SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MENGGAMBAR SISTIM PEMIPAAN REFRIJERAN PRIMER 
Daftar Isi 
1. Mempersiapkan pekerjaan menggambar system pemipaan 
1.1.System Refrijerasi Primer 
Untuk memperoleh efek refrigerasi atau pendinginan dapat dilakukan dengan mudah yaitu 
dengan menggunakan es. Pendinginan dengan es sudah dlakukan orang sejak jaman dahulu. 
Gambar 5.1 memperlihtakansuatu cara sederhana untuk mendapatkan efel pendinginan pada 
suatukabinet. 
Gambar 5.1 Sebuah Refrigerator 
sederhana. Es balok ditempatkan dalam 
suatu rak khusus yang dilengkapi dengan 
pembuangan air, digunakan sebagai 
medium pendinginan. Sirkulasi udara di 
dalam almari berlangsung secara alami 
Rak es 
Proses pemindahan panas berlangsung antara es dan udara yang ada di dalam refrijerator. Es 
menerima energi panas dari udara, suhu udara turun. Es mengalami pemanasan sehingga suhunya 
naik dan mencair menjadi air, dan dibuang ke luar melalui saluran pembuangan. 
Gambar 5.2 Sebuah Refrigerator sederhana. 
Liquid refrijeran ditempatkan dalam suatu 
kontainer khusus yang dilengkapi dengan 
lubang angin untuk menyalurkan gas 
refijeran ke udara luar..Sirkulasi udara di 
dalam almari berlangsung secara alami. 
Efek refrigerasi diperoleh dengan cara menguapkan liquid refrijeran yang ditempatkan di dalam 
refrijerator. Karena refrijeran (R134a) berada di bawah tekanan atmosfir normal (1,0132 bar), 
maka kondisi saturasi refrijeran dicapai pada suhu -29,8oC. Penguapan pada suhu rendah ini, 
menyebabkan refrijeran dapat menyerap panas udara ruang
dengan cepat. Panas yang diserap melalui penguapan liquid refrijeran akan dibuang keluar ruang 
melalui lubang angin oleh gas refrijeran. Efek pendinginan akan berlangsung terus hingga liquid 
refrijeerannya habis. Kontainer yang digunakan untuk menyimpan liquid refrijeran disebut 
evaporator. Evaporator adalah salah satu bagian penting dalam system refrijerasi kompresi 
mekanikal. 
1.2. Fungsi Komponen Utama System Refrijerasi Primer 
1.2.1. Kompresor 
Fungsi dan cara kerja kompresor torak 
Kompresor gambar di samping 
merupakan jantung dari sistem 
refrigerasi. Pada saat yang sama 
komrpesor menghisap uap refrigeran 
yang bertekanan rendah dari evaporator 
dan mengkompresinya menjadi uap 
bertekanan tinggi sehingga uap akan 
tersirkulasi. Kebanyakan kompresor-kompresor 
yang dipakai saat ini adalah dari jenis torak. Ketika torak bergerak turun 
dalam silinder, katup hisap teruka dan uap refrigerant masuk dari saluran hisap ke dalam 
silinder. Pada saat torak bergerak ke atas, tekanan uap di dalam silinder meningkat dan 
katup hisap menutup, sedangkan katup tekan akan terbuka, sehingga uap refrigean akan 
ke luar dari silinder melalui saluran tekan menuju ke kondensor. 
1.2.2. Kondensor 
Kondensor gambar di samping juga merupakan 
salah satu komponen utama dari sebuah mesin 
pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan 
wujud refrigeran dari uap super-heated (panas 
lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled 
(dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi 
perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah pengembunan/ condensing), maka 
kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari : 
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan 
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja 
Jelas kiranya , bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigeran gas menjadi cair 
dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigeran tersebut ke udara sekitarnya 
atau air sebagai medium pendingin/condensing. Gas dalam kompresor yang bertekanan 
rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap bertekanan tinggi sedemikian rupa, 
sehingga temperatur jenuh pengembunan (condensing saturation temperature) lebih tinggi 
dari temperature medium pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya 
kalor dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ker medium pengembunan, sehingga uap 
refrigean akan terkondensasi. 
1.2.3. Katup Ekspansi 
Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut mausk ke katup 
ekspansi yang mengontrol jumlah refregean yang masuk ke evaporator. Ada banyak jenis 
katup ekspansi, tiga diantaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi otomatis, dan katup 
ekspansi termostatik. 
a. Pipa Kapiler (capillary tube) 
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga adalah 
pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil dan 
panjang tertentu. 
Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter lubang dan panjang 
pipa kapiler. Pipa kapiler diantara kondensor dan evaporator Refrigeran yang melalui 
pipa kapiler akan mulai menguap. Selanjutnya berlangsung proses penguapan yang 
sesungguhnya di evaporator. Jika refrigeran mengandung uap air, maka uap air akan 
membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, 
maka pada saluran masuk pipa kapiler dipasang saringan yang disebut strainer. 
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga refrigeran 
cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada dalam 
sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti 
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai 
ujung evaporator.
Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada sebagian evaporator. Bila 
pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant cair akan masuk ke kompresor 
yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi sistem pipa kapiler mensyaratkan 
suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat. 
Gambar Pipa Kapiler 
b. Katup Ekspansi Otomatis 
Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban tetap (konstan) 
seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa keadaan, untuk beban yang 
berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya. Beberapa 
katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara lain adalah katup ekspansi 
otomatis (KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator besarnya 
tetap konstan. 
. Gambar. K. E. O
Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator menjadi naik karena 
banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di 
evaporator) akan menjadi naik pula. 
Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran akan 
menyempit dan ciran refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang. 
Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan 
tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan masuk 
ke evaporator lebih banyak. Demikian seterusnya. 
c. Katup Ekspansi Termostatik (KET) 
Jika KEO bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di evaporator, maka katup 
ekspansi termostatik (KET) adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan 
besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun 
kondisi beban di evaporator. Lihat gambar di bawah. 
Gambar K.E.T 
Cara kerja KET adalah sebagai berikut : 
Jika beban bertambah, maka cairan refrigran di evaporator akan lebih banyak 
menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut dievaporator akan meningkat. Pada 
akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu (sensing bulb) dari KET tersebut. 
Peningkatan suhu dari evaporator akan menyebabkan uap atau cairan yang terdapat 
ditabung sensor suhu tersebut akan menguap (terjadi pemuaian) sehingga tekanannya 
meningkat. Peningkatan tekanan tersebut akan menekan diafragma ke bawah dan 
membuka katup lebih lebar. Hal ini menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari 
kondensor akan lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di
evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di 
evaporator di jaga tetap konstan pada segala keadaan beban. 
1.2.4. Evaporator 
Pada evaporator, refrigeran menyerap kalor dari ruangan yang didinginkan. Penyerapan 
kalor ini menyebabkan refrigeran mendidih dan berubah wujud dari cair menjadi uap 
(kalor/panas laten). 
Panas yang dipindahkan berupa : 
1. Panas sensibel (perubahan tempertaur) 
Temperatur refrigeran yang memasuki evaporator dari katup ekspansi harus demikian 
sampai temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation temparature). Setelah 
terjadi penguapan, temperatur uap yang meninggalkan evaporator harus pupa 
dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut (super-heated vapor) 
2. Panas laten (perubahan wujud) 
Perpindahan panas terjadi 
penguapan refrigeran. Untuk 
terjadinya perubahan wujud, 
diperlukan panas laten. Dalam 
hal ini perubahan wujud 
tersebut adalah dari cair 
menjadi uap atau mengupa 
(evaporasi). Refrigeran akan 
menyerap panas dari ruang 
sekelilingnya. Adanya proses perpindahan panas pada evaporator dapat menyebabkan 
perubahan wujud dari cair menjadi uap. 
Kapasitas evaporator adalah kemampuan evaporator untuk menyerap panas dalam 
periode waktu tertentu dan sangat ditentukan oleh perbedaan temperatur evaporator 
(evaporator temperature difference). Perbedaan tempertur evaporator adalah 
perbedaan antara temperatur jenus evaporator (evaporator saturation temperature) 
dengan temperatur substansi/benda yang didinginkan. 
Kemampuan memindahkan panas dan konstruksi evaporator (ketebalan, panjang 
dan sirip) akan sangat mempengaruhi kapaistas evaporator lihat gambar di bawah.
1.3. Fungsi alat control pada system refrijerasi Primer 
Suatu unit air conditioning memerlukan sistem pengontrolan secara otomatik agar dapat 
beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis sesuai kebutuhan. Pada prinsipnya sistem 
pengontrolan ini harus mampu memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk 
keperluan otmatisasi proses meliputi tiga kategori fungsi sebagai berikut, yaitu 
(I) fungsi mengatur dan mengontrol kondisi ruang (space), 
(II) fungsi proteksi dan perlindungan dan 
(III) fungsi operasi yang ekonomis. 
1.4. Fungsi Asesoris dan penggunaan peralatan gambar 
2. Menggambar instalasi pipa atau plumbing 
2.1. Simbol-simbol standar yang digunakan dalam instalasi pipa 
2.2. Standar Garis dan huruf yang digunakan 
2.3. Standar kertas Gambar 
2.4. Standarisasi gambar sambungan pipa
2.5. Simbol-simbol alat ukur dan alat control 
2.6. Standar system isolasi panas 
2.7.Menggambar instalasi pemipaan refrijerasi 
2.7.1. Gambar Sket 
2.7.2. Gambar potongan 
2.7.3. Gambar perspektif 
2.7.4. Gambar detail 
2.8.Menggambar instalasi pemipaan refrijerasi dengan Software Autocad 
3. Memeriksa dan Melaporkan Hasil Pekerjaan 
3.1. Data-data dan parameter gambar 
3.2. Memeriksa dan mengkoreksi hasil gambar

More Related Content

What's hot

Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung VortexSistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
nuldaz
 
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Asni Tafrikhatin
 
matering device
matering devicematering device
matering device
lekolekobp
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Chenk Alie Patrician
 

What's hot (20)

Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung VortexSistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
 
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
Sistem Kerja Air Conditioner (AC)
 
Ice cube maker
Ice cube makerIce cube maker
Ice cube maker
 
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
 
Prinsip kerja mesin pendingin pada kulkas 5 pintu
Prinsip kerja mesin pendingin pada kulkas 5 pintuPrinsip kerja mesin pendingin pada kulkas 5 pintu
Prinsip kerja mesin pendingin pada kulkas 5 pintu
 
Heat pump(diagram)
Heat pump(diagram)Heat pump(diagram)
Heat pump(diagram)
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Brine cooling
Brine coolingBrine cooling
Brine cooling
 
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
 
Mesin Pendingin
Mesin PendinginMesin Pendingin
Mesin Pendingin
 
Sistem refrigerasi tabung vortex
Sistem refrigerasi tabung vortexSistem refrigerasi tabung vortex
Sistem refrigerasi tabung vortex
 
utilitas gedung
utilitas gedungutilitas gedung
utilitas gedung
 
Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...
Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...
Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...
 
matering device
matering devicematering device
matering device
 
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
 
Sistem pendingin b
Sistem pendingin bSistem pendingin b
Sistem pendingin b
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
 
Pengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asasPengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asas
 
Agung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendinginAgung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendingin
 

Viewers also liked

207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping
Nico Domli
 
dasar tata udaa cooling load 3
dasar tata udaa cooling load 3dasar tata udaa cooling load 3
dasar tata udaa cooling load 3
try anugrah
 

Viewers also liked (20)

Handout Perpipaan
Handout PerpipaanHandout Perpipaan
Handout Perpipaan
 
Instalasi perpipaan
Instalasi perpipaanInstalasi perpipaan
Instalasi perpipaan
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara
 
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
 
Sistem tataudara
Sistem tataudaraSistem tataudara
Sistem tataudara
 
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
 
HVAC Sysems & AHU
HVAC Sysems & AHUHVAC Sysems & AHU
HVAC Sysems & AHU
 
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaBuku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
 
207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping
 
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualification
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
 
Air handling units
Air handling unitsAir handling units
Air handling units
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
dasar tata udaa cooling load 3
dasar tata udaa cooling load 3dasar tata udaa cooling load 3
dasar tata udaa cooling load 3
 
Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
 

Similar to "Menggambar sistem pemipaan"

Cara kerja lemari es
Cara kerja lemari esCara kerja lemari es
Cara kerja lemari es
Fau Fauziah
 
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegalBalai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Edi Aswanto
 
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptxair_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
dubaisunny
 
Kelompok 9. ahu & chilled water
Kelompok 9. ahu & chilled waterKelompok 9. ahu & chilled water
Kelompok 9. ahu & chilled water
try anugrah
 

Similar to "Menggambar sistem pemipaan" (20)

Cara kerja ac dan bagian
Cara kerja ac dan bagianCara kerja ac dan bagian
Cara kerja ac dan bagian
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Cara kerja lemari es
Cara kerja lemari esCara kerja lemari es
Cara kerja lemari es
 
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegalBalai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
 
1956846.ppt
1956846.ppt1956846.ppt
1956846.ppt
 
1956846 (1).ppt
1956846 (1).ppt1956846 (1).ppt
1956846 (1).ppt
 
Bab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja acBab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja ac
 
MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGAN - COOLING (UNIVERSITAS PASUNDAN)
MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGAN - COOLING (UNIVERSITAS PASUNDAN)MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGAN - COOLING (UNIVERSITAS PASUNDAN)
MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGAN - COOLING (UNIVERSITAS PASUNDAN)
 
Pendingin 2
Pendingin 2Pendingin 2
Pendingin 2
 
Ac
AcAc
Ac
 
Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC Sentral Jenis Water Chill...
Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC Sentral Jenis Water Chill...Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC Sentral Jenis Water Chill...
Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor AC Sentral Jenis Water Chill...
 
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptxair_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
 
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptxair_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
 
Kelompok 9. ahu & chilled water
Kelompok 9. ahu & chilled waterKelompok 9. ahu & chilled water
Kelompok 9. ahu & chilled water
 
chilled water
chilled waterchilled water
chilled water
 
Pemuluwapan
PemuluwapanPemuluwapan
Pemuluwapan
 
2009060801
20090608012009060801
2009060801
 
BAB II .pdf
BAB II .pdfBAB II .pdf
BAB II .pdf
 
Aplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamikAplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamik
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

"Menggambar sistem pemipaan"

  • 1. MENGGAMBAR SISTIM PEMIPAAN REFRIJERAN PRIMER Daftar Isi 1. Mempersiapkan pekerjaan menggambar system pemipaan 1.1.System Refrijerasi Primer Untuk memperoleh efek refrigerasi atau pendinginan dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menggunakan es. Pendinginan dengan es sudah dlakukan orang sejak jaman dahulu. Gambar 5.1 memperlihtakansuatu cara sederhana untuk mendapatkan efel pendinginan pada suatukabinet. Gambar 5.1 Sebuah Refrigerator sederhana. Es balok ditempatkan dalam suatu rak khusus yang dilengkapi dengan pembuangan air, digunakan sebagai medium pendinginan. Sirkulasi udara di dalam almari berlangsung secara alami Rak es Proses pemindahan panas berlangsung antara es dan udara yang ada di dalam refrijerator. Es menerima energi panas dari udara, suhu udara turun. Es mengalami pemanasan sehingga suhunya naik dan mencair menjadi air, dan dibuang ke luar melalui saluran pembuangan. Gambar 5.2 Sebuah Refrigerator sederhana. Liquid refrijeran ditempatkan dalam suatu kontainer khusus yang dilengkapi dengan lubang angin untuk menyalurkan gas refijeran ke udara luar..Sirkulasi udara di dalam almari berlangsung secara alami. Efek refrigerasi diperoleh dengan cara menguapkan liquid refrijeran yang ditempatkan di dalam refrijerator. Karena refrijeran (R134a) berada di bawah tekanan atmosfir normal (1,0132 bar), maka kondisi saturasi refrijeran dicapai pada suhu -29,8oC. Penguapan pada suhu rendah ini, menyebabkan refrijeran dapat menyerap panas udara ruang
  • 2. dengan cepat. Panas yang diserap melalui penguapan liquid refrijeran akan dibuang keluar ruang melalui lubang angin oleh gas refrijeran. Efek pendinginan akan berlangsung terus hingga liquid refrijeerannya habis. Kontainer yang digunakan untuk menyimpan liquid refrijeran disebut evaporator. Evaporator adalah salah satu bagian penting dalam system refrijerasi kompresi mekanikal. 1.2. Fungsi Komponen Utama System Refrijerasi Primer 1.2.1. Kompresor Fungsi dan cara kerja kompresor torak Kompresor gambar di samping merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang sama komrpesor menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi sehingga uap akan tersirkulasi. Kebanyakan kompresor-kompresor yang dipakai saat ini adalah dari jenis torak. Ketika torak bergerak turun dalam silinder, katup hisap teruka dan uap refrigerant masuk dari saluran hisap ke dalam silinder. Pada saat torak bergerak ke atas, tekanan uap di dalam silinder meningkat dan katup hisap menutup, sedangkan katup tekan akan terbuka, sehingga uap refrigean akan ke luar dari silinder melalui saluran tekan menuju ke kondensor. 1.2.2. Kondensor Kondensor gambar di samping juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah pengembunan/ condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
  • 3. Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari : 1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan 2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja Jelas kiranya , bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigeran gas menjadi cair dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigeran tersebut ke udara sekitarnya atau air sebagai medium pendingin/condensing. Gas dalam kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga temperatur jenuh pengembunan (condensing saturation temperature) lebih tinggi dari temperature medium pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya kalor dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ker medium pengembunan, sehingga uap refrigean akan terkondensasi. 1.2.3. Katup Ekspansi Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut mausk ke katup ekspansi yang mengontrol jumlah refregean yang masuk ke evaporator. Ada banyak jenis katup ekspansi, tiga diantaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi otomatis, dan katup ekspansi termostatik. a. Pipa Kapiler (capillary tube) Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara kondensor dan evaporator Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan mulai menguap. Selanjutnya berlangsung proses penguapan yang sesungguhnya di evaporator. Jika refrigeran mengandung uap air, maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa kapiler dipasang saringan yang disebut strainer. Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga refrigeran cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada dalam sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai ujung evaporator.
  • 4. Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada sebagian evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant cair akan masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi sistem pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat. Gambar Pipa Kapiler b. Katup Ekspansi Otomatis Sistem pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban tetap (konstan) seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa keadaan, untuk beban yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya. Beberapa katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara lain adalah katup ekspansi otomatis (KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator besarnya tetap konstan. . Gambar. K. E. O
  • 5. Bila beban evaporator bertambah maka temperatur evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit dan ciran refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang. Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian seterusnya. c. Katup Ekspansi Termostatik (KET) Jika KEO bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di evaporator, maka katup ekspansi termostatik (KET) adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator. Lihat gambar di bawah. Gambar K.E.T Cara kerja KET adalah sebagai berikut : Jika beban bertambah, maka cairan refrigran di evaporator akan lebih banyak menguap, sehingga besarnya suhu panas lanjut dievaporator akan meningkat. Pada akhir evaporator diletakkan tabung sensor suhu (sensing bulb) dari KET tersebut. Peningkatan suhu dari evaporator akan menyebabkan uap atau cairan yang terdapat ditabung sensor suhu tersebut akan menguap (terjadi pemuaian) sehingga tekanannya meningkat. Peningkatan tekanan tersebut akan menekan diafragma ke bawah dan membuka katup lebih lebar. Hal ini menyebabkan cairan refrigeran yang berasal dari kondensor akan lebih banyak masuk ke evaporator. Akibatnya suhu panas lanjut di
  • 6. evaporator kembali pada keadaan normal, dengan kata lain suhu panas lanjut di evaporator di jaga tetap konstan pada segala keadaan beban. 1.2.4. Evaporator Pada evaporator, refrigeran menyerap kalor dari ruangan yang didinginkan. Penyerapan kalor ini menyebabkan refrigeran mendidih dan berubah wujud dari cair menjadi uap (kalor/panas laten). Panas yang dipindahkan berupa : 1. Panas sensibel (perubahan tempertaur) Temperatur refrigeran yang memasuki evaporator dari katup ekspansi harus demikian sampai temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation temparature). Setelah terjadi penguapan, temperatur uap yang meninggalkan evaporator harus pupa dinaikkan untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut (super-heated vapor) 2. Panas laten (perubahan wujud) Perpindahan panas terjadi penguapan refrigeran. Untuk terjadinya perubahan wujud, diperlukan panas laten. Dalam hal ini perubahan wujud tersebut adalah dari cair menjadi uap atau mengupa (evaporasi). Refrigeran akan menyerap panas dari ruang sekelilingnya. Adanya proses perpindahan panas pada evaporator dapat menyebabkan perubahan wujud dari cair menjadi uap. Kapasitas evaporator adalah kemampuan evaporator untuk menyerap panas dalam periode waktu tertentu dan sangat ditentukan oleh perbedaan temperatur evaporator (evaporator temperature difference). Perbedaan tempertur evaporator adalah perbedaan antara temperatur jenus evaporator (evaporator saturation temperature) dengan temperatur substansi/benda yang didinginkan. Kemampuan memindahkan panas dan konstruksi evaporator (ketebalan, panjang dan sirip) akan sangat mempengaruhi kapaistas evaporator lihat gambar di bawah.
  • 7. 1.3. Fungsi alat control pada system refrijerasi Primer Suatu unit air conditioning memerlukan sistem pengontrolan secara otomatik agar dapat beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis sesuai kebutuhan. Pada prinsipnya sistem pengontrolan ini harus mampu memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk keperluan otmatisasi proses meliputi tiga kategori fungsi sebagai berikut, yaitu (I) fungsi mengatur dan mengontrol kondisi ruang (space), (II) fungsi proteksi dan perlindungan dan (III) fungsi operasi yang ekonomis. 1.4. Fungsi Asesoris dan penggunaan peralatan gambar 2. Menggambar instalasi pipa atau plumbing 2.1. Simbol-simbol standar yang digunakan dalam instalasi pipa 2.2. Standar Garis dan huruf yang digunakan 2.3. Standar kertas Gambar 2.4. Standarisasi gambar sambungan pipa
  • 8. 2.5. Simbol-simbol alat ukur dan alat control 2.6. Standar system isolasi panas 2.7.Menggambar instalasi pemipaan refrijerasi 2.7.1. Gambar Sket 2.7.2. Gambar potongan 2.7.3. Gambar perspektif 2.7.4. Gambar detail 2.8.Menggambar instalasi pemipaan refrijerasi dengan Software Autocad 3. Memeriksa dan Melaporkan Hasil Pekerjaan 3.1. Data-data dan parameter gambar 3.2. Memeriksa dan mengkoreksi hasil gambar