2. LATAR BELAKANG
• Antara pengetahuan dan kebenaran memiliki ikatan yang
kuat
• Manusia berpikir, berusaha untuk menemukan
pengetahuan yang benar
• Pada hakikatnya kebenaran adalah tujuan dari aktivitas
ilmu pengetahuan yang berkembang
• Kebenaran yang dinyatakan dalam Al-Qur’an dalam QS.
Al Imran ayat 60: “(Apa yang telah Kami ceritakan itu),
Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu
janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu”
• Dalam mengkaji suatu keilmuan perlu penjabaran
bagaimana proses kebenaran
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kebenaran?
2. Bagaimana sifat-sifat kebenaran?
3. Apa saja jenis-jenis kebenaran?
4. Apa saja macam-macam kebenaran?
5. Bagaimana cara menemukan kebenaran?
6. Bagaimana analisis penulis mengenai teori
kebenaran?
4. 1. PENGERTIAN KEBENARAN
Banyak para filsuf memiliki perbedaan dalam
mendefinisikan kebenaran, karena usaha untuk
memberikan definisi kebenaran mengalami banyak
kesulitan.
Poedjawiyatna
(1987:16),
Kebenaran
persesuaian antara pengetahuan dan objeknya
adalah
Aristoteles, Kebenaran adalah soal kesesuaian antara
apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan
yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai
apa tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan
sebagaimana adanya
5. 2. SIFAT-SIFAT KEBENARAN
TIM DOSEN FILSAFAT ILMU FAK. FILSAFAT UGM Yogyakarta
(1996), membedakan menjadi 3 hal:
1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan
2. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari
bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang
membangun pengetahuannya
3. Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya
pengetahuan
6. 3. JENIS-JENIS KEBENARAN
A.M.W. Pranarka (1987), membedakan menjadi
tiga jenis kebenaran:
1. Kebenaran Epistemological, kebenaran ini
berhubungan dengan pengetahuan manusia
2. Kebenaran Ontological adalah kebenaran
sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala
sesuatu yang ada ataupun diadakan
3. Kebenaran Semantikal/Kebenaran Moral,
kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam
tutur kata dan bahasa
7. JENIS LAIN….
1. Kebenaran Ilmiah. Kebenaran ini yang akan
menjadi
pokok
perbincangan
dalam
membahas lima teori kebenaran
2. Kebenaran Non Ilmiah, meliputi:
a) Pengetahuan biasa, keingintahuan manusia
dalam kehidupan sehari-hari
b) Mitos, substansinya tidak memuat objek yang
faktual dan aktual
c) Wahyu, dalam bahasa Diin Al Islam, Allah dengan
kebijakannya memasukkan hal tersebut sebagai
hal yang pertama-tama yang harus diimani saja
8. 4. MACAM-MACAM TEORI KEBENARAN
1. TEORI
KEBENARAN
SALING
BERSESUAIAN
(CORRESPONDENCE THEORY OF TRUTH)
2. TEORI
KEBENARAN
SALING
BERHUBUNGAN
(COHERENCE THEORY OF TRUTH)
3. TEORI KEBENARAN PROPOSISI
4. TEORI KEBENARAN PRAGMATIK (THE PRAGMATIC
THEORY OF TRUTH)
5. TEORI KEBENARAN STRUKTURAL PARADIGMATIK
9. 1. TEORI KEBENARAN SALING BERSESUAIAN
(CORRESPONDENCE THEORY OF TRUTH)
Teori kebenaran yang paling awal dan tua
White (1978), disebut juga teori tradisional
Kattsof (1986), “Kebenaran atau keadaan benar berupa
kesesuaian (Correspondence) antara makna yang
dimaksudkan oleh suatu pernyataan dengan apa yang
sungguh-sungguh merupakan halnya atau apa yang
merupakan fakta-faktanya”
Teori yang berangkat dari teori Aristoteles yang
menyatakan, Segala sesuatu yang diketahui adalah suatu
yang dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal
oleh subjek
10. Lanjutan (Teori Kebenaran Saling Bersesuaian)
Atau suatu pengetahuan mempunyai nilai besar
apabila pengetahuan mempunyai saling
kesesuaian
dengan
kenyataan
yang
diketahuinya.
Teori berpandangan bahwa suatu proposisi
bernilai benar apabila saling bersesuaian
dengan dunia kenyataan. Kebenaran dapat
dibuktikan secara langsung pada dunia
kenyataan. Kebenaran itu kesesuaian dengan
fakta, keselarasan dengan realitas, dan
keserasian dengan situasi aktual
11. Contohnya (Teori Kebenaran Saling
Bersesuaian)
Pengetahuan air akan menguap jika dipanasi
sampai 100 derajat. Pengetahuan tersebut benar
kalau kemudian dicoba memanasi air dan diukur
sampai 100 derajat. Jika terbukti tidak menguap
maka
pengetahuan
dinyatakan
salah
dan
terbukti benar air menguap, maka pengetahuan
tersebut dinyatakan benar
12. 2. TEORI KEBENARAN SALING
BERHUBUNGAN (COHERENCE THEORY OF
TRUTH)
Teori ini dibangun oleh para pemikir rasionalis
seperti Leibniz, Spinoza, Hegel, dan Bradley,
maupun Plato dan Aristoteles
Teori ini juga disebut dengan teori Konsistensi
Katsoff, teori Koherensi yaitu suatu proposisi
cenderung benar jika proposisi tersebut dalam
keadaan saling berhubungan dengan proposisiproposisi yang lain benar, atau jika makna yang
dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan
dengan pengalaman kita
13. LANJUTAN (Teori Kebenaran Saling Berhubungan
(Coherence Theory of Truth)
Proposisi tersebut benar jika mempunyai hubungan
dengan proposisi yang terdahulu benar
Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat
melalui fakta sejarah apabila merupakan proposisi
sejarah atau memakai logika apabila merupakan
pernyataan bersifat logis
Secara sederhana, Suatu proposisi itu atau makna
pernyataan dari suatu pengetahuan bernilai benar
bila proposisi itu mempunyai hubungan dengan ideide dari proposisi yang terdahulu yang bernilai
benar
14. CONTOHNYA (Teori Kebenaran Saling
Berhubungan (Coherence Theory of Truth)
• Kita mempunyai pengetahuan bahwa semua
manusia pasti akan mati adalah pernyataan yang
memang benar adanya. Jika Ahmad adalah
manusia, maka pernyataan bahwa Ahmad pasti
akan mati, merupakan pernyataan yang benar
pula. Sebab pernyataan kedua konsisten dengan
pernyataan yang benar.
15. 3. TEORI KEBENARAN PROPOSISI
Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila
sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi.
Dalam logika proposisi yang lain, proposisi benar tidak
dilihat pada benar formilnya, melainkan dilihat pada
benar materiilnya.
Noeng Muhadjir, membedakan benar formil dengan
benar materiil. Logika matematik sederhana: 1/2a=1/2
b; sehingga a=b. matematik teoritik simbolik logika
tersebut benar.
16. LANJUTAN (Teori Kebenaran Proposisi)
Kita tahu bahwa ½ gelas isi kalau dilukis akan memiliki
gambar sama dengan ½ gelas kosong, sesuai dengan
logika matematik simbolik teoritik tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa isi sama dengan kosong.
Bentuk formilnya sudah benar, tetapi materiilnya salah.
Proposisi tidak lain adalah suatu pernyataan yang berisi
banyak konsep yang kompleks. Kebenaran ini akan sangat
bergantung pada situasi dan kondisi yang melatarinya,
pengalaman, kemampuan, dan usia memengaruhi
kepemilikian epistemo tentang kebenaran.
17. 4. TEORI KEBENARAN PRAGMATIK (THE
PRAGMATIC THEORY OF TRUTH)
Tokoh teori ini adalah Charles Sander Pierce
(1834-1914), William James (1842-1920), John
Dewey (1859)
Teori menyatakan bahwa kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan menggunakan kriteria
fungsional. Jika pernyataan tersebut memiliki
fungsi atau kegunaan dalam kehidupan praktis
Menurut paham ini bukan kebenaran yang dilihat
dari segi etik, baik atau buruk, tetapi kebenaran
yang didasarkan pada kegunaannya
18. LANJUTAN ..Teori Kebenaran Pragmatik (The
Pragmatic Theory of Truth)
Kebenaran dibuktikan oleh kegunaannya, oleh
hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya.
Jadi kebenaran adalah apa saja yang berlaku
(works)
Seperti yang dikemukakan oleh penganutnya:
1) Sesuatu itu benar apabila memuaskan keinginan
dan tujuan manusia
2) Sesuatu itu benar apabila dapat diuji benar
dengan eksperimen
3) Sesuatu itu benar apabila ia mendorong atau
membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
19. CONTOHNYA… ..Teori Kebenaran Pragmatik
(The Pragmatic Theory of Truth)
Bagi pragmatisme, suatu agama itu bukan benar
karena Tuhan yang disembah oleh penganut
agama itu sungguh-sungguh ada, tetapi agama itu
dianggap benar karena pengaruhnya yang positif
atas kehidupan manusia; berkat kepercayaan
orang akan Tuhan maka kehidupan masyarakat
berlaku secara tertib dan jiwanya semakin tenang
Begitu juga dengan ilmu perbintangan bermanfaat
bagi nelayan tapi tidak untuk para pedagang
20. 5. TEORI KEBENARAN STRUKTURAL
PARADIGMATIK
Noeng
Muhadjir
menyatakan
bahwa
kebenaran struktural berkembang dari
kebenaran
korespondensi.
Konsep
paradigmatik, menurutnya dikembangkan dari
banyak ahli, antara lain Thomas Kuhn.
Teori dinyatakan benar jika teori itu
berdasarkan pada paradigma atau perspektif
tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang
mengakui atau mendukung paradigma
tersebut
21. LANJUTAN.. Teori kebenaran Struktural
Paradigmatik
Lichtenberg menemukan identitas struktural kualitatif
dari berbagai domain disiplin ilmu. Misalnya, ada
pembiasaan sinar karena gravitasi bumi. Setahun pada
umumnya 365 hari, kecuali pada tahun kabisat. Ini
bukan sekedar perhitungan hari dalam setahunnya,
melainkan terkait pada rotasi bumi, dan lainnya
(pembicaraan bidang astronomi). Dua contoh tersebut
menunjukkan adanya hubungan struktural antar
berbagai sesuatu yang konstan, yang berada pada
domain disiplin ilmu yang mungkin beragam/berbeda.
Hubungan struktural ini disebut Lictenberg sebagai
paradigmata
22. 5. CARA MENEMUKAN KEBENARAN
Cara-cara untuk menemukan kebenaran
diuraikan oleh Hartono Kasmadi, dkk., (1990),
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Penemuan secara kebetulan.
Penemuan ‘Coba dan Ralat’ (Trial and Error).
Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
Penemuan secara spekulatif
Penemuan kebenaran lewat cara berpikir kritis
dan rasional
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
23. 6. ANALISIS TEORI KEBENARAN
Musa Asy’ari, menyatakan bahwa kebenaran selalu
berkaitan dengan dimensi keilmuan (Asyari: 75) akan tetapi
perlu disadari bahwa kebenaran yang bersandar pada ilmu
tidak sepenuhnya mutlak, sebab sandaran ilmu selalu
dipengaruhi oleh pilihan, selalu tidak pernah menyeluruh,
selalu dipengaruhi oleh realitas ruang dan waktu dan
hasilnya selalu berubah sehingga akan mempengaruhi pada
realitas kebenaran yang ada. (Asy’ari: 77) jadi dapat
disimpulkan bahwa kebenaran yang bersandar pada ilmu
bersifat relatif.
24. KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) adalah kebenaran kita
berkemungkinan
salah,
kesalahan
orang
lain
berkemungkinan benar. Hanya kebenaran Tuhan yang
benar-benar benar
Analisis penulis sendiri tentang kebenaran, dengan merujuk
kepada pendapat-pendapat sebelumnya bahwa kebenaran
yang diperoleh dengan berbagai tahap-tahap ilmiah perlu
juga harus disikapi dengan pengembangan sikap dan
kepribadian.
25. Sehingga kita tidak mudah menyatakan bahwa
kebenaran yang kita terima memang benar-benar
benar
Apalagi kebenaran tersebut merupakan suatu
perpaduan antara ilmu, filsafat dan agama.
Dalam Islam dengan gamblang telah mengcover
hal tersebut yang tertuang dalam QS. Al Imran
ayat 60, seperti yang telah dijelaskan dalam
pembahasan sebelumnya.
26. KESIMPULAN
Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim
sebagai yang diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya.
Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang
dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya
Sifat dari kebenaran tersebut menurut Tim Dosen Filsafat
Ilmu Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta itu berkaitan dengan
kualitas
pengetahuan;
dikaitkan
dengan
sifat
atau
karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah
seseorang membangun pengetahuannya; dan kebenaran
yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan
27. Teori kebenaran secara ilmiah terbagi menjadi lima
yaitu
Teori
Kebenaran
Saling
Bersesuaian
(Correspondence Theory of Truth), Teori Kebenaran
Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth),
Teori
Kebenaran
Proposisi,
Teori
Kebenaran
Pragmatik (The Pragmatic Theory of Truth) dan Teori
Kebenaran Struktural Paradigmatik
Cara yang digunakan untuk menemukan kebenaran
adalah dengan cara ilmiah dan non ilmiah