SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
Descargar para leer sin conexión
Konsinyering Penyusunan Kebijakan IPTEK bagi Perempuan
Bogor, 24 Februari 2009




                                             Oleh Heru Sutadi




    B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA
     A N E AI LK            AI       S
INDONE IA TE E
      S N L COMMUNICA  TIONSR GUL TOR B
                             E A Y ODY
Status Indikator TIK Indonesia
Manfaat TIK bagi Perempuan
Informasi Negatif TIK
Pendidikan TIK bagi Perempuan
Hukum TIK I d
H k         Indonesia
                    i
Rekomendasi Kebijakan TIK bagi Perempuan
Penutup
ICT Infrastructure Market Overview - Sept 2008




 4
 4
INDIKATOR TIK INDONESIA


Infrastruktur                                        2007   2008
Proporsi RT yang memiliki fix phone                  0,343 0,437
Proporsi RT yang memiliki telepon seluler            1,638 2,162
Proporsi pelanggan telepon seluler                   0,414 0,546
Proporsi RT yang memiliki komputer                   0,114 0,156
Proporsi penduduk yang menggunakan internet mobile   0,006 0,008
Proporsi RT yang memiliki akses internet di rumah    0,023 0,029
Proporsi RT yang memiliki TV                         0,639 0,649
Sumber : ICT Outlook 2009
PENGELUARAN PER KAPITA UNTUK TIK
Jenis Pengeluaran per       Perkotaan   Pedesaan   Kota+      % dari Total
kapita
k it                           (Rp)
                               (R )       (Rp)
                                          (R )   Desa (R )
                                                 D    (Rp)    Pengeluaran

Rekening telepon rumah          5.407        461      2.851            0,81%
Pulsa Hp No perdana
      Hp,                      10.498
                               10 498       2.716
                                            2 716     6.476
                                                      6 476            1,83%
                                                                       1 83%
Kartu telp/telp
                                 474         160       312             0,09%
umum/wartel
Benda pos (wesel,
                                  41          12        26             0,01%
materai dll)
Lainnya (warnet internet)
        (warnet,                 189          99       143             0,04%
                                                                       0 04%
Rata-rata total
                              458.925     254.810   353.421
pengeluaran

Pengeluaran per kapita untuk keperluan pos dan telekomunikasi
sekitar 3% dari rata-rata total pengeluaran perkapita/bulan
                                                       Sumber : ICT Outlook 2009
PENGGUNAAN FASILITAS INTERNET
(%)   7,00
                     6,29
                      ,
      6,00

      5,00
                              4,19
                               ,
      4,00
                                                                                                                  3
      3,00   2,76                      2,63
                                                                                                                          1,99
                                                                                                                          1 99
      2,00                                                                                                                         1,41
                                                                                                         1,32
      1,00                                       0,56              0,5
                                                           0,22             0,33 0,48                                                        0,29
                                                                                               0,09
      0,00
                              Kantor




                                                                            Kantor




                                                                                                                          Kantor
                                                 Lainnya




                                                                                               Lainnya




                                                                                                                                             Lainnya
             rumah




                                       Sekolah




                                                           rumah




                                                                                     Sekolah




                                                                                                         rumah




                                                                                                                                   Sekolah
                     Warnet




                                                                   Warnet




                                                                                                                 Warnet
               Di




                                                             Di




                                                                                                           Di
                                                 L




                                                                                               L




                                                                                                                                             L
                                       S




                                                                                     S




                                                                                                                                   S
                              Kota                                          Desa                                     Kota+Desa


                                                                                                          Sumber : ICT Outlook 2009
Saat ini konten luar negeri sangat popular;
yahoo, facebook, google dll
Dampak: Penyerapan Bandwith Luar Negeri
yang Besar
Situs popular: Detik.com perlu menjadi
pembelajaran untuk menciptakan konten lokal,
khususnya di bid
kh            bidang pendidikan
                         didik
Isu sensitif seputar aturan Pemerintah tentang
               p                             g
pengenaan BHP & Ijin / Registrasi
PENDIDIKAN
Jumlah pelajar perempuan > 50%
(termasuk yang masuk peringkat)
Jumlah Sarjana perempuan = 30%
Jumlah perempuan mencapai posisi puncak <10%

                                     PNS
Jumlah karyawan perempuan 35%
Jumlah S j
J  l h Sarjana P
               Perempuan 30%
Jumlah perempuan di posisi eselon III ke atas 4.5%
DPR 11.5%
          11 5%
   DPRD Propinsi 10%
DPRD Kabupaten/kota 8%
     K b    t /k t


   Eselon I - 9.77%
   Eselon II –– 6 71%
                6.71%
   (data KPU dan BKN 2005)
Menyudutkan p
    y         perempuan
                    p
  RUU dipandang menganggap bahwa kerusakan moral bangsa disebabkan
  karena kaum perempuan tidak bertingkah laku sopan dan tidak menutup
  rapat-rapat seluruh tubuhnya dari pandangan kaum laki-laki. Pemahaman ini
  menempatkan perempuan sebagai pihak yang b
            k                   b      h k       bersalah. Perempuan juga
                                                       l h
  dianggap bertanggungjawab terhadap kejahatan seksual.
  Menurut logika patriarkis di dalam RUU ini, seksualitas dan tubuh penyebab
  pornografi dan pornoaksi merupakan seksualitas dan tubuh perempuan
                                                               perempuan.
  Bahwa dengan membatasi seksualitas dan tubuh perempuan maka akhlak
  mulia, kepribadian luhur, kelestarian tatanan hidup masyarakat tidak akan
  terancam. Seksualitas dan tubuh perempuan dianggap kotor dan merusak
  moral.
  Sedangkan bagi pendukungnya, undang-undang ini dianggap sebagai
  tindakan preventif yang tidak berbeda dengan undang-undang yang berlaku
  umum di masyarakat.
                    k t
UU ini disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR
p
pada 30 Oktober 2008
Perempuan kurang mampu?
Memilih stay at home pada awalnya?
Takut mempunyai posisi lebih tinggi dari
suami / suami melarang?
Kendala dalam peraturan; tertulis/ tidak
tertulis?
Keengganan memilih wanita menjadi
pemimpin?
B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA
     A N E AI LK            AI       S
INDONE IA TE E
      S N L COMMUNICA  TIONSR GUL TOR B
                             E A Y ODY




                BRTI adalah Direktorat Jenderal Pos dan
                Telekomunikasi dan Komite Regulasi Telekomunikasi
                (KRT).
                Dibentuk mulai tg 5 J
                Dib     k     l i   Januari 2004
                                           i 2004.
                Periode pertama (2004-2005) dan Periode Kedua
                (
                (2006-2008).)
                Pada periode Kedua ini teridiri dari 7 orang
                        Dua orang wakil Pemerintah, dipilih langsung oleh Menkominfo,
                        dimana salah satu adalah Dirjen Postel selaku Ketua.
                                                    j
                        Lima orang wakil masyarakat, dipilih oleh Tim Seleksi independen.
                Keputusan dilaksanakan secara kologial, dan setiap
                kesepakatan harus :
                    p
                        Melalui proses pertimbangan yang memperhatikan masukan berupa
                        pendapat dan pemikiran yang berkembang dalam masyarakat.
                        Menjamin transparansi, independensi dan memenuhi rasa keadilan.


                                                                                            18
B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA
     A N E AI LK            AI       S
INDONE IA TE E
      S N L COMMUNICA  TIONSR GUL TOR B
                             E A Y ODY




             Sesuai KM. 31 / 2003 dan 67/2003, FUNGSI & WEWENANG BRTI
               adalah :
                d l h
               Fungsi Pengaturan
                             Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang perizinan jaringan dan jasa
                             telekomunikasi yang dikompetisikan sesuai Kebijakan Menteri terkait
                                                                                         terkait.
                             Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standar kinerja operasi
                             penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi.
                             Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang biaya interkoneksi.
                             Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standardisasi alat dan
                             perangkat telekomunikasi.
                     Fungsi Pengawasan
                             Mengawasi kinerja operasi penyelenggaraan jasa dan jaringan
                             telekomunikasi yang dik
                               l k      ik i     dikompetisikan.
                                                           i ik
                             Mengawasi persaingan usaha penyelenggaraan jasa dan jaringan
                             telekomunikasi yang dikompetisikan.
                             Mengawasi penggunaan alat dan perangkat penyelenggaraan jasa dan
                             jaringan telekomunikasi yang dik
                             j i        l k    ik i       dikompetisikan.
                                                                  i ik
                     Fungsi Pengendalian
                             Memfasilitasi penyelesaian perselisihan.
                             Memantau penerapan standar kualitas layanan
                                                                    layanan.


                                                                                                     19
B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA
     A N E AI LK            AI       S
INDONE IA TE E
      S N L COMMUNICA  TIONSR GUL TOR B
                             E A Y ODY




                Permen 24/2005 tentang perlindungan
                konsumen, menyatakan bahwa setiap fitur
                berbayar tidak dapat dipaksakan kepada
                pelanggan, sebelum berlangganan harus
                sepengetahuan pelanggan yang
                  p g           p    gg y g
                bersangkutan.

                Pancangan Permen untuk QoS minimum yang
                harus dipenuhi oleh para penyelenggara
                PSTN, STBS, Internet, BWA telah dibahas
                 S    S S                   l hdb h
                bersama para operator, dan telah dimuat di
                web untuk masukan-masukan dan tanggapan
                          masukan masukan
                sebelum menjadi peraturan Menteri.           20
UU no 36/ 1999 ; Kompetisi Multi Operator
   no.36/
Pasar terbuka
Tidak ada hambatan dalam peraturan
Faktor pendukung
Menambah pengetahuan melalui internet dan
Tele-education
Pengendalian pekerjaan dari rumah melalui
home office ataupun UKM
Strategi Pemerintah
Kesempatan yang lebih bagi perempuan
 dalam pendidikan dan lapangan kerja

Sosialisasi
 di Sekolah
 Masyarakat
 Perusahaan
 Perempuan
Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi
Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

Más contenido relacionado

Más de Heru Sutadi

Keamanan Siber di Era Big Data
Keamanan Siber di Era Big DataKeamanan Siber di Era Big Data
Keamanan Siber di Era Big DataHeru Sutadi
 
Big Data and Artificial Intelligence in Indonesia
Big Data and Artificial Intelligence in IndonesiaBig Data and Artificial Intelligence in Indonesia
Big Data and Artificial Intelligence in IndonesiaHeru Sutadi
 
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi Digital
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi DigitalKeuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi Digital
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi DigitalHeru Sutadi
 
E-Commerce in Indonesia
E-Commerce in IndonesiaE-Commerce in Indonesia
E-Commerce in IndonesiaHeru Sutadi
 
Executing Digital Payment Strategy
Executing Digital Payment StrategyExecuting Digital Payment Strategy
Executing Digital Payment StrategyHeru Sutadi
 
Big Data Strategy
Big Data StrategyBig Data Strategy
Big Data StrategyHeru Sutadi
 
Latest Update Bigdata in indonesia
Latest Update Bigdata in indonesiaLatest Update Bigdata in indonesia
Latest Update Bigdata in indonesiaHeru Sutadi
 
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberIndonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberHeru Sutadi
 
Hasil kajian Big Data di Indonesia
Hasil kajian Big Data di IndonesiaHasil kajian Big Data di Indonesia
Hasil kajian Big Data di IndonesiaHeru Sutadi
 
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition - in English
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition  - in EnglishIndonesia ICT Institute Newsletter November Edition  - in English
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition - in EnglishHeru Sutadi
 
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...Heru Sutadi
 
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Heru Sutadi
 
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English Version
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English VersionIndonesia ICT NewLetter October Edition - English Version
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English VersionHeru Sutadi
 
Indonesia LTE Forum
Indonesia LTE ForumIndonesia LTE Forum
Indonesia LTE ForumHeru Sutadi
 
Spectrum Management in Indonesia
Spectrum Management in IndonesiaSpectrum Management in Indonesia
Spectrum Management in IndonesiaHeru Sutadi
 
Cloud Computing in Indonesia
Cloud Computing in IndonesiaCloud Computing in Indonesia
Cloud Computing in IndonesiaHeru Sutadi
 
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran Digital
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran DigitalDigital Payment in Indonesia - Pembayaran Digital
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran DigitalHeru Sutadi
 
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan Implikasinya
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan ImplikasinyaPerkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan Implikasinya
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan ImplikasinyaHeru Sutadi
 
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di Indonesia
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di IndonesiaPerkembangan ICT dan Pemanfaatannya di Indonesia
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di IndonesiaHeru Sutadi
 
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA Heru Sutadi
 

Más de Heru Sutadi (20)

Keamanan Siber di Era Big Data
Keamanan Siber di Era Big DataKeamanan Siber di Era Big Data
Keamanan Siber di Era Big Data
 
Big Data and Artificial Intelligence in Indonesia
Big Data and Artificial Intelligence in IndonesiaBig Data and Artificial Intelligence in Indonesia
Big Data and Artificial Intelligence in Indonesia
 
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi Digital
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi DigitalKeuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi Digital
Keuangan Syariah Indonesia di Era Ekonomi Digital
 
E-Commerce in Indonesia
E-Commerce in IndonesiaE-Commerce in Indonesia
E-Commerce in Indonesia
 
Executing Digital Payment Strategy
Executing Digital Payment StrategyExecuting Digital Payment Strategy
Executing Digital Payment Strategy
 
Big Data Strategy
Big Data StrategyBig Data Strategy
Big Data Strategy
 
Latest Update Bigdata in indonesia
Latest Update Bigdata in indonesiaLatest Update Bigdata in indonesia
Latest Update Bigdata in indonesia
 
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi DsemberIndonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
Indonesia ICT Institute Newsletter - Edisi Dsember
 
Hasil kajian Big Data di Indonesia
Hasil kajian Big Data di IndonesiaHasil kajian Big Data di Indonesia
Hasil kajian Big Data di Indonesia
 
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition - in English
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition  - in EnglishIndonesia ICT Institute Newsletter November Edition  - in English
Indonesia ICT Institute Newsletter November Edition - in English
 
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...
Eksistensi Kebudayaan di Tengah Perkembangan Media dan Teknologi Informasi In...
 
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
Indonesia ICT Institute NewsLetter Edisi November 2012
 
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English Version
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English VersionIndonesia ICT NewLetter October Edition - English Version
Indonesia ICT NewLetter October Edition - English Version
 
Indonesia LTE Forum
Indonesia LTE ForumIndonesia LTE Forum
Indonesia LTE Forum
 
Spectrum Management in Indonesia
Spectrum Management in IndonesiaSpectrum Management in Indonesia
Spectrum Management in Indonesia
 
Cloud Computing in Indonesia
Cloud Computing in IndonesiaCloud Computing in Indonesia
Cloud Computing in Indonesia
 
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran Digital
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran DigitalDigital Payment in Indonesia - Pembayaran Digital
Digital Payment in Indonesia - Pembayaran Digital
 
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan Implikasinya
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan ImplikasinyaPerkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan Implikasinya
Perkembangan Jejaring Sosial (Social Networks) di Indonesia dan Implikasinya
 
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di Indonesia
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di IndonesiaPerkembangan ICT dan Pemanfaatannya di Indonesia
Perkembangan ICT dan Pemanfaatannya di Indonesia
 
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA
RETHINKING ICT REGULATION TO FOSTER EMERGING TELECOMS BUSINESS IN INDONESIA
 

Women and ICT - Perempuan dan Teknologi Informasi

  • 1. Konsinyering Penyusunan Kebijakan IPTEK bagi Perempuan Bogor, 24 Februari 2009 Oleh Heru Sutadi B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA A N E AI LK AI S INDONE IA TE E S N L COMMUNICA TIONSR GUL TOR B E A Y ODY
  • 2. Status Indikator TIK Indonesia Manfaat TIK bagi Perempuan Informasi Negatif TIK Pendidikan TIK bagi Perempuan Hukum TIK I d H k Indonesia i Rekomendasi Kebijakan TIK bagi Perempuan Penutup
  • 3.
  • 4. ICT Infrastructure Market Overview - Sept 2008 4 4
  • 5. INDIKATOR TIK INDONESIA Infrastruktur 2007 2008 Proporsi RT yang memiliki fix phone 0,343 0,437 Proporsi RT yang memiliki telepon seluler 1,638 2,162 Proporsi pelanggan telepon seluler 0,414 0,546 Proporsi RT yang memiliki komputer 0,114 0,156 Proporsi penduduk yang menggunakan internet mobile 0,006 0,008 Proporsi RT yang memiliki akses internet di rumah 0,023 0,029 Proporsi RT yang memiliki TV 0,639 0,649 Sumber : ICT Outlook 2009
  • 6. PENGELUARAN PER KAPITA UNTUK TIK Jenis Pengeluaran per Perkotaan Pedesaan Kota+ % dari Total kapita k it (Rp) (R ) (Rp) (R ) Desa (R ) D (Rp) Pengeluaran Rekening telepon rumah 5.407 461 2.851 0,81% Pulsa Hp No perdana Hp, 10.498 10 498 2.716 2 716 6.476 6 476 1,83% 1 83% Kartu telp/telp 474 160 312 0,09% umum/wartel Benda pos (wesel, 41 12 26 0,01% materai dll) Lainnya (warnet internet) (warnet, 189 99 143 0,04% 0 04% Rata-rata total 458.925 254.810 353.421 pengeluaran Pengeluaran per kapita untuk keperluan pos dan telekomunikasi sekitar 3% dari rata-rata total pengeluaran perkapita/bulan Sumber : ICT Outlook 2009
  • 7. PENGGUNAAN FASILITAS INTERNET (%) 7,00 6,29 , 6,00 5,00 4,19 , 4,00 3 3,00 2,76 2,63 1,99 1 99 2,00 1,41 1,32 1,00 0,56 0,5 0,22 0,33 0,48 0,29 0,09 0,00 Kantor Kantor Kantor Lainnya Lainnya Lainnya rumah Sekolah rumah Sekolah rumah Sekolah Warnet Warnet Warnet Di Di Di L L L S S S Kota Desa Kota+Desa Sumber : ICT Outlook 2009
  • 8. Saat ini konten luar negeri sangat popular; yahoo, facebook, google dll Dampak: Penyerapan Bandwith Luar Negeri yang Besar Situs popular: Detik.com perlu menjadi pembelajaran untuk menciptakan konten lokal, khususnya di bid kh bidang pendidikan didik Isu sensitif seputar aturan Pemerintah tentang p g pengenaan BHP & Ijin / Registrasi
  • 9.
  • 10. PENDIDIKAN Jumlah pelajar perempuan > 50% (termasuk yang masuk peringkat) Jumlah Sarjana perempuan = 30% Jumlah perempuan mencapai posisi puncak <10% PNS Jumlah karyawan perempuan 35% Jumlah S j J l h Sarjana P Perempuan 30% Jumlah perempuan di posisi eselon III ke atas 4.5%
  • 11. DPR 11.5% 11 5% DPRD Propinsi 10% DPRD Kabupaten/kota 8% K b t /k t Eselon I - 9.77% Eselon II –– 6 71% 6.71% (data KPU dan BKN 2005)
  • 12.
  • 13. Menyudutkan p y perempuan p RUU dipandang menganggap bahwa kerusakan moral bangsa disebabkan karena kaum perempuan tidak bertingkah laku sopan dan tidak menutup rapat-rapat seluruh tubuhnya dari pandangan kaum laki-laki. Pemahaman ini menempatkan perempuan sebagai pihak yang b k b h k bersalah. Perempuan juga l h dianggap bertanggungjawab terhadap kejahatan seksual. Menurut logika patriarkis di dalam RUU ini, seksualitas dan tubuh penyebab pornografi dan pornoaksi merupakan seksualitas dan tubuh perempuan perempuan. Bahwa dengan membatasi seksualitas dan tubuh perempuan maka akhlak mulia, kepribadian luhur, kelestarian tatanan hidup masyarakat tidak akan terancam. Seksualitas dan tubuh perempuan dianggap kotor dan merusak moral. Sedangkan bagi pendukungnya, undang-undang ini dianggap sebagai tindakan preventif yang tidak berbeda dengan undang-undang yang berlaku umum di masyarakat. k t
  • 14. UU ini disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR p pada 30 Oktober 2008
  • 15.
  • 16. Perempuan kurang mampu? Memilih stay at home pada awalnya? Takut mempunyai posisi lebih tinggi dari suami / suami melarang? Kendala dalam peraturan; tertulis/ tidak tertulis? Keengganan memilih wanita menjadi pemimpin?
  • 17.
  • 18. B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA A N E AI LK AI S INDONE IA TE E S N L COMMUNICA TIONSR GUL TOR B E A Y ODY BRTI adalah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dan Komite Regulasi Telekomunikasi (KRT). Dibentuk mulai tg 5 J Dib k l i Januari 2004 i 2004. Periode pertama (2004-2005) dan Periode Kedua ( (2006-2008).) Pada periode Kedua ini teridiri dari 7 orang Dua orang wakil Pemerintah, dipilih langsung oleh Menkominfo, dimana salah satu adalah Dirjen Postel selaku Ketua. j Lima orang wakil masyarakat, dipilih oleh Tim Seleksi independen. Keputusan dilaksanakan secara kologial, dan setiap kesepakatan harus : p Melalui proses pertimbangan yang memperhatikan masukan berupa pendapat dan pemikiran yang berkembang dalam masyarakat. Menjamin transparansi, independensi dan memenuhi rasa keadilan. 18
  • 19. B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA A N E AI LK AI S INDONE IA TE E S N L COMMUNICA TIONSR GUL TOR B E A Y ODY Sesuai KM. 31 / 2003 dan 67/2003, FUNGSI & WEWENANG BRTI adalah : d l h Fungsi Pengaturan Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang perizinan jaringan dan jasa telekomunikasi yang dikompetisikan sesuai Kebijakan Menteri terkait terkait. Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standar kinerja operasi penggunaan jaringan dan jasa telekomunikasi. Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang biaya interkoneksi. Menyusun dan menetapkan ketentuan tentang standardisasi alat dan perangkat telekomunikasi. Fungsi Pengawasan Mengawasi kinerja operasi penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi yang dik l k ik i dikompetisikan. i ik Mengawasi persaingan usaha penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi yang dikompetisikan. Mengawasi penggunaan alat dan perangkat penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi yang dik j i l k ik i dikompetisikan. i ik Fungsi Pengendalian Memfasilitasi penyelesaian perselisihan. Memantau penerapan standar kualitas layanan layanan. 19
  • 20. B DA R GUL S TE E OMUNIK S INDONE IA A N E AI LK AI S INDONE IA TE E S N L COMMUNICA TIONSR GUL TOR B E A Y ODY Permen 24/2005 tentang perlindungan konsumen, menyatakan bahwa setiap fitur berbayar tidak dapat dipaksakan kepada pelanggan, sebelum berlangganan harus sepengetahuan pelanggan yang p g p gg y g bersangkutan. Pancangan Permen untuk QoS minimum yang harus dipenuhi oleh para penyelenggara PSTN, STBS, Internet, BWA telah dibahas S S S l hdb h bersama para operator, dan telah dimuat di web untuk masukan-masukan dan tanggapan masukan masukan sebelum menjadi peraturan Menteri. 20
  • 21. UU no 36/ 1999 ; Kompetisi Multi Operator no.36/ Pasar terbuka Tidak ada hambatan dalam peraturan Faktor pendukung Menambah pengetahuan melalui internet dan Tele-education Pengendalian pekerjaan dari rumah melalui home office ataupun UKM
  • 22. Strategi Pemerintah Kesempatan yang lebih bagi perempuan dalam pendidikan dan lapangan kerja Sosialisasi di Sekolah Masyarakat Perusahaan Perempuan