantu dalam mendapatkan dan mengingatkan informasi baru.
Tidak selamanya memori kita dapat bekerja dengan cepat mengingat
kembali masukan, informasi, data baru yang diperoleh. Oleh karena itu,
menulis dapat membantu memberikan kerangka yang dapat dipakai untuk
memahami perspektif baru untuk orang lain. Dengan menulis, kita mudah
17. untuk merekatkan kembali informasi-informasi baru sehingga menjadi jelas
dan mudah diingat.
d) Menulis membantu memecahkan masalah
Menulis akan memaksa orang-orang untuk memusatkan perhatian lebih
panjang kepada suatu topik tertentu sehingga akan ditemukan pemecahan
masalahnya.
e) Menulis membantu kita mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri
tentang suatu topik.
Menulis merupakan suatu alat ukur untuk menguji pemahaman kita
tentang suatu topik. Seberapa jauh kita ketahui permasalahan dan bagaimana
yang kita ketahui tentang topik yang akan kita tulis.
f) Menulis menambah wawasan karena kita selau berusaha melengkapi
tulisan dari berbagai sumber.
Dengan menulis, kita menjadi tahu kelamahan kita mengenal topik yang
akan dibahas, sehingga kita akan berusaha mencari, menemukan, menyerap
dan memahami yang kita ketahui. Oleh karena itu, wawasan kita akan
bertambah.
4. Jenis Tulisan
Pengungkapan gagasan agar dapat dipahami pembaca disajikan dalam
bentuk yang berbeda. Teknik mengarang dibedakan dalam empat jenis yaitu
sebagai berikut.
a. Penceritaan (Naration)
18. Bentuk pengungkapan yang menyampaikan suatu peristiwa atau
pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud
untuk meningkatkan kesan tentang perubahan atau gerak suatu pangkal awal
sampai titik akhir.
b. Pelukisan (Deskripsition)
Bentuk pengungkapan yang menggambarkan serapan pengarang dengan
segenap indranya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri
pembaca. Melalui pelukisan itu, pembaca diharapkan dapat pula seolah-olah
menyerap atau mengalami macam-macam hal yang berbeda dalam susunan
ruang (misalnya, pemandangan indah, lagu merdu, bunga harum, mangga
manis atau suara halus).
c. Pemaparan (Exsposition)
Bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis
dan terpadu, terutama bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca
mengenai suatu ide, persoalan, proses, atau peralatan.
d. Perbincangan (Argumentation)
Bentuk pengungkapan yang memberi penjelasan kepada pembaca agar
mengubah pikiran, pendapat atau sikapnya sesuai yang diharapkan oleh
pengarang.
Pendapat lain mengenai jenis-jenis tulisan ini dikemukan oleh M.E
Suhendar (1992 : 102) yaitu sebagai berikut ini.
1. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan
dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau peristiwa yang telah terjadi.
19. 2. Deskripsi, berasal dari descripcere yang berarti menulis rentang atau
membedakan suatu hal. Disamping itu, deskripsi diterjemahkan menjadi
pemerian yang berarti melukiska sesuatu.
3. Argumentasi, merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain aga mereka percaya dan
akhirnya bertindak seperti apa yang diinginkan oleh para penulis atau
pembicara.
4. Persuasi adalah semi verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu sekarang
atau waktu yang akan datang.
Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tulisan ada
lima jenis. Pertama, narasi yaitu jenis tulisan yang bersifat bercerita tentang
peristiwa yang telah terjadi.Kedua, deskripsi yaitu jenis tulisan yang
melukiskan dan mengemukakan obyek yang sedang dibicarakan.Ketiga,
argumentasi yaitu jenis tulisan yang mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain, agar percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan penulis. Keempat,
persuasi yaitu jenis tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar
melakukan apa yang dikehendaki penulis. Kelima, yaitu jenis tulisan yang
berusaha menerangkan, menjelaskan dan menguraikan masalah yang dapat
memperluas pandangan pembaca.
20. D. Karangan Narasi
1. Penjelasan Karangan Narasi
Karangan Narasi merupakan sebuah bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau
pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi,
1990: 32). Sebagai suatu cerita, narasi bermaksud memberitahukan apa yang
diketahui dan dialami kepada pembaca atau pendengar agar dapat merasakan
dan mengetahui peristiwa tersebut dan menimbulkan kesan dihatinya, baik
berupa kesan tentang isi kejadian maupun kesan estetik yang disebabkan oleh
cara penyampaian yang bersifat sastra dengan menggunakan bahasa yang
figurative (Semi, 1995:33).
2. Ciri – Ciri karangan narasi
Pada dasarnya narasi mempunyai ciri sebagai berikut: (1) berupa cerita
tentang peristiwa atau pengalaman manusia, (2) Kejadian atau peristiwa yang
disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi,
dapat berupa imajinasi semata-mata, atau gabungan keduanya, (3) berdasarkan
konflik, agar menarik, (4) memiliki estetika karena isi dan penyampaiannya
bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi, (5) menekankan susunan
kronologis, (6) biasanya memiliki dialog (Semi, 1990:35).
Pada dasarnya karangan narasi ini mempunyai kesamaan dengan
Karangan deskripsi, yang membedakan adalah narasi mengandung unsur imaji
dan peristiwa lebih ditekankan kepada urutan kronologi, sedangkan deskripsi,
unsur imajinasinya terbatas dan penekanan organisasi penyampaian pada
22. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan interpretasi dalam penelitian ini, penulis
menganggap perlu mendefinisikan variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian ini.Variabel-variabel yang terkait adalah sebagai berikut.
1. Keefektifan berasal dari kata “efektif” yang berarti tepat guna, berhasil
atau ada efeknya, pengaruhnya, akibatnya, dan kesannya. Yang menjadi
indikator pada kefektifan adalah adanya tingkat atau taraf keberhasilan
pembelajaran menulis karangan narasi terhadap siswa kelas VII di MTs.
Al-Barokah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
teknik Quantum Writing.
2. Teknik Quantum Writing adalah teknik yang untuk merangsang
munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang disajikan
secara individu dengan bantuan obyek atau gambar untuk menuangkan ide
atau gagasan yang akan dilihat kefektifannya pada karangan narasi.
3. Menulis Karangan Narasi adalah suatu proses menulis yang berbentuk
karangan tulisan yang menceritakan sebuah kejadian, menunjukkan, atau
menjelaskan informasi, dengan bentuk sebuah runtutan waktu
(kronologis). Yang dalam penelitian ini akan dilihat kefektifannya dengan
menggunakan teknik Quantum Teaching.
23. B. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen
(Experimental Research). Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian
yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang
dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui
apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara
ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan
halinilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga Penelitian
eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002: 38), penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam
rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.
2. Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebuah teknik rancangan
penelitian The One Group Pretest-Posttest Design, yaitu sebuah rancangan
yang digunakan dengan cara memberikan perlakuan pada jangka waktu
tertentu serta mengukurnya dengan tes sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
24. perlakuan dilakukan. Pada paradigma ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Tabel 3.1
Desain penelitian One Group Pretest Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
Oı X O2
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan
di atas, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. AL –
BAROKAHKabupaten Garut tahun pelajaran 2013/2014” yang akan dilihat
kemampuan menulis karangan Narasi Penelitian memilih sekolah ini karena
fasilitas infrastruktur, siswa yang berjumlah 35 dan tenaga pendidiknya dinilai
cukup mampu untuk dijadikan sumber data sebuah penelitian. MTs. AL –
BAROKAH Kabupaten Garut ini pun telah terakreditasi dengan nilai B
sehingga proses penelitian dapat berlangsung dengan lebih baik dan lancar.
25. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Mengenai besarnya tidak ada ketentuan yang baku atau
rumusan yang pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan
karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besarnya atau
banyaknya sampel. Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, yang dijadikan
sampel pada penelitian ini yaitu kelas VII yang berjumlah 25 orang, Adapun
cara pengambilan sampel tersebut dengan cara acak berdasarkan kebutuhan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah tes. Tes merupakan
salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak
langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kemampuan siswa-siswi dalam penguasaan kosakata bahasa Indonesia.Tes
yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk tulisan karangan narasi.Jadi,
siswa diberi tugas untuk membuat karangan narasi dengan tema pengalaman
pribadi sebelum teknik Quantum Writing ini digunakan. setelah perlakuan tes,
dilakukan lagi tes seseudah teknik Quantum Writing digunakan. Setelah
pembelajaran menggunakan teknik Quantum Learning tes dilakukan lagi. Hal
itu untuk mengetahui kefektifan teknik Quantum Learning dalam
pembelajaran.
26. E. Teknik Pengolahan Data Tes
Tahap pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data
menggunakan pretest dan posttest. Setelah data pretest dan posttest terkumpul,
maka dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Uji normalitas dilakukan dengan uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menentukan rentang: data terbesar – data terkecil
2) Menentukan banyak interval kelas: 1 + 3,3 log n (n = banyak data)
3) Menentukan panjang kelas interval (P)
Rentang
P =
Banyak kelas
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
5) Menentukan rata-rata ( x ) dan standar deviasi (SD)
6) Menentukan nilai Z score:
bk x
Z =
SD
7) Menentukan luas interval (L)
8) Menentukan panjang frekuensi diharapkan (Ei)
9) Menentukan frekuensi pengamatan (Oi)
10) Menentukan nilai Chi Kuadrat (X2
)
27. (Oi Ei)2
X2
=
Ei
11) Membandingkan nilai X2
hitung dengan X2
tabel dengan dk = k-3 dan
taraf kepercayaan 95% (0,01), jika X2
hitung < X2
tabel maka
populasi berdistribusi normal, jika sebaliknya maka populasi
berdistribusi tidak normal.
b. Setelah dilakukan uji normalitas, data pretest dan postest kemudian
dilakukan uji homogenitas.
1) F hitung = Vb
Vk
Ket:
Vb = variasi besar
Vk = variasi kecil
2) Menentukan F hitung
3) Menentukan derajat kebebasan
db1 = n1 – 1
db2 = n2 – 2
ket:
db1 = derajat kebebasan pembilang
db2 = derajat kebebasan penyebut
n1 = ukuran sampel yang variansinya besar
28. n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil
4) Menentukan homogenitas: jika F hitung < F tabel maka populasi
tersebut homogen. Sedangkan jika F hitung > F tabel maka
populasi tersebut tidak homogen.
c. Uji hipotesis, setelah dilakukan uji prasyarat, data berdistribusi normal dan
homogen maka pengujian dilakukan secara parametrik dengan
menggunakan uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus sebagai
berikut:
a) Mencari d1, dengan menggunakan rumus :
di= x1 – y1
b) Mencari rata-rata di
d = rerata selisih X¹ dan X²
c) Mencari Standar deviasi gabungan (SDgab)
SDgab =
(𝑛1−1)𝑆1²+(𝑛2−1)𝑆2²
𝑛1+𝑛2−2
2) Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus:
thitung=
X1−x2
S gab√n1+n2
n1 n2
3) Menentukan t tabel
a) Menentukan derajat kebebasan (db)
db1= n-1 db = n1 + n2 - 2
db2= n-1
b) Menentukan t pada tabel t
29. 4) Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel sesuai dengan
tingkat kepercayaan yang dipilih yaitu 99%.
5) Kriteria pengujian
Dari pengujian akan diperoleh thitung. Kemudian dibandingkan
dengan ttabel, jika thitung terletak antara (-ttabel& + ttabel) atau thitung<
ttabel maka tidak berbeda secara signifikan, jika thitung terletak di
luar interval (-ttabel& + ttabel) atau thitung> ttabel maka terdapat
perbedaan yang signifikan.
30. DAFTAR PUSTAKA
De Porter B, dkk. (1998). Quantum Writing.Bandung : MTC.
Dimyati & Mudjiono.(2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta
Hernowo.(2004). Quantum Writing. Bandung : MLC.
Kosasih.(2003). Ketatabahassaan dan Kesusastraan Indonesia. Bandung :
YramaWidya.
Kusumaningsih, Dewi. dkk. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia
.Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.
Nanang. (2013). Statistika Penelitian Pendidikan : Pribadi.
Purwadarmita, WJS. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Purnama, Hendra (2013). Metode Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi
dengan Menggunakan Teknik Quantum Writing.Skripsi pada Program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-STKIP Siliwangi Bandung: Tidak
diterbitkan.
Smaradhipa, Galih.(2005).Bertutur dengan Tulisan dikutif dari situs.
http://wwwrayakultura.com/wismasastra.wordpress.com [08 Mei 2014]
Sugiono.( 2008). Metode Penelitian Pendidikan : Bandung: Alfa Beta.
Soendari, Tjutju.(2012). Direktori File UPI Education [online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19560214198003
2TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Eksperimen/PENELITIAN_E
KSPERIMEN.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf[20 Februari 2014]
31. KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING
PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI
Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Mts. Al – Barokah
Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
oleh
Cecep Nurhasan Fajri S.
10212010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2013/2014