SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Descargar para leer sin conexión
TUGAS KELOMPOK TEORI ANTRIAN



OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK
            JATENG UNNES
           Dosen Pengampu         : Bpk. Walid




                      Disusun oleh :


     1. Fatkhur Rohman                 (4151306535)
     2. Khusnul Khotimah               (4151307004)
     3. Dwi mulyono                    (4151307013)
     4. Yuni Ambarwati D.              (4151307019)
     5. M. Umam Khamdani               (4151307033)




      FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
              PENGETAHUAN ALAM
       UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                           2009
BAB I

                                  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Dalam kehidupan sehari – hari banyak sekali kita temui hal – hal yang dekat dan
   sering berhubungan langsung dengan sisitem antrian. Tanpa disadari kadang kita
   mengalami secara langsung system antrian itu sendiri. Seperti misalnya kita mengantri
   untuk mendapatkan pelayanan kasir swalayan, mengunggu untuk mendapatkan pesanan
   makanan, menunggu untuk mendapatkan pelayanan registrasi mahasiswa, dan lain
   sebagainya.
          Garis – garis tunggu tersebut sering disebut dengan antrian (queues), dan fasilitas
   pelayanannya disebut server. Sistem antrian tersebut sebenarnya dapat diefisienkan
   dengan menggunakan teori antrian. Dan penyelesaian untuk mengatasi masalah antrian
   tersebut salah satunya adalah menggunakan ilmu matematika. Ilmu matematika terdiri
   dari dua, yakni Matematika Murni (pure mathematics) dam Matematika Terapan
   (Applied Mathematics).
          Ilmu matematika terapan paling dekat hubungannya dengan teori antrian dalam
   aplikasinya. Sehingga banyak para ilmuwan menerapkan ilmu matematika terapan untuk
   membantu ilmu lain dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan pengembangannya.
   Karena aplikasinya sangat luas dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam ilmu – ilmu
   lain sehingga dalam perkembangannya sanngat pesat. Termasuk dalam menyelesaikan
   permasalahan system antrian.

         Penyelesaian permasalahan sistem antrian berdasarkan teori antrian dengan
   menggunakan ilmu matematika terapan mengacu pada model keputusan antrian. Ada dua
   model keputusan antrian, yakni model biaya dan model tingkat aspirasi. Model biaya
   dalam antrian berusaha menyeimbangkan biaya menunggu dengan biaya kenaikan tingkat
   pelayanan yang bertentangan. Tingkat pelayanan meningkat sedangkan biaya waktu
   menunggu pelanggan menurun. Tingkat pelayanan optimum terjadi ketika jumlah kedua
   biaya ini minimum. Sedangkan model tingkat aspirasi memanfaatkan karakteristik yang
   terdapat dalam sistem untuk memutuskan nilai-nilai optimum dari parameter
perancangan. Optimasi dipandang dalam arti memenuhi tingkat aspirasi tertentu yang
ditentukan oleh pengambilan keputusan. Untuk kasus dimana sulit untuk mengestimasi
parameter biaya, digunakan model tingkat aspirasi. Dalam penelitian ini digunakan model
tingkat aspirasi sehingga ukuran-ukuran kinerja yang digunakan adalah jumlah pelanggan
rata-rata dalam sistem (L), jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian (Lq), waktu
menunggu rata-rata dalam sistem (W) , waktu menunggu rata-rata dalam antrian (Wq).
Ukuran-ukuran tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk menentukan jumlah pelayan
yang ideal.

       Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian mengenai sistem dan model
antrian serta pengambilan keputusan di Bank Jateng UNNES.

       Sistem antrian yang terjadi di Bank Jateng UNNES mengikuti pola antrian
Multichannel single phase, dimana terdapat dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan
dialiri oleh satu antrian atau antrian tunggal. Situasi antrian yang terjadi di Bank Jateng
UNNES dapat digambarkan sebagai berikut :




       Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya,
yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul
karena para individu harus menunggu untuk dilayani. Bila suatu sistem mempunyai
fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal
yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya adalah tertundanya
pelayanan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk sistem
pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian.

       Sistem antrian yang terjadi dapat sederhana atau sangat kompleks. Sistem yang
sederhana akan dapat dirumuskan dengan menggunakan teknik-teknik. Dan untuk sistem
yang lebih kompleks membutuhkan analisa yang menggunakan simulasi.

   Dalam sistem antrian saluran tunggal ini, ada dua tempat pelayanan, dimana terdapat
n pelanggan di dalam sistem dalam satuan waktu tertentu. Keadaan seperti tersebut dapat
diasumsikan akan terjadi hal sebagai berikut.
a. Tidak ada antrian sebab semua pelanggan yang datang sedang dilayani di tempat
          pelayanan atau pelanggan yang datang kurang dari kemampuan tempat pelyanan
          (n ≤ s)
      b. Terjadi antrian sebab pelayanan yang diminta oleh pelanggan yang datang jauh
          lebih besar dari kemampuan tempat pelayanan untuk melayani (n >s).

          Dalam hal (a) tidak ada persoalan, sedang dalam hal (b) muncul permasalahan
   yaitu sering kali terjadi ketidakseimbangan. Mungkin terjadi suatu antrian yang panjang
   (long queue) yang mengakibatkan pelanggan harus menunggu lama untuk memperoleh
   giliran dilayani atau mungkin tersedia fasilitas pelayanan yang berlebihan yang
   mengakibatkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya.

          Dalam banyak hal tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi
   antrian atau mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi, biaya karena memberikan
   tambahan pelayanan akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai
   tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan
   sangat membosankan.

B. Rumusan Masalah
           Dari penjelasan diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalahb adalah sebagai
   berikut :
   1. Bagaimana laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES ?
   2. Bagaimana laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES ?
   3. Bagaimana model antrian di Bank Jateng UNNES ?
   4. Berapa rata – rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di Bank
      Jateng UNNES ?
   5. Berapa faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES ?




C. Batasan Masalah
      Untuk membatasi ruang lingkup pada penelitian ini diberikan batasan masalah
   sebagai berikut.
   1. Tidak terjadi penolakan (balking) terhadap kedatangan para pelanggan.
2. Pelangan dalam makalah ini adalah orang yang hendak melakukan           transaksi
      perbankan di Bank Jateng UNNES.
   3. Server dalam makalah ini adalah pelayan yang melayani pelanggan di Bank Jateng
      UNNES.
D. Tujuan Penulisan
      Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
   sebagai berikut :
   1. Untuk mengetahui laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES.
   2. Untuk mengetahui laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES.
   3. Untuk mengetahui model antrian di Bank Jateng UNNES.
   4. Untuk mengetahui rata – rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di
      Bank Jateng UNNES.
   5. Untuk mengetahui faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES.
BAB II

                               LANDASAN TEORI



A. Elemen - Elemen Dasar Teori Antrian
   1. Sumber Masukan (Input)
         Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi
      orang,barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk dilayani.
      Bila populasi relative besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang
      tak terbatas. Anggapan ini adalah hamper umum karena perumusan sumber masukan
      yang tak terbatas lebih sederhana daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi
      dinyatakan “besar” bila populasi tersebut besar disbanding dngan kapasitas sistem
      pelayanan. Sebagai contoh, suatu masyarakat kecil yang terdiri dari 10.000 orang
      mungkin akan menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi 100 shopping center
      yang ada. Bila dirumuskan sistem pemeliharaan sejumlah mesin sebagai populasi dan
      perawat mesin sebagai fasilitas pelayanan, tntu saja sejumlah mesin tersebut tidak
      akan dinyatakansebagai sumber yang tak terbatas.
   2. Pola kedatangan
         Cara dengan mana individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut pola
      kedatangan (arrival pattern). Individu-individu mungkin datang dengan tingkat
      kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun acak/random (yaitu berapa banyak
      individu-individu per periode waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang
      bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan, sedang tingkat
      kedatangan telephone calls sangat sering mengikuti suatu distribusi probabilitas
      Poisson.
         Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu dari pola-pola kedatangan yang
      paling sering (umum) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal
      ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit
      waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat
      kedatangan.
Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka
   waktu antar kedatangan atau interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap
   individu) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial (exponential
   distribution).
      Bila individu-individu (komponen, produk, kertas kerja , atau karyawan)
   memasuki suatu sistem, mereka mungkin memperagakan perilaku yang berbeda. Bila
   individu ter sebut adalah orang, antrian dan antrian relative panjang, dia mungkin
   meninggalkan sistem. Perilaku seperti ini disebut penolakan ( balking). Penolakan
   akan sering terjadi bila kepanjangan antrian kelewat panjang.
      Variasi yang mungkin lainnya dalam pola kedatangan adalah kedatangan dari
   kelompok-kelompok individu. Bila lebih dari satu individu memasuki suatu sistem
   seketika secara bersama, maka terjadi dengan apa yang disebut bulk arrivals.
3. Disiplin Antrian
      Displin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk
   menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu
   (prioritas). Disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman first come, first
   served (FCFS), yang pertama kali datang pertama kali dilayani. Tetapi bagaimanapun
   juga ada beberapa tipe disiplin antrian lainnya yang dapat termasuk dalam model-
   model matematis antrian. Model-model yang disajikan disini dibatasi untuk
   disiplinantrian FCFS.
       Beberapa disiplin antrian lainnya ialah pedoman-pedoman shortest-operating
   (service)-time (SOT), last come-first served (LCFS), longest-operating-time (LOT),
   dan service in random order (SIRO). Dalam rumah sakit-rumah sakit dan fasilitas-
   fasilitas kesehatan lainnya mungkin mempunyai pedoman-pedoman yang berbeda,
   seperti “emergency first” atau “critical condition first”.
4. Kepanjangan Antrian
     Banyak sistem antrian dapat dapat menampung jumlah individu-individu yang
   relative besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas yang yang
   terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah individu
   yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai
   kepanjangan antrian antrian yang terbatas (finite); dan model antrian terbatas harus
   digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem yang mungkin
mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parker atau station pelayann,
      jumlah tempat minum di pelabuhan udara, atau jumlah tempat tidur di rumah sakit.
      Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada sistem antrian tak-
      terbatas (infinite).
   5. Tingkat Pelayanan
         Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu sistem
      disebut waktu pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga
      sering acak (random). Bila waktu pelyanan mengikuti distribusi eksponensial atau
      distribusinya acak, waktu pelayanan (yaitu unit/jam) akan mengikuti suatu distribusi
      Poisson.
          Pebedaan distribusi-distribusi waktu pelayanan dapat diliput oleh model-model
      antrian dengan lebih mudah disbanding perbedaan distribusi waktu kedatangannya.
   6. Keluar (Exit)
         Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem.
      Sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu di antara kategori populasi. Dia
      mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yangf sama
      untuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lain
      yang mempunyai probalitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut
      kembali.
B. Karakteristik Penting Sistem dan Struktur Antrian
          Berikut ini daftar karakteristik-karakteristik tersebut dengan asumsi-asumsi yang
   paling umum:

             Karakteristik-
                                               Asumsi-asumsi Umum
         karakteristik Antrian
      Sumber populasi                Tak terbatas atau terbatas
      Pola kedatangan                Tingkat kedatangan Poisson (waktu antar
                                     kedatangan eksponensial)
      Kepanjangan antrian            Tak terbatas atau terbatas
      Disiplin antrian               First come – first served
      Pola pelayanan                 Tingkat pelayanan Poisson (waktu
                                     pelayanan eksponensial)
Keluar                         Langsung kembali ke populasi


SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN

       Banyak perbedaan sistem-sistem dan struktur-struktur antrian yang terdapat dalam
masyarakat yang semakin kompleks. Perbedaan-perbedaan dalam jumlah antrian, fasilitas
pelayanan, dan hubungan-hubungan yang terjadi dapat menghasilkan bentuk/susunan
yang bervariasi tidak terbatas.

Sistem-sistem Antrian

       Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang
berbeda-beda dimana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi
menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut:

1) Sistem pelayanan komersial
2) Sistem pelayanan bisnis-industri
3) Sistem pelayanan transportasi
4) Sistem pelayanan sosial
        Sistem-sistem pelayanan sosial merupakan sistem-sistem pelayanan yang dikelola
oleh kantor-kantor dan jawatan-jawatan local maupun nasional, seperi kantor tenaga
kerja, kantor regritrasi SIM dan STNK dan sebagainya, serta kantor pos, rumah sakit,
puskesmas, dan lain-lainya.

       Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dri model-
model antrian, seperti restoran, cafeteria, took-toko, tempat potong rambut (salon),
boutiques, supermarkets, dan sebagainya.

       Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup lini produksi, sistem material-
handing, sistem penggudangan, dan sistem-sistem informasi computer.

Struktur-struktur Antrian

         Atas dasar sifat proses pelayanannya, dapat diklasifikasikan fasilitas-failitas
pelyanan dalam susunan atau channel (single atau multiple) yang akan membentuk suatu
struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran atau channel menunjukkan jumlah
jalur (tempat) untuk memasuki sistem pelayanan, yang juga menunjukkan jumlah fasilitas
pelayanan. Istilah phase berarti jumlah station-station pelayanan, dimana para langganan
harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi didalam seluruh sistem antrian:

      1) Single Channel-Single Phase
              Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya ada
         satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single
         phase menunjukkan bahwa hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single phase
         menunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal
         operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari
         sistem.
         Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kerteta
         api antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan took, dan
         sebagainya.
      2) Single channel-Multiphase
             Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
         secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucian
         mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.
      3) Multichannel-Single Phase
              Sistem multichannel-single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas
         pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembelian
         tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan potong rambut oleh beberapa
         tukang potong, dan sebagainya.
      4) Multichannel-Multiphase
              Contoh model ini yaitu herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan
         kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai
         pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada
         setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada
         umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian,
         mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.

          Selain empat model struktur antrian diatas sering terjadi struktur antrian diatas sering
       terjadi struktur campuran(mixed arrangements) yang merupakan campuran dari dua atau
       lebih struktur antrian diatas. Misal, Toko-toko dengan beberapa pelayanan
       (multichannel), namun pembayarannya hanya pada seorang kasir (single channel).

   C. Model – Model Antrian

        Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu
notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan.
Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya
model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua
buku (literature) yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Model khusus diatas : M/M/1/I/I.
  Singkatan                          Penjelasan
     M        Tingkat kedatangan dan pelayanan Poisson
      D       Tingkat      kedatangan   atau   pelayanan   deterministic
              (diketahui konstan)
      K       Distribusi Erlang waktu antarkedatangan atau pelayanan
      S       Jumlah fasilitas pelayanan
      I       Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas
              (infinite)
      F       Sumber populasi atau kepanjangan qantrian terbatas
              (finite)
        Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini,
M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas Poisson. Tanda
kedua menunjukkan distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat
pelayanan. Lagi, M menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probalitas
Poisson.
Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channels) dalam sistem. Model diatas
adalah model yang mempunyai fasilitas pelayanan tunggal.
Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan
kepanjangan antrian adalah tak-terbatas(F). Model diatas, baik sumber populasi dan kepanjangan
antrian adalah tak-terbatas.
Dengan tanda-tanda tersebut ditunjukkan empat model yang berbeda yang akan dirumuskan dan
dipecahkan dalam bagian ini:
Model 1: M/M/1/I/I
Model 2:M/M/S/I/I
Model 3:M/M/1/I/F
Model 4:M/M/S/F/I
        Walaupun tidak ditunjukkan dalam notasi ini, seluruh model menganggap bahwa displin
antrian adalah first come first served.Sebelum memberikan rumusan-rumusan untuk setiap
model, Tabel 13.1 menyediakan suatu daftar notasi-notasi yang digunakan dalam penyajian
model-model antrian. Tabel 9.1 berisi symbol-simbol yang menunjukkan suatu konsep atau
definisi khusus, misal p menunjukkan besarnya jumlah individu rata-rata dalam antrian.
Model-model dan aplikasinya
Model 1 : M/M/1/I/I
Gambar dibawah menunjukkan rumusan yang harus diikuti agar model ini dapat dipergunakan.
Model ini merupakan teori antrian yang paling sederhana, tetapi mengandung banyak asumsi-
asumsi (lihat gambar) yang harus ditepati. Sebagia contoh, rumusan model ini akan dipakai
untuk memecahkan persoalan di bawah :

                                                                   Fasilitas
             Populasi 1          Antrian (M)
                                                               pelayanan (M/1)

                                  Tingkat          FCFS           Tingkat
        Sumber tak                                               pelayanan
                                 kedatangan                                       Keluar
         terbatas
                                   poisson      Kepanjangan       poisson
                                                 antrian tak
                                                  terbatas




                                                                         n
        λ2                         λ                        λ  λ 
nq =                      tq =                       p n = 1 −  
                                                            µ  µ 
     µ (µ − λ )                µ (µ − λ )                       
         λ                         1                      λ
nt =                      tt =                       p=
       µ −λ                      µ −λ                     µ
Model 2 :M/M/S/I/I
Model 2 ditunjukkan dalam gambar di bawah. Ini adalah system multichannel – singke phase
yang mempunyai antrian tunggal dengan melalui beberapa fasilitas pelayanan pelayanan. Model
ini identik dengan model I dengan perbedaan bahwa dua atau lebih individu dapat dilayani pada
waktu bersamaan oleh fasilitas-fasiltas pelayanan yang berlainan.
                                                                   Fasilitas
                                                               pelayanan (M/1)
                                                                   Tingkat
         Populasi 1          Antrian (M)                          pelayanan
                                                                   poisson
                              Tingkat            FCFS
       Sumber tak
                             kedatangan                                          Keluar
        terbatas
                               poisson         Kepanjangan
                                                antrian tak        Tingkat
                                                 terbatas         pelayanan
                                                                   poisson
S
        λµ  λ µ 
                                                                                     2
                                                             P0            λ
nq =                   P                           tq =                       
     (S − 1)!(Sµ − λ )2 0                               µS (S!) − [(λ Sµ )]  µ 
                                                                           2 
                                                                                
              λ                                                 1
nt = nq +                                          tt = t q +
              µ                                                 λ
                                                          λ
                                                   P=
                                                         Sµ
                         1
P0 =
       S −1 ( µ)
               λ    n
                           (λ µ )S
       ∑  n!
            
       n =0 
                         +
                         S!(1 − λ Sµ )
                        
              S
     λ        P0
P0 =  
      µ  S![1 − (λ )]
                  Sµ




Model 3 : M/M/1/I/F
Pada gambar dibawah menunjukkan model antrian 3. model 3 ini identik dengan model 1,
dengan perbedaan bahwa kepanjangan antrian adalah terbatas.

                                                                                    Fasilitas
                   Populasi 1             Antrian (M)
                                                                                pelayanan (M/1)

                                           Tingkat              FCFS               Tingkat
              Sumber tak                                                          pelayanan
                                          kedatangan                                              Keluar
               terbatas
                                            poisson       Kepanjangan              poisson
                                                           antrian tak
                                                            terbatas



                                                                λ                          λ
                                               λ                µ                          µ
                                               µ                        λ          λ
                                                                        µ          µ



                                                                            λ          λ
                                               λ                            µ          µ
                                               µ                    λ             λ
                                                                    µ             µ
λ
                                                       µ     λ
                                                   λ         µ
                                                   µ



Model 4 : M/M/S/F/I
Model ini adalah ekuivalen dengan model 2 dengan perbedaan bahwa model ini mempunyai
sumber populasi yang terbatas. Sabagai contoh, sejumlah mesin-mesin dalam suatu departemen
produksi yang rusak atau memerlukan penyesuaian (adjustment), sejumlah pasien dalam suatu
rumah sakit yang memerlukan tipe-tipe perawatan tertenu, dan sebagainya, merupakan system-
sistem yang mempunyai jumlah individu-individu terbatas yang memerlukan pelayanan.
Karena formula antrian dengan populasi terbatas sulit dipecahkan, table-tabel antrian terbatas
(finite queuning tables) telah digeneralisasikan untuk beberapa model-model yang berbeda.
Apendik table 1 menyajikan table antrian terbatas untuk populasi 5, 10, dan 20 individu.
Beberapa variable yang haris diketahui dalam table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
U = waktu rata-rata antarkedatangan per unit
T = Waktu rata-rata pelayanan per unit
H = Jumlah rata-rata yang sedang dilayani
J   = jumlah rata-rata unit yang sedang beroperasi
N = jumlah unit dalam populasi
M = jumlah channel pelayanan
X = Faktor pelayanan (proporsi waktu pelayanan yang diperlukan)
D = Probabilitas bawha suatu kedatangan harus menunggu
F = Faktor efisiensi menunggu dalam garis (antrian)
Untuk dapat menggunakan tabel antrian terbatas, harus diketahui nilai-nilai N dan M, dan
menghitung nilai X. Rumusan yang dipakai diberikan dalam gambar sebagai berikut :

                                                               Fasilitas
                                                           pelayanan (M/S)
                                                               Tingkat
         Populasi F        Antrian (M)                        pelayanan
                                                               poisson
                            Tingkat         FCFS
       Sumber
                           kedatangan                                           Keluar
       terbatas
                             poisson     Kepanjangan
                                          antrian tak          Tingkat
                                          terbatas (I)        pelayanan
                                                               poisson
J = NF (1-X)

    D. Gambaran Tempat Observasi

                Bank Jateng UNNES terletak diantara ATM BRI dan poliklinik jalan raya sekaran
        Gunung Pati. Satu lokasi dengan kantor pos di lingkungan sekitar unnes, dan terletak
        tepat didepan koperasi Handayani.
                Bank Jateng unnes ini terdiri dari dua sistem pelayanan dengan satu sistem
        antrian. Adapun yang kami amati adalah antrian pelanggan yang datang untuk melakukan
        transaksi.

    E. Model Distribusi Poisson dan Eksponensial
       1. Model Distribusi Poisson
                  Suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval
           waktu ataupun pada daerah yang spesifik dikenal sebagai eksperimen Poisson.
           Menurut Tarliyah, dkk. (1992 : 309) mengemukakan sifat eksperimen Poisson adalah
           sebagai berikut :

               a. Jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu atau daerah yang bersifat
                  independent terhadap yang terjadi pada interval waktu atau daerah tertentu yang
                  lain.
               b. Besar kemungkinan terjadinya sukses pada interval waktu atau daerah tertentu
                  yang sempit, proporsional dengan panjang jangka waktu ataupun ukuran daerah
                  terjadinya sukses tersebut.
c. Besar kemungkinan terjadinya lebih dari satu sukses pada interval waktu yang
     singkat ataupun daerah yang sempit, diabaikan.
     Model distribusi Poisson adalah model distribusi probabilitas yang digunakan
untuk menggambarkan distribusi variabel random pada suatu eksperimen yang
memenuhi kriteria sebagai eksperimen Poisson. Menurut Maman A Djauhari, (
1990:163), eksperimen Poisson adalah eksperimen yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :

a.   Peluang terjadinya 1 kali sukses dalam setiap selang yang sempit, sebanding
     dengan “ lebar “ selang.
b.   Peluangnya sangat kecil (dapat diabaikan) untuk terjadi lebih dari 1 kali sukses
     dalam setiap selang yang sempit
c.   Jika A dan B dua selang dimana kejadian A dan kejadian B saling asing, maka
     banyaknya sukses dalam A independent dengan banyaknya sukses dalam B.
     Pada dasarnya sifat-sifat dari eksperimen Poisson yang dikemukakan oleh kedua
ahli tersebut di atas adalah sama. Eksperimen Poisson adalah suatu eksperimen yang
menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu ataupun daerah yang
spesifik, dimana jumlah sukses anatar interval waktu saling bebas atau independent.

Definisi

     Variabel Random X dikatakan berdistribusi Poisson dengan parameter λ, ditulis
X ~ POI ( λ ), jika X memiliki fungsi kepadatan peluang sebagai berikut :

            λx e −λ
                      , x = 0,1,…
                 x!

f(x) =

             0        , x yang lain

(Djauhari, 1990 : 163-164)

     Pada definisi di atas, parameter λ adalah mean dan juga variansi dari X. Parameter
λ juga menyatakan rata-rata banyaknya sukses dalam suatu selang.
2.   Model Distribusi Eksponensial

              Distribusi Eksponensial digunakan untuk menggambarkan distribusi waktu pada
      fasilitas jasa yang mengasumsikan bahwa waktu pelayanaan bersifat acak. Artinya,
      waktu untuk melayani pendatang (pelanggan) tidak tergantung dari banyaknya waktu
      yang telah dihabiskan untuk melayani pendatang atau pelanggan sebelumya, dan tidak
      tergantung jumlah pendatang yang sedang menunggu untuk dilayani. Contoh dari
      kejadian atau peristiwa Eksponensial antara lain adalah waktu yang dibutuhkan untuk
      melayani nasabah bank, waktu yang dibutuhkan kasir untuk melayani pembeli pada
      suatu supermarket, waktu yang dibutuhkan untuk memproses ijin penggunaan
      kendaraan bermotor, waktu yang digunakan dokter untuk memeriksa pasien, dan lain-
      lain.

      Definisi

              Variabel random kontinu X memiliki distribusi Eksponensial dengan parameter 1/
      λ, jika fungsi kepadatan peluang dari X adalah :

                  λe − λx , untuk x > 0, λ > 0

      f(x) =

                   0    , untuk x yang lain



      (Djauhari, 1990 : 175-176)

              Disini X dapat menyatakan waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya 1 kali
      sukses dengan λ = rata-rata banyaknya sukses dalam selang waktu satuan.

F. Goodness of-fit Test
      Goodness of-fit Test adalah uji yang dilakukan untuk menentukan distribusi
   probabilitas dari dat yang diperoleh dengan membandingkan frekuensi teroritis atau
   frekuensi yang diharapkan

   1. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Poisson
Misalkan Variabel random X berdistribusi Poisson. Untuk menghitung frekuensi
   harapan fe digunakan fungsi kepadatan probabilitas dari distribusi Poisson.


            e −λ λ x
     p(x) =          , x = 0 ,1, 2 ,...... m
               x!


   sehingga untuk sejumlah n frekuensi observasi f o                   ,maka

     fe = np (x)

   Nilai dari chi square hitung (                  X 2 ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagi
   berikut:
              m
                ( f0 − fe )2
    X2 =∑
           x =0      fe



        Dengan        m        adalah       jumlah    sel   atau   baris   yang   dipergunakan   dalam
   mengembangkan fungsi kepadatan empiris.

2. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Eksponensial
        Misalkan variable acak X berdistribusi eksponensial. Frekunsi teoritis ( fe ) yang
   berkaitan dengan interval I i −1, I i[      ]    dihitung sebagai

                  i
     fe =     ∫ f (t )d (t ), i = 1,2,..., m
              i =1


        Dengan m adalah banyaknya interval yang dipergunakan. Sedangkan f(t) adalah
   fungsi kepadatan peluang dari distribusi eksponensial dengan

          1
    µ=
           λ
     f t = µe − µt t > 0, µ > 0

   Dengan demikian diperoleh :


     f e = n(e − µ ( Ii −1 ) − e − µ ( Ii ) )
Nilai Chi Square hitung diperoleh denagn menggunakan rumus berikut :

         ( f0 − fe )2
          m
 X =∑ 2

    x =0      fe


          Dalam uji Chi square Goodness of-fit keputusan diambil berdasarkan hipotesis
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.        H0             diterima jika harga
  2             2
F hitung< X tabel dengan dk = m – k – 1 dan dengan tingkat signifikan α , dengan m
X

adalah jumlah baris yang digunakan dan k adalah jumlah parameter yang diestimasi dari
dat mentah untuk dipergunakan dalam mendefinisikan distribusi teoritis yang
bersangkutan.(Taha,1997:11:12)
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKANUniversitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)hazhiyah
 
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan SistemMercu Buana University
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)Try Martanto
 
Material Requirement Planning - Modul
Material Requirement Planning - ModulMaterial Requirement Planning - Modul
Material Requirement Planning - Modulteja permana
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungDeni Irawan
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemArif Rahman
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roFransiska Puteri
 
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASIPROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASIArning Susilawati
 
Simulasi - Pertemuan IV
Simulasi - Pertemuan IVSimulasi - Pertemuan IV
Simulasi - Pertemuan IVDimara Hakim
 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungISTA
 
Model simulasi(2)
Model simulasi(2)Model simulasi(2)
Model simulasi(2)cofry
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Togar Simatupang
 
Penjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi IndukPenjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi IndukAnsar Lawi
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerjaprihase
 

La actualidad más candente (20)

2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
 
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
 
Simulasi 2
Simulasi 2Simulasi 2
Simulasi 2
 
Material Requirement Planning - Modul
Material Requirement Planning - ModulMaterial Requirement Planning - Modul
Material Requirement Planning - Modul
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsung
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
 
Pengukuran kerja
Pengukuran kerjaPengukuran kerja
Pengukuran kerja
 
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASIPROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
PROYEK ANTRIAN RISET OPERASI
 
Simulasi - Pertemuan IV
Simulasi - Pertemuan IVSimulasi - Pertemuan IV
Simulasi - Pertemuan IV
 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
 
Model simulasi(2)
Model simulasi(2)Model simulasi(2)
Model simulasi(2)
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
 
Penjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi IndukPenjadwalan Produksi Induk
Penjadwalan Produksi Induk
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Makalah spc
Makalah spcMakalah spc
Makalah spc
 

Destacado

Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)
Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)
Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)Julita Anggrek
 
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...Uofa_Unsada
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAPerguruan Tinggi Raharja
 
Makalah Or Antrian
Makalah Or  AntrianMakalah Or  Antrian
Makalah Or Antrianguestb59a8c8
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motor
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motorSistem informasi-pelayan-jasa-servis-motor
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motorAgung Apriyadi
 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupukNurul Chaira
 
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)STRosidah
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrianajbs25
 
KOMPUTERISASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK
KOMPUTERISASI SISTEM  PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK  KOMPUTERISASI SISTEM  PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK
KOMPUTERISASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK Seto Elkahfi
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrGusti Rusmayadi
 
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASIPENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASIDimara Hakim
 
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01ellynorsanti
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Destacado (16)

Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)
Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)
Review Jurnal Antrian Puskesmas (Pemodelan Sistem)
 
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...
ANALISIS SISTEM ANTRIAN SERVICE MOBIL DI PT. TUNAS MOBILINDO PERKASA DENGAN M...
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
 
Makalah Or Antrian
Makalah Or  AntrianMakalah Or  Antrian
Makalah Or Antrian
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motor
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motorSistem informasi-pelayan-jasa-servis-motor
Sistem informasi-pelayan-jasa-servis-motor
 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuk
 
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
 
Model antrian
Model antrianModel antrian
Model antrian
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
KOMPUTERISASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK
KOMPUTERISASI SISTEM  PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK  KOMPUTERISASI SISTEM  PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK
KOMPUTERISASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PASIEN PADA NATURA HEALTH CENTER DEPOK
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASIPENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
 
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar a Sistem Antrian Bank Jateng UNNES

Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02farizky berian
 
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianMateri mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianIzhan Nassuha
 
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandaJurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandayulia fitriastuti
 
Khusnul chotimah review paper 10
Khusnul chotimah review paper 10Khusnul chotimah review paper 10
Khusnul chotimah review paper 10khusnulcho
 
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfPertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfNajwaIsmira
 
Simulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanSimulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanCQMughis
 
PPT UTS TAAP.pptx
PPT UTS TAAP.pptxPPT UTS TAAP.pptx
PPT UTS TAAP.pptxKahfiHassan
 
PPT TEORI ANRTRIAN.pptx
PPT TEORI ANRTRIAN.pptxPPT TEORI ANRTRIAN.pptx
PPT TEORI ANRTRIAN.pptxKahfiHassan
 
Intisari anna apriana hidayanti
Intisari anna apriana hidayantiIntisari anna apriana hidayanti
Intisari anna apriana hidayantiekaputragunartha
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFSUCIK PUJI UTAMI
 
teori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptteori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptRendiAditya4
 

Similar a Sistem Antrian Bank Jateng UNNES (20)

Teori Antrian
Teori AntrianTeori Antrian
Teori Antrian
 
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
 
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianMateri mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
 
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandaJurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
 
Ramani 14
Ramani 14 Ramani 14
Ramani 14
 
Khusnul chotimah review paper 10
Khusnul chotimah review paper 10Khusnul chotimah review paper 10
Khusnul chotimah review paper 10
 
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfPertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
 
bab1teoriantrian.pdf
bab1teoriantrian.pdfbab1teoriantrian.pdf
bab1teoriantrian.pdf
 
Simulasi kelompok 1
Simulasi kelompok 1Simulasi kelompok 1
Simulasi kelompok 1
 
Simulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanSimulasi Pemodelan
Simulasi Pemodelan
 
Modul 1 promodel
Modul 1 promodelModul 1 promodel
Modul 1 promodel
 
9545-18379-1-SM
9545-18379-1-SM9545-18379-1-SM
9545-18379-1-SM
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PPT UTS TAAP.pptx
PPT UTS TAAP.pptxPPT UTS TAAP.pptx
PPT UTS TAAP.pptx
 
PPT TEORI ANRTRIAN.pptx
PPT TEORI ANRTRIAN.pptxPPT TEORI ANRTRIAN.pptx
PPT TEORI ANRTRIAN.pptx
 
Intisari anna apriana hidayanti
Intisari anna apriana hidayantiIntisari anna apriana hidayanti
Intisari anna apriana hidayanti
 
Research 012
Research 012Research 012
Research 012
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
 
teori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptteori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.ppt
 

Último

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Último (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

Sistem Antrian Bank Jateng UNNES

  • 1. TUGAS KELOMPOK TEORI ANTRIAN OBSERVASI SISTEM ANTRIAN DI BANK JATENG UNNES Dosen Pengampu : Bpk. Walid Disusun oleh : 1. Fatkhur Rohman (4151306535) 2. Khusnul Khotimah (4151307004) 3. Dwi mulyono (4151307013) 4. Yuni Ambarwati D. (4151307019) 5. M. Umam Khamdani (4151307033) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari – hari banyak sekali kita temui hal – hal yang dekat dan sering berhubungan langsung dengan sisitem antrian. Tanpa disadari kadang kita mengalami secara langsung system antrian itu sendiri. Seperti misalnya kita mengantri untuk mendapatkan pelayanan kasir swalayan, mengunggu untuk mendapatkan pesanan makanan, menunggu untuk mendapatkan pelayanan registrasi mahasiswa, dan lain sebagainya. Garis – garis tunggu tersebut sering disebut dengan antrian (queues), dan fasilitas pelayanannya disebut server. Sistem antrian tersebut sebenarnya dapat diefisienkan dengan menggunakan teori antrian. Dan penyelesaian untuk mengatasi masalah antrian tersebut salah satunya adalah menggunakan ilmu matematika. Ilmu matematika terdiri dari dua, yakni Matematika Murni (pure mathematics) dam Matematika Terapan (Applied Mathematics). Ilmu matematika terapan paling dekat hubungannya dengan teori antrian dalam aplikasinya. Sehingga banyak para ilmuwan menerapkan ilmu matematika terapan untuk membantu ilmu lain dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan pengembangannya. Karena aplikasinya sangat luas dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam ilmu – ilmu lain sehingga dalam perkembangannya sanngat pesat. Termasuk dalam menyelesaikan permasalahan system antrian. Penyelesaian permasalahan sistem antrian berdasarkan teori antrian dengan menggunakan ilmu matematika terapan mengacu pada model keputusan antrian. Ada dua model keputusan antrian, yakni model biaya dan model tingkat aspirasi. Model biaya dalam antrian berusaha menyeimbangkan biaya menunggu dengan biaya kenaikan tingkat pelayanan yang bertentangan. Tingkat pelayanan meningkat sedangkan biaya waktu menunggu pelanggan menurun. Tingkat pelayanan optimum terjadi ketika jumlah kedua biaya ini minimum. Sedangkan model tingkat aspirasi memanfaatkan karakteristik yang terdapat dalam sistem untuk memutuskan nilai-nilai optimum dari parameter
  • 3. perancangan. Optimasi dipandang dalam arti memenuhi tingkat aspirasi tertentu yang ditentukan oleh pengambilan keputusan. Untuk kasus dimana sulit untuk mengestimasi parameter biaya, digunakan model tingkat aspirasi. Dalam penelitian ini digunakan model tingkat aspirasi sehingga ukuran-ukuran kinerja yang digunakan adalah jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem (L), jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian (Lq), waktu menunggu rata-rata dalam sistem (W) , waktu menunggu rata-rata dalam antrian (Wq). Ukuran-ukuran tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk menentukan jumlah pelayan yang ideal. Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian mengenai sistem dan model antrian serta pengambilan keputusan di Bank Jateng UNNES. Sistem antrian yang terjadi di Bank Jateng UNNES mengikuti pola antrian Multichannel single phase, dimana terdapat dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan dialiri oleh satu antrian atau antrian tunggal. Situasi antrian yang terjadi di Bank Jateng UNNES dapat digambarkan sebagai berikut : Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani. Bila suatu sistem mempunyai fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya adalah tertundanya pelayanan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian. Sistem antrian yang terjadi dapat sederhana atau sangat kompleks. Sistem yang sederhana akan dapat dirumuskan dengan menggunakan teknik-teknik. Dan untuk sistem yang lebih kompleks membutuhkan analisa yang menggunakan simulasi. Dalam sistem antrian saluran tunggal ini, ada dua tempat pelayanan, dimana terdapat n pelanggan di dalam sistem dalam satuan waktu tertentu. Keadaan seperti tersebut dapat diasumsikan akan terjadi hal sebagai berikut.
  • 4. a. Tidak ada antrian sebab semua pelanggan yang datang sedang dilayani di tempat pelayanan atau pelanggan yang datang kurang dari kemampuan tempat pelyanan (n ≤ s) b. Terjadi antrian sebab pelayanan yang diminta oleh pelanggan yang datang jauh lebih besar dari kemampuan tempat pelayanan untuk melayani (n >s). Dalam hal (a) tidak ada persoalan, sedang dalam hal (b) muncul permasalahan yaitu sering kali terjadi ketidakseimbangan. Mungkin terjadi suatu antrian yang panjang (long queue) yang mengakibatkan pelanggan harus menunggu lama untuk memperoleh giliran dilayani atau mungkin tersedia fasilitas pelayanan yang berlebihan yang mengakibatkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Dalam banyak hal tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi, biaya karena memberikan tambahan pelayanan akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan sangat membosankan. B. Rumusan Masalah Dari penjelasan diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalahb adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES ? 2. Bagaimana laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES ? 3. Bagaimana model antrian di Bank Jateng UNNES ? 4. Berapa rata – rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di Bank Jateng UNNES ? 5. Berapa faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES ? C. Batasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup pada penelitian ini diberikan batasan masalah sebagai berikut. 1. Tidak terjadi penolakan (balking) terhadap kedatangan para pelanggan.
  • 5. 2. Pelangan dalam makalah ini adalah orang yang hendak melakukan transaksi perbankan di Bank Jateng UNNES. 3. Server dalam makalah ini adalah pelayan yang melayani pelanggan di Bank Jateng UNNES. D. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui laju kedatangan antrian di Bank Jateng UNNES. 2. Untuk mengetahui laju pelayanan antrian di Bank Jateng UNNES. 3. Untuk mengetahui model antrian di Bank Jateng UNNES. 4. Untuk mengetahui rata – rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian dan sistem di Bank Jateng UNNES. 5. Untuk mengetahui faktor kegunaan pada antrian di Bank Jateng UNNES.
  • 6. BAB II LANDASAN TEORI A. Elemen - Elemen Dasar Teori Antrian 1. Sumber Masukan (Input) Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi orang,barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk dilayani. Bila populasi relative besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang tak terbatas. Anggapan ini adalah hamper umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi dinyatakan “besar” bila populasi tersebut besar disbanding dngan kapasitas sistem pelayanan. Sebagai contoh, suatu masyarakat kecil yang terdiri dari 10.000 orang mungkin akan menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi 100 shopping center yang ada. Bila dirumuskan sistem pemeliharaan sejumlah mesin sebagai populasi dan perawat mesin sebagai fasilitas pelayanan, tntu saja sejumlah mesin tersebut tidak akan dinyatakansebagai sumber yang tak terbatas. 2. Pola kedatangan Cara dengan mana individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut pola kedatangan (arrival pattern). Individu-individu mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun acak/random (yaitu berapa banyak individu-individu per periode waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan, sedang tingkat kedatangan telephone calls sangat sering mengikuti suatu distribusi probabilitas Poisson. Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu dari pola-pola kedatangan yang paling sering (umum) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan.
  • 7. Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka waktu antar kedatangan atau interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap individu) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial (exponential distribution). Bila individu-individu (komponen, produk, kertas kerja , atau karyawan) memasuki suatu sistem, mereka mungkin memperagakan perilaku yang berbeda. Bila individu ter sebut adalah orang, antrian dan antrian relative panjang, dia mungkin meninggalkan sistem. Perilaku seperti ini disebut penolakan ( balking). Penolakan akan sering terjadi bila kepanjangan antrian kelewat panjang. Variasi yang mungkin lainnya dalam pola kedatangan adalah kedatangan dari kelompok-kelompok individu. Bila lebih dari satu individu memasuki suatu sistem seketika secara bersama, maka terjadi dengan apa yang disebut bulk arrivals. 3. Disiplin Antrian Displin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu (prioritas). Disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman first come, first served (FCFS), yang pertama kali datang pertama kali dilayani. Tetapi bagaimanapun juga ada beberapa tipe disiplin antrian lainnya yang dapat termasuk dalam model- model matematis antrian. Model-model yang disajikan disini dibatasi untuk disiplinantrian FCFS. Beberapa disiplin antrian lainnya ialah pedoman-pedoman shortest-operating (service)-time (SOT), last come-first served (LCFS), longest-operating-time (LOT), dan service in random order (SIRO). Dalam rumah sakit-rumah sakit dan fasilitas- fasilitas kesehatan lainnya mungkin mempunyai pedoman-pedoman yang berbeda, seperti “emergency first” atau “critical condition first”. 4. Kepanjangan Antrian Banyak sistem antrian dapat dapat menampung jumlah individu-individu yang relative besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas yang yang terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan antrian antrian yang terbatas (finite); dan model antrian terbatas harus digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem yang mungkin
  • 8. mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parker atau station pelayann, jumlah tempat minum di pelabuhan udara, atau jumlah tempat tidur di rumah sakit. Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada sistem antrian tak- terbatas (infinite). 5. Tingkat Pelayanan Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu sistem disebut waktu pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga sering acak (random). Bila waktu pelyanan mengikuti distribusi eksponensial atau distribusinya acak, waktu pelayanan (yaitu unit/jam) akan mengikuti suatu distribusi Poisson. Pebedaan distribusi-distribusi waktu pelayanan dapat diliput oleh model-model antrian dengan lebih mudah disbanding perbedaan distribusi waktu kedatangannya. 6. Keluar (Exit) Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem. Sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu di antara kategori populasi. Dia mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yangf sama untuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lain yang mempunyai probalitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut kembali. B. Karakteristik Penting Sistem dan Struktur Antrian Berikut ini daftar karakteristik-karakteristik tersebut dengan asumsi-asumsi yang paling umum: Karakteristik- Asumsi-asumsi Umum karakteristik Antrian Sumber populasi Tak terbatas atau terbatas Pola kedatangan Tingkat kedatangan Poisson (waktu antar kedatangan eksponensial) Kepanjangan antrian Tak terbatas atau terbatas Disiplin antrian First come – first served Pola pelayanan Tingkat pelayanan Poisson (waktu pelayanan eksponensial)
  • 9. Keluar Langsung kembali ke populasi SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN Banyak perbedaan sistem-sistem dan struktur-struktur antrian yang terdapat dalam masyarakat yang semakin kompleks. Perbedaan-perbedaan dalam jumlah antrian, fasilitas pelayanan, dan hubungan-hubungan yang terjadi dapat menghasilkan bentuk/susunan yang bervariasi tidak terbatas. Sistem-sistem Antrian Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda-beda dimana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut: 1) Sistem pelayanan komersial 2) Sistem pelayanan bisnis-industri 3) Sistem pelayanan transportasi 4) Sistem pelayanan sosial Sistem-sistem pelayanan sosial merupakan sistem-sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor-kantor dan jawatan-jawatan local maupun nasional, seperi kantor tenaga kerja, kantor regritrasi SIM dan STNK dan sebagainya, serta kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lainya. Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dri model- model antrian, seperti restoran, cafeteria, took-toko, tempat potong rambut (salon), boutiques, supermarkets, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup lini produksi, sistem material- handing, sistem penggudangan, dan sistem-sistem informasi computer. Struktur-struktur Antrian Atas dasar sifat proses pelayanannya, dapat diklasifikasikan fasilitas-failitas pelyanan dalam susunan atau channel (single atau multiple) yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran atau channel menunjukkan jumlah jalur (tempat) untuk memasuki sistem pelayanan, yang juga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan. Istilah phase berarti jumlah station-station pelayanan, dimana para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.
  • 10. Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi didalam seluruh sistem antrian: 1) Single Channel-Single Phase Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari sistem. Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kerteta api antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan took, dan sebagainya. 2) Single channel-Multiphase Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya. 3) Multichannel-Single Phase Sistem multichannel-single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya. 4) Multichannel-Multiphase Contoh model ini yaitu herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini. Selain empat model struktur antrian diatas sering terjadi struktur antrian diatas sering terjadi struktur campuran(mixed arrangements) yang merupakan campuran dari dua atau lebih struktur antrian diatas. Misal, Toko-toko dengan beberapa pelayanan (multichannel), namun pembayarannya hanya pada seorang kasir (single channel). C. Model – Model Antrian Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya
  • 11. model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku (literature) yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini. Model khusus diatas : M/M/1/I/I. Singkatan Penjelasan M Tingkat kedatangan dan pelayanan Poisson D Tingkat kedatangan atau pelayanan deterministic (diketahui konstan) K Distribusi Erlang waktu antarkedatangan atau pelayanan S Jumlah fasilitas pelayanan I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite) F Sumber populasi atau kepanjangan qantrian terbatas (finite) Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Lagi, M menunjukkan bahwa tingkat pelayanan mengikuti distribusi probalitas Poisson. Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channels) dalam sistem. Model diatas adalah model yang mempunyai fasilitas pelayanan tunggal. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas(F). Model diatas, baik sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas. Dengan tanda-tanda tersebut ditunjukkan empat model yang berbeda yang akan dirumuskan dan dipecahkan dalam bagian ini: Model 1: M/M/1/I/I Model 2:M/M/S/I/I Model 3:M/M/1/I/F Model 4:M/M/S/F/I Walaupun tidak ditunjukkan dalam notasi ini, seluruh model menganggap bahwa displin antrian adalah first come first served.Sebelum memberikan rumusan-rumusan untuk setiap model, Tabel 13.1 menyediakan suatu daftar notasi-notasi yang digunakan dalam penyajian model-model antrian. Tabel 9.1 berisi symbol-simbol yang menunjukkan suatu konsep atau definisi khusus, misal p menunjukkan besarnya jumlah individu rata-rata dalam antrian.
  • 12. Model-model dan aplikasinya Model 1 : M/M/1/I/I Gambar dibawah menunjukkan rumusan yang harus diikuti agar model ini dapat dipergunakan. Model ini merupakan teori antrian yang paling sederhana, tetapi mengandung banyak asumsi- asumsi (lihat gambar) yang harus ditepati. Sebagia contoh, rumusan model ini akan dipakai untuk memecahkan persoalan di bawah : Fasilitas Populasi 1 Antrian (M) pelayanan (M/1) Tingkat FCFS Tingkat Sumber tak pelayanan kedatangan Keluar terbatas poisson Kepanjangan poisson antrian tak terbatas n λ2 λ  λ  λ  nq = tq = p n = 1 −    µ  µ  µ (µ − λ ) µ (µ − λ )    λ 1 λ nt = tt = p= µ −λ µ −λ µ Model 2 :M/M/S/I/I Model 2 ditunjukkan dalam gambar di bawah. Ini adalah system multichannel – singke phase yang mempunyai antrian tunggal dengan melalui beberapa fasilitas pelayanan pelayanan. Model ini identik dengan model I dengan perbedaan bahwa dua atau lebih individu dapat dilayani pada waktu bersamaan oleh fasilitas-fasiltas pelayanan yang berlainan. Fasilitas pelayanan (M/1) Tingkat Populasi 1 Antrian (M) pelayanan poisson Tingkat FCFS Sumber tak kedatangan Keluar terbatas poisson Kepanjangan antrian tak Tingkat terbatas pelayanan poisson
  • 13. S λµ  λ µ    2   P0 λ nq = P tq =   (S − 1)!(Sµ − λ )2 0 µS (S!) − [(λ Sµ )]  µ  2   λ 1 nt = nq + tt = t q + µ λ λ P= Sµ 1 P0 = S −1 ( µ) λ n  (λ µ )S ∑  n!  n =0   +  S!(1 − λ Sµ )  S λ P0 P0 =    µ  S![1 − (λ )]   Sµ Model 3 : M/M/1/I/F Pada gambar dibawah menunjukkan model antrian 3. model 3 ini identik dengan model 1, dengan perbedaan bahwa kepanjangan antrian adalah terbatas. Fasilitas Populasi 1 Antrian (M) pelayanan (M/1) Tingkat FCFS Tingkat Sumber tak pelayanan kedatangan Keluar terbatas poisson Kepanjangan poisson antrian tak terbatas λ λ λ µ µ µ λ λ µ µ λ λ λ µ µ µ λ λ µ µ
  • 14. λ µ λ λ µ µ Model 4 : M/M/S/F/I Model ini adalah ekuivalen dengan model 2 dengan perbedaan bahwa model ini mempunyai sumber populasi yang terbatas. Sabagai contoh, sejumlah mesin-mesin dalam suatu departemen produksi yang rusak atau memerlukan penyesuaian (adjustment), sejumlah pasien dalam suatu rumah sakit yang memerlukan tipe-tipe perawatan tertenu, dan sebagainya, merupakan system- sistem yang mempunyai jumlah individu-individu terbatas yang memerlukan pelayanan. Karena formula antrian dengan populasi terbatas sulit dipecahkan, table-tabel antrian terbatas (finite queuning tables) telah digeneralisasikan untuk beberapa model-model yang berbeda. Apendik table 1 menyajikan table antrian terbatas untuk populasi 5, 10, dan 20 individu. Beberapa variable yang haris diketahui dalam table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : U = waktu rata-rata antarkedatangan per unit T = Waktu rata-rata pelayanan per unit H = Jumlah rata-rata yang sedang dilayani J = jumlah rata-rata unit yang sedang beroperasi N = jumlah unit dalam populasi M = jumlah channel pelayanan X = Faktor pelayanan (proporsi waktu pelayanan yang diperlukan) D = Probabilitas bawha suatu kedatangan harus menunggu F = Faktor efisiensi menunggu dalam garis (antrian) Untuk dapat menggunakan tabel antrian terbatas, harus diketahui nilai-nilai N dan M, dan menghitung nilai X. Rumusan yang dipakai diberikan dalam gambar sebagai berikut : Fasilitas pelayanan (M/S) Tingkat Populasi F Antrian (M) pelayanan poisson Tingkat FCFS Sumber kedatangan Keluar terbatas poisson Kepanjangan antrian tak Tingkat terbatas (I) pelayanan poisson
  • 15. J = NF (1-X) D. Gambaran Tempat Observasi Bank Jateng UNNES terletak diantara ATM BRI dan poliklinik jalan raya sekaran Gunung Pati. Satu lokasi dengan kantor pos di lingkungan sekitar unnes, dan terletak tepat didepan koperasi Handayani. Bank Jateng unnes ini terdiri dari dua sistem pelayanan dengan satu sistem antrian. Adapun yang kami amati adalah antrian pelanggan yang datang untuk melakukan transaksi. E. Model Distribusi Poisson dan Eksponensial 1. Model Distribusi Poisson Suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu ataupun pada daerah yang spesifik dikenal sebagai eksperimen Poisson. Menurut Tarliyah, dkk. (1992 : 309) mengemukakan sifat eksperimen Poisson adalah sebagai berikut : a. Jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu atau daerah yang bersifat independent terhadap yang terjadi pada interval waktu atau daerah tertentu yang lain. b. Besar kemungkinan terjadinya sukses pada interval waktu atau daerah tertentu yang sempit, proporsional dengan panjang jangka waktu ataupun ukuran daerah terjadinya sukses tersebut.
  • 16. c. Besar kemungkinan terjadinya lebih dari satu sukses pada interval waktu yang singkat ataupun daerah yang sempit, diabaikan. Model distribusi Poisson adalah model distribusi probabilitas yang digunakan untuk menggambarkan distribusi variabel random pada suatu eksperimen yang memenuhi kriteria sebagai eksperimen Poisson. Menurut Maman A Djauhari, ( 1990:163), eksperimen Poisson adalah eksperimen yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a. Peluang terjadinya 1 kali sukses dalam setiap selang yang sempit, sebanding dengan “ lebar “ selang. b. Peluangnya sangat kecil (dapat diabaikan) untuk terjadi lebih dari 1 kali sukses dalam setiap selang yang sempit c. Jika A dan B dua selang dimana kejadian A dan kejadian B saling asing, maka banyaknya sukses dalam A independent dengan banyaknya sukses dalam B. Pada dasarnya sifat-sifat dari eksperimen Poisson yang dikemukakan oleh kedua ahli tersebut di atas adalah sama. Eksperimen Poisson adalah suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu ataupun daerah yang spesifik, dimana jumlah sukses anatar interval waktu saling bebas atau independent. Definisi Variabel Random X dikatakan berdistribusi Poisson dengan parameter λ, ditulis X ~ POI ( λ ), jika X memiliki fungsi kepadatan peluang sebagai berikut : λx e −λ , x = 0,1,… x! f(x) = 0 , x yang lain (Djauhari, 1990 : 163-164) Pada definisi di atas, parameter λ adalah mean dan juga variansi dari X. Parameter λ juga menyatakan rata-rata banyaknya sukses dalam suatu selang.
  • 17. 2. Model Distribusi Eksponensial Distribusi Eksponensial digunakan untuk menggambarkan distribusi waktu pada fasilitas jasa yang mengasumsikan bahwa waktu pelayanaan bersifat acak. Artinya, waktu untuk melayani pendatang (pelanggan) tidak tergantung dari banyaknya waktu yang telah dihabiskan untuk melayani pendatang atau pelanggan sebelumya, dan tidak tergantung jumlah pendatang yang sedang menunggu untuk dilayani. Contoh dari kejadian atau peristiwa Eksponensial antara lain adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani nasabah bank, waktu yang dibutuhkan kasir untuk melayani pembeli pada suatu supermarket, waktu yang dibutuhkan untuk memproses ijin penggunaan kendaraan bermotor, waktu yang digunakan dokter untuk memeriksa pasien, dan lain- lain. Definisi Variabel random kontinu X memiliki distribusi Eksponensial dengan parameter 1/ λ, jika fungsi kepadatan peluang dari X adalah : λe − λx , untuk x > 0, λ > 0 f(x) = 0 , untuk x yang lain (Djauhari, 1990 : 175-176) Disini X dapat menyatakan waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya 1 kali sukses dengan λ = rata-rata banyaknya sukses dalam selang waktu satuan. F. Goodness of-fit Test Goodness of-fit Test adalah uji yang dilakukan untuk menentukan distribusi probabilitas dari dat yang diperoleh dengan membandingkan frekuensi teroritis atau frekuensi yang diharapkan 1. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Poisson
  • 18. Misalkan Variabel random X berdistribusi Poisson. Untuk menghitung frekuensi harapan fe digunakan fungsi kepadatan probabilitas dari distribusi Poisson. e −λ λ x p(x) = , x = 0 ,1, 2 ,...... m x! sehingga untuk sejumlah n frekuensi observasi f o ,maka fe = np (x) Nilai dari chi square hitung ( X 2 ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut: m ( f0 − fe )2 X2 =∑ x =0 fe Dengan m adalah jumlah sel atau baris yang dipergunakan dalam mengembangkan fungsi kepadatan empiris. 2. Uji Chi Square Goodness of-fit terhadap peristiwa yang berdistribusi Eksponensial Misalkan variable acak X berdistribusi eksponensial. Frekunsi teoritis ( fe ) yang berkaitan dengan interval I i −1, I i[ ] dihitung sebagai i fe = ∫ f (t )d (t ), i = 1,2,..., m i =1 Dengan m adalah banyaknya interval yang dipergunakan. Sedangkan f(t) adalah fungsi kepadatan peluang dari distribusi eksponensial dengan 1 µ= λ f t = µe − µt t > 0, µ > 0 Dengan demikian diperoleh : f e = n(e − µ ( Ii −1 ) − e − µ ( Ii ) )
  • 19. Nilai Chi Square hitung diperoleh denagn menggunakan rumus berikut : ( f0 − fe )2 m X =∑ 2 x =0 fe Dalam uji Chi square Goodness of-fit keputusan diambil berdasarkan hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. H0 diterima jika harga 2 2 F hitung< X tabel dengan dk = m – k – 1 dan dengan tingkat signifikan α , dengan m X adalah jumlah baris yang digunakan dan k adalah jumlah parameter yang diestimasi dari dat mentah untuk dipergunakan dalam mendefinisikan distribusi teoritis yang bersangkutan.(Taha,1997:11:12)
  • 20. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN